Potensi Seduhan Daun Ceremai (Phyllanthus Acidus [L.] Skeels) Dan Kemiri Sunan (Reutealis Trisperma (Blanco) Airy Shaw) Untuk Pengendalikan Meloidogyne Spp. Pada Tanaman Tomat
POTENSI SEDUHAN DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus [L.]
Skeels) DAN KEMIRI SUNAN (Reutealis trisperma (Blanco) Airy
Shaw) UNTUK PENGENDALIKAN Meloidogyne spp. PADA
TANAMAN TOMAT
ANGGUN SASMITA
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Seduhan Daun
Ceremai (Phyllanthus acidus [L.] Skeels) dan Kemiri Sunan (Reutealis trisperma
(Blanco) Airy Shaw) untuk Pengendalikan Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat
adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Anggun Sasmita
NIM A34110040
____________________
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
ABSTRAK
ANGGUN SASMITA. Potensi Seduhan Daun Ceremai (Phyllanthus acidus [L.]
Skeels) dan Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) untuk
Pengendalikan Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat. Dibimbing oleh ABDUL
MUNIF.
Nematoda puru akar Meloidogyne spp. adalah salah satu penyakit penting pada
tanaman tomat. Penggunaan seduhan daun ceremai dan kemiri sunan sebagai
nematisida botani adalah salah satu metode alternatif untuk pengendalian
nematoda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi potensi seduhan
daun ceremai dan kemiri sunan dalam mengendalikan Meloidogyne spp. pada
tanaman tomat. Daun ceremai dan kemiri sunan dihaluskan dengan pelarut air dan
diinkubasi dengan cara aerasi dan tanpa aerasi selama dua minggu dan disaring
untuk mendapatkan seduhan daun ceremai dan kemiri sunan. Dalam penelitian ini,
masing-masing seduhan diuji pada konsentrasi 10% dan 30% (v/v). Hasil uji
fitotoksisitas menunjukkan bahwa seduhan daun ceremai dan kemiri sunan tidak
bersifat toksik pada tanaman tomat. Aplikasi seduhan di rumah kaca menunjukkan
bahwa seduhan daun ceremai aerasi pada konsentrasi 10% dan daun kemiri sunan
tanpa aerasi pada konsentrasi 30% mampu menekan puru hingga 65%. Seduhan
daun ceremai dan kemiri sunan mampu meningkatkan bobot basah, bobot kering
dan tinggi tanaman tomat. Hasil pengujian in vitro terhadap juvenil Meloidogyne
spp. menunjukan bahwa seduhan daun ceremai dan kemiri sunan dapat
menyebabkan 10%-24% kematian juvenil setelah 24 jam. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa seduhan daun ceremai dan kemiri sunan mempunyai efek
nematisida terhadap Meloidogyne spp.
Kata kunci: aerasi, fitotoksisitas, nematisida botani, Meloidogyne spp., tomat
ABSTRACT
ANGGUN SASMITA. The Potency of Leaves Infusion of Tahitian Gooseberry
Tree (Phyllanthus acidus [L.] Skeels) and Philippine Tung (Reutealis trisperma
(Blanco) Airy Shaw) to Control Meloidogyne spp. on Tomato Plant. Supervised by
ABDUL MUNIF.
Root knot nematode Meloidogyne spp. is one of the important diseases on tomato.
Utilization of leaves infusion tahitian gooseberry tree and philippine tung tree as
botanical nematicides is one of alternative methods for controlling nematodes. The
objective of this research was to evaluate the potency of leaves infusion of tahitian
gooseberry tree and philippine tung tree to control Meloidogyne spp. on tomato
plants. Leaves of these plant were blended with solvent water and incubated with
and without aeration for two weeks and filtered to obtain leaves infusion of tahitian
gooseberry tree and philippine tung. In this research, each infusion were tested at
concentrations of 10% and 30% (v/v). Phytotoxicity test showed these infusions
were not toxic on tomato plants. Applications in greenhouse showed that leaves
infusion of tahitian gooseberry tree by aeration concentration of 10% and philippine
tung without aeration at concentration of 30% were able to suppress root knot up to
65%. Infusion of leaves of tahitian gooseberry tree and philippine tung were able to
increase wet weight, dry weight and high plants of tomato. In vitro test to juvenil
of Meloidogyne spp. showed that these infusions may caused 10-24% mortality of
juvenile after 24 hours. Results of this research indicated that leaves infusion of
tahitian gooseberry tree and philippine tung tree have nematicidal effect to
Meloidogyne spp.
Keywords: aeration, botanical nematicides, Meloidogyne spp., phytotoxicity,
tomato
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
1
POTENSI SEDUHAN DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus [L.]
Skeels) DAN KEMIRI SUNAN (Reutealis trisperma (Blanco) Airy
Shaw) UNTUK PENGENDALIKAN Meloidogyne spp. PADA
TANAMAN TOMAT
ANGGUN SASMITA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Proteksi Tanaman
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
2
4
5
PRAKATA
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Potensi Seduhan Daun Ceremai
(Phyllanthus acidus [L.] Skeels) dan Daun Kemiri Sunan (Reutealis trisperma
(Blanco) Airy Shaw) untuk Pengendalian Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat”.
Tugas akhir Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Abdul Munif, MSc.Agr.
selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan bimbingan,
pengetahuan, saran, arahan dan masukan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Sugeng Santoso M.Agr. selaku dosen penguji
yang telah memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan penulisan tugas
akhir ini. Di samping itu, ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada
Ayah, Ibu, Ayuk dan adik-adik yang selalu memberikan doa, dukungan dan kasih
sayangnya yang tulus kepada penulis. Terimakasih juga kepada teman-teman satu
bimbingan yaitu Nurul Fauzi dan Kak Vera Rachmawati, teman-teman satu kosan
Arsida 1 yaitu Selvia Wulan hajijah, Yusriah K, Geubrina Maghfirah dan Elvira
Rachmawati dan teman-teman PTN 48 yaitu Pipit Ernawati, Euis Marlina, Mutia
Ayu P, Pipih Nurparidah, Listihani, Phor Bho Ayuwati, Siti Rizkah Sagala dan
teman-teman semuanya yang tidak bisa disebutkan satu per satu serta kakak-kakak
Laboratorim Nematologi dan pihak lain yang mendukung terlaksananya tugas akhir
penulis. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi yang
memerlukannya.
Bogor, Januari 2016
Anggun Sasmita
6
7
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Alat dan Bahan
Penyiapan Bahan Percobaan
Penyiapan Seduhan Daun Ceremai dan Kemiri Sunan
Ekstraksi Nematoda dari Sampel Akar
Uji Fitotoksisitas
Uji In Vivo
Uji In Vitro
Isolasi Cendawan dan Bakteri dari Seduhan Daun Ceremai dan
Kemiri Sunan
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi pengambilan sampel dan Morfologi Tanaman
Seduhan Daun Ceremai dan Kemiri Sunan
Uji Fitotoksisitas
Hasil Pengujian In Vivo
Hasil Pengujian In Vitro
Kelimpahan dan Keragaman Cendawan dan Bakteri
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
viii
viii
viii
1
1
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
5
5
5
6
6
6
7
8
10
12
13
13
13
14
17
21
8
viii
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
Hasil pengukuran pH dan warna seduhan daun ceremai dan kemiri sunan
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap fitotoksisitas
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap jumlah puru
akar pada tanaman tomat
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap berat basah
tajuk, berat basah akar, berat kering tajuk dan berat kering akar
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap tinggi
tanaman tomat
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap persentase
kematian J2 Meloidogyne spp.
Hasil isolasi cendawan dan bakteri dari seduhan daun ceremai dan kemiri
sunan
7
8
8
9
10
11
12
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
Tanaman ceremai
Tanaman kemiri sunan
Contoh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan
Akar tanaman tomat oleh beberapa perlakuan seduhan
6
6
7
9
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
Hasil analisis sidik ragam jumlah puru per gram akar
Hasil analisis sidik ragam berat basa tajuk
Hasil analisis sidik ragam berat basa akar
Hasil analis sidik ragam berat kering tajuk
Hasil analisis sidik ragam berat kering akar
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap fitotoksisitas
tanaman tomat
Pengaruh seduhan daun ceremai terhadap fitotoksisitas tanaman tomat
Pengaruh seduhan daun kemiri sunan terhadap fitotoksisitas tanaman
tomat
18
18
18
18
19
19
20
20
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) merupakan tanaman semusim yang
berasal dari Amerika Latin lebih tepatnya di Peru. Tanaman tomat mulai masuk ke
Eropa pada awal abad ke 16, sedangkan penyebarannya ke benua Asia dimulai dari
Filipina melewati jalur Amerika Selatan (Trisnawati dan Setiawan 1994). Buah
tomat banyak dimanfaatkan sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, minuman,
dan sebagai bahan baku industri misalnya dibuat saus, bahan pewarna makanan,
dan kosmetik. Tomat juga sebagai sumber gizi. Nilai gizi setiap 100 gram buah
tomat masak mengandung 20 kalori, 1 g protein, 0.3 g lemak, 4.2 g karbohidrat,
1500 SI (satuan internasional) vitamin A, 0.06 mg vitamin B, 40 mg vitamin C, 5
mg kalsium, 26 mg fosfor, 0.5 mg besi, dan 94 g air (Cahyono 2008).
Tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi
tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan
kualitas dan kuantitas buahnya (Hanindita 2008). Berdasarkan data produksi
tanaman sayuran di Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS
2015), pada tahun 2014 produktivitas tomat adalah sebesar 15.52 ton/ha.
Produktivitas tomat tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yaitu
sebesar 16.61 ton/ha.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam meningkatkan produktivitas tomat
adalah gangguan hama dan penyakit tanaman. Patogen yang menyerang tanaman
tomat salah satunya adalah nematoda puru akar (NPA) yang disebabkan
Meloidogyne spp. Nematoda puru akar merupakan salah satu patogen penting pada
tanaman sayuran. Kehilangan hasil pada tanaman tomat akibat serangan nematoda
di daerah tropis berkisar 24% sampai 38% (Luc et al. 1995). Tanaman tomat yang
terserang Meloidogyne spp. akan lebih rentan terinfeksi patogen lain seperti
Fusarium oxysporum dan Ralstonia solanacearum (Agrios 2005). Serangan NPA
mengakibatkan kerusakan pada akar, penyerapan unsur hara terhambat sehingga
akar lebih sedikit, tanaman menjadi kerdil, daun mengalami klorosis, layu dan
berguguran, sementara pada serangan yang parah tanaman akan mati (Taylor dan
Sasser 1987).
Upaya untuk mengurangi kerugian akibat infeksi Meloidogyne spp. telah
banyak dilakukan antara lain dengan pergiliran tanaman, penggenangan air dan
penggunaan pestisida sintetik. Penggunaan pestisida sintetik yang kurang bijaksana
dapat merugikan terhadap lingkungan (Kardinan 2002). Oleh karena itu, pestisida
nabati merupakan salah satu alternatif pengendalian Meloidogyne spp. karena
sifatnya yang mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
aman bagi manusia dan hewan (Asmaliyah et al. 2010). Pestisida nabati adalah
pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Tumbuhan mengandung
bahan kimia yang merupakan produksi metabolit sekunder yang dapat digunakan
sebagai alat pertahanan dari serangan organisme pengganggu. Lebih dari 2400 jenis
tumbuhan yang termasuk ke dalam 235 famili dilaporkan mengandung bahan
pestisida (Kardinan 2002).
Ceremai “Tahitian gooseberry tree” (Euphorbiaceae) merupakan salah satu
tanaman Genus Phyllanthus. Sebagian besar anggota dari genus ini telah diketahui
sebagai tanaman obat (Hariyani et al. 2013). Uji fitokimia menunjukkan bahwa
2
daun ceremai mengandung senyawa flavonoid, tannin dan saponin. Senyawasenyawa yang terkandung dalam ekstrak daun ceremai mempunyai efek larvasida
terhadap larva nyamuk Aedes aegypty (Pratiwi et al. 2013) dan larva Anopheles
aconitus (Nirmawati 2010). Pengujian secara in vitro membuktikan bahwa daun
ceremai memiliki efektivitas sebagai antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi
(Lestari 2013).
Kemiri sunan “Philippine tung” (Euphorbiaceae) adalah tanaman yang sangat
potensial sebagai penghasil minyak nabati (Heyne 1987). Tanaman ini jarang
terserang hama dan penyakit karena adanya kandungan zat beracun yang terdapat
pada hampir seluruh tanaman kemiri sunan (Balitbang Pertanian 2009).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi seduhan daun ceremai
dan kemiri sunan untuk mengendalikan nematoda puru akar (Meloidogyne spp.)
serta mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang potensi
seduhan daun ceremai dan kemiri sunan dalam mengendalikan penyakit khususnya
puru akar yang disebabkan oleh nematoda puru akar Meloidogyne spp. pada
tanaman tomat dan pengaruhnya dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Nematologi Tumbuhan,
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan
rumah kaca SEAMEO BIOTROP (Southeast Asian Regional Centre for Tropical
Biology) Tajur, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juli
2015.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas ukur, mikropipet, pH
meter, saringan 50, 100, 500 mesh, blender, tabung Erlenmayer, tabung reaksi,
cawan petri, cawan Syracaus, gunting, tip, wadah plastik, aerator, vortex, bunsen,
autoklaf, tray dan polybag. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
benih tomat, tanah, pupuk kandang, pasir, akar tomat yang terinfeksi Meloidogyne
spp., daun ceremai, daun kemiri sunan, air steril, potato dextrose agar, trypticase
soy agar, Chloramfenikol, alkohol 70% dan aluminium foil.
Penyiapan Bahan percobaan
Pembuatan Seduhan Daun Ceremai dan Kemiri Sunan
Daun ceremai yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Desa
Babakan, Desa Purwasari dan Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor. Daun kemiri sunan diperoleh dari tanaman kemiri sunan di kebun YAPIPI
(Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia) Desa Ciherang, Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor. Daun ceremai dan kemiri sunan yang digunakan
ditimbang terlebih dahulu sebanyak 1 kg kemudian ditambahkan air sebanyak 4
liter dan dihaluskan. Daun ceremai dan kemiri sunan yang telah dihaluskan
dipindahkan ke dalam wadah plastik dan ditutup rapat. Seduhan daun ceremai dan
kemiri sunan selanjutnya diinkubasi selama dua minggu dengan perlakuan aerasi
dan tanpa aerasi dengan menggunakan aerator. Ada empat jenis seduhan yang
diperoleh yaitu: seduhan daun ceremai tanpa aerasi, seduhan daun ceremai aerasi,
seduhan daun kemiri sunan tanpa aerasi dan seduhan daun kemiri sunan aerasi.
Setelah dua minggu seduhan tersebut disaring untuk mendapatkan hasil seduhan
yang bersih. Hasil seduhan daun ceremai dan kemiri sunan siap digunakan untuk
pengujian selanjutnya (Aminudi 2013).
Ekstraksi Nematoda dari Sampel Akar
Nematoda diekstraksi dari sampel akar dengan menggunakan metode
pengabutan (mistifier). Inokulum Meloidogyne spp. diperoleh dari akar tanaman
tomat yang terinfeksi Meloidogyne spp. di kebun percobaan IPB Pasir Sarongge,
Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Akar tanaman tomat tersebut dicuci dan
dipotong-potong (± 1 cm), kemudian dimasukkan pada saringan 100 mesh. Saringan
yang berisi potongan akar tomat diletakkan di atas corong yang di bawahnya
terdapat wadah plastik penampung suspensi nematoda dan disimpan di dalam mist
chambers selama 48 jam. Suspensi nematoda juvenil instar-2 (J2) yang didapat
4
disaring dengan saringan 500 mesh. Suspensi nematoda siap digunakan untuk
pengujian In Vivo dan In Vitro.
Metode Pengujian
Uji Fitotoksisitas
Uji fitotoksisitas dilakukan untuk melihat pengaruh fitotoksik seduhan daun
ceremai dan kemiri sunan terhadap tanaman tomat. Tanaman tomat yang digunakan
adalah varietas Delenna. Benih tomat disemai di tray hingga berumur dua minggu
kemudian di pindahtanam ke polybag (satu bibit per polybag). Polybag yang
digunakan berukuran 15 cm x 10 cm yang telah diisi dengan tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 2 : 1. Tanaman tomat tersebut kemudian diberi
perlakuan penyiraman seduhan daun ceremai dan kemiri sunan sebanyak 100 ml
pada tanah. Konsentrasi yang diuji adalah konsentrasi 10%, 30% dan 50% (v/v).
Jumlah total perlakuan seluruhnya terdiri atas 13 perlakuan termasuk kontrol
dengan empat ulangan. Parameter yang diamati adalah jumlah tanaman yang
menunjukkan gejala fitotoksik (layu, kerdil dan mati), tinggi tanaman dan jumlah
daun. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama tiga minggu setelah perlakuan.
Uji In Vivo
Benih tanaman tomat varietas Delenna disemai di tray hingga berumur dua
minggu kemudian dipindahtanam ke polybag (satu bibit per polybag). Polybag
yang digunakan berukuran 30 cm x 30 cm yang telah diisi dengan tanah, pupuk
kandang dan pasir dengan perbandingan 4 : 2 : 1. Tanaman tomat tersebut kemudian
diberi perlakuan penyiraman seduhan daun ceremai dan kemiri sunan sebanyak 100
ml pada tanah. Konsentrasi yang diuji adalah konsentrasi 10% dan 30% (v/v).
Setelah satu minggu kemudian tanaman tomat diinokulasi dengan nematoda
Meloidogyne spp. sebanyak 500 ekor pada setiap polybag. Minggu ke dua setelah
perlakuan tanaman tomat disiram kembali dengan seduhan ceremai maupun kemiri
sunan sebanyak 200 ml pada setiap polybag. Jumlah perlakuan dalam penelitian ini
terdiri dari sembilan perlakuan termasuk kontrol dengan lima ulangan. Setelah lima
minggu dari perlakuan dilakukan pengamatan berat basah tajuk, berat basah akar,
berat kering tajuk, berat kering akar, panjang akar dan jumlah puru. Pengamatan
tinggi tanaman dan jumlah daun dilakukan setiap minggu selama lima minggu
setelah perlakuan. Tingkat efikasi (TE) dihitung menggunakan rumus Abbott
(1925):
TE =
Pa kontrol − Pa perlakuan
× 100%
Pa kontrol
Pa = jumlah puru/gram akar
Kategori tingkat efikasi (Abbott 1925): sangat efektif (TE ≥ 95%), efektif
(75% ≤ TE < 95%), cukup efektif (60% ≤ TE F
Model
8
2259.707884
282.463486
2.42
0.0346
Error
34
3968.581954
116.722999
Corrected Total
42
6228.289839
R-Square
0.362814
Coeff Var
57.29902
Root MSE
10.80384
Respon mean
18.85520
Lampiran 2 Hasil analisis sidik ragam berat basa tajuk
Source
DF
Sum of squares
Mean square
F Value
Pr > F
Model
8
11989.67619
1498.70952
2.47
0.0315
Error
34
20626.41938
606.65939
Corrected Total
42
32616.09557
R-Square
0.367600
Coeff Var
48.39719
Root MSE
24.63046
Respon mean
50.89233
Lampiran 3 Hasil analisis sidik ragam berat basa akar
Source
DF
Sum of squares
Mean square
F Value
Pr > F
Model
8
15.59822116
1.94977765
2.89
0.0144
Error
34
22.94543000
0.67486559
Corrected Total
42
38.54365116
R-Square
0.404690
Coeff Var
38.78413
Root MSE
0.821502
Respon mean
2.118140
Lampiran 4 Hasil analisis sidik ragam berat kering tajuk
Source
DF
Sum of squares
Mean square
F Value
Pr > F
Model
8
86.0934324
10.7616791
2.52
0.0288
Error
34
145.2811350
4.2729746
Corrected Total
42
231.3745674
R-Square
0.372095
Coeff Var
49.12731
Root MSE
2.067117
Respon mean
4.207674
19
Lampiran 5 Hasil analisis sidik ragam berat kering akar
Source
DF
Sum of squares
Mean square
F Value
Pr > F
Model
8
0.21693616
0.02711702
2.33
0.0408
Error
34
0.39511500
0.01162103
Corrected Total
42
0.61205116
R-Square
0.354441
Lampiran 6
Coeff Var
42.80183
Ceremai tanpa aerasi
Ceremai aerasi
Kemiri sunan tanpa
aerasi
Kemiri sunan aerasi
a
Respon mean
0.251860
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap
fitotoksisitas tanaman tomat
Jenis seduhan
Kontrol
Root MSE
0.107801
Konsentrasi
Tinggi
(%)
tanaman (cm)a
10
30
50
10
30
50
10
30
50
10
30
50
0
16.5a
11.8a
14.3a
13.7a
14.0a
17.2a
14.1a
13.8a
14.9a
17.5a
11.6a
15.6a
17.0a
Jumlah
dauna
Keterangan
9.0a
7.7a
8.00a
9.2a
8.5a
8.25
8.2a
7.0a
7.5a
8.2a
8.2a
8.0a
8.0a
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidal toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
uji selang berganda Duncan pada taraf 5%.
20
Lampiran 7 Pengaruh seduhan daun ceremai terhadap fitotoksisitas tanaman tomat
CA50
CA30
CA10
C50
C30
C10
Kontrol
Lampiran 8 Pengaruh seduhan daun kemiri sunan terhadap fitotoksisitas tanaman
tomat
KA50
KA30
KA10
K50
K30
K10
Kontrol
21
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 18 Agustus 1993. Penulis
merupakan anak kedua dari empat bersaudara, dari pasangan Surya Darma dan Rita
Rosdiana. Pendidikan sekolah menengah ditempuh di SMA Negeri 4 Palembang
pada program IPA dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan pendidikan sarjana di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur undangan. Selama S1,
penulis mendapatkan beasiswa Bidikmisi dari pemerintah. Gelar Sarjana Pertanian
(SP) diperoleh pada tahun 2016.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif mengikuti berbagai organisasi
seperti Ikatan Keluarga Muslim TPB (IKMT) tahun 2011-2012, pengajar
Bimbingan Remaja dan Anak (BIRENA) tahun 2011-2012, Dewan Musholla
Asrama Sylva Sari tahun 2011-2012, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Pertanian periode 2012-2013, Forum Komunikasi Rohis Departemen (FKRD)
periode 2013-2014. Penulis juga aktif mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan
seperti Panitia Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) Angkatan 49
tahun 2012, Panitia Masa Perkenalan Fakultas MPF tahun 2013.
Penulis pernah mengikuti lomba akademik dan non akademik. Prestasi yang
diperoleh dibidang akademik yaitu penulis terpilih sebagai mahasiswa berprestasi
peringkat 4 tingkat Departemen. Prestasi yang diperoleh dibidang non akademik
yaitu juara 3 lomba kreasi jilbab, Juara 2 lomba catur tingkat departemen, Juara 1
lomba tari (kelompok) mewakili organisasi daerah dalam Acara Gebyar Nusantara
IPB. Penulis juga memiliki minat di bidang kewirausahaan dan memperoleh
beberapa prestasi yaitu juara 3 lomba Business Competition Agriculture, finalis 4
besar lomba Business Plan Competition tingkat IPB, Juara 1 kategori kelompok
kewirausahaan terbaik kelas kewirausahaan. Penulis pernah menjadi asisten
praktikum Penyakit Benih dan Pascapanen pada tahun 2014.
Skeels) DAN KEMIRI SUNAN (Reutealis trisperma (Blanco) Airy
Shaw) UNTUK PENGENDALIKAN Meloidogyne spp. PADA
TANAMAN TOMAT
ANGGUN SASMITA
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Seduhan Daun
Ceremai (Phyllanthus acidus [L.] Skeels) dan Kemiri Sunan (Reutealis trisperma
(Blanco) Airy Shaw) untuk Pengendalikan Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat
adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Anggun Sasmita
NIM A34110040
____________________
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
ABSTRAK
ANGGUN SASMITA. Potensi Seduhan Daun Ceremai (Phyllanthus acidus [L.]
Skeels) dan Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) untuk
Pengendalikan Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat. Dibimbing oleh ABDUL
MUNIF.
Nematoda puru akar Meloidogyne spp. adalah salah satu penyakit penting pada
tanaman tomat. Penggunaan seduhan daun ceremai dan kemiri sunan sebagai
nematisida botani adalah salah satu metode alternatif untuk pengendalian
nematoda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi potensi seduhan
daun ceremai dan kemiri sunan dalam mengendalikan Meloidogyne spp. pada
tanaman tomat. Daun ceremai dan kemiri sunan dihaluskan dengan pelarut air dan
diinkubasi dengan cara aerasi dan tanpa aerasi selama dua minggu dan disaring
untuk mendapatkan seduhan daun ceremai dan kemiri sunan. Dalam penelitian ini,
masing-masing seduhan diuji pada konsentrasi 10% dan 30% (v/v). Hasil uji
fitotoksisitas menunjukkan bahwa seduhan daun ceremai dan kemiri sunan tidak
bersifat toksik pada tanaman tomat. Aplikasi seduhan di rumah kaca menunjukkan
bahwa seduhan daun ceremai aerasi pada konsentrasi 10% dan daun kemiri sunan
tanpa aerasi pada konsentrasi 30% mampu menekan puru hingga 65%. Seduhan
daun ceremai dan kemiri sunan mampu meningkatkan bobot basah, bobot kering
dan tinggi tanaman tomat. Hasil pengujian in vitro terhadap juvenil Meloidogyne
spp. menunjukan bahwa seduhan daun ceremai dan kemiri sunan dapat
menyebabkan 10%-24% kematian juvenil setelah 24 jam. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa seduhan daun ceremai dan kemiri sunan mempunyai efek
nematisida terhadap Meloidogyne spp.
Kata kunci: aerasi, fitotoksisitas, nematisida botani, Meloidogyne spp., tomat
ABSTRACT
ANGGUN SASMITA. The Potency of Leaves Infusion of Tahitian Gooseberry
Tree (Phyllanthus acidus [L.] Skeels) and Philippine Tung (Reutealis trisperma
(Blanco) Airy Shaw) to Control Meloidogyne spp. on Tomato Plant. Supervised by
ABDUL MUNIF.
Root knot nematode Meloidogyne spp. is one of the important diseases on tomato.
Utilization of leaves infusion tahitian gooseberry tree and philippine tung tree as
botanical nematicides is one of alternative methods for controlling nematodes. The
objective of this research was to evaluate the potency of leaves infusion of tahitian
gooseberry tree and philippine tung tree to control Meloidogyne spp. on tomato
plants. Leaves of these plant were blended with solvent water and incubated with
and without aeration for two weeks and filtered to obtain leaves infusion of tahitian
gooseberry tree and philippine tung. In this research, each infusion were tested at
concentrations of 10% and 30% (v/v). Phytotoxicity test showed these infusions
were not toxic on tomato plants. Applications in greenhouse showed that leaves
infusion of tahitian gooseberry tree by aeration concentration of 10% and philippine
tung without aeration at concentration of 30% were able to suppress root knot up to
65%. Infusion of leaves of tahitian gooseberry tree and philippine tung were able to
increase wet weight, dry weight and high plants of tomato. In vitro test to juvenil
of Meloidogyne spp. showed that these infusions may caused 10-24% mortality of
juvenile after 24 hours. Results of this research indicated that leaves infusion of
tahitian gooseberry tree and philippine tung tree have nematicidal effect to
Meloidogyne spp.
Keywords: aeration, botanical nematicides, Meloidogyne spp., phytotoxicity,
tomato
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
1
POTENSI SEDUHAN DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus [L.]
Skeels) DAN KEMIRI SUNAN (Reutealis trisperma (Blanco) Airy
Shaw) UNTUK PENGENDALIKAN Meloidogyne spp. PADA
TANAMAN TOMAT
ANGGUN SASMITA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Proteksi Tanaman
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
2
4
5
PRAKATA
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Potensi Seduhan Daun Ceremai
(Phyllanthus acidus [L.] Skeels) dan Daun Kemiri Sunan (Reutealis trisperma
(Blanco) Airy Shaw) untuk Pengendalian Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat”.
Tugas akhir Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Abdul Munif, MSc.Agr.
selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan bimbingan,
pengetahuan, saran, arahan dan masukan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Sugeng Santoso M.Agr. selaku dosen penguji
yang telah memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan penulisan tugas
akhir ini. Di samping itu, ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada
Ayah, Ibu, Ayuk dan adik-adik yang selalu memberikan doa, dukungan dan kasih
sayangnya yang tulus kepada penulis. Terimakasih juga kepada teman-teman satu
bimbingan yaitu Nurul Fauzi dan Kak Vera Rachmawati, teman-teman satu kosan
Arsida 1 yaitu Selvia Wulan hajijah, Yusriah K, Geubrina Maghfirah dan Elvira
Rachmawati dan teman-teman PTN 48 yaitu Pipit Ernawati, Euis Marlina, Mutia
Ayu P, Pipih Nurparidah, Listihani, Phor Bho Ayuwati, Siti Rizkah Sagala dan
teman-teman semuanya yang tidak bisa disebutkan satu per satu serta kakak-kakak
Laboratorim Nematologi dan pihak lain yang mendukung terlaksananya tugas akhir
penulis. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi yang
memerlukannya.
Bogor, Januari 2016
Anggun Sasmita
6
7
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Alat dan Bahan
Penyiapan Bahan Percobaan
Penyiapan Seduhan Daun Ceremai dan Kemiri Sunan
Ekstraksi Nematoda dari Sampel Akar
Uji Fitotoksisitas
Uji In Vivo
Uji In Vitro
Isolasi Cendawan dan Bakteri dari Seduhan Daun Ceremai dan
Kemiri Sunan
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi pengambilan sampel dan Morfologi Tanaman
Seduhan Daun Ceremai dan Kemiri Sunan
Uji Fitotoksisitas
Hasil Pengujian In Vivo
Hasil Pengujian In Vitro
Kelimpahan dan Keragaman Cendawan dan Bakteri
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
viii
viii
viii
1
1
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
5
5
5
6
6
6
7
8
10
12
13
13
13
14
17
21
8
viii
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
Hasil pengukuran pH dan warna seduhan daun ceremai dan kemiri sunan
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap fitotoksisitas
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap jumlah puru
akar pada tanaman tomat
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap berat basah
tajuk, berat basah akar, berat kering tajuk dan berat kering akar
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap tinggi
tanaman tomat
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap persentase
kematian J2 Meloidogyne spp.
Hasil isolasi cendawan dan bakteri dari seduhan daun ceremai dan kemiri
sunan
7
8
8
9
10
11
12
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
Tanaman ceremai
Tanaman kemiri sunan
Contoh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan
Akar tanaman tomat oleh beberapa perlakuan seduhan
6
6
7
9
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
Hasil analisis sidik ragam jumlah puru per gram akar
Hasil analisis sidik ragam berat basa tajuk
Hasil analisis sidik ragam berat basa akar
Hasil analis sidik ragam berat kering tajuk
Hasil analisis sidik ragam berat kering akar
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap fitotoksisitas
tanaman tomat
Pengaruh seduhan daun ceremai terhadap fitotoksisitas tanaman tomat
Pengaruh seduhan daun kemiri sunan terhadap fitotoksisitas tanaman
tomat
18
18
18
18
19
19
20
20
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) merupakan tanaman semusim yang
berasal dari Amerika Latin lebih tepatnya di Peru. Tanaman tomat mulai masuk ke
Eropa pada awal abad ke 16, sedangkan penyebarannya ke benua Asia dimulai dari
Filipina melewati jalur Amerika Selatan (Trisnawati dan Setiawan 1994). Buah
tomat banyak dimanfaatkan sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, minuman,
dan sebagai bahan baku industri misalnya dibuat saus, bahan pewarna makanan,
dan kosmetik. Tomat juga sebagai sumber gizi. Nilai gizi setiap 100 gram buah
tomat masak mengandung 20 kalori, 1 g protein, 0.3 g lemak, 4.2 g karbohidrat,
1500 SI (satuan internasional) vitamin A, 0.06 mg vitamin B, 40 mg vitamin C, 5
mg kalsium, 26 mg fosfor, 0.5 mg besi, dan 94 g air (Cahyono 2008).
Tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi
tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan
kualitas dan kuantitas buahnya (Hanindita 2008). Berdasarkan data produksi
tanaman sayuran di Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS
2015), pada tahun 2014 produktivitas tomat adalah sebesar 15.52 ton/ha.
Produktivitas tomat tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yaitu
sebesar 16.61 ton/ha.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam meningkatkan produktivitas tomat
adalah gangguan hama dan penyakit tanaman. Patogen yang menyerang tanaman
tomat salah satunya adalah nematoda puru akar (NPA) yang disebabkan
Meloidogyne spp. Nematoda puru akar merupakan salah satu patogen penting pada
tanaman sayuran. Kehilangan hasil pada tanaman tomat akibat serangan nematoda
di daerah tropis berkisar 24% sampai 38% (Luc et al. 1995). Tanaman tomat yang
terserang Meloidogyne spp. akan lebih rentan terinfeksi patogen lain seperti
Fusarium oxysporum dan Ralstonia solanacearum (Agrios 2005). Serangan NPA
mengakibatkan kerusakan pada akar, penyerapan unsur hara terhambat sehingga
akar lebih sedikit, tanaman menjadi kerdil, daun mengalami klorosis, layu dan
berguguran, sementara pada serangan yang parah tanaman akan mati (Taylor dan
Sasser 1987).
Upaya untuk mengurangi kerugian akibat infeksi Meloidogyne spp. telah
banyak dilakukan antara lain dengan pergiliran tanaman, penggenangan air dan
penggunaan pestisida sintetik. Penggunaan pestisida sintetik yang kurang bijaksana
dapat merugikan terhadap lingkungan (Kardinan 2002). Oleh karena itu, pestisida
nabati merupakan salah satu alternatif pengendalian Meloidogyne spp. karena
sifatnya yang mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
aman bagi manusia dan hewan (Asmaliyah et al. 2010). Pestisida nabati adalah
pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Tumbuhan mengandung
bahan kimia yang merupakan produksi metabolit sekunder yang dapat digunakan
sebagai alat pertahanan dari serangan organisme pengganggu. Lebih dari 2400 jenis
tumbuhan yang termasuk ke dalam 235 famili dilaporkan mengandung bahan
pestisida (Kardinan 2002).
Ceremai “Tahitian gooseberry tree” (Euphorbiaceae) merupakan salah satu
tanaman Genus Phyllanthus. Sebagian besar anggota dari genus ini telah diketahui
sebagai tanaman obat (Hariyani et al. 2013). Uji fitokimia menunjukkan bahwa
2
daun ceremai mengandung senyawa flavonoid, tannin dan saponin. Senyawasenyawa yang terkandung dalam ekstrak daun ceremai mempunyai efek larvasida
terhadap larva nyamuk Aedes aegypty (Pratiwi et al. 2013) dan larva Anopheles
aconitus (Nirmawati 2010). Pengujian secara in vitro membuktikan bahwa daun
ceremai memiliki efektivitas sebagai antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi
(Lestari 2013).
Kemiri sunan “Philippine tung” (Euphorbiaceae) adalah tanaman yang sangat
potensial sebagai penghasil minyak nabati (Heyne 1987). Tanaman ini jarang
terserang hama dan penyakit karena adanya kandungan zat beracun yang terdapat
pada hampir seluruh tanaman kemiri sunan (Balitbang Pertanian 2009).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi seduhan daun ceremai
dan kemiri sunan untuk mengendalikan nematoda puru akar (Meloidogyne spp.)
serta mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang potensi
seduhan daun ceremai dan kemiri sunan dalam mengendalikan penyakit khususnya
puru akar yang disebabkan oleh nematoda puru akar Meloidogyne spp. pada
tanaman tomat dan pengaruhnya dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Nematologi Tumbuhan,
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan
rumah kaca SEAMEO BIOTROP (Southeast Asian Regional Centre for Tropical
Biology) Tajur, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juli
2015.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas ukur, mikropipet, pH
meter, saringan 50, 100, 500 mesh, blender, tabung Erlenmayer, tabung reaksi,
cawan petri, cawan Syracaus, gunting, tip, wadah plastik, aerator, vortex, bunsen,
autoklaf, tray dan polybag. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
benih tomat, tanah, pupuk kandang, pasir, akar tomat yang terinfeksi Meloidogyne
spp., daun ceremai, daun kemiri sunan, air steril, potato dextrose agar, trypticase
soy agar, Chloramfenikol, alkohol 70% dan aluminium foil.
Penyiapan Bahan percobaan
Pembuatan Seduhan Daun Ceremai dan Kemiri Sunan
Daun ceremai yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Desa
Babakan, Desa Purwasari dan Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor. Daun kemiri sunan diperoleh dari tanaman kemiri sunan di kebun YAPIPI
(Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia) Desa Ciherang, Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor. Daun ceremai dan kemiri sunan yang digunakan
ditimbang terlebih dahulu sebanyak 1 kg kemudian ditambahkan air sebanyak 4
liter dan dihaluskan. Daun ceremai dan kemiri sunan yang telah dihaluskan
dipindahkan ke dalam wadah plastik dan ditutup rapat. Seduhan daun ceremai dan
kemiri sunan selanjutnya diinkubasi selama dua minggu dengan perlakuan aerasi
dan tanpa aerasi dengan menggunakan aerator. Ada empat jenis seduhan yang
diperoleh yaitu: seduhan daun ceremai tanpa aerasi, seduhan daun ceremai aerasi,
seduhan daun kemiri sunan tanpa aerasi dan seduhan daun kemiri sunan aerasi.
Setelah dua minggu seduhan tersebut disaring untuk mendapatkan hasil seduhan
yang bersih. Hasil seduhan daun ceremai dan kemiri sunan siap digunakan untuk
pengujian selanjutnya (Aminudi 2013).
Ekstraksi Nematoda dari Sampel Akar
Nematoda diekstraksi dari sampel akar dengan menggunakan metode
pengabutan (mistifier). Inokulum Meloidogyne spp. diperoleh dari akar tanaman
tomat yang terinfeksi Meloidogyne spp. di kebun percobaan IPB Pasir Sarongge,
Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Akar tanaman tomat tersebut dicuci dan
dipotong-potong (± 1 cm), kemudian dimasukkan pada saringan 100 mesh. Saringan
yang berisi potongan akar tomat diletakkan di atas corong yang di bawahnya
terdapat wadah plastik penampung suspensi nematoda dan disimpan di dalam mist
chambers selama 48 jam. Suspensi nematoda juvenil instar-2 (J2) yang didapat
4
disaring dengan saringan 500 mesh. Suspensi nematoda siap digunakan untuk
pengujian In Vivo dan In Vitro.
Metode Pengujian
Uji Fitotoksisitas
Uji fitotoksisitas dilakukan untuk melihat pengaruh fitotoksik seduhan daun
ceremai dan kemiri sunan terhadap tanaman tomat. Tanaman tomat yang digunakan
adalah varietas Delenna. Benih tomat disemai di tray hingga berumur dua minggu
kemudian di pindahtanam ke polybag (satu bibit per polybag). Polybag yang
digunakan berukuran 15 cm x 10 cm yang telah diisi dengan tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 2 : 1. Tanaman tomat tersebut kemudian diberi
perlakuan penyiraman seduhan daun ceremai dan kemiri sunan sebanyak 100 ml
pada tanah. Konsentrasi yang diuji adalah konsentrasi 10%, 30% dan 50% (v/v).
Jumlah total perlakuan seluruhnya terdiri atas 13 perlakuan termasuk kontrol
dengan empat ulangan. Parameter yang diamati adalah jumlah tanaman yang
menunjukkan gejala fitotoksik (layu, kerdil dan mati), tinggi tanaman dan jumlah
daun. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama tiga minggu setelah perlakuan.
Uji In Vivo
Benih tanaman tomat varietas Delenna disemai di tray hingga berumur dua
minggu kemudian dipindahtanam ke polybag (satu bibit per polybag). Polybag
yang digunakan berukuran 30 cm x 30 cm yang telah diisi dengan tanah, pupuk
kandang dan pasir dengan perbandingan 4 : 2 : 1. Tanaman tomat tersebut kemudian
diberi perlakuan penyiraman seduhan daun ceremai dan kemiri sunan sebanyak 100
ml pada tanah. Konsentrasi yang diuji adalah konsentrasi 10% dan 30% (v/v).
Setelah satu minggu kemudian tanaman tomat diinokulasi dengan nematoda
Meloidogyne spp. sebanyak 500 ekor pada setiap polybag. Minggu ke dua setelah
perlakuan tanaman tomat disiram kembali dengan seduhan ceremai maupun kemiri
sunan sebanyak 200 ml pada setiap polybag. Jumlah perlakuan dalam penelitian ini
terdiri dari sembilan perlakuan termasuk kontrol dengan lima ulangan. Setelah lima
minggu dari perlakuan dilakukan pengamatan berat basah tajuk, berat basah akar,
berat kering tajuk, berat kering akar, panjang akar dan jumlah puru. Pengamatan
tinggi tanaman dan jumlah daun dilakukan setiap minggu selama lima minggu
setelah perlakuan. Tingkat efikasi (TE) dihitung menggunakan rumus Abbott
(1925):
TE =
Pa kontrol − Pa perlakuan
× 100%
Pa kontrol
Pa = jumlah puru/gram akar
Kategori tingkat efikasi (Abbott 1925): sangat efektif (TE ≥ 95%), efektif
(75% ≤ TE < 95%), cukup efektif (60% ≤ TE F
Model
8
2259.707884
282.463486
2.42
0.0346
Error
34
3968.581954
116.722999
Corrected Total
42
6228.289839
R-Square
0.362814
Coeff Var
57.29902
Root MSE
10.80384
Respon mean
18.85520
Lampiran 2 Hasil analisis sidik ragam berat basa tajuk
Source
DF
Sum of squares
Mean square
F Value
Pr > F
Model
8
11989.67619
1498.70952
2.47
0.0315
Error
34
20626.41938
606.65939
Corrected Total
42
32616.09557
R-Square
0.367600
Coeff Var
48.39719
Root MSE
24.63046
Respon mean
50.89233
Lampiran 3 Hasil analisis sidik ragam berat basa akar
Source
DF
Sum of squares
Mean square
F Value
Pr > F
Model
8
15.59822116
1.94977765
2.89
0.0144
Error
34
22.94543000
0.67486559
Corrected Total
42
38.54365116
R-Square
0.404690
Coeff Var
38.78413
Root MSE
0.821502
Respon mean
2.118140
Lampiran 4 Hasil analisis sidik ragam berat kering tajuk
Source
DF
Sum of squares
Mean square
F Value
Pr > F
Model
8
86.0934324
10.7616791
2.52
0.0288
Error
34
145.2811350
4.2729746
Corrected Total
42
231.3745674
R-Square
0.372095
Coeff Var
49.12731
Root MSE
2.067117
Respon mean
4.207674
19
Lampiran 5 Hasil analisis sidik ragam berat kering akar
Source
DF
Sum of squares
Mean square
F Value
Pr > F
Model
8
0.21693616
0.02711702
2.33
0.0408
Error
34
0.39511500
0.01162103
Corrected Total
42
0.61205116
R-Square
0.354441
Lampiran 6
Coeff Var
42.80183
Ceremai tanpa aerasi
Ceremai aerasi
Kemiri sunan tanpa
aerasi
Kemiri sunan aerasi
a
Respon mean
0.251860
Pengaruh seduhan daun ceremai dan kemiri sunan terhadap
fitotoksisitas tanaman tomat
Jenis seduhan
Kontrol
Root MSE
0.107801
Konsentrasi
Tinggi
(%)
tanaman (cm)a
10
30
50
10
30
50
10
30
50
10
30
50
0
16.5a
11.8a
14.3a
13.7a
14.0a
17.2a
14.1a
13.8a
14.9a
17.5a
11.6a
15.6a
17.0a
Jumlah
dauna
Keterangan
9.0a
7.7a
8.00a
9.2a
8.5a
8.25
8.2a
7.0a
7.5a
8.2a
8.2a
8.0a
8.0a
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidal toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Tidak toksik
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
uji selang berganda Duncan pada taraf 5%.
20
Lampiran 7 Pengaruh seduhan daun ceremai terhadap fitotoksisitas tanaman tomat
CA50
CA30
CA10
C50
C30
C10
Kontrol
Lampiran 8 Pengaruh seduhan daun kemiri sunan terhadap fitotoksisitas tanaman
tomat
KA50
KA30
KA10
K50
K30
K10
Kontrol
21
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 18 Agustus 1993. Penulis
merupakan anak kedua dari empat bersaudara, dari pasangan Surya Darma dan Rita
Rosdiana. Pendidikan sekolah menengah ditempuh di SMA Negeri 4 Palembang
pada program IPA dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan pendidikan sarjana di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur undangan. Selama S1,
penulis mendapatkan beasiswa Bidikmisi dari pemerintah. Gelar Sarjana Pertanian
(SP) diperoleh pada tahun 2016.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif mengikuti berbagai organisasi
seperti Ikatan Keluarga Muslim TPB (IKMT) tahun 2011-2012, pengajar
Bimbingan Remaja dan Anak (BIRENA) tahun 2011-2012, Dewan Musholla
Asrama Sylva Sari tahun 2011-2012, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Pertanian periode 2012-2013, Forum Komunikasi Rohis Departemen (FKRD)
periode 2013-2014. Penulis juga aktif mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan
seperti Panitia Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) Angkatan 49
tahun 2012, Panitia Masa Perkenalan Fakultas MPF tahun 2013.
Penulis pernah mengikuti lomba akademik dan non akademik. Prestasi yang
diperoleh dibidang akademik yaitu penulis terpilih sebagai mahasiswa berprestasi
peringkat 4 tingkat Departemen. Prestasi yang diperoleh dibidang non akademik
yaitu juara 3 lomba kreasi jilbab, Juara 2 lomba catur tingkat departemen, Juara 1
lomba tari (kelompok) mewakili organisasi daerah dalam Acara Gebyar Nusantara
IPB. Penulis juga memiliki minat di bidang kewirausahaan dan memperoleh
beberapa prestasi yaitu juara 3 lomba Business Competition Agriculture, finalis 4
besar lomba Business Plan Competition tingkat IPB, Juara 1 kategori kelompok
kewirausahaan terbaik kelas kewirausahaan. Penulis pernah menjadi asisten
praktikum Penyakit Benih dan Pascapanen pada tahun 2014.