Pemanfaatan Ruang Kebijakan Pengelolaan Danau Dan Waduk Ditinjau Dari Aspek Tata Ruang

152 daerah sekitarnya sebagai kawasan lindung, maka dalam penjabarannya ke dalam Rencana Tata Ruang yang lebih detail dalam RTRW Propinsi juga RTRW KabupatenKota harus berpedoman pada arahan dan kebijaksanaan RTRWN tersebut. Untuk itu, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi sudah harus terlihat pola pemanfaatan ruang di kawasan sekitar danauwaduk, apalagi bila wadukdanau tersebut merupakan danauwaduk yang berskala besar yang menyangkut tidak hanya kepentingan antar beberapa kabupatenkota dalam propinsi, kepentingan antar propinsi, tapi juga bahkan kepentingan nasional seperti: Danau Toba. Sedangkan untuk rencana tata ruang yang lebih detailnya dalam RTRW KabupatenKota sudah harus ditegaskan dan lebih jelas lagi dalam penentuan batas-batas kawasan lindung di sekitar danauwaduknya sehingga dalam pemanfaatan ruangnya, kawasan sekitar danauwaduk sudah diarahkan untuk pemanfaatan ruang yang dapat menjaga dan menunjang kelestarian danauwaduk tersebut.

3. Pemanfaatan Ruang

Yang dimaksud dengan pemanfaatan ruang adalah rangkaian program kegiatan pelaksanaan pembangunan yang memanfaatkan ruang menurut jangka waktu yang ditetapkan di dalam rencana tata ruang. Menurut UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, Pasal 15, pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya, yang didasarkan atas rencana tata ruang. Pengaturan pemanfaatan kawasan lindung dilakukan merupakan bentuk-bentuk pengaturan pemanfaatan ruang di kawasan lindung seperti: upaya konservasi, rehabilitasi, penelitian, obyek wisata lingkungan, dan lain-lain yang sejenis. Sebenarnya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung untuk kawasan sekitar danauwaduk telah diupayakan melalui peraturan perundang-undangan PP No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air serta PP No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai. Dalam kedua peraturan perundang-undangan tersebut telah diatur tentang pengamanan wilayah tata pengairan, perlindungan atas air, sumber air dan bangunan pengairan termasuk di dalamnya pembangunan, pengelolaan dan pengamanan danauwaduk. Namun di dalam kedua peraturan perundang-undangan tersebut belum memperhatikan aspek penataan ruang yang melibatkan banyak aspek kegiatan. Sedangkan dengan rencana tata ruang yang ada kegiatanusaha pengelolaan dan pemanfaatan danauwaduk dapat lebih terarah secara spasial dengan tetap menjaga fungsi dari danauwaduk tersebut. Untuk itu, sangat penting untuk menjadikan rencana tata ruang sebagai pedoman dalam pelaksanaan program-program pembangunan, pengelolaan, pengamanan, eksploitasi, serta pemeliharaan danauwaduk dan daerah sekitarnya. Dalam rangka pencapaian sasaran pengaturan pemanfaatan ruang di kawasan lindung sekitar danauwaduk, dapat dirumuskan perangkat insentif dan disinsentif untuk mengarahkan sekaligus mengendalikan perkembangan dan perubahan fungsi kawasan dan dikembangkan secara sektoral maupun lintas sektoral. Perangkat insentif tersebut bertujuan memberikan rangsangan terhadap kegiatan yang menunjang fungsi lindung danauwaduk dan sesuaiseiring dengan tujuan penataan ruang yang dijabarkan dalam rencana tata ruang. Sedangkan perangkat disinsentif adalah pengaturan yang bertujuan membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang atau yang bersifat merusak atau mengganggu kelestarian lingkungan danauwaduk.

4. Pengendalian Pemanfaatan Ruang