19
elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf serta komposisi warna serta layout.
Ruang lingkup desain komunikasi visual menurut Dani Maroe dalam
http:deskomers.01.com.28 maret 2011. Dalam hal ini desain
booklet termasuk dalam cabang atau merupakan bagian desain komunikasi visual, karena dalam booklet memuat informasi dalam bentuk gambar dan
tulisan serta dilengkapi dengan unsur –unsur lain yang mengandung publikasi atau promosi yang erat kaitannya dengan desain komunikasi
visual.
4. Bentuk Karya Desain Booklet
Seorang desainer dalam berkarya seni tidak terlepas dari lingkungannya, setiap seni yang tercipta selalu berdasarkan pada
kenyataan, pengalaman maupun imajinasi desainer atau penciptannya. Dalam berkarya seni desainer dituntut kritis terhadap
lingkungannya. Tahapan awal desainer dalam berkarya adalah upaya menemukan ide atau gagasan atau mencari sumber gagasan. Tahapan ini
disebut tahapan mencari inspirasi yang akan membimbing seorang desainer untuk mewujudkan bentuk desain.
Booklet terdiri dari beberapa halaman yang berupa sampul, halaman judul, isi dan beberapa gambar pendukung, booklet yang biasanya
terlihat seperti buku kecil yang isinya tidak setebal buku pada umumnya, booklet
bukan merupakan sarana beriklan secara langsung httpmacammediapromosi.htm.11 april 2011.
20
Desain booklet ini dibuat pada menggunakan kertas ivory 230 gram dengan menggunakan komputer grafis. Teknik pembuatannya adalah
dengan mengolah hasil gambar dari studio keramik menggunakan program Adobe Photoshop, selanjutnya program Corel Draw untuk menambah teks
dan hal – hal lain yang diperlukan agar memperindah hasil karya. Bentuk desain ini kemudian dicetak dengan teknik digital printing kemudian
disusun menjadi beberapa halaman sehingga menjadi buku berukuran 15x14 cm, dan kemudian terbentuklah booklet tersebut.
5. Jenis – Jenis Layout
Membuat Layout atau tata letak merupakan langkah awal dalam perancangan desain booklet. Penting untuk mengetahui tentang jenis
layout yang hendak dibuat dalam mendesain booklet. Menyusun layout booklet adalah pekerjaan yang sangat menentukan. Sebuah ide, copywrite,
ataupun elemen-elemen yang bagus akan gagal apabila disusun atau disajikan dengan layout yang kurang tepat. Oleh karena itu perlu adanya
pemahaman terhadap model layout sebelum membuat booklet. Dan berikut adalah beberapa model layout :
a. Mondrian Layout
Penyajian yang mengacu pada bentuk-bentuk squarelandscapeportait, dimana masing-masing bidangnya sejajar
dengan bidang penyajian dan memuat gambar atau copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual
Kusrianto, 2007: 310.
21
b. Multi Panel Layout
Bentuk layout dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama Kusrianto,
2007: 311. c.
Picture Window Layout Tata letak layout dimana produk yang diiklankan ditampilkan
secara close-up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model Kusrianto, 2007: 312.
d. Copy Heavy Layout
Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing naskah iklan
atau dengan kata lain komposisi layout nya didominasi oleh penyajian teks copy Kusrianto, 2007: 313.
e. Silhouette Layout
Sajian layout yang berupa gambar ilustrasi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-
Rapwarna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi Kusrianto, 2007: 314.
f. Type Specimen Layout
Tata letak layout yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya hanya
berupa Head Line saja Kusrianto, 2007: 316.
22
g. Sircus Layout
Penyajian layout yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-
kadang teks dan susunannya tidak beraturan Kusrianto, 2007: 317. h.
Jumble Layout Penyajian layout yang merupakan kebalikan dari sircus
layout, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara
teratur Kusrianto, 2007: 318.
i. Grid Layout
Suatu tata letak yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain booklet tersebut seolah-olah bagian per bagian
gambar dan teks berada di dalam skala grid Kusrianto, 2007: 318. j.
Bleed Layout Sajian tata letak dimana sekeliling bidang menggunakan
frame seolah-olah belum dipotong pinggirnya. Bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis utuh kalau Trim sudah
dipotong Kusrianto, 2007: 319. k.
Vertical Panel Layout Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical
dan membagi layout iklan tersebut Kusrianto, 2007: 320. l.
Alphabet Inspired Layout Tata letak yang menekankan pada susunan huruf atau
angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan
23
diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi cerita
Kusrianto, 2007: 321. m.
Angular Layout
Penyajian tata letak dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-
70 derajat Kusrianto, 2007: 321. n.
Informal Balance Layout Tata letak yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu
perbandingan yang tidak seimbang Kusrianto, 2007: 322. o.
Brace Layout Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L.
Posisi bentuk L nya bisa tebalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong Kusrianto, 2007: 323.
p. Two Mostises Layout
Penyajian bentuk layout yang penggarapannya menghadirkan dua inset
yang masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai
hasil penggunaandetail dari produk yang ditawarkan Kusrianto, 2007: 323.
q. Quadran Layout
Bentuk tampilan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45,
kedua 5, ketiga 12, dan keempat 38. mempunyai perbedaan
24
yang menyolok apabila dibagi empat sama besar Kusrianto, 2007: 324.
r. Comic Strip Layout
Penyajian tata letak yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captions nya
Kusrianto, 2007: 325. s.
Rebus Layout Susunan layout iklan yang menampilkan perpaduan gambar
dan teks sehingga membentuk suatu cerita Kusrianto, 2007: 326.
t. Symmetrical layout
Layout jenis ini menyimpulkan keseimbangan yang amat murni. Garis demi garis , gambar demi gambar serta judul demi judul
selalu harus ditempatkan pada tempat – tempat yang seimbang Rochady, 1970: 145.
6. Penyampaian Pesan melalui Booklet