Pengembangan sistem informasi tanaman hias lanskap untuk masyarakat umum pada cloud computing

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI TANAMAN HIAS
LANSKAP UNTUK MASYARAKAT UMUM PADA
CLOUD COMPUTING

RISKA EFFIROKH

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Sistem
Informasi Tanaman Hias Lanskap untuk Masyarakat Umum pada Cloud
Computing adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Riska Effirokh
NIM G64100057

ABSTRAK
RISKA EFFIROKH. Pengembangan Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap
untuk Masyarakat Umum pada Cloud Computing. Dibimbing oleh MEUTHIA
RACHMANIAH.
Tanaman hias merupakan salah satu tanaman budidaya yang memiliki nilai
ekonomi cukup tinggi. Tanaman hias dapat ditata dengan desain yang beragam
pada lingkungan sekitar tempat tinggal. Sistem informasi merupakan salah satu
solusi untuk mengenalkan tanaman hias lanskap kepada masyarakat umum.
Sistem informasi yang dikembangkan, dinamakan La Fleur, diintegrasikan dengan
cloud Platform as a Service (PaaS). Sistem dikembangkan untuk memudahkan
masyarakat mengenali tanaman hias lanskap serta dapat memberikan rekomendasi
tanaman hias sesuai dengan kondisi kebutuhan cahaya, kebutuhan air, dan suhu
lingkungan setempat. Cloud computing sistem informasi La Fleur dikembangkan
melalui tahapan perencanaan, analisis, perancangan, implementasi dan

pemeliharaan. Sistem dapat menampilkan artikel yang berisi tentang lanskap serta
galeri tanaman hias lanskap yang dapat diseleksi berdasarkan ragam. Sistem juga
dapat memberikan rekomendasi dan mencari artikel berdasarkan kata yang
terdapat pada judul maupun isi artikel. Sebagai contoh, untuk mengetahui
tanaman hias yang cocok pada lingkungan dengan kebutuhan cahaya rendah, suhu
lingkungan rendah, dan kebutuhan air sedang, maka La Fleur akan memberikan
rekomendasi tanaman hias pacar banyu dan sepatu kuda.
Kata kunci: cloud computing, sistem informasi, platform as a service, tanaman
hias lanskap

ABSTRACT
RISKA EFFIROKH. Development Information System Landscape Ornamental
Plants for Community on Cloud Computing. Supervised by MEUTHIA
RACHMANIAH.
Ornamental plant is one of the cultivation plant which has high economic
value. It can be arranged with variety of design in the neighborhood residential.
Information system is one of solutions for community to apprise about landscape
ornamental plant. Information system named La Fleur, was integrated with
Platform as a Service (PaaS) type of cloud technology. The system was developed
to facilitate the community about an ornamental plant and give a recommendation

to conform existing light intensity, water, and temperature of its environment. La
Fleur cloud computing information system was developed by following the step
such as planning, analysis, design, implementation, and maintenance phases. This
system presents article about landscape and ornamental plant gallery that can be
selected based on variety of plant. Further, the system provides recommendation
and article based on keyword contained in the title and article content. As an
example, recommendations on ornamental plant that fits low light intensity, low
environment temperature, and medium water, are pacar banyu and sepatu kuda.
Keywords: cloud computing, information system, Platform as a Service,
landscape ornamental plant

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI TANAMAN HIAS
LANSKAP UNTUK MASYARAKAT UMUM PADA CLOUD
COMPUTING

RISKA EFFIROKH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer

pada
Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji:
1.
2.

Ir Sri Wahjuni, MT
Irman Hermadi, SKom MSc PhD

Judul Skripsi : Pengembangan Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap untuk
Masyarakat Umum pada Cloud Computing
Nama
: Riska Effirokh

NIM
: G64100057

Disetujui oleh

Ir Meuthia Rachmaniah, MSc
Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi MKom
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 sampai Juni 2014 ini ialah
cloud computing tanaman hias, dengan judul Pengembangan Sistem Informasi
Tanaman Hias Lanskap untuk Masyarakat Umum pada Cloud Computing.

Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, banyak pihak yang selalu memberikan
dukungan dan bantuan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1
Bapak, Ibu, dan adik yang senantiasa memberikan dukungan, doa, kasih
sayang, dan semangat.
2
Ibu Ir Meuthia Rachmaniah, MSc selaku dosen pembimbing yang
senantiasa memberikan bimbingan dan nasehat selama pengerjaan tugas
akhir.
3
Ibu Ir Sri Wahjuni, MT dan Bapak Irman Hermadi, SKom MSc PhD selaku
dosen penguji atas kesediaannya menjadi penguji pada tugas akhir penulis.
4
Bapak Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr selaku penulis buku Taman
Rumah Tinggal yang telah memberi arahan dan masukan pada penelitian
ini.
5
Teman-teman Ilmu Komputer 47 yang selalu memberikan semangat,
bantuan, dan dukungannya.

6
Ikatan Mahasiswa Pemalang yang selalu memberikan rasa kekeluargaan dan
rasa kebersamaan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2014
Riska Effirokh

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3


Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

4

Cloud Computing

4

Arsitektur Lanskap

5

Tanaman Hias Lanskap

5


METODE

6

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

6

Integrasi Teknologi Cloud Computing

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

8

Tahap Perencanaan

8


Tahap Analisis

9

Tahap Perancangan

13

Tahap Implementasi

14

Tahap Pemeliharaan

17

SIMPULAN DAN SARAN

17

Simpulan

17

Saran

18

DAFTAR PUSTAKA

18

LAMPIRAN

20

RIWAYAT HIDUP

55

DAFTAR TABEL
1 Perbandingan public clouds dan conventional data center
2 Tabel kebutuhan pengguna
3 Kebutuhan fungsionalitas sistem
4 Perbandingan antar-provider cloud

9
10
12
13

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Perkembangan produksi tanaman florikultura periode 2008-2012
Manajemen kontrol layanan cloud computing
Kerangka penelitian
DFD level 0
Integrasi Sistem La Fleur ke dalam cloud computing
Update pada Sistem La Fleur
Hasil load testing pada Apache Bench
Hasil stress testing pada Apache Bench

1
4
6
11
15
16
16
16

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Model layanan di dalam cloud computing
Keterangan parameter pada variabel kebutuhan tanaman
Entity Relationship Diagram (ERD)
Data Flow Diagram level 1
Relational Data Model
Normalisasi tabel tanaman
Perancangan basis data
Antarmuka aplikasi
Perintah yang digunakan pada Ruby
Variabel VCAP_SERVICE
Pengujian black box aplikasi
Hasil load testing pada Apache Bench
Hasil stress testing pada Apache Bench

20
21
22
23
24
25
32
34
38
39
40
42
45

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cloud computing adalah perwujudan mimpi jangka panjang dari manfaat
komputasi yang memiliki potensi besar dalam mentransformasikan industri
teknologi informasi dan pembuatan perangkat lunak yang lebih menarik sebagai
sebuah layanan (Armbrust et al. 2010). Selain itu menurut Ercan (2010), cloud
computing atau komputasi awan adalah teknologi yang diperuntukkan untuk
beberapa organisasi dengan skalabilitas yang dinamis dan penggunaan sumber
daya virtual sebagai penyedia layanan Internet. Salah satu arsitekturnya adalah
Platform as a Service (PaaS). Menurut National Institut of Standard and
Technology (NIST), PaaS adalah layanan dari cloud computing yang dapat
digunakan untuk menjalankan aplikasi berbasis web dengan suatu bahasa
pemrograman (Mell dan Grance 2011). Konsumen tidak dapat mengelola atau
mengendalikan infrastruktur yang ada pada cloud computing yang mendasar
seperti jaringan, server, sistem operasi, atau penyimpanan, tetapi memiliki kontrol
atas aplikasi yang dibuat dan memungkinkan untuk melakukan hosting
konfigurasi.
Tanaman hias adalah tanaman yang memiliki nilai seni keindahan, terdiri
dari tanaman hias pohon, tanaman hias daun, dan tanaman hias bunga (Rahman
dan Bukhari 2010). Tanaman hias merupakan tanaman budidaya yang bernilai
ekonomi tinggi. Selain dapat mempercantik halaman rumah dan taman, tanaman
hias juga berfungsi sebagai sumber pendapatan. Menurut DJH (2013)
Perkembangan produksi tanaman florikultura periode antara tahun 2008 dan 2012
mengalami peningkatan dan penurunan pada beberapa komoditas tanaman hias
dan tanaman hias bunga potong (Gambar 1). Menurut DBPP (2012) peningkatan
maupun penurunan disebabkan kontribusi Indonesia dalam perdagangan tanaman
florikultura dunia masih sangat kecil.
20,000,000

Anggrek

15,000,000

Anturium

10,000,000

Anyelir
5,000,000

Gladiol

-

2008

2009

2010

2011

2012**

Heliconia

** Prediksi perkembangan produksi tanaman florikultura

Gambar 1 Perkembangan produksi tanaman florikultura periode 2008-2012
Tanaman hias dapat ditata sedemikian rupa sehingga dapat memunculkan
keindahan dan kenyamanan bagi pemiliknya. Penataan tanaman hias berhubungan
dengan istilah arsitektur lanskap. Arsitektur lanskap dapat diterapkan untuk
menciptakan keindahan di lingkungan sekitar seperti pekarangan, pemanfaatan
lahan yang belum terpakai, halaman depan, dan halaman belakang. Tanaman hias
lanskap dapat dimanfaatkan dalam pengolahan lahan di sekitar lingkungan rumah.
Tanaman hias lanskap ini dapat ditata dengan desain yang beragam, seperti desain

2
untuk tanaman hias tropis, tanaman hias obat, tanaman hias untuk kebutuhan
rumahan atau disebut kitchen garden, dan lain sebagainya.
Iswarawati (2013) telah membuat Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap
(De’Flava) yaitu sebuah sistem informasi berbasis web yang menyajikan data
tanaman hias lanskap serta rekomendasi tentang tanaman yang baik ditanam
dengan faktor yang ada di lingkungan. Sistem informasi ini dikembangkan dengan
teknologi cloud computing. Akan tetapi, fasilitas pencarian di dalam sistem
informasi De’Flava belum sepenuhnya selektif. Hasil pencarian yang ditampilkan
untuk beberapa query memunculkan semua dokumen yang ada di dalam sistem.
Selain itu, pilihan rekomendasi yang digunakan yaitu ketinggian, kelembaban,
intensitas cahaya, ragam, dan fungsi yang masih sulit diukur bagi masyarakat
awam.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dikembangkan
sistem informasi tanaman hias lanskap yang memberikan informasi rekomendasi
tanaman hias lanskap dan fasilitas pencarian artikel dengan query yang lebih
selektif dan lebih dipahami oleh masyarakat umum serta dapat menyimpan data
tanaman hias yang cukup banyak. Hal ini untuk memudahkan dalam pengelolaan
tanaman yang sesuai dengan kriteria lingkungan yang dimiliki dan dipahami oleh
masyarakat umum. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikembangkan sistem
informasi yang representatif dan mampu mengelola data informasi tanaman hias
lanskap dengan memanfaatkan teknologi cloud computing. Teknologi cloud
computing dipilih karena teknologi ini mudah dalam pengimplementasiannya,
serta murah karena teknologi ini menggunakan konsep pay-as-you-go yang
mengizinkan pengguna untuk menambah sumber daya hardware sewaktu-waktu
jika dibutuhkan dan cukup cepat untuk mengatasi permintaaan user (Armbrust et
al. 2010). Selain itu, pada sistem cloud, website di-hosting pada serangkaian
server yang saling terhubung satu sama lain. Pengguna tidak harus bergantung
pada satu mesin server saja, sehingga jika salah satu server rusak, maka server
yang lainnya akan segera mengambil alih dengan jeda waktu yang singkat
sehingga kegagalan server (server down) menjadi sangat minimal. Hal inilah
yang tidak dimiliki oleh web hosting tradisional yang mengandalkan sistem server
tunggal (Barnatt 2010).
Perumusan Masalah
Tanaman hias merupakan tanaman yang memiliki nilai seni dan nilai
ekonomi yang tinggi (Rahman dan Bukhari 2010). Tanaman hias ini selain
memiliki nilai keindahan sebagai pemuas kebutuhan rohani, tanaman hias juga
berfungsi meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Menurut DBPP (2012)
beberapa negara seperti Belanda, Kolombia, Kenya, Kostarika, Thailand, dan
Taiwan memberikan perhatian kepada pembangunan industri tanaman florikurtura
(tanaman bunga) di negaranya. Salah satu cara untuk mempromosikan dan
mengenalkan tanaman hias pada masyarakat yaitu dengan membuat sistem
informasi tentang tanaman hias lanskap yang diperuntukkan bagi masyarakat
umum.
Selanjutnya, perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1 Bagaimana mengelola data tanaman hias lanskap sebagai solusi
mempromosikan tanaman hias lanskap kepada masyarakat umum?

3
2

Bagaimana membuat sistem informasi yang memberikan fasilitas rekomendasi
tanaman hias lanskap sebagai kebutuhan penggarapan lahan lanskap serta
menentukan parameter yang cocok untuk menghasilkan rekomendasi tersebut?
Untuk mendapatkan rekomendasi di dalam sistem informasi yang dibuat perlu
adanya beberapa parameter pengukurnya. Parameter pengukur tersebut
diantaranya adalah tinggi, sedang, dan rendah pada kebutuhan cahaya dan suhu
lingkungan serta sedikit, sedang, dan banyak pada kebutuhan air.
Tujuan Penelitian
1

2

3

Tujuan dari penelitian ini adalah:
Menyajikan informasi mengenai tanaman hias lanskap yang berbasis web
untuk mengenalkan tanaman hias lanskap dengan memanfaatkan teknologi
cloud computing.
Membuat sistem yang memiliki kemampuan untuk memberikan rekomendasi
tanaman hias yang sesuai dengan kondisi lingkungan tertentu dengan
parameter sedikit atau rendah, sedang, dan banyak atau tinggi pada variabel
kebutuhan air, kebutuhan cahaya, dan suhu lingkungan.
Membuat sistem informasi yang dapat diakses dan memberikan hasil
pencarian informasi yang tidak hanya digunakan oleh masyarakat dengan
latar belakang arsitektur lanskap dan hortikultura tetapi juga masyarakat
secara umum.
Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini yaitu sistem informasi yang mampu memberikan
informasi tanaman hias lanskap kepada masyarakat umum untuk mengelola
tanaman hias dan lahan di lingkungan tempat tinggal melalui sistem informasi
berbasis web dengan teknologi cloud computing. Sistem informasi yang
dikembangkan diharapkan mampu mempromosikan tanaman hias lanskap agar
lebih dikenal oleh masyarakat pada umumnya.
Ruang Lingkup Penelitian
1
2

3

Ruang lingkup dari penelitian ini yaitu:
Penelitian ini dibatasi pada layanan cloud computing yang digunakan, yaitu
model layanan PaaS.
Data yang digunakan pada penelitian ini dibatasi pada data tanaman hias
lanskap yang bersumber dari Kencana dan Lestari (2008) dan Sulistyantara
(2006).
Parameter rekomendasi yang digunakan yaitu banyak atau tinggi, sedang, dan
rendah atau sedikit pada variabel kebutuhan air, kebutuhan cahaya, dan suhu
lingkungan.

4

TINJAUAN PUSTAKA
Cloud Computing
Ada tiga model layanan di dalam cloud computing yang dijelaskan oleh
Mell dan Grance (2011) di dalam NIST, yaitu: Infrastructure as a Service,
Platform as a Service, dan Software as a Service. Manajemen kontrol layanan
setiap model di dalam cloud computing dapat dilakukan oleh dua pihak (Gambar
2) yaitu penyedia layanan (vendor-managed) dan pengguna (customer-managed).
Vendor-managed

Customer-managed

Application

Application

Application

Platform

Platform

Platform

Infrastructure

Infrastructure

Infrastructure

IaaS

PaaS

SaaS

Gambar 2 Manajemen kontrol layanan cloud computing.
(https://www.engineyard.com/paas-vs-iaas)
Di dalam model layanan IaaS, pengguna dapat melakukan melakukan
manajemen kontrol pada level penyediaan, penyimpanan, jaringan, dan sumber
daya komputasi lain, sehingga pengguna dapat menyebarkan dan menjalankan
perangkat lunak secara bebas yang dapat mencakup sistem operasi dan aplikasi.
Pengendalian infrastruktur pada cloud yang mendasar dilakukan oleh vendor,
tetapi pengguna memiliki kontrol terbatas atas sistem operasi, penyimpanan, dan
aplikasi yang digunakan, serta kontrol terbatas dari komponen jaringan tertentu
(misalnya, host firewall). Contoh penyedia layanan IaaS adalah Amazon EC2 dan
Rackspace Cloud.
Manajemen kontrol oleh pengguna pada model layanan PaaS, yaitu
pengguna dapat melakukan kontrol atas aplikasi yang dikembangkan. Pada model
layanan PaaS, kemudahan yang didapatkan oleh pengguna adalah pengguna dapat
fokus dengan aplikasi yang dikembangkan tanpa memperdulikan platform
maupun infrastruktur yang dibutuhkan. Aplikasi yang dikembangkan dapat dibuat
dengan bahasa pemrograman, library, layanan, dan alat-alat yang didukung oleh
vendor. Platform dan infrastruktur pada layanan ini, seluruhnya dikontrol oleh
vendor. Contoh penyedia layanan PaaS adalah Appfog, Heroku, dan Amazon Web
Service.
Pada umumnya PaaS memiliki fitur sebagai berikut:
 Development tools berbasis browser internet.
 Skalabilitas, access control, security, dan web service tersedia.
 Integrasi yang mudah dengan aplikasi lain selama pada platform yang sama.
 Tersedia connector untuk terhubung dengan sistem lain diluar komputasi
cloud.

5
Model layanan SaaS memungkinkan pengguna untuk menggunakan aplikasi
yang ditawarkan oleh vendor. Pada layanan ini, aplikasi, platform, dan
infrastrukturnya dikontrol oleh vendor. Aplikasi dapat diakses dari berbagai
perangkat pengguna melalui sebuah antarmuka seperti web browser. Contoh
model SaaS adalah Salesforce berupa Customer Relationship Management (CRM),
Yahoo berupa E-Mail, dan Zoho berupa Collaboration Application.
Arsitektur Lanskap
Menurut Hubbard dan Kimball (1929) arsitektur lanskap adalah sebuah seni
rupa yang memiliki fungsi sangat penting untuk menciptakan dan melestarikan
keindahan lingkungan di sekitar tempat tinggal manusia serta memberikan
kenyamanan, kemudahan dan kesehatan bagi penduduk kota yang membutuhkan
penyegaran. Arsitektur lanskap memiliki peran penting pada penataan lingkungan.
Oleh karena itu, secara singkat dapat dinyatakan bahwa arsitektur lanskap
merupakan seni yang memiliki fungsi penting untuk menciptakan keseimbangan
ekologis serta memberikan kenyamanan bagi penduduknya.
Tanaman Hias Lanskap
Menurut Rahman dan Bukhari (2010) tanaman hias adalah tanaman yang
memiliki nilai seni keindahan, terdiri dari tanaman hias pohon, tanaman hias daun,
dan tanaman hias bunga. Dalam hal yang sama, Mattjik (2010) menjelaskan
bahwa tanaman hias merupakan tanaman yang produksinya memiliki keindahan.
Keindahan ini meliputi keindahan bunga, daun, buah, batang, dan akar.
Nilai keindahan yang dihasilkan dari penataan tanaman hias lanskap dapat
memberikan kenyamanan bagi pemiliknya. Salah satu faktor penanaman tanaman
hias yang dapat mempengaruhi keindahan pada tanaman hias lanskap yang
dihasilkan adalah faktor lingkungan.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman hias (Mattjik
2010) antara lain yaitu:
1 Cahaya matahari
Tanaman dalam proses hidupnya melakukan suatu proses yang disebut
fotosintesis. Fotosintesis dapat dilakukan dengan adanya sinar matahari,
sehingga banyaknya sinar matahari akan mempengaruhi bentuk dan warna
daun serta pembungaannya.
2 Kelembaban
Partikel air yang ada di udara menentukan keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanaman di daerah tropis biasanya membutuhkan
kelembaban sekitar 60% dan 80%, sedangkan tanaman dalam ruang sekitar 50%
dan 80%.
3 Suhu udara
Kebutuhan tanaman akan suhu setiap daerah berbeda-beda. Daerah pantai
memiliki keadaan suhu yang panas, berbeda dengan kebutuhan tanaman yang
berada di daerah pegunungan yang memiliki suhu lebih dingin atau rendah.
4 Kebutuhan air
Dalam fotosintesis dibutuhkan air untuk proses reaksinya. Ketersediaan air
berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, sehingga

6
penyiraman tanaman harus diatur agar tidak terjadi kekeringan terhadap tanaman
tersebut.

METODE
Tahapan pengembangan sistem menggunakan Siklus Hidup Pengembangan
Sistem Tradisional (Traditional Systems Development Life Cycle). Tahapan ini
diadopsi dari tahapan pengembangan sistem menurut Stair et al. (2010) yang
diintegrasikan dengan menggunakan teknologi cloud computing (Chou dan Chou
2011). Gambaran mengenai tahapan pada pengembangan sistem disajikan pada
Gambar 3.
Perancanaan

Analisis

Perancangan

Integrasi pada layanan
PaaS di dalam
Cloud Computing

Implementasi

Pemeliharaan

Gambar 3 Kerangka penelitian
Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Tahapan Perencanaan
Pada tahapan perencanaan dilakukan pendefinisian suatu masalah,
penjadwalan pengembangan sistem, dan konfirmasi kelayakan suatu sistem.
Pendefinisian suatu masalah yaitu mengidentifikasi masalah, fungsi serta tujuan
dari sistem. Identifikasi masalah bertujuan merumuskan dan memahami suatu
permasalahan serta mencari alternatif tujuan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.
Tahapan Analisis
Pada tahapan ini dilakukan analisis untuk menyelesaikan permasalahan
yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. Selain itu, pada tahap ini
dilakukan deskripsi sistem, pendefinisian kebutuhan sistem, mengidentifikasi
kebutuhan pengguna serta karakteristik pada pengguna, mengumpulkan data,
kebutuhan fungsional, spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, dan pembuatan
prototipe.
Tahapan Perancangan
Tahapan perancangan merupakan tahapan untuk mencari solusi dari
permasalahan yang didapat pada tahap analisis. Pada tahapan ini dilakukan
perancangan arsitektur sistem, perancangan antarmuka sistem, dan perancangan

7
basis data. Perancangan basis data terdiri atas desain logis (logical design) dan
desain fisik (physical design).
Desain logis merupakan proses pembuatan suatu model informasi yang
digunakan pengembang sistem berdasarkan model data yang dibangun. Desain
fisik adalah suatu proses untuk mendapatkan gambaran dari implementasi basis
data pada tempat penyimpanan, menjelaskan dasar dari relasi, organisasi file dan
indeks yang digunakan untuk efisiensi data.
Tahapan Implementasi
Pada tahapan ini dimulai untuk melakukan pembangunan sistem atau
perangkat lunak, instalasi, pengujian, dan penerapan basis data. Pembangunan
sistem atau perangkat lunak dilakukan dengan programming menggunakan bahasa
pemrograman tertentu atau disebut dengan pengkodean (coding). Instalasi sistem
yaitu menerapkan sistem atau perangkat lunak di dalam situs tertentu agar dapat
dioperasikan. Di samping itu, pengujian sistem dilakukan untuk memastikan
sistem telah sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Tahapan Pemeliharaan
Tahapan pemeliharaan sistem adalah tahapan yang dilakukan setelah
tahapan implementasi. Sistem yang telah berjalan secara periodik akan ditinjau.
Perubahan dilakukan jika muncul masalah atau jika ternyata ada kebutuhan baru.
Hal yang dilakukan pada tahapan ini diantaranya adalah pengkonversian dan
pelepasan ke operasi, update dokumentasi, dan melakukan pemeriksaan
pascaimplementasi.
Integrasi Teknologi Cloud Computing
Integrasi teknologi ke dalam cloud bertujuan menampilkan aplikasi yang
telah dikembangkan yang berbasis web agar dapat digunakan oleh masyarakat
umum. Integrasi teknologi cloud computing di dalam pengembangan sistem
(Chou dan Chou 2011) meliputi tahapan perencanaan, analisis, perancangan,
implementasi, dan support.
Tahap perencanaan dilakukan untuk mengintegrasikan cloud computing ke
dalam suatu proses pengembangan sistem. Pada tahap ini pengembang sistem
harus meneliti model bisnis di dalam layanan cloud dan mengidentifikasi potensi
untuk mengadopsi layanan cloud sebagai bagian dari solusi untuk masalah bisnis.
Pada tahap analisis dibangun sebuah prototipe sistem yang diterapkan di
dalam layanan cloud tanpa adanya pengeluaran yang cukup besar. Pembangunan
prototipe di dalam lingkungan operasi virtual bertujuan untuk menemukan
kebutuhan sistem yang lebih dari pengguna, serta menguji kemampuan layanan
cloud dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah.
Tahapan perancangan sistem perlu diintegrasikan dengan layanan cloud
computing untuk mengetahui platform yang perlu digunakan pada sistem
informasi yang dibangun. Alternatif layanan di dalam cloud computing yang
dipilih pada perancangan sistem harus memastikan platform yang digunakan dapat
diintegrasikan dengan baik, pada hal ini adalah layanan PaaS.
Pada tahap implementasi perlu adanya integrasi ke dalam layanan cloud
computing untuk mengkonfigurasi ulang layanan cloud yang telah dipilih. Akan

8
tetapi, jika diperlukan, pengguna dapat mengembangkan layanan baru dengan
sumber daya yang disediakan oleh penyedia layanan cloud computing, seperti
pengaturan framework, basis data, dan konfigurasi server pada cloud untuk
memenuhi desain yang telah dibuat.
Setelah sistem beroperasi, sistem perlu dijaga agar tetap produktif. Karena
cloud computing merupakan utilitas berbasis komputasi, maka pada tahapan
pemeliharaan atau support phase ini hanya perlu dilakukan penjagaan
produktivitas sistem tanpa memikirkan pengelolaan pada infrastrukturnya. Hal ini
disebabkan penyedia layanan telah mengelola infrastruktur di dalam cloud,
sehingga pengguna hanya perlu melakukan manajemen pengelolaan di dalam
sistem.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Perencanaan
Tahapan perencanaan meliputi pendefinisian masalah, merencanakan
alternatif pemecahan masalah yang ada, mendefinisikan keuntungan dari
pemecahan masalah, penjadwalan pengembangan sistem, dan pengkonfirmasian
kelayakan suatu sistem. Pada penelitian ini, permasalahan yang didefinisikan
adalah banyaknya data tanaman hias lanskap yang belum diketahui oleh
masyarakat umum serta keterbatasan masyarakat menentukan tanaman yang
cocok untuk lingkungan sekitar tempat tinggal. Dalam penelitian ini,
dikembangkan sistem informasi berbasis web untuk mengolah data tanaman hias
lanskap sebagai alternatif solusi. Keuntungan dari adanya sistem informasi ini
adalah:
1 Pengguna dapat menggunakan sistem berbasis website tanpa adanya batasan
tempat selama adanya koneksi internet.
2 Pengguna dapat menggunakan sistem selama 24 jam dalam sehari dan 7 hari
dalam seminggu.
Selanjutnya, pada tahapan ini sebelum dipilih layanan cloud computing
dilakukan perbandingan keuntungan (Tabel 1) antara cloud computing dan
conventional data center (Armbrust et al. 2010).
Setelah membandingkan keuntungan tersebut, maka yang digunakan untuk
mengimplementasikan sistem berbasis website adalah teknologi cloud computing.
Selain itu, pemilihan dari salah satu layanan yang ditawarkan oleh cloud
computing. Ada tiga model layanan yang ditawarkan oleh cloud (Lampiran 1).
Layanan IaaS menawarkan produk yang cukup lengkap untuk pengguna yaitu dari
level aplikasi hingga sistem operasi yang dapat dikontrol. Selain itu, ada pula
layanan PaaS yang menawarkan produk pada level aplikasi dan data. Pengguna
dapat membuat aplikasi yang dapat diakses secara online secara bersamaan
dengan pengguna lainnya. Dalam hal yang sama, SaaS menawarkan produk
aplikasi yang sudah lengkap dan siap digunakan oleh pengguna. Dari ketiga
layanan yang ditawarkan tersebut dipilih layanan PaaS yang memenuhi kriteria
untuk pengembangan aplikasi web.

9
Tabel 1 Perbandingan public clouds dan conventional data center
Keuntungan
Kemunculan permintaan pada sumber
daya komputasi tak terbatas
Penghapusan / pembatalan komitmen di
awal oleh pengguna Cloud
Kemampuan untuk membayar
penggunaan sumber daya komputasi
secara jangka pendek
Skala ekonomi karena pusat data yang
sangat besar
Pemanfaatan yang lebih tinggi dengan
multiplexing beban kerja dari organisasi
yang berbeda
Menyederhanakan operasi dan
meningkatkan pemanfaatan sumber daya
melalui virtualisasi

Public Clouds
Ya

Conventional Data Center
Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Biasanya tidak

Ya

Tergantung pada ukuran
perusahaan

Ya

Tidak

Pemanfaatan yang lebih tinggi dengan multiplexing beban kerja dari
organisasi yang berbeda yaitu pada skalabilitas kapasitas data, cloud computing
dapat mengurangi biaya listrik, network bandwith, pengoperasian, perangkat lunak,
dan perangkat keras yang tersedia pada skala ekonomi yang sangat besar dengan
mengkombinasikan statistical multiplexing untuk meningkatkan pemanfaatan
dibandingkan traditional data center. Dengan demikian, cloud computing
menawarkan layanan dengan harga rendah pada sebuah medium-size data center
dan masih dapat menghasilkan keuntungan yang cukup baik.
Menyederhanakan operasi dan meningkatkan pemanfaatan sumber daya
melalui virtualisasi merupakan kemampuan cloud computing untuk
menggabungkan banyak sumberdaya menjadi seolah-olah hanya server tunggal.
Dengan demikian tidak perduli berapa besar skala cloud yang ada, tetap akan
mudah dioperasikan dan mudah dikembangkan aplikasinya.
Penjadwalan pengembangan sistem dimulai dari bulan Februari 2014 hingga
Mei 2014 yang kemudian dilakukan konfirmasi kelayakan sistem. Konfirmasi
kelayakan sistem ini dilakukan oleh pakar untuk mengetahui sistem yang akan
dikembangkan nantinya sesuai dengan tujuan. Setelah pengkonfirmasian sistem
dilakukan dan mendapatkan persetujuan pakar, maka selanjutnya pengembangan
sistem masuk pada tahapan analisis.
Tahap Analisis
Pada tahapan analisis dilakukan pencarian solusi dari permasalahan yang
telah didefinisikan pada tahapan sebelumnya, yaitu dimulai dari deskripsi sistem,
pendefinisian kebutuhan sistem, mengidentifikasi kebutuhan pengguna serta
karakteristik pada pengguna, mengumpulkan data, kebutuhan fungsional,
spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, dan pembuatan prototipe.
Deskripsi Sistem
Tahapan awal analisis yaitu mendeskripsikan sistem yang dibuat. Sistem
informasi tanaman hias lanskap ini diintegrasikan di dalam cloud computing.

10
Sistem berbasis web ini dinamakan La Fleur. La Fleur merupakan bahasa Perancis
yang berarti bunga. Kata ini diambil sebagai nama aplikasi web yang
dikembangkan untuk mengenalkan tanaman hias lanskap yang menggambarkan
keindahan dan ketenanagan dari sebuah tatanan taman disekitar tempat tinggal.
Sistem ini dapat memberikan rekomendasi tanaman hias lanskap yang sesuai
dengan kondisi lingkungan sekitar dengan variabel kebutuhan cahaya, suhu
lingkungan, dan kebutuhan air serta menggunakan parameter sedikit atau rendah,
sedang, dan banyak atau tinggi. Selain memberikan rekomendasi, sistem ini
mampu melakukan pencarian artikel lanskap yang tersedia pada web La Fleur
berdasarkan judul dan isi dari artikel. Sistem juga menyediakan menu gallery
yang terdiri dari daftar tanaman hias lanskap yang dapat dilihat oleh pengguna,
serta pengelompokan yang sesuai dengan ragam tanaman hias. Pada menu artikel,
pengguna dapat membaca artikel yang tersedia dalam website yang berhubungan
dengan lanskap. Cara kerja sistem ini yaitu pengguna dapat memasukkan kategori
parameter sesuai keadaan lingkungan. Sebagai contoh, pada kebutuhan cahaya
rendah, suhu lingkungan rendah, dan kebutuhan air sedang maka sistem akan
memberikan rekomendasi tanaman hias lanskap yang memenuhi kriteria tersebut
sebagai hasilnya.
Identifikasi Pengguna
Identifikasi pengguna bertujuan mengetahui aktor yang dapat menggunakan
sistem yang dibuat. Berdasarkan hak aksesnya, pengguna dibagi menjadi dua
kategori yaitu:
1 Administrator yang merupakan pemegang hak akses penuh terhadap sistem
atau pengolah web.
2 User yaitu pengguna yang ingin mengetahui informasi tentang tanaman hias
lanskap dan berkonsultasi tentang tanaman hias lanskap yang sesuai dengan
kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal.
Kebutuhan Pengguna
Tabel 2 Tabel kebutuhan pengguna
User

Administrator

1
2
3
1

Kebutuhan pengguna
Bagaimana mengetahui informasi mengenai tanaman hias lanskap?
Tanaman hias lanskap apa yang cocok pada kodisi lingkungan
sekitar rumah?
Bagaimana mengelola data tanaman hias lanskap yang ada?
Informasi apa yang dibutuhkan oleh pengguna?

Identifikasi kebutuhan pengguna bertujuan mendapatkan informasi tentang
fungsi sistem yang dibutuhkan oleh pengguna. Identifikasi pengguna dapat dibuat
ke dalam tabel pertanyaan (Tabel 2).
Kebutuhan dan Pengumpulan data
Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder sebanyak 175 data.
Data primer adalah data foto tanaman hias lanskap. Data sekunder merupakan
data tentang tanaman hias lanskap dan artikel. Data tanaman hias lanskap ini
didapat dari Sulistyantara (2006) serta Kencana dan Lestari (2008). Di samping
itu, data artikel didapat dari penelitian sebelumnya yaitu Cloud Computing Sistem

11
Informasi Tanaman Hias Lanskap oleh Iswarawati (2013). Pengambilan data
primer dilakukan dengan mengambil foto secara langsung menggunakan kamera
handphone sebanyak 27 foto dan 118 foto diambil dari internet dengan
mencantumkan sumber foto.
Data dikelompokkan berdasarkan ragam tanaman yang terdapat pada
Sulistyantara (2006), sedangkan rincian data tanaman hias didapat dari Kencana
dan Lestari (2008), sehingga dari kedua sumber tersebut didapat sebanyak 145
data tanaman hias yang overlap. Adapun pengelompokan ragam untuk tanaman
hias tersebut adalah tanaman dasar, tanaman penutup tanah, tanaman berumbi atau
rimpang, tanaman perambat, tanaman penempel, tanaman untuk pot, semak dan
herba berbunga, semak dan herba hias daun, tanaman air, tanaman penghasil buah,
tanaman sayuran, dan tanaman obat-obatan. Satu tanaman hanya memiliki satu
ragam. Sulistyantara (2006) menjelaskan parameter sedikit atau rendah, sedang,
dan tinggi pada variabel kebutuhan cahaya, suhu lingkungan, dan kebutuhan air
untuk menyamakan pedapat para pengguna (Lampiran 2).
Pada analisis data diperlukan suatu pemodelan data menggunakan data flow
diagram (DFD) dan entity-relationship diagram (ERD) (Lampiran 3). Pemodelan
untuk mengetahui aliran data yang terdapat di dalam sistem, dan keterhubungan
antar objek dan aktivitasnya. Pada Gambar 4 dijelaskan aliran data melalui DFD
level 0 yang kemudian dikembangkan pada DFD level 1 (Lampiran 4). DFD
adalah sebua teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi
yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output (Pressman
2010), sedangkan ERD dengan hubungan many to many harus dilakukan
normalisasi pada tahap selanjutnya.
parameter-rekomendasi
query-pencarian
artikel
USER

tanaman-hias-hasilrekomendasi
artikel-hasil-pencarian

0
La Fleur

tanaman-hias-lanskap

tanaman-hias-laskap
ADMIN
artikel
tanaman-hias-lanskap

Gambar 4 DFD level 0
Kebutuhan fungsional
Kebutuhan fungsional bertujuan menganalisis fungsi yang dibutuhkan oleh
sistem. Fungsi-fungsi yang dibutuhkan antara lain, menampilkan informasi
tentang tanaman hias lanskap dan menampilkan artikel tentang lanskap. Selain itu,
sistem juga berfungsi melakukan rekomendasi tanaman hias lanskap yang sesuai
dengan keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal. Fungsi sistem tersebut
ditampilkan dalam format LaFleur-xxx (Tabel 3).
Spesifikasi Perangkat Lunak
Sistem yang dikembangkan berbasis web untuk menampilkan dan
mengelola informasi tanaman hias lanskap. Pada pengembangan sistem yang
diperlukan adalah pemrograman PHP dan HTML untuk membuat tampilan sistem

12
serta MySQL untuk mengelola basis datanya. Pada penelitian ini perangkat lunak
yang digunakan adalah Adobe Dreamweaver CS6 dan Apache 2.
Tabel 3 Kebutuhan fungsionalitas sistem
Kode
LaFleur-001

Fungsi
Fungsi untuk menampilkan website la fleur

LaFleur-002

Fungsi untuk menampilkan informasi (artikel) terkait tanaman hias lanskap

LaFleur-003

Fungsi untuk memungkinkan pengguna dalam mendapatkan informasi
tanaman hias lanksap dengan kriteria pencarian yang ditentukan pengguna

LaFleur-004

Fungsi untuk menampilkan gambar dan rincian informasi tanaman hias
lanskap
Fungsi untuk mengkategorikan gambar berdasarkan ragam

LaFleur-005
LaFleur-006
LaFleur-007

Fungsi untuk memungkinkan pengguna dalam melakukan pencarian
tanaman hias berdasarkan nama, nama latin, dan famili
Fungsi pencarian dengan keyword

LaFleur-008

Fungsi menampilkan informasi tentang kami

LaFleur-009

Fungsi menampilkan informasi kontak yang dapat dihubungi

LaFleur-010

Fungsi menampilkan sitemap

LaFleur-011

Menambahkan data tanaman hias lanskap

LaFleur-012

Mengubah data tanaman hias lanskap

LaFleur-013

Menambahkan data artikel

LaFleur-014

Mengubah data artikel

Prototipe
Prototipe merupakan sebuah model asli, bentuk atau contoh yang berfungsi
sebagai dasar untuk proses lainnya. Pada tahap pembuatan prototipe sistem ini
dilakukan pemilihan alternatif layanan PaaS. Selanjutnya didapat beberapa
penyedia layanan yang menawarkan layanan cloud PaaS, seperti Google Apps,
Amazon, Windows Azure, Jelastic, Heroku, dan Appfog. Dari provider (penyedia
layanan) yang telah disebutkan kemudian dipilih empat provider yang telah
diujikan untuk mengimplementasikan sistem. Empat provider tersebut adalah
Amazon, Appfog, Heroku, dan Jelastic (Tabel 4). Dari keempat provider tersebut
kemudian dianalisis untuk mengetahui provider yang menyediakan layanan PaaS
yang mendekati kebutuhan pengembangan aplikasi. Kriteria tersebut antara lain
memberikan layanan free, mendukung pengembangan aplikasi web dengan bahasa
pemrograman PHP, dan mendukung basis data MySQL. Setelah dianalisis,
layanan yang paling sesuai untuk lingkungan pengembangan sistem yang dibuat
adalah layanan PaaS dari provider Appfog.
Setelah pemilihan layanan dan penyedia layanan yang sesuai, selanjutnya
dibuat prototipe. Prototipe yang dibangun adalah program default yang disediakan
oleh cloud. Prototipe ini dibuat untuk mengetahui alamat yang akan digunakan
pada sistem utama telah sesuai dengan lingkungan pengembangan aplikasi sistem
yaitu menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL.

13
Tabel 4 Perbandingan antar-provider cloud
Amazon
- Memberikan
layanan free 30
hari

Appfog
+ Memberikan
layanan free tanpa
batas waktu

+ Mendukung
pengembangan
aplikasi
menggunakan
bahasa
pemrograman
PHP
+ Mendukung basis
data MySQL

+ Mendukung
pengembangan
aplikasi
menggunakan
bahasa
pemrograman PHP

+ Memiliki tempat
penyimpanan
yang persisten

- Tidak memiliki
tempat
penyimpanan yang
persisten

+ Mendukung basis
data MySQL

Heroku
+ Memberikan free
layanan 750 jam
per bulan untuk
setiap aplikasinya
+ Mendukung
pengembangan
aplikasi
menggunakan
bahasa
pemrograman
PHP
- Tidak mendukung
basis data
MySQL
- Tidak memiliki
tempat
penyimpanan
yang persisten

Jelastic
- Memberikan free
layanan selama 14
hari
+ Mendukung
pengembangan
aplikasi
menggunakan
bahasa
pemrograman
PHP
+ Mendukung basis
data MySQL
+ Memiliki tempat
penyimpanan
yang persisten

Tahap Perancangan
Pada tahapan ini dilakukan perancangan arsitektur sistem, perancangan
antarmuka sistem, dan basis data. Perancangan arsitektur sistem dilakukan untuk
mengetahui spesifikasi lingkungan pengembangan sistem. Pengembangan sistem
ini dilakukan pada dua lingkungan sistem yaitu pada server lokal (localhost) dan
server pada cloud. Lingkungan pengembangan lokal yang digunakan yaitu, sistem
operasi Windows 7, Adobe Dreamweaver CS6, database management system
MySQL, web server Apache 2.
Pengembangan sistem yang diintegrasikan kedalam cloud computing
dilakukan pada platform PaaS dengan menggunakan layanan provider dari
Appfog. Pemilihan aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP, serta infrastruktur
yang ditawarkan adalah Amazon dan HP, sebanyak maksimal dua service.
Kapasitas maksimal penyimpanan 100MB untuk service MySQL dengan alokasi
memori RAM maksimal 512MB. Penentuan lingkungan pengembangan antara
sistem dan lingkungan cloud harus sesuai. Lingkungan pengembangan di dalam
cloud computing pada provider Appfog terdiri atas:
1 Aplikasi bahasa pemrograman PHP.
2 Infrastruktur AWS Asia Southeast.
3 Alokasi memori 128MB.
4 RAM 512.
5 Ruby 1.9.3.
6 Caldecott.
Perancangan
basis
data
menggunakan
desain
logis
untuk
pengimplementasiannya. Entitas yang digunakan pada perancangan basis data
adalah tabel tanaman, taksonomi, dan artikel. Desain logis ini ditampilkan pada
relational data model (Lampiran 5). Desain logis ini ditampilkan dalam tabel dua
dimensi untuk mengetahui relasi antartabel. Setelah dianalisis ternyata terdapat

14
redundansi data pada relasi tabel tanaman dan tabel artikel, sehingga perlu
dilakukan normalisasi (Lampiran 6). Pada desain fisik basis data dibuat
berdasarkan desain logis yang telah dinormalisasi serta mencantumkan tipe data
untuk setiap atributnya (Lampiran 7). Hasil dari desain fisik ini yang
diimplementasikan pada pengembangan sistem. Perancangan sistem dibuat
dengan mengkombinasikan parameter setiap variabel kebutuhan tanaman yang
telah diketahui sesuai keterangan di Lampiran 2 untuk memberikan rekomendasi
tanaman hias lanskap.
Tahap Implementasi
Tahapan implementasi dimulai dari pengimplementasian bahasa
pemrograman PHP dan HTML dengan mengintegrasikan baasis data MySQL
pada pengembangan sistem yang disebut pengkodean (coding). Pada tahapan
implementasi, mengintegrasikan sistem yang telah dibangun ke dalam cloud.
Sistem informasi yang dibuat terdiri atas menu Home, Article, Consult, Gallery,
About, dan Contact . Selain itu, dibuat pula sitemap untuk memudahkan pengguna
ketika menjelajahi web ( Lampiran 8).
Home merupakan tampilan awal sistem. Pengguna dapat melihat deskripsi
sistem dan menu yang ada pada website. Menu Article memudahkan pengguna
untuk membaca artikel yang berkaitan dengan arsitektur lanskap. Pengguna dapat
melakukan konsultasi pada menu Consult untuk mengetahui tanaman hias yang
cocok pada kondisi lingkungan dengan kebutuhan cahaya dan suhu lingkungan
rendah, sedang, dan tinggi, serta kebutuhan air sedikit, sedang, dan banyak.
Keterangan parameter (Lampiran 2) ditampilkan pada halaman Consult berupa
icon yang memunculkan popup keterangan ketika di-hover. Pengguna memasukan
kriteria parameter sesuai kondisi lingkungan yang kemudian di-submit untuk
mengetahui tanaman hias lanskap yang direkomendasikan. Hasil rekomendasi
tanaman hias lanskap ditampilkan dalambentuk list foto, nama, dan nama latin
tanaman hias lanskap. Foto tanaman hias lanskap dapat dipilih untuk
menampilkan informasi yang lebih detail tentang tanaman hias lanskap. Detail
informasi tersebut meliputi foto, nama, nama latin, perbanyakan, perawatan,
ragam, fungsi, kebutuhan cahaya, suhu lingkungan, kebutuhan air, dan sumber
foto. Selain itu, detail informasi yang ditampilkan pada popup dapat diunduh
dengan format PDF. Menu Gallery menampilkan data tanaman hias yang dapat
diseleksi berdasarkan ragam serta melakukan pencarian tanaman berdasarkan
nama, nama latin, dan famili tanaman hias lanskap.
Setelah mengimplementasikan sistem pada localhost, sistem kemudian
diintegrasikan ke dalam layanan cloud (Gambar 5). Pengintegrasian layanan
dibantu dengan aplikasi Ruby melalui perintah yang lebih spesifik yaitu push,
update, cloning, binding, dan tunneling (Lampiran 9).
Push yaitu perintah pada Ruby untuk meng-upload aplikasi yang telah
dibuat kedalam cloud. Operasi update dilakukan setelah aplikasi atau source code
telah dimasukkan ke dalam cloud, tetapi ada perubahan. Operasi cloning
dilakukan untuk membuat aplikasi pendukung yang sama dengan sistem
utamanya. Operasi binding untuk menghubungkan database dengan sistem yang
telah diimplementasikan di dalam cloud. Selanjutnya, untuk dapat membuat path
akses ke dalam cloud dapat menggunakan perintah tunneling.

15
Basis data di dalam cloud tidak dapat diakses secara langsung. Username,
password, dan hostname basis data diberikan oleh penyedia layanan ketika
melakukan proses tunneling. Path tersebut tidak dapat diubah secara manual,
sehingga untuk dapat mengakses basis data tersebut dibantu dengan
VCAP_SERVICES (Lampiran 10) yang berisi dokumen JSON untuk
mengkonfigurasi basis data kedalam aplikasi yang dikembangkan secara otomatis.
Selain itu, perubahan data dapat dilakukan pada lingkungan localhost yang
kemudian diintegrasikan pada cloud (Gambar 6).
Lingkungan cloud : Appfog

Lingkungan localhost
La Fleur
(situs utama)

phpMyAdmin
(aplikasi pendukung)

Ruby
MySQL
(basis data)

MySQL
(basis data)

Gambar 5 Integrasi Sistem La Fleur ke dalam cloud computing
Setelah sistem diintegrasikan ke dalam cloud, sistem informasi La Fleur
dapat diakses melalui alamat domain http://delafleur.ap01.aws.af.cm/. Fungsifungsi yang telah terintegrasi tersebut selanjutnya diuji fungsionalitasnya.
Pengujian sistem dilakukan dengan metode black box testing. Pengujian
rekomendasi tanaman hias lanskap dapat dilakukan dengan memasukkan
parameter rendah, sedang, dan tinggi pada kebutuhan cahaya dan suhu lingkungan,
serta sedikit, sedang, dan banyak pada kebutuhan air. Selain itu dapat pula
melakukan pencarian artikel tentang tanaman hias lanskap melalui box pencarian
dengan memasukkan keyword yang diseleksi berdasarkan judul, ataupun isi dari
artikel. Fungsi yang diujikan dapat berjalan baik pada lingkungan localhost dan
cloud (Lampiran 11). Selain pengujian dengan black box testing, pengujian load
dan stress testing juga dilakukan untuk melihat kemampuan perangkat lunak
menangani kebutuhan sumber daya yang tidak normal (mencakup kuantitas,
frekuensi, maupun volume). Pengujian ini dilakukan pada localhost menggunakan
Apache Bench pada command prompt. Pengujian dapat dilakukan pada alamat
web yang telah di-hosting. Akan tetapi, diperlukan jaringan internet yang stabil
untuk mendapatkan hasil yang optimum, sehingga pengujian ini dilakukan pada
localhost dengan menggunakan sistem yang sama dengan sistem utamanya.
Load testing merupakan simulasi penggunaan program perangkat lunak
yang diharapkan. Pengujian ini menyimulasikan dengan beberapa pengguna yang
mengakses layanan pada sistem dalam waktu bersamaan (Davis 2004). Pengujian
ini dilakukan hingga berkali-kali pada struktur perintah yang sama yaitu 100
request dan 2 proses data yang berjalan bersamaan untuk mendapatkan page-loadtime yang stabil. Perintah yang digunakan pada pengujian ini yaitu:
ab –n 100 –c 2 http://localhost/lafleur/:80

16
Start

Update
(add, edit, delete)

Update

Binding

Tunneling

Finish

Cloning

Gambar 6 Update pada Sistem La Fleur

Gambar 7 Hasil load testing pada Apache Bench
Stress testing adalah pengujian untuk mengetahui kemampuan perangkat
lunak dalam menangani kondisi yang tidak normal dari sisi volume atau kuantitas
(Pressman 2010). Pengujian ini dilakukan pada 100, 500, 1000, 10000, 100000,
1000000 request dan concurrency 2, 5, dan 10. Perintah yang digunakan pada
stress testing sama dengan load testing. Akan tetapi, dilakukan perubahan nilai
pada request dan concurrency untuk mengetahui response time terlama pada
beban kerja tertentu. Salah satu hasil dari pengujian ini diperlihatkan pada
Gambar 8. Pada 1000000 request dengan concurrency 10 proses data yang
berjalan bersamaan. Pada nilai ini didapat waktu respon terlama dari sebuah
proses request (max) adalah 869 ms atau mendekati 1 detik yang merupakan batas
pengguna akan tetap berkonsentrasi ketika melakukan operasi langsung pada data
(Nielsen 1993). Akan tetapi, pada proses lain waktu respon terlama dari sebuah
proses request (max) di bawah 800 ms (Lampiran 13).

Gambar 8 Hasil stress testing pada Apache Bench

17

Tahap Pemeliharaan
Tahapan pemeliharaan dilakukan setelah sistem beroperasi. Sistem perlu
dijaga agar tetap produktif. Di samping itu, cloud computing merupakan utilitas
berbasis komputasi, maka hanya perlu menjaga produktivitas sistem tanpa
memikirkan pengelolaan pada infrastrukturnya. Akan tetapi, jika akan melakukan
perubahan terhadap database, maka hanya dapat dilakukan pada lingkungan
localhost, atau dapat pula melakukan update aplikasi melalui bantuan Ruby. Hal
ini dikarenakan layanan Appfog yang tidak berbayar, tidak memiliki penyimpanan
yang persisten. Oleh karena itu, penambahan, pengeditan, dan penghapusan data
secara langsung hanya dapat dilakukan di dalam lingkungan localhost. Perubahan
data tersebut dapat ditampilkan pada sistem utama dengan melakukan perintah
update, binding, tunneling, dan cloning (Gambar 6).
Update dilakukan ketika data yang diubah hanya memepengaruhi baris di
dalam tabel basis data. Apabila terjadi kesalahan pemasukan data, sehingga harus
mengganti basis data yang digunakan, maka harus dilakukan binding dan
tunneling kembali. Cloning dilakukan pada saat aplikasi untuk pembuatan basis
data diubah, misalnya pengubahan aplikasi phpMyAdmin diganti dengan aplikasi
pendukung yang lain.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari penelitian ini dihasilkan sistem informasi tentang tanaman hias lanskap
yang dinamakan La Fleur dengan diintegrasikan ke dalam layanan cloud
computing sebagai pengembangannya. Layanan cloud computing yang digunakan
adalah layanan Platform as a Service (PaaS) yang memungkinkan pengguna
untuk menggunakan aplikasi yang dikembangkan. Sistem ini dapat memberikan
rekomendasi tanaman hias lanskap berdasarkan faktor lingkungan kebutuhan
cahaya, suhu lingkungan, dan kebutuhan air, serta memberikan fasilitas pencarian
tentang artikel tanaman hias lanskap yang diseleksi berdasarkan judul dan isi
artikel.
Appfog tidak memiliki tempat penyimpanan yang persisten sehingga update
data secara langsung hanya dapat dilakukan di localhost. Untuk melakukan
perubahan data pada lingkungan cloud harus dilakukan update, binding, tunneling,
dan cloning melalui aplikasi Ruby. Sistem ini dapat diakses tanpa batasan oleh
masyarakat umum pada alamat http://delafleur.ap01.aws.af.cm/.
Hasil waktu respon pada pengujian load testing stabil pada percobaan ke-6
hingga ke-9 yaitu 9 ms, sedangkan percobaan pertama hingga ke-5 dan percobaan
ke-10 hingga ke-12 mengalami fluktuasi waktu respon. Hasil pengujian pada
stress testing didapat waktu respon terlama 869 ms. Waktu respon yang didapat
cukup baik yaitu kurang dari 1 detik.

18
Saran
Appfog menawarkan layanan free tanpa batasan waktu ketika penelitian ini
dilakukan. Akan tetapi, sejak Februari 2014 Appfog tidak memberikan layanan
free. Pada penelitian selanjutanya diharapkan dapat dicari alternatif dari provider
lain yang memberikan layanan free tanpa batasan waktu. Selain itu, pada
penelitian selanjutnya dapat