Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

(1)

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di

Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Sri Sariyantie Pardosi

122500003

Program Studi D III Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara


(2)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Sri Sariyantie Pardosi

NIM : 122500003

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul“Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan

Amplas” adalah benar hasil karya saya sendiri, kecuali dalam pengutipan substansi disebutkan sumber nyadan belum pernah dianjurkan kepada institusi mana pun serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan atau paksaan dari pihak mana pun serta bersedi amendapat sanksi akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.


(3)

(4)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas berkat dan cinta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmia

(KTI) yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah

kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas.”

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua dan keluarga teristimewa my super mom mama Delika Pasaribu yang selalu mendukung dan memberikan yang terbaik. Penulis juga mengucapakan terimakasih kepada Ibu Siti Zahara Nasution S.Kep. MNS selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan berharga kepada penulis dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini hingga ujian akhir dan kepada Ibu R. Devi Tumanggor S.Kep. Ns. MNurs. MntHlth. selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan saran dan kritik yang sangat berharga.

Disamping itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Progaram Studi Ilmu Keperawatan D-III, serta rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu persatu disini yang telah membantu penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat.

Medan, Juni 2015


(5)

LEMBAR PENGESAHAN ... . ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan... 3

Manfaat... 4

BAB II PENGELOLAAN KASUS A.Konsep Dasar Asuahn Keperawtan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh 1. Pengkajian ... 6

2. Analisa Data ... 9

3. Rumusan Masalah ... 10

4. Perencanaan ... 12

B.Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 16

2. Analisa Data ... 21

3. Rumusan Masalah ... 23

4. Perencanaan ... 24

5. Implementasi ... 28

6. Evaluasi ... 28

BAB III PENUTUP Kesimpulan ... 31

Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32


(6)

2. Pengkajian Pasien ... 36

3. Materi Penyuluhan ... 45

4. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ... 48


(7)

A. Latar Belakang

Nutrisi adalah zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2003).

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain (Hidayat, 2006).

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan pemasukan makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.status nutrisi seseoraang muncul dari gabungan beberapa faktor yakni faktor lingkungan, genetik, dan juga perilaku individu.perilaku merupakan faktor terbesar kedua yang mempengaruhi status nutrisi seseorang. Untuk mengatasi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh diperlukan perubahan sosial berupa gaya hidup, aktivitas fisik, perilaku makan, dan disertai dengan penyiapan lingkungan yang kondusif (Notoadmojo, 2003).

Pada 2010-2012, FAO (Food Agricultural Organization) memperkirakan sekitar 870 juta orang dari 7,1 miliar orang penduduk dunia atau 1 dari 8 orang


(8)

penduduk dunia menderita kurang gizi. Sebagian besar (852 juta)di antaranya tinggal di negara-negara berkembang (Kompas, 19 Januari 2015).

Anak-anak merupakan penderita gizi buruk terbesar diseluruh dunia. Dilihat dari segi wilayah, lebih dari 70% kasus gizi buruk pada anak didominasi kawasan Asia, sedangkan 26 persen di Afrika, dan 4 persen di Amerika Latin serta Karibia (Kompas, 19 Januari 2015).

Menurut Laporan Nutrisi Global 2014, Indonesia salah satu dari 17 negara dengan masalah serius terkait jumlah anak pendek, kurus akibat gizi buruk, sekaligus kelebihan berat badan pada balita (Kompas, 19 Januari2015).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, 2010, 2013 menunjukkkan bahwa Indonesia masih memiliki msalah kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus (wasting) anak balita dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun 12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek (stunting) sebesar 38,6 %, 35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturu-turut 18,4%, 17,9%,dan 19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah remaja berdasarkan Riskesdas 2010 sebesar 28,5% (lampiran Permenkes Indonesia Nomor 41 tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang).

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2008) prevalensi kasus gizi buruk di Sumut tahun 2007, sebesar 4,4% dan gizi kurang 18,8%. Berdasrkan data tersebut, kasus di Sumut masih dibawah angka nasional yang menetapkan maksimal kasus gizi buruk 5% dan untuk gizi kurang 20%. Fenomena gizi buruk bagai gunung es dimana banyak kasus gizi buruk yang tidak terdeteksi oleh para petugas kesehatan dan kader. Hal ini terjadi karena kurangnya


(9)

partisipasi ibu dan keluarganya untuk memanfaatkan posyandu dan puskesmas yang berada dilingkungannya.

Kota Medan merupakan salah satu kota di Sumut yang mengalami masalah peningkatan kasus gizi buruk. Pada tahun 2007, di Kota Medan terdapat 8 kasus gizi buruk pada balita sedangkan tahun 2008 ditemukan 460 (0,34%) kasus balita gizi buruk. Pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 460 kasus gizi buruk karena dilaksanakan kegiatan secara aktif untuk menjaring balita gizi buruk melalui opersi timbang wajib yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas dan puskesmas pembantu sehingga balita yang selama ini tidak pernah datang keposyandu dapat terjaring pada saat opersi ini (Dinkes Kota Medan, 2009).

Kasus gizi buruk terbanyak di Kota Medan berada di Puskesmas Amplas Kecamatan Medan Amplas yaitu sebanyak 43 kasus (0,61%). Jumlah balita yang berada diwilayah kerja Puskesmas Amplas sebanyak 13.811 sedangkan balita yang ditimbang hanya 7.021 balita (Dinkes Kota Medan, 2009).

B.Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mendapatkan gambaran serta memberikan asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2. Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian pada klien dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.


(10)

2) Menentukan diagnosa keperawatan yang terkait dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3) Menentukan dan melakukan perencanaan keperawatan pada klien dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 4) Menentukan dan melakukan implementasi keperawatan pada klien

dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 5) Menentukan dan melakukan evaluasi keperawatan pada klien

dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

C.Manfaat

1. Untuk institusi pendidikan

Sebagai bukti kasus dalam praktek keperawatan di Kelurahan Haarjosari II Kecamatan Medan Amplas yang bisa dijadikan masukan dan intervensi kasus tentang masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Untuk pelayanan Keperawatan

Memberikan informasi tambahan bagi pelayanan keperawatan mengenai pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3. Untuk peserta didik

Memberikan pengalaman khusus kepada peserta didik dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.


(11)

C. Konsep Dasar Asuahan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Nutrsi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan dari lingkungan hidupnnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (tarwoto & Wartonah, 2003).

Malnutrisi merupakan masalahyang beruhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006).

Kekurangan nutrisi dapat mempengaruhi pertumbuhan seorang anak. Berat badan. Seorang anak yang mengalami kurang nutrisi akan terlihat jelas pada berat badannya. Salah satu untuk mengetahui pertumbuhan balita terutama pada ukuran berat badan dapat menggunakan ukuran atau standar yang

telah ditetapkan oleh WHO, sebagai berikut:

Usia bayi (tahun) Tinggi badan (cm) Berat badan (kg)

Baru lahir 50 3


(12)

2 85 12

3 95 14

4 102 16

5 110 18

6 116 20

1. Pengkajian

Status gizi seseorang dapat dikaji dengan menggunakan pedomanA-B-C-D. A : pengukuran antropometrik (antropometric measurements) B : data biomedis (biomedical data)

C : tanda-tanda klinis status nutrisi ( clinical signs) D : diet (dietary)

Komponen-komponen pengkajian status nutrisi meliputi a. Pengukuran antropometrik

Metode pengukuran ini meliputi pengkajian ukuran dan proporsi ukuran dan proporsi tubuh manusia. Pengukuran atripometri terdiri atas :

1) Tinggi badan

Pengukuran tinggi badan pada dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan pada possisi berbaring.

2) Berat badan

Alat ukur yang lazim yang digunakan untuk mengukur berat badan adalah timbangan manual, meskipun ada pula alat ukur yang


(13)

menggunakan system digitalik elektric. Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengukur berat badan adalah :

a. Alat serta alat skala ukur yaqng digunakan harus sama setiap kali menimbang.

b. Klien ditimbang tanpa alas kaki

c. Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang

d. Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.

Dalam menilai berat badan pasien, perlu mempertimbangkan berat badan bentuk rangka ,proporsi lemak, otot, dan tulang, serta bentuk dada pasien. Disamping itu, kita juga perlu menhkaji kondisi patologis yang berpengaruh terhadap berat badan, seperti edema, gagal jantung atau kardiomegali.

3) Tebal lipatan kulit

Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh. Pengukuran ini mencerminkan massa otot jumlah lemak dijaringan subkutan, dan status kalori. Selain itu, pengukuran ini juga digunakan untuk menhkaji kemungkinan malnutrisi. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep, skapula, dan suprailiaka. Hal-hal yang perlu diperhatiakan saat pengukuran antara lain :

a. Anjurkan klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran


(14)

b. Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien

c. Dalam pengukuran TSF, utamakan tangan klien yang tidak dominan d. Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara

akropmion dan olekranon.

e. Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk rileks. f. Alat yang digunakan adalah kaliper.

4) Lingkar tubuh

Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala, dada, dan otot pada bagian tengah lengan atas. Lingkar kepala dan dada digunakan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Sedangkan lingkar lengan atas (LLA) digunakan untuk menilai status nutrisi. Satuan ukuran untuk LLA adalah sentimeter. Pengukuran dilakukan pada titik tengah lengan yang tidak dominan. Berdasarkan standar Walanski,perkembangan ukuran lingkar lengan atas bayi dan balita berdasarkan umur terbilang normal pada ukuran berikut:

6- 8 bulan 14.75 cm 9-11 bulan 15.10 cm 1 tahun 16.00 cm 2 tahun 16.25 cm 3 tahun 16.50 cm 4 tahun 16.75 cm 5 tahun 17.00 cm


(15)

Lingkar pergelangan tangan merupakan area pengkajian yang digunakan untuk menilai bentuk atau kerangka tubuh manusia. Untuk mengukurnya, meteran diletakkan disekeliling nagian distal pergelanganm tangan dekat prosesus stiloideus. Bila hasil pengukuran lebih dari 10,4 cm, kerangka atau bentuk tubuh dianggap besar. Jika hasilnaya 9,6-10,4 kerangka atau bentuk tubuh dianggap sedang, dan jika kurang dari 9,6 dianggap kecil (Potter & Perri, 1992).

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah nuitrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki. Selanjutnay dilakukan pengamatan terhadap tanda-tanda atau gejala klinis defisiensi nutrisi.

c. Riwayat diet

Pengkajian asupan makanan dan pola makan meliputi pengkajian dan informasi mengenai makanan yang biasa dikonsumsi, persiapan makanan, dan kebiasaan makan. Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang etnis, status sosial ekonomi, dan aspek psikologi.

2. Analisa data

Tabel analisa data tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi

Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan kekurangan

Rambut Kusut, kekuningan,

kekurangan pigmen


(16)

Kulit Adanya radang pada kulit atau dermatitis.

Pada bayi terjadi dermatosis Adanya petechial hemoragik

Niasin, riboflavin

Asam asetat Pirodoksin

Mata Fotofobia atau penglihatan

ganda Rabun senja

Riboflavin

Vitamin A

Mulut Stomatitis

Glositis

Riboflavin niasin asam folat, cyanocobalamin, dan zat besi

Gigi Karies gigi Fluoride

Sistem neuromuskular Kejang Lemah otot Vitamin D Kalium

Tulang Riketsia Vitamin D

Sistem

gastrointestinal

Anoreksia atau nafsu makan menurun

Mual dan muntah

Tiamin

Garam dapur Sistem

endokrin

Gondok Iodium

Sistem kardiovaskuler Adanya perdarahan Penyakit jantung Anemia Vitamin K Tiamin

Pirodoksin dan zat besi Sistem saraf Kelainan mental

Kelainan saraf perifer

cyanocobalamin

3. Rumusan masalah Penetapan diagnosis

Menurut North America Diagnosis Association (NANDA), diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi :


(17)

Defenisi : Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh metabolik.

Faktor yang berhubungan

Ketidakmampuan untuk menelan atau mencerna makanan atau menyerap makanan karena faktoe biologis, psikologis, atau ekonomi, termasuk contoh non-NANDA berikut ini :

Ketergantungan zat kimia Penyakit kronis

Kesuliatan mengunyah atau menelan Faktor ekonomi

Intoleransi makanan

Kebutuhan metabolik tinggi

Refleks mengisap pada bayi tidak adekuat Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi Akses terhadap makanan terbatas

Hilang nafsu makan Mual dan muntah

Pengabaian oleh oran tua Gangguan psikologis

2) Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh Defenisi : asupan nutisi yang melebihi kebutuhan metabolik. Faktor yang berhubungan

Asupan yang berhubungan terhadap kebutuhan metabolik. Faktor lain yang berhubungan (non-NANDA International)


(18)

Ketergantungan pada bahan kimia

Penurunan kebutuhan metabolik (misalnya, sekunder akibat tirah baring) Norma adat dan budaya

Peningkatan selera makan

Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi Obat-obatan yang merangsang selera makan

Penggunaan makanan sebagai penghargaan diri atau tindakan kenyamanan Penggunaan makanan padat sebagai sumber makanan utama sebelum usia lima bulan

Pemiliham makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari Penggantian pemanis untuk adiksi

3) Resiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh

Defenisi : Beresiko untuk mengalami asupan nutrisi yang melebihi kebuthan metabolik.

Faktor yang berhubungan Ketergantungan zat kimia Penurunan kebutuhan metabolik Norma adat dan budaya

Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi 4. Perencanaan

Diagnosa 1


(19)

Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh indikator : tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat adekuat.

Menjelaskan komponen zat bergizi adekuat Mengungkap tekad untuk memenuhi diet Menoleransi diet yang dianjurkan

Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal Melaporkan tingkat energi yang kuat

Intervensi

Manajemen gangguan makanan : mencegah dan menangani pembatasan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau memasukkan makanan dan minuman dalam jumlah banyak kemudian berusaha mengeluarkan semuanya. Manejemen elektrolit : meningkatkan keseimbangan elektrolit dan pencegahan dan komplikasi akibat dari kadar elektrolit serum yang tidak normal atau diluar harapan.

Menejemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan cairan diet seimbang.

Terapi nutrisi : pemberian makanan dan cairan untuk mendukung proses metabolik pasien yang malnutrisi atau beresiko tinggi terhadap malnutrisi. Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi.

Bantuan menaikkan berat badan ; memfasilitasi pencapain kenaikan berat badan.


(20)

Diagnosa 2

Tujuan/ kriteria hasil

Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh indikator : tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat adekuat.

Menyadari masalah berat badan

Mengungkapkan secara verbal keinginan untuk menurunkan berat badan Berpartisipasi dalam program penurunan berat badan yang terstruktur Berpartisipasi dalam program latihan yang tertur

Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu

Mengalami asupan kalori, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, zat besi, dan kalsium yang adekuat, tetapi tidak berlebihan.

Intervensi

Modivikasi perilaku : memfasilitasi perubahan perilaku

Menejemen gangguan makan : mencegah dan menangani pembatasan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau memasukkan makanan dan minuman dalam jumlah banyak kemudian berusaha mengeluarkan semuanya.

Menejemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan cairan diet seimbang.

Konseling nutrisi : memberi bantuan dalam proses interaktif yang berfokus pada kebutuhan untuk modifikasi diet

Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi.


(21)

Bantuan menurunkan berat badan : memfasilitasi penurunan berat badan dan lemak tubuh

Diagnosa 3

Tujuan/ kriteria hasil

Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh indikator : tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat adekuat

Mengetahui adanya faktor resiko

Turut serta dalam program latihan fisik yang teratur Mempertahankan berat badan ideal

Mengkonsumsi diet yang seimbang Intervensi

Menejemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan cairan diet seimbang.

Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi.

Menejemen berat badan : memfasilitasi pemeliharaan berat badan yang optimal dan lemak tubuh yang ada.


(22)

D. Asuhan Keperawata Kasus 1. Pengkajian

1) Identitas pasien

Nama : An. S

Jenis kelamin : perempuan

Umur : 4 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : belum sekolah

2) Keluhan utama

Dalam pengkajian yang dilakukan ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S lebih suka jajan diluar daripada makan dirumah.

3) Riwayat kesehatan sekarang

An.A mengatakan bahwa cepat merasa lelah dan lemas. Dari pengkajian terhadap An.S ditemukan bahwa An.S tampak kurus, rambut tipis berwarna rambut kemerah-merahan seperti rambut jagung, konjungtiva anemis. Berat lahir An.S : 2400 gr, lingkar lengan atas (LLA) : 12 cm berat badan sekarang : 10 kg, tinggi badan 98 cm dan usia 4 tahun.

4) Riwayat kesehatan masa lalu a) Penyakit yang pernah dialami

Ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S pernah mengalami demam dan batuk.


(23)

b) Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Ibu dari An.S mengatakan bahwa saat An.S mengalami demam ataupun batuk tidak dibawa kepelayanan kesehatan hanya diberi obat yang dibeli dari warung.

c) Alergi

Ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S tidak mempunyai alergi terhadap makanan.

d) Imunisasi

Ibu dari An.S mengatakan bahwa imunisasi An.S lengkap. 5) Riwayat kesehatan keluarga

a) Orang tua

Orang tua An.S tidak ada mengalami gangguan kesehatan yang serius. b) Saudara kandung

Saudara kandung dari An.S tidak ada mengalami gangguan kesehatan yang serius.

c) Penyakit keturunan yang ada

Keluarga dari An.S tidak ada mengalami penyakit keturunan. 6) Pemeriksaa fisik

a) Keadaan umum

Secara umum An.S tampak sadar, dapat diajak berkomunikasi dengan baik.

b) Tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 36,70C


(24)

Nadi : 75 x / menit

Pernafasan : 17 x / menit

Tinggi badan : 98 cm

Berat badan : 10 kg

c) Pemeriksaan head to toe Kepala

Bentuk kepala An.S simetris, tidak ada benjolan pada ubun-ubun. Rambut

Penyebaran rambut dari An.S merata, tipis, pecah-pecah dan tampak kering. Warna rambut tampak berwarna kemerah-merahan seperti rambut jagung.

Wajah

Warna kulit dari An.S sawo matang, srtuktur wajah berbentuk kotak dan simetris.

Mata

Mata dari An.S lengkap dan simetris, tidak ada kelainan pada palpebra, konjungtiva tampak anemis, pupil tampak putih kekuningan, kornea bulat merata dan iris simetris, visus mata baik, mata mampu menahan tekanan ringan.

Hidung

Posisi tulang hidung tepat ditengah septum nasi simetris, lubang hidung ada dua tampak kotor, tidak ada pernafasan cuping hidung.


(25)

Telinga

Bentuk telinga simetris, ukuran telinag normal, lubang telinga tampak kotor, pendengaran tajam.

Mulut dan faring

Bibir tampak kering, gusi tampak kemerahan dan gigi tampak kotor, lidah tampak berwarna kemerahan, orofaring berfungsi dengan baik. Leher

Posisi trakea tepat ditengah, tidak ada pembengkakan pada tiroid, sura normal, tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba.

Pemeriksaan integumen

Integumen tanpak tidak bersih, tubuh teraba hangat, warna kulit sawo matang, turgor kembali dibawah dua detik, kulit tampak kering, dan tidak ada kelainan pada kulit.

7) Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola makan dan minum

Ibu dari An.S mengatakan bahwa anaknya diberi makan tiga kali sehari, selera makan kurang, lebih suka jajan diluar, An.S tidak ada mengalami alergi, tidak ada keluhan mual muntah, waktu pemberian makan tidak ditentukan. Jumlah dan jenis makanan hanya terdiri dari sedikit nasi dan sedikit lauk, AN.S minum hanya jika merasa haus saja, tidak ada kesulitan makan dan minum.


(26)

b. Perawatan diri

Tubuh tampak tidak bersih, gigi tampak kotor, kuku kaki dan kuku tangan tidak bersih.

c. Pola kegiatan / aktivitas

Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total .

An.S beraktivitas seperti bermain dengan anak seumurannya. Untuk mandi, makan, eliminasi dan ganti pakaian dapat dilakukan dengan mandiri.

Uraian aktivitas ibadah klien.

Ibu dari An. S mengatakan An. S tidak ada melakukan ibadah 8) Pola eliminasi

a. BAB

An.S BAB satu kali sehari, karakter feses tidak pernah diperhatikan, ibu dari An.Smengatakan tidak ada riwayat perdarahan, pernah mengalami diare, dan tidak pernah menggunakan laksatif.

b. BAK

Pola BAK tidak menentu, karakter uri tidak diketahui, tidak pernah mengalami nyerim / rasa terbakar / kesulitan BAK, tidak pernah menggunakan diuretik.


(27)

2. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah keperawatan

1. DS :

Ibu klien mengatakan An.S lebih suka jajan daripada makan

dirumah

Ibu klien mengatakan

hanay menyajikan

makanan seadanya DO :

BB : 10 kg ; TB : 98cm usia 4 tahun LLA : 12 cm

Akses terhadap makanan terbatas

Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan asupan makanan sesuai

kebutuhan tubuh

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

2. DS : ibu dari An.S

beranggapan bahwa

berat badan klien

sudah sesuai dengan usianya

DO :

Klien tampak kurus, rambut tipis berwarna kemerah-merahan seperti rambut jagung, BB : 10 kg ; TB : 98 cm usia 4 tahun LLA : 12cm

Defisiensi pengetahuan orang tua

Pengabaian oleh orang tua

Resiko gangguan pertumbuhan

Resiko gangguan perkembangan


(28)

3. DS :

Ibu dari An.S

mengatakan bahwa

kulit klien kering

DO :

kulit tampak kering, kotor dan bersisik

Faktor kemiskinan

Akses terhadap makanan terbatas

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan integritas kulit

Gangguan integritas kulit


(29)

3. Rumusan Masalah Masalah keperawatan

1) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 2) Resiko gangguan pertumbuhan. 3) Gangguan integritas kulit

Diagnosa keperawatan

1) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan memenuhi asupan makanan sesuai kebutuhan tubuh ditandai dengan An.S tampak kurus, rambut tipis berwarna rambut kemerah-merahan seperti rambut jagung, konjungtiva anemis, lingkar lengan atas (LLA) : 12 cm berat badan sekarang : 10 kg, tinggi badan 98 cm dengan usia 4 tahun.

2) Resiko gangguan perkembangan behubungan dengan masukan nutrisi yang tidak adekuat ditandai dengan rambut tipis berwarna kemerah-merahan, konjungtiva anemis, berat badan lahir : 2400 gr, lingkar lengan atas : 12 cm, berat badan sekarang : 10 kg, tinggi badan : 98 cm dengan usia 4 tahun. 3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kekurangan nutrisi dan


(30)

4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari /

tanggal No. Dx

Perencanaan keperawatan

1.

Tujuan:

Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi. Kriteria hasil :

Klien mendapat asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan Klien mendapat asupan nutrisi yang adekuat

Berat badan klien meningkat, rambut tidak tipis dan tidak berwarna kemerah-merahan, dan konjungtiva tidak anemis

Rencana tindakan Rasional

1. Gali pengetahuan orangtua tantang asupan niutrisi pada anak

2. Kaji jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi klien

1.Dengan menggalii

pengetahuan orangtua tentang asupan nutrisi pada anak makadapat diketahui sejauh mana pengetahuan orang tua untuk memenuhi nutrisi anaknya

2. Dengan mengkaji jumlah dan jenis makanan yang dikon- sumsi klien dapat di ketahui berapa banyak


(31)

3. Jelaskan kepada keluarga klien tentang cara mengatasi kurang nutrisi pada anak

4. Anjurkan orang tua anak untuk memberikan makanan yang cukup dan bergizi

5. Jelaskan kepada keluarga

tentang cara pengolahan

makanan yang baik dan benar.

jumlah makanan dan jenis makanan yang dikonsumsi klien 3. Dengan menjelaskan

kepada keluarga klien cara mengatasi kurang nutrisi diharapkan klien nutrisisnya dapat

terpenuhi.

4. Makanan cukup dan bergizi dapat

mengatasi masalah kurang nutrisi

5. Pengolahan makanan

yang tepat dapat

meningkatkan dan

mempertahankan zat


(32)

Hari/ Tanggal

No. Perencanaan keperawatan

2.

Tujuan :

Perkembangan klien tidak terganggu Kriteria hasil :

1. Klien mencapai kategori perkembangan normal.

Rencana tindakan Rasional

1. Ukur berat badan dan tinggi badan klien

2. Anjuran kepada orangtua anak

tentang nutrisi dan praktik

pemberian makan sesuai dengan pertumbuhan perkembangan anak

dan usia anak

1. Dengan mengukur tinggi dan berat badan klien dapat diketahui

apakah tinggi dan berat badan klien sesuai dengan usia klien

2. Dengan nutrisi dan praktik pemberian

makanan yang

sesuai maka

pertumbuhan dan perkembangan yang proporsional


(33)

Hari/ Tanggal

N0 Dx

Perencanaan keperawatan

3.

Tujuan :

Tidak terjadi kerusakan integritas kulit Kriteria hasil :

1. Tekstur kulit klien normal

2. Kulit klien tidak lagi kering dan bersisik

Rencana tindakan Rasional

1. Anjurkan oarang tua klien

memberikan makanan secara

adekuat untuk meningkatkan

integritas kulit

2. Anjurkan orang tua memandikan anak setidaknya dua kali sehari pagi dan dan sore

1.Makanan yang adekuat dapat meningkatkan integritas kulit

2.Kulit yang bersih

dapat mencegah

kerusakan ntegritas kulit


(34)

5. Implementasi dan Evaluasi Hari/

Tanggal No

Dx Implentasi keperawatan Evaluasi (SOAP)

Selasa / 19 Mei 2015

1. 1.Menggali pengetahuan orangtua tantang asupan niutrisi pada anak 2.Mengkaji jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi klien

3.Menjelaskan kepada keluarga klien tentang cara mengatasi kurang nutrisi pada anak

4.Menganjurkan orang tua anak untuk memberikan makanan yang cukup dan bergizi

5. Menjelaskan kepada keluarga tentang cara pengolahan makanan yang baik dan benar.

S: Ibu An.S

mengatakan akan

mengusahakan memberikan

makanan yang

cukup dan bergizi kepada klien

IbuAn.S

mengatakan dapat

memahami cara

kurang nutrisi pada anak.

Ibu An.S

mengatakan

paham cara

pengolahan

makanan yang baik dan benar.

O : Ibu An.S dapat menyebutkan


(35)

mengatasi nutrisi kurang pada anak,

bagaimana cara

pengolahan

makanan yang baik dan benar

A : Masalah teratasi sebagian P:Intervensi dilanjutkan Hari/ Tanggal No.

Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP)

Rabu/ 20 Mei 2015

2. 1. Mengukur berat badan dan tinggi badan klien

2. Mengannjurkan kepada orangtua klien tentang nutrisi dan praktik pemberian makan sesuai dengan pertumbuhan perkembangan anak

dan usia anak agar mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang proporsional

S:Ibu klien mengatakan

mengerti dengan

anjuran praktik

pemberian makanan

sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan anak Ibu klien mengatakan

akan mencoba mempraktekkan hal yang telah dianjurkan


(36)

O: Klien tampak kurus, BB : 10 kg ; TB : 98 cm usia 4 tahun A : Masalah teratasi

sebagian

P:Intervensi dilanjutkan

Hari/ Tanggal

No.

Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi

Jumat/ 22 Mei

2015 3.

1. Menganjurkan oarang tua klien memberikan makanan secara adekuat untuk meningkatkan integritas kulit 2. Mengnjurkan orang tua memandikan

anak setidaknya dua kali sehari pagi dan sore

S : Ibu klien mengatakan

mengerti dengan hal yang dianjurkan

O: Kulit tampak

kering, kotor dan bersisik

A : Masalah teratasi sebagian


(37)

Kesimpulan

Berdasarkan pengambilan kasus pada 18 Mei – 22 mei 2015 di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas, didapatkan yang menjadi prioritas masalah keperawatan adalah gangguan kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan, didukung dengan data An.S berusia 4 tahun, memiliki berat badan 10 kg, tinggi badan 98 cm, tubu8h tampak kurus, konjungtiva anemis, rambut tampak kemerah-merahan (seperti rambut jagung).

Saran

Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran perawat dalam memberikan intervensi yang tepat melalui penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi pada anak sehingga dapat mencegah terjadinya masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.


(38)

Hidayat, A.A. (2006). Pengantar kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson, J, M & Ahern, N, R. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa; Esty, editor bahasa; Dwi. Jakarta: EGC.

Potter, P & Perry, A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarata : EGC.

Tarwoto & Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. (edisi pertama). Jakarta: Salemba Medika.

Purnomo, K. (19 Februari, 2015). Gizi Buruk Ancam Pembangunan. Kompas. Diambil 18 Mei, 2015 dari www.kompas.com.


(39)

CATATAN PERKEMBANGAN

No.dx Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi

1. Selasa /

19 mei 2015

1.Menggali pengetahuan

orangtua tantang

asupan niutrisi pada anak

2.Mengkaji jumlah dan jenis makanan

yang dikonsumsi klien

3.Menjelaskan kepada

keluarga klien tentang cara mengatasi kurang nutrisi pada anak

4.Anjurkan orang tua

anak untuk

memberikan makanan

yang cukup dan

bergizi

5. Menjelaskan kepada keluarga tentang cara pengolahan makanan yang baik dan benar.

S : Ibu An.S mengatakan akan mengusahakan memberikan

makanan yang cukup dan bergizi kepada klien

IbuAn.S mengatakan

dapat memahami

cara kurang nutrisi pada anak.

Ibu An.S mengatakan

paham cara

pengolahan makanan yang baik dan benar.

O: Ibu An.S dapat

menyebutkan

tentang: cara

mengatasi nutrisi kurang pada anak,


(40)

pengolahan

makanan yang baik dan benar

A : Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan Rabu /

20 Mei 2015

1. Mengukur berat badan dan tinggi badan klien 2. Mengannjurkan

kepada orangtua klien tentang nutrisi dan

praktik pemberian

makan sesuai dengan pertumbuhan

perkembangan anak

dan usia anak agar mendapatkan

pertumbuhan dan

perkembangan yang

proporsional

S : Ibu klien mengatakan mengerti dengan anjuran praktik pemberian makanan sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan anak Ibu klien mengatakan

akan mencoba

melakukan hal yang telah dianjurkan O : Klien tampak kurus,

BB:10 kg ; TB : 98 cm usia 4 tahun A : Masalah teratasi

sebagian


(41)

3. Jumat / 22 Mei 2015

1. Menganjurkan orang

tua klien

memberikan makanan secara adekuat untuk meningkatkan

integritas kulit

2. Mengnjurkan orang tua memandikan anak setidaknya dua kali

sehari pagi dan sore

S : Ibu klien

mengatakan mengerti dengan hal yang dianjurkan

O : Kulit tampak kering, kotor dan bersisik

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan


(42)

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PENGKAJIAN PASIEN

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. S

Jenis kelamin : perempuan

Umur : 4 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : belum sekolah

Alamat : Jl. Bajak II Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan

Amplas

II. KELUHAN UTAMA

Dalam pengkajian yang dilakukan ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S lebih suka jajan diluar daripada makan dirumah.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

An.A mengatakan bahwa cepat merasa lelah dan lemas. Dari pengkajian terhadap An.S ditemukan bahwa An.S tampak kurus, rambut tipis berwarna rambut kemerah-merahan seperti rambut jagung, konjungtiva anemis. Berat lahir


(43)

An.S : 2400 gr, lingkar lengan atas (LLA) : 12 cm berat badan sekarang : 10 kg, tinggi badan 98 cm dan usia 4 tahun.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU a) Penyakit yang pernah dialami

Ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S pernah mengalami demam dan batuk. b) Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Ibu dari An.S mengatakan bahwa saat An.S mengalami demam ataupun batuk tidak dibawa kepelayanan kesehatan hanya diberi obat yang dibeli dari warung.

c) Alergi

Ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S tidak mempunyai alergi terhadap makanan.

d) Imunisasi

Ibu dari An.S mengatakan bahwa imunisasi An.S lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA a) Orang tua

Orang tua An.S tidak ada mengalami gangguan kesehatan yang serius. b) Saudara kandung

Saudara kandung dari An.S tidak ada mengalami gangguan kesehatan yang serius.

c) Penyakit keturunan yang ada


(44)

VI. PEMERIKSAA FISIK

a) Keadaan umum

Secara umum An.S tampak sadar, dapat diajak berkomunikasi dengan baik. b) Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 36,70C

- Tekanan darah : -

- Nadi : 75 x / menit

- Pernafasan : 17 x / menit

- Tinggi badan : 98 cm

- Berat badan : 10 kg

c) Pemeriksaan head to toe Kepala dan rambut

- Bentuk : simetris

- Ubun-ubun : tidak ada benjolan pada ubun-ubun

- Kulit kepala : kulit kepala tampak tidak bersih Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut merata, tipis, dan pecah-pecah dan kering.


(45)

- Warna rambut : rambut berwarna kemerah- merahan seperti rambut jagung.

Wajah

- Warna kulit : kulit berwarna sawo matang

- Stuktur wajah : wajah berbentuk kotak dan simetris Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : mata lengkap dan simetris

- Palpebra : palpebra tidak ada kelainan,

lembab

- Konjungtiva dan sklera : konjungtiva tampak anemis

dan sklera tidak ikhterik

- Pupil : putih kekuningan

- Kornea dan iris : kornea bulat merata dan iris

simetris

- Visus : visus mata baik

- Tekanan bola mata : mata mampu menahan

tekanan ringan Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang hidung tepat ditengah dan posisi septumnasi simetris


(46)

- Lubang hidung : lubang hidung ada dua, dan tampak kotor

- Cuping hidung : tidak ada pernafasan

hidung Telinga

- Bentuk telinga : telinga simetris

- Ukuran telinga : ukuran telinga

normal

- Lubang telinga : lubang telinga

tampak kotor

- Ketajaman pendengaran : pendengaran tajam

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : bibir kering

- Keadaan gusi dan gigi : gusi tampak

kemerahan dan gigi gigi tampak kotor

- Keadaan lidah : lidah tampak bersih

- Orofaring : orofaring berfungsi

dengan baik Leher

- Posisi trakea : posisi trakea


(47)

- Tiroid : tidak ada

pembengkakan pada kelenjar tiroid

- Suara : suara normal

- Kelenjar limfe : tidak ada

pembesaran pada kelenjar limfe

- Vena jugularis : tidak ada distensi

vena jugularis

- Denyut nadi karotis : denyut nadi karotis

teraba Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : integumen tampak

tidak bersih

- Kehangatan : tubuh teraba hangat

- Warna : warna kulit sawo

matang

- Turgor : turgor kembali <2

detik

- Kelembapan : kulit kering

- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan


(48)

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 1) Pola makan dan minum

- Frekuensi makan / hari : 3 kali

- Nafsu / selera makan : selera makan kurang

- Nyeri ulu hati : tidak nyeri di ulu hati

- Alergi : tidak ada alergi

- Mual dan muntah : tidak ada keluhan mual dan

muntah

- Waktu pemberian makan : tidak ditentukan

- Jumlah dan jenis makanan : satu porsi yang terdiri dari nasi, dan

lauk

- Waktu pemberian cairan / minum: An.S minum hanya jika mersa haus

- Kesulitan makan dan minum : tidak ada kesulitan makan dan minum

2) Perawatan diri

- Kebersihan tubuh : tubuh tampak tidak bersih

- Kebersihan gigi dan mulut : gigi tampak dan mulut tampak kotor

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan tampak kotor


(49)

3) Pola kegiatan / aktivitas

- Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total . An.S beraktivitas seperti bermain dengan anak seumurannya. Untuk mandi, makan, eliminasi dan ganti pakaian dapat dilakukan dengan mandiri.

- Uraian aktivitas ibadah klien.

Ibu dari An. S mengatakan An. S tidak ada melakukan ibadah

VIII. POLA ELIMINASI

1) BAB

- Pola BAB : satu kali sehari

- Kararkter feses : tidak pernah diperhatikan - Riwayat perdarahan : tidak pernah ada riwayat

perdarahan

- Diare : An.A pernah mengalami diare

- Pengguanaan laksatif : tidak pernah menggunakan laksatif

2) BAK

- Pola BAK : tidak menentu

- Karakter urin : tidak tahu

- Nyeri / rasa terbakar / kesulitan BAK : tidak pernah mengalami nyeri


(50)

rasa terbakar /kesulitan BAK

- Penggunaan diuretik : tidak pernah

menggunakan diuretik


(51)

MATERI PENYULUHAN

NUTRISI PADA ANAK PRA-SEKOLAH A.Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah zat gizi dan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2003).

B.Sumber-Sumber Nutrisi yang Dibutuhkan Tubuh 1. Karbohidrat

Karbohidrat tersusun dari komponen utama dari elemen karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat merupakan sumber energi terbesar untuk tubuh, dengan rata-rata 4 kcal per gram (kcal /gr). Contoh dari jenis karbohidrat adalah zat tepung pada kentang (Wardlaw & Kessel, 2002).

2. Lemak

Energi yang di hasilkan lemak per gramnya lebih besar dari energi yang di hasilkan karbohidrat, yaitu 9 kcal /gram. Lemak tidak dapat larut dalam air tetapi dapat larut pada pelarut organik seperti ether dan benzene. Lemak juga merupakan sumber energi cadangan bagi tubuh (Wardlaw & Kessel, 2002).

3. Protein

Protein merupakan bahan utama dalam tubuh. Sebagi contoh, protein merupakan bagian terbesar dari tulang dan otot; juga komponen terpenting dalam darah, membran sel, dan sistem imun. Selain itu, protein juga menyumbangkan energi bagi tubuh rata-rata 4 kcal /gram. Protein


(52)

juga di perlukan tubuh untuk mencukupi energi sehari-hari. Protein terbentuk dari asam amino (Wardlaw & Kessel, 2002).

4. Vitamin

Fungsi utama vitamin adalah membantu terjadinya reaksi kimia dalam tubuh.beberapa dari reaksi kimia yang di hasilkan oleh vitamin dapat melepaskan energi yang terperangkap oleh karbohidrat, lemak, dan protein. Akan tetapi bagaimana pun juga, vitamin tidak menyumbangkan energi bagi tubuh (Wardlaw & Kessel, 2002).

Vitamin ada 13 yang di bagi menjadi 2 bagian ; 4 larut dalam lemak (vitamin A, D,E, K) dan 9 larut dalam air (vitamin B dan C). perlakuan untuk kedua jenis vitamin ini sangat berbeda. Sebagai contoh, proses memasak memusnahkan lebih banyak vitamin yang larut dalam air di bandingkan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air juga lebih mudah dikeluarkan dari dalam tubuh di bandingkan vitamin yang larut dalam lemak. Jadi, vitamin yang larut dalam lemak, khususnya vitamin A dan D kemungkinan besar di akumulasi paling banyak dalam tubuh yang kemudian dapat menjadi racun dalam tubuh (Wardlaw & Kessel, 2002).

5. Mineral

Mineral tidak menyumbangkan energi untuk tubuh, akan tetapi mineral sangat berperan penting dalam fungsi sistem saraf, metabolisme sel, keseimbangan air, dan sistem stuktural seperti sistem skeletal

(Wardlaw & Kessel, 2002). 6. Air


(53)

Air adalah jenis yang keenam dari nutrien. Meskipun kadang-kadang tidak di golongkan sebagai nutrien, air (disebut dengan H2O) fungsinya banyak dan sangat penting bagi tubuh. Yang berperan sebagai pelarut dan pelumas, dan media dalam tranportasi nutrient, regulasi temperatur, dan proses kimia. Dengan alasan ini, dan karena tubuh manusia terdiri dari kira-kira 60% air, kita membutuhkan 2 liter air yang setara dengan 2000 gram air atau 8 gelas air setiap hari. Air tidak hanya di dapat langsung dari air tetapi sebagian juga di dapat dari makanan, seperti buah-buahan, dan sayur-sayuran (Wardlaw & Kessel, 2002).

C.Tanda dan Gejala Kurang Nutrisi a) Badan terlihat kurus

b) Sering kali terkena penyakit

c) Perut akan terlihat cekung dan tulang iga akan gambang

d) Rambut yang tipis agak kemerahan layaknya warnayang ada pada rambut jagung

e) Pandangan atau penglihatan mata terlihat sayu D.Akibat kurang nutrisi

1. Penurunan IQ

2. Menurunnya daya tahan tubuh 3. Meningkatnya gagal tumbuh

4. Resiko penyakit tidak menular saat dewasa E.Cara pencegahan kurang nutrisi

1. Memberi asupan yang bervariasi dan seimbang


(54)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) NUTRISI PADA ANAK PRA-SEKOLAH

Pokok Bahasan : Pemenuhan kebutuhan nutrisi

Sub Pokok Bahasan : Kebutuhan nutrisi pada anak pra-sekolah

Hari / Tanggal : Kamis / 21 Mei 2015

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Rumah An.S

Sasaran : Keluarga An. S

Penyuluh : Sri Sariyantie Pardosi

A.Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang nutrisi pada anak pra-sekolah orang tua An.S dapat mengetahui nutrisi yang perlu diberikan kepada anaknya.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit orang tua An.S dapat : 1) Menyebutkan pengertian nutrisi

2) Menyebutkan sumber-sumber nutrisi yang dibutuhkan tubuh 3) Menyebutkan tanda dan gejala kurang nutrisi

4) Menyebutkan apa akibat kurang nutrisi 5) Menyebutkan cara pencegahan kurang nurtisi B.Alokasi Waktu : 30 menit


(55)

No. Waktu Kegiatan

Penyuluh Peserta

1.

5 menit

Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan penyuluhan

Menyebutkan materi yang akan diberikan

Menjawab salam

Mendengarkan Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan

2. 20

menit

Pelaksanaan :

Menjelaskan pengertian nutrisi

Menjelaskan sumber-sumber nutrisi yang dibutuhkan tubuh

Menjelaskan tanda dan gejala kurang nutrisi

Menjelaskan akibat kurang nutrisi

Menjelaskan cara pencegahan kurang nutrisi

Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya tentang materi yang disampaikan

Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan Mengajukan pertanyaan

3. 5 menit Penutup :


(56)

evaluasi

Menyimpulkan hasil kegiatan penyuluhan Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam

pertanyaan Mendengarkan Menjawab salam

C.Strategi Penyuluhan 1. Demonstrasi 2. Diskusi 3. Tanya jawab D.Media Penyuluhan

Leaflet nutrisi pada anak pra-sekolah E.Evaluasi

1. Evaluasi proses

a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan

b. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar 2. Evaluasi hasil


(57)

(58)

(1)

Air adalah jenis yang keenam dari nutrien. Meskipun

kadang-kadang tidak di golongkan sebagai nutrien, air (disebut dengan H2O)

fungsinya banyak dan sangat penting bagi tubuh. Yang berperan sebagai

pelarut dan pelumas, dan media dalam tranportasi nutrient, regulasi

temperatur, dan proses kimia. Dengan alasan ini, dan karena tubuh

manusia terdiri dari kira-kira 60% air, kita membutuhkan 2 liter air yang

setara dengan 2000 gram air atau 8 gelas air setiap hari. Air tidak hanya di

dapat langsung dari air tetapi sebagian juga di dapat dari makanan, seperti

buah-buahan, dan sayur-sayuran (Wardlaw & Kessel, 2002).

C.Tanda dan Gejala Kurang Nutrisi

a) Badan terlihat kurus

b) Sering kali terkena penyakit

c) Perut akan terlihat cekung dan tulang iga akan gambang

d) Rambut yang tipis agak kemerahan layaknya warnayang ada pada

rambut jagung

e) Pandangan atau penglihatan mata terlihat sayu

D.Akibat kurang nutrisi

1. Penurunan IQ

2. Menurunnya daya tahan tubuh

3. Meningkatnya gagal tumbuh

4. Resiko penyakit tidak menular saat dewasa

E.Cara pencegahan kurang nutrisi

1. Memberi asupan yang bervariasi dan seimbang


(2)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) NUTRISI PADA ANAK PRA-SEKOLAH

Pokok Bahasan : Pemenuhan kebutuhan nutrisi

Sub Pokok Bahasan : Kebutuhan nutrisi pada anak pra-sekolah

Hari / Tanggal : Kamis / 21 Mei 2015

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Rumah An.S

Sasaran : Keluarga An. S

Penyuluh : Sri Sariyantie Pardosi

A.Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang nutrisi pada anak pra-sekolah orang tua

An.S dapat mengetahui nutrisi yang perlu diberikan kepada anaknya.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit orang tua An.S dapat :

1) Menyebutkan pengertian nutrisi

2) Menyebutkan sumber-sumber nutrisi yang dibutuhkan tubuh

3) Menyebutkan tanda dan gejala kurang nutrisi

4) Menyebutkan apa akibat kurang nutrisi

5) Menyebutkan cara pencegahan kurang nurtisi


(3)

No. Waktu Kegiatan

Penyuluh Peserta

1.

5 menit

Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan mengucapkan

salam

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan penyuluhan

Menyebutkan materi yang akan diberikan

Menjawab salam

Mendengarkan

Mendengarkan dan

memperhatikan

Mendengarkan dan

memperhatikan

2. 20

menit

Pelaksanaan :

Menjelaskan pengertian nutrisi

Menjelaskan sumber-sumber nutrisi yang

dibutuhkan tubuh

Menjelaskan tanda dan gejala kurang

nutrisi

Menjelaskan akibat kurang nutrisi

Menjelaskan cara pencegahan kurang

nutrisi

Memberikan kesempatan kepada

peserta untuk bertanya tentang

materi yang disampaikan

Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan Mengajukan pertanyaan

3. 5 menit Penutup :


(4)

evaluasi

Menyimpulkan hasil kegiatan penyuluhan

Menutup penyuluhan dan mengucapkan

salam

pertanyaan

Mendengarkan

Menjawab salam

C.Strategi Penyuluhan

1. Demonstrasi

2. Diskusi

3. Tanya jawab

D.Media Penyuluhan

Leaflet nutrisi pada anak pra-sekolah

E.Evaluasi

1. Evaluasi proses

a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan

b. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

2. Evaluasi hasil


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada An.A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas

0 34 45

Asuhan Keperawatan Pada An.A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas

0 61 47

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 27 56

Asuhan Keperawatan pada An.F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

0 27 64

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 20 44

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 6

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 4

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 26

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 20