Uji Daya Hasil Galur Padi Harapan IPB Dengan Dua Varietas Pembanding

UJI DAYA HASIL GALUR PADI ( Oryza sativa L.) HARAPAN
IPB DENGAN DUA VARIETAS PEMBANDING

SAFRUDDIN NASUTION
A24110001

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul uji daya hasil padi
(Oryza sativa L.) harapan IPB dengan dua varietas pembanding adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2015

Safruddin Nasution
NIM A24110001

ABSTRAK
SAFRUDDIN NASUTION. Uji Daya Hasil Galur Padi Harapan IPB dengan Dua
Varietas Pembanding. Dibimbing oleh HAJRIAL ASWIDINNOOR.
Padi (Oryza sativa L.) merupakan suatu komoditas penting bagi penduduk
Indonesia sehingga produksi padi perlu terus dikembangkan. Padi tipe baru
merupakan padi inovasi baru yang memiliki produktivitas tinggi, toleran terhadap
hama penyakit, adaptasi luas serta memiliki rasa yang enak. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi galur-galur padi tipe baru yang berpotensi
dilepas sebagai varietas unggul baru. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan
Sawah Babakan Dramaga, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Januari sampai Mei 2015. Variabel yang diamati adalah produksi gabah
kering giling, tinggi tanaman, jumlah anakan total, umur berbunga, umur panen,
persentase gabah isi dan hampa, bobot 1 000 butir, dan jumlah gabah per malai.

Hasil analisis menunjukkan seluruh galur yang diuji memiliki produktivitas yang
tidak berbeda nyata dengan varietas Ciherang (6.055 ton ha-1) dan Mekongga
(5.378ton ha-1). Beberapa galur memiliki produktivitas tertinggi IPB160-F-22-2-1
(7.956 ton ha-1), IPB160-F-28-1-1 (7.674 ton ha-1), IPB160-F-55-3-1 (7.164 ton
ha-1), dan IPB160-F-56-1-1 (7.291 ton ha-1) berpotensi untuk diuji lanjut pada
musim dan tempat yang berbeda.
Kata kunci : galur padi IPB, padi tipe baru, dan produktivitas

ABSTRACT
SAFRUDDIN NASUTION. Yield Trials of IPB New Lines Type Rice with Two
Control Varieties. Supervised by HAJRIAL ASWIDINNOOR.
Rice (Oryza sativa L.) is an important for Indonesia's population so the rice
production needs to be increased. New type of rice is a new innovation variety
that has high productivity, tolerant to pests and diseases, wide adaptability and
has a good taste. This study aimed to identify rice lines potential to be evaluated
further for releasing new varieties. The experiment was conducted at IPB
Experimental Station Dramaga Babakan, Bogor. The research was conducted in
January through May 2015. The variables measured were productivity, plant
height, number of tillers, flowering and harvesting time, the percentage of filled
grain 1 000 grain weight and number of grains per panicle. The analysis showed

the productivity of lines evaluated was not significantly different from
Ciherang(6.055 ton ha-1) and Mekongga (5.378 ton ha-1). Several lines showed
tendency of giving higher productivity, which are IPB160-F-22-2-1 (7.956 ton ha1
), IPB160-F-28-1-1 (7.674 ton ha-1) , IPB160-F-55-3-1 (7.164 ton ha-1), and
IPB160-F-56-1-1 (7.291 ton ha-1) compared to check in other time and location.
Keywords: IPB promising lines, new type rice, and productivity

UJI DAYA HASIL GALUR PADI HARAPAN IPB DENGAN
DUA VARIETAS PEMBANDING

SAFRUDDIN NASUTION

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul dari penelitian ini
adalah uji daya hasil padi (Oryza Sativa L.) harapan IPB dengan dua varietas
pembanding yang dilaksanakan sejak bulan Januari sampai Mei 2015. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi galur-galur padi tipe baru yang berpotensi
dilepas sebagai varietas unggul baru.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Hajrial Aswidinnoor,
MSc selaku pembimbing skripsi dan Bapak Dr Ir Abdul Qadir, MSi selaku
pembimbing akademik. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah,
ibu, dan keluarga, atas doa dan kasih sayangnya, serta kepada teman-teman yang
mendukung penyelesaiaan tulisan ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2015

Safruddin Nasution


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Tujuan Penelitian
Hipotesis
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Alat dan Bahan
Prosedur Analisis Data
Pelaksanaan Penelitian
Pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
2
2
2
4
4
4
5
5
5
5
5

5
16
16
16
16
18
23

DAFTAR TABEL

1
2
3
4

Daftar 38 galur padi tipe baru dan dua varietas pembanding

Rekapitulasi analisis ragam karakter yang diamati
Nilai rataan produksi GKG tanaman padi


4
7
8

Nilai rataan beberapa komponen produksi galur-galur yang diuji dan varietas
pembanding
5 Nilai rataan beberapa komponen produksi galur-galur yang diuji dan varietas
pembanding

12

6 Nilai koefisien korelasi antar karakter yang diamati

15

10

DAFTAR GAMBAR

1 keragaan galur dengan tipe keserempakan berbunga


6

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4
5
6
7

Keragaan galur IPB160-F-22-2-1
Keragaan galur IPB160-F-28-1-1
Keragaan galur IPB160-F-56-1-1
Keragaan galur IPB160-F-55-3-1
Kondisi umum lahan percobaan
Deskripsi varietas Ciherang
Deskripsi varietas Mekongga


18
18
19
19

20
21
22

1

PENDAHULUAN
Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Kebutuhan beras Indonesia akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk. Jumlah penduduk Indonesia 250 juta jiwa dan produksi padi mencapai
51.46 juta ton gabah kering giling (BPS 2013). Varietas unggul padi yang telah
sering dibudidayakan masyarakat selama ini tidak mampu lagi berproduksi lebih
tinggi karena keterbatasan kemampuan genetik, sementara kebutuhan beras dalam
negeri terus meningkat. Krisis pangan akan terjadi jika laju pertumbuhan

penduduk tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan dalam negeri.
Luas lahan padi sawah di Indonesia 13 769 913 Ha (BPS 2013). Banyak
daerah di Indonesia yang kurang potensial untuk dijadikan sebagai lahan sawah.
Pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan banyak lahan sawah yang
dikonversi menjadi lahan non-pertanian. Berkurangnya lahan sawah ini menjadi
suatu masalah yang sangat penting terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan
nasional. Dibutuhkan inovasi baru untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk menghasilkan padi yang lebih banyak tanpa
memperluas lahan sawah adalah dengan merakit padi varietas baru (Fugi et al
2001).
Pembentukan padi tipe baru dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat Indonesia. Program pembentukan Varietas Unggul Tipe Baru
(VUTB) di Indonesia cukup berhasil, varietas Cimelati telah dilepas tahun 2001,
Ciherang tahun 2001 dan Ciapus tahun 2003 (BPTP 2005). Menurut Abdullah et
al (2006), padi tipe baru (PTB) merupakan padi yang mempunyai tipe baru
dengan sifat batang kuat, anakan sedang (12-18) tetapi produktif semuanya, malai
panjang dengan 200-300 bulir gabah per malai, persentase gabah isi besar (90%),
daun tegak, tebal dan berwarna hijau tua, sistem perakaran dalam dan banyak,
tinggi tanaman sedang-pendek (100-110 cm), umur gabah 110-120 hari.
Karakter-karakter Padi Tipe Baru antara lain memiliki produktivitas tinggi, tahan
hama penyakit, mampu beradaptasi dengan lingkungan, bernas, dan memiliki rasa
yang enak sehingga diminati masyarakat dan mampu menanggulangi krisis
pangan Indonesia.
Ketika suatu jenis padi telah dirakit maka pada tahap berikutnya diperlukan
pengujian terhadap padi tersebut. Uji daya hasil merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengetahui potensi hasil dari suatu galur PTB yang dirakit. Uji
daya hasil PTB dilakukan dengan menghitung produksi rata-rata gabah kering
giling dari galur PTB tersebut dan membandingkannya dengan varietas unggul
yang sudah ada. Setelah kegiatan uji daya hasil, suatu galur dapat dilepas untuk
dibudidayakan masyarakat jika potensi hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Varietas Ciherang dan Mekongga merupakan padi varietas unggul yang
telah banyak dan sering ditanam oleh masyarakat. Produktivitas kedua varietas
tersebut mencapai 6 ton ha-1 (DS, Wardana PI, dan Sembiring H. 2010). Potensi hasil
dari varietas ini sulit untuk ditingkatkan walaupun dengan menambah input yang
lebih tinggi. Pada penelitian ini diharapkan galur-galur padi harapan IPB yang
diuji memiliki produktivitas yang lebih tinggi daripada kedua varietas tersebut.

1

2

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi galur-galur padi harapan
yang memiliki produktivitas lebih tinggi dari varietas Ciherang dan Mekongga
untuk dijadikan varietas unggul baru.
Hipotesis
1. Terdapat beberapa galur harapan yang memiliki produktivitas lebih
tinggi daripada varietas pembanding.
2. Beberapa galur harapan yang diuji memiliki karakter yang sesuai
dengan padi tipe baru dan lebih baik daripada varietas pembanding.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Padi
Padi merupakan tanaman yang termasuk genus Orzya L. yang meliputi
kurang lebih 25 spesies, tersebar di daerah tropis dan daerah subtropics, seperti
Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Padi yang ada sekarang merupakan
persilangan antara Oryza officianalis dan Oryza sativa F. Spontane (Ina 2007).
Padi termasuk dalam tanaman semusim. Perakaran padi merupakan akar serabut.
Struktur batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang;
daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda
hingga hijau tua. Bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga
disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah
tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya,
bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh
palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan
adalah endosperm atau bagian yang dimakan.
Syarat Tumbuh
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 1 500-2 000 mm per tahun
dengan penyebaran yang merata. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman
padi lebih dari 230C. Tanaman padi cocok ditanam pada ketinggian 0-1 500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan
diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Tanah tersebut memiliki daya menahan
air yang baik. Ketebalan lapisan tanah berkisar antara 18-22 cm dengan derajat
keasaman antara 4-7.

3

Strategi Meningkatkan Potensi Hasil
Potensi hasil tanaman dapat ditingkatkan dengan modifikasi tipe tanaman.
Arsitektur tanaman tipe baru menjadikan potensi hasil padi menjadi dua kali lipat
pada pertengahan tahun 1960-an. Karakteristik dari tanaman tipe baru tersebut
adalah tanaman pendek, anakan banyak, batang kokoh, dan daun berwarna hijau
tua, dengan tipe daun tegak. Tipe tanaman ini sangat efektif untuk meningkatkan
produktivitas padi sawah dan lebih dari 60% area penanaman padi di dunia
ditanami tipe tanaman yang sedang ini. Akan tetapi setelah jangka waktu 30
tahun setelah pengembangan dari tipe ini, hanya peningkatan kecil yang terjadi
pada potensi hasil. Hal ini juga dikarenakan pengembangan padi juga diikuti
dengan berkembangnya hama dan penyakit yang resisten, kebutuhan waktu
tumbuh yang pendek, dan peningkatan kualitas dari benih. Potensi hasil dapat
ditingkatkan dengan perancangan model tanaman tipe baru dengan daya hasil
tinggi. Cara lain yang dapat digunakan adalah memafaatkan vigor dari hibrida
atau menggunakan heterosis hasil hibrida pemuliaan tanaman (Khus 1996).
Padi Tipe Baru
Penelitian PTB di Indonesia telah dimulai sejak 1995. Lebih dari 100
varietas lokal padi asal Indonesia telah digunakan dalam pembentukan PTB,
diantaranya adalah varietas Jimbrug, Bali Ontjer, Gundil Kuning, Soponyono,
Ketan Lombok, Gajah Wangkal, dan Sengkeu. Sejumlah PTB dari IRRI-IR65600,
IR66738, dan IR67962 menunjukkan keunggulannya, yaitu batang kokoh, daun
tegak, tebal, berwarna hijau tua, malai panjang dan gabah lebat. Akan tetapi
galur-galur tersebut masih mempunyai kehampaan tinggi (25%), peka terhadap
wereng coklat, penyakit hawar daun bakteri dan tungro.
Menurut Abdullah et al (2006), padi tipe baru (PTB) merupakan padi yang
mempunyai tipe baru dengan sifat batang kuat, anakan sedang (12-18) tetapi
produktif semuanya, malai panjang dengan 200-300 bulir gabah/malai, persentase
gabah isi besar (90%), daun tegak, tebal dan berwarna hijau tua, sistem perakaran
dalam dan banyak, tinggi tanaman sedang-pendek (100-110 cm), umur gabah 110120 hari. Sifat-sifat yang dimiliki PTB tersebut dapat memberikan potensi hasil
20% lebih tinggi dari pada variatas unggul yang ada, sehingga perlu upaya
perakitan varietas PTB.
Potensial produksi yang tinggi pada kultivar padi berhubungan erat dengan
karasteristik morfologi dan fisiologi tanaman padi. Karasteristik morfologinya
meliputi anakan banyak dan kompak yang berguna untuk menahan tanaman tetap
tegak, daun yang tegak untuk mengurangi ruang tanam dan penggunaan sinar
matahari yang lebih efektif dan malai terisi penuh. Karakter fisiologinya meliputi
benih yang vigor, pemasakan yang cepat untuk memudahkan pananaman di setiap
musim, dan respon terhadap nitrogen (Poehman dan Sleper 1996).

4

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2015. Lokasi
penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Sawah Babakan IPB, kecamatan
Dramaga, Jawa Barat.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 38 galur padi harapan
dan varietas Ciherang serta Mekongga sebagai pembandingnya. Galur-galur
yang diuji dan varietas pembanding disajikan pada Tabel 1. Pupuk yang
digunakan adalah Phonska dan Urea. Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah meteran, timbangan, dan alat-alat yang umum digunakan dalam pertanian.
Tabel 1. Daftar 38 galur padi tipe baru dan 2 varietas pembanding
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Nama Galur
IPB175-F-8-2-1
IPB175-F-9-1-1
IPB175-F-10-3-1
IPB175-F-11-1-1
IPB175-F-2-2-1
IPB175-F-13-2-1
IPB175-F-14-1-1
IPB160-F-1-2-1
IPB160-F-4-1-1
IPB158-F-7-1-1
IPB160-F-13-2-1
IPB160-F-16-1-1
IPB160-F-17-1-1
IPB160-F-20-3-1
IPN160-F-21-1-1
IPB160-F-22-2-1
IPB160-F-28-1-1
IPB160-F-33-1-1
IPB160-F-41-2-1
IPB160-F-42-1-1

No
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Nama Galur
IPB160-F-44-3-1
IPB160-F-45-1-1
IPB160-F-46-2-1
IPB160-F-47-1-1
IPB160-F-53-2-1
IPB160-F-54-5-1
IPB160-F-54-22-1
IPB160-F-55-3-1
IPB160-F-56-1-1
IPB160-F-76-1-1
IPB160-F-79-1-1
IPB160-F-82-2-1
IPB160-F-95-1-1
IPB160-F-102-2-1
IPB160-F-104-1-1
IPB160-F-109-1-1
IPB160-F-113-1-1
IPB160-F-122-3-1
Ciherang
Mekongga

Prosedur Analisis Data
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok
Lengkap Teracak (RKLT) dengan perlakuan genotipe sebanyak 40 genotipe
dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 120 satuan percobaan. Satu satuan
percobaan berukuran 5 m x 1.4 m. Data hasil pengamatan diolah dengan
menggunakan uji F dan uji t-dunntt sebagai uji lanjutnya.

5

Pelaksanaan Penelitian

Persemaian dan Penanaman
Benih disemai selama 14 hari, bibit hasil persemaian dipindahkan ke lahan
yang berukuran 5 m x 1.4 m tiap galur sebanyak satu bibit per lubang dengan
jarak tanam 20 cm x 25 cm. Penanaman dilakukan di lahan yang telah diolah
beberapa hari sebelumnya.
Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi pemupukan, pengendalian gulma dan hama, serta
manajemen air. Pemupukan dilakukan dengan tiga tahap. Tahap pertama
menggunakan phonska tepat pada lima HST. Pemupukan kedua dan ketiga
menggunakan urea yaitu pada 3 MST dan 40 HST. Pengendalian gulma
dilakukan setiap seminggu sebelum pemupukan dengan cara manual.
Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan bahan kimia yang
dilaksanakan katika keadaan hama mencapai batas ekonomis. Lahan diairi secara
intensif sekitar 5 cm. Pengairan dihentikan ketika pemupukan untuk menghindari
kehilangan hara dan pada saat mulai vase generatif hingga panen musim panen
tiba.
Panen
Padi yang siap dipanen ditandai dengan 90% bulir padi telah menguning
sekitar 14-15 MST. Pemanenan dilakukan secara manual dengan memotong
pangkal tanaman. Hasil panen dipisahkan berdasarkan galur dan ulangan.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap produksi tanaman dan karakter agronomi
tanaman contoh. Setiap satuan percobaan diambil tiga rumpun tanaman secara
acak sebagai tanaman contoh. Adapun peubah yang diamati adalah :
A. Produksi
Hasil gabah kering panen ditimbang dan diukur kadar airnya. Pengukuran
kadar air dilakukan untuk menghitung produktivitas tiap galaur dalam ton ha-1
pada KA 14%.
B. Karakter Agronomi
1. Jumlah anakan total, dihitung jumlah anakan per rumpun.
2. Tinggi tanaman, diukur dari permukaan tanah samapi bagian ujung
tanaman.
3. Panjang batang, diukur dari pangkal batang samapai buku terakhir.
4. Panjang daun bendera
5. Panjang malai, diukur dari buku terakhir samapi bulir di ujung malai.
6. Jumlah gabah total
7. Jumlah gabah bernas
8. Persentase gabah hampa, duhitung jumlah gabah hampa dibagi jumlah
gabah total dikali 100% dalam satu malai.
9. Bobot 1 000 butir
10. Umur berbunga, dihitung saat masing-masing galur berbunga ≥60%
11. Umur panen, dihitung saat kondisi ±90% bulir telah menguning.

7

Analisis Ragam dan Korelasi Antar Peubah
Pengaruh perlakuan terhadap karakter-karakter yang diamati dapat
diketahui dari hasil sidik ragam. Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan,
hasil analisis ragam menunjukkan galur berpengaruh nyata terhadap beberapa
karakter yang diamati. Koefisien keragaman (kk) menunjukan tingkat ketepatan
perlakuan dalam suatu percobaan dan menunjukan pengaruh lingkungan dan
faktor lain yang tidak dapat dikendalikan dalam percobaan. Semakin tinggi nilai
kk maka semakin rendah keandalan suatu percobaan (Gomez dan Gomez 1995).
Nilai kk beragam tergantung dari jenis percobaan, tanaman, dan sifat yang diukur.
Misalnya dalam percobaan lapang kk yang dapat diterima untuk sifat hasil padi
sekitar 10%, untuk jumlah anakan sekitar 20%, dan untuk tinggi tanaman sekitar
3%. Dari hasil analisis yang diperoleh kk yang paling rendah adalah bobot 1 000
butir dengan 0.81% dan kk tertinggi dari karakter jumlah gabah isi dengan
29.28%. Terdapat beberapa karakter yang tidak berpengaruh nyata, yaitu panjang
malai, jumlah gabah isi, umur berbunga, umur panen, dan produksi gabah kering
giling. Hasil sidik ragam disajikan pada Tebel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi analisis ragam karakter yang diamati.
Genotipe

Peubah

KK

**
**
tn
**
**
**
tn
**
tn
tn
**
tn

7.18
Tinggi tanaman
4.92
Jumlah anakan total
11.71
Panjang malai
5.02
Panjang batang
4.32
Panjang daun bendera
24.35
Jumlah gabah total
29.28
Jumlah gabah isi
9.06
Persentase gabah hampa
2.43
Umur berbunga
2.46
Umur panen
0.81
Bobot 1000 butir
15. 37
Produksi GKG
Keterangan : * = berpengaruh nyata pada taraf 5% KK = koefisien keragaman
** = berpengaruh nyata pada taraf 1%
tn = tidak berpengaruh nyata pada taraf 5%

Produksi Gabah Kering Giling
Gabah kering giling (GKG) merupakan suatu nilai atau ukuran yang
menunjukkan tingkat produktivitas suatu galur yang diuji. Menurut Abdullah et
al. (2008) dengan sifat-sifat dan karakteristik yang dimiliki PTB diharapkan dapat
menghasilkan 9-13 ton GKG ha-1. Nilai rataan produksi GKG dari galur-galur
PTB yang diuji dan varietas pembanding disajikan pada Tabel 3.

8

Tabel 3. Nilai rataan produksi GKG tanaman padi
Ulangan Ulangan Ulangan
Rata-rata (ton ha-1)
1
2
3
1
IPB175-F-8-2-1
10.951
5.132
4.538
6.874ab
2
IPB175-F-9-1-1
8.106
5.861
5.734
6.567ab
3
IPB175-F-10-3-1
7.493
4.878
3.071
5.147a
4
IPB175-F-11-1-1
8.334
6.043
5.589
6.655ab
5
IPB175-F-2-2-1
5.637
5.756
4.491
5.295a
6
IPB175-F-13-2-1
7.869
6.653
6.277
6.933ab
7
IPB175-F-14-1-1
7.237
4.245
4.348
5.276
8
IPB160-F-1-2-1
7.262
6.299
4.637
6.066b
9
IPB160-F-4-1-1
7.329
3.929
5.674
5.644b
10
IPB158-F-7-1-1
8.093
5.295
6.402
6.596ab
11
IPB160-F-13-2-1
7.515
4.255
4.500
5.423
12
IPB160-F-16-1-1
7.195
3.792
5.479
5.489
13
IPB160-F-17-1-1
5.439
5.631
3.549
4.873ab
14
IPB160-F-20-3-1
7.163
5.987
7.421
6.857ab
15
IPN160-F-21-1-1
7.201
6.278
4.377
5.952b
16
IPB160-F-22-2-1
9.187
8.198
6.483
7.956ab
17
IPB160-F-28-1-1
9.230
6.924
6.868
7.674ab
18
IPB160-F-33-1-1
8.314
5.413
6.061
6.596ab
19
IPB160-F-41-2-1
8.066
6.666
5.730
6.821ab
20
IPB160-F-42-1-1
6.658
5.896
4.851
5.801
21
IPB160-F-44-3-1
5.696
5.197
3.147
4.680ab
22
IPB160-F-45-1-1
4.500
0.964
1.874
2.446ab
23
IPB160-F-46-2-1
4.121
3.923
4.320
4.12 ab
24
IPB160-F-47-1-1
7.095
4.815
6.135
6.015b
25
IPB160-F-53-2-1
7.752
6.004
4.959
6.238b
26
IPB160-F-54-5-1
7.655
4.840
6.238
6.244b
27
IPB160-F-54-22-1
8.778
6.253
5.301
6.777ab
28
IPB160-F-55-3-1
8.637
6.422
6.433
7.164ab
29
IPB160-F-56-1-1
8.963
8.124
4.786
7.29ab
30
IPB160-F-76-1-1
8.162
6.111
4.934
6.402b
31
IPB160-F-79-1-1
7.542
5.932
6.281
6.585ab
32
IPB160-F-82-2-1
7.819
6.351
5.935
6.702ab
33
IPB160-F-95-1-1
8.512
4.735
6.611
6.619a
34
IPB160-F-102-2-1
6.578
5.905
4.571
5.685
35
IPB160-F-104-1-1
6.384
3.211
5.555
5.050a
36
IPB160-F-109-1-1
6.170
5.166
5.181
5.505a
37
IPB160-F-113-1-1
6.656
4.181
1.845
4.227b
38
IPB160-F-122-3-1
7.591
6.099
4.673
6.121b
39
Ciherang
7.856
6.214
4.094
6.055
40
Mekongga
4.892
5.845
5.397
5.378
Keterangan: KK = 15.37%; a = berbeda nyata dari varietas Ciherang; b = berbeda nyata
dari varietas Mekongga
No

Galur

Berdasarkan Tabel 3, hasil produksi GKG galur-galur PTB yang diuji
menunjukan produktivitas yang bervariasi, berkisar antara 2.446-7.955 ton ha-1.
Produktivitas varietas pembanding yaitu Ciherang dan Mekongga berturut-turut

9

adalah 6.055 ton ha-1 dan 5.378 ton ha-1. Berdasarkan analisis yang digunakan
terdapat 15 galur berbeda nyata lebih tinggi dan 4 galur berbeda nyata lebih
rendah dengan varietas pembanding.
Terdapat empat galur memiliki
produktivitas menonjol, yaitu IPB160-F-22-2-1 7.956 ton ha-1, IPB160-F-28-1-1
7.674 ton ha-1, IPB160-F-55-3-1 7.164 ton ha-1, dan IPB160-F-56-1-1 7.291 ton
ha-1. Tingginya serangan hama dan penyakit blast mengakibatkan beberapa galur
memiliki produksi yang rendah. Ketahanan terhadap penyakit merupakan salah
satu karakter yang diamati dalam proses seleksi galur.
Produktivitas yang tinggi merupakan karakter utama yang menjadi bahan
seleksi sebuah galur yang diuji pada penelitian ini. Galur yang memiliki
produktivitas tinggi didukung oleh komponen produksi yang baik pula. Beberapa
karakter penunjang tingginya suatu galur antara lain jumlah anakan yang sedang
tetapi produktif, panjang batang yang pendek-sedang, jumlah gabah total 150-250,
umur panen genjah (110-120 hari), dan persentase gabah bernas 85-95%.
Galur IPB160-F-22-2-1 memiliki produktivitas yang cukup tinggi. Galur
tersebut memiliki sifat seperti sifat-sifat PTB. Galur ini memiliki jumlah anakan
rata-rata 17 anakan per rumpun. Jumlah gabah per malainya mencapai 221 butir,
persentase gabah hampa sebesar 20%. Bobot 1 000 butir mencapai 29.8 g. Padi
diharapkan memiliki batang yang pendek hingga sedang. Galur ini tergolong
dalam tanaman dengan tinggi yang sedang yaitu 122 cm. Umur panen galur
tersebut 100 hari.
Galur IPB160-F-28-1-1 memiliki produktivitas mencapai 7.674 ton ha-1
(Tabel 3). Galur tersebut memiliki jumlah anakan total sebanyak 26 batang per
rumpun. Tinggi tanaman galur ini 119 cm. Jumlah gabah total 177 butir per
malai. Umur panen termasuk dalam umur yang genjah 100 hari. Persentasi gabah
hampanya mencapai 24.6% dan bobot 1 000 butir sebesar 26.4 g (Tabel 5).
Beberapa karakter galur IPB160-F-28-1-1 sesuai dengan sifat PTB, akan tetapi
jumlah anakannya terlalau banyak. Persentase gabah hampa galur ini diduga
masih terlalu tinggi. Keragaan galur IPB160-F-28-1-1 terdapat pada Lampiran 2.
Galur IPB160-F-55-3-1 memiliki produktivitas 7.164 ton ha-1. Tinggi
tanaman galur tersebut termasuk padi yang kategori pendek-sedang dengan 122
cm. Jumlah anakan totalnya sebanyak 14 batang per rumpun. Galur ini panjang
malainya 36.9 cm dan jumlah gabah per malai 203 butir (Tabel 5). Persentase
gabah hampa berkisar 25%. Umur panen galur ini 101 hari termasuk padi dengan
umur genjah.
Galur IPB160-F-76-1-1 memiliki produktivitas 7.291 ton ha-1. Tiap
rumpunnya galur ini memiliki anakan sebanyak 13 batang. Tinggi tanaman galur
ini mencapai 125 cm. Panjang malainya 36.8 cm, rata-rata tiap malainya terdapat
205 butir gabah dan persentase gabah hampanya 19%. Galur ini (Lampiran 4)
termasuk padi yang berumur genjah yaitu 102 hari.
Keempat galur tersebut merupakan galur-galur yang berproduktivitas
tinggi dan secara umum memiliki karakter yang sesuai dengan karakter Padi Tipe
Baru. Terdapat beberapa karakter yang tidak sesuai dengan PTB seperti jumlah
anakan pada galur IPB160-F-28-1-1 dan persentase gabah hampa yang lebih besar
dari 15%.

10

Keragaan Karakter Agronomi
Karakter agronomi merupakan keragaan komponen penyusun suatu
tanaman. Tabel 4 menyajikan rataan beberapa komponen-komponen produksi
galur-galur yang diuji beserta varietas pembandingnya.
Tabel 4. Nilai rataan beberapa komponen produksi galur-galur yang diuji dan
varietas pembanding
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Galur
IPB175-F-8-2-1
IPB175-F-9-1-1
IPB175-F-10-3-1
IPB175-F-11-1-1
IPB175-F-2-2-1
IPB175-F-13-2-1
IPB175-F-14-1-1
IPB160-F-1-2-1
IPB160-F-4-1-1
IPB158-F-7-1-1
IPB160-F-13-2-1
IPB160-F-16-1-1
IPB160-F-17-1-1
IPB160-F-20-3-1
IPN160-F-21-1-1
IPB160-F-22-2-1
IPB160-F-28-1-1
IPB160-F-33-1-1
IPB160-F-41-2-1
IPB160-F-42-1-1
IPB160-F-44-3-1
IPB160-F-45-1-1
IPB160-F-46-2-1
IPB160-F-47-1-1
IPB160-F-53-2-1
IPB160-F-54-5-1
IPB160-F-54-22-1
IPB160-F-55-3-1
IPB160-F-56-1-1
IPB160-F-76-1-1
IPB160-F-79-1-1
IPB160-F-82-2-1
IPB160-F-95-1-1
IPB160-F-102-2-1
IPB160-F-104-1-1
IPB160-F-109-1-1
IPB160-F-113-1-1
IPB160-F-122-3-1
Ciherang
Mekongga

TT
149ab
149ab
139ab
145ab
122
133
137a
117
119
120
121
130
126
117
124
122
119
117
122
134
130
118
124
120
119
112
124
122
125
127
120
117
127
133
118
117
126
121
118
119

PB
116ab
101a
101a
110ab
86
94a
99a
85
84
82
83
91
86
85
94a
91
81
80
83
80
91
82
85
82
87
81
86
89
89
89
82
84
91
100a
80
78
90
85
85
91

PM
38.4
43.0
41.4
43.9
39.3
42.1
41.5
36.9
36.9
37.6
38.7
38.3
38.8
34.1
35.2
36.1
36.5
33.7
38.1
44.5
46.5
38.1
40.5
35.7
348
33.3
34.7
36.9
36.8
36.6
34.4
35.7
37.9
40.3
42.0
39.9
37.1
38.7
34.3
27.6

PDB
38.4
43.0b
41.4b
43.9b
39.3b
42.1b
41.5b
36.9
36.9
37.6
38.7
38.3
38.8b
34.1
35.5
36.1
36.5
33.7
38.1
44.5b
46.5ab
38.1
40.5b
35.7
34.8
33.3
34.7
36.9
36.8
36.6
34.4
35.7
37.9
40.3b
42.0b
39.9b
37.1
38.7
34.3
27.6

11

Keterangan: Indeks huruf pada kolom yang sama diolah lanjut dari hasil uji t-dunnett
pada taraf 5%
a = berbeda nyata dari varietas Ciherang
b = berbeda nyata dari varietas Mekongga
TT = tinggi tanaman (cm)
PM = panjang malai (cm)
PB = panjang batang (cm)
PDB = panjang daun bendera (cm)

Menurut Abdullah et al. (2008) PTB yang berpotensi hasil tinggi
umumnya harus mempunyai sifat-sifat seperti, jumlah anakan sedang tetapi semua
produktif (12-18 batang), jumlah gabah per malai 150-250 butir, persentase gabah
bernas 85-95%, bobot 1 000 gabah bernas 25-26 g, batang kokoh dan pendek (8090 cm), umur genjah (110-120 hari), daun tegak, sempit, berbentuk huruf V, hijau
sampai hijau tua, 2-3 daun terakhir tidak cepat luruh, akar banyak dan menyebar
dalam, gabah langsing, mutu beras baik, serta tahan terhadap hama dan penyakit
utama. Galur yang memiliki kriteria sesuai dengan kriteria PTB tersebut dapat
dijadikan galur ungulan PTB.
Tinggi tanaman merupakan karakter yang sangat menentukan tingkat
kerebahan tanaman. Padi yang tinggi akan lebih mudah rebah. Kush et al. (2001)
menyatakan semakin tinggi tanaman maka tanaman akan semakin mudah rebah
seiring penyerapan N oleh tanaman. Tinggi tanaman galur-galur yang diuji
(Tabel 4) berkisar antara 112-149 cm dan tinggi tanaman varietas Ciherang dan
Mekongga berturut-turut adalah 118 cm dan 119 cm. Secara umum galur-galur
yang diuji tinggi tanaman yang tidak berbeda nyata dengan verietas
pembandingnya. Terdapat empat galur yang memiliki tinggi tanaman yang
berbeda nyata, yaitu IPB175-F-8-2-1, IPB175-F-9-1-1, IPB175-F-10-3-1, dan
IPB175-F-11-1-1 yang memiliki tinggi berturut-turut 149 cm, 149 cm, 139 cm
dan 145 cm. Secara umum galur-galur dari kelompok 175 memiliki karakter
tinggi tanaman yang cukup tinggi. Keempat galur tersebut berdasarkan karakter
tinggi tanaman tidak sesuai dengan karasteristik PTB.
Padi Tipe Baru memiliki daun bendera tumbuh tegak ke atas lebih tinggi
dari malainya. Tipe daun bendera yang tegak ke atas dapat mengoptimalkan
penyerapan sinar matahari yang membantu dalam pengisian malai. Daun bendera
tersebut juga dapat melindungi padi dari serangan burung. Panjang daun bendera
galur-galur yang diuji berkisar antara 33-47 cm dan varietas Ciherang dan
Mekongga memiliki panjang daun bendera berturut-turut 34 cm dan 28 cm. Galur
IPB160-F-44-3-1 memiliki panjang daun bendera yang berbeda nyata dengan
kedua varietas pembandingnya. Akan tetapi daun bendera yang terlalu panjang
justru tidak disukai petani karena menyulitkan pada perontokan secara manual.
Hasil pengamatan menunjukkan panjang malai galur-galur yang diuji
berkisar antara 33-47 cm, sedangkan panjang malai varietas Ciherang dan
Mekongga berturut-turut adalah 34 cm dan 27 cm. Karakter panjang malai dari
galur-galur yang diuji seluruhnya tidak berbeda nyata dengan varietas
pembandingnya. Dari galur-galur yang diuji, galur IPB160-F-44-3-1 memiliki
malai terpanjang dan galur IPB160-F-54-5-1 memiliki malai terpendek. Malai
yang panjang berpotensi menghasilkan jumlah gabah total lebih banyak dan
menyebabkan persentase gabah hampa yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan
perbedaan panjang masa pengisian bulir antara gabah pada ujung malai dan
pangkal malai. Suatu PTB diharapkan memeiliki malai yang tidak telalu panjang
akan tetapi justru memiliki cabang yang lebih banyak. Semakin banyak cabang

12

diharapkan jumlah bulir semakin banyak dan waktu yang diperlukan untuk proses
pemasakan lebih singkat. Beberapa komponen produksi lain tersaji pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai rataan beberapa komponen produksi galur-galur yang diuji dan
varietas pembanding
No
Galur
1
IPB175-F-8-2-1
2
IPB175-F-9-1-1
3
IPB175-F-10-3-1
4
IPB175-F-11-1-1
5
IPB175-F-2-2-1
6
IPB175-F-13-2-1
7
IPB175-F-14-1-1
8
IPB160-F-1-2-1
9
IPB160-F-4-1-1
10
IPB158-F-7-1-1
11
IPB160-F-13-2-1
12
IPB160-F-16-1-1
13
IPB160-F-17-1-1
14
IPB160-F-20-3-1
15
IPN160-F-21-1-1
16
IPB160-F-22-2-1
17
IPB160-F-28-1-1
18
IPB160-F-33-1-1
19
IPB160-F-41-2-1
20
IPB160-F-42-1-1
21
IPB160-F-44-3-1
22
IPB160-F-45-1-1
23
IPB160-F-46-2-1
24
IPB160-F-47-1-1
25
IPB160-F-53-2-1
26
IPB160-F-54-5-1
27
IPB160-F-54-22-1
28
IPB160-F-55-3-1
29
IPB160-F-56-1-1
30
IPB160-F-76-1-1
31
IPB160-F-79-1-1
32
IPB160-F-82-2-1
33
IPB160-F-95-1-1
34
IPB160-F-102-2-1
35
IPB160-F-104-1-1
36
IPB160-F-109-1-1
37
IPB160-F-113-1-1
38
IPB160-F-122-3-1
39
Ciherang
40
Mekongga
Keterangan : Indeks huruf pada
pada taraf 5%

JGT
JGI
PGH
240
149
30,9ab
265b
134
44,7ab
255
143
39,1
b
271
135
45,1ab
276ab
153
38,7
248
158
30,7ab
235
146
35,4b
199
136
25,3 ab
241
144
34,7b
222
134
34,1b
194
117
34,0b
206
122
34,3b
213
103
47,3ab
243
154
30,5ab
243
144
34,9b
221
162
20,0ab
177
121
24,6ab
227
138
33,2ab
214
142
27,7ab
250
137
40,0a
214
127
34,7b
176
95
57,6ab
202
138
25,5ab
197
107
40,5a
192
127
27,2ab
208
142
25,5ab
216
149
23,7ab
203
142
25,0ab
205
150
19,5ab
222
145
28,3ab
207
128
32,7b
252
163
29,1ab
229
148
29,4ab
219
120
39,8a
155
74
48,4ab
221
131
34,1b
191
100
33,7b
244
157
28,9ab
213
124
36,0
194
110
39,9
kolom yang sama diolah

JAT UB UP
13ab
67 102
14b
69 100
10b
64
99
b
12
67 101
13b
58 100
13b
63 102
b
12
64 104
13b
56 100
13b
56 100
12b
56 102
12b
57 100
14b
61 102
12b
59 101
26ab
59
99
b
12
57 101
17a
58 100
26a
61 100
b
14
55 100
14b
58 100
12b
63 102
b
12
63 101
9ab
55
99
9ab
58 100
19a
58
99
12b
55 100
17
54
99
14b
57 102
13b
57 101
b
14
59 102
13b
59 102
11ab
55 100
b
13
55 100
15b
60 101
12b
62 101
ab
10
57
99
13b
57 100
12b
59 103
12b
57 101
14
55 100
18
55 101
lanjut dari hasil uji

BB
23,5a
32,6ab
28,0b
26,0a
24,4b
25,6ab
30,3b
26,1a
22,3ab
30,0ab
28,4ab
29,2b
27,0ab
29,0b
27,6ab
29,9b
26,5b
26,5a
23,5b
27,4ab
25,4a
23,1ab
24,7ab
28,4ab
24,3b
26,2ab
25,7ab
28,3ab
34,5ab
25,8b
26,7ab
29,6ab
29,1b
27,8ab
28,7ab
28,7b
26,9ab
24,3
26,80
22,8
t-dunnett

13

a
= berbeda nyata dari varietas Ciherang
b
= berbeda nyata dari varietas Mekongga
JGT = jumlah gabah total
JGI = jumlah gabah isi
PGH = persentase gabah hampa (%)
BB = bbot 1000 butir (gram)
JAT = jumlah anakan total
UB = umur berbunga (HST)
UP = umur panen (HST)

Padi Tipe Baru (PTB) memiliki sifat jumlah anakan sedang tetapi
produktif semua, karena jumlah anakan produktif adalah karakter penting dalam
menentukan potensi hasil. Fagi et al. (2002) menjelaskan bahwa anakan yang
kesemuanya produktif dalam satu rumpun mengakibatkan hilangnya kompetisi
dalam penggunaan asimilat dengan anakan yang tidak produktif atau terlambat
tumbuh sehingga semua anakan memiliki besar dan tinggi yang hampir sama dan
memungkinkan asimilat digunakan untuk pengisian bulir. Berdasarkan analisis
data menunjukkan bahwa terdapat galur yang berbeda nyata dengan varietas
pembanding. Galur-galur tersebut adalah galur IPB175-F-8-2-1, IPB160-F-45-11, IPB160-F-46-2-1, IPB160-F-79-1-1, IPB160-F-104-1-1 berbeda nyata lebih
rendah dan galur IPB160-F-20-3-1 berbeda nyata lebih tinggi.
Gabah total merupakan salah satu komponen hasil yang menentukan
produktivitas. Galur-galur yang diuji memiliki jumlah gabah total antara 155-276
butir per malai. Varietas Ciherang dan Mekongga memiliki jumlah gabah total
berturut-turut 213 dan 194 butir per malai. Terdapat satu galur yang memiliki
gabah total yang berbeda nyata dengan kedua varietas pembandingnya, yaitu
IPB175-F-12-2-1 dengan 276 butir per malai. Galur IPB175-F-9-1-1 dan IPB175F-11-1-1 memiliki jumlah gabah total yang berbeda nyata dengan varietas
Ciherang akan tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Mekongga. Salah satu
sifat penting PTB yaitu jumlah gabah permalai yang banyak berkisar antara 150250 butir per malai.
Jumlah gabah isi merupakan komponen penting yang menentukan
produktivitas. Gabah isi dari tiap galur yang diuji berkisar antara 74-163 butir per
malai. Gabah isi terendah diproduksi oleh galur IPB160-F-104-1-1. Rendahnya
gabah isi galur tersebut disebabkan serangan hama walangsangit dan penyakit
blast. Jumlah gabah isi dari seluruh galur yang diuji tidak berbeda nyata dengan
varietas Ciherang dan Mekongga. Salah satu ciri PTB adalah persentase gabah
bernas 85-95%. Galur IPB175-F-14-1-1 memiliki gabah isi mencapai 85%.
Persentase gabah hampa adalah perbandingan antara jumlah gabah hampa
dengan jumlah gabah total dan dikalikan 100% dalam satu malai. Menurut
Abdullah et al. (2008), jumlah gabah hampa dipengaruhi oleh faktor genetik dan
faktor non genetik dan kehampaan pada PTB disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara sink dan source. Proses pematangan gabah yang tidak serempak.
Persentase gabah hampa dari galur-galur yang diuji (Tabel 5) memiliki nilai
bervariasi, berkisar antara 19-57%. Persentase gabah hampa tersebut diduga
masih tinggi. Tingginya persentasi gabah hampa juga diakibatkan serangan
penyakit blast dan seranagn hama walangsangit. Berdasarkan analisis beberapa
galur memiliki persentase gabah hampa yang berbeda nyata dengan kedua varietas
pembanding. Persentase gabah hampa beberapa galur penelitian lebih rendah dari
varietas Ciherang dan Mekongga. Salah satu karakter PTB adalah memiliki
persentase gabah hampa lebih rendah dari 15%.

14

Bobot 1 000 butir merupakan salah satu karakter yang mempengaruhi
komponen hasil. Anwari (1986) menyatakan bahwa komponen hasil dipengaruhi
oleh jumlah gabah per malai, jumlah malai per rumpun, persentase gabah isi, dan
bobot 1 000 butir. Purohit dan Majumder (2009) menegaskan diantara
komponen-komponen produksi, karakter-karakter yang paling memberikan
kontribusi terhadap potensi hasil adalah jumlah anakan produktif, jumlah gabah
isi per malai, dan bobot 1 000 butir. Bobot 1 000 butir galur-galur yang diuji
berkisar antara 15-35 gr dan bobot 1 000 butir kedua varietas pembanding
Ciherang dan Mekongga berturut-turut 27 gr dan 23 gr. Terdapat beberapa galur
yang memiliki bobot 1 000 butir yang berbeda nyata dengan varietas
pembandingnya, yaitu IPB175-F-9-1-1, IPB175-F-14-1-1, IPB158-F-7-1-1,
IPB160-F-16-1-1, IPB160-F-20-3-1, IPB160-F-22-2-1, IPB160-F-47-1-1,
IPB160-F-56-1-1, IPB160-F-82-2-1, dan IPB160-F-95-1-1.
Umur berbunga dari galur-galur yang diuji (Tabel 5 ) berkisar diantara 5469 hari setelah semai (HSS). Seluruh galur yang diuji tidak berbeda nyata dengan
Ciherang dan Mekongga yang sama-sama memiliki umur berbunga 55 hari.
Umur berbunga tercepat dari galur-galur yang diuji adalah galur IPB160-F-54-5-1
yaitu 54 hari setelah semai (HSS), sedangkan umur berbunga terlama adalah galur
IPB175-F-9-1-1 69 HSS.
Umur panen galur-galur yang diuji (Tabel 5) tidak berbeda nyata dengan
umur panen varietas Ciherang dan Mekongga yang memiliki umur panen berturutturut 100 dan 101 hari. Umur panen dari galur-galur yang diuji berkisar antara
99-104 hari. Berdasarkan karakteristik umur, galur-galur yang diuji memiliki sifat
PTB yang diharapkan yaitu berumur genjah (110-120 hari). Secara umum seluruh
galur yang diuji termasuk dalam padi dengan umur pendek-genjah.
Korelasi antar Karakter Tanaman
Hubungan antar karakter tanaman perlu diketahui untuk mengetahui
pengaruh karakter yang satu dengan yang lainnya karena akan membantu dalam
perencanaan dan evaluasi program pemuliaan. Tabel 6 menyajikan hasil kolerasi
antar karakter yang diamati.
Berdasarkan Tabel 6, GKG berkorelasi positif dengan bobot 1 000 butir,
jumlah anakan total, gabah isi dan gabah total serta berkorelasi negatif dengan
umur panen, umur berbunga, tinggi tanaman, panjang batang, panjang daun
bendera, persentasei gabah hampa, dan panjang malai. Bobot 1 000 butir
berkorelasi positif dengan umur panen, tinggi tanaman, panjang batang, jumlah
anakan total, panjang daun bendera, gabah isi, gabah total, dan panjang malai
serta berkorelasi negatif dengan umur berbunga dan persentasi gabah hampa.

15

Tabel 6. Nilai koefisien korelasi antar karakter yang diamati.
Karakter
GKG
BB UP
GKG
1
BB
0.148
1
UP
-0,245** 0,163
1
*
TT
-0,116
0,223
0,486**
PB
-0,038
0,195*
0,360**
*
JAT
0,228
0,006
-0,092
**
PDB
-0,247
0,115
0,410**
UB
-0,262** -0,004
-0,125
**
PGH
-0,474
-0,114
0,050
JGI
0,545**
0,122
0,031
JGT
0,176
0,094
0,055
PM
-0,339** 0,071
0,705**
Keterangan : * berkorelasi nyata pada taraf 5%

TT

PB

JAT

PDB

UB

PGH

JGI

JGT

PM

1
0,808**
-0,107
0,522**
-0,269**
0,191*
0,102
0,276**
0,531**

1
-0,123
0,256**
-0,243**
0,150
0,104
0,303**
0,432**

1
-0,181*
0,002
-0,126
0,011
-0,029
0,022

1
-0,068
0,179
-0,023
0,130
0,359**

1
-0,025
-0,540**
-0,053
-0,398**

1
0,587** 1
0,011
0,258** 1
0,203* 0,124
0,037 1

** berkorelasi nyata pada taraf 1%
GKG
BB
UB
UP

=
=
=
=

Gabah Kering Giling
Bobot 1 000 Butir
Umur Berbunga
Umur Panen

PB
TT
PGH
JAT

=
=
=
=

Panjang Batang
Tinggi Tanaman
Persentase Gabah Hampa
Jumlah Anakan Total

JGT
JGI
PDB
PM

=
=
=
=

Jumlah Gabah Total
Jumlah Gabah Isi
Panjang Daun Bendera
Panjang Malai

15

16

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap galur-galur harapan
terdapat lima belas galur yang berbeda dengan varietas pembanding. Terdapat
empat galur yang memiliki produktivitas tertinggi yaitu IPB160-F-22-2-1 (7.956
ton ha-1), IPB160-F-28-1-1 (7.674 ton ha-1) , IPB160-F-55-3-1 (7.164 ton ha-1),
dan IPB160-F-56-1-1 (7.291 ton ha-1). Keempat galur tersebut memiliki karakter
yang sesuai dengan karakter Padi Tipe Baru.
Saran
Galur-galur yang memiliki produktivas yang setara dengan pembanding
dan memiliki karakter agronomi yang sesuai dengan karakter padi tipe baru perlu
diuji lebih lanjut pada musim dan lokasi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah B, Tjokrowidodo S, Sularjo. 2008. Perkembangan dan prospek
perakitan
padi tipe baru di Indonesia. J. litbang Pertanian. 27 : 1-9.
Anwari, H. 1986. Sifat genetik komponen hasil pada Tanaman Padi (Oryza
sativa L.). Dalam Risalah Seminar 1994. Balai Penelitian Tanaman
Pangan Sukarami Padang
[BPTP]
Balai
Pengkajian
Teknologi
Pertanian
2005.
www.litbang.deptan.go.id
[2014 Maret 7].
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. www. bps. go. id/tnmn_pgn. php [2014
Maret 9].
Fugi A M, Abdullah B, Kartaadmaja S. 2001. Peran padi Indonesia sebagai
sumber daya genetik padi modern. Prosiding diskusi pameran
dan
budidaya padi. Surakarta 28 Agustus 2001: Yayasan padi Indonesia.
Fagi, A.M., I. Las, M. Syam. 2002. Penelitian padi : menjawab tantangan
ketahanan pangan nasional. Balai Penelitian Tanaman Padi. Bogor.
Gomez KA, Gomez AA. 1995.
Prosedur Statistika untuk Penelitian
Pertanian. Sjamsudin E, Baharsjah JS, penerjemah. Jakarta (ID): UI
Pr.
Terjemahan dari: Statistical Prosedures for Agricultural
Research.
Khush, G.S. 2000. New plant type of rice for increasing the genetic yield
potensial, p. 99-108. In JATA. S. Nanda (Ed). Rice Breeding
and
Genetiks. Science Publisher Inc. New Hampshire.
Peng, S., G.S. Kush, K. G. Cassman. 1994. Evolution of the New Plant
Ideotype for Increased Yield Potential. Pages 5-20. In : Breaking
the Yield Barrier. IRRI. Los Banos, Philppines.

16

17

Poehman, JM. DA Sleper. 1996. Breeding Field Crops. Fourth edition.
State University Press. Iowa.
Purohit, S. M.K. Majumder. 2009. Selection of high yield rice variety
cold tolerant three-way rice (Oryza sativa L.) cross involving
Japonica, and wide compatible variety. Middle-East J. Sci.
4(1):28-31.

Iowa
froma
Indica,
Res.

Suprihatno B, Darajat AA, Satoto, Beahaki SE, Suprihanto, Setyono A, Indrasari
DS, Wardana PI, Sembiring H. 2010. Deskripsi Varietas Padi. BALAI BESAR
PENELITIAN TANAMAN PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementrian Pertanian.

18

LAMPIRAN
Lampiran 1. Keragaan padi IPB160-F-22-2-1 (7.956 ton ha-1)

Lampiran 2. Keragaan padi IPB160-F-28-1-1 (7.674 ton ha-1)

19

-1

Lampiran 3. Keragaan padi IPB160-F-56-1-1(7.291 ton ha )

Lampiran 4. Keragaan padi IPB160-F-55-3-1 (7.164 ton ha-1)

20

Lampiran 5. Kondisi umum lahan perocobaan

21

Lampiran 6. Deskripsi varietas Ciherang

CIHERANG
Nomor seleksi
Asal persilangan
Golongan
Umur tanaman
Bentuk tanaman
Tinggi tanaman
Anakan Produktif
Warna kaki
Warna Batang
Warna telinga daun
Warna lidah daun
Warna daun
Muka daun
Posisi daun
Daun bendera
Bentuk gabah
Warna gabah
Kerontokan
Tekstur nasi
Kadar amilosa
Indeks glikemik
Bobot 1 000 butir
Rata-rata hasil
Potensi hasil
Hama
Penyakit
Anjuran tanam
Pemulia
Dilepas tahun
Sumber: BB Padi 2009

: S3383-1D-PN-41-3-1
: IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-3//4*IR64
: Cere
: 116-125 hari
: Tegak
: 107-115 cm
: 14-17 batang
: Hijau
: Hijau
: Tidak berwarna
: Tidak berwarna
: Hijau
: Kasar pada sebelah bawah
: Tegak
: Tegak
: Panjang ramping
: Kuning bersih
: Sedang
: Sedang
: 23%
: 54
: 28 g
: 6,0 ton/ha
: 8,5 ton/ha
: Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan agak
tahan terhadap biotipe 3
: tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV
: Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah
sampai 500 m dpl
: Tarjat T, Z. A. Simanullang, E. Sumadidan Aan A. Daradjat
: 2002

22

Lampiran 7. Deskripsi varietas Mekongga

MEKONGGA
Nomor seleksi
Asal persilangan
Golongan
Umur tanaman
Bentuk tanaman
Tinggi tanaman
Anakan Produktif
Warna kaki
Warna Batang
Warna telinga daun
Warna lidah daun
Warna daun
Muka daun
Posisi daun
Daun bendera
Bentuk gabah
Warna gabah
Kerontokan
Tekstur nasi
Kadar amilosa
Indeks glikemik
Bobot 1 000 butir
Rata-rata hasil
Potensi hasil
Hama
Penyakit
Anjuran tanam
Instansi pengusul
Pemulia
Tim Peneliti
Teknisi

Dilepas tahun

: S4663-5D-KN-5-3-3
: A2790/2 *IR64
: Cere
: 116-125 hari
: Tegak
: 91-106 cm
: 13-16 batang
: Hijau
: Hijau
: Tidak berwarna
: Tidak berwarna
: Hijau
: Agak kasar
: Tegak
: Tegak
: Ramping panjang
: Kuning bersih
: Sedang
: Pulen
: 23%
: 88
: 28 g
: 6,0 ton/ha
: 8,4 ton/ha
: Agak tahan terhadap wereng coklat biotype 2 dan 3
: Agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain IV
:Baik ditanam di lahan sawah dataran rendah sampai
ketinggian 500 m dpl
: Balitpa dan BPTP Sultra
: Z. A.Simanullang, Idris Hadade, Aan A. Daradjat dan
Sahardi
: B. Suprihatno, Y. Samaullah, Atito DS., Ismail
B.P.,Triny S. Kadir, dan A. Rifki
: M. Suherman, Abd. Rauf Sery, Uan D., S.Toyib
S.M, Edi S. MK, M.Sailan, Sail Hanafi, Z.Arifin,
Suryono, Didi dan Neneng S.
: 2004

Sumber : BB Padi 2009

23

RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Desa Sigoring-goring Kecamatan Saipar Dolok Hole
Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada tanggal 25 Juli 1993. Putra dari
Bapak Awaluddin Nasution dan Ibu Hairani Gultom anak kedua dari tiga
bersaudara. Penulis menduduki sekolah menengah tingkat pertama hingga
sekolah menengah atas di Pesantren Darul Mursyid yang terletak di Desa
Sidapdap-Simanosor Julu Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli
Selatan. Pada tahun 2011 melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor. Penulis
aktif mengikuti organisasi kedaerahan yaitu Ikatan Mahasiswa Tapanuli SelatanBogor (IMATAPSEL-BOGOR) sejak tahun 2011-1015. Pada tahun 2014 pernah
mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Propesi di Desa Sukamurni Kecamatan Sukatani
kabupaten Bekasi.