IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING UNTUK OPTIM

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING UNTUK OPTIMALISASI LAYANAN DATA CENTER

(Studi Kasus : Upt Stmik Amikom Yogyakarta)

Tesis

Program Studi Magister Teknik Informatika

Jurusan Teknik Informatika

Diajukan Oleh:

Nama

: Danang Setiyawan

: Sistem Informasi

PROGRAM S2 MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Institusi pendidikan, dalam rangka melaksanakan Tridharma Perguruan

Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat), sudah mulai memanfaatkan Teknologi Informasi. Namun dalam praktiknya masih menemui beberapa hambatan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Cenka, dkk (2012) menyebutkan ada beberapa faktor penghambat, antara lain infrastruktur yang kurang memadai, layanan yang tidak terintegrasi, kurangnya kompetensi dalam memanajemen, dan perlunya standarisasi dalam strategi implementasi IT.

Di saat yang bersamaaan, cloud computing sedang menjadi topik hangat. (Shuai, dkk, 2010) menyatakan cloud computing merupakan pengembangan Grid Computing yang memaksimalkan penggunaan sejumlah perangkat Teknologi Informasi sekaligus menurunkan konsumsi energi. Apabila dimanfaatkan untuk sektor pendidikan, maka hal ini sesuai dengan pernyataan Cenka, dkk, (2012) bahwa pemanfaatan cloud computing di sektor pendidikan masih merupakan topik yang menarik dan memiliki peluang yang besar untuk diteliti lebih lanjut, dan diharapkan dapat mengurangi hambatan dalam pemanfaatan Teknologi Informasi.

Model private cloud menggunakan layanan infrastructure as a service pernah diteliti oleh Prayogi, (2014) yang berjudul “Implementasi Cloud Computing Menggunakan Model Adopsi Roadmap For Cloud Computing Adoption (Rocca) Pada Institusi Pendidikan (Studi Kasus Universitas Semarang)”.

Penelitian yang dilakukan oleh Adji, dkk, (2013) dan Arfriandi, (2012) juga melakukan perbandingan antara sistem yang berjalan pada lingkungan virtualisasi dengan yang tanpa virtualisasi. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui rasio antara penggunaan sumberdaya server dengan skalabilitas server.

Penelitian yang dilakukan oleh Rasian dan Mursanto, (2009) dan Nurhaida, (2009) untuk mengetahui sumberdaya komputer ketika virtual server menjalankan beberapa layanan dengan beban yang sama ketika server berjalan pada dedicated-server. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan kinerja yang dihasilkan oleh virtual server.

Laboratorium komputer yang dimiliki STMIK AMIKOM Yogyakarta merupakan aset dan fasilitas terbesar dan dikelola oleh bagian UPT dengan jumlah empat belas ruang dengan berbagai spesifikasi perangkat dan platform Operating System. Infrastruktur jaringan laboratorium komputer sudah menggunakan perangkat dengan kecepatan gigabit ethernet dan memanfaatkan sistem Data Terpusat (data center) yang digunakan untuk menampung tugas atau project praktikum yang dikerjakan oleh mahasiswa. Layanan utama yang diberikan oleh data center adalah layanan file server berbasis web dan file sharing yang berjalan pada protokol Microsoft SMB Protocol.

Dengan jumlah laboratorium komputer yang banyak serta kapasitas pengguna yang besar maka kebutuhan layanan data center juga semakin tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan pengembangan data center tersebut dibutuhkan peningkatan kapasitas komputasi, salah satunya adalah dengan cara pengadaan server baru. Namun terdapat konsekuensi dari keputusan tersebut, STMIK

AMIKOM Yogyakarta akan menghadapi masalah baru dalam pengelolaan server yang semakin bertambah yaitu biaya perawatan yang besar. Biaya yang paling besar adalah pada pembelian dan maintenance server. Selain biaya dan maintenance, STMIK AMIKOM Yogyakarta juga akan menghadapi permasalahan baru, yaitu utilisasi server yang rendah . (Suryono dan Afif, 2013)

Permasalahan yang lain adalah pemanfaatan fungsi-fungsi server untuk mendukung pembelajaran praktikum di laboratorium komputer. STMIK AMIKOM Yogyakarta merupakan sekolah tinggi komputer dengan materi yang diajarkan meliputi mata kuliah teori dan praktikum. Mata kuliah praktikum diajarkan dengan menggunakan fasilitas laboratorium komputer seperti praktikum sistem operasi, jaringan komputer, pemrograman, desain grafis dan animasi. Saat ini, dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa masih menggunakan fasilitas komputer yang ada di ruang laboratorium komputer. Spesifikasi perangkat komputer di laboratorium yang tidak sama antara satu dengan yang lain menyebabkan volume pemakaian laboratorium yang tidak seimbang.

Cloud computing adalah cara baru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Penelitian yang dilakukan oleh Hamzah, (2012) dalam tesisnya mengatakan cloud computing merubah paradigma investasi infrastruktur komputasi. Sebelum adanya cloud computing, investasi di bidang infrastruktur komputasi dipandang sebagai aset, namun setelah adanya cloud computing maka investasi komputasi dipandang sebagai sebuah layanan (services).

Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini dan Sarosa, (2014) dengan judul “Perbandingan Estimasi Biaya Investasi pada Cloud Computing dengan Estimasi

Biaya Investasi Pada Teknologi Informasi Konvensional” memberikan hasil bahwa analisis kelayakan finansial opsi investasi secara konvensional, memberikan nilai yang baik. Opsi investasi secara cloud computing memberikan nilai kelayakan secara finansial yang lebih baik dari opsi investasi secara konvensional. Hasil analisis menunjukkan bahwa opsi investasi ini akan menguntungkan perusahaan di masa mendatang. Hasil analisis finansial dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Analisis selain uji kelayakan secara finansial, dalam penerapan cloud computing juga harus melakukan uji kelayakan secara non-finansial. Pada penelitian Anggraini dan Sarosa, (2014), opsi investasi ini dapat dinyatakan layak secara non-finansial juga. Hasil analisis non-finansial dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3.

Tabel 1.1 Tabel manfaat opsi investasi konvensional dan cloud computing

Manfaat Bersih Periode

Konvensional Cloud

(Rp)

Computing (Rp)

(Rp)

Computing (Rp)

(Rp)

Computing (Rp)

(Rp)

Computing (Rp)

Tahun Pertama

Tahun Kedua

Tahun Ketiga

Tahun Keempat

Tabel 1.2 Tabel analisis manfaat dengan menggunakan scoring method (skor 1-5)

Cloud

Nilai opsi

Nilai opsi cloud

computing Benefit (manfaat)

computing

konvensional

 Keyakinan akan keamanan data.

0,2  Perbaikan keakuratan informasi.

2  Perbaikan kemampuan analisis.

2  Perbaikan moral dan performa karyawan.

0,5  Meningkatkan fokus perusahaan.

0,2 Total

Tabel 1.3 Tabel analisis risiko dengan menggunakan scoring method (skor 1-5)

Nilai opsi cloud Kategori

Cloud

Nilai opsi

Bobot

Konvensional

konvensional computing Risk (resiko)

computing

 Kehilangan data perusahaan akibat

0,2 bencana alam.

2 performa seperti yang diharapkan.

 Kemungkinan vendor tidak memberikan

 Kemungkinan vendor pailit.

2  Kemungkinan sistem tidak bekerja

Dengan hasil referensi finansial dan non-finansial serta permasalahan yang dihadapi, cloud computing ditunjuk sebagai solusi yang sesuai untuk diimplementasikan di laboratorium komputer STMIK AMIKOM Yogyakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah dapat dijelaskan bahwa UPT STMIK AMIKOM Yogyakarta belum mengimplementasikan cloud computing di data center-nya. Berdasarkan latar belakang penelitian yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana mengimplementasikan cloud computing di UPT STMIK AMIKOM Yogyakarta.

2. Bagaimana melakukan analisa kinerja terhadap cloud server melalui pengukuran metrik skalabilitas yaitu menggunakan metode overhead dan linearitas untuk membandingkan kebutuhan sumberdaya server sebelum dan sesudah diimplementasikan cloud computing?

3. Bagaimana teknologi cloud computing dapat mengoptimalkan layanan server di data center?

1.3 Batasan Variabel Penelitian Beberapa hal yang menjadi batasan masalah dalam penulisan penelitian ini

adalah:

1. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan instalasi cloud computing pada server UPT STMIK AMIKOM Yogyakarta.

2. Model cloud computing yang digunakan adalah model Infrastructure as a Service.

3. Infrastruktur cloud yang digunakan adalah private cloud.

4. Penelitian ini tidak membahas sistem keamanan pada cloud computing kecuali fitur dari aplikasi cloud computing.

5. Penelitian ini tidak membahas analisis finansial dan non-finansial walaupun menjadi acuan di latar belakang masalah.

6. Pengujian ini dilakukan dengan simulasi menggunakan perangkat server yang terpisah dari server utama. Hal ini dilakukan agar dalam proses perancangan dan instalasi cloud computing tidak mengganggu layanan-layanan yang sudah berjalan.

7. Optimalisasi dalam konteks penelitian ini diukur berdasarkan penggunaan sumberdaya server dari layanan yang sudah berjalan.

8. Pengukuran sumberdaya server dilakukan menggunakan alat MRTG dan dihitung menggunakan metode metrik skalabilitas yaitu menggunakan metode overhead dan linearitas.

1.4 Tujuan Penelitian

1 Cloud computing dapat diimplementasikan di UPT STMIK AMIKOM Yogyakarta.

2 Dapat melakukan analisa kinerja terhadap cloud server melalui pengukuran metrik skalabilitas yaitu menggunakan metode overhead dan linearitas untuk membandingkan kebutuhan sumberdaya server sebelum dan sesudah diimplementasikan cloud computing.

3 Teknologi cloud computing dapat mengoptimalkan layanan server di data center.

4 Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Magister Komputer di STMIK AMIKOM Yogyakarta.

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian tentang “Implementasi Cloud

Computing Menggunakan Model Infrastructure as a Service Untuk Optimalisasi Layanan Data center (Studi kasus: UPT STMIK AMIKOM Yogyakarta)” adalah:

1.5.1 Bagi Penulis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan lebih mengenai teori yang dipelajari serta menerapkan ilmu yang sudah diperoleh dalam realita kehidupan.

1.5.2 Bagi Lembaga Pendidikan

1. Dengan implementasi cloud computing, performa layanan data center di UPT STMIK AMIKOM Yogyakarta akan meningkat dari sisi jumlah layanan dan penggunaan sumberdaya server.

2. Cloud computing merupakan layanan terpusat sehingga memudahkan UPT dalam pembagian ruang laboratorium komputer. Hal ini membuat volume pemakaian tiap-tiap ruang laboratorium komputer menjadi lebih merata.

3. Implementasi cloud computing dapat meningkatkan kinerja server sehingga memiliki manfaat:

a. Pengurangan biaya investasi hardware. Cloud computing mampu memaksimalkan sumberdaya perangkat yang sudah ada. Investasi dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komputer server atau penambahan node controller untuk mendukung stabilitas kinerja cloud computing.

b. Kemudahan Backup and Recovery. Sistem yang diinstal didalam server virtual dapat disimpan didalam satu image. Jika sistem tersebut mengalami crash, administrator jaringan tidak perlu melakukan konfigurasi ulang.

c. Kemudahan perawatan dan pengelolaan. Cloud computing memiliki fungsi fault tolerance sehingga sistem masih tetap bekerja ketika salah satu server sedang dalam perawatan.

d. Upgradeable dan Replacement. Proses penggantian dan upgrade spesifikasi perangkat server menjadi mudah. Jika server existing sudah overload dan spesifikasi tidak mencukupi, administrator dengan mudah melakukan upgrade atau memindahkan image virtual machine ke perangkat server yang baru.

4. Membantu STMIK AMIKOM Yogyakarta khususnya UPT dalam implementasi cloud computing pada data center yang dimiliki.

5. Mendukung pengembangan materi perkuliahan karena mahasiswa dapat memanfaatkan secara langsung layanan cloud computing.

1.6 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Prayogi, (2014) yang berjudul “Implementasi Cloud Computing Menggunakan Model Adopsi Roadmap For

Cloud Computing Adoption (Rocca) Pada Institusi Pendidikan (Studi Kasus

Universitas Semarang)”. Penelitian ini meneliti model adopsi Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) yang digunakan untuk implementasi cloud computing di Universitas Semarang (USM). Model adopsi ini dirasa perlu untuk diteliti karena sebelumnya ROCCA baru diteliti pada sektor industri dan pemerintahan, sedangkan institusi pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda dengan kedua sektor tersebut. Penelitian ini akan menganalisis cloud computing beserta setiap fase pada ROCCA dan dibandingkan dengan kondisi pada institusi pendidikan. Hasil penelitian ini berupa modifikasi model adopsi ROCCA, yang terdiri dari 5 (lima) tahapan, yaitu tahap Analisis, Perancangan, Adopsi, Migrasi, Universitas Semarang)”. Penelitian ini meneliti model adopsi Roadmap for Cloud Computing Adoption (ROCCA) yang digunakan untuk implementasi cloud computing di Universitas Semarang (USM). Model adopsi ini dirasa perlu untuk diteliti karena sebelumnya ROCCA baru diteliti pada sektor industri dan pemerintahan, sedangkan institusi pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda dengan kedua sektor tersebut. Penelitian ini akan menganalisis cloud computing beserta setiap fase pada ROCCA dan dibandingkan dengan kondisi pada institusi pendidikan. Hasil penelitian ini berupa modifikasi model adopsi ROCCA, yang terdiri dari 5 (lima) tahapan, yaitu tahap Analisis, Perancangan, Adopsi, Migrasi,

Penelitian yang dilakukan oleh Adji, dkk, (2013) dengan judul “Overhead

Analysis as One Factor Scalibility of Private Cloud Computing for IAAS

Service”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui overhead pada lingkungan virtualisasi. Diharapkan private cloud dengan teknologi virtual, dan memanfaatkan sumber daya server secara maksimal tidak menurunkan skalabilitasnya. Implementasi private cloud menggunakan OpenStack dengan konfigurasi multiple interfaces multiple servers.

Penelitian yang dilakukan oleh Arfriandi, (2012) dengan judul penelitian “Perancangan, Implementasi, dan Analisis Kinerja Virtualisasi Server Menggunakan Proxmox, VMware ESX, Dan Openstack”. Penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap beberapa virtualisasi server menggunakan metode overhead, dan linearitas untuk mengetahui kinerja virtualisasi server. Metode yang digunakan adalah dengan cara perancangan, dan implementasi Proxmox, vmware esx dan openstack pada server multicore, dan dilakukan analisa kinerja dari virtualisasi server tersebut. Hasil utama dari penelitian ini adalah perancangan, dan implementasi virtualisasi server menggunakan Proxmox, vmware, dan openstack serta deskripsi analisa, hasil kinerja masing-masing model virtualisasi server tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Rasian dan Mursanto, (2009) dengan judul “Perbandingan Kinerja Pendekatan Virtualisasi”. Penelitian ini yang Penelitian yang dilakukan oleh Rasian dan Mursanto, (2009) dengan judul “Perbandingan Kinerja Pendekatan Virtualisasi”. Penelitian ini yang

Pertanyaan diatas muncul karena pendekatan-pendekatan tersebut menentukan bagaimana suatu solusi virtualisasi akan bekerja. Dengan menggunakan virtualisasi, beban kerja komputer kini tidak sebatas pada menjalankan sistem operasi, tetapi juga menjalankan perangkat lunak virtualisasi itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurhaida, (2009) dengan judul “Pengukuran Overhead, Linearitas, Isolasi Kinerja dan Penggunaan Sumber Daya Perangkat Keras Pada Server Virtual”. Penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap penggunaan sumber daya perangkat keras, overhead, linearitas, dan isolasi kinerja untuk mengetahui skalabilitas server virtual. Skenario yang digunakan adalah menggabungkan tiga server dengan peran masing-masing database server, email server, dan active directory server ke dalam satu mesin fisik. Selanjutnya server dihubungkan ke jaringan yang memiliki empat workstation.

Pengukuran penggunaan sumber daya perangkat keras dilakukan dengan monitor sistem terhadap penggunaan memory, prosesor dan trafik jaringan.

Sedangkan dari sisi skalabilitas sistem dilakukan pengukuran terhadap parameter- parameter overhead, linearitas dan isolasi kinerja. Pada akhir penelitian diharapkan hasil yang diperoleh melalui pengukuran dapat memberikan informasi tentang skalabilitas server virtual ditinjau dari sisi efisiensi penggunaan sumber daya perangkat keras dan parameter-parameter overhead, linearitas dan isolasi kinerja.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu pada desain cloud computing jenis private cloud serta infrastruktur layanan cloud computing yang digunakan adalah infrastructure as a service. Yang menjadi perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dengan penulis adalah, Prayogi, (2014) dalam implementasi cloud computing menggunakan metode ROCCA.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Adji, dkk, (2013) memiliki persamaan pada lingkup yang diteliti yaitu analisis overhead sebagai salah satu faktor skalabilitas private cloud computing untuk layanan infrastructure as a service. Metode yang digunakan juga memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu menggunakan metode metrik skalabilitas yaitu menggunakan metode overhead dan linearitas. Yang menjadi perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dengan penulis adalah Adji, dkk, (2013) dalam implementasinya menggunakan sistem operasi openstack dan konfigurasi multiple interfaces of multiple servers.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Afriandi, (2012) memiliki persamaan pada lingkup yang diteliti yaitu melakukan pengukuran terhadap virtualisasi Pada penelitian yang dilakukan oleh Afriandi, (2012) memiliki persamaan pada lingkup yang diteliti yaitu melakukan pengukuran terhadap virtualisasi

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rasian dan Mursanto, (2009) memiliki persamaan pada lingkup yang diteliti yaitu melakukan pengukuran terhadap virtualisasi model infrastructure as a service. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penulis adalah, Rasian dan Mursanto, (2009) melakukan pengukuran kinerja masing-masing virtual server dengan beban kerja tertentu. hasil eksperimen menunjukan bahwa operating system-level virtualization lebih efisien dalam hal penggunaan sumber daya komputer dibanding pendekatan lainnya.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nurhaida, (2009) memiliki persamaan pada lingkup yang diteliti yaitu melakukan pengukuran overhead, linearitas, isolasi kinerja dan efisiensi penggunaan sumber daya perangkat keras yang bertujuan untuk mengetahui skalabilitas server virtual. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penulis adalah, Nurhaida, (2009) melakukan pengukuran kinerja virtual server dengan 3 (tiga) layanan yang berbeda yaitu sebagai file server, email server dan database server.

Untuk mempermudah melihat perbedaan latar belakang masalah dan tujuan yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya maka dibuatkan tabel matrik perbandingan tinjuan pustaka.

1.7 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian di Indonesia yang membahas penerapan cloud

computing di Indonesia sudah dilakukan. Metode overhead, dan linearitas baru diteliti pada multiple interfaces pada multiple servers. Metode ini juga baru digunakan pada penelitian untuk perbandingan virtual server. Tesis ini akan meneliti sebuah layanan di data center yang diukur berdasarkan penggunaan sumberdaya server berdasarkan pemanfaatan mesin server yang dedicated untuk menggantikan yang kurang dedicated.

Tesis ini adalah karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Adapun perbedaan- perbedaan dari penelitian sebelumnya dijelaskan pada bab 4.2 Tinjauan Pustaka dan di Tabel 1.4 Keaslian Penelitian.

Tabel 1.4 Keaslian Penelitian

Nama Peneliti

No Uraian

Muhammad Sani

Teguh Bharata Adji, Faisal

Suprayogi

Suryadi Nggilu,

Arief Arfriandi

Rio Rasian, Petrus

Ida Nurhaida

Danang Setiyawan

Sujoko Sumaryono

Mursanto

Penulis 1 judul Penelitian

Karya Ilmiah

Thesis

Jurnal Internasional

Implementasi Cloud

Overhead Analysis as One

Perancangan,

Perbandingan Kinerja

Pengukuran Overhead,

Implementasi Cloud

Computing

Factor Scalibility of

Implementasi, dan Analisis

Pendekatan Virtualisasi

Linearitas, Isolasi Kinerja

Computing Untuk

Menggunakan Model

Private Cloud Computing

Kinerja Virtualisasi Server

dan Penggunaan Sumber

Optimalisasi Layanan

Adopsi Roadmap For

for IAAS Service

menggunakan Proxmox,

Daya Perangkat Keras dada Data Center (Studi

Cloud Computing

Vmware Esx, dan

server Virtual

Kasus : UPT STMIK

Adoption (Rocca) Pada

Openstack

Amikom Yogyakarta).

Institusi Pendidikan (Studi Kasus Universitas Semarang)

2 Tahun Penelitian

2014 3 Latar Belakang

- compare the execution

- Penggunaan utilitas

- Seberapa besar

- Skalabilitas server virtual. - Bagaimana

mengimplementasikan

time of an application

server yang masih

perbedaan kinerja yang

- Penggunaan daya server

pemanfaatan

CloudComputing pada

running on a non

sedikit dari kapasitas

dihasilkan oleh masing-

yang sangat rendah

teknologi cloud

Universitas Semarang

virtualized operating

sesungguhnya.

masing virtualisasi.

berkisar 10-20%.

computing untuk

(USM).

system with another

- Tanggapan vendor pada

- Investasi besar untuk

meningkatkan layanan

- Apakah model adopsi

execution time of the

teknologi virtualisasi

pembangunan dedicated

server di data center.

Roadmap for Cloud

same application run

belum digunakan oleh

server.

Computing Adoption

with in a single virtual

organisasi.

(ROCCA) sesuai

machine.

- Dibutuhkan virtualisasi

digunakan sebagai

yang high availibility.

acuan pada institusi pendidikan.

Nama Peneliti

No Uraian

Muhammad Sani

Teguh Bharata Adji, Faisal

Suryadi Nggilu,

Rio Rasian, Petrus

Suprayogi

Arief Arfriandi

Mursanto

Ida Nurhaida

Danang Setiyawan

Sujoko Sumaryono

4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan

- This research aims to

- Merancang dan

- Dapat memberikan data

- mengetahui skalabilitas

- Cloud computing

untuk membangun

determine the overhead

mengimplementasikan

dan informasi yang

server virtual melalui

dapat

Cloud Computing

of the virtualization

virtualisasi server

dihasilkan oleh beberapa

pengukuran parameter-

diimplementasikan

dengan mengacu pada

environment. It is

menggunakan proxmox

pendekatan virtualisasi.

parameter overhead,

model adopsi Roadmap

expected the private

VE 1.8, vmware esx dan

linearitas, isolasi kinerja

di UPT STMIK

for Cloud Computing

cloud with virtual

openstack.

dan efisiensi penggunaan

AMIKOM

Adoption (ROCCA)

technology, that utilizes

- Menganalisa virtualisasi

sumber daya perangkat

Yogyakarta.

yang diimplementasikan

the maximum resources

serveryang berguna

keras.

- Dapat melakukan

di Universitas Semarang

does not degrade server

untuk mengetahui

analisa kinerja

(USM).

scalability. The

kinerja dari masing-

terhadap cloud

implementation of

masing tipe virtualisasi

server melalui

private cloud is using

server tersebut melalui

pengukuran metrik

OpenStack with

pengukuran metrik

configuration multiple

skalabilitas yaitu

skalabilitas yaitu

interfaces multiple

menggunakan metode

menggunakan

servers.

overhead dan linearitas.

metode overhead dan linearitas untuk membandingkan kebutuhan sumberdaya server sebelum dan sesudah diimplementasikan cloud computing. - Teknologi cloud computing dapat mengoptimalkan layanan server di data center. - Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Magiste Komputer di STMIK AMIKOM Yogyakarta.

1.8 Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metode case studies research. Menurut Hasibuan, (2007), Studi kasus merupakan penelitian yang memusatkan perhatian pada suatu kasus tertentu dengan menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studinya.

Penelitian ini melakukan pengujian terhadap layanan server dan membandingkan antara dedicated server dengan virtual server. Tahap-tahap yang dilakukan adalah :

1.8.1 Tahap Studi Literatur

1. Mengumpulkan dan mempelajari referensi tentang teknologi virtualisasi, arsitektur komputer, arsitektur jaringan, dan perangkat lunak pendukung yaitu Microsoft Windows 2008 with Hyper-V,dan Proxmox VE 2.1.

2. Studi pustaka dengan mengumpulkan berbagai literatur/referensi yang berhubungan dengan jaringan komputer (networking) terutama yang berhubungan dengan cloud computing. Referensi yang digunakan tidak hanya didapat dari perpustakaan (buku, jurnal ilmiah) tetapi juga dari internet.

1.9 Metode Pengumpulan Data

1. Metode Wawancara, metode ini dilakukan dengan pihak UPT STMIK AMIKOM Yogyakarta sebagai pengelola laboratorium komputer untuk mengetahui secara detail sistem yang berjalan dan permasalahan di data center UPT STMIK AMIKOM Yogyakarta. Metode wawancara ini juga digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berkenaan dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada jaringan yang sudah berjalan, yaitu :

a. Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak.

b. Topologi jaringan.

c. Beban kerja server.

2. Melakukan observasi/pengamatan langsung untuk mengetahui infrastruktur jaringan data center UPT STMIK AMIKOM Yogyakarta untuk digunakan sebagai materi analisis. Data yang diamati adalah :

a. Sumberdaya cpu/processor yang digunakan di server pada sistem yang berjalan.

b. Sumberdaya memory/ram yang digunakan di server pada sistem berjalan.

1.10 Metode Analisis

1.10.1 Tahap Perancangan Sistem

Pada tahap ini melakukan perancangan sistem implementasi yang akan menggabungkan sepuluh physical server menjadi satu server virtual. Menganalisa penempatan mesin-mesin virtual dan pembagian beban kerja dalam satu host server yang menggunakan Proxmox VE 2.1.

1.10.2 Skenario Beban Jaringan

Pada LAN dengan server tradisional dan LAN dengan server virtual masing-masing akan diterapkan skenario untuk melakukan pengujian terhadap beban jaringan. Pada saat yang bersamaan sejumlah proses akan dijalankan secara bersamaan pada kedua jenis jaringan. Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana skalabilitas server virtual dalam melaksanakan fungsinya sesuai kapabilitas.

1.10.3 Implementasi Sistem

Implementasi sistem dilakukan dengan melakukan pembangunan tradisional server menggunakan MS Windows 2008 Server, sedangkan virtual server menggunakan MS Windows 2008 with Hyper-V. Tradisional server dan virtual server selanjutnya dihubungkan dengan jaringan melalui media kabel UTP. Tahap-tahap pengambilan dan analisa data dapat dijelaskan pada Gambar 1.1.

M elakukan inst alasi sist em

Konfigur asi m odel IaaS

M elakukan inst alasi layanan pada sist em

Aplikasi n

Uji Kinerja

Penggunaan

W akt u eksekusi sebuah

sumberdaya server

Skalabilit as ser ver

aplikasi (

Hasil Uji Kinerja

Gambar 1.1 Langkah-langkah implementasi cloud computing

1.11 Metode Analisa Data

Skenario beban jaringan akan diterapkan pada kedua jenis server untuk beberapa waktu tertentu. Komponen-komponen yang diamati merupakan parameter-parameter skalabilitas server virtual meliputi overhead, linearitas, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja jaringan yaitu memory, prosesor, dan trafik jaringan.

Hasil-hasil pengamatan yang diperoleh selanjutnya akan dianalisa. Metode analisis yang digunakan mengacu pada pendekatan yang dilakukan Nggilu, (2012) dan Nurhaida, (2009) untuk menampilkan hasil skalabilitas server virtual dan efisiensi penggunaan sumber daya perangkat keras. Tahap analisa dijelaskan pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Tahap analisa

Hasil dari tahapan-tahapan analisis yang dijelaskan pada Gambar 1.2 digunakan sebagai dasar pertimbangan implementasi cloud computing untuk optimalisasi layanan data center di UPT STMIK AMIKOM Yogyakarta. Alur tahap analisa dijelaskan pada Gambar 1.3.

overhead virt ualisasi

Gambar 1.3 Langkah-langkah analisis data untuk perancangan sistem cloud

1.11.1 Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa diambil kesimpulan mengenai skalabilitas server virtual ditinjau dari overhead, linearitas, isolasi kinerja dan efisiensi penggunaan sumber daya perangkat keras.

1.11.2 Penulisan buku laporan

Dalam penulisan laporan ini mengacu pada pedoman penulisan ilmiah dalam hal ini penulisan Tesis yang bentuk bakunya telah diatur oleh pihak STMIK AMIKOM Yogyakarta.

1.12 Sistematika Penulisan Tesis Agar tersusun dengan baik dan terarah maka secara garis besar, penulisan

tesis ini tersusun atas beberapa bab seperti berikut: BAB I PENDAHULUAN Merupakan bab yang membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat hasil penelitian, tujuan penelitian dan sistematika penulisan tesis.

BAB II LANDASAN TEORI Merupakan bab yang membahas tinjauan pustaka dan landasan teori tentang pengertian cloud computing, sejarah cloud computing, karakteristik cloud computing, model layanan dan jenis-jenis cloud computing.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Merupakan bab yang membahas tentang bahan penelitian, alat penelitian, perancangan sistem dan implementasi sistem cloud computing. Pada bab ini juga membahas instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, dan kesulitan-kesulitan. Pada bab ini juga membahas pengujian cloud computing, analisis data dan pengambilan kesimpulan sementara.

BAB IV PENUTUP Berisi kesimpulan, keterbatasan pengembangan dan saran dan pada bagian akhir, terdiri dari: daftar pustaka dan lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Overhead dan Linearitas

Overhead pada virtualisasi server adalah seberapa sering dan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh hypervisor untuk menyelesaikan suatu proses dan menjalankan kembali virtual machine Nggilu, (2012). Pada virtualisasi server, pengujian overhead dijalankan dengan memperbanyak virtual machine tanpa aplikasi. Linearitas pada virtual server dapat diartikan sama dengan overhead, akan tetapi dalam pengujian linearitas, virtual machine yang ditambahkan diberikan aplikasi yang sama. Nggilu, (2012)

Referensi lain menjelaskan bahwa overhead adalah penggunaan sumber daya komputer untuk melakukan fitur khusus. Kata overhead biasanya digunakan untuk menjelaskan fungsi yang opsional atau tambahan untuk aplikasi yang sudah ada. Evaluasi overhead virtualisasi dilakukan dengan membandingkan waktu

eksekusi sebuah aplikasi yang dijalankan pada sistem operasi non virtual (T a ) dengan aplikasi yang sama dijalankan pada sebuah mesin virtual (T av ). Overhead virtualisasi dihitung dengan rumus

O v =T av –T a

Linearitas adalah peniliaian kuantitatif mengenai seberapa kuat suatu set data terhubung antara satu dengan yang lainnya. Evaluasi linearitas dilakukan dengan mengukur seberapa erat hubungan antara peningkatan jumlah mesin virtual yang aktif dan mengeksekusi pesan yang sama dengan waktu eksekusi perintah yang diberikan. Apabila kemampuan linearitas diketahui, jumlah

Linearitas yang buruk ditunjukkan dengan peningkatan waktu eksekusi yang semakin lama semakin tinggi. Jika aplikasi memerlukan waktu t ketika dijalankan pada sebuah mesin virtual, saat aplikasi dijalankan bersama-sama pada n mesin virtual, waktu eksekusi aplikasi maksimal adalah:

t max =O v +txn

2.2 Pengertian Cloud Computing

Cloud computing adalah sebuah model client-server, dimana resources seperti server, storage, network, dan software dapat dipandang sebagai layanan yang dapat diakses oleh pengguna secara remote dan setiap saat. Sofana, (2012). Menurut National Institute of Standards and Technology (NIST), cloud computing Mell dan Grance, (2011) didefinisikan sebagai berikut:

Cloud computing is a model for enabling convenient, on-demand network access to share pool of configurable computing resources (e.g., networks, servers, storage, applications, and services) that can be rapidly provisioned and released with minimal management effort or service provider interaction. This cloud model promotes availability and is composed of five essential characteristics, three delivery models, and four deployment models.

Cloud computing merupakan hasil evolusi dari teknologi yang sudah ada sebelumnya, yaitu grid computing Sofana, (2012). Grid computing dapat dipandang sebagai penggabungan berbagai jenis komputer yang dihubungkan dengan network, sehingga dihasilkanlah tenaga komputasi yang sangat besar Sofana, (2012).

Cloud computing adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web

2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui perangkat lunak penjelajah web dengan data tersimpan di server. Cloud computing merupakan tren baru dibidang komputasi terdistribusi dimana berbagai pihak dapat mengembangkan aplikasi dan layanan berbasis SOA (Service Oriented Architecture) di jaringan internet. Berbagai kalangan dapat menarik manfaat dari layanan komputasi awan ini baik sebagai solusi teknologi maupun mendapatkan manfaat ekonomis darinya. Bagan cloud computing menurut NIST dapat dijelaskan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Bagan cloud computing menurut NIST

2.3 Sejarah Cloud Computing

Pada tahun 1960, John McCarthy, menyampaikan sebuah visi bahwa “Suatu hari nanti komputasi akan menjadi infrastruktur publik, seperti listrik dan telepon” Padhy, Patra, (2012). Pada tahun 1995 seorang pendiri Oracle bernama Larry Ellison menggunakan ide “Network Computing” sebagai kampanye untuk menggugat dominasi Microsoft yang di saat itu menjadi penguasa desktop computing dengan Windows 95 buatannya. Larry Ellison menyampaikan ide bahwa dalam berkomputasi, user tidak membutuhkan sistem operasi, program aplikasi yang harus diinstal ke dalam PC mereka. Padhy dan Patra, (2012).

Pada awal abad ke 21, Kehadiran berbagai teknik baru dalam pengembangan perangkat lunak terutama di area pemrograman berbasis web disertai peningkatan kapasitas jaringan internet, telah menjadikan situs-situs internet bukan lagi berisi sekedar informasi statik. Tapi sudah mulai mengarah ke aplikasi bisnis yang lebih kompleks Falahuddin , (2010).

Tahun 2005, mulai muncul inisiatif yang didorong oleh nama-nama besar seperti Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), Google dengan Google App Engine-nya, tak ketinggalan raksasa biru IBM meluncurkan Blue Cloud Initiative. Ide dari cloud computing sendiri bermula dari kebutuhan untuk membagikan data untuk semua orang di seluruh dunia. Mohamed J.C.R Licklider pencetus ide ini, menginginkan semua orang untuk mengakses apa saja dimana saja. Dengan munculnya grid computing, cloud computing melalui internet menjadi realitas. Mengacu kepada pendapat Anthony, Toby, dan Robert (2010), cloud computing adalah sebuah konstruksi yang Tahun 2005, mulai muncul inisiatif yang didorong oleh nama-nama besar seperti Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), Google dengan Google App Engine-nya, tak ketinggalan raksasa biru IBM meluncurkan Blue Cloud Initiative. Ide dari cloud computing sendiri bermula dari kebutuhan untuk membagikan data untuk semua orang di seluruh dunia. Mohamed J.C.R Licklider pencetus ide ini, menginginkan semua orang untuk mengakses apa saja dimana saja. Dengan munculnya grid computing, cloud computing melalui internet menjadi realitas. Mengacu kepada pendapat Anthony, Toby, dan Robert (2010), cloud computing adalah sebuah konstruksi yang

Terdapat beberapa faktor yang akan menentukan kapan sebaiknya menggunakan cloud computing, antara lain:

1. Biaya atau rasio keuntungan.

2. Kecepatan dari pengiriman.

3. Seberapa besar kapasitas yang akan digunakan.

4. Keteraturan data.

5. Struktur organisasi dan TI dari perusahaan.

a. Komponen pada Cloud Computing

Komponen pada cloud computing antara lain:

1. Client Client dalam arsitektur cloud computing dapat berupa komputer, laptop, komputer tablet , dan telepon genggam. Client secara umum dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

a. Mobile Contoh mobile adalah telepon genggam dan smartphones, seperti Blackberry® dan iPhone®.

b. Thin Thin adalah komputer yang tidak mempunyai internal hard drive sehingga semua pekerjaan dilakukan di server dan hanya menampilkan informasi yang telah diproses.

c. Thick Client thick adalah komputer pada umumnya, menggunakan web browser seperti Firefox® dan Internet Explorer® agar dapat terhubung dengan cloud.

2. Data center Data center adalah kumpulan server yang digunakan sebagai tempat untuk meletakkan aplikasi yang disewakan.

3. Distributed servers Distributed servers adalah kumpulan server yang saling terhubung dan dapat menyelesaikan instruksi secara bersama-sama.

b. Karakteristik Cloud Computing

NIST mendefinisikan cloud computing sebagai model yang memberikan kenyamanan. akses jaringan on-demand untuk memanfaatkan bersama suatu sumberdaya komputasi yang terkonfigurasi (jaringan, server, penyimpanan, aplikasi, layanan), dan dapat secara cepat diberikan dengan upaya manajemen yang minimal atau interaksi penyedia layanan. Komputasi awan digambarkan sesuai Gambar 2.2.

Lima karakteristik cloud computing yaitu:

1. On Demand Self Services

Client dapat dengan mudah untuk mendapatkan layanan dari cloud tanpa harus berinteraksi dengan service provider. Layanan cloud computing dapat disesuaikan dengan kebutuhan Client seperti sumberdaya komputasi yang dibutuhkan, seberapa besar kapasitas Client dapat dengan mudah untuk mendapatkan layanan dari cloud tanpa harus berinteraksi dengan service provider. Layanan cloud computing dapat disesuaikan dengan kebutuhan Client seperti sumberdaya komputasi yang dibutuhkan, seberapa besar kapasitas

2. Broad Network Access

Kapabilitas layanan dari cloud provider tersedia lewat jaringan dan bisa diakses oleh berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, workstation, dan sebagainya.

3. Resource Pooling

Sumber daya komputasi (storage, CPU, memory, network bandwidth, dan sebagainya) yang dikumpulkan oleh penyedia layanan (service provider) untuk memenuhi kebutuhan pengguna dengan model multi- tenant. Sumber daya komputasi ini bisa berupa sumberdaya fisik ataupun virtual dan juga bisa dipakai secara dinamis oleh para pengguna untuk mencukupi kebutuhannya.

4. Rapid Elasticity

Sebuah layanan cloud computing memiliki scalability. Scalability artinya kapabilitas layanan yang diberikan oleh provider bisa digunakan oleh pengguna secara dinamis berdasarkan kebutuhan. Pengguna dapat dengan mudah meminta kapasitas layanan untuk dinaikkan atau diturunkan. Hal ini dapat menaikkan efisiensi dan efektivitas dari resource yang berada di cloud.

5. Measured Service

Layanan cloud computing harus dapat diukur dan diaudit. Cloud computing memiliki fasilitas atau fitur untuk optimalisasi dan Layanan cloud computing harus dapat diukur dan diaudit. Cloud computing memiliki fasilitas atau fitur untuk optimalisasi dan

Gambar 2.2 Komputasi Awan

Sumber (chip.co.id/news/read/2012/08/13/2841424/Memahami.Cloud.Computing)

c. Model Layanan Cloud Computing

NIST juga membagi layanan cloud computing yang dijelaskan pada Gambar 2.3. Layanan cloud computing dibagi menjadi tiga jenis layanan yaitu:

1. Software as a Service (SaaS)

Kemampuan yang diberikan kepada pengguna adalah menyediakan aplikasi-aplikasi yang mampu berjalan didalam infrastruktur cloud computing. Aplikasi-aplikasi tersebut diakses melalui thin client interface yang tersedia di beberapa perangkat keras yang digunakan oleh pengguna seperti web browser atau aplikasi yang disediakan secara khusus oleh cloud.

2. Platform as a Service (PaaS)

Layanan yang diberikan memungkinkan pengguna bisa menyewa “rumah” berikut lingkungannya (sistem operasi, jaringan, database engine, framework dan sebagainya). Dengan layanan yang diberikan oleh cloud, pengguna mendapatkan fasilitas yang mencakup Layanan yang diberikan memungkinkan pengguna bisa menyewa “rumah” berikut lingkungannya (sistem operasi, jaringan, database engine, framework dan sebagainya). Dengan layanan yang diberikan oleh cloud, pengguna mendapatkan fasilitas yang mencakup

1. Narrow : Terdiri atas dataset yang spesifik, database yang khusus, dan menangani fungsi yang sangat spesifik. Contohnya adalah Google Maps API.

2. Dedicated : Fokus pada domain/area yang spesifik tetapi memungkinkan beberapa hal untuk melakukan pemrograman. Contohnya adalah force.com yang disediakan oleh Salesforce.com.

3. General : Menyediakan database yang dapat digunakan untuk keperluan umum dan untuk kebutuhan pemrograman yang khusus. Contohnya adalah Microsoft Azzure dan Google AppEngine.

3. Infrastructure as a Service (IaaS)

Layanan yang diberikan memungkinkan pengguna mengelola infrastruktur TI penyedia layanan (unit komputasi, media penyimpanan, memori, jaringan dan sebagainya). Model bisnis IaaS mirip dengan penyedia data center yang menyediakan ruang untuk co- location. Perbedaan yang mendasar antara data center dengan IaaS Layanan yang diberikan memungkinkan pengguna mengelola infrastruktur TI penyedia layanan (unit komputasi, media penyimpanan, memori, jaringan dan sebagainya). Model bisnis IaaS mirip dengan penyedia data center yang menyediakan ruang untuk co- location. Perbedaan yang mendasar antara data center dengan IaaS

4. Virtual Machines Virtual Machines (VM) dapat dinyalakan, dimatikan dan reboot secara independen satu sama lain. Pengguna dapat menginstalasi sistem operasi yang berbeda kedalam VM terpisah sebagai server virtual. Sebagai contoh, pengguna dapat menjalankan Windows 2003 Virtual server, Windows 2008 Virtual Server, Red Hat Enterprise Linux Virtual Server, dan Open Solaris Virtual server.

5. Content Distribution Network Content Delivery Network atau Content Distribution Network (CDN) adalah jaringan server yang terletak di berbagai belahan dunia yang berfungsi sebagai client pengirim berkas-berkas kepada client pengguna. Masing-masing server tersebut memiliki berkas yang sama persis dengan server lainnya sehingga bisa dikatakan setiap server adalah cerminan dari server lainnya.

6. Storage Terdapat dua cara untuk menggunakan dan mengakses cloud storage, yaitu melalui website atau web services.

7. Cloud Management Provider

Cloud Management Process memiliki potensi bagi penyedia layanan untuk membuat sistem yang besar dengan menggunakan dukungan penuh komponen cloud computing.

Gambar 2.3 Komputasi Awan

Sumber (http://tech.ddvip.com/2012-03/1331089300173145.html)

d. Jenis-Jenis Cloud Computing

Cloud computing juga memiliki empat jenis deployment model. Menurut NIST, deployment model dari cloud computing adalah:

1. Public cloud Adalah layanan cloud computing yang disediakan untuk pengguna secara umum. Untuk memanfaatkan layanan dari public cloud, pengguna dapat melakukan registrasi atau bisa langsung menggunakan layanan yang ada.

2. Private cloud Merupakan layanan cloud computing yang disediakan untuk kepentingan perusahaan atau organisasi. Layanan private cloud bisa dikelola oleh internal perusahaan/organisasi atau melibatkan pihak 2. Private cloud Merupakan layanan cloud computing yang disediakan untuk kepentingan perusahaan atau organisasi. Layanan private cloud bisa dikelola oleh internal perusahaan/organisasi atau melibatkan pihak

SaaS : Web Application internal, Sharepoint, Mail Server internal, Database Server untuk keperluan internal. PaaS : Sistem Operasi + Web Server + Framework + Database yang disediakan untuk internal. IaaS : Virtual Machine yang bisa di-request sesuai dengan kebutuhan internal.

3. Hybrid cloud Untuk jenis ini, infrastruktur cloud yang tersedia merupakan gabungan dari layanan public cloud dan private cloud yang diimplementasikan oleh perusahaan/organisasi. Dalam Hybrid Cloud ini, kita bisa memilih proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public Cloud dan proses bisnis mana yang harus tetap berjalan di-Private Cloud. Meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri, tetapi dengan teknologi/mekanisme seperti load balancing memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar cloud dapat di integrasikan sehingga alokasi sumberdaya dapat dipertahankan pada level optimal.

4. Community cloud Community cloud merupakan layanan berbagi antar organisasi yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama. Community cloud memiliki konsep yang sama dengan private cloud dimana hanya user 4. Community cloud Community cloud merupakan layanan berbagi antar organisasi yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama. Community cloud memiliki konsep yang sama dengan private cloud dimana hanya user

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

STMIK AMIKOM Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang bergerak dalam bidang pendidikan informatika. Dimana sebagian besar materi perkuliahan sangat berhubungan dengan dunia komputer. Oleh karena itu maka sarana dan prasaran sudah didukung oleh komputer.

Di STMIK AMIKOM Yogyakarta berbagai aktifitas baik aktivitas belajar mengajar maupun aktivitas kantor didukung oleh komputer. Diantaranya laboratorium komputer dan sarana perkantoran. Sehingga hal ini sangat memperlancar dalam aktivitas. Di STMIK AMIKOM Yogyakarta sendiri mempunyai 14 laboratorium yang semuanya terkoneksi dengan jaringan dan masing-masing laboratorium berisi rata-rata 80 unit ditambah dengan jumlah server 10 server.

Selain menggunakan komputer, aktifitas, khususnya perkantoran sudah didukung oleh jaringan komputer. Sehingga dalam proses untuk memperoleh informasi jadi lebih mudah. Semua jaringan di STMIK AMIKOM Yogyakarta ditangani oleh Bagian Inovation Center dan bagian UPT Laboratorium khusus menangani seluruh jaringan yang berada di laboratorium.

Laboratorium komputer STMIK AMIKOM Yogyakarta mempunyai empat kelompok laboratorium atau sering dikatakan rumpun. Masing-masing rumpun yaitu:

b. Rumpun Aplikasi dan internet, yaitu laboratorium yang khusus digunakan untuk praktikum mata kuliah yang berhubungan dengan aplikasi perkantoran dan internet. Anggota rumpun ini adalah lab 1, lab 2 dan lab 6. Yang menjadi penanggung jawab (PJ) rumpun ini adalah Bp. Lukman, S.Kom.

c. Rumpun Jaringan Komputer dan Sistem Operasi, laboratorium yang khusus digunakan untuk praktikum mata kuliah yang berhubungan dengan jaringan komputer dan sistem operasi. Anggota rumpun ini adalah lab 7, lab 9 dan lab 13. Yang menjadi penanggung jawab (PJ) rumpun ini adalah Bp. Fatkhurroman Ahmad, A.Md.

d. Rumpun Hardware dan Software, laboratorium yang khusus digunakan untuk praktikum mata kuliah yang berhubungan dengan hardware/software, mikrokontroler, komounikasi data dan teknik digital. Anggota rumpun ini adalah lab 3 dan lab 10. Yang menjadi penanggung jawab (PJ) rumpun ini adalah Bp. Andika Agus Slameto, S.Kom.

e. Rumpun Multimedia, laboratorium yang khusus digunakan untuk praktikum mata kuliah yang berhubungan dengan komputer grafis dan e. Rumpun Multimedia, laboratorium yang khusus digunakan untuk praktikum mata kuliah yang berhubungan dengan komputer grafis dan

Gambar 3.1 menjelaskan struktur organisasi yang ada dibagian laboratorium komputer STMIK AMIKOM Yogyakarta:

Kepala Laborat orium

Koord. Softw are

Koord. Hardw are

PJ Rumpun Hardw are PJ Rum pun Pemrogram an

PJ Rum pun

PJ Rum pun Jarkom

PJ Rum pun Aplikasi

dan Sist em Operasi

Soft w are M ult im edia

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bagian Laboratorium

3.2 Pengumpulan Data