Studi Anatomi Daun Dan Buah Berbagai Jenis Ficus Di Taman Wisata Alam Pangandaran
STUDI ANATOMI DAUN DAN BUAH BERBAGAI JENIS
FICUS DI TAMAN WISATA ALAM PANGANDARAN
AHMAD RIFAI
BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Anatomi Daun
Berbagai Jenis Ficus sebagai Sumber Pakan Monyet Ekor Panjang (Macacca
fascicularis) di Taman Wisata Alam Pangandaran.adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Ahmad Rifai
NIM G34100073
ABSTRAK
AHMAD RIFAI. Studi Anatomi Daun dan Buah Berbagai Jenis Ficus di Taman
Wisata Alam Pangandaran. Dibimbing oleh DORLY dan ISLAMUL HADI.
Penelitian ini bertujuan mempelajari struktur anatomi daun tumbuhan Ficus
di Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran. Ficus di TWA Pangandaran
dijumpai 14 jenis yaitu, F. benjamina, F. microcarpa, F. elastica, F. septica, F.
rervosa, F. subulata, F obscura, F. glomerata, F. hispida, F. drupacea, F.
pubinervis, F. annulata, F. depressa dan F. sumatrana. Pengamatan anatomi daun
dilakukan terhadap sediaan mikroskopis sayatan paradermal dan transversal.
Perbedaaan anatomi daun Ficus pada sayatan paradermal terlihat dari ukuran,
kerapatan, indeks, keberadaan, tipe stomata, dan karakter dinding epidermis.
Hasil pengamatan pada sayatan transversal memiliki perbedaan yang bervariasi
untuk karakter hipodermis, palisade dan litosit. Berdasarkan keberadaan
hipodermisnya tumbuha Ficus dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu terdapat pada
sisi atas dan bawah, hanya pada sisi atas dan jenis Ficus yang tidak memiliki
hipodermis. Semua jenis Ficus memiliki sel litosit dengan bentuk dan lokasi litosit
yang bervariasi. Perbedaan bentuk berdasarkan ukuran panjang dan lebar litosit
diperoleh bentuk oval sampai membulat. Keberadaan litosit itu sendiri memiliki
ciri khas, beberapa Ficus memiliki litosit pada kedua sisi bagian hipodermis atas
dan hipodermis bawah daun, atau hanya terdapat pada bagian hipodermis atas atau
bawah bawah saja. Pengambilan sampel buah untuk diamati dilakukan pada dua
tahap yaitu, musim hujan dan musim kemarau. Hasil sampel yang diperoleh
terdapat 8 jenis Ficus yang berbuah pada musim hujan yaitu, F. benjamina, F.
microcarpa, F. septica, F. rervosa, F. glomerata, F. hispida, F. annulata, F.
depressa. Buah pada musim kemarau terdapat di 6 jenis yaitu, F. benjamina, F.
microcarpa, F. septica, F. rervosa, F. glomerata, F. hispida. Anatomi buah
sayaatan paradermal diamati mulai dari bentuk stomata, ukuran stomata, ukuran
trikoma, ukuran epidermis serta kerapatan trikoma. Trikoma pada buah Ficus
hanya ditemukan pada 2 spesies yaitu pada F. rervosa dan F. hispida.
Kata kunci: anatomi, Ficus, paradermal, transversal
ABSTRACT
AHMAD RIFAI. Anatomical Studies Leaves and Fruits Different Types of Ficus
in the Nature Park Pangandaran. Supervised by DORLY and ISLAMUL HADI.
This research aims to observed the anatomical structure the leaves and fruits
Ficus plant in Natural Park (TWA) Pangandaran. Ficus in TWA found 14 spesies
which are, F. benjamina, F. microcarpa, F. elastica, F. septica, F. rervosa, F.
subulata, F obscura, F. glomerata, F. hispida, F. drupacea, F. pubinervis, F.
annulata, F. depressa and F. sumatrana. Observation anatomical leave were
conducted by paradermal and transversal section. The differens of leaf anatomical
character were found in size, density, stomatal index, distribution, stomatal type
and character of epidermal wall. Leaf anatomical transversal section also found
variety in hypodermis, pallisade parenchyma, and lithocyst character. Base on of
hypodermis tissue the 14 Ficus were found in 3 cluster there are hypodermis
found in adaxial and abaxial, just only in adaxsial or abaxsial and cant found
hypodermis tissue. All of Ficus spp. were found lithocysts with the save and
different location. The difference of lithocyst sel based on size length and width
from ovale until obovate. Lithocyst sel is as special character in Ficus spp., some
of Ficus have lithocysts sel in upper and lower hipodermis or just were only in
upper or lower hypodermis. Sampling of fruit were conducted in wet and dry
season. The result of this research were found eight Ficus species fruiting in wet
season i.e: F. benjamina, F. microcarpa, F. septica, F. rervosa, F. glomerata, F.
hispida, F. annulata, F. depressa. Contrary in dry season just only found six Ficus
spp.get fruiting i.e: F. benjamina, F. microcarpa, F. septica, F. rervosa, F.
glomerata, and F. hispida. Anatomical character of fruit were observed i.e: type
and size of stomatal. Trichomes on the fruit of Ficus spp. just only found in two
species i.e: F. rervosa dan F. hispida.
Keywords: anatomy, Ficus, paradermal, transversal
STUDI ANATOMI DAUN BERBAGAI JENIS FICUS SEBAGAI
SUMBER PAKAN MONYET EKOR PANJANG (Macacca
fascicularis) DI TAMAN WISATA ALAM PANGANDARAN
AHMAD RIFAI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi
BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu
wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan
penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Penelitian ini telah dilaksanakan sejak
bulan Februari 2014 hingga September 2014 di Pangandaran, Jawa Barat dan
Laboratorium Mikroteknik Departemen Biologi, FMIPA, IPB, dengan judul Studi
Anatomi Daun dan Buah Berbagai Jenis Ficus di Taman Wisata Alam
Pangandaran.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Dorly, MSi dan Bapak Dr
Islamul Hadi, MSi atas segala ilmu, arahan, saran dan kesabarannya selama
membimbing penulis. Ungkapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Kanthi
MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk
perbaikan tulisan ini. Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Sunaryo
sebagai teknisi di Laboratorium Anatomi dan Morfologi Tumbuhan Departemen
Biologi FMIPA, IPB yang telah membantu menyediakan alat dan bahan
penelitian. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas kesediaan tempat
dan waktunya untuk segenap pihak Resort KSDA Taman Wisata Alam
Pangandaran. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada kak Evi, kak Sinta,
kak Ari, kak Darius, Devi, Vivi, Cahaya, Dini, dan Meylia sebagai teman
perjuangan yang telah banyak membantu selama bekerja di laboratorium; serta
Fathul, Wahyu, Ulil, Faisal, Tito, Arif, Zulfikar, Arreza yang telah memberi
semangat di Bukit Laler dan semua teman Biologi Angkatan 47 atas
kebersamaannya selama kuliah di IPB. Ungkapan terimakasih penulis sampaikan
kepada Yayasan Karya Salemba Empat yang telah memberikan beasiswa selama
empat semester.
Ungkapan terimakasih terutama sekali penulis sampaikan kepada kedua
orang tua terutama Ibu yang telah memberikan segenap kasih sayang, doa dan
biaya serta kaka kandung penulis atas dukungannya hingga penulis bisa
menyelesaikan strata satu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015
Ahmad Rifai
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
METODE
2
Waktu dan tempat penelitian
Bahan
2
Alat
2
Koleksi, Identifikasi, dan Pengamatan Lapang
2
Pembuatan Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan Struktur Anatomi
2
Pengamatan Struktur Anatomi Daun dan Buah
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3
Keanekaragaman Jenis Ficus
3
Pengamatan Sediaan Mikroskopis Sayatan Paradermal Daun
5
Pengamatan Sediaan Mikroskopis Sayatan Transversal Daun
11
Pengamatan Musim Berbuah
15
Pengamatan Sediaan Sayatan Paradermal Buah
15
Kunci determinasi Ficus
19
SIMPULAN DAN SARAN
20
Simpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
20
RIWAYAT HIDUP
22
DAFTAR TABEL
1 Identifikasi dan Habitus 14 jenis Ficus
2 Tipe Sebaran Stomata, Tipe Stomata, Panjang Stomata, Lebar stomata,
Kerapatan Stomata, dan Indeks Stomata Dari 14 Jenis Ficus
3 Karakter dinding sel epidermis, dan ukuran trikoma daun
4 Data pengamatan sediaan sayatan transversal daun Ficus
5 Pengamatan jenis Ficus yang berbuah pada musim huja dan kemarau
6 Tipe Stomata dan Karakter Dinding Sel Epidermis Buah
7 Data pengamatan sediaan sayatan paradermal buah Ficus pada saat
musm hujan dan kemarau.
3
8
10
14
15
16
18
DAFTAR GAMBAR
1 Titik pengambilan sampel tumbuhan Ficus di TWA Pangandaran
2 Sediaan mikroskopis sayatan paradermal sisi adaksial daun 14 spesies
Ficus
3 Sediaan mikroskopis sayatan paradermal sisi abaksial daun 14 spesies
Ficus.
4 Tipe somata
5 Sediaan mikroskopis sayatan paradermal sisi abaksial daun
6 Sayatan transversal daun
7 Sediaan mikroskopis sayatan paradermal buah
8 Trikoma buah
4
5
6
7
8
12
17
17
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran terletak di Kabupaten
Pangandaran, pesisir selatan Jawa Barat. Secara geografis, TWA Pangandaran
berada pada 07o43’ LS, 108o40’ BT dengan ketinggian bervariasi dari 0-150
mdpl. Kawasan ini memiliki luas 37.7 Ha. (Hadi et al. 2011). Kawasan ini
merupakan kawasan hutan pantai dan hutan tanaman yang didominasi oleh jati
(Tectona grandis), mahoni (Swietenia macrophyla) dan bayur (Pterospermum
javanicum). Kawasan ini juga merupakan habitat berbagai jenis burung, dan
mamalia khususnya primata baik monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan
lutung (Trachypithecus auratus) (Watanabe et al 2009). Keberadaan hidupan liar
di kawasan TWA Pangandaran khususnya monyet ekor panjang sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan sumber makanan (Hadi 2001).
Tumbuhan Ficus berasal dari famili Moraceae. Di Indonesia, anggota Ficus
spp. sering dikenal dengan nama beringin-beringinan (Berg & Cornet 2005).
Kemampuan tumbuhan Ficus yang dapat berbuah sepanjang tahun, menjadikan
Ficus sebagai kelompok sumber daya kunci di dalam hutan tropis (Nason et al.,
1998). Buah Ficus tersebut menjadi sumber makana bagi banyak hewan
dibandingkan jenis buah buah lain di dalam hutan (Jansen 1979). Berdasarkan
hasil penelitian Knott (1998)di hutan Kalimantan Barat menunjukan bahwa Ficus
berperan penting di dalam makanan hewan vertebrata yang terancam punah
seperti orang utan. Hasil penelitian Hadi (2001) yang melakukan pengamatan
aktivitas makan, Larasati (2012) dan Dorly & Hadi (2013) yang menggunakan
metode identifikasi secara anatomi menunjukkan genus Ficus dari famili
Moraceae selalu menjadi salah satu pakan dominan oleh monyet ekor panjang.
Identifikasi Ficus yang menjadi pakan monyet ekor panjang secara umum hanya
mencapai tahap genus.
Studi anatomi digunakan untuk mendukung proses identifikasi tumbuhan
jika dari segi morfologi sulit dibedakan. Studi anatomi digunakan sebagai
pendukung karena bagian tumbuhan khususnya daun memiliki struktur jaringan
dan sel yang berbeda (Berg & Cornet 2005). Menurut Stace (1989) pada
umumnya sifat anatomi daun dapat dipakai untuk membedakan jenis-jenis yang
rumit penciriannya dan menurut Sulistiarini (1989) pencirian seperti bentuk,
kerapatan stomata, bentuk sel epidermis, dan struktur mesofil daun merupakan
penciri yang cukup mantap karena bersifat konstan. Penelitian anatomi daun jenis
Ficus di TWA Pangandaran digunakan sebagai pangkalan data anatomi tumbuhan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mempelajari anatomi daun dan buah berbagai jenis
Ficus sebagai sumber pakan monyet ekor panjang di TWA Pangandaran.
2
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TWA Pangandaran. Pengambilan Sampel
tumbuhan dilakukan pada bulan Februari 2014. Identifikasi tumbuhan dilakukan
di Herbarium Bogoriense LIPI dan melalui website www.flickr.com. Pembuatan
sediaan mikroskopis dilakukan di Laboratorium Mikroteknik, Departemen Biologi
FMIPA IPB.
Bahan dan Alat
Bahan tumbuhan yang digunakan adalah 14 jenis Ficus yang diperoleh dari
TWA Pangandaran. Bahan kimia yang digunakan adalah alkohol, HNO3, larutan
seri Johansen, parafin, larutan Gifford, 2% safranin, 0,5% fast green, entelan, dan
gliserin.
Alat yang digunakan antara lain mikroskop cahaya Olympus Bx51 yang di
lengkapi dengan kamera optilab, mikrotom putar RV-240, hotplate, oven, pesawat
penentu posisi global (Global Positioning System GPS), Peta digital TWA
Pangandaran
Koleksi, Identifikasi dan Pengamatan Lapang
Koleksi tumbuhan dan pengamatan lapang dilakukan di Taman Wisata
Alam Pangandaran. Setiap perjumpaan dengan tumbuhan jenis Ficus akan
dilakukaan pengambilan sampel Sampel tumbuhan berupa daun, bunga dan buah
akan di preservasi sebagai herbarium dan juga di fiksasi di dalam etanol 70%.
Sampel daun untuk sediaan mikroskopis diambil pada 3 ulangan cabang untuk
setiap pohon. Setiap tumbuhan Ficus yang dijumpai dan dijadikan sumber sampel
akan ditandai dengan penanda lempeng aluminium yang dikat pada batang dan
telah diberi nomor urut. Koordinat lokasi setiap tumbuhan yang telah diberi
nomor akan diukur menggunakan pesawat penentu posisi global (GPS). Posisi
setiap tumbuhan Ficus akan di plot pada peta digital TWA Pangandaran.
Dilakukan pengamatan tipe habitus tanaman Ficus.
Pembuatan Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan Struktur Anatomi
Untuk pengamatan struktur anatomi dibuat 2 macam sediaan mikroskopis,
yaitu sayatan paradermal dan sayatan transversal
a. Pembuatan Sediaan Mikrokopis Sayatan Paradermal Daun dan Buah
Sediaan mikroskopis sayatan paradermal organ organ dibuat dalam bentuk
sediaan semi permanen dengan pewarnaan safranin 1% mengikuti metode
wholemount (Sass 1951).
b. Pembuatan Sediaan Mikroskopis Sayatan Transversal Daun
Metode yang digunakan untuk pembuatan sediaan mikroskopis sayatan
transversal yaitu metode parafin (Johansen 1940).
3
Pengamatan Struktur Anatomi Daun dan Buah
Daun dan buah pada masing-masing sampel tumbuhan diamati di bawah
mikroskop. Sediaan mikroskopis sayatan paradermal untuk dilakukan pada 5 area
bidang pandang untuk masing-masing sampel. Pada masing-masing sampel dilihat
mulai dari ukuran, kerapatan, indeks, keberadaan tipe bentuk stomata dan ukuran
trikoma, serta bentuk dinding epidermis atas dan bawah. Kerapatan Stomata (KS),
Kerapatan Trikoma (KT) dan Indeks Stomata ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:
KS/KT =
x 100
Indeks Stomata =
Pada sediaan mikroskopis daun sayatan transversal diamati ketebalan
kutikula, epidermis, hipodermis, palisade, ketebalan daun, ukuran litosit dan
keberadaan litosit pada 4 ulangan bidang padang. Pada sediaan mikroskopis buah
yang diamati meliputi ukuran stomata, epidermis dan trikoma.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keanekaragaman Jenis Ficus
Hasil pengamatan di TWA Pangandaran dijumpai sebanyak 14 jenis Ficus.
Ficus yang ditemukan memiliki habitus berupa 12 spesies tipe pohon dan 2
spesies tipe liana. Tumbuhan Ficus diidentifikasi di Herbarium Bogoriensis LIPI
dan melalui situs web www.flicker.com.
Pengambilan tumbuhan Ficus telah dicatat titik kordinatnya dalam GPS
dan dibentuk plot sampel dalam bentuk peta (Gambar 1). Peta sampel yang telah
terbentuk dapat digunakan untuk memudahkan pencarian tumbuhan Ficus yang
terdapat di TWA Pangandaran.
Tabel 1. Identifikasi dan Habitus 14 jenis Ficus
Spesies
Nama Lokal
Hasil Identifikasi
F. benjamina
F. microcarpa
F. elastica
F. septica
F. rervosa
F. subulata
F. obscura
F. glomerata
F. hispida
F. drupacea
F. pubinervis
F. annulata
F. depressa
F. sumatrana
Beringin
Kiara Tapok
Kiara Munding
Ku Ciat
Kopeng
Pereng
Hampelas Badak
Kondang
Kondang laer
Kiara Kebo
Kiara Kebo 2
Kiara Koneng
Kiara Tapok 2
Kiara Beas
LIPI
LIPI
Flickr
LIPI
LIPI
LIPI
Flickr
Flickr
LIPI
LIPI
Flickr
LIPI
LIPI
Flickr
Habitus
Pohon
Liana
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Liana
Pohon
4
Gambar 1 Titik pengambilan sampel tumbuhan Ficus dalam di TWA Pangandaran
Keterangan gambar
Nama Spesies
F. benjamina**
F. microcarpa***
F. alastica**
F. septica***
F. rervosa***
F. subulata**
F. obscura*
*
**
***
1
2
3
4
5
10
13
Nomor
11
6
22
12
8
29
7
20
25
Nama Spesies
F. glomerata**
F. hispida*
F. drupacea***
F. Pubinervis**
F. annulata*
F. depressa*
F. sumatrana**
16
15
21
17
18
19
23
14
28
24
30
27
: 1 ulangan pohon
: 2 ulangan pohon
: 3 ulangan pohon
4
5
Pengamatan Sediaan Mikroskopis Sayatan Paradermal Daun
Keberadaan stomata pada 14 jenis Ficus tidak dijumpai pada sisi adaksial
(atas) daun tipe ini disebut tipe hipostomatik (Gambar 2). Hafiz (2012)
mengemukakan bahwa Hoya Sukulen juga memiliki daun dengan keberadaan
stomata bertipe hipostomatik. Kondisi pada tumbuhan yang memiliki letak
stomata pada bagian bawah merupakan adaptasi untuk mengurangi laju transpirasi
(Esau 1974).
Gambar 2. Sediaan mikroskopis sayatan paradermal sisi adaksial daun 14 spesies
Ficus. (a) F. Benjamina, (b) F. Microcarpa, (c) F. elastica, (d) F.
septica, (e) F. rervosa, (f) F. subulata, (g) F. obscura, (h) F.
glomerata, (i) F. hispida, (j) F. drupacea, (k) F. Pubinervis, (l) F.
annulata, (m) F. depressa, (n) F. sumatrana.Bar 100 µm.
Tipe Sebaran Stomata
Berdasarkan sebaran stomata pada epidermis bawah daun dijumpai 2
pengelompokan yaitu tipe tunggal dan tipe berkelompok (Gambar 3). Hasil
pengamatan terhadap 14 jenis tipe tunggal terdapat pada 6 spesies Ficus yaitu, F.
benjamina, F. microcarpa, F. elastica, F. glomerata, F. obscura dan F. depressa..
Ficus sedangkan stomata berkelompok terdapat 8 spesies yaitu F. hispida, F.
drupacea, F. pubinervis, dan F. annulata, F. rervosa, F. subulata, F. septica, dan
F.sumatrana
6
Gambar 3. Sediaan mikroskopis sayatan paradermal sisi abaksial daun 14 spesies
Ficus. (a) F. Benjamina, (b) F. Microcarpa, (c) F. elastica, (d) F.
septica, (e) F. rervosa, (f) F. subulata, (g) F. obscura, (h) F.
glomerata, (i) F. hispida, (j) F. drupacea, (k) F. Pubinervis, (l) F.
annulata, (m) F. depressa, (n) F. sumatrana. Tipe tunggal (a, b, c, g, h,
dan m). Tipe berkelompok (d, e, f, i, j, k, l, dan n). Bar 100 µm.
Tipe Stomata
Menurut Metcalfe & Chalk (1979) tipe stomata dibedakan menjadi 25 tipe.
Tipe stomata dibedakan berdasarkan sel tetangga yang mengelilingi sel penjaga
pada stomata (Perveen et al., 2007). Terdapat 2 tipe stomata yang di temukan
7
pada ke 14 jenis Ficus yaitu tipe cyclocytic dan anomocytic(Gambar 4). Tipe
stomata dominan yang dijumpai pada jenis Ficus adalah tipe cyclocytic yang
terdapat pada F. benjamina, F. microcarpa, F. subulata, F. hispida, F. drupacea,
F. Pubinervis, F. annulata, F. depressa. Tipe stomata anomocytic terdapat pada 6
spesies Ficus yaitu F. elastica, F. septica, F. rervosa, F. obscura, F. glomerata, F.
Sumatrana .
(a)
(b)
Gambar 4. Tipe stomata. Tipe siklositik (a) dan tipe anomositik (b).
Ukuran Stomata
Ukuran stomata pada sisi abaksial daun 14 jenis Ficus yang diamati
dijumpai beragam dengan panjang berkisar antara 14.0-33.3 µm dan lebar 9.031.0 µm. Ukuran stomata terbesar terdapat pada F. drupacea dengan panjang 33.3
µm dan lebar 31.0 µm, sedangkan Ficus elastica memiliki panjang stomata
terkecil dengan ukuran 14.0 µm dan Ficus obscura memiliki lebar terkecil dengan
ukuran 9,0 µm. Ukuran dan kerapatan stomata berkaitan dengan ketahanan
terhadap cekaman kekeringan (Sulistyaningsih et al., 1994). Ukuran stomata juga
dipengaruhi oleh sebaran stomata, stomata tunggal umumnya memiliki ukuran
lebih besar dibanding dengan stomata berkelompok (Wilmer 1983).
Kerapatan Stomata
Daun Ficus yang diamati memiliki kerapatan stomata yang bervariasi antara
154.3-748.6 / mm² (Tabel 2). Nilai kerapatan stomata tertinggi terdapat pada
Ficus hispida 748.6 /mm², sedangkan nilai terendah pada Ficus drupacea 154.3
/mm².
Kerapatan stomata adalah karakter penting yang mempengaruhi pertukaran
gas (Pandsey et al., 2007). Nilai kerapatan stomata dipengaruhi oleh besarnya
ukuran stomata, semakin kecil ukuran stomata maka semakin besar nilai
kerapatannya (Willmer, 1983). Daun yang terpapar sinar matahari pada intensitas
cahaya tinggi memiliki kerapatan stomata yang lebih tinggi dibanding daun yang
ternaungi (Batos et al., 2010)
Indeks Stomata
Indeks stomata menunjukan rasio antara jumlah stomata dengan jumlah
stomata dan sel epidermis. Indeks ini berkaitan dengan perubahan yang terjadi
pada luas stomata dan sel epidermis. Indeks stomata Ficus yang diamati berkisar
antara 5.9 – 18.9. Nilai indeks stomata tertinggi dijumpai pada F. hispida yaitu
sebesar 18.9, sedangkan indeks stomata terendah dijumpai pada F. annulata yaitu
sebesar 5.9.
1
Tabel 2. Tipe Sebaran Stomata, Tipe Stomata, Panjang Stomata, Lebar stomata, Kerapatan Stomata, dan Indeks Stomata Dari 14
Jenis Ficus
Tipe Sebaran
F. benjamina**
F. microcarpa***
Tunggal
Tunggal
Cyclocytic
Cyclocytic
21.5 ± 0.3
28.6 ± 1.1
18.9 ± 0.4
26.1 ± 0.4
Kerapatan
Stomata
(jumlah/mm²)
444.5 ± 11.4
216.0 ± 9.8
F. elastica**
Tunggal
Anomocytic
14.0 ± 1.0
11.7 ± 0.3
498.0 ± 13.9
16.4 ± 0.3
F. septica***
F. rervosa***
F. subulata**
F. obscura*
F. glomerata**
F. hispida*
F. drupacea***
F. Pubinervis**
F. annulata*
F. depressa*
F. sumatrana**
Berkelompok
Berkelompok
Berkelompok
Tunggal
Tunggal
Berkelompok
Berkelompok
Berkelompok
Berkelompok
Tunggal
Berkelompok
Anomocytic
Anomocytic
Cyclocytic
Anomocytic
Anomocytic
Cyclocytic
Cyclocytic
Cyclocytic
Cyclocytic
Cyclocytic
Anomosocytic
19.4 ± 1.3
20.2 ± 0.9
16.6 ± 1.1
16.6
16.4 ± 0.7
15.9
33.3 ± 1.5
32.2 ± 1.6
27.6
24
27.9 ± 1.3
14.7 ± 2.1
15.9 ± 1.6
12.8 ± 0.9
9
10.9 ± 0.2
9.5
31.0 ± 2.1
26.9 ± 1.0
27.1
15.7
25.0 ± 0.5
362.5 ± 14.5
311.1 ± 4.0
391.0 ± 9.2
345.6
621.0 ± 13.6
748.6
151.3 ± 7.3
189.5 ± 9.3
293.3
497.8
169.7 ± 4.3
9.4 ± 0.4
7.3 ± 1.0
8.4 ± 2.3
12.9
12.4 ± 1.0
18.9
7.6 ± 0.2
9.4 ± 0.3
5.9
11.6
8.9 ± 0.3
Spesies
Keterangan : *
**
***
Stomata
Tipe Stomata
Panjang
Lebar
Stomata (µm)
stomata (µm)
Indeks
Stomata
7.3 ± 1.4
6.2 ± 0.4
: 1 ulangan pohon
: 2 ulangan pohon
: 3 ulangan pohon
8
9
Karakter Dinding Sel Epidermis Daun
Berdasarkan karakter bentuk dinding sel epidermis adaksial dan abaksial
pada daun Ficus terdapat 3 pengelompokan yaitu lurus berlekuk, berlekuk lurus,
dan berlekuk dalam. Hal ini sesuai penelitian Sunarti (2007) tentang studi anatomi
daun Syzigium spp. Karakter dinding epidermis sisi adaksial pada jenis Ficus pada
umumnya sama dengan karakter dinding sel epidermis abaksial kecuali pada F.
elastica dan F. glomerata (Tabel 2). Karakter dinding sel epidermis sisi adaksial
pada 14 jenis Ficus terdapat 2 tipe yaitu lurus berlekuk dan berlekuk lurus.
Karakter dinding sel epidermis sisi abaksial pada 14 jenis Ficus terdapat 3 tipe
yaitu lurus berlekuk, berlekuk lurus dan berlekuk dalam (Tabel 3).
Keberadaan, Ukuran, dan Kerapatan Trikoma
Trikoma pada daun Ficus dijumpai hanya pada beberapa sepesies saja
(Tabel 3) trikoma pada daun memiliki manfaat dalam menyeimbangkan jumlah
air yang diterima dan di transpirasikan oleh tumbuhan, menjaga dari paparan
ultraviolet, serta salah satu mekanisme pertahanan diri terhadap herbivore
(agrawal dan spiller, 2004). Keragaman trikoma juga memiliki manfaat untuk
menentukan tingkat taksonomi, hubungan kekerabatan, dan proses identifikasi
dari suatu tumbuhan (Adedeji et al., 2007). Keberadaan trikoma pada daun Ficus
hanya terdapat pada 3 spesies yaitu F. elastica, F. obscura, dan F. hispida.
Ukuran trikoma abaksial terbesar terdapat pada F. hispida dengan panjang 210.0
µm dan lebar 46.2 µm, sedangkan Ficus elastica memiliki ukuran trikoma terkecil
yaitu panjang 33.1 µm dan lebar 13.1 µm. Pada bagian adaksial F. hispida
memiliki ukuran terbesar dengan panjang 187.0 µm dan lebar 41.8 µm, sedangkan
Ficus elastica memiliki ukuran trikoma terkecil dengan ukuran panjang 155.0 µm
dan lebar 50.8 µm.
Kerapatan trikoma adaksial tertinggi terdapat pada F.
obscura sebesar 18 /mm² sedangkan nilai terendah terdapat pada F. hispida
sebesar 13 /mm². kerapatan trikoma abaksial tertinggi terdapat pada F.
microcarpa 178 mm² sedangkan nilai terendah terdapat pada F. hispida sebesar
12 /mm².
(a)
(b)
(c)
Gambar 5. Sediaan mikroskopis sayatan paradermal sisi abaksial daun (a) F.
elastica, (b) F. obscura, (c) F. hispida.
1
Tabel 3 Karakter dinding sel epidermis, dan ukuran trikoma daun.
Jenis Ficus
F. benjamina**
F. microcarpa***
F. elastica**
F. septica***
F. rervosa***
F. subulata**
F. obscura*
F. glomerata**
F. hispida*
F. drupacea***
F. Pubinervis**
Keterangan : *
**
***
Bentuk epidermis daun
Abaksial
Segi 3-5 beraturan
Segi 3-5 beraturan
Segi 4-5 tidak
beraturan
Segi 4-5 beraturan
Segi 5-7 tidak
beraturan
Segi 4-5 beraturan
Segi 6-9 tidak
beraturan
Segi 6-9 tidak
beraturan
Segi 4-6 Beraturan
Segi 3-4 beraturan
Segi 3-4 beraturan
Adaksial
Segi 3-5 beraturan
Segi 3-5 beraturan
Keberadaan Trikoma
Epidermis
Epidermis
Abaksial Adaksial
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Segi 3-5 beraturan
Ada
Tidak Ada
Segi 4-5 beraturan
Tidak Ada
Tidak Ada
Segi 4-5 beraturan
Tidak Ada
Tidak Ada
Segi 4-5 beraturan
Tidak Ada
Tidak Ada
Segi 4-6 Beraturan
Ada
Ada
Segi 5-6 beraturan
Tidak Ada
Tidak Ada
Segi 4-6 Beraturan
Segi 3-4 beraturan
Segi 3-4 beraturan
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
p
Ukuran Trikoma Daun (µm)
Abaksial
Adaksial
l
p
l
33.1 ± 1.3
12.1 ± 3.4
197
44.3
155
50.8
210
46.2
187
41.8
Kerapatan
Abaksial Adaksial
178 ± 10
16
18
12
13
: 1 ulangan pohon
: 2 ulangan pohon
: 3 ulangan pohon
10
11
Pengamatan Sediaan Mikroskopis Sayatan Transversal Daun
Hasil pengamatan sediaan mikroskopis sayatan transversal menunjukan
susunan daun Ficus terdiri atas lapisa kutikula atas, epidermis atas, hipodermis
atas, palisade, bunga karang, hipodermis bawah, epidermis bawah dan kutikula
bawah. Jaringan palisade dan bunga karang merupakan diferensiasi pada jaringan
mesofil daun (Fahn 1991). Seluruh jenis Ficus yang diamati memiliki litosit.
Litosit untuk jenis Ficus umumnya terdapat pada lapisan hipodermis ataupun pada
bunga karang (Gambar 3). Hal ini sesuai dengan Berg & Cornet (2005)
Kutikula daun
Ficus yang memiliki ukuran ketebalan kutikula terbesar terdapat pada F.
drupacea baik pada kutikula atas maupun bawah masing-masing yaitu 4.0 µm
dan 3.77 µm. Kutikula yang memiliki ketebalan terkecil terdapat F. rervosa baik
pada kutikula atas maupun bawah yaitu sebesar 1.1 µm dan 1.13 µm. Jenis Ficus
yang diamati umumnya memiliki ketebalan kutikula atas lebih besar dibandingkan
dengan kutikula bawah. Hal serupa juga terjadi pada tumbuhan jenis Hoya spp
dimana kutikula bagian atas lebih tebal dibandingkan pada bagian bawah (Hakim
2010).
Epidermis daun
Ketebalan epidermis daun tumbuhan Ficus cukup bervariasi. Tebal lapisan
epidermis atas terbesar terdapat pada F. hispida denga tebal epidermis atas
sebesar 44.3 µm dan untuk epidermis bawah terdapat pada F. subulata sebesar
14.0 µm. Ketebalan terkecil untuk epidermis atas terdapat pada F. benjamina
dengan tebal sebesar 7.7 µm. Untuk ketebalan terkecil epidermis bawah terdapat
pada F. microcarpa yaitu sebesar 6.6 µm. Epidermis merupakan jaringan tubuh
tumbuhan paling luar yang umumnya terdiri dari selapis sel saja, berfungsi
melindungi bagian dalam organ tumbuhan (Fahn 1991)
Hipodermis daun
Hipodermis adalah epidermis yang berasal dari meristem jaringan dasar
(Mulyani 2006). Hipodermis daun dapat dijadikan sebagai ciri pembeda antar
spesies Ficus selain keberadaannya maupun ukurannya Berg & Cornet 1991).
Berdasarkan keberadaan hipodermisnya tumbuha Ficus dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu terdapat pada sisi atas dan bawah, hanya pada sisi atas dan jenis
Ficus yang tidak memiliki hipodermis (Gambar 3). Terdapat 5 spesies Ficus yang
memiliki hipodermis pada sisi atas dan bawah yaitu, Ficus benjamina, Ficus
microcarpa, Ficus drupacea, Ficus annulata, Ficus depressa. Jenis Ficus ynag
memiliki hipodermis pada satu sisi saja pada bagian atas ada 3 spesies yaitu Ficus
elastica, Ficus subulata, Ficus Pubinervis. Jenis Ficus yang tidak memiliki
hipodermis ada 6 spesies yaitu, Ficus, septica, Ficus rervosa, Ficus obscura,
Ficus glomerata, Ficus hispida, Ficus sumatrana (Tabel 3).
Ukuran hipodermis sisi adaksial dan abaksial daun dijumpai berbeda antar
jenis Ficus. Ukuran hipodermis atas dan bawah tertebal dijumpai pada Ficus
12
microcarpa dengan ketebalan 63.7 µm dan 20.3 µm. F. microcarpa memiliki 2
lapis hipodermis atas dan selapis hipodermis bawah, hal ini juga dapat
mempengaruhi ketebalan lapisan hipodermis tersebut (Gambar 3). Tebal
hipodermis terkecil pada bagian atas terdapat pada F. subulata dengan ukuran
20.5 µm sedangkan pada hipodermis bawah F. depressa memiliki ukuran
hipodermis terkecil dengan ukuran 7.8 µm.
Gambar 6. Sayatan transversal daun Ficus septica (A), Ficus microcarpa,
(B) Epidermis atas (a), sistolit bawah (b), epidermis bawah (c),
palisade (d), bunga karang (e), litosit bawah (f), sistolit bawah
(g), hipodermis bawah (h), hipodermis atas (i), sistolit atas (j)
Litosit
Litosit merupakan derivat epidermis yang mengalami pembesaran dan
berbeda dengan sel yang lainnya. Derivat epidermis ini umumnya terdapat
13
endapan kalsium karbonat yang membentuk gumpalan yang disebut sistolit (Berg
& Cornet 2005). Ukuran panjang dan lebar litosit berbeda beda. Ukuran panjang
terbesar terdapat pada Ficus microcarpa yaitu 117.7 µm. Ukuran lebar terbesar
terdapat pada F. septica dengan ukuran 89.2 µm. Ukuran panjang terkecil terdapat
pada F. subulata yaitu sebesar 31.8 µm. Ukuran lebar terkecil juga terdapat pada
F. subulata yaitu sebesar 43 µm.
Ukuran antara panjang dan lebar mempengaruhi bentuk dari litosit itu
sendiri. Bentuk litosit pada Ficus ada yang oval dan membulat (Berg & Cornet
2005) Bentuk oval terlihat pada 8 jenis Ficus yaitu, F. benjamina, F. microcarpa,
F. elastica, F. drupacea, F. Pubinervis, F. annulata, F. depressa. Bentuk
membulat terlihat pada 6 jenis Ficus yaitu F. septica, F. rervosa, F. subulata, F.
glomerata, F. hispida, F. sumatrana.
Mesofil daun
Berdasarkan pengamatan struktur anatomi pada sayatan transversal
menunjukan bahwa jaringan mesofil pada seluruh spesies daun Ficus yang diteliti
terdiferensiasi menjadi parenkim palisade dan parenkim bunga karang. Jaringan
palisade merupakan jaringan yang tersusun dengan rapat antar selnya, sedangkan
jaringan bunga karang terlihat lebih tebal dan tersusun tidak rapat dibandingkan
jaringan palisade (Essau, 1977). Ukuran tebal jaringan palisade tebesar terdapat
pada Ficus microcarpa yaitu 73.58 µm. Ficus subulata memiliki ukuran palisade
tertipis yaitu 32.50 µm. Palisade merupakan jaringan yang terdapat pada bagian
mesofil daun bersama dengan bunga karang. Ketebalan palisade dapat
mempengaruhi penyerapan CO2 pada daun (Radwaan 2007). Ukuran tebal
jaringan bunga karang tebesar terdapat pada F. rervosa yaitu 147.0 µm. F.
glomerata memiliki ukuran bunga karang tertipis yaitu 48.3 µm.
Tebal daun
Ficus annulata memiliki tebal daun paling besar yaitu 316.2 µm,
sedangkan tebal daun terkecil dimiliki oleh F. obscura yaitu 131.0 µm. Faktor
penting yang mempengaruhi perkembangan daun adalah ketersediaan air dan
cahaya (Esau 1977). Perbedaan tebal daun diduga berhubungan dengan adaptasi
spesies pada habitat tumbuhnya. Intensitas cahaya yg rendah menyebabkan area
daun menjadi lebih luas dan daun mennjadi lebih tipis (Allard & Nelson 1991).
1
Tabel 4 Data pengamatan sediaan sayatan transversal daun Ficus
Tebal
Kutikula
Tebal
Kutikula
Tebal
Epidermis
Tebal
Epidermis
Tebal
Hipodermis
Tebal
Hipodermis
Tebal
Tebal
Bunga
Karang
(µm)
Litosit
Litosit
Tebal
Panjang
(µm)
Lebar (µm)
Daun (µm)
Spesies
Atas (µm)
Bawah (µm)
Atas (µm)
Bawah (µm)
Atas (µm)
Bawah (µm)
Palisade
(µm)
F. benjamina**
2,0 ± 0
2,0 ± 0,2
7,8 ± 0,6
6,9 ± 1,6
30,7 ± 2,5
10,6 ± 0,2
47,5 ± 12,7
59,5 ± 2,5
69,9 ± 6,4
51,0 ± 8,0
108,0 ± 37,8
F. microcarpa***
2,8 ± 0,2
3,1 ± 0,04
8,1 ± 1,9
6,7 ± 1,9
63,7 ± 12,8
20,3 ± 2,4
73,5 ± 6,6
107,1 ± 3,2
117, 7 ± 6,3
71,16± 3,2
293,7 ± 29,7
F. elastica**
2,0 ± 0
2,0 ± 0
12,0 ± 0,1
9,2 ± 1,7
41,1 ± 0,2
0
53,1 ± 1,3
77,7 ± 1,1
95,1 ± 4,7
55,1 ± 1,1
201,3 ± 3,0
F. septica***
1,8 ± 0,04
1,6 ± 0,1
27,8 ± 2,1
11,5 ± 0,4
0
0
37,2 ± 0,1
89,0 ± 1,7
67,8 ± 2,0
89,2 ± 2,5
170,2 ± 3,9
F. rervosa***
1,2 ± 0,04
1,1 ± 0,1
22,1 ± 1,3
11,6 ± 0,4
0
0
41,4 ± 6,0
147,0 ± 5,8
71,3 ± 3,7
196,5 ± 33,2
F. subulata**
4,2 ± 0,05
4±0
8,3 ± 0,4
14,0 ± 0,2
20,5 ± 0,1
0
32,5 ± 1,0
103,5 ± 1,1
31,8 ± 1,8
F. obscura*
2.3
2
15.3
10.5
0
0
35.3
79.7
80.8
66,4 ± 2,7
43,0 ±
23,5
67.1
F. glomerata**
2,0 ± 0,2
1,8 ± 0,05
21,5 ± 1,6
8,8 ± 0,2
0
0
34,7 ± 2,6
48,3 ± 1,4
63,1 ± 0,4
73,7 ± 1,7
133,2 ± 6,3
F. hispida*
3
1.83
44.3
10.1
0
0
26.6
67.7
69.3
136
F. drupacea***
4±0
3,7 ± 0,1
11,3 ± 0,1
9,9 ± 0,1
43,5 ± 2,1
15,5 ± 0,97
68,0 ± 1,7
142,5 ± 1,4
68,5 ± 6,2
293,4 ± 3,1
F. Pubinervis**
1,6 ± 0,1
2,0 ± 0,4
9,5 ± 0,1
10,7 ± 0,1
41,7 ± 3,7
0
39,8 ± 6,9
51,8 ± 3,5
59.3
105,1 ±
11,7
89,0 ± 12,9
60,0 ± 1,1
191,2 ± 21,5
F. annulata*
3.8
3.2
13.1
9.2
36.5
15
81
100.4
111
72
316.2
F. depressa*
2
1.1
8.1
4.2
43
7.8
41.5
108.7
88.8
56.3
210.8
F. sumatrana**
2,0 ± 0
2±0
37,7 ± 0,2
12,6 ± 0,1
0
0
32,6 ± 0,3
105,5 ± 1,5
67,9 ± 3,8
65,9 ± 2,9
182,2 ± 22,0
Keterangan : *
**
***
209,1 ± 9,7
131
: 1 ulangan pohon
: 2 ulangan pohon
: 3 ulangan pohon
14
15
Pengamatan Musim Berbuah
Pengamatan lapang pada dua musim didapatkan hasil dari 14 spesies Ficus
dijumpai 8 spesies yang berbuah pada musim hujan dan 6 spesies pada musim
kemarau. Hasil pengamatan dalam satu musim ada jenis Ficus dalam spesies yang
sama tapi hanya salah satu saja yang berbuah. Selain itu dijumpai hampir
keseluruhan Ficus dapat berbuah di musim hujan dan kemarau (Tabel 5), hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Nason et al. (2007) yang menyatakan Ficus
merupakan tumbuhan hutan tropis yang dapat berbuah sepanjang tahun.
Tabel 5 Pengamatan jenis Ficus yang berbuah pada musim huja dan kemarau
Nama Spesies
F. benjamina
F. microcarpa
F. elastic
F. septica
F. rervosa
F. subulata
F. obscura
F. glomerata
F. hispida
F. drupacea
F. Pubinervis
F. annulata
F. depressa
F. sumatrana
Keterangan : -
Periode berbuah Pada Musim Hujan
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
: tidak terdapat ulangan
Periode berbuah Pada Musim Kemarau
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
Tabel 5 menunjukan terdapat 8 spesies Ficus yang berbuah pada musim
hujan yaitu F. benjamina, F. microcarpa, F. septica, F. rervosa, F. glomerata, F.
hispida, F. annulata, dan F. depressa. Musim kemarau dijumpai lebih sedikit
Ficus yang berjumlah 6 spesies yaitu F. benjamina, F. microcarpa, F. septica, F.
rervosa, F. glomerata, dan F. hispida.
Pengamatan Sediaan Sayatan Paradermal Buah
Tumbuhan Ficus dicirikan dengan perbungaan tertutup yang disebut
sikonium. Sikonium merupakan respetakulum yang membesar hingga membentuk
bulatan seperti guci dan didalamnya terdapat ratusan bunga bunga yang berukuran
kecil (Berg & Cornet 2005).
Buah Ficus dapat dibedakan antar spesies selain dari penampakan
morfologi juga dapat dibedakan melalui pengamatan anatomi. Hasil sayatan
paradermal buah didapatkan beberapa karakter pembanding untuk antar spesies
seperti tipe stomata dan karaker dinding sel epidermis (Tabel 6), ukuran stomata,
16
ukuran epidermis, dan ukuran trikoma (Tabel 7). Perhitungan kerapatan dan
insdeks stomata pada buah tidak dilakukan karena sulit untuk mendapatkan hasil
sayatan yang cukup bagus.
Tabel 6 Tipe Stomata dan Karakter Dinding Sel Epidermis Buah
Nama Spesies
F. benjamina*
F. microcarpa**
F. septica**
F. rervosa**
F. glomerata**
F. hispida*
F. annulata*
F. depressa*
Keterangan :
-
Tipe
Stomata
siklositik
siklositik
siklositik
siklositik
siklositik
: tidak memiliki stomata
Karakter
Dinding Sel
Epidermis
segi 3-5 beraturan
segi 3-4 beraturan
segi 4-6 beraturan
segi 4-5 beraturan
segi 4-5 beraturan
segi 3-5 beraturan
segi 3-4 beraturan
segi 4-5 beraturan
Tipe Stomata dan Ukuran Stomata Buah
Terdapat hanya satu tipe stomata yang di temukan pada ke 8 jenis buah
Ficus yaitu tipe cyclocytic (Gambar 5). Stomata dari 8 buah Ficus yang diamati
hanya 5 spesies yang memiliki stomata yaitu F. benjamina, F. microcarpa, F.
rervosa, F. annulata, dan F. depressa. Ukuran stomata terbesar terdapat pada F.
Microcarpa dengan panjang 31.3 µm dan lebar 24.3 µm, sedangkan Ficus
benjamina memiliki panjang stomata terkecil dengan ukuran 21.0 µm dan lebar
terkecil dengan ukuran 14,5 µm pada musim hujan. Pada musim kemarau juga
demikian ukuran stomata terbesar terdapat pada F. Microcarpa dengan panjang
29.8 µm dan lebar 23.3 µm, sedangkan Ficus benjamina memiliki panjang
stomata terkecil dengan ukuran 20.5 µm dan lebar terkecil dengan ukuran 15,5
Karakter Dinding Sel Epidermis dan Ukuran Epidermis Buah
Karakter dinding epidermis yang dijumpai memiliki segi 3-6 dengan
bentuk yang beraturan (Tabel 6). Ukuran epidermis terbesar terdapat pada F.
glomerata dengan panjang 30.1 µm dan lebar 20.4 µm, sedangkan Ficus
benjamina memiliki panjang epidermis terkecil dengan ukuran 11.5 µm dan lebar
terkecil dengan ukuran 9.0 µm pada musim hujan. Pada musim kemarau juga
demikian ukuran epidermis terbesar terdapat pada F. glomerata dengan panjang
27.2 µm dan lebar 20.1 µm, sedangkan Ficus benjamina memiliki panjang
epidermis terkecil dengan ukuran 10.5 µm dan lebar terkecil dengan ukuran 8.5
µm (Tabel 7).
17
(a)
(d)
(b)
(e)
(c)
(f)
Gambar 7. Sediaan mikroskopis sayatan paradermal buah F. benjamina (a), F.
microcarpa (b), F. septica (c), F. rervosa (d), F. glomerata (e), F.
hispida (f), F. annulata (g), dan F. depressa (h). Bar 50 µm
Ukuran Trikoma
Trikoma buah dari delapan buah hanya dijumpai pada dua spesies Ficus
yaitu pada F. rervosa dan F. hispida dengan ukuran panjang masing-masing yaitu
279.3 µm dan 65.3 µm serta lebar masing-masing 45.8 µm dan 13.1 µm untuk
musim hujan. Pada musim kemarau F. rervosa dan F. hispida ukuran panjang
masing-masing yaitu 267.3 µm dan 111.0 µm serta lebar masing-masing 29.0 µm
dan 14.6 µm (Tabel 7).
(a)
(b)
Gambar 8. Trikoma buah F. Hispida (a), F. rervosa (b). Bar 50 µm
1
Tabel 7 Data pengamatan sediaan sayatan paradermal buah Ficus pada saat musm hujan dan kemarau.
Ukuran Stomata (µm)
Nama Spesies
Ukuran Epidermis (µm)
Hujan
Kemarau
p
Kemarau
Hujan
Kemarau
P
l
p
l
P
l
p
20.5
15..5
11.5
9
10.5
8.5
x
x
x
x
24.3 ± 0.5
29.8 ± 1.1
23.3 ± 1.1
20.3 ± 1.1
17.1 ± 1.0
20.1 ± 0.8
16.8 ± 0.4
x
x
x
x
x
x
X
x
22.1 ± 0.7
18.0 ± 1.2
20.3 ± 0.8
15.5 ± 0.5
x
x
x
x
29.0 ± 0.5
21.0 ± 0.4
27.3 ± 0.7
19.5 ± 0.8
18.8 ± 0.5
15.0 ± 0,7
19.3 ± 0.4
14.6 ± 0.4
65.3 ± 1.8
13.1 ± 0.5
111.0 ± 3.0
14.6 ± 0.7
x
x
X
x
30.1 ± 0.2
20.4 ± 0.5
27.2 ± 0.3
20.1 ± 0.3
x
x
x
x
x
x
X
x
15.3
12
15.6
12.5
279.3
45.8
267.6
29
28.3
16.3
18.6
11.5
x
x
28.1
17
23.8
19.8
x
x
F. benjamina*
20.1
F. microcarpa**
31.3 ± 0.4
F. septica**
F. rervosa**
F. glomerata**
F. hispida*
F. annulata*
F. depressa*
Keterangan : *
**
x
l
Hujan
Ukuran Trikoma (µm)
14.5
l
p
l
: 1 ulangan buah
: 2 ulangan buah
: tidak memiliki
18
19
Kunci Determinasi 14 Jenis Ficus
Kunci determinasi dibuat menggunakan parameter-parameter yang sudah
ada. Parameter-parameter tersebut meliputi: tipe sebaran stomata, tipe stomata,
keberadaan trikoma, bentuk epidermis daun, lapisan palisade, keberadaan
hypodermis, letak litosit, ukuran panjang stomata dan indeks stomata.
1. a. tipe sebaran stomata tunggal…………….....……….. 2
b. tipe sebaran stomata berkelompok……....…………….6
2. a. tipe stomata siklositik …………………………........ 3
b. tipe stomata anomositik ………….…..…………...….5
3. a. 1 lapis palisade………………...…………………… 4
b. 2 lapis palisade ……….…………………..…………F. microcarpa
4. a. Memiliki bentuk epidermis daun adaksial dan abaksial segi 3-5
beraturan ……………………………..……………… ..F. benjamina
b.Memiliki bentuk epidermis daun adaksial dan abaksial segi 3-4 beraturan
……………………………………..…………………..F. depressa
5. a. memiliki trikoma
a.1. terdapat pada sisi adaksial dan abaksial …… F. obscura
a.2. terdapat hanya pada sisi abaksial…………....F. alastica
b. tidak memiliki trikoma ………………………….…...F. glomerata
6. a. memiliki hipodermis ……………………………….7
a.1. terdapat pada bagian atas saja satu lapis …...F. subulata
b.1. terdapat pada bagian atas saja 2 lapis …...…F. pubinervis
b. tidak memiliki hipodermis ………………………… 8
7. a. Letak litosit pada bagian atas dan bawah……….… F. annulata
b. Letak litosit pada bagian atas saja ……………..…...F. drupaceae
8. a. Panjang stomata daun > 25 µm…………………..…F. sumatrana
b. Panjang stomata daun < 17 µm…………………..…F. hispida
9. a. Indeks stoma > 8 …………………………….……. F. septica
b. Indeks stoma < 8………………………………….…F. rervosa
20
SIMPULAN
Keanekaragaman tumbuhan Ficus di TWA Pangandaran terdapat 14
spesies Ficus. Berdasarkan hasil pengamatan karakter anatomi daun 14 spesies
Ficus dapat diketahui beberapa keragaman karakter pembeda yang ada.
Pengamatan sayatan paradermal daun, diketahui stomata hanya terletak pada
bagian abaksial daun. Tipe sebaran stomata pada daun Ficus terbagi menjadi 2
tipe yaitu tipe tunggal dan berkelompok. Terdapat 2 tipe stomata yang di temukan
pada ke 14 jenis daun Ficus yaitu tipe siklositik dan anomositik. Berdasarkan
sayatan transversal, diketahui tebal kutikula dan epidermis tidak bervariasi tetapi
untuk hipodermis, palisade, litosit pada Ficus cukup bervariasi. Beberapa jenis
Ficus tidak memiliki lapisan hipodermis yang teramati pada F. septica, F. rervosa,
F. obscura, F. glomerata, F. hispida, F. sumatrana. Litosit dijumpai pada semua
jenis Ficus dengan bentuk, distribusi dan ukuran yang berbeda beda. Buah Ficus
hanya terdapat pada 8 spesies untuk musim hujan dan 6 spesies untuk musim
kemarau dari total keseluruhan 14 spesies. Stomata buah dijumpai pada 5 spesies
Ficus yaitu F. benjamina, F microcarpa, F. rervosa, F. annulata dan F. depressa.
Tikoma buah hanya dijumpai pada 2 spesies Ficus yaitu F.rervosa dan F. hispida.
DAFTAR PUSTAKA
Adedeji O, Ajuwon, Babawale. 2007. Foliar epidermal studies, organoghrapic
distribution, and taxonomic importance of thricomes in the family
Solanaceae. International Journal of Botany. 3(3):276-282.
Agrawal AA, Spiller DA. 2004. Polymorphic buttonwood: effects of disturbance
on resistance to herbivores in green and silver morphs of a Bahamian
shrub. American Journal of Botany. 91(12): 1990-1997.
Batos B D, Vilotic D. Miljkovic. 2010. Inter and intra-population variation of leaf
stomatal traits of Quercus robus L. In northern serbia. Archives of
Biological Science 62:1125-1136.
Berg CC, Cornet EJH. 2005. Flora Malesiana. Netherland (NL): National
Herbarium Nederland.
Dorly, Hadi I. 2013. Analisis Keragaman Jenis Pakan Monyet Ekor Panjang
(Macaca fascicularis) di Taman Wisata Alam Pangandaran: Studi
Anatomi Kandungan Feses [laporan penelitian]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Esau K. 1977. Plant Anatomy. New Delhi. Wiley Eastern Pvt. Ltd
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Ed ke-3. Soediarto A, Koesoemaningrat
RMT, Natasaputra M, Akmal H, penerjemah; Tjitrosomo S.S., editor.
Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada.
Hadi I. 2001. Pemilihan makanan oleh monyet karier buta warna. [skripsi]. Bogor
(ID) : Institut Pertanian Bogor.
Hadi I, Suryobroto B, Dorly, Aryanti NA, Widayanti KA. 2011. Ekologi Mamalia
di TWA/CA Pangandaran [laporan penelitian]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
21
Hafiz P. 2013. Karakteristik Anatomi Daun Dari Sepuluh Spesies Hoya Sukulen
Serta Analisis Hubungan Kekerabatannya. Buletin Kebun Raya.16 (1): 5973.
Hakim A. 2013. Keragaman dan analisis kekerabatan Hoya spp. Bertipe daun non
sukulen berdasarkan karakter anatomi daun. Buletin Kebun Raya 16 (1): 116.
Jansen DH. 1979. How to be a fig. Annual Review of Ecology and Systematics.
10:13-51.
Johansen DA. 1940. Plant Microtecthnique. New York (US): McGraw-Hill.
Knott CD. 1998. Cahanges in orangutan caloric intake, energy balance and
keystonein response to fluctuating fruit availability. International Jurnal
of Primatology. 19 (6) 1061-1079.
Larasati P. 2012. Identifikasi anatomi sisa pakan dalam feses monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis) di Taman Wisata Alam Pangandaran [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta (ID): Kanisus
Nason J, Herre E, Hamrick. 1998. The breeding structure of a tropical keystone
plant resource. Nature. 391: 685-687
Perveen A, Abid R, Fatima R. 2007. Stomatal types of some dicots within flora
of karachi, Pakistan. Pakistan Journal of Botany 38 (4):1017-1023.
Radwaan U. 2007. Photosynthetic and leaf anatomical characteristic of the
drought-resistant Balanites aegyptiaca (L). Del. Seedlings. AmericanEurasian of Journal Aglicultural and Environmenal Science2 6:680-688
Sass JE. 1951. Botanical Microtechnique. Iowa (US): Iowa State College Pr.
Stace Clice A. 1989. Plant Taxonomy and Niosistematics. England (UK):
Cambridge University Pr.
Sulistiarini D. 1989. Pemanfaatan mata pelajaran anatomi dan taksonomi.
Floribunda 1:14-15.
Sunarti S. 2007. Anatomi daun dan taksonomi Syzygium zippelanium, Syzygium
javanicum dan Syzygium racemosum. Floribunda 3:104-108.
Watanabe K, Mitani M, Gurmaya KJ, Megantara EN, Purnama AR, Syarif YS.
2009. Plant species list from the Pananjung Pangandaran nature reserve,
West Java, Indonesia, sampled in the El Nino-Southern Oscillation year of
1997. Humans and Nat. 20:113-120.
22
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 13 Oktober 1991 dari Ibu Siti
Khodijah dan Ayah Sahyat. Penulis merupakan putra ke empat dari empat
bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMAN 3 Tambun Selatan dan pada
tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur ujian seleksi
masuk IPB (USMI).
Penulis pernah melaksanakan studi lapangan mengenai Keanekaragaman
Jenis Paku Pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango pada tahun 2012
yang di bombing oleh Dr Nunik Sri Ariyanti, MSi serta praktik lapangan dalam
bidang Analisis Instalasi Pengolahan Air Limbah di Dinas Pertanian Rumah
Potong Hewan Bubulak Bogor pada bulan Juli sampai Agustus 2013 yang
dibimbing oleh Dr Ir Yulin Lestari.
Selama masa kuliah penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan mulai dari
kegiatan asrama menjadi Tutor Sebaya, Anggota Unit Kegiatan Kampus Merpati
Putih Kolat IPB, Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA IPB divisi Sosial dan
Lingkungan, ketua Himpunan Profesi Biologi, serta di berbagai kegiatan
kepanitiaan.
Penulis pernah menjadi pengajar Biologi SMA di Yayasan Karya Salemba
Empat dan juga menjadi asisten praktikum Biologi Dasar periode semester genap
2013/2014, asisten praktikum Anatomi dan Morfologi Tumbuhan semester ganjil
2014/2015, asisten praktikum Mikroteknik periode semester ganjil 2014/2015,
dan asisten praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman periode
semester ganjil 2014/2015.
FICUS DI TAMAN WISATA ALAM PANGANDARAN
AHMAD RIFAI
BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Anatomi Daun
Berbagai Jenis Ficus sebagai Sumber Pakan Monyet Ekor Panjang (Macacca
fascicularis) di Taman Wisata Alam Pangandaran.adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Ahmad Rifai
NIM G34100073
ABSTRAK
AHMAD RIFAI. Studi Anatomi Daun dan Buah Berbagai Jenis Ficus di Taman
Wisata Alam Pangandaran. Dibimbing oleh DORLY dan ISLAMUL HADI.
Penelitian ini bertujuan mempelajari struktur anatomi daun tumbuhan Ficus
di Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran. Ficus di TWA Pangandaran
dijumpai 14 jenis yaitu, F. benjamina, F. microcarpa, F. elastica, F. septica, F.
rervosa, F. subulata, F obscura, F. glomerata, F. hispida, F. drupacea, F.
pubinervis, F. annulata, F. depressa dan F. sumatrana. Pengamatan anatomi daun
dilakukan terhadap sediaan mikroskopis sayatan paradermal dan transversal.
Perbedaaan anatomi daun Ficus pada sayatan paradermal terlihat dari ukuran,
kerapatan, indeks, keberadaan, tipe stomata, dan karakter dinding epidermis.
Hasil pengamatan pada sayatan transversal memiliki perbedaan yang bervariasi
untuk karakter hipodermis, palisade dan litosit. Berdasarkan keberadaan
hipodermisnya tumbuha Ficus dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu terdapat pada
sisi atas dan bawah, hanya pada sisi atas dan jenis Ficus yang tidak memiliki
hipodermis. Semua jenis Ficus memiliki sel litosit dengan bentuk dan lokasi litosit
yang bervariasi. Perbedaan bentuk berdasarkan ukuran panjang dan lebar litosit
diperoleh bentuk oval sampai membulat. Keberadaan litosit itu sendiri memiliki
ciri khas, beberapa Ficus memiliki litosit pada kedua sisi bagian hipodermis atas
dan hipodermis bawah daun, atau hanya terdapat pada bagian hipodermis atas atau
bawah bawah saja. Pengambilan sampel buah untuk diamati dilakukan pada dua
tahap yaitu, musim hujan dan musim kemarau. Hasil sampel yang diperoleh
terdapat 8 jenis Ficus yang berbuah pada musim hujan yaitu, F. benjamina, F.
microcarpa, F. septica, F. rervosa, F. glomerata, F. hispida, F. annulata, F.
depressa. Buah pada musim kemarau terdapat di 6 jenis yaitu, F. benjamina, F.
microcarpa, F. septica, F. rervosa, F. glomerata, F. hispida. Anatomi buah
sayaatan paradermal diamati mulai dari bentuk stomata, ukuran stomata, ukuran
trikoma, ukuran epidermis serta kerapatan trikoma. Trikoma pada buah Ficus
hanya ditemukan pada 2 spesies yaitu pada F. rervosa dan F. hispida.
Kata kunci: anatomi, Ficus, paradermal, transversal
ABSTRACT
AHMAD RIFAI. Anatomical Studies Leaves and Fruits Different Types of Ficus
in the Nature Park Pangandaran. Supervised by DORLY and ISLAMUL HADI.
This research aims to observed the anatomical structure the leaves and fruits
Ficus plant in Natural Park (TWA) Pangandaran. Ficus in TWA found 14 spesies
which are, F. benjamina, F. microcarpa, F. elastica, F. septica, F. rervosa, F.
subulata, F obscura, F. glomerata, F. hispida, F. drupacea, F. pubinervis, F.
annulata, F. depressa and F. sumatrana. Observation anatomical leave were
conducted by paradermal and transversal section. The differens of leaf anatomical
character were found in size, density, stomatal index, distribution, stomatal type
and character of epidermal wall. Leaf anatomical transversal section also found
variety in hypodermis, pallisade parenchyma, and lithocyst character. Base on of
hypodermis tissue the 14 Ficus were found in 3 cluster there are hypodermis
found in adaxial and abaxial, just only in adaxsial or abaxsial and cant found
hypodermis tissue. All of Ficus spp. were found lithocysts with the save and
different location. The difference of lithocyst sel based on size length and width
from ovale until obovate. Lithocyst sel is as special character in Ficus spp., some
of Ficus have lithocysts sel in upper and lower hipodermis or just were only in
upper or lower hypodermis. Sampling of fruit were conducted in wet and dry
season. The result of this research were found eight Ficus species fruiting in wet
season i.e: F. benjamina, F. microcarpa, F. septica, F. rervosa, F. glomerata, F.
hispida, F. annulata, F. depressa. Contrary in dry season just only found six Ficus
spp.get fruiting i.e: F. benjamina, F. microcarpa, F. septica, F. rervosa, F.
glomerata, and F. hispida. Anatomical character of fruit were observed i.e: type
and size of stomatal. Trichomes on the fruit of Ficus spp. just only found in two
species i.e: F. rervosa dan F. hispida.
Keywords: anatomy, Ficus, paradermal, transversal
STUDI ANATOMI DAUN BERBAGAI JENIS FICUS SEBAGAI
SUMBER PAKAN MONYET EKOR PANJANG (Macacca
fascicularis) DI TAMAN WISATA ALAM PANGANDARAN
AHMAD RIFAI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi
BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu
wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan
penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Penelitian ini telah dilaksanakan sejak
bulan Februari 2014 hingga September 2014 di Pangandaran, Jawa Barat dan
Laboratorium Mikroteknik Departemen Biologi, FMIPA, IPB, dengan judul Studi
Anatomi Daun dan Buah Berbagai Jenis Ficus di Taman Wisata Alam
Pangandaran.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Dorly, MSi dan Bapak Dr
Islamul Hadi, MSi atas segala ilmu, arahan, saran dan kesabarannya selama
membimbing penulis. Ungkapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Kanthi
MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk
perbaikan tulisan ini. Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Sunaryo
sebagai teknisi di Laboratorium Anatomi dan Morfologi Tumbuhan Departemen
Biologi FMIPA, IPB yang telah membantu menyediakan alat dan bahan
penelitian. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas kesediaan tempat
dan waktunya untuk segenap pihak Resort KSDA Taman Wisata Alam
Pangandaran. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada kak Evi, kak Sinta,
kak Ari, kak Darius, Devi, Vivi, Cahaya, Dini, dan Meylia sebagai teman
perjuangan yang telah banyak membantu selama bekerja di laboratorium; serta
Fathul, Wahyu, Ulil, Faisal, Tito, Arif, Zulfikar, Arreza yang telah memberi
semangat di Bukit Laler dan semua teman Biologi Angkatan 47 atas
kebersamaannya selama kuliah di IPB. Ungkapan terimakasih penulis sampaikan
kepada Yayasan Karya Salemba Empat yang telah memberikan beasiswa selama
empat semester.
Ungkapan terimakasih terutama sekali penulis sampaikan kepada kedua
orang tua terutama Ibu yang telah memberikan segenap kasih sayang, doa dan
biaya serta kaka kandung penulis atas dukungannya hingga penulis bisa
menyelesaikan strata satu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015
Ahmad Rifai
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
METODE
2
Waktu dan tempat penelitian
Bahan
2
Alat
2
Koleksi, Identifikasi, dan Pengamatan Lapang
2
Pembuatan Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan Struktur Anatomi
2
Pengamatan Struktur Anatomi Daun dan Buah
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3
Keanekaragaman Jenis Ficus
3
Pengamatan Sediaan Mikroskopis Sayatan Paradermal Daun
5
Pengamatan Sediaan Mikroskopis Sayatan Transversal Daun
11
Pengamatan Musim Berbuah
15
Pengamatan Sediaan Sayatan Paradermal Buah
15
Kunci determinasi Ficus
19
SIMPULAN DAN SARAN
20
Simpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
20
RIWAYAT HIDUP
22
DAFTAR TABEL
1 Identifikasi dan Habitus 14 jenis Ficus
2 Tipe Sebaran Stomata, Tipe Stomata, Panjang Stomata, Lebar stomata,
Kerapatan Stomata, dan Indeks Stomata Dari 14 Jenis Ficus
3 Karakter dinding sel epidermis, dan ukuran trikoma daun
4 Data pengamatan sediaan sayatan transversal daun Ficus
5 Pengamatan jenis Ficus yang berbuah pada musim huja dan kemarau
6 Tipe Stomata dan Karakter Dinding Sel Epidermis Buah
7 Data pengamatan sediaan sayatan paradermal buah Ficus pada saat
musm hujan dan kemarau.
3
8
10
14
15
16
18
DAFTAR GAMBAR
1 Titik pengambilan sampel tumbuhan Ficus di TWA Pangandaran
2 Sediaan mikroskopis sayatan paradermal sisi adaksial daun 14 spesies
Ficus
3 Sediaan mikroskopis sayatan paradermal sisi abaksial daun 14 spesies
Ficus.
4 Tipe somata
5 Sediaan mikroskopis sayatan paradermal sisi abaksial daun
6 Sayatan transversal daun
7 Sediaan mikroskopis sayatan paradermal buah
8 Trikoma buah
4
5
6
7
8
12
17
17
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran terletak di Kabupaten
Pangandaran, pesisir selatan Jawa Barat. Secara geografis, TWA Pangandaran
berada pada 07o43’ LS, 108o40’ BT dengan ketinggian bervariasi dari 0-150
mdpl. Kawasan ini memiliki luas 37.7 Ha. (Hadi et al. 2011). Kawasan ini
merupakan kawasan hutan pantai dan hutan tanaman yang didominasi oleh jati
(Tectona grandis), mahoni (Swietenia macrophyla) dan bayur (Pterospermum
javanicum). Kawasan ini juga merupakan habitat berbagai jenis burung, dan
mamalia khususnya primata baik monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan
lutung (Trachypithecus auratus) (Watanabe et al 2009). Keberadaan hidupan liar
di kawasan TWA Pangandaran khususnya monyet ekor panjang sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan sumber makanan (Hadi 2001).
Tumbuhan Ficus berasal dari famili Moraceae. Di Indonesia, anggota Ficus
spp. sering dikenal dengan nama beringin-beringinan (Berg & Cornet 2005).
Kemampuan tumbuhan Ficus yang dapat berbuah sepanjang tahun, menjadikan
Ficus sebagai kelompok sumber daya kunci di dalam hutan tropis (Nason et al.,
1998). Buah Ficus tersebut menjadi sumber makana bagi banyak hewan
dibandingkan jenis buah buah lain di dalam hutan (Jansen 1979). Berdasarkan
hasil penelitian Knott (1998)di hutan Kalimantan Barat menunjukan bahwa Ficus
berperan penting di dalam makanan hewan vertebrata yang terancam punah
seperti orang utan. Hasil penelitian Hadi (2001) yang melakukan pengamatan
aktivitas makan, Larasati (2012) dan Dorly & Hadi (2013) yang menggunakan
metode identifikasi secara anatomi menunjukkan genus Ficus dari famili
Moraceae selalu menjadi salah satu pakan dominan oleh monyet ekor panjang.
Identifikasi Ficus yang menjadi pakan monyet ekor panjang secara umum hanya
mencapai tahap genus.
Studi anatomi digunakan untuk mendukung proses identifikasi tumbuhan
jika dari segi morfologi sulit dibedakan. Studi anatomi digunakan sebagai
pendukung karena bagian tumbuhan khususnya daun memiliki struktur jaringan
dan sel yang berbeda (Berg & Cornet 2005). Menurut Stace (1989) pada
umumnya sifat anatomi daun dapat dipakai untuk membedakan jenis-jenis yang
rumit penciriannya dan menurut Sulistiarini (1989) pencirian seperti bentuk,
kerapatan stomata, bentuk sel epidermis, dan struktur mesofil daun merupakan
penciri yang cukup mantap karena bersifat konstan. Penelitian anatomi daun jenis
Ficus di TWA Pangandaran digunakan sebagai pangkalan data anatomi tumbuhan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mempelajari anatomi daun dan buah berbagai jenis
Ficus sebagai sumber pakan monyet ekor panjang di TWA Pangandaran.
2
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TWA Pangandaran. Pengambilan Sampel
tumbuhan dilakukan pada bulan Februari 2014. Identifikasi tumbuhan dilakukan
di Herbarium Bogoriense LIPI dan melalui website www.flickr.com. Pembuatan
sediaan mikroskopis dilakukan di Laboratorium Mikroteknik, Departemen Biologi
FMIPA IPB.
Bahan dan Alat
Bahan tumbuhan yang digunakan adalah 14 jenis Ficus yang diperoleh dari
TWA Pangandaran. Bahan kimia yang digunakan adalah alkohol, HNO3, larutan
seri Johansen, parafin, larutan Gifford, 2% safranin, 0,5% fast green, entelan, dan
gliserin.
Alat yang digunakan antara lain mikroskop cahaya Olympus Bx51 yang di
lengkapi dengan kamera optilab, mikrotom putar RV-240, hotplate, oven, pesawat
penentu posisi global (Global Positioning System GPS), Peta digital TWA
Pangandaran
Koleksi, Identifikasi dan Pengamatan Lapang
Koleksi tumbuhan dan pengamatan lapang dilakukan di Taman Wisata
Alam Pangandaran. Setiap perjumpaan dengan tumbuhan jenis Ficus akan
dilakukaan pengambilan sampel Sampel tumbuhan berupa daun, bunga dan buah
akan di preservasi sebagai herbarium dan juga di fiksasi di dalam etanol 70%.
Sampel daun untuk sediaan mikroskopis diambil pada 3 ulangan cabang untuk
setiap pohon. Setiap tumbuhan Ficus yang dijumpai dan dijadikan sumber sampel
akan ditandai dengan penanda lempeng aluminium yang dikat pada batang dan
telah diberi nomor urut. Koordinat lokasi setiap tumbuhan yang telah diberi
nomor akan diukur menggunakan pesawat penentu posisi global (GPS). Posisi
setiap tumbuhan Ficus akan di plot pada peta digital TWA Pangandaran.
Dilakukan pengamatan tipe habitus tanaman Ficus.
Pembuatan Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan Struktur Anatomi
Untuk pengamatan struktur anatomi dibuat 2 macam sediaan mikroskopis,
yaitu sayatan paradermal dan sayatan transversal
a. Pembuatan Sediaan Mikrokopis Sayatan Paradermal Daun dan Buah
Sediaan mikroskopis sayatan paradermal organ organ dibuat dalam bentuk
sediaan semi permanen dengan pewarnaan safranin 1% mengikuti metode
wholemount (Sass 1951).
b. Pembuatan Sediaan Mikroskopis Sayatan Transversal Daun
Metode yang digunakan untuk pembuatan sediaan mikroskopis sayatan
transversal yaitu metode parafin (Johansen 1940).
3
Pengamatan Struktur Anatomi Daun dan Buah
Daun dan buah pada masing-masing sampel tumbuhan diamati di bawah
mikroskop. Sediaan mikroskopis sayatan paradermal untuk dilakukan pada 5 area
bidang pandang untuk masing-masing sampel. Pada masing-masing sampel dilihat
mulai dari ukuran, kerapatan, indeks, keberadaan tipe bentuk stomata dan ukuran
trikoma, serta bentuk dinding epidermis atas dan bawah. Kerapatan Stomata (KS),
Kerapatan Trikoma (KT) dan Indeks Stomata ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:
KS/KT =
x 100
Indeks Stomata =
Pada sediaan mikroskopis daun sayatan transversal diamati ketebalan
kutikula, epidermis, hipodermis, palisade, ketebalan daun, ukuran litosit dan
keberadaan litosit pada 4 ulangan bidang padang. Pada sediaan mikroskopis buah
yang diamati meliputi ukuran stomata, epidermis dan trikoma.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keanekaragaman Jenis Ficus
Hasil pengamatan di TWA Pangandaran dijumpai sebanyak 14 jenis Ficus.
Ficus yang ditemukan memiliki habitus berupa 12 spesies tipe pohon dan 2
spesies tipe liana. Tumbuhan Ficus diidentifikasi di Herbarium Bogoriensis LIPI
dan melalui situs web www.flicker.com.
Pengambilan tumbuhan Ficus telah dicatat titik kordinatnya dalam GPS
dan dibentuk plot sampel dalam bentuk peta (Gambar 1). Peta sampel yang telah
terbentuk dapat digunakan untuk memudahkan pencarian tumbuhan Ficus yang
terdapat di TWA Pangandaran.
Tabel 1. Identifikasi dan Habitus 14 jenis Ficus
Spesies
Nama Lokal
Hasil Identifikasi
F. benjamina
F. microcarpa
F. elastica
F. septica
F. rervosa
F. subulata
F. obscura
F. glomerata
F. hispida
F. drupacea
F. pubinervis
F. annulata
F. depressa
F. sumatrana
Beringin
Kiara Tapok
Kiara Munding
Ku Ciat
Kopeng
Pereng
Hampelas Badak
Kondang
Kondang laer
Kiara Kebo
Kiara Kebo 2
Kiara Koneng
Kiara Tapok 2
Kiara Beas
LIPI
LIPI
Flickr
LIPI
LIPI
LIPI
Flickr
Flickr
LIPI
LIPI
Flickr
LIPI
LIPI
Flickr
Habitus
Pohon
Liana
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Pohon
Liana
Pohon
4
Gambar 1 Titik pengambilan sampel tumbuhan Ficus dalam di TWA Pangandaran
Keterangan gambar
Nama Spesies
F. benjamina**
F. microcarpa***
F. alastica**
F. septica***
F. rervosa***
F. subulata**
F. obscura*
*
**
***
1
2
3
4
5
10
13
Nomor
11
6
22
12
8
29
7
20
25
Nama Spesies
F. glomerata**
F. hispida*
F. drupacea***
F. Pubinervis**
F. annulata*
F. depressa*
F. sumatrana**
16
15
21
17
18
19
23
14
28
24
30
27
: 1 ulangan pohon
: 2 ulangan pohon
: 3 ulangan pohon
4
5
Pengamatan Sediaan Mikroskopis Sayatan Paradermal Daun
Keberadaan stomata pada 14 jenis Ficus tidak dijumpai pada sisi adaksial
(atas) daun tipe ini disebut tipe hipostomatik (Gambar 2). Hafiz (2012)
mengemukakan bahwa Hoya Sukulen juga memiliki daun dengan keberadaan
stomata bertipe hipostomatik. Kondisi pada tumbuhan yang memiliki letak
stomata pada bagian bawah merupakan adaptasi untuk mengurangi laju transpirasi
(Esau 1974).
Gambar 2. Sediaan mikroskopis sayatan paradermal sisi adaksial daun 14 spesies
Ficus. (a) F. Benjamina, (b) F. Microcarpa, (c) F. elastica, (d) F.
septica, (e) F. rervosa, (f) F. subulata, (g) F. obscura, (h) F.
glomerata, (i) F. hispida, (j) F. drupacea, (k) F. Pubinervis, (l) F.
annulata, (m) F. depressa, (n) F. sumatrana.Bar 100 µm.
Tipe Sebaran Stomata
Berdasarkan sebaran stomata pada epidermis bawah daun dijumpai 2
pengelompokan yaitu tipe tunggal dan tipe berkelompok (Gambar 3). Hasil
pengamatan terhadap 14 jenis tipe tunggal terdapat pada 6 spesies Ficus yaitu, F.
benjamina, F. microcarpa, F. elastica, F. glomerata, F. obscura dan F. depressa..
Ficus sedangkan stomata berkelompok terdapat 8 spesies yaitu F. hispida, F.
drupacea, F. pubinervis, dan F. annulata, F. rervosa, F. subulata, F. septica, dan
F.sumatrana
6
Gambar 3. Sediaan mikroskopis sayatan paradermal sisi abaksial daun 14 spesies
Ficus. (a) F. Benjamina, (b) F. Microcarpa, (c) F. elastica, (d) F.
septica, (e) F. rervosa, (f) F. subulata, (g) F. obscura, (h) F.
glomerata, (i) F. hispida, (j) F. drupacea, (k) F. Pubinervis, (l) F.
annulata, (m) F. depressa, (n) F. sumatrana. Tipe tunggal (a, b, c, g, h,
dan m). Tipe berkelompok (d, e, f, i, j, k, l, dan n). Bar 100 µm.
Tipe Stomata
Menurut Metcalfe & Chalk (1979) tipe stomata dibedakan menjadi 25 tipe.
Tipe stomata dibedakan berdasarkan sel tetangga yang mengelilingi sel penjaga
pada stomata (Perveen et al., 2007). Terdapat 2 tipe stomata yang di temukan
7
pada ke 14 jenis Ficus yaitu tipe cyclocytic dan anomocytic(Gambar 4). Tipe
stomata dominan yang dijumpai pada jenis Ficus adalah tipe cyclocytic yang
terdapat pada F. benjamina, F. microcarpa, F. subulata, F. hispida, F. drupacea,
F. Pubinervis, F. annulata, F. depressa. Tipe stomata anomocytic terdapat pada 6
spesies Ficus yaitu F. elastica, F. septica, F. rervosa, F. obscura, F. glomerata, F.
Sumatrana .
(a)
(b)
Gambar 4. Tipe stomata. Tipe siklositik (a) dan tipe anomositik (b).
Ukuran Stomata
Ukuran stomata pada sisi abaksial daun 14 jenis Ficus yang diamati
dijumpai beragam dengan panjang berkisar antara 14.0-33.3 µm dan lebar 9.031.0 µm. Ukuran stomata terbesar terdapat pada F. drupacea dengan panjang 33.3
µm dan lebar 31.0 µm, sedangkan Ficus elastica memiliki panjang stomata
terkecil dengan ukuran 14.0 µm dan Ficus obscura memiliki lebar terkecil dengan
ukuran 9,0 µm. Ukuran dan kerapatan stomata berkaitan dengan ketahanan
terhadap cekaman kekeringan (Sulistyaningsih et al., 1994). Ukuran stomata juga
dipengaruhi oleh sebaran stomata, stomata tunggal umumnya memiliki ukuran
lebih besar dibanding dengan stomata berkelompok (Wilmer 1983).
Kerapatan Stomata
Daun Ficus yang diamati memiliki kerapatan stomata yang bervariasi antara
154.3-748.6 / mm² (Tabel 2). Nilai kerapatan stomata tertinggi terdapat pada
Ficus hispida 748.6 /mm², sedangkan nilai terendah pada Ficus drupacea 154.3
/mm².
Kerapatan stomata adalah karakter penting yang mempengaruhi pertukaran
gas (Pandsey et al., 2007). Nilai kerapatan stomata dipengaruhi oleh besarnya
ukuran stomata, semakin kecil ukuran stomata maka semakin besar nilai
kerapatannya (Willmer, 1983). Daun yang terpapar sinar matahari pada intensitas
cahaya tinggi memiliki kerapatan stomata yang lebih tinggi dibanding daun yang
ternaungi (Batos et al., 2010)
Indeks Stomata
Indeks stomata menunjukan rasio antara jumlah stomata dengan jumlah
stomata dan sel epidermis. Indeks ini berkaitan dengan perubahan yang terjadi
pada luas stomata dan sel epidermis. Indeks stomata Ficus yang diamati berkisar
antara 5.9 – 18.9. Nilai indeks stomata tertinggi dijumpai pada F. hispida yaitu
sebesar 18.9, sedangkan indeks stomata terendah dijumpai pada F. annulata yaitu
sebesar 5.9.
1
Tabel 2. Tipe Sebaran Stomata, Tipe Stomata, Panjang Stomata, Lebar stomata, Kerapatan Stomata, dan Indeks Stomata Dari 14
Jenis Ficus
Tipe Sebaran
F. benjamina**
F. microcarpa***
Tunggal
Tunggal
Cyclocytic
Cyclocytic
21.5 ± 0.3
28.6 ± 1.1
18.9 ± 0.4
26.1 ± 0.4
Kerapatan
Stomata
(jumlah/mm²)
444.5 ± 11.4
216.0 ± 9.8
F. elastica**
Tunggal
Anomocytic
14.0 ± 1.0
11.7 ± 0.3
498.0 ± 13.9
16.4 ± 0.3
F. septica***
F. rervosa***
F. subulata**
F. obscura*
F. glomerata**
F. hispida*
F. drupacea***
F. Pubinervis**
F. annulata*
F. depressa*
F. sumatrana**
Berkelompok
Berkelompok
Berkelompok
Tunggal
Tunggal
Berkelompok
Berkelompok
Berkelompok
Berkelompok
Tunggal
Berkelompok
Anomocytic
Anomocytic
Cyclocytic
Anomocytic
Anomocytic
Cyclocytic
Cyclocytic
Cyclocytic
Cyclocytic
Cyclocytic
Anomosocytic
19.4 ± 1.3
20.2 ± 0.9
16.6 ± 1.1
16.6
16.4 ± 0.7
15.9
33.3 ± 1.5
32.2 ± 1.6
27.6
24
27.9 ± 1.3
14.7 ± 2.1
15.9 ± 1.6
12.8 ± 0.9
9
10.9 ± 0.2
9.5
31.0 ± 2.1
26.9 ± 1.0
27.1
15.7
25.0 ± 0.5
362.5 ± 14.5
311.1 ± 4.0
391.0 ± 9.2
345.6
621.0 ± 13.6
748.6
151.3 ± 7.3
189.5 ± 9.3
293.3
497.8
169.7 ± 4.3
9.4 ± 0.4
7.3 ± 1.0
8.4 ± 2.3
12.9
12.4 ± 1.0
18.9
7.6 ± 0.2
9.4 ± 0.3
5.9
11.6
8.9 ± 0.3
Spesies
Keterangan : *
**
***
Stomata
Tipe Stomata
Panjang
Lebar
Stomata (µm)
stomata (µm)
Indeks
Stomata
7.3 ± 1.4
6.2 ± 0.4
: 1 ulangan pohon
: 2 ulangan pohon
: 3 ulangan pohon
8
9
Karakter Dinding Sel Epidermis Daun
Berdasarkan karakter bentuk dinding sel epidermis adaksial dan abaksial
pada daun Ficus terdapat 3 pengelompokan yaitu lurus berlekuk, berlekuk lurus,
dan berlekuk dalam. Hal ini sesuai penelitian Sunarti (2007) tentang studi anatomi
daun Syzigium spp. Karakter dinding epidermis sisi adaksial pada jenis Ficus pada
umumnya sama dengan karakter dinding sel epidermis abaksial kecuali pada F.
elastica dan F. glomerata (Tabel 2). Karakter dinding sel epidermis sisi adaksial
pada 14 jenis Ficus terdapat 2 tipe yaitu lurus berlekuk dan berlekuk lurus.
Karakter dinding sel epidermis sisi abaksial pada 14 jenis Ficus terdapat 3 tipe
yaitu lurus berlekuk, berlekuk lurus dan berlekuk dalam (Tabel 3).
Keberadaan, Ukuran, dan Kerapatan Trikoma
Trikoma pada daun Ficus dijumpai hanya pada beberapa sepesies saja
(Tabel 3) trikoma pada daun memiliki manfaat dalam menyeimbangkan jumlah
air yang diterima dan di transpirasikan oleh tumbuhan, menjaga dari paparan
ultraviolet, serta salah satu mekanisme pertahanan diri terhadap herbivore
(agrawal dan spiller, 2004). Keragaman trikoma juga memiliki manfaat untuk
menentukan tingkat taksonomi, hubungan kekerabatan, dan proses identifikasi
dari suatu tumbuhan (Adedeji et al., 2007). Keberadaan trikoma pada daun Ficus
hanya terdapat pada 3 spesies yaitu F. elastica, F. obscura, dan F. hispida.
Ukuran trikoma abaksial terbesar terdapat pada F. hispida dengan panjang 210.0
µm dan lebar 46.2 µm, sedangkan Ficus elastica memiliki ukuran trikoma terkecil
yaitu panjang 33.1 µm dan lebar 13.1 µm. Pada bagian adaksial F. hispida
memiliki ukuran terbesar dengan panjang 187.0 µm dan lebar 41.8 µm, sedangkan
Ficus elastica memiliki ukuran trikoma terkecil dengan ukuran panjang 155.0 µm
dan lebar 50.8 µm.
Kerapatan trikoma adaksial tertinggi terdapat pada F.
obscura sebesar 18 /mm² sedangkan nilai terendah terdapat pada F. hispida
sebesar 13 /mm². kerapatan trikoma abaksial tertinggi terdapat pada F.
microcarpa 178 mm² sedangkan nilai terendah terdapat pada F. hispida sebesar
12 /mm².
(a)
(b)
(c)
Gambar 5. Sediaan mikroskopis sayatan paradermal sisi abaksial daun (a) F.
elastica, (b) F. obscura, (c) F. hispida.
1
Tabel 3 Karakter dinding sel epidermis, dan ukuran trikoma daun.
Jenis Ficus
F. benjamina**
F. microcarpa***
F. elastica**
F. septica***
F. rervosa***
F. subulata**
F. obscura*
F. glomerata**
F. hispida*
F. drupacea***
F. Pubinervis**
Keterangan : *
**
***
Bentuk epidermis daun
Abaksial
Segi 3-5 beraturan
Segi 3-5 beraturan
Segi 4-5 tidak
beraturan
Segi 4-5 beraturan
Segi 5-7 tidak
beraturan
Segi 4-5 beraturan
Segi 6-9 tidak
beraturan
Segi 6-9 tidak
beraturan
Segi 4-6 Beraturan
Segi 3-4 beraturan
Segi 3-4 beraturan
Adaksial
Segi 3-5 beraturan
Segi 3-5 beraturan
Keberadaan Trikoma
Epidermis
Epidermis
Abaksial Adaksial
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Segi 3-5 beraturan
Ada
Tidak Ada
Segi 4-5 beraturan
Tidak Ada
Tidak Ada
Segi 4-5 beraturan
Tidak Ada
Tidak Ada
Segi 4-5 beraturan
Tidak Ada
Tidak Ada
Segi 4-6 Beraturan
Ada
Ada
Segi 5-6 beraturan
Tidak Ada
Tidak Ada
Segi 4-6 Beraturan
Segi 3-4 beraturan
Segi 3-4 beraturan
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
p
Ukuran Trikoma Daun (µm)
Abaksial
Adaksial
l
p
l
33.1 ± 1.3
12.1 ± 3.4
197
44.3
155
50.8
210
46.2
187
41.8
Kerapatan
Abaksial Adaksial
178 ± 10
16
18
12
13
: 1 ulangan pohon
: 2 ulangan pohon
: 3 ulangan pohon
10
11
Pengamatan Sediaan Mikroskopis Sayatan Transversal Daun
Hasil pengamatan sediaan mikroskopis sayatan transversal menunjukan
susunan daun Ficus terdiri atas lapisa kutikula atas, epidermis atas, hipodermis
atas, palisade, bunga karang, hipodermis bawah, epidermis bawah dan kutikula
bawah. Jaringan palisade dan bunga karang merupakan diferensiasi pada jaringan
mesofil daun (Fahn 1991). Seluruh jenis Ficus yang diamati memiliki litosit.
Litosit untuk jenis Ficus umumnya terdapat pada lapisan hipodermis ataupun pada
bunga karang (Gambar 3). Hal ini sesuai dengan Berg & Cornet (2005)
Kutikula daun
Ficus yang memiliki ukuran ketebalan kutikula terbesar terdapat pada F.
drupacea baik pada kutikula atas maupun bawah masing-masing yaitu 4.0 µm
dan 3.77 µm. Kutikula yang memiliki ketebalan terkecil terdapat F. rervosa baik
pada kutikula atas maupun bawah yaitu sebesar 1.1 µm dan 1.13 µm. Jenis Ficus
yang diamati umumnya memiliki ketebalan kutikula atas lebih besar dibandingkan
dengan kutikula bawah. Hal serupa juga terjadi pada tumbuhan jenis Hoya spp
dimana kutikula bagian atas lebih tebal dibandingkan pada bagian bawah (Hakim
2010).
Epidermis daun
Ketebalan epidermis daun tumbuhan Ficus cukup bervariasi. Tebal lapisan
epidermis atas terbesar terdapat pada F. hispida denga tebal epidermis atas
sebesar 44.3 µm dan untuk epidermis bawah terdapat pada F. subulata sebesar
14.0 µm. Ketebalan terkecil untuk epidermis atas terdapat pada F. benjamina
dengan tebal sebesar 7.7 µm. Untuk ketebalan terkecil epidermis bawah terdapat
pada F. microcarpa yaitu sebesar 6.6 µm. Epidermis merupakan jaringan tubuh
tumbuhan paling luar yang umumnya terdiri dari selapis sel saja, berfungsi
melindungi bagian dalam organ tumbuhan (Fahn 1991)
Hipodermis daun
Hipodermis adalah epidermis yang berasal dari meristem jaringan dasar
(Mulyani 2006). Hipodermis daun dapat dijadikan sebagai ciri pembeda antar
spesies Ficus selain keberadaannya maupun ukurannya Berg & Cornet 1991).
Berdasarkan keberadaan hipodermisnya tumbuha Ficus dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu terdapat pada sisi atas dan bawah, hanya pada sisi atas dan jenis
Ficus yang tidak memiliki hipodermis (Gambar 3). Terdapat 5 spesies Ficus yang
memiliki hipodermis pada sisi atas dan bawah yaitu, Ficus benjamina, Ficus
microcarpa, Ficus drupacea, Ficus annulata, Ficus depressa. Jenis Ficus ynag
memiliki hipodermis pada satu sisi saja pada bagian atas ada 3 spesies yaitu Ficus
elastica, Ficus subulata, Ficus Pubinervis. Jenis Ficus yang tidak memiliki
hipodermis ada 6 spesies yaitu, Ficus, septica, Ficus rervosa, Ficus obscura,
Ficus glomerata, Ficus hispida, Ficus sumatrana (Tabel 3).
Ukuran hipodermis sisi adaksial dan abaksial daun dijumpai berbeda antar
jenis Ficus. Ukuran hipodermis atas dan bawah tertebal dijumpai pada Ficus
12
microcarpa dengan ketebalan 63.7 µm dan 20.3 µm. F. microcarpa memiliki 2
lapis hipodermis atas dan selapis hipodermis bawah, hal ini juga dapat
mempengaruhi ketebalan lapisan hipodermis tersebut (Gambar 3). Tebal
hipodermis terkecil pada bagian atas terdapat pada F. subulata dengan ukuran
20.5 µm sedangkan pada hipodermis bawah F. depressa memiliki ukuran
hipodermis terkecil dengan ukuran 7.8 µm.
Gambar 6. Sayatan transversal daun Ficus septica (A), Ficus microcarpa,
(B) Epidermis atas (a), sistolit bawah (b), epidermis bawah (c),
palisade (d), bunga karang (e), litosit bawah (f), sistolit bawah
(g), hipodermis bawah (h), hipodermis atas (i), sistolit atas (j)
Litosit
Litosit merupakan derivat epidermis yang mengalami pembesaran dan
berbeda dengan sel yang lainnya. Derivat epidermis ini umumnya terdapat
13
endapan kalsium karbonat yang membentuk gumpalan yang disebut sistolit (Berg
& Cornet 2005). Ukuran panjang dan lebar litosit berbeda beda. Ukuran panjang
terbesar terdapat pada Ficus microcarpa yaitu 117.7 µm. Ukuran lebar terbesar
terdapat pada F. septica dengan ukuran 89.2 µm. Ukuran panjang terkecil terdapat
pada F. subulata yaitu sebesar 31.8 µm. Ukuran lebar terkecil juga terdapat pada
F. subulata yaitu sebesar 43 µm.
Ukuran antara panjang dan lebar mempengaruhi bentuk dari litosit itu
sendiri. Bentuk litosit pada Ficus ada yang oval dan membulat (Berg & Cornet
2005) Bentuk oval terlihat pada 8 jenis Ficus yaitu, F. benjamina, F. microcarpa,
F. elastica, F. drupacea, F. Pubinervis, F. annulata, F. depressa. Bentuk
membulat terlihat pada 6 jenis Ficus yaitu F. septica, F. rervosa, F. subulata, F.
glomerata, F. hispida, F. sumatrana.
Mesofil daun
Berdasarkan pengamatan struktur anatomi pada sayatan transversal
menunjukan bahwa jaringan mesofil pada seluruh spesies daun Ficus yang diteliti
terdiferensiasi menjadi parenkim palisade dan parenkim bunga karang. Jaringan
palisade merupakan jaringan yang tersusun dengan rapat antar selnya, sedangkan
jaringan bunga karang terlihat lebih tebal dan tersusun tidak rapat dibandingkan
jaringan palisade (Essau, 1977). Ukuran tebal jaringan palisade tebesar terdapat
pada Ficus microcarpa yaitu 73.58 µm. Ficus subulata memiliki ukuran palisade
tertipis yaitu 32.50 µm. Palisade merupakan jaringan yang terdapat pada bagian
mesofil daun bersama dengan bunga karang. Ketebalan palisade dapat
mempengaruhi penyerapan CO2 pada daun (Radwaan 2007). Ukuran tebal
jaringan bunga karang tebesar terdapat pada F. rervosa yaitu 147.0 µm. F.
glomerata memiliki ukuran bunga karang tertipis yaitu 48.3 µm.
Tebal daun
Ficus annulata memiliki tebal daun paling besar yaitu 316.2 µm,
sedangkan tebal daun terkecil dimiliki oleh F. obscura yaitu 131.0 µm. Faktor
penting yang mempengaruhi perkembangan daun adalah ketersediaan air dan
cahaya (Esau 1977). Perbedaan tebal daun diduga berhubungan dengan adaptasi
spesies pada habitat tumbuhnya. Intensitas cahaya yg rendah menyebabkan area
daun menjadi lebih luas dan daun mennjadi lebih tipis (Allard & Nelson 1991).
1
Tabel 4 Data pengamatan sediaan sayatan transversal daun Ficus
Tebal
Kutikula
Tebal
Kutikula
Tebal
Epidermis
Tebal
Epidermis
Tebal
Hipodermis
Tebal
Hipodermis
Tebal
Tebal
Bunga
Karang
(µm)
Litosit
Litosit
Tebal
Panjang
(µm)
Lebar (µm)
Daun (µm)
Spesies
Atas (µm)
Bawah (µm)
Atas (µm)
Bawah (µm)
Atas (µm)
Bawah (µm)
Palisade
(µm)
F. benjamina**
2,0 ± 0
2,0 ± 0,2
7,8 ± 0,6
6,9 ± 1,6
30,7 ± 2,5
10,6 ± 0,2
47,5 ± 12,7
59,5 ± 2,5
69,9 ± 6,4
51,0 ± 8,0
108,0 ± 37,8
F. microcarpa***
2,8 ± 0,2
3,1 ± 0,04
8,1 ± 1,9
6,7 ± 1,9
63,7 ± 12,8
20,3 ± 2,4
73,5 ± 6,6
107,1 ± 3,2
117, 7 ± 6,3
71,16± 3,2
293,7 ± 29,7
F. elastica**
2,0 ± 0
2,0 ± 0
12,0 ± 0,1
9,2 ± 1,7
41,1 ± 0,2
0
53,1 ± 1,3
77,7 ± 1,1
95,1 ± 4,7
55,1 ± 1,1
201,3 ± 3,0
F. septica***
1,8 ± 0,04
1,6 ± 0,1
27,8 ± 2,1
11,5 ± 0,4
0
0
37,2 ± 0,1
89,0 ± 1,7
67,8 ± 2,0
89,2 ± 2,5
170,2 ± 3,9
F. rervosa***
1,2 ± 0,04
1,1 ± 0,1
22,1 ± 1,3
11,6 ± 0,4
0
0
41,4 ± 6,0
147,0 ± 5,8
71,3 ± 3,7
196,5 ± 33,2
F. subulata**
4,2 ± 0,05
4±0
8,3 ± 0,4
14,0 ± 0,2
20,5 ± 0,1
0
32,5 ± 1,0
103,5 ± 1,1
31,8 ± 1,8
F. obscura*
2.3
2
15.3
10.5
0
0
35.3
79.7
80.8
66,4 ± 2,7
43,0 ±
23,5
67.1
F. glomerata**
2,0 ± 0,2
1,8 ± 0,05
21,5 ± 1,6
8,8 ± 0,2
0
0
34,7 ± 2,6
48,3 ± 1,4
63,1 ± 0,4
73,7 ± 1,7
133,2 ± 6,3
F. hispida*
3
1.83
44.3
10.1
0
0
26.6
67.7
69.3
136
F. drupacea***
4±0
3,7 ± 0,1
11,3 ± 0,1
9,9 ± 0,1
43,5 ± 2,1
15,5 ± 0,97
68,0 ± 1,7
142,5 ± 1,4
68,5 ± 6,2
293,4 ± 3,1
F. Pubinervis**
1,6 ± 0,1
2,0 ± 0,4
9,5 ± 0,1
10,7 ± 0,1
41,7 ± 3,7
0
39,8 ± 6,9
51,8 ± 3,5
59.3
105,1 ±
11,7
89,0 ± 12,9
60,0 ± 1,1
191,2 ± 21,5
F. annulata*
3.8
3.2
13.1
9.2
36.5
15
81
100.4
111
72
316.2
F. depressa*
2
1.1
8.1
4.2
43
7.8
41.5
108.7
88.8
56.3
210.8
F. sumatrana**
2,0 ± 0
2±0
37,7 ± 0,2
12,6 ± 0,1
0
0
32,6 ± 0,3
105,5 ± 1,5
67,9 ± 3,8
65,9 ± 2,9
182,2 ± 22,0
Keterangan : *
**
***
209,1 ± 9,7
131
: 1 ulangan pohon
: 2 ulangan pohon
: 3 ulangan pohon
14
15
Pengamatan Musim Berbuah
Pengamatan lapang pada dua musim didapatkan hasil dari 14 spesies Ficus
dijumpai 8 spesies yang berbuah pada musim hujan dan 6 spesies pada musim
kemarau. Hasil pengamatan dalam satu musim ada jenis Ficus dalam spesies yang
sama tapi hanya salah satu saja yang berbuah. Selain itu dijumpai hampir
keseluruhan Ficus dapat berbuah di musim hujan dan kemarau (Tabel 5), hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Nason et al. (2007) yang menyatakan Ficus
merupakan tumbuhan hutan tropis yang dapat berbuah sepanjang tahun.
Tabel 5 Pengamatan jenis Ficus yang berbuah pada musim huja dan kemarau
Nama Spesies
F. benjamina
F. microcarpa
F. elastic
F. septica
F. rervosa
F. subulata
F. obscura
F. glomerata
F. hispida
F. drupacea
F. Pubinervis
F. annulata
F. depressa
F. sumatrana
Keterangan : -
Periode berbuah Pada Musim Hujan
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
: tidak terdapat ulangan
Periode berbuah Pada Musim Kemarau
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
-
Tabel 5 menunjukan terdapat 8 spesies Ficus yang berbuah pada musim
hujan yaitu F. benjamina, F. microcarpa, F. septica, F. rervosa, F. glomerata, F.
hispida, F. annulata, dan F. depressa. Musim kemarau dijumpai lebih sedikit
Ficus yang berjumlah 6 spesies yaitu F. benjamina, F. microcarpa, F. septica, F.
rervosa, F. glomerata, dan F. hispida.
Pengamatan Sediaan Sayatan Paradermal Buah
Tumbuhan Ficus dicirikan dengan perbungaan tertutup yang disebut
sikonium. Sikonium merupakan respetakulum yang membesar hingga membentuk
bulatan seperti guci dan didalamnya terdapat ratusan bunga bunga yang berukuran
kecil (Berg & Cornet 2005).
Buah Ficus dapat dibedakan antar spesies selain dari penampakan
morfologi juga dapat dibedakan melalui pengamatan anatomi. Hasil sayatan
paradermal buah didapatkan beberapa karakter pembanding untuk antar spesies
seperti tipe stomata dan karaker dinding sel epidermis (Tabel 6), ukuran stomata,
16
ukuran epidermis, dan ukuran trikoma (Tabel 7). Perhitungan kerapatan dan
insdeks stomata pada buah tidak dilakukan karena sulit untuk mendapatkan hasil
sayatan yang cukup bagus.
Tabel 6 Tipe Stomata dan Karakter Dinding Sel Epidermis Buah
Nama Spesies
F. benjamina*
F. microcarpa**
F. septica**
F. rervosa**
F. glomerata**
F. hispida*
F. annulata*
F. depressa*
Keterangan :
-
Tipe
Stomata
siklositik
siklositik
siklositik
siklositik
siklositik
: tidak memiliki stomata
Karakter
Dinding Sel
Epidermis
segi 3-5 beraturan
segi 3-4 beraturan
segi 4-6 beraturan
segi 4-5 beraturan
segi 4-5 beraturan
segi 3-5 beraturan
segi 3-4 beraturan
segi 4-5 beraturan
Tipe Stomata dan Ukuran Stomata Buah
Terdapat hanya satu tipe stomata yang di temukan pada ke 8 jenis buah
Ficus yaitu tipe cyclocytic (Gambar 5). Stomata dari 8 buah Ficus yang diamati
hanya 5 spesies yang memiliki stomata yaitu F. benjamina, F. microcarpa, F.
rervosa, F. annulata, dan F. depressa. Ukuran stomata terbesar terdapat pada F.
Microcarpa dengan panjang 31.3 µm dan lebar 24.3 µm, sedangkan Ficus
benjamina memiliki panjang stomata terkecil dengan ukuran 21.0 µm dan lebar
terkecil dengan ukuran 14,5 µm pada musim hujan. Pada musim kemarau juga
demikian ukuran stomata terbesar terdapat pada F. Microcarpa dengan panjang
29.8 µm dan lebar 23.3 µm, sedangkan Ficus benjamina memiliki panjang
stomata terkecil dengan ukuran 20.5 µm dan lebar terkecil dengan ukuran 15,5
Karakter Dinding Sel Epidermis dan Ukuran Epidermis Buah
Karakter dinding epidermis yang dijumpai memiliki segi 3-6 dengan
bentuk yang beraturan (Tabel 6). Ukuran epidermis terbesar terdapat pada F.
glomerata dengan panjang 30.1 µm dan lebar 20.4 µm, sedangkan Ficus
benjamina memiliki panjang epidermis terkecil dengan ukuran 11.5 µm dan lebar
terkecil dengan ukuran 9.0 µm pada musim hujan. Pada musim kemarau juga
demikian ukuran epidermis terbesar terdapat pada F. glomerata dengan panjang
27.2 µm dan lebar 20.1 µm, sedangkan Ficus benjamina memiliki panjang
epidermis terkecil dengan ukuran 10.5 µm dan lebar terkecil dengan ukuran 8.5
µm (Tabel 7).
17
(a)
(d)
(b)
(e)
(c)
(f)
Gambar 7. Sediaan mikroskopis sayatan paradermal buah F. benjamina (a), F.
microcarpa (b), F. septica (c), F. rervosa (d), F. glomerata (e), F.
hispida (f), F. annulata (g), dan F. depressa (h). Bar 50 µm
Ukuran Trikoma
Trikoma buah dari delapan buah hanya dijumpai pada dua spesies Ficus
yaitu pada F. rervosa dan F. hispida dengan ukuran panjang masing-masing yaitu
279.3 µm dan 65.3 µm serta lebar masing-masing 45.8 µm dan 13.1 µm untuk
musim hujan. Pada musim kemarau F. rervosa dan F. hispida ukuran panjang
masing-masing yaitu 267.3 µm dan 111.0 µm serta lebar masing-masing 29.0 µm
dan 14.6 µm (Tabel 7).
(a)
(b)
Gambar 8. Trikoma buah F. Hispida (a), F. rervosa (b). Bar 50 µm
1
Tabel 7 Data pengamatan sediaan sayatan paradermal buah Ficus pada saat musm hujan dan kemarau.
Ukuran Stomata (µm)
Nama Spesies
Ukuran Epidermis (µm)
Hujan
Kemarau
p
Kemarau
Hujan
Kemarau
P
l
p
l
P
l
p
20.5
15..5
11.5
9
10.5
8.5
x
x
x
x
24.3 ± 0.5
29.8 ± 1.1
23.3 ± 1.1
20.3 ± 1.1
17.1 ± 1.0
20.1 ± 0.8
16.8 ± 0.4
x
x
x
x
x
x
X
x
22.1 ± 0.7
18.0 ± 1.2
20.3 ± 0.8
15.5 ± 0.5
x
x
x
x
29.0 ± 0.5
21.0 ± 0.4
27.3 ± 0.7
19.5 ± 0.8
18.8 ± 0.5
15.0 ± 0,7
19.3 ± 0.4
14.6 ± 0.4
65.3 ± 1.8
13.1 ± 0.5
111.0 ± 3.0
14.6 ± 0.7
x
x
X
x
30.1 ± 0.2
20.4 ± 0.5
27.2 ± 0.3
20.1 ± 0.3
x
x
x
x
x
x
X
x
15.3
12
15.6
12.5
279.3
45.8
267.6
29
28.3
16.3
18.6
11.5
x
x
28.1
17
23.8
19.8
x
x
F. benjamina*
20.1
F. microcarpa**
31.3 ± 0.4
F. septica**
F. rervosa**
F. glomerata**
F. hispida*
F. annulata*
F. depressa*
Keterangan : *
**
x
l
Hujan
Ukuran Trikoma (µm)
14.5
l
p
l
: 1 ulangan buah
: 2 ulangan buah
: tidak memiliki
18
19
Kunci Determinasi 14 Jenis Ficus
Kunci determinasi dibuat menggunakan parameter-parameter yang sudah
ada. Parameter-parameter tersebut meliputi: tipe sebaran stomata, tipe stomata,
keberadaan trikoma, bentuk epidermis daun, lapisan palisade, keberadaan
hypodermis, letak litosit, ukuran panjang stomata dan indeks stomata.
1. a. tipe sebaran stomata tunggal…………….....……….. 2
b. tipe sebaran stomata berkelompok……....…………….6
2. a. tipe stomata siklositik …………………………........ 3
b. tipe stomata anomositik ………….…..…………...….5
3. a. 1 lapis palisade………………...…………………… 4
b. 2 lapis palisade ……….…………………..…………F. microcarpa
4. a. Memiliki bentuk epidermis daun adaksial dan abaksial segi 3-5
beraturan ……………………………..……………… ..F. benjamina
b.Memiliki bentuk epidermis daun adaksial dan abaksial segi 3-4 beraturan
……………………………………..…………………..F. depressa
5. a. memiliki trikoma
a.1. terdapat pada sisi adaksial dan abaksial …… F. obscura
a.2. terdapat hanya pada sisi abaksial…………....F. alastica
b. tidak memiliki trikoma ………………………….…...F. glomerata
6. a. memiliki hipodermis ……………………………….7
a.1. terdapat pada bagian atas saja satu lapis …...F. subulata
b.1. terdapat pada bagian atas saja 2 lapis …...…F. pubinervis
b. tidak memiliki hipodermis ………………………… 8
7. a. Letak litosit pada bagian atas dan bawah……….… F. annulata
b. Letak litosit pada bagian atas saja ……………..…...F. drupaceae
8. a. Panjang stomata daun > 25 µm…………………..…F. sumatrana
b. Panjang stomata daun < 17 µm…………………..…F. hispida
9. a. Indeks stoma > 8 …………………………….……. F. septica
b. Indeks stoma < 8………………………………….…F. rervosa
20
SIMPULAN
Keanekaragaman tumbuhan Ficus di TWA Pangandaran terdapat 14
spesies Ficus. Berdasarkan hasil pengamatan karakter anatomi daun 14 spesies
Ficus dapat diketahui beberapa keragaman karakter pembeda yang ada.
Pengamatan sayatan paradermal daun, diketahui stomata hanya terletak pada
bagian abaksial daun. Tipe sebaran stomata pada daun Ficus terbagi menjadi 2
tipe yaitu tipe tunggal dan berkelompok. Terdapat 2 tipe stomata yang di temukan
pada ke 14 jenis daun Ficus yaitu tipe siklositik dan anomositik. Berdasarkan
sayatan transversal, diketahui tebal kutikula dan epidermis tidak bervariasi tetapi
untuk hipodermis, palisade, litosit pada Ficus cukup bervariasi. Beberapa jenis
Ficus tidak memiliki lapisan hipodermis yang teramati pada F. septica, F. rervosa,
F. obscura, F. glomerata, F. hispida, F. sumatrana. Litosit dijumpai pada semua
jenis Ficus dengan bentuk, distribusi dan ukuran yang berbeda beda. Buah Ficus
hanya terdapat pada 8 spesies untuk musim hujan dan 6 spesies untuk musim
kemarau dari total keseluruhan 14 spesies. Stomata buah dijumpai pada 5 spesies
Ficus yaitu F. benjamina, F microcarpa, F. rervosa, F. annulata dan F. depressa.
Tikoma buah hanya dijumpai pada 2 spesies Ficus yaitu F.rervosa dan F. hispida.
DAFTAR PUSTAKA
Adedeji O, Ajuwon, Babawale. 2007. Foliar epidermal studies, organoghrapic
distribution, and taxonomic importance of thricomes in the family
Solanaceae. International Journal of Botany. 3(3):276-282.
Agrawal AA, Spiller DA. 2004. Polymorphic buttonwood: effects of disturbance
on resistance to herbivores in green and silver morphs of a Bahamian
shrub. American Journal of Botany. 91(12): 1990-1997.
Batos B D, Vilotic D. Miljkovic. 2010. Inter and intra-population variation of leaf
stomatal traits of Quercus robus L. In northern serbia. Archives of
Biological Science 62:1125-1136.
Berg CC, Cornet EJH. 2005. Flora Malesiana. Netherland (NL): National
Herbarium Nederland.
Dorly, Hadi I. 2013. Analisis Keragaman Jenis Pakan Monyet Ekor Panjang
(Macaca fascicularis) di Taman Wisata Alam Pangandaran: Studi
Anatomi Kandungan Feses [laporan penelitian]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Esau K. 1977. Plant Anatomy. New Delhi. Wiley Eastern Pvt. Ltd
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Ed ke-3. Soediarto A, Koesoemaningrat
RMT, Natasaputra M, Akmal H, penerjemah; Tjitrosomo S.S., editor.
Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada.
Hadi I. 2001. Pemilihan makanan oleh monyet karier buta warna. [skripsi]. Bogor
(ID) : Institut Pertanian Bogor.
Hadi I, Suryobroto B, Dorly, Aryanti NA, Widayanti KA. 2011. Ekologi Mamalia
di TWA/CA Pangandaran [laporan penelitian]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
21
Hafiz P. 2013. Karakteristik Anatomi Daun Dari Sepuluh Spesies Hoya Sukulen
Serta Analisis Hubungan Kekerabatannya. Buletin Kebun Raya.16 (1): 5973.
Hakim A. 2013. Keragaman dan analisis kekerabatan Hoya spp. Bertipe daun non
sukulen berdasarkan karakter anatomi daun. Buletin Kebun Raya 16 (1): 116.
Jansen DH. 1979. How to be a fig. Annual Review of Ecology and Systematics.
10:13-51.
Johansen DA. 1940. Plant Microtecthnique. New York (US): McGraw-Hill.
Knott CD. 1998. Cahanges in orangutan caloric intake, energy balance and
keystonein response to fluctuating fruit availability. International Jurnal
of Primatology. 19 (6) 1061-1079.
Larasati P. 2012. Identifikasi anatomi sisa pakan dalam feses monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis) di Taman Wisata Alam Pangandaran [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta (ID): Kanisus
Nason J, Herre E, Hamrick. 1998. The breeding structure of a tropical keystone
plant resource. Nature. 391: 685-687
Perveen A, Abid R, Fatima R. 2007. Stomatal types of some dicots within flora
of karachi, Pakistan. Pakistan Journal of Botany 38 (4):1017-1023.
Radwaan U. 2007. Photosynthetic and leaf anatomical characteristic of the
drought-resistant Balanites aegyptiaca (L). Del. Seedlings. AmericanEurasian of Journal Aglicultural and Environmenal Science2 6:680-688
Sass JE. 1951. Botanical Microtechnique. Iowa (US): Iowa State College Pr.
Stace Clice A. 1989. Plant Taxonomy and Niosistematics. England (UK):
Cambridge University Pr.
Sulistiarini D. 1989. Pemanfaatan mata pelajaran anatomi dan taksonomi.
Floribunda 1:14-15.
Sunarti S. 2007. Anatomi daun dan taksonomi Syzygium zippelanium, Syzygium
javanicum dan Syzygium racemosum. Floribunda 3:104-108.
Watanabe K, Mitani M, Gurmaya KJ, Megantara EN, Purnama AR, Syarif YS.
2009. Plant species list from the Pananjung Pangandaran nature reserve,
West Java, Indonesia, sampled in the El Nino-Southern Oscillation year of
1997. Humans and Nat. 20:113-120.
22
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 13 Oktober 1991 dari Ibu Siti
Khodijah dan Ayah Sahyat. Penulis merupakan putra ke empat dari empat
bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMAN 3 Tambun Selatan dan pada
tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur ujian seleksi
masuk IPB (USMI).
Penulis pernah melaksanakan studi lapangan mengenai Keanekaragaman
Jenis Paku Pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango pada tahun 2012
yang di bombing oleh Dr Nunik Sri Ariyanti, MSi serta praktik lapangan dalam
bidang Analisis Instalasi Pengolahan Air Limbah di Dinas Pertanian Rumah
Potong Hewan Bubulak Bogor pada bulan Juli sampai Agustus 2013 yang
dibimbing oleh Dr Ir Yulin Lestari.
Selama masa kuliah penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan mulai dari
kegiatan asrama menjadi Tutor Sebaya, Anggota Unit Kegiatan Kampus Merpati
Putih Kolat IPB, Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA IPB divisi Sosial dan
Lingkungan, ketua Himpunan Profesi Biologi, serta di berbagai kegiatan
kepanitiaan.
Penulis pernah menjadi pengajar Biologi SMA di Yayasan Karya Salemba
Empat dan juga menjadi asisten praktikum Biologi Dasar periode semester genap
2013/2014, asisten praktikum Anatomi dan Morfologi Tumbuhan semester ganjil
2014/2015, asisten praktikum Mikroteknik periode semester ganjil 2014/2015,
dan asisten praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman periode
semester ganjil 2014/2015.