29
Gambar 15. Penurunan COD lindi selama fermentasi anaerobik Pada fase hidrolisis dan asidifikasi berlangsung, bahan yang didegradasi masih sedikit
dan menyebabkan penurunan COD yang tidak terlalu signifikan. Proses lanjutan setelah asidifikasi adalah metanasasi, fase ini ditandai dengan penurunan COD secara signifikan dan proses
selanjutnya menuju steady operation Widjaja et al. 2008. Kandungan COD pada lindi sebenarnya lebih erat kaitannya dengan fungsi lindi sebagai pupuk cair organik, dimana
kandungan COD lindi adalah gambaran berapa banyak kandungan bahan organik pada pupuk cair. Tetapi jika dilihat pada Gambar 15, kandungan COD lindi pada setiap batch semuanya mengalami
penurunan seiring dengan pembentukkan biogas selama fermentasi berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa COD lindi pun memiliki pengaruh terhadap pembentukkan biogas, semakin
banyak biogas yang terbentuk maka semakin banyak COD lindi yang tereduksi. Selain itu, kondisi operasi penelitian yang setiap 2 hari sekali mengharuskan meresirkulasi lindi yang terbentuk untuk
mengembalikan mikroba pada lindi, hal ini yang mungkin menjadi salah satu penyebab kenapa kandungan COD pada lindi pun mengalami penurunan.
4.4.4 Produksi dan Karakteristik Pupuk Cair Organik Leachate
Selain biogas sebagai produk utama pada proses fermentasi anaerobik, ada juga produk samping yang memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia, yaitu pupuk cair.
Menurut Wahyuni 2009 limbah biogas merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur- unsur yang dibutuhkan oleh tanaman.
Dari hasil pengamatan, volume lindi sampah awal batch ke-1 menghasilkan 337 ml lindi, 455 ml lindi pada fermentasi feed 50 batch ke-2 dan 335 ml pada fermentasi feed 75
batch ke-3. Grafik akumulasi lindi pada setiap batch disajikan pada Gambar 16.
30
Gambar 16. Volume akumulasi lindi sampah Menurut Hadisuwito 2007, lindi atau pupuk organik cair adalah larutan dari hasil
pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair ini adalah dapat
secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Hadisuwito 2007 melanjutkan penjelasannya, sama seperti
limbah padat organik, limbah cair banyak mengandung unsur hara NPK dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah ini dapat membantu memperbaiki struktur dan kualitas
tanah. Pada Tabel 12 dijelaskan karakteristik lindi pupuk cair organik hasil samping dari proses fermentasi sampah.
Tabel 12. Karakteristik lindi pupuk cair organik
Bahan Carbon Nitrogen
Posphat COD
lindi sampah awal 0.46
0.17 84.60 ppm
12500 mgl lindi sampah feed 50
3.07 0.45
47.08 ppm 10000 mgl
lindi sampah feed 75 54 ppm
473 ppm 149 ppm
8333 mgl Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan lindi hasil fermentasi sampah masih
memiliki unsur hara esensial yang berguna untuk proses pertumbuhan tanaman. Unsur N misalnya terdapat sekitar 473 ppm-0.45. Jumlah yang cukup tinggi dan berguna untuk pertumbuhan
tanaman. Menurut Hadisuwito 2007 tanaman yang kekurangan N akan terus mengecil, bahkan secara cepat berubah menjadi kuning karena N yang tersedia tidak cukup untuk membentuk
protein dan klorofil. Selain nitrogen unsur lain yang dibutuhkan oleh tanaman adalah fosfat. Menurut Romli et al. 2010 fosfat termasuk unsur hara esensial bagi tanaman dengan fungsi
sebagai pemindah energi yang tidak dapat diganti dengan hara lain. Ketidakcukupan pasokan P
31
menjadikan tanaman tidak tumbuh maksimal atau potensi hasilnya tidak maksimal atau tidak mampu menyempurnakan proses reproduksi yang normal. Peranan P dalam tanaman sebagai
penyimpanan dan pemindahan energi yang berpengaruh terhadap berbagai proses lain dalam tanaman. Adanya P dibutuhkan untuk reaksi biokimiawi penting, seperti pemindahan ion, kerja
osmotik, reaksi fotosintesis dan glikolisis.
4.4.5 Nilai pH