Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tebu (Saccharum officinarum Linn) di Kebun Kwala Bingai PT. Perkebunan Nusantara II

PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKSI
TEBU ( Saccharum officinarum Linn ) DI KEBUN KWALA
BINGAIPT.PERKEBUNAN NUSANTARA II

SKRIPSI

OLEH:
MULIA FRANS G. SIDAURUK
100301212
AGROEKOTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKSI
TEBU ( Saccharum officinarum Linn ) DI KEBUN KWALA
BINGAIPT.PERKEBUNAN NUSANTARA II


SKRIPSI

OLEH:
MULIA FRANS G. SIDAURUK
100301212
AGROEKOTEKNOLOGI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Judul

Nama
NIM
Minat

Program Studi

: Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi
Tebu (Saccharum officinarum Linn) di Kebun Kwala
Bingai PT. Perkebunan Nusantara II
: Mulia Frans Goodman Sidauruk
: 100301212
: Budidaya Pertanian dan Perkebunan
: Agroekoteknologi

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

Ir. Irsal, M.P.
Ketua

Ir.E. Harso Kardhinata, M.Sc.
Anggota

Mengetahui :


Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M. Sc.
Ketua Program Studi Agroekoteknologi

ABSTRAK
MULIA FRANS G. SIDAURUK : Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan
Terhadap Produksi Tebu (Saccharum officinarumLinn) di Kebun Kwala Bingai
PT.
Perkebunan
Nusantara
II,
yang
di
bimbing
oleh
Ir. Irsal, M.P. dan Ir. E. Harso Kardhinata, M.Sc.
Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas
Tebu. Curah hujan merupakan unsur iklim yang penting diperhatikan, dimana
tebu merupakan tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah banyak dibanding
tanaman keras lainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

curah hujan dan hari hujan serta hubungan korelasi keduanya terhadap produksi
tebu. Penelitian ini dilaksanakan di PTPN II Unit Kwala Bingai Kecamatan Stabat
Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara pada bulan Januari 2015 sampai
dengan April 2015. Penelitian ini menggunakan data primer yang tersedia di
administrasi kebun. Data primer untuk keperluan analisis meliputi data produksi
tebu ; data komponen produksi tebu berupa hablur, SHS, dan tetes ; data curah
hujan; data hari hujan bulanan pada tahun 2009, 2010 , 2011, 2012, 2013 di 6
afdeling. Metode analisis yang digunakan ialah analisis linear berganda dan
analisis korelasi. Model diuji kelayakannya dengan uji asumsi klasik meliputi uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikoleaniritas, serta uji autokorelasi
dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS.v.18 for windows.
Hasil analisis regresi menunjukan bahwa variabel curah hujan dan hari
hujan berpengaruh tidak nyata pada alpha 5% (Sig > α 0.05) terhadap peningkatan
produksi Tebu. Hal ini dikarenakan curah hujan yang tidak merata sepanjang
tahun dan kurang optimal utuk pertumbuhan tebu. Dari hasil uji asumsi klasik
yang dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi berganda layak atau
tidak untuk digunakan disimpilkan bahwa persamaan regresi pada tanaman tebu
telah memenuhi syarat. Hasil korelasi pada tanaman Tebu dengan analisis dua
arah pada taraf uji 1% menunjukan variabel curah hujan dan hari hujan memiliki
hubungan yang kuat, nyata dan (positif) searah. Nilai koefisien curah hujan dan

hari hujan ialah 0,932 dengan nilai signifikansi < α 0.01.

Kata kunci : curah hujan, hari hujan, produksi tebu.

ABSTRACT
MULIA FRANS G. SIDAURUK: Influence of Rainfall and Rainy Day Against
Production of Sugarcane (Saccharum officinarum Linn) in Kwala Bingai Garden
PTPN II, which is guided by Ir. Irsal, M.P. and Ir. E. Harso Kardhinata, M.Sc.
The climate factors is very influental to the growth and productivity of
sugarcane. Rainfall is an important climatic element observed, where thesugar
cane is a plant that requires large amounts of water than other crops. The
purpose of this reseach was to determine the effect of rainfall and rainy day as
well as the correlation of both on sugarcane production. This research was held
at PTPN II Unit Kwala Bingai District Langkat Province of North Sumatera from
January 2015 to April 2015. This reseach used primary data available in
company administration. The primary data for analytical purposes include
sugarcane production data; Data components in the form of crystalline sugar
cane production, SHS, and drops; rainfall data; Data monthly rainy days in 2009,
2010, 2011, 2012, 2013 at 6 section. The analytical method used is multiple linear
analysis and correlation analysis. The model was tested for feasibility with classic

assumption test including normality test, heteroscedasticity test, multikoleaniritas
test, and autocorrelation test by using statistical tools SPSS.v.18 for windows.
The regression analysis showed that variable rainfall and rainy days no
real effect on alpha 5% (Sig> α 0.05) to increase sugarcane production. This is
because the rainfall is not evenly distributed throughout the year and less than
optimal utuk cane growth. From the classic assumption test results conducted to
determine whether the multiple regression equation is feasible or not to use
disimpilkan that the regression equation in sugarcane has been qualified.
Sugarcane correlation results in plants with two-way analysis at the level of 1%
showing test variable rainfall and rainy days have a strong relationship, real and
(positive) direction. The coefficient of rainfall and rainy days is 0.932 with a
significant value α 0.05) terhadap peningkatan
produksi Tebu. Hal ini dikarenakan curah hujan yang tidak merata sepanjang
tahun dan kurang optimal utuk pertumbuhan tebu. Dari hasil uji asumsi klasik
yang dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi berganda layak atau
tidak untuk digunakan disimpilkan bahwa persamaan regresi pada tanaman tebu
telah memenuhi syarat. Hasil korelasi pada tanaman Tebu dengan analisis dua
arah pada taraf uji 1% menunjukan variabel curah hujan dan hari hujan memiliki
hubungan yang kuat, nyata dan (positif) searah. Nilai koefisien curah hujan dan
hari hujan ialah 0,932 dengan nilai signifikansi < α 0.01.


Kata kunci : curah hujan, hari hujan, produksi tebu.

ABSTRACT
MULIA FRANS G. SIDAURUK: Influence of Rainfall and Rainy Day Against
Production of Sugarcane (Saccharum officinarum Linn) in Kwala Bingai Garden
PTPN II, which is guided by Ir. Irsal, M.P. and Ir. E. Harso Kardhinata, M.Sc.
The climate factors is very influental to the growth and productivity of
sugarcane. Rainfall is an important climatic element observed, where thesugar
cane is a plant that requires large amounts of water than other crops. The
purpose of this reseach was to determine the effect of rainfall and rainy day as
well as the correlation of both on sugarcane production. This research was held
at PTPN II Unit Kwala Bingai District Langkat Province of North Sumatera from
January 2015 to April 2015. This reseach used primary data available in
company administration. The primary data for analytical purposes include
sugarcane production data; Data components in the form of crystalline sugar
cane production, SHS, and drops; rainfall data; Data monthly rainy days in 2009,
2010, 2011, 2012, 2013 at 6 section. The analytical method used is multiple linear
analysis and correlation analysis. The model was tested for feasibility with classic
assumption test including normality test, heteroscedasticity test, multikoleaniritas

test, and autocorrelation test by using statistical tools SPSS.v.18 for windows.
The regression analysis showed that variable rainfall and rainy days no
real effect on alpha 5% (Sig> α 0.05) to increase sugarcane production. This is
because the rainfall is not evenly distributed throughout the year and less than
optimal utuk cane growth. From the classic assumption test results conducted to
determine whether the multiple regression equation is feasible or not to use
disimpilkan that the regression equation in sugarcane has been qualified.
Sugarcane correlation results in plants with two-way analysis at the level of 1%
showing test variable rainfall and rainy days have a strong relationship, real and
(positive) direction. The coefficient of rainfall and rainy days is 0.932 with a
significant value
1200 m di atas permukaan laut pertumbuhan tanaman relatif lambat. Kemiringan
lahan sebaiknya kurang dari 8%, meskipun pada kemiringan sampai 10% dapat
juga digunakan untuk areal yang di lokalisir. Kondisi lahan terbaik untuk tebu
adalah berlereng panjang, rata dan melandai sampai 2% apabila tanahnya ringan
dan sampai 5 % apabila tanahnya lebih berat (Indrawanto,dkk. 2010).
Curah Hujan dan Hari Hujan
Hujan adalah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi noncair seperti salju, atau es. Hujan merupakan proses kondensasi uap air di atmosfer
menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya di daratan. Dua
proses yang mungkin bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh


menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara
(Hanum, 2013).
Untuk daerah tropika seperti Indonesia dengan prespitasi umumnya di
tafsirkan curah hujan. Adapun yang disebut curah hujan bulanan rata-rata adalah
rata-rata jumlah hujan yang tercatat selama panjang bulan yang bersangkutan,
akan tetapi diambilkan untuk jangka waktu lama sekitar 30 tahun. Demikian pula
curah hujan rata-rata tahunan, misalnya dikatakan Salatiga curah hujannya ratarata setahun 2300 mm itu diambil berdasarkan pengamatan sepanjang sepertiga
abad tadi (Daldjoeni, 1986).
Dalam bidang klimatologi pertanian dilakukan pencatatan hujan harian
(jumlah curah hujan) setiap periode 24 jam dan jumlah hari hujan. Berdasarkan
pengertian klimatologi, satu hari hujan ialah periode selama 24 jam terkumpul
curah hujan setinggi 0,5 mm atau lebih. Apabila kurang dari ketentuan tersebut,
maka hari hujan dianggap nol meskipun curah hujan tetap diperhitungkan
(Hanum, 2013).

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Perusahaan
PT. Perkebunan II (Persero) selanjutnya disebut PTP Nusantara II,
merupakan badan usaha milik negara, berbentuk perseroan dalam jajaran

Departemen Pertanian adalah perusahaan Negara (P.N). Kronologis sejarah PTP
Nusantara II (ex. IX) pada mulanya berasal dari perusahaan belanda yang
bernama “NV VERENIGDE DELI MAATSCHAPIA” Perusahaan Perkebunan
Negara Tembakau Deli sebelum tahun 1959, kemudian diberi nama perusahaan
Perkebunan Negara Baru CKS NV Senembah MY, dan perusahaan perkebunan
Negara Baru eks. VDM tahun 1965 berubah nama menjadi Perusahaan
Perkebunan Negara Tembakau Deli. Tahun 1969 diberi nama Perseroan Terbatas
Perkebunan IX (PTP IX). Tahun 1996 berubah menjadi PTP Nusantara II
(Data kebun, 2013).
Lingkungan usaha PTP Nusantara II adalah pembudidayaan tanaman keras
dan semusim seperti kelapa sawit, tebu, kakao, dan tembakau. Pengolahan serta
pemasarannya di dalam dan luar negeri, sedangkan lokasi perkebunannya tersebar
di beberapa tempat di Sumatera Utara (Data kebun, 2013).
PTP Nusantara II kebun Kwala Bingai-Stabat adalah unit dari PTP
Nusantara II yang berada di Tanjung Morawa Medan. Kebun Kwala Bingai
berada di kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat yang memiliki jarak berkisar 41
km dari kota Medan merupakan kebun yang mengusahakan produksi tanaman
tebu (Data kebun, 2013).

Visi, Misi, dan Nilai Budaya PT. Perkebunan Nusantara II

Berdasarkan data administrasi kebun ( 2013) PT. Perkebunan Nusantara II
memiliki Visi : Dari perusahaan perkebunan menjadi perusahaan multi usaha
berdaya saing tinggi, Misi : Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya dan
usaha, memberikan kontribusi optimal, menjaga kelestarian, dan pertambahan
nilai, Nilai Budaya : Profesional, kesetaraan, kemakmuran, kejujuran, integritas,
dan kerjasama.
Letak dan Batas Geografis
Secara geografis kebun Kwala Bingai berbatasan dengan :
1. Sebelah Timur berbatasan dengan kebun PTP Nusantara II Kebun Kwala
Madu.
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Stabat.
3. Sebelah Utara berbatasan dengan kebun PT. Buana Estate.
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pardamean Binjai Utara.
Keadaan Tanah dan Iklim
Keadaan topografi di lokasi PTPN II Kebun Kwala Bingai pada umumnya
rata dan sebagian tempat bergelombang dengan ketinggian tempat 5 - 20 m dpl
pada daerah datar 20 – 50 m dpl pada areal bergelombang. Keadaan topografi di
Kebun Kwala Bingai ada yang datar dan bergelombang atau curam. Keadaan suhu
yang terdapat di kebun ini adalah 280 C – 300 C dengan jenis tanah umumnya
alluvial coklat, hidromofrik kelabu, podsolik merah kuning dan teksturnya liat

sampai liat berpasir dengan pH tanah berkisar 5 – 7 (netral), stuktur tanahnya liat
sampai liat berpasir dan memiliki kemampuan menyimpan air yang sangat rendah.
Untuk menanggulangi kekurangan unsur dapat dilakukan dengan pemupukan
secara teratur (Data kebun, 2013).
Luas Tata Guna Kebun
Luas lahan yang dimiliki perusahaan perkebunan PTP Nusantara II Kebun
Kwala Bingai adalah 3.379,14 Ha dan tidak seluruhnya ditanami tebu tetapi juga
tanaman rotasi dan konversi yang merupakan pergantian tanaman dari tanaman
tebu diganti dan dirotasi dengan tanaman Tembakau Deli, selain itu juga ditanami
dengan tanaman kakao. Luas areal untuk tanaman kakao adalah 248,19 Ha dan
untuk Tebu 2.358,58 Ha, sedangkan luas areal untuk tanaman Tembakau Deli
adalah 304 Ha yang terdapat secara menyebar di beberapa afdeling yang ada di
Kebun Kwala Bingai-Stabat (Data kebun, 2013).
Adapun status kepemilikan tanahnya adalah Hak Guna Usaha (HGU) yang
pengusahaannya dipegang oleh PTP Nusantara II kebun Kwala Bingai-Stabat.
Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Luas Areal HGU kebun Kwala Bingai
No

Uraian

Ha

Persentase (%)
Seluruh Areal

1

Areal Yang Ditanami
Ditanami dan Diolah
Tembakau

304,00

9,00

Coklat

248,19

7,34

Konversi

947,80

28,05

Rotasi

486,78

14,41

Ditanami Oleh PGKM

924,00

27,34

Tebu : - Ditanami dan Diolah

2

Kebun Kwala Bingai I

316,97

9,38

3

Kebun Kwala Bingai II

108,10

3,20

4

Tanah yang dikuasai oleh pihak ke-3

43,30

1,28

3.379,14

100

garapan yang mendapat SIM
berdasarkan
keputusan TPTGA-IX
Jumlah
Sumber : Kantor Kebun Kwala Bingai (2013)
Struktur Organisasi Perusahaan
PTP Nusantara II Kebun Kwala Bingai dipimpin oleh seorang
Administratur (ADM), yang dibantu oleh beberapa orang staf yang terdiri dari :
1. Asisten Kepala (2 orang).
2. Asisten afdeling dan penanggung jawab kebun(6 orang).

3. Kepala Tata Usaha (1 orang).
4. Asisten Bawahan (1 orang).
5. Papam (1 orang)

METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara II kebun Kwala
Bingai, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, yang dimulai dari bulan
Januari sampai April 2015.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif (descriptive analysis)
kuantitatif maupun kualitatif. Data dikumpulkan, disusun, dijelaskan, kemudian
dianalisis dengan analisis regresi berganda dan korelasi yang diuraikan secara
deskriptif. Alat bantu yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah
SPSS.v.17 (Statistical Package of Social Science) for windows. Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis regresi berganda dan korelasi
regresi. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
fungsional antar variabel terikat dan variabel bebas dan analisis korelasi berguna
untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara variabel bebas dan terikat. Analisis
korelasi digunakan untuk mengetahui kuat-lemahnya hubungan antara variabel
bebas dan terikat serta hubungan antar variabel komponen produksi. Variabel
tidak bebas adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas
dan dinotasikan dengan Y. Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah
produksi tebu, sedangkan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya variabel tidak bebas dan dinotasikan dengan X
(Ghozali, 2006)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah curah hujan dan hari hujan
bulanan. Pengaruh fungsional variabel curah hujan dan hari hujan bulanan
terhadap produksi tebu yang dianalisis dengan fungsi matematis sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + E
Y : produksi tebu
a : intersep dari garis pada sumbu Y
b : koefisien regresi linier
X1 : curah hujan bulanan
X2 : hari hujan bulanan
E : eror
Peubah Amatan
Produksi Tebu (ton/ha)
Data produksi batang tebu (ton/ha) yang digunakan berdasarkan data
produksi tebu bulanan selama 5 tahun yakni dari 2009, 2010, 2011, 2012 dan
2013. Data ini dikumpulkan dari seluruh divisi kebun Kwala Bingai di PT.
Perkebunan Nusantara II. Data produksi tebu dianalisis dengan menggunakan
analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi.
Produksi tebu banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut
tidak berdiri sendiri untuk memberikan pengaruh terhadap produksi yang
dihasilkan kebun. Berdasarkan ketersediaan data di kebun, maka data komponen

produksi yang digunakan yaitu data produksi batang tebu per tingkat tanam dan
data produksi gula yang dihasilkan. Komponen produksi ini dianalisis dengan
menggunakan analisis korelasi.
Curah Hujan (mm)
Data curah hujan yang digunakan berdasarkan data pengukuran curah
hujan bulanan selama lima tahun yakni 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013. Data ini
dikumpulkan dari seluruh divisi kebun Kwala Bingai di PT.Perkebunan Nusantara
II. Data curah hujan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda dan analisis korelasi.
Hari Hujan (hari)
Data hari hujan yang digunakan diperoleh dengan cara menjumlahkan hari
dimana turunnya hujan setiap bulannya selama lima tahun yakni 2009, 2010,
2011, 2012 dan 2013. Data ini dikumpulkan dari seluruh divisi kebun Kwala
Bingai di PT.Perkebunan Nusantara II. Data hari hujan dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi.

PELAKSANAAN PENELITIAN
Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan menelusuri dan menelaah studi
pustaka yang berkaitan dengan curah hujan dan hari hujan, serta produksi tebu.
Pengumpulan Data
Pengumpulan

data

yang

dilakukan

terdiri

dari

data

sekunder.

Pengumpulan data sekunder meliputi data sekunder untuk laporan umum dan data
sekunder untuk keperluan analisis. Metode pengambilan data sekunder ini
diperoleh dari studi literatur tentang kebun Kwala Bingai di kantor divisi. Data
sekunder untuk analisis disesuaikan dengan kelengkapan data pada administrasi
kebun. Data sekunder untuk laporan umum meliputi keadaan umum perusahaan,
letak geografis, keadaan tanah dan iklim, struktur organisasi dan peta kebun. Data
sekunder untuk keperluan analisis ini diambil data bulanan selama 5 tahun yakni
pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 meliputi data curah hujan dan data
hari hujan; data produksi tebu.
Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda dan analisis korelasi. Regresi linear berganda berguna untuk menghitung
besarnya pengaruh hubungan dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel
terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih
variabel bebas. Analisi korelasi berguna untuk melihat kuat-lemahnya hubungan

antara variabel bebas dan terikat. Pengolahan data dibantu dengan software
SPSS.v.17 for windows.
Analisis data bersifat deskriptif dengan menggunakan bantuan statistik
untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis data
dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan data. Data yang telah diperoleh
tersebut dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda untuk
mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan bulanan yang mempengaruhi
produksi tebu dan hubungan kedua variabel bebas dan terikat berdasarkan data
yang diperoleh dari administrasi kebun.
Berdasarkan hipotesis yang diajukan, untuk menguji hipotesis digunakan
Uji-t (parsial), Uji-F (serempak) dan R2. Uji hipotesis menggunakan uji dua arah
dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%. Teknik analisis data dengan
menggunakan analisis regresi berganda dengan model persamaan berikut ini:
Y = a + b1X1 + b2X2 + E
Model yang digunakan dalam membuat suatu persamaan regresi linier
berganda ini, dapat terjadi beberapa keadaan yang dapat menyebabkan estimasi
koefisien regresi tidak lagi menjadi penduga koefisien, sehingga diperlukan
beberapa asumsi mendasar yang perlu diperhatikan dengan melakukan uji asumsi
klasik.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik berguna untuk menguji apakah model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak. Kelayakan model regresi

dapat terlihat dari data yang dihasilkan terdistribusi normal, dan tidak terdapat
multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dalam model yang digunakan.
Jika keseluruhan syarat tersebut terpenuhi berarti model analisis telah layak
digunakan (Ghozali, 2006).
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel tidak bebas dan variabel bebas memiliki data yang terdistribusi normal
atau tidak. Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai
ekstrim yang nantinya dapat mengganggu hasil data penelitian. Model regresi
yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Dalam pembahasan ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi
normal jika signifikansi dan nilai One Sample Kolmogorov-Smirnov lebih besar
dari 5% atau 0,05 (Ghozali, 2006).
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
gejala heteroskedastisitas atau biasa disebut homoskedastisitas. Metode pengujian
yang yang digunakan ialah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan
meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika

nilai ß signifikan maka mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas dalam model
(Ghozali, 2006).
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji
multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor (VIF) dan
nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi
multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF < 5 dan nilai Tolerance> 0.1
(Ghozali, 2006).
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan
pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi
dapat dilihat dari nilai Durbin Watson (d) dibandingkan dengan nilai Tabel
Durbin Watson. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi
dalam model regresi. Metode uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan
sebagai berikut:
1.

Jika d terletak antara nol dan dL, maka ada autokorelasi positif.

2.

Jika d terletak antara dL dan dU atau d terletak antara (4-dU) dan (4-dL),
maka tidak dapat disimpulkan.

3.

Jika d terletak antara dU dan (4-dU) maka tidak autokorelasi.

4.

Jika d terletak antara (4-dL) dan 4, maka autokorelasi negatif.

Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hipotesis yang diajukan, untuk menguji hipotesis digunakan
Uji-t (parsial), Uji-F (serempak) dan R2. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
dua arah dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5% apakah diterima atau ditolak.
Nilai koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat besarnya persentase
pengaruh variabel bebas terhadap nilai variabel terikat. Nilai R2 semakin
mendekati nol memperlihatkan semakin kecil pengaruh semua variabel bebas
terhadap nilai variabel terikat sedangkan nilai R2 semakin mendekati satu
memperlihatkan semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai
variabel terikat. Uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui
pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Uji
hipotesis secara serempak digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan
dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Hipotesis yang
diajukan dalam analisis ini ialah:
H0: bi = 0
H1: bi ≠ 0,
bi = koefisien regresi variabel ke-i
Pengambilan keputusan untuk melihat apakah hipotesis H0 diterima atau
ditolak. Hipotesis H0 ditolak membuktikan bahwa variabel bebas yang digunakan
berpengaruh nyata terhadap produksi tebu (Ghozali, 2006).

Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan untuk meringkas hasil pengolahan data
yang telah di analisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan
analisis korelasi. Kesimpulan dapat menjelaskan kebenaran dari hipotesis yang
telah dibuat apakah diterima atau ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Komponen Produksi Tebu
Pencapaian produksi tebu yang diharapkan tidak terlepas dari pengaruh
komponen-komponen produksi. Berdasarkan ketersediaan data pada PTPN II Unit
Kwala

Dokumen yang terkait

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 16 dan 19 Tahun di Kebun Bah Jambi PT Perkebunan Nusantara IV Persero

31 176 110

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tebu (Saccharum officinarum Linn) di Kebun Kwala Bingai PT. Perkebunan Nusantara II

0 4 76

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 16, dan 19 Tahun di Kebun Sei Dadap PT. Perkebunan Nusantara III Persero

1 14 114

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 8, 12 dan 20 Tahun di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Persero

0 1 111

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tebu (Saccharum officinarum Linn) di Kebun Kwala Bingai PT. Perkebunan Nusantara II

0 0 17

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tebu (Saccharum officinarum Linn) di Kebun Kwala Bingai PT. Perkebunan Nusantara II

0 0 3

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tebu (Saccharum officinarum Linn) di Kebun Kwala Bingai PT. Perkebunan Nusantara II

0 0 3

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tebu (Saccharum officinarum Linn) di Kebun Kwala Bingai PT. Perkebunan Nusantara II

0 0 5

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tebu (Saccharum officinarum Linn) di Kebun Kwala Bingai PT. Perkebunan Nusantara II

0 0 2

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tebu (Saccharum officinarum Linn) di Kebun Kwala Bingai PT. Perkebunan Nusantara II

0 1 10