PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KESANTUNAN BERBAHASA DENGAN PENDEKATAN SOSIOPRAGMATIK DI LINGKUNGAN SISWA SD BERBUDAYA JAWA

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian
Fungsi interpersonal dan tekstual merupakan fungsi bahasa yang sangat

penting dalam jagat berkomunikasi (Haliday, 1978:28; Richards, 1985:116). Fungsi itu
mengedepankan pentingnya hubungan sosial-sosietal dalam berkomunikasi dan
pentingnya memproduksi ujaran yang baik dan koheren dengan situasi dan kondisi
yang diacu oleh ujaran itu. Fungsi bahasa yang demikian mengemban dua prinsip
dasar berbahasa, yaitu Prinsip Kerjasama (PKS) dan Prinsip Sopan Santun (PSS).
Ujaran yang koheren berhubungan dengan kaidah PKS sedangkan ujaran yang baik
dan santun berhubungan dengan PSS.
Kedudukan PSS dalam aktivitas berbahasa bukan saja perlu, tetapi sangat
penting. Hal itu berkaitan dengan realisasi kesantunan berbahasa. Kesantunan
berbahasa


dapat

direalisasikan

melalui

tindak

behasa

memberitahukan,

mendeklarasikan, mengekpresifkan, menanyakan, dan memerintah. Tindak bahasa
(tindak tutur) memerintah merupakan salah satu tindak tutur yang mamainkan
peran penting dalam aktivitas berbahasa. Termasuk ke dalam tipologi tindak tutur
itu adalah: menyuruh, meminta, mengharap, memohon, menyilakan, mengajak, menasihati,
melarang. Keseluruhan tindak itu merupakan tindak bahasa yang paling dominan
digunakan di dalam aktivitas berbahasa dalam kehidupan sehari-hari, termasuk
siswa SD, khususnya meminta, mengharap, memohon. Hal itu disebabkan oleh
kedudukan siswa SD yang secara sosial dan sosietal berkedudukan lebih rendah

daripada gurunya. Namun demikian, fenomena pemakaian bahasa menunjukkan
bahwa siswa SD seringkali merealisasikannya menjadi memerintah, mengharuskan,
bahkan memaksa untuk mencapai maksud yang sama, yaitu meminta, mengharap,
memohon.
Realisasi tindak berbahasa tersebut melibatkan aspek linguistik dan
ekstralinguistik, eksplisit dan implisit, dan akhirnya konteks secara keseluruhannya.
Konteks keseluruhan itu diwarnai oleh siapa, kepada siapa, apa, dan bagaimana
hubungan siapa-kepada siapa. Menilik kedudukannya yang demikian penting maka
dipandang sangat beralasan jika kesantunan tindak menyuruh perlu dirumuskan
taksonominya, gejala pemakaiannya, teknik dan strateginya sehingga pada

2

gilirannya dapat dijadikan sebagai model dalam tindak kesantunan berbahasa di
lingkungan siswa SD. Persoalannya sampai sekarang adalah belum dilakukannya
sebuah pemetaan yang menghasilkan taksonomi realisasi kesantunan, teknik dan
strategi kesantunan dalam tindak berbahasa berikut gejala yang mengiringinya di
lingkungan siswa SD, khususnya yang berlatar belakang budaya Jawa.
Bentuk-bentuk kesantunan pemakaian bahasa di lingkungan siswa SD yang
berlatar belakang budaya Jawa mengandung maksud yang sangat beragam

bergantung pada konteks situasional, sosial, dan kultural yang mengiringi
terdapatnya tuturan itu. Keberagaman maksud tuturan itu menjadi literal, langsung,
objektif, akomodatif, santun, atau sebaliknya juga bergantung pada ketiga konteks
itu. Kenyataan menunjukkan bahwa kesantunan tindak berbahasa siswa SD, baik
dalam aktivitas resmi di kelas maupun nonresmi di luar kelas tetapi masih dalam
lingkungan sekolah dalam kaitannya dengan teknik dan strategi bertutur, implikatur
percakapan dan daya pragmatik, PKS dan PSS, skala kelangsungan dan peringkat
kesantunan, prinsip atau daya ironi (PI) menjadi langsung, literal, dan instan
sehingga cenderung tidak santun. Hal itu disebabkan oleh belum adanya strategi
pembelajaran berbahasa yang menekankan tentang pentingnya PSS. PSS bukan saja
berkaitan dengan PKS dan PI tetapi lebih luas lagi berhubungan Prinsip Seloroh (PS),
Prinsip Polyanna (PP), Prinsip Relevansi (PR, dan Prinsip Kerukunan (PK).
Oleh sebab itu, sangatlah beralasan jika Grice (1981:183) dan Leech (1983:121)
menyatakan bahwa PSS tidak boleh dianggap sebagai sebuah prinsip yang sekedar
ditambahkan saja pada PKS. Menurut (Holmes, 2002:5 dan Kasper, 1990:193) PSS
merupakan prinsip yang sangat penting, yang dapat menyelamatkan PKS dari suatu
kesulitan yang serius. Jadi, kedudukan PSS dalam aktivitas berbahasa siswa SD
sangat penting. Pertimbangan PSS tampaknya tidak dapat dikesampingkan begitu
saja, apalagi di lingkungan masyarakat yang berbudaya Jawa yang mendudukkan
sopan-santun sebagai cermin budaya Jawa .

Ihwal realisasi kesantunan tindak berbahasa di kalangan SD yang berlatar
belakang budaya Jawa saat ini sangat mengerikan, bahkan mengalami kemerosotan
yang amat luar biasa dalam dua dekade ini (Subroto, 2008:1-7). Kondisi yang sama
juga terjadi pada anak-anak dan remaja yang saat ini mulai menanggalkan
kesantunan (Sauri, 2008:46), anak mengalami kekeliruan berbahasa dalam hal
menyatakan apa yang sebaiknya dikatakan (Muslich, 2006:1-6).

3

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penelitian tahun I ini

difokuskan pada rumusan masalah sebagai berikut.
a.

Bagaimanakah realisasi bentuk kesantunan tindak berbahasa pada siswa
SD yang berlatar belakang budaya Jawa?


b.

Bagaimanakah realisasi teknik kesantunan tindak berbahasa pada siswa SD
yang berlatar belakang budaya Jawa?

c.

Bagaimanakah realisasi trategi kesantunan tindak berbahasa pada siswa SD
yang berlatar belakang budaya Jawa?

C.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan taksonomi kesantunan tindak

tutur memerintah di kalangan pejabat di lingkungan pemerintahan kota yang berlatar
belakang budaya Jawa.
Tujuan spesifik penelitian tahun I ini adalah sebagai berikut.
a.


Mendeskripsikan realisasi bentuk kesantunan tindak berbahasa pada siswa
SD yang berlatar belakang budaya Jawa.

b.

Mengidentifikasi teknik kesantunan tindak berbahasa pada siswa SD yang
berlatar belakang budaya Jawa.

c.

Memerikan trategi kesantunan tindak berbahasa pada siswa SD yang
berlatar belakang budaya Jawa.

D.

Roadmap dan Alur Penelitian
TAHUN

I


TAHAP
 Pengidentifikasian 
pemakaian bentukbentuk tindak
berbahasa di
kalangan siswa SD. 
 Penggalian
pemakaian teknik
berbahasa di
kalangan siswa SD. 
 Penggalian
pemakaian strategi
tindak berbahasa di
kalangan siswa SD.

LUARAN
Taksonomi bentuk
kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD.
Taksonomi teknik

kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD.
Taksonomi strategi
kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD.

INDIKATOR






Tersusunnya
taksonomi bentuk
kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD

Tersusunnya
taksonomi teknik
kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD
Tersusunnya
taksonomi strategi
kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD

4

TAHUN

TAHAP
 Perumusan kaidah
skala kesantunan
tindak tutur
menyuruh siswa SD

dalam kaitannya
dengan PKS, PSS,
PI, PP, dan PK.

LUARAN









II






Kaidah skala kesantunan
tindak berbahasa di
kalangan siswa SD dalam
kaitannya dengan PKS
Kaidah skala kesantunan
tindak berbahasa di
kalangan siswa SD dalam
kaitannya dengan PSS
Kaidah skala kesantunan
tindak berbahasa di
kalangan siswa SD dalam
kaitannya dengan PI
Kaidah skala kesantunan
tindak berbahasa di
kalangan siswa SD dalam
kaitannya dengan PR
Kaidah skala kesantunan
tindak berbahasa di
kalangan siswa SD dalam
kaitannya dengan PS
Kaidah skala kesantunan
tindak berbahasa di
kalangan siswa SD dalam
kaitannya dengan PP
Kaidah skala kesantunan
tindak berbahasa di
kalangan siswa SD dalam
kaitannya dengan PK

INDIKATOR














III

 Uji coba model

pembelajaran skala
kelangsungan dan
peringkat
kesantunan tindak
tindak berbahasa di 
kalangan siswa SD
pada siswa SD yang
berlatar belakang
budaya Jawa.


Model pembelajaran skala
kelangsungan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD yang berlatar
belakang budaya Jawa.
Model pembelajaran
peringkat kesantunan
tindak berbahasa di
kalangan siswa SD yang
berlatar belakang budaya
Jawa.
Model materi ajar
kesantunan berbahasa
dengan pendekatan
sosiopragmatik bagi siswa
SD yang berlatar belakang
budaya Jawa.







Kaidah skala
kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD dalam
kaitannya dengan PKS
Kaidah skala
kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD dalam
kaitannya dengan PSS
Kaidah skala
kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD dalam
kaitannya dengan PI
Kaidah skala
kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD dalam
kaitannya dengan PR
Kaidah skala
kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD dalam
kaitannya dengan PS
Kaidah skala
kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD dalam
kaitannya dengan PP
Kaidah skala
kesantunan tindak
berbahasa di kalangan
siswa SD dalam
kaitannya dengan PK
Model pembelajaran
skala kelangsungan
tindak berbahasa di
kalangan siswa SD
yang berlatar belakang
budaya Jawa.
Model pembelajaran
peringkat kesantunan
tindak berbahasa di
kalangan siswa SD
yang berlatar belakang
budaya Jawa.
Model materi ajar
kesantunan berbahasa
dengan pendekatan
sosiopragmatik bagi
siswa SD yang berlatar
belakang budaya Jawa.

115

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Zifirdaus. 2004. “Citing Behaviours in Indonesian Humanistics Research Articles”.
ASAA e-Journal of Linguistics Language Teaching Issue, 48-53, Juni 2004.
Brown, Penelope and Stephen C. Levinson. 1992. Politeness in Some Universal in Language
Usage. Cambridge: Cambridge University Press.
Dorschel, Andreas. 1989. “Understand a Directive Speech Act” dalam Australian Journal of
Philosophy, Volume 67, Number 3, 1989, pp. 319-340. Routledge Francis Group.
Gasdar, Gerald. 1979. Pragmatics: Implicature, Presuposition, and Logical Form. New York:
Academica Press.
Gauthier, Gilles. 2004. “The Use of Indirection in Television Political Debates: The BushGore Debates During 2000 American Presidential” dalam Journal of Political
Marketing, Volume 3, Number 3, 2004, pp. 69-86. Haworth Press.
Grice, H.P. 1981. Presupposition and Conversational Implicature. New York: Academic Press.
Gunarwan, Asim. 1994. “Kesantunan Negatif di Kalangan Dwibahasawan Indonesia-Jawa
di Jakarta: Kajian Sosiopragmatik” dalam Berkala PELLBA 7. Jakarta: Pusat Kajian
Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya.
Gunarwan, Asim. 2000. “Tindak Tutur Melarang di Kalangan Dua Kelompok Etnis
Indonesia: Ke Arah Kajian Etnopragmatik” dalam Berkala PELLBA 13. Jakarta:
Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya.
Gunarwan, Asim. 2001. “Implikatur Pemilihan Sandi Bahasa di dalam Beberapa Dialog
Ludruk” dalam Berkala PELLBA 14. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya
Unika Atmajaya.
Gunarwan, Asim. 2003. “Persepsi Nilai Budaya Jawa di Kalangan Orang Jawa: Implikasi
dan Penggunaan” dalam Berkala PELLBA 16, Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan
Budaya Unika Atmajaya.
Gunarwan, Asim. 2004. “Pragmatik, Kebudayaan, dan Pengajaran Bahasa” dalam Seminar
Nasional Semantik III. Surakarta: Program Pascasarjana UNS.
Gunarwan, Asim. 2005. “Beberapa Prinsip dalam Komunikasi Verbal: Tinjauan
Sosiolinguistik dan Pragmatik” dalam Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (Ed.
Pranowo). Yogjakarta: Sanata Dharma University Press.
Halliday, M.A.K. and Ruqaiyah Hasan. 1992. Language, Contex, and Tex: Aspect of Language
in Social-Semiotic Perspective. Victoria: Deakin University.
Haryono, Purwo. 2004. Tindak Tutur dalam Wacana Rapat Dinas DPRD Kabupaten Klaten
(Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana UNS.
Holmes, Jonet. 2002. “Sharing a Laugh: Pragmatics Aspects of Humour and Gender in
Work Place”. Journal of Pargmatics, 1-5, Juli 2002.

116

Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.
Jumanto. 2007. Komunikasi Fatis di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris: Satu Cara Bahasa
Digunakan untuk Menciptakan Hubungan Sosial yang Harmonis. Semarang: WorldPro
Publishing.
Kasper, G. 1990. “Linguistic Politeness Curent Research Issues”. Journal of Pragmatic, 1993218. Desember 1990.
Kuntjara, Esther dan Anita Lie. 2000. “Analisis Protokol Proses Membaca dan Menulis
dalam Perspektif Jender” dalam Berkala PELLBA 13, hal. 61 s.d 109. Jakarta: Pusat
Kajian Bahasa Unika Atmajaya.
Kushartanti. B. 2009. “Strategi Kesantunan Bahasa pada Anak-anak Usia Prasekolah:
Mengungkapkan Keinginan. Dalam Jurnal Linguistik Indonesia. Tahun 27, No.2,
hlm. 257-270, Masyarakat Linguistik Indonesia.
Ladegaard, Hans J. 2004. “Politeness in Young Children‟s Speech: Context, Perr Group
Influence and Pragmatic Competence” dalam Journal of Pargmatics 36 (2004) 20032022.
Lakoff, R. 1990. Talking Power: The Politics of Language in Our Lives. New York: Harper Row
Publishers.
Leech, Geoffrey N. 1983. Principles of Pragmatics. London: Longman.
Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. London: Cambridge University Press.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, dan Tekniknya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Miles, M.B. and Michael Hubermen. 1992. Qualitative Data Analysis: A Cource Book of New
Method. Baverly Hills: Saga Publications.
Moessner, Lilo. 2010. “Directive Speech Acts A Cross-Generic Diacronic Study” dalam
Journal of Historical Pragmatics, Volume11, Number 2, 2010, pp.219-249. John
Benyamin Publishing Company.
Muslich, Masnur. 2006. ”Kesantunan Berbahasa” dalam Jurnal Humanities and Social
Sciences, Prince of Songkhla University, Pattani, Thaliland.
Nagy C., Katalin. 2010. “The Pragmatics of Grammaticalisation: The Role of Implicatures in
Semantic Change” dalam Journal of Historical Pragmatics, Volume11, Number 1,
2010, pp.67-95. John Benyamin Publishing Company.
Nemeth, Eniko T. 2001. “Pragmatics in 2001: Selected Papers from The 7 th International
Pragmatics Conference.” Belgium: International Pragmatics Association.
Park, Chongwon. 2010. “Intersubjectification and Korean Honorifics” dalam Journal of
Historical Pragmatics, Volume11, Number 1, 2010, pp.122-147. John Benyamin
Publishing Company.

117

Prayitno, Harun Joko. 2009. “Perilaku Tindak Tutur Berbahasa Pemimpin dalam Wacana
Rapat Dinas: Kajian Pragmatik dengan Pendekatan Jender” dalam Jurnal
Terkreditasi Kajian Linguistik dan Sastra, Volume 21, No.2, Desember 2009,
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Indonesia FKIP UMS.
Prayitno, Harun Joko. 2010. “Perwujudan Prinsip Kerja Sama, Sopan Santun, dan Ironi
Para Pejabat dalam Peristiwa Rapat Dinas di Lingkungan Pemerintahan Kota
Berbudaya Jawa” dalam Jurnal Terkreditasi Kajian Linguistik dan Sastra, Volume
22, No.1, Juni 2010, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Indonesia FKIP UMS.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Kanisius.
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Sifianou, Maria. 1992. Politeness Phenomena in England dan Greece: A Cross Cultural
Perspective. Oxford: Clarendon Press.
Sofia, Sarosi. 2003. “Historical Sociopragmatics: A New Approach to the Study of the
History of Hungarian” dalam Acta Linguistica Hungaria, Volume 50, Number 4,
2003, pp. 435-456. Akademiai Kiado.
Spencer O.H., Jiang. 2003. “Explaining Cross-Cultural Pragmatic Findings: Moving from
Politeness Maxims to Sociopragmatic Interactional Principles (SIPs)” dalam
Journal of Pragmatics, Volume 35, Number 10, 2003, pp. 1633-1650. John Benyamin
Publishing Company.
Spencer O.H., Jiang. 2003. “Politeness in Presidential Debates: Shaping Political Face in
Campaign Debates” dalam Presidential Studies Quarterly, Volume 40, Number 3,
2010, pp. 569-570. Wiley Blackwell.
Spencer O.H., Jiang. 2003. “The Paradox of Communication Sociocognitive Approach to
Pragmatics” dalam Pragmatics of Society, Volume 1, Number 1, 2010, pp. 50-73.
John Benyamin Publishing Company.
Subroto, Edi. 2004. “Pragmatik, Implikatur, dan Komunikasi” dalam . Seminar Nasional
Semantik III. Surakarta: Program Pascasarjana UNS.
Subroto, Edi. 2008. ”Bagaimana Kesantunan Berbahasa di Kalangan Anak Muda.” dalam
www.kr.co.id/web/detail.php?sid=184199&actmenu=40, Akses 28 April 2009.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
Suprihatin, Yeni Mulyani. 2007. “Kesantunan berbahasa dalam Mengungkapkan
Perintah”. Dalam Jurnal Linguistik Indonesia. Tahun 25, No.1, hlm. 53-62,
Masyarakat Linguistik Indonesia.
Watts, Richard J. 2003. Politeness: Key Topics in Sodiolinguistics. Cambridge: Cambridge
University Press.
Wijana, I Dewa Putu. 1999. “Semantik dan Pragmatik” dalam Seminar Nasional I Semantik
sebagai Dasar Fundamental Pengkajian Bahasa, 26-27 Februari 1999”. Surakarta:
Program Pascasarjana UNS.

LAPORAN HASIL PENELITIAN
HIBAH KOMPETENSI

JUDUL KEGIATAN:
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KESANTUNAN BERBAHASA
DENGAN PENDEKATAN SOSIOPRAGMATIK
DI LINGKUNGAN SISWA SD BERBUDAYA JAWA

Ketua Tim:
Dr. Harun Joko Prayitno

Angkatan Tahun 2010
(Tahun ke-1)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010

RINGKASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model materi ajar kesantunan berbahasa
di kalangan siswa SD yang berlatar belakang budaya Jawa. Target khusus untuk
merealisasikan tujuan penelitian itu akan dicapai selama tiga tahun. Target khusus
pada ini (tahun I), adalah untuk merumuskan realisasi kesantunan berbahasa siswa SD,
menurut tiga aspek, yaitu: (a) pemarkah formal dan wujud pragmatik kesantunan
berbahasa, (b) teknik kesantunan berbahasa, dan (c) strategi kesantunan berbahasa.
Metode penelitian ini berbentuk kualitatif dengan strategi studi kasus ganda. Metode
penelitian tahun I: sumber datanya meliputi aktivitas dan keseluruhan siswa SD yang
berlatar belakang budaya Jawa di Surakarta, di daerah marginal, dan di DIY yang
ditentukan secara purposive sampling dengan pertimbangan criterion based selection;
datanya berupa satuan lingual tindak tutur direktif, baik dalam suasana formal
maupun nonformal di sekolah; teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik
dasar sadap dilanjutkan dengan teknik simak bebas libat cakap; analisis data
dilakukan dengan teknik heuristik dan means end yang diperkuat dengan teknik padan
intralingual dan ekstralingual.
Realisasi perwujudan tindak kesantunan direktif andik SD ditentukan berdasarkan
eksplikatur, pemarkah lingual, penanda kontekstual, implikatur, dan konteks sosialsosietal. Realisasi tindak kesantunan direktif andik SD tidak pernah tunggal. Andik SD
sudah memiliki potensi mewujudkan kepelbagaian tindak kesantunan direktif menjadi
36 subkesantunan direktif, dari yang berpemeringkat paling tinggi (4,2%-17,6%), yaitu:
meminta, merayu, menyuruh, menyndir, mengaharp, memerintah, mengajak, memohon,
membujuk, mengingatkan, mengarahkan; berpemeringkat sedang (1,1%-3,1%), yaitu:
menawar, memaksa, mendesak, mengumpat, memarahi, melarang, mendorong, menegur,
mencegah, meminjam, menuntut, menasihati; dan yang berpemeringkat paling rendah
(0,2%-0,9%), yakni: menyilakan, menyarankan, menyerukan, menganjurkan, mengritik,
menargetkan, mengtimbau, mengancam, menginstruksikan, mengusulkan, mendukung,
menantang, mengecam. Kepelbagaian realisasi tindak kesantunan berbahasa itu dapat
dipilah menurut tipologi kedirektifannya menjadi 6 kategori, yakni memerintah
(17,56%), meminta (31,11), mengajak (22,89%), menasihati (12,0%), menegur (13,33%),
melarang (3,11%). Berdasarkan pertimbangan hak-kewajiaban Pn-Mt memperlihatkan
tipe memerintah (96,9%) dan melarang (3,1%). Strategi tindak kesantunan direktif andik
SD cenderung tak langsung (85,80%) daripada cara-cara langsung (14,20%). Keliteralan
tindak kesantunan direktif andik SD cenderung dikemukakan dengan cara-cara non
literal (61,60%) daripada dengan teknik literal (38,40%). Andik SD sudah memiliki
kemampuan mengungkapkan strategi dan teknik kesantunan direktif yang bervariasi.
Pemilihan stretegi dan teknik tidak langsung yang tidak literal (34,8%), tak langsung
(40,9%), tidak langsung-literal (12,6%), langsung-literal (9,1%), dan langsung (2,5%).
Temuan ini menggambarkan bahwa andik SD pada dasarnya sudah mampu memilih
strategi dan teknik bertindak bahasa sesuai dengan bidal kesantunan walaupun belum
sepenuhnya mempertimbangkan bidal kurmat, andhap asor, empan-papan, tepa slira.

iii

SUMMARY

iv

PRAKATA

Puji dan syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang
Maha Rahman dan Rahim. Atas rahmat, karunia, dan hidayah-Nya jualah, yang
disertai semangat dan kerja keras peneliti akhirnya penelitian Program Hibah
Kompetensi ini dapat terampungkan.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua hal pokok, yaitu bahasa dan kesantunan,
khususnya tindak kesantunan direktif yang dikaji secara

sosiopragmatik. Kajian

terhadap realisasi kesantunan berbahasa dipandang sangat penting, khususnya bagi
andik SD. Hal ini disebabkan bahwa kesantunan saat ini menjadi barang mahal,
terutama dalam hubungannya dengan budaya masyarakat Indonesia yang terkenal
dengan sopan-santun-nya.
Menyikapi kondisi di atas, dipandang penting dilakukannya sebuah kajian
tentang perwujudan tindak bahasa yang secara khusus memusatkan perhatiannya
pada realisasi kesantunan direktif dengan kajian sosiopragmatik. Perwujudan
kesantunan direktif dimaksud menjadi amat penting manakala dalam aktivitas
berbahasa

sehari-hari

semua

orang,

tanpa

kecuali

andik

SD

senantiasa

menggunakannya. Oleh sebab itu, penelitian ini berusaha memaparkan realisasi
kesantunan direktif dlam kaitannya dengan budaya Jawa di Surakarta, daerah
marginal, dan DIY.
Sudah barang tentu, dalam merencanakan, melaksanakan, menyusun, dan
mengerjakan laporan akhir penelitian ini, peneliti mendapat sumbangan akademik dan
administratif yang amat berharga dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih yang tinggi kepada:
1)

Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat dan Kasubdit
Penelitian DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendiknas yang

v

telah memberikan dukungan pembiayaan penelitian ini.
2)

Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Lembaga Penelitian UMS,
Dekan FKIP UMS, dan Kaprodi PBSID FKIP serta seluruh civitas akademika di
lingkungan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah mengizinkan
dan memberikan dukungan moral dan akademis kepada peneliti untuk
melaksanakan penelitian ini.

3)

Tim ”penyimak” setia di lapangan, Sdr. Al Muntaqo Zein, M.Ag.; Sugiyanto,
S.Pd.; Miftahul Huda, S.Pd.; Rahmah Purwadaria, S.Pd.; Drs. Muh. Arif; Dra.
Siti Zurotul; Ervina; kepala sekolah dan guru di SD lokasi penelitian; ”anakanak didik yang masih polos dam lucu” dalam bertindak kesantunan direktif;
dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang dengan segala
kearifannya sehingga peneliti dapat melakukan dokumentasi rekam-catatsimak, pengamatan terlibat pasif, wawancara mendalam, dan bahkan
triangulasi data berkali-kali sebagai bahan penyediaan data penelitian ini.

4)

Dr. Sumarlam sebagai peers penelitian ini yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan masukan kritis terhadap kesempurnaan penelitian ini.
Akhirnya, peneliti berharap mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat

bermanfaat, khususnya bagi pemerhati dan peneliti serta teman-teman guru SD dalam
memberikan teladan bertindak santun bahasa kepada anak didiknya.

Surakarta, 1 November 2010
Peneliti

vi

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN

ii

RINGKASAN DAN SUMMARY

iii

PRAKATA

v

DAFTAR ISI

vii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

viii

DAFTAR TANDA

ix

DAFTAR LAMPIRAN

x

BAB

PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Penelitian

1

B. Rumusan Masalah

3

C. Tujuan Penelitian

3

D. Roadmap dan Alur Penelitian

3

URAIAN KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN DAN

5

BAB

I

II

YANG AKAN DILAKSANAKAN
A. Hasil Penelitian yang telah Dicapai

5

1. Penelitian Tindak Tutur Berbahasa

10

2. Penelitian Kelangsungan dan Kesantunan Bertutur

12

B. Uraian Kebaruan dalam Bidang Penelitian, Pengabdian,

14

dan Lainnya
1. Prinsip Ironi dan Daya Pragmatik

15

2. Prinsip Pollyanna

16

3. Prinsip Kerukunan
4. Prinsip Kultural yang Mendasari Cara Berkomunikasi

17

Masyarakat Jawa
5. Kaidah Skala Kelangsungan dan Derajat Kesantuan

19

Prinsip Kultural yang Mendasari Cara Berkomunikasi
BAB

III METODE PENELITIAN
A.

22

Desain dan Strategi Penelitian

vii

22

BAB

B. Lokasi Penelitian

22

C. Objek Penelitian

23

D. Sumber Data dan Data

23

E. Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

23

F. Luaran Hasil Penelitian Tahun I

24

G. Bagan Alir Metode Penelitian

25

IV REALISASI KESANTUNAN DIREKTIF ANDIK SD

26

BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA
A. Bentuk Umum Realisasi Kesantunan Direktif Andik SD

29

1.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Meminta

31

2.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Merayu

31

3.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Menyuruh

32

4.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mnyindir

33

5.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mengharap

34

6.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Memerintah

34

7.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mengajak

35

8.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Memohon

37

9.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Membujuk

37

10.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mengingatkan

38

11.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mengarahkan

39

12.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Menawar

40

13.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Memaksa

41

14.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mendesak

41

15.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Merayu

42

16.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Memarahi

43

17.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Melarang

44

18.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mendorong

45

19.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Menegur

46

20.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mencegah

47

21.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Meminjam

48

22.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Menuntut

49

23.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Menasihati

49

24.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Menyilakan

50

viii

B.

25.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Memberi Saran

51

26.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Menyerukan

52

27.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Meengajurkan

53

28.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mengritik

54

29.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Menargetkan

54

30.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Menyerukan

55

31.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Menyerukan

56

32.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mengisntruksikan

57

33.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mengusulkan

57

34.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mendukung

58

35.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Menantang

59

36.

Realisasi Kesantunan Direktif Sub-KD Mengecam

60

Realisasi Kesantunan Direktif Andik SD

66

Menurut Kategori KD dan Sub-KD
1.

Realisasi Kesantunan Direktif Kategori Memerintah

66

2.

Realisasi Kesantunan Direktif Kategori Meminta

69

3.

Realisasi Kesantunan Direktif Kategori Mengajak

71

4.

Realisasi Kesantunan Direktif Kategori Menasihati

73

5.

Realisasi Kesantunan Direktif Kategori Menegur

75

6.

Realisasi Kesantunan Direktif Kategori Melarang

77

C. Realisasi Kesantunan Direktif Andik SD

79

Menurut Latar Budaya Asal Daerah

BAB

V

1.

Realisasi KD ke dalam Kategori KD Andik SD Surakarta

80

2.

Realisasi KD ke dalam Kategori KD Andik SD Marginal

83

3.

Realisasi KD ke dalam Kategori KD Andik SD DIY

87

STRATEGI DAN TEKNIK KESANTUNAN DIREKTIF

93

ANDIK SD MENURUT LATAR BUDAYA JAWA
A. Strategi Kesantunan Direktif Andik SD

B.

93

1.

Strategi Kesantunan Direktif Langsung

95

2.

Strategi Kesantunan Direktif Tak Langsung

97

Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif Andik SD

100

1.

Strategi Langsung

103

2.

Strategi Tak Langsung

104

ix

BAB VI

3.

Strategi Langsung Literal

104

4.

Strategi Langsung Tak Literal

105

5.

Strategi Tak Langsung Literal

106

6.

Strategi Tak Langsung Tak Literal

106

PENUTUP

113

DAFTAR PUSTAKA

115

LAMPIRAN

118

x

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Andik

:

anak didik

KD

:

kesantunan direktif

Mt

:

mitra tutur

no.

:

nomor

O1

:

orang pertama

O2

:

orang kedua

O3

:

orang ketiga

Pn

:

penutur

PELLBA

:

Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma Jaya

PI

:

prinsip ironi

PK

:

prinsip kerjasama

PP

:

Peraturan Pemerintah

PS

:

prinsip sopan-santun

SD

:

Sekolah Dasar

s.d

:

sampai dengan

Sub-KD

:

sub-kesantunan direktif

T

:

tuturan/tindakan/pertanyaan/pernyataan

TKD

:

tindak kesantunan direktif

V

:

verba

Vp

:

verba performatif

xi

DAFTAR TANDA

%

:

persentase



:

ketidaksamaan



:

konstituen di sebelah kiri anak panah terdiri atas
konstituen yang berada di sebelah kanan anak panah

(…)

:

formatif yang ada di dalamnya bersifat opsional

{...}

:

formatif yang ada di dalamnya dapat dan perlu dipilih
salah satu

[...]

:

untuk mengapit tanda bunyi fonemis/tanda bunyi
ortografis

‘…’

:

tanda glos semantis

* [asterisk]

:

tuturannya tidak gramatikal

!

: imperatif/tanda seru

?

: tanda tanya

Ø

: zero

xii

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel

4.1

:

Perwujudan Sub-KD pada Andik SD Berlatar
Belakang Budaya Jawa di Sala, Daerah Marginal,
dan DIY

29

Tabel

4.2

:

Realisasi Bentuk KD Andik SD di Lingkungan
Masyarakat Berbudaya Jawa Sala, Marginal, DIY
Berdasarkan Frekuensi Perwujudan Kategori dan
Subtindak KD

62

Tabel

4.3

:

Realisasi Bentuk Sub-KD Andik SD Berlatar
Belakang Budaya Jawa Berdasarkan Latar Daerah
Sala, Marginal, dan DIY

63

Tabel

4.4

:

Realisasi Bentuk Kategori KD Andik SD
Berlatar Belakang Budaya Jawa Berdasarkan
Latar Daerah Sala, Marginal, dan DIY

64

Tabel

4.5

:

Perbedaan Perwujudan Kategori KD Memerintah
dan Sub-KD Andik SD dari Daerah Sala,
Marginal, dan DIY

68

Tabel

4.6

:

Perbedaan Perwujudan Kategori KD Meminta
dan Sub-KD Andik SD dari Daerah Sala,
Marginal, dan DIY

70

Tabel

4.7

:

Perbedaan Perwujudan Kategori KD Melarang
dan Sub-KD Andik SD dari Daerah Sala,
Marginal, dan DIY

106

Tabel

4.8

:

Bentuk, Strategi, dan Teknik KD Andik SD dari
Daerah Sala, Marginal, dan DIY

108

Tabel

49

:

Strategi dan Teknik KD Andik SD Berdasarkan
Pemarkah Lingual dan Penanda Nonlingual

112

xiii

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar

4.1

:

Diagram tren Reaisasi KD Andik SD Menurut
Latar Budaya daerah Sala, Marginal, dan DIY

30

Gambar

4.2

:

Diagram Realisasi Kategori KD Andik SD
Berlatar Belakang Budaya Jawa Menurut Latar
Daerah Sala, Daerah Marginal, dan DIY

64

Gambar

4.3

:

Diagram Realisasi KD Andik SD Menurut Latar
Budaya Daerah Sala, Marginal, dan DIY

65

Gambar

4.4

:

Realisasi Sub Kesantunan Direktif Andik SD
Berdasarkan Latar Budaya Daerah Sala,
Marginal, dan DIY

66

Gambar

4.5

:

Perbedaan Realisasi KD Kategori Memerintah
Andik SD Berdasarkan Latar Budaya Daerah
Sala, Marginal, dan DIY

68

Gambar

4.6

:

Perbedaan Realisasi KD Kategori Meminta Andik
SD Berdasarkan Latar Budaya Daerah Sala,
Marginal, dan DIY

71

Gambar

4.7

:

Perbedaan Realisasi KD Kategori Megajak Andik
SD Berdasarkan Latar Budaya Daerah Sala,
Marginal, dan DIY

72

Gambar

4.8

:

Perbedaan Realisasi KD Kategori Menasihati
Andik SD
Berdasarkan Latar Budaya Daerah Sala,
Marginal, dan DIY

75

Gambar

4.9

:

Perbedaan Realisasi KD Kategori Menegur Andik
SD Berdasarkan Latar Budaya Daerah Sala,
Marginal, dan DIY

77

Gambar

4.10

:

Perbedaan Realisasi KD Kategori Melarang Andik
SD Berdasarkan Latar Budaya Daerah Sala,
Marginal, dan DIY

79

Gambar

4.11

:

82

Gambar

4.12

:

Persentse Realisasi KD ke dalam Kategori KD
pada Andik SD Berdasarkan Latar Budaya
Daerah Sala
Tren Realisasi KD ke dalam Kategori KD pada
Andik SD Berdasarkan Latar Budaya Daerah Sala

xiv

82

Gambar

4.13

:

Tren Realisasi Kategori KD ke dalam Sub-KD
pada Andik SD Berdasarkan Latar Budaya
Daerah Sala

83

Gambar

4.14

:

Persentse Realisasi KD ke dalam Kategori KD
pada Andik SD Berdasarkan Latar Budaya
Daerah Marginal

85

Gambar

4.15

:

Tren Realisasi KD ke dalam Kategori KD pada
Andik SD Berdasarkan Latar Budaya Daerah
Marginal

86

Gambar

4.16

:

Tren Realisasi Kategori KD ke dalam Sub-KD
pada Andik SD Berdasarkan Latar Budaya
Daerah Marginal

86

Gambar

4.17

:

Persentse Realisasi KD ke dalam Kategori KD
pada Andik SD Berdasarkan Latar Budaya DIY

89

Gambar

4.18

:

90

Gambar

4.19

:

Tren Realisasi KD ke dalam Kategori KD pada
Andik SD
Berdasarkan Latar Budaya DIY
Tren Realisasi Kategori KD ke dalam Sub-KD
pada Andik SD Berdasarkan Latar Budaya DIY

Gambar

4.20

:

Strategi Kesantunan Direktif Andik SD

94

Gambar

4.21

:

Strategi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD di
Sala

99

Gambar

4.22

:

Strategi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD di
Daerah Marginal

99

Gambar

4.23

:

Strategi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD di
DIY

98

Gambar

4.24

:

Keliteralan Kesantunan Andik SD Menurut Latar
Belakang Daerah Sala, Marginal, dan DIY

99

Gambar

4.25

:

Keliteralan Kesantunan Andik SD Menurut Latar
Belakang Daerah Sala

100

Gambar

4.26

:

Keliteralan Kesantunan Andik SD Menurut Latar
Belakang Daerah Marginal

101

Gambar

4.27

:

Keliteralan Kesantunan Andik SD Menurut Latar
Belakang Daerah DIY

102

Gambar

4.28

:

Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif

107

xv

90

Andik SD Berlatar Belakang Budaya Jawa
Gambar

4.29

:

Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Daerah (Sala,
Marginal, DIY)

108

Gambar

4.30

:

Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Daerah Sala

109

Gambar

4.31

:

Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Daerah Marginal

109

Gambar

4.32

:

Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Daerah DIY

110

xvi