68
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari  hasil  penulisan  mengenai  strategi  hidup  buruh  porter  di  Stasiun Tawang Kota Semarang dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi hidup yang digunakan buruh porter di Stasiun Tawang adalah dengan
mendayagunakan  interaksi  sesama  anggota  buruh  porter,  dan  masyarakat sekitar  Stasiun  Tawang.  Seperti  hubungan  saling  meminjam  uang  terhadap
sesama  buruh  porter,  dan  dengan  masyarakat  sekitar  yang  berhubungan dengan buruh porter Trust, hubungan yang baik serta timbulnya timbal balik
seperti tolong menolong sesama anggota buruh porter yang sakit atau tertimpa musibah Reciprocal, jaringan yang berperan dalam meningkatkan kerjasama
baik  dalam  internal  stasiun,  khususnya  sesama  anggota  buruh  porter Interaksi.  Hal  tersebut  sesuai  dengan  teori  modal  sosial  Fukuyama,  bahwa
modal  sosial  terbentuk  dari  beberapa  unsur  yaitu,  Trust,  Reciprocal,  dan Interaksi.
2. Faktor  ekonomi  menjadi  alasan  utama  seseorang  dalam  memilih  pekerjaan
sebagai  buruh  porter.  Selain  bekerja  sebagai  buruh  porter  kadang  sebagai buruh  porter  memiliki  pekerjaan  sampingan  dimana  jika  pekerjaan  sebagai
buruh  porter  dinilai  sepi  dan  tidak  dapat  mencukupi  penghasilan  mereka, maka  buruh  porter  memilih  bekerja  sampingan  sebagai  buruh  bangunan,
tukang  ojek,  tukang  becak  dan  lain-lainya.  Faktor  selanjutnya  yaitu pendidikan. Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan buruh porter tidak
dapat  bersaing  dalam  dunia  kerja  sehingga  mereka  harus  terbelenggu  dalam pekerjaan  informa.  Faktor  terakhir  yaitu  sosial.  Umumnya  seseorang  yang
bekerja  dari  background  keluarga  buruh  porter  menyebabkan  adanya  suatu pekerjaan  yang  bersifat  turun  temurun.  Namun  tidak  hanya  faktor  sosial
keluaraga,  faktor  lingkungan  juga  sangat  mempengruhi  dalam  pemilihan pekerjaan buruh porter.
B. Saran
Penulis  akan  memberikan  beberapa  saran  yang  dapat  digunakan  sebagai pertimbangan  bagi  strategi  buruh  porter  di  Stasiun  Tawang  Kota  Semarang.
Beberapa saran yang dapat penulis berikan yaitu: 1.
Buruh Porter Organisasi  buruh  porter  perlu  melakukan  evaluasi  tentang  tarif
menggunakan  jasa  buruh  porter,  agar  nantinya  kesejahteraan  buruh  porter mampu menghidupi keluarganya secara baik, serta memaksimalkan pelayanan
terhadap pengguna jasa tersebut. 2.
Pengelola Stasiun Tawang Pengelola  Stasiun  Tawang  perlu  meningkatkan  kordinasi  dengan  anggota
buruh porter agar sinergi antara buruh porter dan pihak Stasiun Tawang dapat berjalan  dengan  baik.  Serta  membangun  jaringan  dengan  optimal.
70
DAFTAR PUSTAKA
Coleman,  James  C.  2008.    Dasar –  Dasar  Teori  Sosial.  Bandung:  Nusa
Media. Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Deni,  Mukbar.  2009.  Pedesaan,  Migrasi  dan  Perubahan  Penghidupan  :
Sebuah  Kajian  Literatu, http:www.akatiga.orgindex.php
,  Diakses  10 Maret 2015
Effendi,  Noer  Tajuddin.  1987.  Konsep  dan  ukuran  tenaga  Kerja.  Jogjakarta: UGM Press.
Gunawan.2012.  Strategi  Bertahan  Hidup  Pemulung  Studi  kasus  di  Tempat Pembungan  Akhir  Sampah  Ganet  Tanjungpinang.  Tanjung  Pinang:
Skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Hamalik,  O.  2007.  Manajemen  Pelatihan  Ketenagakerjaan Pendekatan  Terpadu Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hapsari,  Eunike.  2013.  Perempuan  Buruh  Gendong  di  Pasar  Tradisional Studi  Kasus  di  Pasar  Bandungan  Kecamatan  Bandungan  Kabupaten
Semarang. Semarang: Skripsi UNNES. Haviland, William  A. 1985.  Antropologi  Jilid  2 Terjermahan R.G Soekadijo.
Jakarta: Erlangga. Hidayah,  Nur  2008.  Strategi  Bertahan  Hidup  Pedagang  Asongan  di  Stasiun
Lempuyangan  Yigyakarta  Dan  Balapan  Solo.  Jurnal  Dimensia  | September 2008, hlm 32-38.
Koentjaraningrat.  1999.  Manusia  dan  kebudayaan  di  Indonesia.  Jakarta: Djambatan.
Koentjaraningrat.  1993.  Metode-metode  Penulisan  Masyarakat.  Jakarta: Pustaka Utama.
Margaret,  poloma. 2003.  Sosiologi Kontenporer, terj.  Yasogama, Jakarta:  PT Raja Grafindo Persada.
Miles, B. Matthew, dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Moleong,  Lexy.  2006.  Metodologi  Penulisan  Kualitatif.  Bandung:  Remaja Rosdakarya.
Mustofa,  Bisri  dan  Maharani.  2008.  Kamus  Lengkap  Sosiologi.  Yogyakarta: Panji Pustaka.
Portes dan Castells. 1994.  Dinamika Ekonomi informasi. Jakarta:  Universitas Indonesia Press.
Rahman, Reza. 2006. Strategi bertahan hidup dan modal sosial buruh pabrik: kajian  sejarah  kehidupan  empat  orang  buruh  pabrik  di  desa  Sukapura,
Jakarta Utara. Jakarta: Skripsi UIN. Salim,
Emil. 1984.
Perencanaan Pembangunan
dan Pemerataan
Pendapatan.Jakarta: Inti Idayu Press. Setia, Resmi. 2005. Gali Tutup Lubang itu Biasa. Bandung: Yayasan Akatiga.
Sumarsih, Nining. 2009. Strategi Survive Buruh Bangunan Studi Kasus buruh
bangunan  Di  Masyarakat  Pegunungan  Prambanan,  Dusun  Mlakan, Desa  Sambirejo,  kecamatan  Prambanan,  Yogyakarta:  Skripsi  IAIN
Sunan Kalijaga.
Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor  13  tahun  2003  Tentang  Tenaga Kerja 2003. Jakarta.
http:news.detik.comread201111040952381759883103jamsos-pekerja- informal?nd771104bcj
. Diakses pada tanggal 6 November 2014. www.news.viva.co.idnewsread557426-sejarah-stasiun-tawang-semarang
. Diakses pada tanggal 10 January 2015.