PENINGKATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK WORKSHOP DI SMK NEGERI 4 TEBING TINGGI.

(1)

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

Oleh : NUR SAUMI NIM. 8146132052

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i

Thesis, Education Administration Study Program, Graduate Program of State University, 2016.

This study aims to determine the increase in the implementation of learning activities that educate students through academic supervision of workshop technique. The action hypothesis is the academic supervision of workshop technique can enhance the learning activities that educate students. The research was conducted at SMK Negeri 4 Tebing Tinggi. The research time allocation was over two months from 8 April until May 28, 2016. The subjects of this research were 20 teachers who teach at SMK Negeri 4 Tebing Tinggi. The Subjects of this study were obtained through a questionnaire distributed to teachers about their desire to improve the learning process in the educating-learning activities. The design used in this research is the planning, implementation, observation and reflection. The Improvement of the implementation of learning activities that educate the students on each cycle is shown from the increasing percentage of teachers’ scores in the implementation of educational learning and achievement from every aspect on the initial study, the cycle I and the cycle II.The Implementation of learning activities that educate the students by the teachers on an initial study was found that 35% of teachers in enough category and 65% of teachers with poor category, in the cycle I, it was obtained that 65% of teachers with good category and 35% of teachers in enough category. Inthe cycle II, it was obtined that 100% of teachers with good category. Based on the data, in cycle II, it was concluded that ≥ 80% of teachers was in good category. The result of the data analysis for each indicator of learning activities that educate students in every cycle was : (1) the active educative interaction: on the initial study, it was obtained 63,75, Cycle I was 75,42 and Cycle II was 82,92; (2) the efective educative interaction: on the initial study, it was obtained 63,75, Cycle I was 80,00 and cycle II was 83,75; (3) guiding the attitude: on the initial study, it was obtained 62,50, Cycle I was 76,67 and cycle II was 83,75; (4) guiding knowledge, on the initial study, it was obtained 63,75, cycle I was 76,67 and cycle II was 85,00; (5) guiding skill: on the initial study, it was obtained 64,17, cycle I was 80,00 and cycle II was 84,58. The result of this data analysis shows that the academic supervision using workshop techniques can improve the learning activities that educate the students. The Suggestion of this research is that the schoolsupervisors should be able to continue to develop the academic supervision, especially using workshop technique in schools and the workshop technique of academic supervision should be done routinely in guiding the teachers, especially in the implementation of learning activities that educate the students.


(6)

ii

Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik melalui supervisi akademik teknik workshop. Hipotesis tindakan ini adalah supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran yang mendidik. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi. Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yaitu mulai 8 April sampai dengan 28 Mei 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah 20 orang guru yang mengajar di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi. Subjek penelitian ini diperoleh melalui angket yang disebar kepada guru-guru mengenai keinginan mereka untuk memperbaiki proses pembelajarannya dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Peningkatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik pada setiap siklus ditunjukkan dari meningkatnya persentasi nilai guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan ketercapaian setiap aspek dari penelitian awal, siklus I dan siklus II. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik oleh guru pada penelitian awal terdapat rincian 35% guru dengan kategori cukup dan 65% guru dengan kategori kurang, pada siklus pertama, diperoleh hasil 65% guru dengan kategori baik dan 35% guru dengan kategori cukup, pada siklus kedua, diperoleh hasil 100% guru dengan kategori baik. Berdasarkan data, pada siklus II ≥ 80% guru masuk dalam kategori baik. Hasil analisis data perolehan nilai untuk setiap indikator kegiatan pembelajaran yang mendidik pada setiap siklus yaitu: (1) interaksi edukatif yang aktif: penelitian awal 63,75, siklus I 75,42 dan siklus II 82,92; (2) interaksi edukatif yang efektif: penelitian awal 63,75, siklus I 80,00 dan siklus II 83,75, (3)membimbing sikap: penelitian awal 62,50, siklus I 76,67 dan siklus II 83,75; (4)membimbing ilmu pengetahuan: penelitian awal 63,75, siklus I 76,67 dan siklus II 85,00; (5) membimbing keterampilan: penelitian awal 64,17, siklus I 80,00 dan siklus II 84,58. Hasil analisisdata penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran yang mendidik. Saran penelitian ini adalah pengawas sekolah sebaiknya dapat terus mengembangkan supervisi akademik khususnya teknik workshop di sekolah dan melakukan supervisi akademik teknik workshop secara rutin dalam membina para guru terutama dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan kasih sayangNya penulisan tesis dengan judul “Peningkatan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik melalui Supervisi Akademik Teknik Workshop di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi” ini dapat diselesaikan. Saya juga mengucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabat.

Penulisan tesis ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan bantuan berupa Beasiswa S2 Kepengawasan bagi saya sehingga dapat menimba ilmu di Universitas Negeri Medan (UNIMED).

2. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan dan semua staf pengajar yang telah memberikan fasilitas belajar selama saya mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). 3. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. Selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan (UNIMED).

4. Dr. Darwin, M. Pd. Selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED) sekaligus sebagai narasumber yang memberikan masukan untuk dapat menyempurnakan tesis ini.

5. Dr. Sukarman Purba, M.Pd. Selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED) sekaligus sebagai Pembimbing II yang telah banyak mencurahkan ilmu dan memberikan arahan dengan ikhlas dan penuh kesabaran.

6. Prof. Dr. Rosmala Dewi, M.Pd, Kons. selaku Pembimbing I yang telah banyak mencurahkan ilmu dan memberikan arahan dengan ikhlas dan penuh kesabaran. 7. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M. Pd.

sebagai narasumber yang memberikan masukan untuk dapat menyempurnakan tesis ini.

8. Para Dosen yang telah memberikan ilmu dan nasehat selama saya mengikuti perkuliahan di Program Studi AP-Kepengawasan PPs UNIMED.


(8)

iv

9. Bapak Kriston Tindaon, M. Pd selaku pengawas SMK Negeri 4 Tebing Tinggi serta Bapak Dating Pasaribu selaku Kepala SMK Negeri 4 Tebing Tinggi yang telah ikhlas bekerja sama dalam penelitian saya.

10.Bapak Amris Siahaan, S.Pd, M. Si (Kabid PMPTK Dinas Pendidikan Tebing Tinggi) yang telah memberi saya saran dan masukan dalam penelitian saya. 11.Suami tercinta Fajar Agus Saputra, A.Md. yang telah banyak memberikan

dukungan do’a, dukungan moril dan spiritual serta material dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, serta buah hati tercinta M. Tsaqif Afif dan M. Azka Azzam yang senantiasa memberikan kebahagiaan.

12.Kedua orang tua saya yaitu Ayahanda H. Abdul Roni Manurung dan Ibunda Hj. Sri Anum Sinaga, kedua mertua saya yaitu Ayahanda Samsun Surya Hidaya dan Ibunda Sri Suratmie serta seluruh keluarga besar saya (kakak serta adik-adik tersayang) yang tak bosan-bosannya memberikan dukungan dan do’a dengan segala sikap penuh pengertian dan kasih sayang.

13.Teman – teman Mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Angkatan 2014.

14.Guru-guru SMK Negeri 4 Tebing Tinggi yang telah memberi saya semangat dan doa demi segera selesainya tugas belajar saya.

15.Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada semua pihak yang turut membantu saya dalam menyusun tesis ini. Akhir kata, saya berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya kemajuan bagi pendidik di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.

Medan, Juni 2016 Penulis

NUR SAUMI NIM. 8146132052


(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 13

C. Batasan Masalah ... 14

D. Rumusan Masalah ... 14

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 16

1. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik ... 16

2. Supervisi Akademik Melalui Workshop ... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 40

C. Kerangka Berpikir ... 41

D. Hipotesis Tindakan ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

B. Subjek Penelitian ... 44

C. Desain Penelitian ... 44

D. Prosedur Tindakan Penelitan ... 45

E. Defenisi Konseptual Variabel ... 51

F. Defenisi Operasional Variabel ... 52

G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 53

H. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 60

I. Teknik Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 63

B. Pembahasan ... 97

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 104

B. Implikasi ... 108

C. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 112


(10)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Hasil Penilaian Observasi Awal Guru Mengajar ... 8

1.2. Tabel Kriteria Penilaian ... 9 1.3. Tabel Ketercapaian Aspek Kegiatan Pembelajaran

yang Mendidik Pada Penelitian Awal ... 10 3.1. Prosedur Tindakan Penelitian ... 46 3.2. Kisi-Kisi Angket Wawancara untuk Guru ... 54 3.3. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam

Kegiatan Workshop ... 56 3.4. Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian RPP ... 56 3.5. Kisi-kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran yang Mendidik ... 58 3.6. Kisi-kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Supervisi

Akademik Teknik Workshop ... 59

3.7. Tabel Kriteria Penilaian ... 61 4.1. Penilaian Kemampuan Guru Dalam Perencanaan

Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada

Penelitian Awal ... 64 4.2. Ketercapaian Aspek Kemampuan Guru Dalam

Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

pada Penelitian Awal ... 66 4.3. Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang

Mendidik pada Penelitian Awal ... 67 4.4. Ketercapaian Aspek Dalam Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran yang Mendidik pada Penelitian Awal ... 68

4.5. Penilaian Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus I


(11)

vii

4.6. Ketercapaian Aspek Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

pada Siklus I ... 76

4.7. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Workshop

Siklus I ... 77 4.8. Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Workshop

Siklus I ... 79 4.9. Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang

Mendidik pada Siklus I ... 81 4.10. Ketercapaian Aspek Dalam Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus I ... 82 4.11. Penilaian Kemampuan Guru Dalam Perencanaan

Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus

II ... 87 4.12. Ketercapaian Aspek Kemampuan Guru Dalam

Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

pada Siklus II ... 88 4.13. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Workshop

Siklus II ... 90 4.14. Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Workshop

Siklus II ... 91 4.15. Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang

Mendidik pada Siklus II ... 93 4.16. Ketercapaian Aspek Dalam Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus II ... 94 4.17. Perbandingan Aspek Kemampuan Guru Dalam

Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

pada Penelitian Awal, Siklus I dan Siklus II ... 100 4.18. Perbandingan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

yang Mendidik pada Penelitian Awal, Siklus I dan

Siklus II ... 102


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan ... 45

4.1. Diagram Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada

Penelitian Awal ... 66 4.2. Diagram Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang

Mendidik pada Penelitian Awal ... 69 4.3. Diagram Kemampuan Guru Dalam Perencanaan

Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus I

... 76 4.4. Diagram Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang

Mendidik pada Siklus I ... 83 4.5. Diagram Kemampuan Guru Dalam Perencanaan

Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus

II ... 89 4.6. Diagram Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang

Mendidik pada Siklus II ... 95 4.7. Diagram Perbandingan Aspek Kemampuan Guru

Dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang

Mendidik pada Siklus I dan Siklus II ... 101 4.8. Diagram Perbandingan Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran yang Mendidik pada Siklus I dan


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Kerja Penelitian ... 114

2. Rencana Kerja Workshop ... 120 3. Format Lembar Wawancara Awal ... 126 4. Format Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Saat

workshop ... 127 5. Format Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam

Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik ... 129 6. Format Lembar Observasi Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran yang Mendidik ... 132 7. Format Lembar Observasi Pelaksanaan Workshop ... 135 8. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam

Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

Pada Penelitian Awal ... 138 9. Total Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam

Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

Pada Penelitian Awal ... 139 10. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

yang Mendidik Pada Penelitian Awal Oleh Penilai 1 ... 140 11. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

yang Mendidik Pada Penelitian Awal Oleh Penilai 2 ... 141 12. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

yang Mendidik Pada Penelitian Awal Oleh Penilai 3 ... 142 13. Total Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran yang Mendidik Pada Penelitian Awal ... 143 14. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam

Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik


(14)

x

15. Total Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

Pada Siklus I ... 145

16. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus I Oleh Penilai 1 ... 146

17. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus I Oleh Penilai 2 ... 147

18. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus I Oleh Penilai 3 ... 148

19. Total Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus I ... 149

20. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus II ... 150

21. Total Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus II ... 151

22. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus II Oleh Penilai 1 ... 152

23. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus II Oleh Penilai 2 ... 153

24. Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus II Oleh Penilai 3 ... 154

25. Total Skor Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik Pada Siklus II ... 155

26. Skor Ketercapaian Aspek Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik ... 156

27. Skor Ketercapaian Indikator Dalam Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik ... 157

28. Jadwal Kegiatan ... 158

29. Materi workshop ... 160


(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai pendidik bagi siswa yang akan membawa perubahan terhadap pola pikir, sikap dan perilaku siswa menuju keadaan yang lebih baik dan mandiri.

Sebagai pengajar dan pendidik bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 40 dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menjalankan kewajibannya maka seorang guru harus terus menerus mengembangkan potensi-potensinya sehingga mampu melaksanakan tugasnya. Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang harus terus diperbaharui sesuai perkembangan zaman. Guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang berkualitas, yaitu pembelajaran yang menantang, menyenangkan, mendorong siswa untuk bereksplorasi, memberi pengalaman sukses dan dapat mengembangkan kecakapan berpikir.

Pembelajaran yang dilakukan tidak hanya menekankan pada kemampuan mengingat dan memahami saja, lebih dari itu, guru harus dapat mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri pemahamannya melalui pengalaman belajarnya.


(16)

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar bukan hanya ditentukan oleh kemampuannya dalam menguasai bahan pelajaran, tetapi juga dipengaruhi oleh kemampuannya menciptakan kegiatan pembelajaran yang memberi makna dan perubahan bagi sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa serta kemampuan dalam menciptakan suasana yang dapat menimbulkan gairah belajar, efektivitas pembelajaran serta bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar. Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar tanpa tekanan dan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar.

Dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang baik perlu adanya pemahaman mengenai kondisi siswa belajar agar kegiatan pembelajaran yang direncanakan tepat sasaran, menarik perhatian dan dapat dicapai oleh siswa. Memahami siswa memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Siswa adalah manusia yang kepribadiannya sulit untuk dimengerti. Mereka adalah mahluk yang dinamis, berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan fisiknya yang sedang tumbuh. Hal penting yang harus dipahami kaitannya dengan siswa sebagai individu yaitu bahwa mereka adalah manusia yang memiliki kepribadian, karakter masing-masing, emosi dan perasaan. Selain itu mereka juga selalu membutuhkan sosialisasi diantara mereka, memiliki keinginan untuk melakukan hubungan dengan sesamanya, berinteraksi dengan alam sekitar dan dengan kebebasannya dalam berpikir dan bertindak. Pemahaman akan siswa sebagai manusia inilah yang harus dijadikan pijakan dalam mengembangkan kemampuan guru dalam mendidik siswa. Tim dosen (2015:13) menyatakan bahwa seorang


(17)

pendidik yang memiliki keahlian mendidik akan mampu membuat orang belajar. Pendidik ahli ini tampil sebagai guru yang berpengalaman, efektif dalam menyelesaikan berbagai persoalan di dalam kelas. Pada setiap guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.

Jika diamati, dapat dilihat bahwa selama ini tampaknya pendidikan berjalan serius dan penuh perhatian. Setiap hari anak-anak memenuhi jalanan untuk berangkat ke sekolah. Di sekolah kelas-kelas penuh dengan anak-anak yang sedang belajar. Guru sibuk mengajar, menjelaskan pelajaran, dan anak-anak mendengarkan serta mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru. Namun sebenarnya tidak hanya sampai disitu, dalam kegiatannya banyak hal yang perlu mendapat perhatian, misalnya berkaitan dengan sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran, seberapa banyak pengetahuan yang mereka peroleh selama berjam-jam di sekolah setiap hari, keterampilan apa yang mampu mereka miliki setelah berbulan-bulan belajar di sekolah, serta bagaimana pengaruhnya terhadap perubahan perilaku dan karakter mereka dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi tanggung jawab guru sebagai aktor utama yang memiliki peranan penting untuk mengatasi permasalahan tersebut terutama dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Guru harus memiliki kesadaran dan keterampilan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang merunut pada upaya pendidikan. Hal ini sesuai dengan pemikiran yang disampaikan oleh Mulyasa (2009:161) bahwa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus profesional, kreatif,


(18)

menyenangkan, dan memiliki banyak konsep atau cara untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Pasal 1 butir 20 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Di lingkungan sekolah menengah, interaksi tersebut terjalin antara siswa dengan guru. Interaksi yang berpusat pada siswa (student centered learning) diharapkan dapat terjadi proses perubahan yang dialami oleh siswa dalam empat ranah. Ranah yang menjadi sasaran dalam proses interaksi ini adalah ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik dan ranah kooperatif. Ranah kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran; ranah afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda berdasarkan penalaran misalnya penerimaan, partisipasi dan penentuan sikap; ranah psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani misalnya persepsi dan kreativitas; ranah kooperatif yaitu kemampuan untuk bekerjasama.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain kemampuan pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi, keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.


(19)

Guru adalah pendidik profesional. Mendidik adalah pekerjaan profesional. Oleh karena itu guru sebagai pelaku utama pendidikan adalah pendidik yang profesional. Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan pedagogik mengelola proses belajar mengajar yang meliputi kemampuan mempersiapkan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan mengevaluasi. Kemampuan pedagogik diperoleh melalui upaya belajar terus menerus sepanjang hayat. Berdasarkan buku Pedoman Pelaksaan Penilaian Kinerja Guru, tujuh aspek kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh guru adalah mengenal karakteristik peserta didik, menguasai teori-teori pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran, mampu mengembangkan kurikulum, menciptakan kegiatan pembelajaran yang mendidik, mengembangkan potensi peserta didik, melakukan komunikasi dengan peserta didik, serta menilai dan mengevaluasi pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang mendidik merupakan kompetensi pedagogik keempat dari tujuh aspek kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru yang menjadi unsur penilaian kinerja guru (lihat format PKG, Permendiknas RI No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Kemendiknas, 2011:123). Dalam kompetensi ini guru dituntut mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap, melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan


(20)

sumber belajar sesuai dengan karakter siswa, serta memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran.

Mulyasa (2009:75) menjabarkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang mendidik harus menunjukkan adanya aktivitas belajar mengajar secara terpogram dan sistematis yang menunjukkan interaksi edukatif yang aktif dan efektif sebagai upaya membimbing sikap, keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lebih baik. Artinya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan harus sesuai dengan prosedur pembelajaran dan aktivitas guru bukan hanya menyampaikan ilmu saja namun juga menunjukkan adanya upaya mendidik siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Mendidik disini diartikan sebagai aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan prinsip kegiatan pembelajaran yang menunjukkan upaya pencapaian tujuan pendidikan.

Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan masih banyak pembelajaran yang hanya berupa transfer ilmu, yang tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara maksimal. Kegiatan belajar cenderung berlangsung satu arah, sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam mempelajari


(21)

materi yang diberikan guru. Penelitian yang dilakukan Garret (dalam Oktaria, 2014:1) mengungkapkan pembelajaran dikelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pembelajaran, siswa hanya mencatat dan menghapal materi yang disampaikan guru tanpa dapat memahami isinya.

SMK Negeri 4 Tebing Tinggi merupakan tempat dimana peneliti bertugas. Berdasarkan pengamatan, peneliti menganggap bahwa kegiatan pembelajaran yang mendidik di sekolah tersebut masih perlu mendapat perhatian. Untuk memperkuat dugaan, peneliti melakukan wawancara dan observasi terhadap guru-guru di sekolah tersebut. Wawancara yang dilakukan dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan mengenai peran guru sebagai seorang pendidik. Berdasarkan wawancara langsung yang dilakukan terhadap 40 guru-guru di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi pada tanggal 22 Februari 2016 diperoleh keterangan bahwasanya 25 orang menyatakan kurang memahami makna guru sebagai pendidik. Hal ini terlihat dari jawaban guru mengenai penjelasannya tentang guru sebagai pendidik. Mereka menyatakan bahwa seorang pendidik itu hanya terkait dengan pembinaan terhadap sikap dan tingkah laku siswa. Padahal seharusnya guru sebagai pendidik harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermakna dan berdampak pada perubahan sikap, keterampilan dan juga pengetahuan siswa. Pertanyaan selanjutnya 20 orang menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran dilakukan tidak berdampak bagi perubahan tingkah laku siswa, 40 orang menyatakan sudah menyusun rencana pembelajaran dengan memperhatikan kebutuhan belajar siswa, 26 orang menyatakan tidak selalu menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran, 10 orang menyatakan dalam penyampaian materi


(22)

guru tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, 30 orang menyatakan sudah mengenal karakter siswanya masing-masing, hanya 10 orang yang menyatakan siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelasnya, 25 orang menyatakan aktivitas dikelasnya menyenangkan dan 40 orang menyatakan selalu menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual dalam kegiatan pembelajarannya. Berdasarkan data ini dapat dinyatakan bahwa aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar masih perlu ditingkatkan. Pada point akhir, terdapat pertanyaan mengenai kesediaan guru untuk memperbaiki tugasnya terutama dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik. Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh 20 orang guru yang bersedia untuk dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajarannya di kelas.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dilakukan observasi awal pada saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Observasi ini dilakukan terhadap guru yang bersedia melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajarannya. Hasil observasi awal peneliti tentang kegiatan pembelajaran yang mendidik dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel. 1.1. Hasil Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Belajar yang Mendidik pada Penelitian Awal

Responden Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Yang Mendidik Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3 Jumlah Nilai Kategori

1 15 15 15 45 75,00 Cukup

2 11 11 12 34 56,67 Kurang

3 14 14 14 42 70,00 Cukup

4 13 13 12 38 63,33 Kurang

5 15 15 15 45 75,00 Cukup

6 13 13 12 38 63,33 Kurang

7 11 11 11 33 55,00 Kurang


(23)

Responden Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Yang Mendidik Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3 Jumlah Nilai Kategori

9 13 12 13 38 63,33 Kurang

10 12 12 12 36 60,00 Kurang

11 11 11 11 33 55,00 Kurang

12 12 12 12 36 60,00 Kurang

13 13 13 12 38 63,33 Kurang

14 14 14 14 42 70,00 Cukup

15 13 13 13 39 65,00 Cukup

16 12 12 12 36 60,00 Kurang

17 15 15 15 45 75,00 Cukup

18 11 11 11 33 55,00 Kurang

19 13 11 13 37 61,67 Kurang

20 12 12 12 36 60,00 Kurang

Total 763

Rata-rata 63,58 Cukup

Penentuan kategori penilaian berdasarkan kategori pada Tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2. Tabel Kriteria Penilaian

Angka Huruf Kategori

90- 100 A Sangat Baik

80- 89 B Baik

65- 79 C Cukup

55- 64 D Kurang

< 55 E Sangat Kurang

(sumber : Endrayanto & Harumurti, 2014 : 292)

Dari tabel diatas ditemukan 7 orang guru termasuk dalam kategori cukup dan 13 orang guru termasuk dalam kategori kurang dengan rincian 35% guru dengan kategori cukup dan 65% guru dengan kategori kurang. Berdasarkan data diatas diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik pada penelitian awal adalah 63,58 maka dapat dinyatakan bahwa hasil penilaian awal pelaksanaan pembelajaran yang mendidik oleh guru masih dalam kategori kurang.


(24)

Secara terperinci hasil deskriptif dari aspek-aspek penilaian pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 1.3 Ketercapaian Aspek dalam Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

yang Mendidik

Indikator Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3 Jumlah Nilai Kategori

1 51 50 52 153 63,75 Kurang

2 51 51 51 153 63,75 Kurang

3 50 50 50 150 62,50 Kurang

4 52 50 51 153 63,75 Kurang

5 52 52 50 154 64,17 Kurang

Total 763

Rata-rata 63,58 Kurang

Keterangan :

Indikator 1 : Interaksi edukatif yang aktif Indikator 2 : Interaksi edukatif yang efektif Indikator 3 : Membimbing sikap

Indikator 4 : Membimbing ilmu pengetahuan Indikator 5 : Membimbing keterampilan

Adapun rincian data yang diperoleh pada penelitian awal ini, perolehan nilai indikator 1 yaitu interaksi edukatif yang aktif sebesar 63,75, indikator 2 yaitu interaksi edukatif yang efektif sebesar 63,75, indikator 3 yaitu membimbing sikap sebesar 62,50, indikator 4 yaitu membimbing ilmu pengetahuan sebesar 63,75, dan indikator 5 yaitu membimbing keterampilan sebesar 64,17. Pada penelitian awal ini semua indikator menunjukkan nilai rata-rata yang masih kurang dan indikator 3 merupakan nilai terendah.

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, dalam hal kegiatan membimbing sikap ditemukan fakta bahwasanya guru masih kurang dalam memberi batasan terhadap pengumpulan tugas siswa. Guru hanya memberi siswa tugas, namun banyak siswa yang tidak menyelesaikan pada saat pembelajaran berakhir. Selain itu guru juga masih kurang dalam memberi sanksi yang tepat


(25)

terhadap keterlambatan siswa dalam tugas, siswa kurang diarahkan dalam menemukan kesimpulan materi, guru kurang dalam memberi motivasi bagi siswa terhadap kegiatan belajar serta guru kurang dalam memfasilitasi siswa belajar.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran guru, kegiatan pembelajaran yang mendidik yang dilakukan oleh guru tersebut rata-rata masih berada pada kategori kurang. Maka ketika hal ini terjadi, sangatlah perlu adanya perbaikan dan peningkatan dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik yang dilakukan oleh guru.

Setelah observasi kelas, wawancara kembali dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan. Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut guru menyatakan bahwa mereka belum maksimal dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Guru menyatakan perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran adalah melalui supervisi akademik. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Glickman dalam Sudjana, 2012:54). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya dalam membimbing guru untuk memilih dan menggunakan strategi, metode dan teknik pembelajaran untuk setiap mata pelajaran.

Supervisi akademik merupakan salah satu tugas pengawas. Seorang pengawas memiliki peran penting dalam kegiatan pengawasan dan pembimbingan


(26)

bagi guru. Sebagaimana dinyatakan Sudjana, dkk (dalam Barnawi, 2014:12) bahwasanya pengawas merupakan guru yang berstatus pegawai negeri sipil yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial pada satuan pendidikan/sekolah. Seorang pengawas memiliki seperangkat peran dan tugas yang tidak hanya bertujuan untuk mengawasi jalannya penyelenggaraan pendidikan di sekolah secara baik dan terarah, tetapi juga memberi masukan, bimbingan, dan bantuan kepada kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan tugas sekolahnya.

Berdasarkan kebutuhan guru dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajarannya, bersama dengan pengawas dan guru, peneliti merencanakan adanya kegiatan workshop yang bertemakan tentang kegiatan pembelajaran yang mendidik. Peneliti, pengawas dan guru menyusun rancangan pelaksanaan kegiatan workshop tersebut. Hal ini didukung dengan berhasilnya penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2016) yang menyimpulkan bahwa supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Workshop digunakan untuk membina guru menemukan solusi terbaik terhadap permasalahan yang dihadapi guru. Khomsatun (2013) juga menggunakan teknik workshop untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada guru kelompok MGMP.

Teknik supervisi akademik yang dipilih dalam penelitian ini bersifat kelompok yaitu melalui teknik workshop. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sagala (2012:181) bahwa workshop dalam kegiatan supervisi pendidikan dapat


(27)

diartikan sebagai suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah guru atau pendidik yang mempunyai masalah yang relatif sama ingin dipecahkan bersama melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat perseorangan. Sehingga diharapkan dengan adanya teknik workshop yang dilakukan dalam rangka melaksanakan supervisi yang dilakukan oleh pengawas dapat memberikan peningkatan terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mendidik.

Berdasarkan uraian tersebut maka perlu diadakan supervisi akademik teknik workshop untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran yang mendidik di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi beberapa masalah-masalah berdasarkan latar belakang masalah di atas antara lain: (1) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat transfer pengetahuan, (2) Guru kurang memahami perannya sebagai pendidik, (3) Guru belum memahami makna kegiatan pembelajaran yang mendidik, (4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik masih rendah, (5) Bagaimana cara guru meningkatkan kemampuannya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik?, (6) Apakah pengawas sekolah sering melaksanakan kegiatan supervisi akademik?, (7) Bagaimana pengawas sekolah melaksanakan kegiatan supervisi akademik dengan teknik workshop?, (8) Apakah kegiatan pembelajaran yang mendidik dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik teknik workshop?


(28)

C. Batasan Masalah

Terdapat beberapa masalah yang teridentifikasi pada latar belakang masalah dalam penelitian ini, namun penelitian ini dibatasi pada peningkatan kegiatan pembelajaran yang mendidik melalui supervisi akademik teknik workshop. Supervisi akademik teknik workshop akan dilaksanakan terhadap guru-guru di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi khususnya pada guru-guru yang bersedia mengikuti workshop.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran yang mendidik di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran yang mendidik melalui supervisi akademik teknik workshop di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain : 1. Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan tentang teknik pembinaan guru dalam meningkatkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik.


(29)

2. Secara Praktis

a. Membantu guru untuk mengidentifikasi masalah dan pemecahan masalahnya terkait dalam proses pelaksanaan pembelajaran khususnya kegiatan pembelajaran yang mendidik.

b. Menjadi referensi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan bekal prinsip pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik.

c. Menjadi referensi kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran.

d. Masukan bagi Dinas Pendidikan terkait dalam hal meningkatkan profesionalisme, kinerja dan kualitas Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah untuk masa yang akan datang.

e. Sebagai bahan pertimbangan dan motivasi bagi peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.


(30)

104 A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Pada observasi awal terdapat gambaran bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik perlu ditingkatkan. Hal ini berdasarkan observasi awal kegiatan pembelajaran yang mendidik pada 20 orang guru yang menunjukkan bahwa nilai untuk penyusunan rencana pembelajaran secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata 62,92 dengan rincian 9 orang guru termasuk dalam kategori cukup, dan 11 orang guru termasuk dalam kategori kurang atau 45% guru dengan kategori cukup dan 55% guru dengan kategori kurang. Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan pembelajarannya diperoleh nilai rata-rata 63,58 dengan rincian 7 orang guru termasuk dalam kategori cukup dan 13 orang guru termasuk dalam kategori kurang atau 35% guru dengan kategori cukup dan 65% guru dengan kategori kurang.

2. Perolehan nilai untuk setiap indikator kegiatan pembelajaran yang mendidik pada penelitian awal yaitu indikator 1 yaitu interaksi edukatif yang aktif sebesar 63,75, indikator 2 yaitu interaksi edukatif yang efektif sebesar 63,75, indikator 3 yaitu membimbing sikap sebesar 62,50, indikator 4 yaitu membimbing ilmu pengetahuan sebesar 63,75 dan


(31)

indikator 5 yaitu membimbing keterampilan sebesar 64,17. Pada penelitian awal ini semua indikator menunjukkan nilai rata-rata yang masih kurang dan indikator 3 merupakan nilai terendah.

3. Pada penelitian awal perlu adanya perbaikan dalam hal kegiatan membimbing sikap ditemukan fakta bahwasanya guru masih kurang dalam memberi batasan terhadap pengumpulan tugas siswa. Guru hanya memberi siswa tugas, namun banyak siswa yang tidak menyelesaikan pada saat pembelajaran berakhir. Selain itu guru juga masih kurang dalam memberi sanksi yang tepat terhadap keterlambatan siswa dalam tugas. Namun juga untuk indikator yang lain masih perlu adanya peningkatan.

4. Pada siklus pertama, dalam penilaian terhadap perencanaan pembelajaran yang mendidik terdapat hasil yang menunjukkan 1 orang guru termasuk dalam kategori kurang, 7 orang guru termasuk dalam kategori cukup dan 12 orang guru termasuk dalam kategori baik atau dengan rincian 5% guru dengan kategori kurang, 35% guru dengan kategori cukup dan 60% guru dengan kategori baik. Berdasarkan data diatas diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam analisis perencanaan pembelajaran yang mendidik setelah dilakukan workshop adalah 76,60. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian perencanaan pembelajaran yang mendidik setelah siklus I masih dalam kategori cukup. Sedangkan untuk penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik diperoleh hasil bahwa 7 orang guru termasuk dalam kategori cukup dan 13 orang guru termasuk dalam kategori baik atau 35% guru


(32)

dengan kategori cukup dan 65% guru dengan kategori baik. Berdasarkan data, diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik setelah dilakukan workshop pada siklus I adalah 77,75.

5. Perolehan nilai untuk setiap indikator kegiatan pembelajaran yang mendidik pada siklus I yaitu indikator 1 yaitu interaksi edukatif yang aktif sebesar 75,42, indikator 2 yaitu interaksi edukatif yang efektif sebesar 80,00, indikator 3 yaitu membimbing sikap sebesar 76,67, indikator 4 yaitu membimbing ilmu pengetahuan sebesar 76,67, dan indikator 5 yaitu membimbing keterampilan sebesar 80,00. Pada siklus I ini semua indikator 2 dan 4 sudah mencapai kategori baik, sedangkan untuk kategori 1, 3 dan 5 masih perlu adanya peningkatan. Berdasarkan angka ini maka dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran yang mendidik pada siklus I masih dalam kategori cukup.

6. Pada siklus I terdapat catatan yang menjadi bahan untuk perbaikan yaitu untuk indikator interaksi edukatif yang aktif perlu menjadi perhatian yaitu pada kegiatan menggunakan media atau alat peraga yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian untuk indikator membimbing sikap yaitu guru belum memberi sanksi yang tepat terhadap keterlambatan siswa dalam tugas. Sedangkan untuk indikator membimbing ilmu pengetahuan perlu adanya peningkatan dalam kegiatan mengkaitkan materi dengan


(33)

perkembangan Iptek serta kegiatan menyampaikan manfaat dari materi yang dipelajari.

7. Pada siklus kedua, dalam penilaian terhadap perencanaan pembelajaran yang mendidik terdapat hasil yang menunjukkan bahwa 20 orang guru memiliki nilai lebih dari 80 yang artinya masuk dalam kategori baik atau dengan kata lain 100% guru sudah pada kategori baik. Berdasarkan data, diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam analisis perencanaan pembelajaran yang mendidik setelah dilakukan workshop siklus II adalah 85,76 maka dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian perencanaan pembelajaran yang mendidik setelah siklus II sudah pada kategori baik. Sedangkan untuk penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik diperoleh hasil bahwa 20 orang guru termasuk dalam kategori baik atau dengan kata lain 100% guru sudah pada kategori baik. Berdasarkan data, diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik setelah dilakukan workshop pada siklus II adalah 84,00. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran yang mendidik pada siklus II sudah pada kategori baik.

8. Perolehan nilai untuk setiap indikator kegiatan pembelajaran yang mendidik pada siklus II yaitu indikator 1 yaitu interaksi edukatif yang aktif sebesar 82,92, indikator 2 yaitu interaksi edukatif yang efektif sebesar 83,75, indikator 3 yaitu membimbing sikap sebesar 83,75, indikator 4 yaitu membimbing keterampilan sebesar 85,00 dan indikator 5 yaitu


(34)

membimbing ilmu pengetahuan sebesar 84,58. Pada siklus II semua indikator sudah mencapai kategori baik dan mengalami peningkatan secara keseluruhan.

9. Pada siklus II, untuk indikator interaksi edukatif yang aktif yaitu pada kegiatan menggunakan media atau alat peraga yang berkaitan dengan materi pelajaran sudah menunjukkan peningkatan dari siklus sebelumnya. Namun hal ini masih perlu untuk ditingkatkan kembali. Kemudian untuk indikator interaksi edukatif yang efektif, guru mampu mengelola pelajaran tepat waktu sampai pada pengumpulan tugas sebagai evaluasinya. Untuk indikator membimbing sikap, hal yang menjadi catatan pada siklus sebelumnya yaitu guru belum memberi sanksi yang tepat terhadap keterlambatan siswa dalam tugas telah ditingkatkan pada siklus II ini. Sedangkan untuk indikator membimbing ilmu pengetahuan guru sudah mampu mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relevan dengan perkembangan Iptek serta manfaat dari materi yang dipelajari.

10.Supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran yang mendidik di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.

B. Implikasi

Implikasi penelitian ini didasari oleh hasil penelitian dan kesimpulan yang ditemukan. Implikasi tersebut diantaranya:


(35)

1. Jika guru melaksanakan kegiatan pembelajran yang mendidik dalam pelaksanaan pembelajarannya maka dalam aktivitas belajar mengajar akan terjadi interaksi edukasi yang aktif dan efektif sehingga dapat membimbing sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.

2. Jika supervisi akademik teknik workshop dilaksanakan dengan baik maka dapat membantu guru meningkatkan kualitas pembelajarannya terutama dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik.

3. Jika pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan secara berkesinambungan maka peningkatan kemampuan guru dapat tercapai, sehingga guru terbangun kebiasaannya untuk selalu meningkatkan kemampuannya.

4. Pelaksanaan supervisi akademik teknik workshop memudahkan supervisor untuk melaksanakan supervisi pada sekelompok guru yang memiliki permasalahan yang sama untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki praktek pengajaran mereka.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian peningkatan kegiatan pembelajaran yang mendidik melalui supervisi akademik teknik workshop di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi diajukan saran sebagai berikut:

1. Guru disarankan agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar dan pendidik dengan menerapkan kegiatan pembelajaran yang mendidik dalam kegiatan belajar mengajarnya.


(36)

2. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam pelaksanaan tugasnya sebaiknya memberikan ijin dan kesempatan kepada guru-gurunya untuk meningkatkan kemampuan gurunya.

3. Pengawas sekolah sebaiknya dapat terus mengembangkan supervisi akademik khususnya teknik workshop di sekolah dan melakukan supervisi akademik teknik workshop secara rutin dalam membina para guru terutama dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik.

4. Kepada peneliti lain agar hasil penelitian tentang supervisi akademik teknik workshop ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan referensi untuk penelitian selanjutnya.


(37)

111

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi., dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Barnawi dan Arifin. 2014. Meningkatkan Kinerja Pengawas Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Dewi, Rosmala. 2009. Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: CV Dharma

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Endrayanto dan Harumurti. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Faisal, Jusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani

Press.

Fitriana, dkk. 2014. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Activity Based Learning Berbantuan Flash Card Dilengkapi LKS Pada Materi Isomer Dan Reaksi Senyawa Hidrokarbon Kelas X SMA Batik 1 Surakarta. Jurnal Pendidikan Kimia Vol.3 No. 2: 88-95. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/new/3715. Diakses tanggal 17 Februari 2016.

Harahap, Diniyah Putri. 2014. Penerapan Supervisi Akademik Teknik Workshop Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Aktif Di SMA Rayon 5 Medan. Tesis, tidak ditebitkan. Universitas Negeri Medan.

Juarsih dan Dirman. 2014. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik. Jakarta: Rineka Cipta.

_________________. 2014. Teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik. Jakarta: Rineka Cipta.


(38)

Kemendiknas. 2011. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Khomsatun, Siti. 2013. Efektifitas Workshop Achievement Motivation Training (AMT) Dan Peer Teaching Terhadap Peningkatan Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran. Tesis, tidak diterbitkan. STAIN Salatiga. http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/f7df957e1c328499.pdf. Diakses tanggal 16 Februari 2016.

Materka, Pat Roessle. 1992. Lokakarya dan Seminar, Perencanaan, Pelaksanaan, Pemanfaatan. Yogyakarta: Kanisius.

Mukhtar dan Iskandar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Referensi.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Purwanto, Ngalim, 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Raya.

Rusydie, Salman. 2012. Tuntunan Menjadi Guru Favorit. Jakarta: Flash Books. Sadulloh, dkk. 2011. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta.

Sagala, Syaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media.

Sergiovanni, Thomas J. Dan Starrat, Robert. J. 1987. Supervision Human Perspectives. New York: McGraw-Hill.

Sudjana, H. Nana. 2011. Supervisi Pendidikan. Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhadi, 2015. Peningkatan Kemampuan Guru Pendidikan Agama Islam Membuat Media Pembelajaran Meggunakan Powerpoint Pada Materi Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan (1250-1800) Melalui Supervisi Akademik Teknik Workshop di SMA Negeri 2 Sigli. Tesis, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Medan.


(39)

Sumiati dan Asra. 2013. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Sutirna dan Samsudin. 2015. Landasan Kependidikan (Teori dan Praktek). Bandung: Refika Aditama

Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Andi.

Suyanto dan Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta : Erlangga.

Tim Dosen. 2015. Diktat Mata Kuliah Psikologi Pendidikan. Medan: Pasca sarjana Unimed.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(1)

108

membimbing ilmu pengetahuan sebesar 84,58. Pada siklus II semua indikator sudah mencapai kategori baik dan mengalami peningkatan secara keseluruhan.

9. Pada siklus II, untuk indikator interaksi edukatif yang aktif yaitu pada kegiatan menggunakan media atau alat peraga yang berkaitan dengan materi pelajaran sudah menunjukkan peningkatan dari siklus sebelumnya. Namun hal ini masih perlu untuk ditingkatkan kembali. Kemudian untuk indikator interaksi edukatif yang efektif, guru mampu mengelola pelajaran tepat waktu sampai pada pengumpulan tugas sebagai evaluasinya. Untuk indikator membimbing sikap, hal yang menjadi catatan pada siklus sebelumnya yaitu guru belum memberi sanksi yang tepat terhadap keterlambatan siswa dalam tugas telah ditingkatkan pada siklus II ini. Sedangkan untuk indikator membimbing ilmu pengetahuan guru sudah mampu mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relevan dengan perkembangan Iptek serta manfaat dari materi yang dipelajari.

10.Supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran yang mendidik di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.

B. Implikasi

Implikasi penelitian ini didasari oleh hasil penelitian dan kesimpulan yang ditemukan. Implikasi tersebut diantaranya:


(2)

1. Jika guru melaksanakan kegiatan pembelajran yang mendidik dalam pelaksanaan pembelajarannya maka dalam aktivitas belajar mengajar akan terjadi interaksi edukasi yang aktif dan efektif sehingga dapat membimbing sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.

2. Jika supervisi akademik teknik workshop dilaksanakan dengan baik maka dapat membantu guru meningkatkan kualitas pembelajarannya terutama dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik.

3. Jika pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan secara berkesinambungan maka peningkatan kemampuan guru dapat tercapai, sehingga guru terbangun kebiasaannya untuk selalu meningkatkan kemampuannya.

4. Pelaksanaan supervisi akademik teknik workshop memudahkan supervisor untuk melaksanakan supervisi pada sekelompok guru yang memiliki permasalahan yang sama untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki praktek pengajaran mereka.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian peningkatan kegiatan pembelajaran yang mendidik melalui supervisi akademik teknik workshop di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi diajukan saran sebagai berikut:

1. Guru disarankan agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar dan pendidik dengan menerapkan kegiatan pembelajaran yang mendidik dalam kegiatan belajar mengajarnya.


(3)

110

2. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam pelaksanaan tugasnya sebaiknya memberikan ijin dan kesempatan kepada guru-gurunya untuk meningkatkan kemampuan gurunya.

3. Pengawas sekolah sebaiknya dapat terus mengembangkan supervisi akademik khususnya teknik workshop di sekolah dan melakukan supervisi akademik teknik workshop secara rutin dalam membina para guru terutama dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik.

4. Kepada peneliti lain agar hasil penelitian tentang supervisi akademik teknik workshop ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan referensi untuk penelitian selanjutnya.


(4)

111

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi., dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Barnawi dan Arifin. 2014. Meningkatkan Kinerja Pengawas Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Dewi, Rosmala. 2009. Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: CV Dharma

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Endrayanto dan Harumurti. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Faisal, Jusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani

Press.

Fitriana, dkk. 2014. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Activity Based Learning Berbantuan Flash Card Dilengkapi LKS Pada Materi Isomer Dan Reaksi Senyawa Hidrokarbon Kelas X SMA Batik 1 Surakarta. Jurnal Pendidikan Kimia Vol.3 No. 2: 88-95. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/new/3715. Diakses tanggal 17 Februari 2016.

Harahap, Diniyah Putri. 2014. Penerapan Supervisi Akademik Teknik Workshop Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Aktif Di SMA Rayon 5 Medan. Tesis, tidak ditebitkan. Universitas Negeri Medan.

Juarsih dan Dirman. 2014. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik. Jakarta: Rineka Cipta.

_________________. 2014. Teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik. Jakarta: Rineka Cipta.


(5)

112

Kemendiknas. 2011. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Khomsatun, Siti. 2013. Efektifitas Workshop Achievement Motivation Training (AMT) Dan Peer Teaching Terhadap Peningkatan Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran. Tesis, tidak diterbitkan. STAIN Salatiga. http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/f7df957e1c328499.pdf. Diakses tanggal 16 Februari 2016.

Materka, Pat Roessle. 1992. Lokakarya dan Seminar, Perencanaan, Pelaksanaan, Pemanfaatan. Yogyakarta: Kanisius.

Mukhtar dan Iskandar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Referensi.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Purwanto, Ngalim, 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Raya.

Rusydie, Salman. 2012. Tuntunan Menjadi Guru Favorit. Jakarta: Flash Books. Sadulloh, dkk. 2011. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta.

Sagala, Syaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media.

Sergiovanni, Thomas J. Dan Starrat, Robert. J. 1987. Supervision Human Perspectives. New York: McGraw-Hill.

Sudjana, H. Nana. 2011. Supervisi Pendidikan. Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhadi, 2015. Peningkatan Kemampuan Guru Pendidikan Agama Islam Membuat

Media Pembelajaran Meggunakan Powerpoint Pada Materi

Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan (1250-1800) Melalui Supervisi Akademik Teknik Workshop di SMA Negeri 2 Sigli. Tesis, tidak


(6)

Sumiati dan Asra. 2013. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Sutirna dan Samsudin. 2015. Landasan Kependidikan (Teori dan Praktek). Bandung: Refika Aditama

Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Andi.

Suyanto dan Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta : Erlangga.

Tim Dosen. 2015. Diktat Mata Kuliah Psikologi Pendidikan. Medan: Pasca sarjana Unimed.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.