BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengawasan Controlling
1. Pengertian dan Fungsi Pengawasan
Pengawasan harus dilakukan secara terus-menerus dan pengawasan harus dilakukan selama periode penilaian, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang
terjadi dapat diidentifikasi dan dikoreksi. Pengawasan diperlukan untuk memastikan apakah apa yang telah direncanakan dan diorganisasikan berjalan sebagaimana
mestinya atau tidak. Termasuk ke dalam fungsi pengawasan adalah identifikasi berbagai faktor yang menghambat sebuah kegiatan, dan juga pengambilan tindakan
koreksi yang diperlukan agar tujuan organisasi dapat tetap tercapai. Jika tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka fungsi pengawasan juga melakukan proses
untuk mengoreksi kegiatan yang sedang berjalan agar dapat tetap mencapai apa yang telah direncanakan.
Berikut ini penulis menyajikan pengertian pengawasan menurut beberapa pendapat para ahli :
Menurut S. Hadibroto 1987:36 Pengawasan adalah “ Segala sesuatu yang termasuk dalam aktivitas penentuan apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan
perencanaannya dan apakah terhadap harta benda usaha telah diadakan pengawasan sebaik-baiknya. ”
Universitas Sumatera Utara
Suatu studi oleh Schermerhorn 2002 dalam Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah 2008:317, mendefinisikan “Pengawasan sebagai proses dalam
menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan
tersebut”. Defenisi di atas, menyatakan bahwa pengawasan merupakan tugas dari pimpinan
untuk menilai bawahan, yaitu dengan membandingkan rencana dengan hasil yang telah diperoleh. Bagi perusahaan besar pengawasan ini mutlak diperlukan dan
dipelihara sebaik-baiknya. Menurut S. Hadibroto dan Oemar Witarsa 1985:3 Pengawasan terdiri dari
pengawasan intern dan pengawasan ekstern, yaitu : “Pengawasan intern merupakan suatu sistem pengawasan yang terdiri dari
beberapa unsur, yaitu unsur rencana organisasi, unsur sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang mampu untuk mengadakan pengawasan akuntansi
terhadap harta benda, kewajiban, hasil dan biaya, unsur praktek yang sehat untuk dilaksanakan dalam penunaian tugas pada tiap bagian organisasi, dan
unsur persoalia yang memadai sesuai dengan tanggungjawabnya. Pengawasan ekstern, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh orang atau unit
organisasi yang berada di luar perusahaan yang bersangkutan. Pengawasan dari pihak luar perusahaan kurang membantu pimpinan, karena pengawasan
yang dilaksanakan bukan merupakan tindakan pencegahan terhadap transaksi yang tidak diinginkan, tetapi pengawasan setelah terjadinya transaksi. Jadi
pengawasan oleh pihak luar hanya untuk mengetahui saja bukan melakukan pencegahan.”
Pengawasan intern dibagi menjadi dua bagian yaitu : a.
Pengawasan administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut dan berhubungan langsung dengan
pengamanan harta benda dan dapat dipercayainya catatan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara dan
prosedur dan catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan, serta dapat dipercayainya catatan keuangan. Oleh karena itu pengawasan ini
harus disusun sedemikian rupa, sehingga memberi jaminan yang memadai.
2. Unsur-unsur Pengawasan Internal