Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Objek Wisata Pantai Cermin.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI CERMIN
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O L E H
T.CHAIRINNA AMSARI NIM. 072204055
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN
(2)
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI CERMIN
KERTAS KARYA Disusun :
O L E H
T.CHAIRINNA AMSARI NIM. 072204055
Pembimbing
( Drs. Ridwan Azhar.M.Hum )
Kertas Karya Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata.
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN
(3)
Disetujui Oleh :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Medan, Juni 2010
PROGRAM STUDI PARIWISATA KETUA
Drs. Ridwan Azhar.M.Hum. NIP. 195509231982 03 1 001
(4)
PENGESAHAN
Diterima Oleh :
PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA DAN BUDAYA
FAKULTAS SASTRA USU MEDAN
UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA
Pada :
Tanggal :
Hari :
Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
DEKAN
NIP. 196509091994 03 1 004 Prof. Syaifuddin. M.A, Ph.D
Panitia Ujian
No Nama Tanda Tangan
1. Drs. Ridwan Azhar. M.Hum. ( )
2. Mukhtar. S.Sos, S.par, MA ( )
(5)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNyalah penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang sederhana ini guna memenuhi persyaratan untuk meraih gelar Deploma-III pada Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan kertas karya ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.Maka pada kesempatan ini dengan setulus hati menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalam nya kepada:
1. Papa (H. Tengku Chairul) dan Mama (Hj. Roslina) tercinta, yang tiada henti-hentinya membari kan motivasi, kasih sayang dan dukungan baik berupa materi maupun doa yang selalu dipanjatkan untuk keberhasilan studi penulis. 2. Bapak Prof. Syaifuddin,M.A.Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra USU.
3. Untuk adik-adik penulis Tengku Fachrozi Amsari dan Tengku Fachreza Akbar Amsari terima kasih atas dukungan moral nya pada penulis untuk menyelesaikan studi.
4. Teman dekat penulis Andi Azis Muslim, SH yang telah memberikan dukungan moral dan bantuan nya untuk menyelesaikan studi penulis.
(6)
5. Bapak Ridwan Azhar, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra USU. Dan selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan selama saya mengerjakan kertas karya ini.
6. Bapak Suegeng Purnomo, SE, Msi, selaku Dosen Pembaca.
7. Bapak Drs.Mukhtar Madjid, S.Sos, S. Par. MA, selaku Seketaris Jurusan Program Studi Wilayah
8. Bapak Solahudin Nst, SE. MSP, selaku dosen coordinator Praktek Studi Wilayah
9. Seluruh staf pengajar dan pegawai Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra USU.
10. Sahabat-sahabat penulis tersayang : Icha, Tya, Larisa, Ira, Dea, Sani, Ade, Achyta, Dian, Dafi, Dedek, Riza, Dafrino, Eka, Putri, Ayu, Rahayu, Pristi, Ewi, Sera, Desi. Makasih buat dukungan nya sampai bisa menyelesaikan studi.
11. Buat temen-temen usaha wisata : Kiki, Bulan, Widya, Pawen, Katmi, Aceh, Refel, Permana, Kimoy, Arif, Sakti dan temen-temen usaha wisata angkatan 07, Senang 3 Tahun bersama kalian.
12. Untuk Wak Elly, B.Upik, Boby, jefri yang selalu memberikan dukungannya. Harapan penulis semoga Allah SWT akan membalas segala kemudahan dan kebaikan yang telah Bapak/Ibu serta semua pihak yang diberikan kepada penulis serta kemudaha dan dalam mencapai kesuksesan. Amin ya Robbal Alamin.
(7)
Semoga juga karya ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi ilmu kepariwisataan khusus nya dalam bidang usaha wisata. Penulis menyadari bahwa karya sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengaharapkan saran dan kritiknya.
Ahkir kata penulis, semoga karya sederhana ini dapat berguna bagi kita semua. Wassalamualaikum Wr.Wb.
Medan, Juni 2010
Penulis
T.Chairinna Amsari 072204055
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
ABSRTAKSI ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2 Pemabatasan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penulisan ... 2
1.4 MetodePenelitian ... 2
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan ... 5
2.2 Pengertian Objek Wisata dan Daya tarik ... 7
2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana ... 11
2.4 Sapta Pesona ... 14
2.5 Pengertian Produk Industri Pariwisata ... 15
2.6 Motivasi perjalanan Pariwisata ... 16
BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Letak Geografis ... 18
1.Batas wilayah ... 18
2. Iklim ... 18
3.2 Objek Wisata Pantai Cermin ... 19
3.3 Penduduk dan Mata Pencarian ... 23
BAB IV PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI CERMIN 4.1 Masyarakat Harus Sadar Wisata ... 26
4.2 Tingkat Kesadaran Masyarakat ... 26
4.3 Meningkatkan Sikap Masyarakat ... 27
4.4 Peran Serta Masyarakat ... 28
4.5 Kegunaan Peran Masyarakat ... 30
4.6 Kelemahan Peran Masyarakat ... 31
(9)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... 35 5.2 Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA
(10)
ABTRAKSI
Di Kecamatan Pantai Cermin saat ini telah berkembang beberapa objek wisatayang sudah mulai dikenal di dalam maupun diluar Negeri. Setiap hari wisata yang sudah dikenal didalam maupun diluar Negeri. Setiap hari wisatawan domestik maupun Mancanegara ramai berkunjung ke objek-objek wisata di Kecamatan Pantai Cermin ini ada 9 (sembilan) objek wisata yang dikelola dengan sistem pengelolahaan dan daya tarik yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Potensi daerah pantai cermin banyak memiliki kelebihan, dan kelebihan itu bisa dimanfaatkan masyarakat untuk jadi mata pencarian, tinggal bagaimana masyarakat untuk mengelolah, bekerja sama dengan pengelolah dan pemerintah, dan bagaiman peran aktif masyarakat dalam melestarikan objek wisata pantai cermin.
Masyarakat pantai cermin juga harus diberi evaluasi,perencanan tentang alam dan peraturan perundang-undangan lingkungan, Masyarakat harus juga mengerti tentang prosedur hukum, yang sebagain masyarakat masih sangat awam dengan perundangan lingkungan.
(11)
ABTRAKSI
Di Kecamatan Pantai Cermin saat ini telah berkembang beberapa objek wisatayang sudah mulai dikenal di dalam maupun diluar Negeri. Setiap hari wisata yang sudah dikenal didalam maupun diluar Negeri. Setiap hari wisatawan domestik maupun Mancanegara ramai berkunjung ke objek-objek wisata di Kecamatan Pantai Cermin ini ada 9 (sembilan) objek wisata yang dikelola dengan sistem pengelolahaan dan daya tarik yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Potensi daerah pantai cermin banyak memiliki kelebihan, dan kelebihan itu bisa dimanfaatkan masyarakat untuk jadi mata pencarian, tinggal bagaimana masyarakat untuk mengelolah, bekerja sama dengan pengelolah dan pemerintah, dan bagaiman peran aktif masyarakat dalam melestarikan objek wisata pantai cermin.
Masyarakat pantai cermin juga harus diberi evaluasi,perencanan tentang alam dan peraturan perundang-undangan lingkungan, Masyarakat harus juga mengerti tentang prosedur hukum, yang sebagain masyarakat masih sangat awam dengan perundangan lingkungan.
(12)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara Orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/diluar Negeri, meliputi pendiaman Orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, diman ia memperoleh pekerjaan tetap.
Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116.). Dikawasan pantai cermin, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), sebagai kawasan pariwisata yang memiliki usaha kegiatan wisata bahari, dan kegiatan usaha alam yang dapat menarik wisatawan nusantara maupun Mancanegara untuk berwisata. Selain melibatkan wisata bahari dan alam juga didukung oleh peran masyarakat yang pada umum nya hanya sebagai alat komunikasi, sebagai penyampaian, penyuluhan, bahkan sekedar alat public relation agar proyek tersebut dapat berjalan tanpa hambatan.
Dari sudut pandang diatas,penulis tertarik untuk menguraikan bahwa, peran serta masyarakat tidak tidak saja digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, tetapi juga digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, tetapi juga digunakan sebagai tujuan (participation is an end it self). Oleh karena itu, penulis memilih judul kertas karya “Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Objek Wisata Pantai Cermin”
(13)
1.2 Pembatasan Masalah
Mengingat waktu yang sangat terbatas dan beranekaragamnya permasalahan mengenai kepariwisatan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai maka penulis membatasi permasalahan mengenai ”Partisipasi Masyarakat Terhadap Perkembangan Objek Wisata Pantai Cermin”
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :
1) Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Mahdya Program Studi Diploma III Bidang Usaha Wisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
2) Untuk memperkenalkan objek wisata kepada masyarakat luar dan dunia usaha. 3) Untuk mendorong masyarakat agar terus berpartisipasi agar objek wisata Pantai
Cermin semangkin berkembang.
4) Penerapan studi penulis selama mengikuti masa perkuliahan di Pariwisata Universitas Sumatera Utara.
5) Untuk menyadari masyarakat bahwa daya tarik budaya tergantung bagaimana sikap atau perilaku masyarakat.
1.4 Metode Penelitian
Dalam menyusun sebuah karya diperlukan data-data atau informasi yang kondusif. Dimana data-data dan informasi tersebut dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Adapun metode yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
(14)
a) Library research, yakni penelitian berdasarkan bahan kepustakaan yang berkaitan dengan objek penulisan berupa buku, majalah, surat kabar, dan brosur yang dalam hal ini berkenan dengan Dinas Pariwisata.
b) Field Research, yakni suatu cara mewawancarai langsung pihak-pihak yang
penulis nilai berpengalaman dibidangnya,serta studi wilayah.
1.5 Sistematika Penulis
Dalam menyusun sebuah kertas karya ini secara ringkas, susunan pembahasan terdiri 5 (lima) bab, dimana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bahasan yang saling berkaitan, penjabaran nya sebagai berikut :
BAB I Menguraikan alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan penulisan,dan sejumlah sistematika penulisan.
BAB II Membahas uraian teoritis tentang pengertian pariwisata, pengertian objek wisata dan daya tarik wisata, dan daya tarik wisata, pengertian sarana dan prasarana pariwisata, pengertn produk industri pariwisata serta motivasi perjalanan wisata.
BAB III Mencakup pembahasan mengenai gambaran umum partisipasi masyarakat terhadap pengembangan pantai cermin, letak geografis, penduduk, dan mata pencarian.
(15)
BAB IV Menguraikan tentang Gambaran Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Pantai Cermin.
BAB V Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran dan keseluruhan Penjelasan diatas.
(16)
BAB II
URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pariwisata
Ditinjau dari segi Etimologi kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu:
1. Pari : Berarti banyak, berkali-kali, dan berputar-putar. 2. Wisata : Berarti perjalanan atau berpergian.
Banyak juga tokoh-tokoh mendefinisikan pengertian dari pariwisata 1. Pengertian Wisata
Menurut Soetomo (1994:25) Wisata adalah Perjalanan keliling selama lebih dari tiga hari, yang di selenggarakan oleh suatu kantor perjalanan didalam kota dan acaranya antara lain melihat-lihat diberbagai tempat atau kota baik didalam maupun diluar Negeri.
2. Pengertian Pariwisata
Menurut A.J Burkart dan S. Medik (1997) Pariwisata adalah Perpindahan orang untuk sementara dalam jangka waktu Pendek ke tujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidup dan berkerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal ditempat-tempat tujuan.
Menurut Hunziger dan krapf dari Swiss dalam Grundriss Der Allgemein Femderverkehrslehre menyatakan Pariwisata adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya Orang Asing disuatu tempat dengan syarat
(17)
Orang tersebut tidak melakukan suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberikan keuntungan yang bersifat permanent maupun sementara.
Menurut Prof Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116) Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri maupun diluar Negeri, meliputi pediaman orang-orang didaerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialami nya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.
3. Pengertian Wisatawan
Menurut UN.Convention Concerning Custom Facilities For Touring (1954) Wisatawan adalah setiap orang yang datang disebuah Negara karena alasan yang pas kecuali untuk berimigrasi dan yang tinggal setidak-tidaknya 24 (dua puluh empat) jam dan selama-lamanya 6 (enam) bulan dalam tahun yang sama.
4. Pengertian Kepariwisataan
Kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata. Definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk mencari nafkah ditempat lainnya dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, akan tetapi adalah untuk menikamti perjalanan tersebut guna untuk rekreasi atau memenuhi keinginannya yang beraneka ragam.
(18)
2.2 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata merupakan salah satu faktor yang paling utama bagi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah atau Negara. Dimana daya tarik wisata dapat mensukseskan program Pemerintah dalam melestarikan adat dan Budaya Bangsa sebagai aset yang dapat dijual oleh wisatawan.
Pengertian Objek Wisata secara umum adalah segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dirasakan oleh Manusia yang diciptaka oleh alam, sedangkan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang membuat wisatawan tertarik untuk menggunjungi daerah tersebut, dimana manusia harus mempersiapkan terlebih dahulu.
Membicarakan objek wisata dan daya tarik wisata ada baiknya dikaitkan dengan pengertian produk industri pariwisata itu sendiri. Terdapat perbedaan yang prinsipil antara pengertian produk Usaha Pariwisata dengan Objek dan Daya Tarik Wisata. Produk usaha pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan atau dinikmati wisatawan, mulai ia meninggalkan rumah sampai kedaerah tujuan wisata yang telah dikunjungi dan kemudian kembali kerumah. Jadi objek dan daya tarik wisata itu sendiri sebenarnya sudah masuk kedalam produk industri pariwisata, karena kalau tidak dimotivasi untuk berkunjung kedaerah tujuan wisata itu dapat dikatakan tidak dapat dilaksanakan, padahal sudah diyakini bahwa pada suatu daerah tujuan wisata sudah pasti ada objek dan daya tarik wisata.
(19)
2.2.1 Bentuk Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Menurut UU No 9 Tahun 1990 Bab III Pasal IV tentang kepariwisataan menjelaskan perbedaan antara objek wisata dan daya tarik wisata adalah :
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alan serta flora dan fauna, seperti : Pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binatang-binatang langka.
2. Objek dan daya tarik wisata hasli karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian, wisata tirta, wisata petualang, taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya.
3. Sasaran wisata minat khusus seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat belanja, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah, dan lain-lain.
4. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.
Dengan demikian pariwisata meliputi:
i) Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
ii) Pengusaha objek dan daya tarik wisata, seperti : kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum, waduk. Dan yang bersifat alamiah seperti : keindahann alam, gunung berapi, danau, pantai, dan sebagainya.
(20)
2.2.2 Jenis Objek wisata dan Daya Tarik Wisata 1. Objek dan daya tarik wisata alam
2. Objek dan daya tarik wisata budaya 3. Objek dan daya tarik minat khusus
Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung kesuatu tempat dan daerah tujuan wisata, diantaranya adalah :
1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat dialam semesta, yang termasuk kedalam kelompok ini adalah :
a) Iklim misalnya cuaca daerah, banyaknya sinar matahari dan sebagainya. b) Bentuk tanah dan pemandangannya, misalnya lembah pegunungan, pantai,
danau, sungai, air terjun, dan lain-lain.
c) Hutan belukar misalnya hutan yang luas, banyak pohon-pohon dan lain sebagainya.
d) Flora dan Fauna, seperti tanaman yang aneh, burung-burung cagar alam, daerah perkebunan, dan sebagainya.
e) Pusat kesehatan (health Center) dan yang termasuk dalam kelompok ini, misalnya sumber air, mineral, mandi air sulfur, sumber air panas. Semua itu dapat menyembuhkan macam-macam penyakit.
2. Hasil ciptaan manusia (Man-made Supply) berupa benda-benda yang bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, culutural dan relegius) misalnya:
(21)
a) Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau manusia. b) Museum, Art Gallery, perpustakaan, kesenian rakyat.
c) Upacara Tradisional, pameran festival, upacara perkawinan, dan lain-lain. 3. Tata cara hidup masyarakat ( the way of life).
Tata cara hidup tradisional dari suatu masyarakat adalah salah satu sumber yang sangat penting untuk ditawarkan pada wisatawan, bagaimana keadaan hidupnya, adat istiadat semuanya merupakan daya tarik didaerah itu.
Ditinjau dari sudut pemasaran pariwisata terutama dalam pengembangan suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata agar ia dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan, ia harus memiliki syarat yaitu:
a. Daerah itu harus mempunyai apa yang disebut sebagai “something to see” artinya ditempat tersebut harus ada objek dan daya tarik wisata yang berbeda, harus memiliki daya tarik khusus, disamping itu dia harus mempunyai atraksi wisata yang dapat disajikan sebagai entertainment bila orang datang kesana.
b. Didaerah tersebut harus memilii “something to do” artinya ditempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus pula disediakan fasilitas rekreasi yang dapat dilihat dan disaksikan, harus pula disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat mereka betah tinggal lebih lama didaerah itu dengan adanya kesibukan.
c. Daerah itu harus memiliki apa yang disebut “sometning to buy” artinya ditempat tersebut harus tersedia fasilitas-fasilias untuk berbelanja (shooping) terutama barang-barang souvenir hasil kerajinan tangan rakyat sebagai oleh-oleh untuk
(22)
dibawa pulang ketempat asal masing-masing. Fasilitas untuk berbelanja ini tidak hanya menyediakan barang-barang yang dapat dibeli tapi harus pula tersedia sarana-sarana untuk lebih memperlancar, seperti : money changer, bank, kantor pos, telekomunikasi, dan sebagainya.
2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata
Sarana dan prasarana adalah unsur penting dalam penyelenggaran kegiatan kepariwisataan, agar semua kegiatan kepariwisataan dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Sarana dapat berupa transportasi, akomodasi, restoran, sedangkan prasarana dapat berupa prasarana jalan, rumah sakit, dan lain-lain.
1. Sarana Kepariwisataan (Tourism Suprastructure)
Sarana kepariwisataan adalah perusahan-perusahan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung kepada wisatawan.
Sarana kepariwisataan dapat dibagi 3 (tiga) kelompok besar, yaitu:
1. Sarana pokok Kepariwiataan (Main Tourism Suprastruncture) adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup sera kehidupannya sangat tergantung kepada wisatawan. contohnya hotel, restoran, biro perjalanan umum, agen perjalanan, objek dan atraksi wisata.
(23)
2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure) adalah seluruh perusahaan yang menyediakan fasilitas-fasilitas rekreasi. Fungsi sarana pelengkap ini tidak hanya untuk melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi juga membuat wisatawan tinggal lebih lama didaerah tujuan wisata, sarana pelengkap ini berupa sarana olah raga seperti kolam renang, lapangan golf, dan lapangan tenis, kalau di daerah pantai seperti banana boat.
3. Sarana penunjang kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure) adalah semua perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yang fungsinya bukan saja membuat wisatawan lebih lama berdiam disuatu daerah tujuan wisata, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah mengusahakan agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan uangnya di daerah yang dikunjungi. Contohnya Night Club, Kasino dan lain-lain.
2. Prasarana Kepariwisataan (Tourism Infrastructure)
Kata prasarana berarti sebuah fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Adapun pendapat beberapa ahli mengenai prasarana adalah sebagai berikut:
1. Menurut Lothar A. Krecht (Yoeti, 1981:hal. 186-192), membagi prasarana dalam dua bagian yaitu :
(24)
1) Prasarana perekonomian (Economic Infrastructure) terdiri dari pengangkutan, prasarana komunikasi, prasarana utilities seperti air bersih, listrik, dan prasarana system perbankan.
2) Prasarana social ( Social Infrastructure) terdiri dari sistem pendidikan, pelayanan kesehatan, faktor keamanan, petugas yang langsung terlibat dalam pelayanan wisatawan.
2. Menurut Prof.Salah Wahab (Yoeti, 1981:hal. 192-194) membagi prasarana dalam 3 (tiga) yaitu:
1) Prasarana umum (general infrastructure) adalah prasarana yang menyangkut orang banyak, yang pengadaannya untuk kelancaraan roda perekonomian. Contohnya: air bersih, sistem irigasi, perhubungan, dan lain-lain.
2) Prasarana kebutuhan masyarakat banyak (Basic needs of Civil Life), seperti kantor pos, bank, rumah sakit.
3) Prasaran Kepariwisataan ( Tourism Infrastructure) adalah prasarana yang menyangkut kepariwisataan,prasarana ini dibagi dalam 3 ( tiga ) kelompok, yaitu :
a. Receptive Tourist Plan adalah segala bentuk badan usaha yang mengurus kedatangan wisatawan, seperti : agen perjalanan, BPU.
b. Residential Tourist Plan adalah semua fasilitas yang disediakan untuk menanpung wisatawan, seperti : restoran dan hotel.
(25)
c. Recreative dan supportive Tourist Plan adalah semua fasilitas yang dapat digunakan untuk kegiatan olahraga, seperti : kolam renang dan lapangan golf.
2.4 Sapta Pesona
Sapta pesona adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu objek wisata. Citra dan mutu pariwisata di suatu daerah atau objek wisata pada dasarnya ditentukan oleh keberhasilan dalam perwujudan sapta pesona daerah tersebut. Sapta pesona merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk memperbesar daya tarik dan daya saing pariwisata adalah:
a) Keamanan adalah suatu kondisi dimana wisatawan dapat merasa aman, yang artinya keselamatan jiwa dan fisik.
b) Ketertiban adalah kondisi yang mencerminkan suasana yang teratur, rapi, dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat.
c) Keberhasilan adalah keadaan / kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit, dan pencermaran. d) Kesejukan adalah suasana yang memberikan kesejukan, nyaman, tentram,
rapi, dan kesejukaan.
e) Keindahan adalah keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik, dan sedap dipandang mata.
(26)
f) Keramahtamahan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati.
2.5 Pengertian Produk Industri Pariwisata
Menurut batasan ini produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan dari ia berangkat meninggalkan tempat tinggalnya hingga ia kembali pulang. Adapun unsur-unsur dari produk wisata yang merupakan suatu paket yang tidak terpisah yaitu :
a) Tourist objects yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata yang
menjadi daya tarik orang-orang untuk dapat berkunjung kedaerah tersebut. b) Fasilitas yang diperlukan ditempat tujuan tersebut, seperti akomodasi,
restauran, bar, entertainment dan rekreasi.
c) Transportasi yang menghubungkan Negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisatawan seperti transportasi ditempat tujuan ke objek-objek wisata.
Ciri-ciri produk pariwisata adalah sebagai berikut:
a) Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipisahkan.
b) Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli. c) Hasil atau produk wisata tidak dapat ditimbun.
(27)
e) Hasil atau produk wisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang objektif.
f) Peranan perantara tidak diperlukan kecuali travel agent atau tour operator.
g) Dari segi kepemilikian usaha penyedian produk wisata memerlukan biaya yang besar, resiko tinggi dan permintaan sangat peka.
Produk pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi, dan hiburan dimana setiap unsur dipersiapkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.
2.6 Motivasi Perjalanan Wisata
Motivasi perjalanan wisata adalah suatu alasan tertentu dari masing-masing wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata, karena pada hakikatnya Mobilitas manusia merupakan salah satu sifat utama dari manusia itu sendiri yang tidak puas pada suatu tempat untuk memenuhi tuntutan kelangsungan hidupnya.
Dengan bertambahnya jumlah produk yang ditawarkan dan ditunjang dengan meningkatnya keadaan sosial ekonomi, dan kemajuan teknologi mendorong manusia untuk membuat permintaan jauh lebih banyak dan beragam.
Secara garis besarnya dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi yang akan mendorong wisatawan untuk mengadakan perjalanan wisata adalah sebagai berikut :
(28)
1. Dorongan kebutuhan untuk berlibur dan bereaksi. 2. Dorongan kebutuhan pendidikan dan penelitian. 3. Dorongan kebutuhan keagamaan.
4. Dorongan kebutuhan kesehatan. 5. Dorongan kepentingan keamanan. 6. Dorongan kepentingan politik.
7. Dorongan kepentingan hubungan keluarga.
(29)
BAB III
GAMBARAN UMUM PANTAI CERMIN
3.1 Letak Geografis
Pantai Cermin terletak di Kabupaten Serdang Bedagai yang merupakan salah satu Kabupaten yang berada dikawasan pantai timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20570 Lintang Utara, 30160 Lintang Selatan, 980330 Bujur Timur, dengan ketinggian berkisar 0 – 500 meter diatas permukaan laut. Luas wilayah 80,296km2
1. Batas-batas wilayah:
, Rasio terhadap luas total terdapat 4, 23 %.
Sebelah Utara : Selat Malaka
Sebelah Selatan : Kecamatan perbaungan
Sebelah Timur : Selat Malaka/ Kecamatan Perbaungan Sebelah barat : Kabupaten Deli Serdang
2. Iklim
Pantai cermin memiliki iklim tropis. Pengamatan stasiun sampai menunjukan rata-rata kelembapan udara perbulan sekitar 79%, curah hujan berkisar antara 120 sampai dengan 331 mm perbulan dengan periode tertinggi pada bulan mei-juni. Rata-rata kecepataan angin berkisar 0,42 m/dt dengan tingkat penguapan sekitar 3,9 mm perhari. Tempratur udara 22,20C dan maksimum 31,90 C.
(30)
3.2 Objek Wisata Di Pantai Cermin
Di Kecamatan Pantai Cermin saat ini telah berkembang beberapa objek wisatayang sudah mulai dikenal di dalam maupun diluar Negeri. Setiap hari wisata yang sudah dikenal didalam maupun diluar Negeri. Setiap hari wisatawan domestik maupun Mancanegara ramai berkunjung ke objek-objek wisata di Kecamatan Pantai Cermin ini ada 9 (sembilan) objek wisata yang dikelola dengan sistem pengelolahaan dan daya tarik yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Kawasan Wisata pantai Cermin yang terkenal dengan “Water Theme Park”, merupakan objek wisata alam yang dipadukan dengan wisata buatan dengan pengelolaan yang Profesional. Objek Wisata Water Theme Park ini merupakan primadona pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai dan satu-satu nya objek wisata rekreasi terbesar diluar Pulau Jawa.
Di objek wisata Pantai Cermin terdapat beberapa fasilitas-fasilitas rekreasi antara lain :
a. Watersports (Olahraga Air)
Bebaskan jiwa petualang wisatawan dan telusuri anugerah alam dengan olahraga, permainan ini cocok buat kaula muda dan yang berjiwa muda. Tersedia fasilitas jet ski, banana boat, spead boat, fishing boat.
b. Horse Riding (Kuda Tunggangan)
Wisatawan juga bisa naik kuda dan sado ditepi pantai, dan merasakan pengalaman yang berbeda dengan menunggang kuda sambil menikmati hembusa angin dan hangatnya sinar matahari.
(31)
c. Restaurant (Rumah makan)
Setelah wisatawan letih bermain, bisa meluangkan waktu untuk duduk santai dan menikmati berbagai jenis makanan ringan, sampai makanan laut semua tersedia disitu.
Area kawasan wisata Pantai Cermin yang sangat luai ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti, pondok-pondok santai, kios-kios souvenir, areal parker dan panggung hiburan. Sambil berwisata di objek wisata ini setiap pengunjung dapat melihat dari dekat aktifitas kaum nelayan mencari ikan di laut. Hamparan pasir putih di sepanjang pantai menjadi tempat yang menyenagkan bagi pengunjung bersantai dan bermain layang-layang.
d. theme park
Kini wisatawan lokal maupun wisatawan asing sekarang sudah bisa menikmati suasana pantai cermin dengan keadaan lebih modern layak nya seperti di ancol. Harga tarif masuk Rp 80.000 untuk orang dewasa dan tarif untuk anak-anak Rp 40.000
Ya inilah salah satu lokasi kebanggaan pantai sergai: Pantai Cermin Theme Park. Pantai cermin ini telah berubah,dan itu yang mungkin akan diucapkan oleh para wisatawan yang dahulu pernah kelokasi pantai. kini tidak ada lagi lokasi wisata yang kumuh dan kotor. Namun yang nampak adalah deretan tempat santai yang rapi, tempat jajanan yang menarik dan tentunya aneka sarana permainan yang mengasyikkan. Ya menikamati suasana pantai yang dilengakapi dengan berbagai
(32)
fasilitas modern kini tidak lagi menjadi impian. Kini pantai tidak hanya sekedar memberikan deburan ombak atau bermain pasir.
Di pantai cermin Theme Park wisatawan dapat menikmati, kolam renang, jet ski, seluncur air, seperti speed boat, banana boat, atau lazy pool. Fasilitas-fasilitas modern ini akan terus dikembangkan hingga menjadi sebuah kawasan wisata yang lengkap juga dengan hotelnya. Selain itu ada juga mini zoo(taman hewan) yang berisikan berbagai jenis hewan.kandang-kandang hewan ini terlihat bersih demikian juga dengan hewannya yang selalu dijaga dan dirawat dengan baik. Beberapa hewan yang ada diantara nya burung Merak, Kakatua Hitam, Parrot, Golden Phasant dan 50 jenis burung lainnya, juga ada Rusa Tutul dan Kangguru Irian. Lokasi wisata yang akan menjadi andalan Sergai ini memang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dinikmati dengan nyaman oleh wisatawan.Untuk menjaga kenyamanan wisatawan,pengelola objek wisata ini menyediakan tenaga-tenaga professional yang akan membimbing dan menjelaskan fasilitas yang ada, juga bagaimana menggunakan dengan aman. Soal keamanan pengunjung dalam menikmati berbagai fasilitas ini memang menjadi perhatian utama dengan tetap memberikan kesan santai dan nyaman. Petugas penyelamat ini adalah orang-orang professional dibidangnya.di Theme Park ini tersedia kolam anak-anak yang disebut children pool,dan permainan zigzag air. Dan Karena berada persis di bibir pantai sehingga pemandangan laut lepas bias langsung dilihat. Arena ini diharapkan bukan sekedar menjadi tempat bermain air bagi anak-anak,melainkan juga menjadi tempat menempa mental mereka sekaligus arena belajar berenang.Lokasi wisata yang hanya berjarak 48 km dari kota
(33)
Medan ini memiliki luas areal sekitar 43 yang memang dirancang menjadi one stop service to fun. Menurut Bupati Sergai H.T. Erry Nuradi, Pantai Cermin Theme Park akan menjadi kebanggan masyarakat Sumut dan Sergai.
e. Berhala Island
Pulau berhala kini mulai dibenahi oleh pemeintah kabupaten sergai untuk menarik investor. Potensi wisatanya yang begitu besar sangat mungkin membantu pulau ini menjadi salah satu ikon wisata di Sumatera Utara.Pulau seluas 5 ha ini masuk dalam wilayah kecamatan tanjung beringin dan merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatas dengan Malaysia. Berada di titik koordinat 03 (0)46’38”U dan 99(0) 30’03”T, Pulau Berhala hanya berjarak 17 km dari bibir pantai Tanjung Beringin atau 65 km dari Belawan Medan.
f. Pantai Pondok Permai
Terletak di pinggir pantai desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin, objek wisata Pondok Permai sudah sangat dikenal oleh masyarakat kota-kota besar di Sumatera Utara bahkan di Indonesia. Resorantnya yang berada sangat dekat dengan bibir pantai mengundang minat pengunjung untuk sering datang ke objek wisata Pondok Permai. Di areal 9 Ha pada lokasi ini tersedia.
g. Pantai Mutiara
Objek wisata ini mempunyai daya tarik tersendiri karena letaknya di areal hutan bakau di tepi pantai Desa Kota Pari Kecamantan Pantai Cermin, Lingkungan nya yang terlihat asri. Wisatawan disini dapat melihat tempat berkembang biaknya
(34)
ikan laut dan kepiting di dalam air diantara pohon-pohon bakau. Di pantai mutiara ini juga tersedia restoran dengan sajian ikan-ikan laut dan juga pondok-pondok santai.
h. Pantai Gudang Garam
Di Pantai Gudang Garam tersedia fasilitas penginapan (hotel) dilengkapi AC, Restoran seafood, karoke/music dan pondok-pondok santai serta beberapa kolam pancing. Hamparan pasir putih di sepanjang pantai dilokasi objek wisata ini sangat menarik dan dapat dijadikan tempat bermain volley pantai serta permainan pantai lainnya.
i. Pantai Kelang
Pantai Kelang ini letaknya 45 km dari ibu kota propinsi dan 28 km dari ibu kota kabupaten, dipantai kelang ini udara nya sangat sejuk dan segar udah sangat terasa begitu memasuki daerah sekitar pantai kelang ini. Dibawah pepohonan yang rindang pengunjung dapat bersantai sambil menikmati beraneka ragam makanan yang begitu lezat seperti makanan laut yang dijual di sekitar pantai. Hamparan putih dipesisir pantai dimanfaatkan sebagai arena bermain volley pantai maupun olah raga lainnya. Dipantai kelang juga terdapat panggung terbuka dan juga pondok-pondok untukberistirahat.
3.3 Penduduk dan Mata Pencarian
Pantai cermin didiami oleh penduduk dari beragama etnis/ suku bangsa agama dan budaya agama terdapat Agama Islam, Kristen, Budha, sedangkam suku terdapat Karo, Melayu,Tapanuli, Simalungun, Jawa, dengan mayoritas suku melayu.
(35)
Kerukunan, gotong-royong, keramahan masyarakat daerah pantai cermin, itu lah yang membuat semakin kondusif dan tangguh secara sosial kemasyarakatan dalam menyikapi globalisai dengan berbagai perubahan yang begitu cepat .
Masyarakat sebagaian besar mata pencarian adalah petani, pedagang, nelayan bekerja sebagai buruh pabrik, karena disana ada juga terdapat perkebunan seperti sawit. Disini masyarakat pantai cermin mempunyai acara spiritual untuk mengindari berbagai penyakit dan malapetaka dikecamatan pantai cermin, maka masyarakat setempat melaksanakan upacara spiritual atau tolak bala.
Dan setelaha acara tolak bala itu selesai selama 7 hari masyarakat tidak bole melakukan penyembelihan ayam, menyahuti panggilan orang dari luar rumah atau dalam rumah, menghempaskan pakaian yang telah dicuci, anak-anak tidak bole keluar maqrib, mengucapkan kata-kata kotor dan membuat bunyi-bunyian yang berasal dari tangan. Apabila larangan itu dilanggar, maka warga setempat akan menanggung biaya ritual dan perbuatan itu sendiri.
Acara langsung dipimpin para pawing yang memakai baju hitam, kuning dan putih sambil membacakan zikir dan doa yang diikuti ratusan warga yang terdiri dari nelayan dan petani. Tepung tawar ritual dilengkapi dengan daun sirih, pinang dan lainnya yang dimasukan kedalam sumpit. Bambu kuning yang berukuran setengah meter sebanyak 500 batang yang diikat dengan kain tiga ( 3 ) warna kuning, hitam, putih dibawa oleh warga dan pulut berwarna kuning, putih, hitam.
Selanjutnya bahan yang telah dipersiapkan digelar penancapan bendera tiga warna Kuning, Putih, Hitam ditepi sungai dihari terahkir ritual tolak bala tersebut
(36)
selain membacakan doa-doa selamat, seluruh warga yang mengikuti ritual dan para pawang mengelar acara makan bersama tanda acara ritual itu berahkir.
Menurut Sahar, H Kocik, Mujar, Sakban mengungkapkan bahwa ritual itu dilakukan agar tolak bala yang pertama dilakukan untuk menghindari malapetaka yang tidak diketahui kapan datangnya. Sedangkan menurut Kades Kuala Lama Usman, ritual tersebut bertujuan untuk membebaskan masyarakat sekitar bebas dari penyakit, benda atau wilayah dari ancaman bahaya yang mungkin akan terjadi, jadi bagi masyarakat sekitar beranggap bahwa tolak bala atau buang sial, pada intinya ritual ini memajatkan doa kepada Tuhan YME agar diberikan pertolongan dari ancaman bahaya.
(37)
BAB IV
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN
OBJEK WISATA DI PANTAI CERMIN
4.1 Masyarakat Harus Sadar Wisata
Masyarakat pantai cermin hendaknya mau membantu pemerintah dalam mengembangkan objek wisata Pantai Cermin, lebih jauh lagi masyarakat harus mengetahui misi, posisi, dan peran nya dalam pengembangan objek wisata tersebut. Masyarakat sadar wisata mempunyai arti sebagai masyarakat yang mengetahui dan menyadari apa yang dikerjakan dan juga masalah-masalah yang dihadapi untuk membangun Dunia pariwisata. Dengan ada nya kesadaran ini maka akan berkembang pemahaman dan pengertian yang profesional di antara berbagai pihak, yang pada giliranya akan mendorong masyarakat untuk mau berperan serta dalam pengembangan objek wisata Pantai Cermin. Dengan pemahaman dan pengertian tersebut masyarakat akan memperlanjar tugas pekerjaan masing-masing guna membina interaksi yang positif di tengah-tengah pengembangan objek wisata tersebut.
4.2 Tingkat Kesadaran Masyarakat
Pembangunan atau perkembangan pantai cermin melibatkan semua lapisan masyarakat, mulai dari kalangan atas samapai lapisan bawah, baik kalangan
(38)
pemerintah, swasta maupun masyarakat biasa. Semua diharapkan membantu dan menunjang usaha pengembangan pantai cermin.
Masyarakat akan terdorong untuk membantu apabila mereka mengetahui apa yang perlu mereka bantu dan mengapa mereka harus membantu. Mereka akan tertarik akan tertaik untuk menunjang pengembangan pantai cermin apabila mereka telah mmahami bahwa mereka akan mendapatkan manfaat yg positif. Namun pada kenyataan yang terjadi sampai sekarang adalah belum seperti yang diharapkan. Tingkatan pemahaman dan kesadaran wisata masyarakat secara umum masih perlu ditingkatkan. Kadang kala dalam melayani keperluan wisatawan baik oknum petugas pemerintah, karyawam industri pantai cermin, dan masyarakat belum menunjukan sikap dan tindakan selayaknya tuan rumah.
4.3 Meningkatkan Sikap Masyarakat
Setelah masyarakat sudah bisa memahami apa peran mereka dalam pengembangan pantai cermin, maka mereka harus memberikan pelayanan yang merupakan ujung tombak dalam Operasional pariwisata. Kualitas pelayanan itu sangat relatif tetapi dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan atau dengan orang-orang yang sifatnya silih berganti, maka kualitas yang diharapkan sebenarnya tidak lain adalah sikap, kemampuan, tingkah laku masyarakat sekitar itu sendiri, dalam memberikan pelayanan antara lain mencakup unsur-unsur berikut ini :
a. Mempunyai perhatian terhadap orang lain.
b. Masyarakat harus mempunyai kepribadian yang menyenangkan. c. Berakal budi.
(39)
d. Penampilan yang rapih,dan bersih. e. Mempunyai rasa humor.
f. Suka membantu dan berlaku sopan santun. g. Ramah-tamah.
h. Mempunyai keterampilan yang professional. i. Bersikap sabar dan dapat dipercaya.
j. Bersikap bersahabat.
4.4 Peran Serta Masyarakat
Suatu proses yang melibatkan masyarakat umum dikenalkan sebagai peran masyarakat yaitu proses komunikasi dua arah yang berlangsung terus-menerus. Peran Masyarakat dapat diartikan sebagai cara melakukan interaksi antara dua kelompok yang selama ini tidak diikut sertakan dalam pengambilan keputusan yang sebanarnya peran masyarakat itu sangat banyak mempengaruhi perkembangan pantai cermin.
Ternyata masih banyak yang peran masyarakat semata-mata sebagai penyampaian informasi, penyuluhan bahkan sekedar alat publik relation agar proyek tersebut berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Karenanya peran serta masyarakat tidak saja sebagai sarana untuk mencapai tujuan tetapi juga digunakan sebagai tujuan (Participation is an end it self).
Disamping persepsi yang dikemukankan Canter (1977), Cormick (1979), Goulet (1989), dan Wingert (1979) merinci peran masyarakat sebagai berikut :
(40)
a. Peran Serta Mayarakat Sebagai Suatu Kebijakan
Masyarakat berhak memberi masukan, saran tentang perkembangan atau proyek yang mau dikembangkan dipantai cermin.
b. Peran Serta Masyarakat Sebagai Strategi
Masyarakat sebagai merupakan strategi untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Pendapat ini didasarkan kepada satu paham bahwa bila masyarakat merasa memiliki akses terhadap pengambilan keputusan dan kepedulian masyarakat kepada tiap tingkatan pengambilan keputusan didokumentasikan dengan baik, maka keputusan tersebut akan memiliki Kreadibilitas.
Dengan adanyapartisipasi masyarakat dengan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai akan dapat mengembangkan pariwisata tersebut dengan cepat sehingga banyak wisatawan yang berkunjung kepantai cermin untuk menikmati keindahan alamnya.
c. Peran Serta Masyarakat Sebagai Media Komunikasi
Masyarakat digunakan sebagai media komunikasi memberi informasi dari 1 (satu) orang ke orang lain, untuk mempromosikan Pantai Cermin. Agar pantai cermin banyak di kunjungi oleh wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Selain promosi masyarakat juga harus memberikan pelayanan terhadap wisatawan.
d. Peran Serta Masyarakat Sebagai Terapi
Masyarakat terkadang banyak yang kurang percaya diri, susah bergaul, dan menjadi susah untuk berkomunikasi baik dengan wisatawan, disinilah masyarakat akan terobati secara psikologisnya. Dengan terbiasanya mereka bekerja dan diberikan
(41)
pelatihan maka mereka bisa bekerja dan berkomunikasi dengan wisatawan secara baik. Dan wisatawan pun merasa nyaman dengan sikap dan perilaku masyarakat sekitar.
4.5 Kegunaan Peran Masyarakat
Peran masyarakat sangat penting sekali disini,disini masyarakat harus bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada wisatawan,agar wisatawan tidak hanya sekali mau kesana,tetapi juga ingin kembali lagi ke Pantai cermin, Masyarakat juga bisa memanfaat kan adanya objek wisata pantai cermin sebagai lapangan pekerjaan, disitu mereka bisa berjualan souvenir-souvenir yang lucu, dengan pelayanan yang ramah tetapi tetap sopan kepada wisatawan yang ingin berbelanja, disitu masyarakat juga bisa membuat wisata kuliner dengan cara berjualan makanan khas serdang bedagai dan minuman seperti dodol, keripik, menjadi potensi utama meningkat kan wisatawan seafood, nasigoreng, air kelapa muda.Tetapi masyarakat harus menjaga kualitas masakan nya agar enak, dan bersih. Masyarakat juga bisa menyewakan pondok-pondok agar wisatawan yang datang itu bisa beristirahat disitu, tetapi dengan harga sewa yang tidak terlalu mahal dan menjaga kebersihaan pondok atau daerah pantai.
Serta kebersihaan sekitar pantai setidaknya masyarakat jangan membuang sampah sembarangan di daerah sekitar pantai atau pun jangan membuang kotoran atau limbah-limbah kedalam pantai, yang mengakibatkan pantai menjadi kotor dan air nya menjadi keruh, sehingga wisatawan tidak mau kembali lagi ke Pantai Cermin.
(42)
Dan juga yang sangat penting adalah keamanan, apabila didaerah Pantai Cermin tidak ada kerusuhaan, perkelahiaan antara masyarakat yang satu dengan yang lain nya. Serta wisatawan tidak ada merasa kehilangan sesuatu barang dan sebaginya. Maka wisatawaan akan merasa nyaman untuk berlibur, karena wisatawan yang berlibur, menginginkan suasana yang nyaman, dan tenang.
4.6 Kelemahan Peran Masyarakat
Masalah utama dari kelemahan peran masyarakat adalah kecendrungan masyarakat untuk kehilangan gairah selama masa pengembangan pantai cermin yang cukup lama. Masyarakat, berbeda dengan pengelolah atau pemerintah yang mempunyai kepentingan tertentu, disini masyarakat sebagian besar mengambil objek wisata pantai cermin sebagai tempat mata pencariaan nya, apabila ada terhambat pengembangan pantai cermin maka masyarakat juga akan susah untuk memenuhui kehidupan nya sehari-hari. Jika pengelolah atau pun pemerintah tidak bisa bekerja sama secara adil maka masyarakat akan berpikir para pengelolah dan pemerintah tidak mampu, tidak jujur, atau hanya bersikap terlalu teknis. Sejajar dengan itu pengelolah dan pemerintah juga merasa masyarakat tidak mampu tidak mau bekerja sama untuk memajukan pantai cermin. Selain dari sisi positif peran masyarakat untuk mendukung perkembangan Pantai Cermin juga terdapat sisi negatife nya antara lain:
a. Masyarakat bisa terbawa-bawa oleh kehidupan wisatawan terutama wisatawan asing.
b. Hilang kultrul budaya.
(43)
4.7 Pengelolahaan Dampak dan lingkungan
Masyarakat juga bisa mencegah dampak atau kerusakan dari lingkungan tersebut dengan ada nya kerja sama dari pemerintah, agar diadakannya perencanaan atau antisipasi dampak lingkungan.
a. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (PP AMDAL)
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986(PP. 29/1989) tentang Amdal maupun PP .51/1993 yang menggantikan mengharuskan setiap kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak yang dilengkapi Amdal. Dalam peraturan yang sama Amdal dijabarkan sebagai “hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan hidup.
b. Bapedal (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan)
Badan Pemerintah yang bertanggung jawab melakukan koordinasi prosess Amdal, menjabarkan Amdal sebagai “proses kajian yang terpadu untuk mengkoordinasi perencanaan dan kajian dari kegiatan pembangunan yang diusulkan, khususnya ekologi, sosio-ekonomi dan budaya sebagai kelengkapan teknis dan ekonomis.
c. Otto Soemarwoto (1991)
Membatasi sebagai “alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan yang sedang direncanakan.
(44)
Peraturan pemerintah yang terbentuk berdasarkan ketentuan pasal 16 UUPHL ini, menetapkan proses Amdal yang melibatkan beberapa aktor, seperti Pemrakarsa dan Komisi Amdal. Pemrakarsa adalah mereka yang mengajukan atau bertanggung jawab atas suatu rencana kegiatan yang akan dilaksanakan sedangakan Komisi Amdal yang dibentuk oleh Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) atau Gubernur, berfungsi sebagai penilai dokumen Amdal yang diajukan oleh Pemrakarsa.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air
Hak kepada setiap orang yang menduga atau mengetahui terjadinya pencemaran air untuk dilaporkan kepada Gubernur, Walikota atau aparat kepolisian terdekat (pasal 29) Jadi, dengan menduga siapa saja dapat membuat laporan pencemaran, dimana terhadap laopran itu aparat yang bersangkutan wajib melakukan penelitian. Ketentuan itu mengakui fungsi pengawasan sosial dari masyarakat saja menciptakan suatu perubahan atas tatanan sosial yang ada . Ini merupakan terobosan yang menarik karena menciptakan kesadaran berpolitik dari masyarakat serta akan membentuk masyarakat yang lebih bertanggung jawab dan peka akan lingkungan publik.
e. Peran Serta Dalam Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun
Peran serta masyarakat alam pengelolaan limbah berbahaya dan beracun lebih diutamakan untuk menyakinkan masyarakat apakah suatu prosedur dalam suatu peraturan telah diterapkan dengan benar dan tidak. Jika tidak ada “kuasa” (power)
(45)
masyarakat untuk mengoreksinya atau tidak. Kekuasaan masyarakat ini didasarkan bahwa lingkungan merupakan barang milik (public property) sehingga usaha pengelolaan lingkungan tidak semata-mata merupakan urusan satu kelompok saja, tapi lebih merupakan urusan public. Dalam kerangka ini tidak terkecuali pengelolaan limbah berbahaya dan beracun.
Karena itu udah sewajarnya peraturan pemerintah (PP) No 19 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3) harus pula memuat rumusan-rumusan peran serta masyarakat untuk memberi peluang kepada masyarakat agar terlibat dalam pengelolaan limabah bahan berbahaya dan beracun itu. Tapi melihat pasal-pasal dalam PP No 19/1994 aspek dari peran masyarakat terabaikan.
(46)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Peran serta masyarakat disini sangat dibutuhkan untuk memajukan objek wisata pantai cermin, pengelolah dan pemerintah harus bisa merangkul masyarakat agar mau mengembangkan pantai cermin sebagai objek wisata yang dikenal wisatawan asing maupun wisatawan lokal.
Potensi daerah pantai cermin banyak memiliki kelebihan, dan kelebihan itu bisa dimanfaatkan masyarakat untuk jadi mata pencarian, tinggal bagaimana masyarakat untuk mengelolah, bekerjasama dengan pengelolah dan pemerintah, dan bagaiman peran aktif masyarakat dalam melestarikan objek wisata pantai cermin.
Tetapi tidak hanya cukup sekedar memiliki kelibahan pantai yang indah,tetapi dari segi masyarakat nya juga perlu di perhatikan, bagaimana masyarakat melayani wisatawannya, dari psikologi pelayanan juga perlu diperhatikan lagi, masyarakat harus bisa lagi menjaga sikap dalam mengahadapi wisatawan yang datang, karena pada umum nya wisatawan yang datang ke Pantai Cermin itu ingin berlibur, untuk menghilangkan rasa jenuh dari aktivitas mereka, jadi salah satu peran masyarakat itu harus mempunyai sikap yang baik, dan menyenangkan.
Selain itu masyarakat harus diberi evaluasi, perencanan tentang alam dan peraturan perundang-undangan lingkungan, Masyarakat harus juga mengerti tentang
(47)
prosedur hukum, yang sebagain masyarakat masih sangat awam dengan perundangan lingkungan.
5.2 Saran
a. Meningkatkan infrastruktur dan layanan wisata yang professional.
b. Pemerintah, pengelolah dan masyarakat harus dapat meningkatkan dan mensukseskan pantai cermin.
c. Untuk menciptakan Sapta Pesona Wisata diharapkan kepada pemerintah dan masyarakat pada umumnya untuk dapat berperan aktif dalam melestarikan objek wisata pantai cermin.
d. Masyarakat dan para pekerja perlu ada nya khusus kepribadian,agar wisatawan tidak kecewa terhadap pelayanan masyarakat.
(48)
DAFTAR PUSTAKA
Darmaji, R. S. 1992. Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Madjid, Mukhtar. 2003. Geografi Pariwisata. Medan: Bartong Jaya
Pendit, Nyoman. S.1999. Ilmu Pariwisata.Jakarta: Pradnya Paramita.
Samsuridjal, D. 1997. Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta: Mutiara Sumber Widya
Soekadijo, R.G.1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Yoeti, Oka. A. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa
___________. 2005. Perencanaan Strategis Pemasaran. Jakarta: Pradnya Paramita
(1)
4.7 Pengelolahaan Dampak dan lingkungan
Masyarakat juga bisa mencegah dampak atau kerusakan dari lingkungan tersebut dengan ada nya kerja sama dari pemerintah, agar diadakannya perencanaan atau antisipasi dampak lingkungan.
a. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (PP AMDAL)
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986(PP. 29/1989) tentang Amdal maupun PP .51/1993 yang menggantikan mengharuskan setiap kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak yang dilengkapi Amdal. Dalam peraturan yang sama Amdal dijabarkan sebagai “hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan hidup.
b. Bapedal (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan)
Badan Pemerintah yang bertanggung jawab melakukan koordinasi prosess Amdal, menjabarkan Amdal sebagai “proses kajian yang terpadu untuk mengkoordinasi perencanaan dan kajian dari kegiatan pembangunan yang diusulkan, khususnya ekologi, sosio-ekonomi dan budaya sebagai kelengkapan teknis dan ekonomis.
c. Otto Soemarwoto (1991)
Membatasi sebagai “alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan yang sedang direncanakan.
(2)
Peraturan pemerintah yang terbentuk berdasarkan ketentuan pasal 16 UUPHL ini, menetapkan proses Amdal yang melibatkan beberapa aktor, seperti Pemrakarsa dan Komisi Amdal. Pemrakarsa adalah mereka yang mengajukan atau bertanggung jawab atas suatu rencana kegiatan yang akan dilaksanakan sedangakan Komisi Amdal yang dibentuk oleh Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) atau Gubernur, berfungsi sebagai penilai dokumen Amdal yang diajukan oleh Pemrakarsa.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air
Hak kepada setiap orang yang menduga atau mengetahui terjadinya pencemaran air untuk dilaporkan kepada Gubernur, Walikota atau aparat kepolisian terdekat (pasal 29) Jadi, dengan menduga siapa saja dapat membuat laporan pencemaran, dimana terhadap laopran itu aparat yang bersangkutan wajib melakukan penelitian. Ketentuan itu mengakui fungsi pengawasan sosial dari masyarakat saja menciptakan suatu perubahan atas tatanan sosial yang ada . Ini merupakan terobosan yang menarik karena menciptakan kesadaran berpolitik dari masyarakat serta akan membentuk masyarakat yang lebih bertanggung jawab dan peka akan lingkungan publik.
e. Peran Serta Dalam Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun
Peran serta masyarakat alam pengelolaan limbah berbahaya dan beracun lebih diutamakan untuk menyakinkan masyarakat apakah suatu prosedur dalam suatu peraturan telah diterapkan dengan benar dan tidak. Jika tidak ada “kuasa” (power)
(3)
masyarakat untuk mengoreksinya atau tidak. Kekuasaan masyarakat ini didasarkan bahwa lingkungan merupakan barang milik (public property) sehingga usaha pengelolaan lingkungan tidak semata-mata merupakan urusan satu kelompok saja, tapi lebih merupakan urusan public. Dalam kerangka ini tidak terkecuali pengelolaan limbah berbahaya dan beracun.
Karena itu udah sewajarnya peraturan pemerintah (PP) No 19 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3) harus pula memuat rumusan-rumusan peran serta masyarakat untuk memberi peluang kepada masyarakat agar terlibat dalam pengelolaan limabah bahan berbahaya dan beracun itu. Tapi melihat pasal-pasal dalam PP No 19/1994 aspek dari peran masyarakat terabaikan.
(4)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Peran serta masyarakat disini sangat dibutuhkan untuk memajukan objek wisata pantai cermin, pengelolah dan pemerintah harus bisa merangkul masyarakat agar mau mengembangkan pantai cermin sebagai objek wisata yang dikenal wisatawan asing maupun wisatawan lokal.
Potensi daerah pantai cermin banyak memiliki kelebihan, dan kelebihan itu bisa dimanfaatkan masyarakat untuk jadi mata pencarian, tinggal bagaimana masyarakat untuk mengelolah, bekerjasama dengan pengelolah dan pemerintah, dan bagaiman peran aktif masyarakat dalam melestarikan objek wisata pantai cermin.
Tetapi tidak hanya cukup sekedar memiliki kelibahan pantai yang indah,tetapi dari segi masyarakat nya juga perlu di perhatikan, bagaimana masyarakat melayani wisatawannya, dari psikologi pelayanan juga perlu diperhatikan lagi, masyarakat harus bisa lagi menjaga sikap dalam mengahadapi wisatawan yang datang, karena pada umum nya wisatawan yang datang ke Pantai Cermin itu ingin berlibur, untuk menghilangkan rasa jenuh dari aktivitas mereka, jadi salah satu peran masyarakat itu harus mempunyai sikap yang baik, dan menyenangkan.
Selain itu masyarakat harus diberi evaluasi, perencanan tentang alam dan peraturan perundang-undangan lingkungan, Masyarakat harus juga mengerti tentang
(5)
prosedur hukum, yang sebagain masyarakat masih sangat awam dengan perundangan lingkungan.
5.2 Saran
a. Meningkatkan infrastruktur dan layanan wisata yang professional.
b. Pemerintah, pengelolah dan masyarakat harus dapat meningkatkan dan mensukseskan pantai cermin.
c. Untuk menciptakan Sapta Pesona Wisata diharapkan kepada pemerintah dan masyarakat pada umumnya untuk dapat berperan aktif dalam melestarikan objek wisata pantai cermin.
d. Masyarakat dan para pekerja perlu ada nya khusus kepribadian,agar wisatawan tidak kecewa terhadap pelayanan masyarakat.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Darmaji, R. S. 1992. Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Madjid, Mukhtar. 2003. Geografi Pariwisata. Medan: Bartong Jaya
Pendit, Nyoman. S.1999. Ilmu Pariwisata.Jakarta: Pradnya Paramita.
Samsuridjal, D. 1997. Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta: Mutiara Sumber Widya
Soekadijo, R.G.1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Yoeti, Oka. A. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa
___________. 2005. Perencanaan Strategis Pemasaran. Jakarta: Pradnya Paramita
www.google.com