Sistem Informasi Geografis LANDASAN TEORI

Dengan demikian, sistem informasi geografi tidak hanya befungsi sebagai “alat pembuat peta”, tetapi lebih jauh dari itu. Sistem informasi geografi mampu menghasilkan suatu sistem informasi yang aplikatif, yang dapat digunakan oleh perencana atau oleh pengambil keputusan untuk kepentingan pengolahan sumber daya yang ada disuatu wilayah.

2.3 Kemampuan Sistem Informasi Geografis

Kemampuan sistem informasi geografis adalah sebagai berikut: 1. Memasukkan data mengumpulkan data geografis spasial dan atribut. 2. Mengintegrasikan data geografis spasial dan atribut. 3. Memeriksa, mengupdate mengedit data geografis spasial dan atribut. 4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografis spasial dan atribut. 5. Mempresentasikan atau menampilkan data geografis spasial dan atribut. 6. Mengolah data geografis spasial dan atribut. 7. Memanipulasi data geografis spasial dan atribut. 8. Menganalisa data geografis spasial dan atribut. 9. Menghasilkan keluaran output data geografis.

2.4 Profil Kota Sabang

Kota Sabang adalah salah satu kota di Aceh, Indonesia. Kota ini berupa kepulauan di seberang utara pulau Sumatera, dengan Pulau Weh sebagai pulau terbesar. Kota Sabang merupakan zona ekonomi bebas Indonesia, ia sering disebut sebagai titik paling utara Indonesia, tepatnya di Pulau Rondo. Dari segi geografis Indonesia, wilayah Kota Sabang berada pada 95°1302-95°2236 BT, dan 05°4628-05°54-28 LU, merupakan wilayah administratif paling utara, dan berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia, Thailand, dan India. Wilayah Kota Sabang dikelilingi oleh Selat Malaka di Utara, Samudera Hindia di Selatan, Selat Malaka di Timur dan Samudera Hindia di Barat. Di Pulau Weh terdapat sebuah danau air tawar bernama Danau Aneuk Laot. Pulau Weh merupakan sebuah pulau vulkanik, sebuah pulau atol pulau karang yang proses terjadinya mengalami pengangkatan dari permukaan laut. Proses terjadinya dalam tiga tahapan, terbukti dari adanya tiga teras yang terletak pada ketinggian yang berbeda. Umumnya Pulau Weh terdiri atas dua jenis batuan, yaitu tuf marina dan batuan inti. Tuf marina dijumpai hampir sepanjang pantai sampai pada ketinggian 40 sampai 50 meter. Lapisan tuf yang terlebar didapat di sekitar kota Sabang, di bagian pantai berlapis sempit. Batuan sempit adalah batuan vulkanik yang bersifat andesitik. Berdasarkan wilayah, tampak bahwa wilayah barat Pulau Weh terdapat topografi paling berat. Mulai dari Sarong Kris sebagai puncak tertinggi di sebelah Timur, terdapat tiga barisan punggung yang berjolak menuju ke Barat Laut, sehingga lembah-lembah yang ada di antara punggung itu sempit. Topografi di sebelah Timur terdapat sebuah pegunungan yang arahnya dari Utara ke Selatan yang memisahkan Pulau Weh Timur dengan bagian lainnya. Gunung Leumo Mate merupakan puncak yang tertinggi. Di bagian ini terdapat lapisan tuf marina yang lebih besar. Di antara bagian Barat dan Timur terdapat aliran dua buah sungai, yaitu Sungai Pria Laot dan Sungai Raya. Daerah ini merupakan sebuah slenk dari sebuah fleksun patokan yang tidak sempurna. Kondisi geologis wilayah ini terdiri dari 70 batuan vulkanis andesite, 27 batuan sedimen line stone dan sand stone, dan 3 endapan aluvial recent deposit.