19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. KARAKTERISTIK BAHAN AWAL
Pada penelitian pendahuluan-1 digunakan beberapa jenis bahan untuk proses degradasi anaerobik. Jenis bahan tersebut diantaranya adalah kulit pisang, kol, sampah pasar-1 sampah
pasar Gunung Batu, Bogor, sampah pasar-2 sampah pasar Laladon, Bogor, dan kulit nenas. Pertimbangan mengenai pemakaian beberapa jenis bahan di atas adalah karena keberadaan bahan
tersebut melimpah dalam bentuk sampah dan beberapa komoditas pertanian biasa digunakan dalam industri pengolahan hasil pertanian, diantaranya kulit pisang limbah hasil industri keripik
dan sale pisang, kulit nenas limbah hasil industri koktail dan selay nenas, demikian juga sampah pasar yang banyak kita jumpai di pasar-pasar tradisional.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa bahan yang digunakan didominasi oleh kandungan air yang tinggi yaitu berkisar antara 82.57-94.05. Kandungan air bahan tertinggi
dimiliki oleh jenis bahan sampah pasar-2 sebanyak 94.05. Berkaitan dengan produksi biogas, Price and Paul 1981 menjelaskan bahwa perbedaan kadar air dari 36-99 akan meningkatkan
produksi biogas sebesar 670. Peningkatan yang paling nyata ditunjukkan oleh bahan yang memiliki kadar air 60-78. Kadar air bahan sangat berperan penting dalam produksi biogas yang
dihasilkan. Kriteria lain yang sering digunakan pada proses fermentasi anaerobik ini adalah kandungan Volatile Solid atau padatan organik bahan. Misi dan Foster 2001 menjelaskan bahwa
kriteria untuk menilai keberhasilan degradasi limbah pertanian secara anaerobik adalah penurunan padatan organik VS, produksi total biogas, dan menghasilkan metan. Padatan organik atau
volatile solid dari hasil analisis menunjukkan nilai yang cukup besar berkisar antara 84.67-
95.07 basis kering. Potensi yang cukup besar untuk dikonversikan menjadi sejumlah biogas hasil proses fermentasi anaerobik.
Penjelasan lebih rinci mengenai karakteristik bahan awal yang digunakan disajikan dalam Tabel 6. Dan sebagai pembandingnya disajikan karakteristik sampah buah dan sayuran dari
Alvarez dan Liden 2007. Tabel 6. Karakteristik bahan awal penelitian pendahuluan-1
Jenis Biomasa Kadar
Abu Kadar
Air Padatan total
Padatan organik w.b
d.b Kulit pisang
1.90 87.61
12.39 10.49
84.67 Kol 0.48
93.00 7.00
6.52 93.14
Sampah Pasar-1 2.23
82.57 17.43
15.20 87.21
Sampah Pasar-2 0.83
94.05 5.95
5.12 86.05
Kulit nenas 0.66
86.61 13.39
12.73 95.07
Sampah buah dan sayur 0.80
87.30 12.70
11.90 93.70
Sumber : Alvarez dan Liden, 2007
Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam fasa padat. Dengan demikian sampah yang digunakan adalah sampah organik padat yang tidak mengalami
pengenceran atau penambahan air. Wahyuni 2008 menjelaskan bahan baku isian berupa bahan organik seperti kotoran ternak, limbah pertanian, sisa dapur, dan sampah organik harus terhindar
20
dari bahan anorganik seperti pasir, batu, plastik, dan beling. Bahan isian ini harus mengandung bahan kering padatan total sekitar 7-9. Dari hasil analisis yang dilakukan, bahan yang
digunakan mengandung 5.95-17.43 padatan total. Untuk mengatur kandungan padatan total bahan, usaha yang biasanya dilakukan adalah dengan penambahan air atau pengenceran.
Beberapa jenis bahan yang digunakan dalam penelitian ini seperti kol, kulit pisang, sampah pasar, dan kulit nanas adalah termasuk pada jenis sampah organik yang mudah
membusuk garbage. Hanya saja nanti dilihat komposisi kandungan terbanyaknya, apakah termasuk bahan yang memiliki rantai kimia panjang dan kompleks seperti lignin dan selulosa atau
rantai kimia pendek sehingga mudah untuk diuraikan dan dikonversi menjadi biogas.
4.2. PENENTUAN JENIS BAHAN YANG BISA MEMPRODUKSI BIOGAS TERTINGGI