Pengembangan Wisata Berkelanjutan di Pantai Gelung Situbondo

PENGEMBANGAN WISATA BERKELANJUTAN
DI PANTAI GELUNG SITUBONDO

RIZA FIRMANSYAH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengembangan Wisata
Berkelanjutan di Pantai Gelung Situbondo adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014

Riza Firmansyah
NIM P052120131

RINGKASAN
RIZA FIRMANSYAH. Pengembangan Wisata Berkelanjutan di Pantai
Gelung Situbondo. Dibimbing oleh E.K.S. HARINI MUNTASIB sebagai ketua dan
FREDINAN YULIANDA sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
Pantai Gelung merupakan kawasan wisata yang belum ada pengelolaan
secara intensif di Situbondo. Terjadinya abrasi, menyebabkan banyak pohon yang
tumbang karena tergerus ombak air laut. Permasalahan lainnya adalah adanya
kegiatan wisata yang mengarah kepada kegiatan yang negatif. Kondisi Pantai
Gelung saat ini kurang terawat, sehingga terlihat banyak tumpukan sampah yang
dapat mengganggu dan merusak ekosistem di kawasan tersebut. Oleh karena itu,
dibutuhkan konsep pengelolaan wisata kawasan tersebut yang dapat memperbaiki
kualitas sumberdaya alam sehingga sesuai dengan fungsi dan manfaatnya. Konsep
pengembangan kawasan yang memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan
untuk kegiatan wisata dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan, sosial dan
budaya untuk kepentingan saat ini dan masa mendatang, yaitu konsep wisata
berkelanjutan.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, wawancara dan

pengamatan lapang. Data yang dikumpulkan meliputi data potensi wisata,
pengunjung dan pengelolaan Pantai Gelung. Data potensi wisata terdiri atas potensi
fisik, biologi dan sosial budaya. Kemudian dilakukan analisis kesesuaian wisata.
Pengambilan data pengunjung dilakukan dengan wawancara yang dibantu dengan
pedoman wawancara. Pengunjung dalam penelitian ini terdiri atas pengunjung
aktual dan pengunjung potensial. Pengumpulan data pengelolaan yang terkait
dengan pengembangan wisata Pantai Gelung dilakukan dengan wawancara, dengan
menggunakan metode indepth interview kepada pengelola yaitu instansi-instansi
yang terkait.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Pantai Gelung mempunyai
kekuatan berupa ekosistem pantai, sosial budaya masyarakat, budidaya dan
kemudahan akses. Kelemahan kawasan Pantai Gelung adalah pengambilan terumbu
karang secara liar oleh masyarakat, kebersihan lingkungan pantai yang menurun
yang disebabkan oleh aktivitas pengunjung dan warung-warung disekitar pantai
yang membuang sampah disembarang tempat, persepsi masyarakat bahwa
pengembangan wisata adalah dengan mendatangkan wisatawan sebanyakbanyaknya, Partisipasi masyarakat dalam kegiatan wisata yang hanya
mementingkan peningkatan penghasilan dan Kesenian lokal yang mulai
ditinggalkan oleh masyarakat. Kawasan Pantai Gelung juga mempunyai peluang
yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan wisata, yaitu memberikan
kesempatan kerja dan berusaha, Rencana Detail Tata Ruang pariwisata Situbondo

yang menetapkan kawasan Pantai Gelung sebagai salah satu prioritas 1
pengembangan wisata, Obyek wisata lainnya seperti pasir putih yang telah
masstourism dan Persepsi pengunjung potensial tentang pengembangan wisata
yang lebih mementingkan kelestarian lingkungan. Sedangkan ancaman yang dapat
menghambat pengembangan wisata di Pantai Gelung adalah permintaan terumbu
karang sebagai hiasan dan souvenir yang tinggi, kurangnya dukungan pemerintah
terhadap pengembangan wisata, kebijakan pemerintah yang kurang mementingkan

kelestarian sumberdaya alam dan mulai tergantikannya budaya dan kesenian lokal
oleh kesenian modern.
Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di kawasan Pantai
Gelung, Pantai Gelung merupakan kawasan wisata pantai yang memiliki potensi
fisik, biologi dan sosial budaya sebagai daya tarik wisata. Namun saat ini kondisi
lingkungan di kawasan tersebut rusak. Oleh karena itu, pengembangan wisata
diarahkan pada kegiatan wisata yang bertujuan untuk memperbaiki kerusakan
lingkungan seperti kondisi semula atau sesuai dengan fungsi dan manfaatnya.
Pengembangan wisata di Pantai Gelung juga mengajak semua pihak yang terkait
untuk turut serta berperan aktif dalam melestarikan sumberdaya alam di kawasan
tersebut, sehingga kegiatan wisata dapat terus dilakukan dengan tetap
menggunakan sumberdaya alam tanpa merusak dan manfaatnya dapat dirasakan

oleh generasi saat ini dan di masa mendatang. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam Pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai Gelung adalah :
(1) Perbaikan dan penataan lingkungan. Pengembangan wisata berkelanjutan
diharapkan mampu mencegah kegiatan yang menyebabkan kerusakan lingkungan
di Pantai Gelung. Pemerintah Daerah sebagai pengelola kawasan bertanggung
jawab untuk memperbaiki kualitas lingkungan di Pantai Gelung. (2) Pemanfaatan
sumberdaya alam secara berkelanjutan. Sumberdaya alam merupakan daya tarik
utama dalam kegiatan wisata. Pelibatan masyarakat sekitar Pantai Gelung dalam
proses pengelolaan kawasan wisata, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi, dapat meningkatkan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap
pelestarian sumberdaya alam. (3) Sosial budaya masyarakat. Pariwisata dapat
memberikan dampak terhadap sosial dan budaya masyarakat di kawasan wisata
tersebut, baik dampak positif maupun dampak negatif. Pengembangan wisata
berkelanjutan, mendorong terjadinya dampak positif terhadap nilai-nilai sosial dan
budaya setempat, dan mengelola setiap dampak negatifnya. (4) Integrasi wisata
berkelanjutan ke dalam perencanaan. Integrasi wisata ke dalam perencanaan
pembangunan berkelanjutan baik dalam skala lokal, nasional maupun regional
sangat diperlukan. Hal ini dilakukan supaya kebijakan yang dikeluarkan tidak
saling bertentangan. (5) Dukungan terhadap perekonomian lokal. Pemanfaatan
sumberdaya alam secara berkelanjutan di kawasan wisata Pantai Gelung harus

dapat memberikan manfaat yang adil pada semua stakeholder yang terkait,
termasuk lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat lokal, sehingga
kesejahteraan masyarakat sekitar Pantai Gelung meningkat.
Program-program dalam kegiatan wisata di Pantai Gelung juga diarahkan
pada usaha perbaikan kualitas lingkungan. Program-program tersebut berkaitan
dengan pelibatan masyarakat, pengelolaan pengunjung, dukungan dan kebijakan
Pemerintah Daerah sebagai pengelola kawasan. Program wisata yang dapat
dilakukan di kawasan Pantai Gelung adalah Wisata menanam terumbu karang (Be
Fun Be Smart Be Blue), Wisata Petik laut, Pagelaran Wayang Topeng, Festival
pesisir dan bersih pantai, Wisata pasir hitam, Wisata budidaya dan Souvenir ramah
lingkungan.
Kata kunci: Pantai Gelung, wisata berkelanjutan, analisis kesesuaian

SUMMARY
RIZA FIRMANSYAH. Sustainable Tourism Development at Gelung beach
Situbondo. Supervised by EKS HARINI MUNTASIB and FREDINAN
YULIANDA.
Gelung Beach is a tourism area which has not yet intensively managed in
Situbondo. Abrasion, causing many trees uprooted because eroded by sea waves.
Another problem is there are tourism activities that may lead to negative activities.

Currently, Gelung Beach condition is less preserved, so there are seen so much
garbage that can disrupt and damage the ecosystem in the area. Therefore, the
concept of the tourism area management that could improve the quality of natural
resources based on its function and benefit is required. The concept of development
area that utilize natural resources and the environment for tourism activities and at
the same time preserving environmental, social and cultural sustainability for the
benefit of present and future, ie. the concept of sustainable tourism.
Data collection method was carried through literature review, interviews and
field observations. The data collected included tourism potential, visitors and
management of Gelung Beach. The tourism potential data consisted of physical,
biological and socio-cultural potential. Furthermore, tourism suitability analysis
aimed at analyzing the suitability and ability of the region to support all kinds of
tourism activities was conducted. Visitors in this study were consisted of actual and
potential visitors. Visitor data collection related to the tourism development of
Gelung Beach was carried out by conducting interview using indepth interview
method to the relevant institutions.
The results showed that the Gelung beach area have several Strength, namely
coastal ecosystems, social culture, cultivation and ease of access. The Weakness of
Gelung beach area consisted of illegally coral reefs retrieval by community, the
decreased of environmental cleanliness caused by the visitors activities and stalls

around the beach which throw the garbage everywhere, community perception to
tourism development ie. to bring as many tourists, community participation in
tourism activities which are only concerned to their income and local art that began
to be abandoned by society. Gelung beach area also have Opportunities that could
be exploited for the development of tourism, which provide employment and
business opportunities, RDTR Situbondo arrange that Gelung beach area is one of
the first priorities of tourism development, other tourism places such as Pasir Putih
that become mass tourism and perception of potential visitors about the tourism
development which is more concerned with the environment. The Threat that could
hinder the development of tourism in Gelung beach area is the highly demand of
coral reefs as ornaments and souvenirs, the lack of government support for the
development of tourism, the less concerned government policy to the preservation
of natural resources and the replacement of local culture and art by modern art.
Based on the identification of Strengths, Weaknesses, Opportunities and
Threats, the Gelung beach area is the beach tourism area with physical, biological
and socio-cultural development as a tourism attraction. However, current
environmental conditions of this beach is in the damaged area. Therefore, tourism
development is directed at tourism activities which aimed at repairing the
environmental damage to the first condition or in accordance with the functions and


benefits. Tourism development in Gelung Beach also invites all interested parties
to participate in an active role in conserving natural resources in the region, so that
tourism activities can continue and at the same time can still use natural resources
without damaging and the benefits can be felt by todays and future generations.
Several factors need to be considered in the development of sustainable
tourism in Gelung Beach are: (1) Reparation and arrangement of environment.
Sustainable tourism development is expected to prevent activities that cause
environmental damage in Gelung Beach. Local Government as an area manager is
responsible for improving the quality of the environment in Gelung Beach. (2)
Utilization of natural resources in a sustainable manner. Natural resources are a
major attraction in tourism activities. The involvement of local communities in the
management process of surrounding area of Gelung Beach, from planning,
implementation and evaluation, can raise awareness and a sense of responsibility
towards the preservation of natural resources. (3) Socio-cultural society.
Tourism can provide impact on the social and cultural community in the
tourism areas, either positive or negative impact. Sustainable tourism development,
encourage positive impact on social values and local culture, and manage any
negative impacts. (4) The integration of sustainable tourism into planning.
Integration planning for sustainable development both at a local, national and
regional indispensable. This is done in order to issue the uncontradictory policies.

(5) Support the local economy. Sustainable use of natural resources in the tourism
area of Gelung Beach should be able to provide equitable benefits to all relevant
stakeholders, including employment and business opportunities for local
communities, so that the welfare of the people around Gelung Beach increased.
Programs in tourism activities at Gelung Beach also directed at environmental
quality improvement efforts. Such programs related to community involvement,
visitor management, policy support and local government as area manager. Tourism
program that can be done in the area of Gelung Beach are planting coral reefs
tourism (Be Fun Be Smart Be Blue), Petik laut tourism, Puppet Mask Exhibition,
Festival coast and clean beaches, black sand tourism, cultivation tourism and
environmentally friendly souvenir.

Keywords: Gelung Beach, sustainable tourism, suitability analysis

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGEMBANGAN WISATA BERKELANJUTAN DI PANTAI
GELUNG SITUBONDO

RIZA FIRMANSYAH

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


Penguji luar komisi pada ujian Tesis : Dr Ir Achmad Fakhrudin, MSc

PRAKATA
Bismillahirrahmaanirrahim.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih, atas segala
karunia dan pertolongan-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Bulan November 2013 ini adalah wisata
berkelanjutan, dengan judul “Pengembangan Wisata Berkelanjutan di Pantai Gelung
Situbondo”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Prof Dr EKS Harini Muntasib selaku Ketua
Komisi Pembimbing, Bapak Dr Ir Fredinan Yulianda selaku Anggota Komisi Pembimbing
dan Bapak Dr Ir Achmad Fakhrudin selaku penguji luar komisi serta Ibu Dr Ir Lailan
Syaufina selaku pimpinan sidang pada ujian tesis atas segala saran, bimbingan, arahan,
motivasi dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
Terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan SEAMEO SEARCA (Southeast Asian
Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture), yang telah memberikan
beasiswa penuh untuk pelaksanaan perkuliahan dan penyelesaian tesis.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala Dinas Pariwisata
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Situbondo, Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah kabupaten Situbondo, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
kabupaten Situbondo dan Kepala Dinas Pertanian kabupaten Situbondo, Camat kecamatan
Panarukan kabupaten Situbondo dan Kepala Desa Gelung kabupaten Situbondo serta
masyarakat Desa Gelung Kecamatan Panarukan atas bantuan dan kerjasamanya dalam
memberikan informasi yang diperlukan. Selain itu, ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Sahid Hudjimartsu atas bantuannya dan rekan-rekan seperjuangan
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Angkatan 2012 atas
kebersamaannya, diskusi, masukan dan bantuan selama mengikuti pendidikan di PSL IPB.
Kepada keluarga tersayang, Ibunda Nanik Sumarini dan Ayahanda Gatot Afandy serta adik
Dian Pramita yang selalu memberi semangat dan do’a, penulis ucapkan terima kasih.
Penghargaan secara khusus buat Istri penulis Tika Tresnawati yang dengan sabar dan penuh
pengertian mendampingi selama menyelesaikan studi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Desember 2014
Riza Firmansyah

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

x

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerangka Pemikiran
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian

1
1
2
5
6

2 METODE
Waktu dan Tempat
Pengumpulan Data
Masyarakat
Pengunjung
Pengelola
Analisis Kesesuaian Wisata
Strategi Pengembangan Wisata Berkelanjutan
Identifikasi faktor internal dan eksternal
Strategi Pengembangan Wisata Berdasarkan SWOT
Pengembangan Wisata berkelanjutan Pantai Gelung

7
7
7
10
11
11
12
12
12
13
14

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Fisik, Biologi dan Sosial Budaya
Potensi Fisik
Potensi Biologi
Potensi Sosial Budaya
Air Bersih
Infrastruktur
Kesesuaian Wisata Pantai
Keinginan Pengunjung
Karakteristik pengunjung
Motivasi pengunjung
Persepsi pengunjung
Saran dan Harapan pengunjung
Perencanaan Pengelola
Pengelola
Peran Pemerintah Daerah
Strategi Pengembangan Wisata Berkelanjutan Pantai Gelung
Identifikasi Faktor Internal dan eksternal
Analisis pendekatan SWOT
Pengembangan Wisata Berkelanjutan di Pantai Gelung.

15
15
15
16
19
26
28
29
31
31
32
33
35
35
35
35
38
38
41
44

DAFTAR ISI (lanjutan)

4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

49
49
50

DAFTAR PUSTAKA

51

LAMPIRAN

52

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Kondisi umum Pantai Gelung
Potensi wisata Pantai Gelung
Pengunjung aktual dan potensial di Pantai Gelung
Pengelolaan kawasan Pantai Gelung
Matriks analisis SWOT
Karakteristik masyarakat sekitar Pantai Gelung
Persepsi masyarakat terhadap pengembangan wisata di
kawasan Pantai Gelung
Partisipasi masyarakat terhadap pengembangan wisata di
kawasan Pantai Gelung
Karakteristik pengunjung terhadap pengembangan wisata di
kawasan Pantai Gelung
Keinginan pengunjung terhadap kelestarian sumberdaya
alam dan lingkungan di Pantai Gelung
Persepsi pengunjung terhadap pengembangan wisata di
Pantai Gelung
Matriks perkiraan faktor internal pada kawasan wisata
Pantai Gelung Kabupaten Situbondo
Matriks perkiraan faktor eksternal pada kawasan wisata
Pantai Gelung Kabupaten Situbondo
Strategi pengembangan wisata di Pantai Gelung Kabupaten
Situbondo

8
8
9
9
13
23
24
25
31
33
34
39
40
42

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

8

Kerangka pemikiran pengembangan wisata berkelanjutan
di Pantai Gelung
Lokasi penelitian pengempobangan wisata berkelanjutan
di Pantai Gelung
Hamparan pasir hitam yang digunakan sebagai media
penyembuhan rematik oleh pengunjung
Tumpukan batu di Pantai Gelung
Peta sebaran pantai berpasir/berbatu
Pemandangan lepas di Pantai Gelung
Beberapa jenis Kerapu yang terdapat di kawasan Pantai
Gelung. (a) Epinephelus fuscoguttatus (Kerapu macan),
(b) Epinephelus merra (Kerapu tikus), (c) Plecropomus
maculatus (Kerapu sunu)
Luas budidaya kerapu di Kabupaten Situbondo

4
7
15
15
16
16

17
17

DAFTAR GAMBAR (lanjutan)
9 Luasan budidaya rumput laut di Kabupaten Situbondo
10 Potensi tumbuhan dan satwa di Pantai Gelung. (a) Mahoni; (b)
Sengon; (c) Cemara udang; (d) kegiatan memancing; (e) Kelomang
darat dan (f) Burung kunthul putih.
11 Upacara petik laut di kawasan Pantai Gelung (sumber:
Disparbudpora Situbondo)
12 Pagelaran wayang topeng (Sumber: Disparbudpora Situbondo)
13 Industri rumah tangga Desa Gelung. (a) krupuk ikan, (b) rengginang.
14 Machu, makanan khas Situbondo
15 (a) Rumah ’Tabing Tongkok’ dan (b) konsep ‘Tanian Lanjheng’
Desa Gelung
16 (a) Terumbu karang di penampungan; (b) Terumbu karang untuk
souvenir; (c) dan (d) Kondisi terumbu karang di Pantai Gelung yang
rusak
17 Sumber air bersih
18 Peta Sumber air bersih di Pantai Gelung
19 Kondisi jalan di Kawasan Pantai Gelung
20 Peta jalur menuju ke Pantai Gelung dari pusat kota Situbondo
21 Peta kesesuaian wisata pantai di Pantai Gelung
22 Peta kesesuaian wisata pantai lokasi pertama dengan kategori cukup
sesuai
23 Peta kesesuaian wisata pantai lokasi kedua dengan kategori cukup
sesuai
24 Sampah di Pantai Gelung
25 Rencana detail tata ruang kawasan pariwisata Situbondo
26 Rencana reklamasi kawasan wisata Pantai Gelung oleh
Disparbudpora. (a) Penampang samping rencana reklamasi, (b)
Penampang atas rencana reklamasi

18

19
20
20
21
22
22

26
27
27
28
28
29
30
31
35
36

38

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Panduan wawancara dengan masyarakat sekitar pantai Gelung
Panduan wawancara dengan pengunjung pantai Gelung
Panduan wawancara dengan pengelola pantai Gelung
Kesesuaian wisata bermain air matriks kesesuaian lahan untuk wisata
pantai kategori rekreasi
Skoring penentuan prioritas pengembangan wisata

53
54
55
57
58

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Situbondo secara geografis terletak di ujung Timur Pulau Jawa
Bagian Utara antara 113°30’-114°42’ Bujur Timur dan antara 7°35’-7°44’ Lintang
Selatan. Kondisi fisik daerahnya memanjang dari barat ke timur sepanjang Pantai
Selat Madura. Kabupaten Situbondo mempunyai potensi wisata bahari karena
letaknya yang berbatasan langsung dengan selat Madura. Terdapat dua pantai yang
terkenal sebagai kawasan wisata di Situbondo, yaitu Pantai Pasir Putih dan Pantai
Gelung. Pantai Pasir Putih yang dikelola oleh perusahaan daerah Kabupaten
Situbondo, menjadi wisata andalan Kabupaten Situbondo dan Provinsi Jawa Timur.
Pantai Pasir Putih mempunyai hamparan pasir yang putih dan terdapat terumbu
karang, selain itu letaknya yang strategis karena berada di pinggir jalan utama
Surabaya-Banyuwangi. Sedangkan Pantai Gelung mempunyai potensi wisata yang
berbeda dengan Pantai Pasir Putih, yaitu hamparan pasir hitam dan berbatu, serta
merupakan tempat budidaya rumput laut.
Pantai Gelung yang berlokasi di Desa Gelung Kecamatan Panarukan
mempunyai letak yang strategis karena hanya berjarak ±5 Km dari pusat kota.
Selain sebagai sentra budidaya rumput laut Pantai Gelung juga merupakan sumber
penghidupan bagi masyarakat sekitar, karena banyak masyarakat sekitar yang
berjualan souvenir dan makanan untuk wisatawan. Kegiatan wisata yang dapat
dilakukan di Pantai Gelung antara lain berenang, bermain air dan wisata pancing.
Pantai Gelung saat ini belum ada pengelolaan yang intensif dan kondisi
kawasan Pantai Gelung saat ini semakin parah dikarenakan erosi pantai di Pantai
Gelung, sehingga banyak pohon-pohon yang tumbang karena tergerus ombak air
laut. Hal ini menyebabkan jarak antara tepi laut dengan jalan yang awalnya puluhan
meter sekarang tinggal beberapa meter, sehingga mengkhawatirkan penduduk yang
bermukim di sekitar Pantai Gelung tersebut. Permasalahan lainnya adalah adanya
kegiatan wisata yang mengarah kepada kegiatan negatif. Selain itu, permasalahan
lain yang penting untuk diperhatikan adalah masalah sampah. Kondisi Pantai
Gelung saat ini semakin parah dikarenakan tumpukan sampah yang semakin
banyak di sekitar Pantai Gelung yang dapat mengganggu dan merusak ekosistem di
Pantai Gelung tersebut.
Saat ini terdapat konsep pengembangan kawasan yang memanfaatkan
sumberdaya alam dan lingkungan untuk kegiatan wisata dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan, sosial dan budaya untuk kepentingan saat ini dan masa
mendatang, yaitu konsep wisata berkelanjutan. Wisata berkelanjutan merupakan
wisata yang memanfaatkan dan menjaga kelestarian sumberdaya lingkungan,
melestarikan sumberdaya sosial budaya dan komunitas setempat, dan memastikan
kegiatan wisata tersebut dapat berlangsung dalam jangka waktu yang panjang
(Kemenparekraf 2012). Untuk tetap memanfaatkan sumberdaya alam dan
lingkungan di kawasan pantai Gelung sebagai kawasan wisata, maka perlu
dilakukan penelitian dalam rangka mengetahui potensi wisata dan juga keinginan
pengunjung, sehingga dapat disusun strategi pengembangan wisata berkelanjutan
di kawasan tersebut. Wisata berkelanjutan merupakan kegiatan wisata yang
bertujuan untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, sehingga

2
kegiatan wisata dapat dilakukan secara berkelanjutan. Dengan menggunakan
prinsip-prinsip wisata berkelanjutan, diharapkan sumberdaya alam, sosial dan
budaya di Pantai Gelung akan terjaga kelestariannya. Prinsip wisata yang
berkelanjutan menurut (Fennell 1999), yaitu :
1. Penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan.
2. Pengurangan konsumsi yang berlebihan dan limbah.
3. Pemeliharaan terhadap keanekaragaman.
4. Integrasi pariwisata ke dalam perencanaan.
5. Dukungan terhadap perekonomian Lokal.
6. Pelibatan masyarakat lokal.
7. Konsultasi terhadap stakeholder dan masyarakat.
8. Pelatihan staf.
9. Pemasaran pariwisata yang bertanggung jawab.
10. Penelitian.

Kerangka Pemikiran
Pantai Gelung yang berlokasi di desa Gelung Kecamatan Panarukan
mempunyai potensi sumberdaya alam dan lingkungan yang potensial untuk
dikembangkan menjadi salah satu tujuan wisata bahari di Situbondo. Sebagai suatu
kawasan wisata, sampai saat ini Pantai Gelung belum diperkuat dengan peraturan
daerah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo yang menyatakan
Pantai Gelung adalah suatu kawasan wisata, sehingga pengelolaan kawasan wisata
ini kurang optimal. Dengan demikian, diperlukan suatu perencanaan
pengembangan wisata yang berkelanjutan untuk tetap menjaga kelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan di Pantai Gelung.
Wisata berkelanjutan pada dasarnya bertujuan untuk menjamin sumber daya
alam, sosial dan budaya yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata pada generasi
ini, juga dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Saat ini, kondisi kawasan
Pantai Gelung semakin parah dikarenakan erosi pantai, sehingga banyak pohon
yang tumbang karena tergerus ombak air laut, sehingga jarak antara tepi laut dengan
jalan yang awalnya puluhan meter sekarang tinggal beberapa meter. Permasalahan
lainnya adalah adanya kegiatan wisata yang mengarah kepada kegiatan negatif,
sehingga membuat resah masyarakat sekitar. Selain itu, tumpukan sampah yang
semakin banyak di sekitar Pantai Gelung dapat mengganggu dan merusak
ekosistem di Pantai Gelung tersebut. Pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai
Gelung ini diharapkan mampu mempertahankan dan memperbaiki kualitas
lingkungan, serta dapat mengembangkan potensi sumberdaya alam, sosial dan
budaya di kawasan Pantai Gelung.
Pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai Gelung dapat dilakukan
dengan inventarisasi dan analisis potensi sumberdaya lingkungan fisik, biologi, dan
sosial budaya. Inventarisasi potensi fisik Pantai Gelung dilakukan untuk melihat
kesesuaian lingkungan fisik untuk pengembangan wisata berkelanjutan.
Inventarisasi potensi biologi dilakukan untuk mengetahui satwa dan tumbuhan yang
terdapat di kawasan Pantai Gelung termasuk sejarah alam kawasan tersebut.
Inventarisasi potensi sosial budaya dilakukan untuk mengetahui potensi budaya
masyarakat setempat yang dapat menjadi daya tarik wisata. Hasil inventarisasi

3

potensi fisik, biologi dan sosial budaya diharapkan mampu menggambarkan
kondisi lingkungan Pantai Gelung secara jelas dan menyeluruh, sehingga dapat
memperoleh gambaran umum mengenai kondisi potensi wisata kawasan Pantai
Gelung.
Aspek-aspek pendidikan dalam wisata berkelanjutan diharapkan dapat
mempengaruhi keinginan pengunjung yang dapat membantu kelestarian
sumberdaya alam dan sosial budaya dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena
itu, analisis terhadap keinginan pengunjung yang terkait kelestarian sumberdaya
alam dan lingkungan sosial budaya perlu dilakukan dalam rangka pengembangan
wisata berkelanjutan di Pantai Gelung. Pengunjung wisata dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu pengunjung potensial dan pengunjung aktual. Pengunjung
potensial merupakan sejumlah orang yang memenuhi syarat untuk melakukan
perjalanan, sedangkan pengunjung aktual adalah sejumlah orang yang sedang
melakukan perjalanan ke suatu daerah tujuan wisata (Garrod dan Wilson 2002).
Berdasarkan hasil inventarisasi potensi fisik, biologi dan sosial budaya,
serta analisis keinginan pengunjung, maka dilakukan suatu analisis lebih lanjut
untuk menentukan strategi pengembangan berdasarkan kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman. Hasil analisis tersebut akan menghasilkan prioritas potensi
sumberdaya yang akan dikembangkan untuk pengembangan wisata berkelanjutan
di Pantai Gelung. Prioritas yang dihasilkan dari analisis SWOT tersebut kemudian
akan diintegrasikan dengan hasil analisis kesesuaian wisata, dalam rangka
penyusunan pengembangan wisata yang berkelanjutan di Pantai Gelung. Kerangka
pemikiran pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai Gelung dapat
digambarkan pada bagan berikut :

4

Wisata Pantai Gelung

Potensi Wisata
Inventarisasi potensi
fisik



Inventarisasi
potensi biologi

Inventarisasi potensi
sosial budaya

Pengunjung :
 Pengunjung aktual
 Pengunjung potensial

Keinginan pengunjung
terkait kelestarian
sumberdaya alam dan
lingkungan

Analisis
kesesuaian wisata

Analisis persepsi

Prinsip Wisata
Berkelanjutan

Analisis SWOT

Strategi
Pengembangan
Wisata Berkelanjutan

Analisis Keterpaduan
antara hasil SWOT dan hasil
kesesuaian wisata

Pengembangan Wisata
Pantai Gelung yang
Berkelanjutan
Gambar 1.1 Kerangka pemikiran pengembangan wisata berkelanjutan di
Pantai Gelung.

5

Perumusan Masalah
Wisata Pantai Gelung merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan
sumberdaya pantai dan budaya masyarakat sekitar. Supaya pemanfaatannya tidak
merusak sumberdaya pantai dan budaya masyarakat sekitar, maka diperlukan suatu
perencanaan yang matang terhadap pengembangan wisata di Pantai Gelung.
Pantai Gelung mempunyai sumberdaya fisik, biologi dan sosial budaya yang
sangat potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata. Namun, kondisi
kawasan Pantai Gelung saat ini semakin parah dikarenakan abrasi pantai, sehingga
banyak pohon-pohon yang tumbang karena tergerus ombak air laut. Permasalahan
lainnya adalah adanya kegiatan wisata yang mengarah kepada kegiatan negatif.
Selain itu, permasalahan lain yang penting untuk diperhatikan adalah masalah
sampah. Kondisi Pantai Gelung saat ini adalah semakin banyaknya tumpukan
sampah di sekitar Pantai Gelung yang dapat mengganggu dan merusak ekosistem
di Pantai Gelung tersebut. Konsep wisata berkelanjutan merupakan salah satu
alternatif untuk pengembangan kawasan wisata dalam suatu wilayah yang tetap
memperhatikan konservasi lingkungan dengan menggunakan potensi sumberdaya
dan mengikut sertakan masyarakat lokal (Fennell 1999).
Kegiatan wisata yang dikembangkan di kawasan pantai Gelung hendaknya
disesuaikan dengan potensi sumberdayanya. Setiap kegiatan wisata mempunyai
persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan obyek wisata yang
dikembangkan. Untuk menilai kecocokan dan kemampuan kawasan pantai Gelung
dalam menyangga segala macam aktivitas wisata, maka diperlukan analisis
kesesuaian wisata. Analisis ini diperlukan dalam pengembangan kawasan Pantai
Gelung, yaitu untuk melakukan prakiraan dampak lingkungan sehingga tujuan
konservasi dan wisata menjadi selaras.
Pengunjung merupakan bagian yang penting dalam pengembangan wisata
berkelanjutan di Pantai Gelung. Wisata berkelanjutan diharapkan akan mengajak
pengunjung untuk berinteraksi dengan lingkungan dalam rangka membangun
pengetahuan, kepedulian dan apresiasi pengunjung terhadap lingkungan. Aspekaspek pendidikan dalam wisata berkelanjutan ini diharapkan dapat mempengaruhi
keinginan pengunjung yang dapat membantu kelestarian sumberdaya alam dan
sosial budaya dalam jangka waktu yang panjang.
Perencanaan merupakan hal yang penting dalam pengembangan wisata
berkelanjutan, supaya pengembangan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik
dan sesuai dengan prinsip-prinsip wisata berkelanjutan. Namun, saat ini di Pantai
Gelung belum ada pengelolaan yang intensif dari pihak swasta maupun pemerintah
daerah, sehingga pengelolaan kawasan Pantai Gelung belum optimal. Suatu
perencanaan akan menghasilkan pengembangan yang baik dengan pengenalan
secara menyeluruh terhadap elemen-elemennya.
Untuk dapat mewujudkan wisata yang berkelanjutan, maka penyusunan
pengembangan wisata berkelanjutan harus berpijak pada kondisi aktual.
Sehingga, dengan mengetahui potensi lingkungan fisik, biologi dan sosial budaya;
dan keinginan pengunjung yang terkait untuk kelestarian sumberdaya alam dan
sosial budaya; serta rencana pengembangan oleh pengelola (pemerintah daerah) di
Pantai Gelung, maka penyusunan rencana pengembangan wisata berkelanjutan di
Pantai Gelung akan dapat dilakukan.

6
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam
pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai Gelung adalah sebagai berikut :
1. Potensi sumberdaya fisik, biologi dan sosial budaya apa saja yang terdapat di
kawasan Pantai Gelung untuk pengembangan wisata berkelanjutan?
2. Bagaimana tingkat kesesuaian wisata di pantai Gelung?
3. Bagaimana keinginan pengunjung untuk kelestarian sumberdaya alam dan
sosial budaya dalam pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai Gelung?
4. Bagaimana penyusunan pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai
Gelung?

Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk pengembangan wisata
berkelanjutan di Pantai Gelung Situbondo, dengan tahapan sebagai berikut :
1. Inventarisasi potensi fisik, biologi dan sosial budaya untuk pengembangan
wisata berkelanjutan di Pantai Gelung.
2. Menganalisis tingkat kesesuaian wisata kawasan pantai Gelung
3. Menganalisis keinginan pengunjung untuk kelestarian sumberdaya alam dan
sosial budaya dalam pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai Gelung.
4. Menyusun pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai Gelung.

7

2 METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada bulan Januari-April 2014 dikawasan wisata Pantai
Gelung yang berlokasi di desa Gelung kecamatan Panarukan, kabupaten Situbondo
provinsi Jawa Timur (Gambar 2.1). Kabupaten Situbondo terletak di sebelah garis
khatulistiwa antara 7o 35’ – 7o 44’ LS dan antara 113o 30’ – 114o 42’ BT. Sebelah
utara dan timur berbatasan dengan Selat Madura, sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Jember dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo.
Luas Kabupaten Situbondo adalah 1638,5 km2 (BPS Situbondo 2013).

Gambar 2.1 Lokasi penelitian pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai
Gelung

Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, wawancara dan
pengamatan lapang. Data yang dikumpulkan meliputi data kondisi umum (Tabel
2.1), data potensi wisata (Tabel 2.2) dan data pengunjung (Tabel 2.3) dan data
pengelolaan Pantai Gelung saat ini (Tabel 2.4).

8
Tabel 2.1 Kondisi umum Pantai Gelung
Metode Pengumpulan
No
Jenis Data
Data
Sejarah
Studi Pustaka dan
1. perkembangan
wawancara
kawasan

2.

Kondisi
lingkungan fisik

Studi Pustaka

3.

Kondisi Biologi

Studi pustaka dan
pengamatan langsung
di lapang

4.

Masyarakat

Wawancara dan studi
pustaka

Informasi yang Dikumpulkan
a) Luas kawasan Pantai Gelung
b) Pengelola kawasan Pantai Gelung
a) Letak (administratif dan
geografis)
b) Luas wilayah
c) Batas wilayah
d) Topografi
e) Geologi dan tanah (jenis tanah,
batuan dan tekstur)
f) Iklim
g) Hidrologi
h) Abrasi pantai
a) tumbuhan dan satwa (darat dan
laut), terkait :
 Jenis
 Habitat
 Lokasi keberadaannya
 Waktu
a) Jumlah penduduk
b) Tingkat pendidikan
c) Mata pencaharian
d) Budaya dan mitos yang
berkembang di masyarakat tentang
kawasan Pantai Gelung, kesenian,
kerajinan dan ritual adat

Tabel 2.2 Potensi wisata Pantai Gelung
Metode Pengumpulan
No
Jenis Data
Data

1.

Fisik

Pengamatan langsung
dilapang, studi pustaka,
dan wawancara dengan
masyarakat sekitar dan
instansi terkait

Informasi yang Dikumpulkan
a) Kedalaman perairan
b) Tipe pantai
c) Lebar pantai
d) Material dasar perairan
e) Kecepatan arus
f) Kemiringan pantai
g) Kecerahan perairan
h) Penutupan lahan pantai
i) Ketersediaan air tawar
j) Abrasi
k) Tanah
l) Atraksi alam dan hidupan liar

9

No

Jenis Data

2.

Biologi

3.

Sosial budaya
masyarakat

4.

Aksesbilitas dan
fasilitas wisata

Metode Pengumpulan
Data

Informasi yang Dikumpulkan

a) Tumbuhan dan satwa (darat dan
laut), terkait :
 Jenis
Pengamatan langsung
dilapang dan studi
 Habitat
pustaka
 Lokasi keberadaannya
 Waktu
b) Keunikan ekosistem
a) Struktur sosial masyarakat
b) Ritual adat
c) Kesenian masyarakat lokal
d) Kepercayaan (diantara
Pengamatan langsung
masyarakat, pada pemerintah dan
dilapang, studi pustaka
pada organisasi non-pemerintah)
dan wawancara institusi e) Keterbukaan masyarakat lokal
terkait/masyarakat
f) Hubungan masyarakat dengan
pendatang
g) Harapan masyarakat terkait
pengembangan wisata
berkelanjutan Pantai Gelung
a) Fasilitas wisata
Wawancara pengelola,
b) Aksesbilitas yang telah tersedia
institusi terkait dan
(keadaan jalan dan jalur wisata
masyarakat
yang digunakan)

Tabel 2.3 Pengunjung aktual dan potensial di Pantai Gelung
Metode Pengumpulan
No
Jenis Data
Informasi yang Dikumpulkan
Data
a) Tujuan utama ke Pantai Gelung
b) Kegiatan wisata yang dilakukan di
Wawancara dan studi
1. Tujuan kunjungan
Pantai Gelung
pustaka
c) Lama kunjungan
d) Intensitas kunjungan
a) Daya tarik utama kawasan Pantai
Penilaian dan
Gelung
2. harapan
Wawancara
b) Harapan Pengunjung terkait
pengunjung
pengembangan wisata
berkelanjutan

Tabel 2.4 Pengelolaan kawasan Pantai Gelung
Metode Pengumpulan
No
Pengelola
Data
Dinas Pariwisata,
Wawancara dan studi
1. Kebudayaan,
pustaka
Pemuda dan

Informasi yang Dikumpulkan
a) Pengelolaan kawasan Pantai
Gelung sebelumnya

10
No

Pengelola

Metode Pengumpulan
Data

Olahraga
(Disparbudpora)
Kabupaten
Situbondo

2.

Badan
Perencanaan
Daerah (Bappeda)
Kabupaten
Situbondo

Wawancara dan studi
pustaka

3.

Dinas Kelautan
dan Perikanan
(DKP) Kabupaten
Situbondo

Wawancara dan studi
pustaka

4.

Dinas Pertanian
(Sub Dinas
Kehutanan)
Kabupaten
Situbondo

Wawancara dan studi
pustaka

5.

Pemerintah
Daerah tingkat
Kecamatan.

Wawancara

6.

Pemerintah
Daerah tingkat
Desa.

Wawancara

Informasi yang Dikumpulkan
b) Rencana pengembangan wisata
berkelanjutan di Pantai Gelung
c) Permasalahan dalam
pengembangan wisata
berkelanjutan di Pantai Gelung
a) Perencanaan wisata di Pantai
Gelung
b) Rencana pembangunan daerah
terkait dengan pengembangan
wisata berkelanjutan di Pantai
Gelung
a) Data tentang lingkungan fisik dan
biologi di Pantai Gelung
b) Data terkait dengan budidaya
rumput laut dan perikanan di
kawasan Pantai Gelung
c) Data penunjang terkait dengan
kegiatan wisata berkelanjutan di
Pantai Gelung
a) Mengetahui siapa saja yang
bertanggung jawab terhadap
pengelolaan hutan sekitar Pantai
Gelung
b) Bagaimana rencana pengelolaan
yang akan dilakukan terkait
dengan kegiatan wisata
berkelanjutan di Pantai Gelung
a) Bentuk pengelolaan kawasan
Pantai Gelung sebelumnya
b) Rencana pengelolaan Pantai
Gelung.
a) Bentuk pengelolaan kawasan
Pantai Gelung sebelumnya
b) Rencana pengelolaan Pantai
Gelung.

Masyarakat
Pada penelitian ini, masyarakat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : (1)
masyarakat yang terlibat langsung, (2) masyarakat yang terlibat tidak langsung, dan
(3) masyarakat tidak terlibat. Wawancara terhadap masyarakat dibantu dengan
daftar pertanyaan terstruktur (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Pengambilan sampel masyarakat dilakukan berdasarkan keterwakilan umur, jenis
kelamin dan pekerjaan. Wawancara dilakukan terhadap masyarakat dengan
kelompok umur 15-25 tahun untuk mewakili masyarakat usia muda, kelompok
masyarakat umur 26-35 tahun untuk mewakili masyarakat dewasa muda, kelompok
masyarakat umur 36-45 untuk mewakili masyarakat dewasa tua dan kelompok

11

masyarakat umur 46-60 tahun untuk mewakili masyarakat usia tua. Penentuan
kelompok umur dari sampel dengan mempertimbangan bahwa sampel dapat
mengambil keputusan dan berpikir secara positif dalam mengambil tindakan serta
diharapkan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya
pengambilan sampel masyarakat dilakukan berdasarkan keterwakilan (2) jenis
kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan, dan (3) pekerjaan, yaitu nelayan, petani
dan pedagang. Metode penentuan responden masyarakat adalah dengan sengaja
atau dengan metode purposive sampling.
Pengunjung
Wawancara terhadap pengunjung Pantai Gelung dibantu dengan daftar
pertanyaan terstruktur (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jenis data
yang dikumpulkan adalah tujuan dan pola kunjungan, penilaian dan harapan, dan
saran pengunjung tentang pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai Gelung.
Pengunjung dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
pengunjung aktual dan pengunjung potensial. Pengambilan sampel pengunjung
aktual didapat dari pengunjung kawasan Pantai Gelung yang sedang ada di lokasi
wisata Pantai Gelung, sedangkan pengambilan data dan informasi dari pengunjung
tersebut dilakukan dengan keterwakilan umur dan jenis kelamin. Untuk
keterwakilan umur, sampel pengunjung yang akan diwawancara adalah kelompok
umur 15-25 tahun untuk mewakili masyarakat usia muda, kelompok masyarakat
umur 26-35 tahun untuk mewakili masyarakat dewasa muda, kelompok masyarakat
umur 36-45 untuk mewakili masyarakat dewasa tua dan kelompok masyarakat
umur 46-60 tahun untuk mewakili masyarakat usia tua. Selanjutnya pengambilan
sampel pengunjung aktual dilakukan berdasarkan keterwakilan (2) jenis kelamin,
yaitu laki-laki dan perempuan.
Pengambilan sampel pengunjung potensial menggunakan metode purposive
sampling, yang didapat dari masyarakat yang tidak berada di lokasi wisata tetapi
mempunyai kepedulian terhadap kelestarian sumberdaya alam di kawasan Pantai
Gelung. Selain itu, sampel dapat juga berasal dari penulis blog wisata yang pernah
berkunjung ke pantai Gelung. Penentuan kelompok umur dari sampel, dengan
mempertimbangan bahwa sampel dapat mengambil keputusan dan berpikir secara
positif dalam mengambil tindakan serta diharapkan dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya pengambilan sampel masyarakat dilakukan
berdasarkan keterwakilan (2) jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan, dan (3)
pekerjaan, yaitu nelayan, petani dan pedagang.
Pengelola
Pengumpulan data pengelolaan dilakukan dengan wawancara, dengan
menggunakan metode indepth interview, meliputi pengelola yang bertanggung
jawab terhadap Pantai Gelung, pengembangan yang telah dilakukan, rencana
pengembangan, sejarah kawasan dan rencana pembangunan daerah terkait dengan
pengembangan wisata berkelanjutan.

12
Analisis Kesesuaian Wisata
Analisis kesesuaian wisata adalah kecocokan dan kemampuan kawasan untuk
menyangga segala macam aktivitas wisata. Kegiatan wisata yang dikembangkan
hendaknya disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap
kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai
dengan obyek wisata yang dikembangkan. Terdapat 10 parameter yang digunakan
untuk analisis kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi, yaitu kedalaman perairan,
tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai,
kecerahan perairan, penutupan lahan pantai, biota berbahaya dan ketersediaan air
tawar. Indeks kesesuaian wisata dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Yulianda 2007):

��� = ∑ [

��

�����

]�

%

Keterangan :
IKW = Indeks Kesesuaian Wisata
Ni
= Nilai Parameter ke-i (Bobot x skor)
N maks = Nilai dari suatu kegiatan wisata
Penilaian (skoring), berdasarkan scientific judgement dan hasil wawancara yang
kemudian diurutkan.

Strategi Pengembangan Wisata Berkelanjutan
Berdasarkan data dan analisis potensi sumberdaya wisata, keinginan
pengunjung dan pengelola kawasan Pantai Gelung, maka untuk mendapatkan
strategi pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai Gelung dilakukan analisis
pendekatan SWOT.
Identifikasi faktor internal dan eksternal
Tahap awal penentuan strategi pengembangan wisata berkelanjutan dengan
menggunakan metode analisis pendekatan SWOT adalah menentukan faktor
internal dan eksternal yang ada di kawasan wisata Pantai Gelung. Faktor internal
dan ekternal tersebut didapat dari hasil analisis terhadap lingkungan fisik, biologi
dan sosial budaya yang ada di Pantai Gelung dan sebagian lagi merupakan hasil
wawancara yang dilakukan dengan pengunjung yang berkaitan dengan upaya
pengembangan wisata berkelanjutan di Pantai Gelung.
Berdasarkan hasil wawancara dan analisis tersebut, maka dirumuskan faktor
internal, yaitu kekuatan dan kelemahan; dan faktor eksternal, yaitu tentang peluang
dan ancaman yang relevan. Menurut Reihanian et al. (2012) analisis ini akan
menghasilkan 4 kombinasi kemungkinan alternatif strategis untuk membuat
rencana pengembangan wisata berkelanjutan yaitu:

13

1) Strategi SO : strategi ini dibuat berdasarkan pemanfaatkan seluruh
kekuatan untuk dengan menggunakan peluang sebesar-besamya.
2) Strategi ST : strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman.
3) Strategi WO : strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4) Strategi WT : stategi ini untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
Strategi tersebut dapat digambarkan dalarn matrik SWOT seperti pada
tabel berikut :
Tabel 2.5 Matriks analisis SWOT
Faktor eksternal
Peluang (Opportunities)
Ancaman (Threats)

Faktor internal
Kelemahan
Kekuatan (Strengths)
(Weakness)
SO
WO
ST
WT

Strategi Pengembangan Wisata Berdasarkan SWOT
Dalam penentuan prioritas, maka dilakukan penilaian bobot dan skor pada
faktor-faktor internal dan eksternal. Jumlah bobot yang ada kemudian akan
menentukan ranking (tingkat) prioritas alternatif strategi. Penilaian tersebut akan
dilakukan dengan membuat tabel penilaian faktor strategis internal (IFEM/
Internal Factor Estimation Matrix) dan faktor strategis ekstemal (EFEM/ External
Factor Estimation Matrix) yang terdiri dari 4 kolom. Kolom pertama berisi uraian
faktor strategi, dalam 2 kelompok besar yaitu kekuatan dan kelemahan (IFEM)
dan kelompok peluang dan ancaman (EFEM). Kolom kedua merupakan
penilaian bobot, kolom ketiga merupakan penilaian skor, kolom keempat
merupakan total. Adapun pengisian tabel eksternal dan internal dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1) Masing-masing faktor diberi bobot, yang berarti “tidak penting” sampai
“paling penting”. Koefisien ini menggambarkan tingkat keberhasilan. Semakin
efektif faktor tersebut dalam pengembangan wisata berkelanjutan, maka
semakin tinggi bobot yang akan diberikan.
2) Setiap faktor diberi skor. Nilai ini berdasarkan pada kegiatan yang ada di
kawasan Pantai Gelung.
3) Penentuan nilai akhir terhadap masing-masing faktor adalah dengan
mengalikan bobot dengan skornya.
4) Setelah nilai total masing-masing faktor dihitung, maka nilai total masingmasing faktor tersebut dijumlahkan untuk menghitung total skor akhir IFEM .
5) Langkah-langkah yang sama digunakan juga untuk EFEM.

14
Pengembangan Wisata berkelanjutan Pantai Gelung
Berdasarkan hasil analisis SWOT dan analisis kesesuaian wisata, kemudian
diintegrasikan untuk mendapatkan pengembangan wisata di Pantai Gelung yang
sesuai dengan prinsip wisata berkelanjutan. Kegiatan wisata yang akan
dikembangkan harus disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukannya
(Yulianda 2007). Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan
lingkungan yang sesuai obyek wisata yang akan dikembangkan. Selain itu,
bertambahnya pengunjung secara terus menerus bukan menjadi kriteria utama
untuk pengembangan wisata berkelanjutan, tetapi yang menjadi kriteria utama
adalah pendekatan pengembangan wisata yang integratif yang bertujuan untuk
menjaga kelestarian lingkungan, menjamin bahwa wisata menguntungkan
penduduk lokal dan membantu pelestarian warisan budaya (Fennell 2002).

15

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi Fisik, Biologi dan Sosial Budaya
Potensi Fisik
1 Pasir Hitam
Pantai Gelung mempunyai karakteristik pantai yang berbatu dan berpasir
hitam. Pasir hitam di Pantai Gelung merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan
(Gambar 3.1). Beberapa pengunjung yang datang ke Pantai Gelung hanya untuk
membenamkan kaki mereka di pasir hitam. Berdasarkan wawancara dengan
masyarakat sekitar, dengan membenamkan kaki di pasir hitam tersebut dapat
menyembuhkan penyakit seperti rematik dan asam urat.

Gambar 0.1 Hamparan pasir hitam yang digunakan sebagai media penyembuhan
rematik oleh pengunjung
2

Tumpukan Batu
Tumpukan batu yang berada di kawasan Pantai Gelung pada koordinat
113o59’20.62BT dan 7o38’30.67 LS ini merupakan penghalang arus laut yang
dibangun oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Situbondo yang belum
selesai dibangun. Tumpukan batu yang biasa dikenal dengan Dermaga batu ini
mempunyai jarak 200 meter ke arah laut dan menjadi obyek wisata tersendiri bagi
pengunjung, karena menjadi lokasi fotografi, memancing dan menjaring ikan yang
ramai dikunjungi (Gambar 3.2).

Gambar 0.2 Tumpukan batu di Pantai Gelung

16

Gambar 0.3 Peta sebaran pantai berpasir/berbatu
3 Pemandangan Lepas
Pemandangan lepas di kawasan Pantai Gelung memperlihatkan suatu bentang
alam yang memiliki daya tarik wisata pantai dengan kondisi pantai berbatu dan
ombak pantai yang tenang (Gambar 3.4). Selain itu, banyak pengunjung yang
menunggu saat matahari terbenam untuk mengambil gambar, karena saat matahari
terbenam pemandangan kawasan tersebut semakin menarik.

Gambar 0.4 Pemandangan lepas di Pantai Gelung

Potensi Biologi
1 Kerapu
Kawasan Pantai Gelung secara alami terdapat ikan kerapu. Kerapu
merupakan salah satu jenis ikan komersial yang mempunyai nilai jual mahal. Jenis

17

kerapu yang paling sering ditemui adalah Kerapu Macan dan Kerapu Sunu (Gambar
3.5). Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai warna dasar hitam,
berbintik-bintik rapat dan bagian pinggir sirip lainnya berwarna coklat kemerahan
(Hasyim 2003). Kerapu sunu (Plecropomus maculatus) yang dikenal sebagai coral
trout sering ditemukan di perairan berkarang. Warna tubuhnya merah kecoklatan,
yang dapat berubah warna apabila dalam kondisi stres. Mempunyai bintik-bintik
biru bertepi warna lebih gelap (Hasyim 2003).

(b)

(a)

(c)

Gambar 0.5 Beberapa jenis Kerapu yang terdapat di kawasan Pantai Gelung. (a)
Epinephelus fuscoguttatus (Kerapu macan), (b) Epinephelus merra
(Kerapu tikus), (c) Plecropomus maculatus (Kerapu sunu)
Kerapu juga dibudidayakan oleh masyarakat sekitar dengan menggunakan
keramba jaring apung (KJA). Kawasan Pantai Gelung merupakan salah satu se