3. DIPOLE MODE
Fenomena Dipole Mode DM yang didefinisikan sebagai tanda-tanda atau gejala akan menaiknya atau memanasnya suhu permukaan laut SPL dari kondisi normal di sepanjang
Ekuator Samudera Hindia, khususnya di sebelah selatan India yang diiringi dengan menurunnya suhu permukaan laut tidak normal di perairan Indonesia di wilayah pantai barat Sumatera
Yamagata, 2001.
Pada keadaan normalnya, di sebelah barat lautan tropis Hindia suhu permukaan laut mengalami pendinginan dan hangat di sebelah bagian timurnya dan ditandai dengan distribusi
SPL yang cukup merata di sekitar ekuator. Dipole anomali SPL yang didefinisikan sebagai perbedaan anomali SPL Samudera
Hindia tropis bagian barat 50oE-70oE, 10oS-10oN dengan Samudera Hindia tropis bagian timur 90oE-120oE, 10oS-eq.
Dipole Mode Positif DMP terjadi pada saat tekanan udara permukaan di atas wilayah barat Sumatera relatif bertekanan lebih tinggi dibandingkan wilayah timur Afrika yang
bertekanan relatif rendah, sehingga udara mengalir dari bagian barat Sumatera ke bagian timur Afrika yang mengakibatkan pembentukkan awan-awan konvektif di wilayah Afrika dan
menghasilkan curah hujan di atas normal, sedangkan di wilayah Sumatera terjadi kekeringan, begitu sebaliknya dengan Dipole Mode Negatif DMN.
Siklus DM : 1.
Diawali dengan munculnya anomali suhu permukaan laut negatif di sekitar selat Lombok hingga selatan Jawa pada bulan Mei-Juni, bersamaan dengan itu terjadi anomali angin
tenggara yang lemah di sekitar Jawa dan Sumatera. 2.
Selanjutnya pada bulan Juli-Agustus, anomali negatif SPL tersebut terus menguat dan semakin meluas sampai ke ekuator hingga pantai barat Sumatera, sementara itu anomali
positif SPL mulai muncul di Samudera Hindia bagian barat. Perbedaan tekanan di antara keduanya semakin memperkuat angin tenggara di sepanjang ekuator dan pantai barat
Sumatera.
3. Siklus ini mencapai puncaknya pada bulan Oktober dan selanjutnya menghilang dengan
cepat pada bulan November-Desember.
4. EL-NINO LA-NINA