Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM
10.7 Float Interferen Bila suatu kegiatan menggunakan sebagian dari IF maka kegiatan non kritis
berikutnya pada jalur tersebut perlu dijadwalkan lagi digeser meskipun tidak sampai mempengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Rumus : IF = FT – FF
Gambar 10.6 Posisi dan hubungan float total, float bebas dan float interferen
Contoh Latihan: Tentukan float total, float bebas, dan float interferen dari jaringan kerja
berikut ini, dengan membuat tabel perhitungan maju dan mundur dari metode jalur kritis.
Kegiatan i - j Nama
Kurun Waktu
D
1
-
2 a 3
2 -
3 b 2
2 -
4 c 4
2 -
6 d 8
3 -
5 e 4
4
-
7 f 6
5
-
6 g 3
6 -
8 h 6
7 -
8 i 7
Jika dihitung dengan benar maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Jalur kritis → FF = 0 adalah:
a – c – f – i – j Jalur yang memiliki float interferen adalah:
b, d, e, dan g.
Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik - UNIKOM
Gambar 10.8 Hitungan Maju untuk menentukan ES dan EF
Gambar 10.9 Hitungan Mundur untuk menentukan LS dan LF
Paling Awal Paling Akhir
Float Kegiatan
i - j Nama Kurun
Waktu
D Mulai
ES Selesai
EF Mulai
LS Selesai
LF Total
TF Bebas
FF Interferen
IF
1
-
2 a 3 0 3
3 0 0 2
- 3 b 2 3
5 5
7 2 0 2
2
-
4 c 4 3 7
3 7 0 0
2
-
6 d 8 3 11 6 14 3 1 2
3 -
5 e 4 5 9
7 11 2 0 2
4 -
7 f 6 7 13 7 13 0 0 5
-
6 g 3 9 12 11 14 2 0 2
6
-
8 h 6 12 18 14 20 2 2 7
- 8 i 7 13 20 13 20 0 0
8 -
9 j 4 20 24 20 24 0 0
Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik – UNIKOM
Pertemuan ke-11
Teknik Evaluasi dan Review Proyek PERT
11.1 Pendahuluan
Bila CPM, memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan adanya
kepastian. Maka PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian uncertainly yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan.
Situasi ini misalnya dijumpai pada proyek penelitian dan pengembangan, sampai menjadi produk yang sama sekali baru. PERT memakai pendekatan
yang menganggap bahwa kurun waktu kegiatan tergantung pada banyak faktor dan variasi, sehingga lebih baik perkiraan diberi rentang range, yaitu
dengan memakai tiga angka estimasi. PERT juga memperkenalkan parameter lain yang mencoba mengukur ketidakpastian tersebut secara
kuantitatif seperti deviasi standar” dan varians. Dengan demikian, metode ini memiliki cara yang spesifik untuk menghadapi hal tersebut yang memang
hampir selalu terjadi pada kenyataannya dan mengakomodasinya dalam berbagai bentuk perhitungan.
PERT mula-mula diperkenalkan dalam rangka merencanakan dan mengendalikan proyek besar dan kompleks, yaitu pernbuatan peluru-kendali
polaris yang dapat diluncurkan dari kapal selam di bawah permukaan air. Proyek tersebut melibatkan beberapa ribu kontraktor dan rekanan di mana
pemilik proyek berkeinginan mengetahui apakah peristiwa-peristiwa yang memiliki arti penting dalam penyelenggaraan proyek, seperti
milestone dapat dicapai oleh mereka, atau bila tidak, seberapa jauh menyimpangnya.
Hal ini menunjukkan PERT lebih berorientasi ke terjadinya peristiwa event
oriented sedangkan CPM condong ke orientasi kegiatan activity oriented. PERT:
Orientasi ke peristiwa
Peristiwa mengecor pondasi dimulai
Peristiwa mengecor pondasi selesai
Ei Ej
CPM: Orientasi ke
kegiatan
Kurun waktu kegiatan mengecor pondasi
ESi-j EFi-j
D Gambar 11.1 Perbandingan kegiatan PERT vs CPM
Prepared by Y. Djoko Setiyarto Fakultas Teknik – UNIKOM
11.2 Persamaan Perbedaaan CPM dengan PERT Persamaan:
• Sama-sama menggunakan diagram anak panah activity on
arrow untuk menggambarkan kegiatan proyek •
Sama-sama mengenal istilah jalur kritis dan float slack Perbedaan: Terletak pada estimasi kurun waktu
Pada PERT menggunakan 3 angka estimasi, yaitu: a = kurun waktu optimistik optimistic duration time
Waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan segala sesuatunya berjalan mulus. Waktu demikian diungguli hanya sekali dalarn seratus
kali bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.
m = kurun waktu paling mungkin most likely time
Kurun waktu yang paling sering terjadi dibanding dengan yang lain bila kegiatan dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.
b = kurun waktu pesimistik pessimistic duration time
Waktu yang paling Iama untuk rnenyelesaikan kegiatan, yaitu bila segala sesuatunya serba tidak baik. Waktu demikian dilampaui hanya
sekali dalam seratus kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.
11.3 Kurun Waktu Yang Diharapkan te expected duration time Angka