PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA PADA MATERI WAWANCARA BERBASIS KESANTUNAN BERBAHASA DI SMA MEDAN PUTRI.

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA PADA MATERI WAWANCARA BERBASIS KESANTUNAN

BERBAHASA KELAS XI SMA MEDAN PUTRI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

HARRY SYAHPUTRA GULTOM NIM 8146191008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

i

ABSTRAK

Harry Syahputra Gultom. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia pada Materi Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa Di SMA Medan Putri. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pola bahan ajar materi wawancara berbasis kesantunan berbahasa,(2) kelayakan bahan ajar materi wawancara berbasis kesantunan berbahasa, (3) keefektifan bahan ajar materi wawancara berbasis kesantunan berbahasa pada siswa kelas XI SMA Medan Putri. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan berdasarkan model pengembangan Borg and Gall. Subjek uji coba terdiri dari ahli materi, ahli desain, guru bahasa Indonesia, siswa SMA Medan Putri pada uji coba perorangan terdiri dari 3 siswa, 8 siswa pada uji coba kelompok kecil, dan 28 siswa pada uji coba kelompok lapangan terbatas. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan melalui angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) validasi ahli materi meliputi kelayakan isi dengan rata-rata 84,56 pada kriteria sangat baik, kelayakan penyajian dengan rata-rata 86,54% pada kriteria sangat baik, aspek bahasa dengan rata-rata 83,65% pada kriteria sangat baik, (2) validasi ahli desain dengan rata-rata 85,00% pada kriteria sangat baik, (3) uji coba perorangan dengan rata-rata 88,89% dengan kriteria sangat baik, (4) uji coba kelompok kecil dengan rata-rata 92,19% dengan kriteria sangat baik, dan (5) uji kelompok lapangan terbatas dengan rata-rata 94,44% dengan kriteria sangat baik, (6) keefektifan bahan ajar dengan presentasi 76% dengan kriteria baik. Dengan demikian, bahan ajar wawancara berbasis kesantunan berbahasa yang telah dikembangkan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran sebagai sumber belajar.


(3)

ii

ABSTRACT

Harry Syahputra Gultom.The development of the Indonesian Language Teaching Material of Interview Based on Language Politeness at Medan Putri Senior High School. A Thesis. Post Graduate Program, State University of Medan. 2016.

This study aims to determine: (1) the pattern of teaching material of Interview based on language politeness, (2) the properness of teaching material of Interview based on language politeness, (3) the effectiveness of teaching material of Interview based on language politenesson grade XI students of Medan Putri Senior High School. The type of the research is a Research and Development Based on the Model of Borg and Gall. Subject trials consist of subject experts, design experts, Indonesian teachers, students of Medan Putri Senior High School on individual test consisted of 3 students, 8 students in small group test, and 28 students in the confined field group test. The data of the quality of this development product is collected through questionnaires. The result of the study showed that: (1) validation of the content expert sinclude the content properness with an average of 84,56 in very good criteria, presentation eligibility with an average of 86,54% in very well criteria, language aspects with an average of 83,65%in very good criteria, (2) validation of the design expertswith an average of85,00% in very good criteria, (3) individual testing with an average of 88,89% with a very good criteria, (4) small group test with an average of 92,19% in very good criteria, and (5)confined field grouptest with an average of 94,44% in very good criteria, (6) the effectiveness of material with a percentage of 76%in good criteria. Thus, the material of Interview based on language politeness that have beed developedis properto use inthe learning process as a learning resource.


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga tesis saya yang berjudul "Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia pada Materi Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa Kelas XI SMA Medan Putri” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih yang sangat tulus penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing I dan kemudian kepada Ibu Dr. Mahriyuni, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., dan Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd., selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran-saran demi penyempurnaan tesis ini.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta pada pejabat di jajaran civitas akademika Unimed.


(5)

iv

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur, beserta semua staf yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan administrasi dengan baik. 3. Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd., selaku ketua Prodi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Bapak Dr. Abdurrahman Adisahputra, M.Hum., selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan seluruh Bapak Ibu dosen yang telah memberikan motivasi serta membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

4. Bapak Drs. Harun Nasib, MS, S.Pdi, selaku Kepala Sekolah SMA Medan Putri yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di Lokasi tersebut.

6. Bapak Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D., Fadilah Sari, S.Pd., Bapak Dr. M. Oky Fardian Gafari, S.Sos., M.Hum., dan Ibu Prof. Dr. Sumarsih, M.Hum., selaku validator yang telah mengoreksi, menilai, dan memberikan saran perbaikan terhadap bahan ajar berupa modul yang penulis susun.

7. Teristimewa kepada orang tua tercinta Drs. H. Mahlil Gultom., dan Hj. Arwaty Makidi, BA yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik, menyekolahkan, serta adik penulis Agung Iskandar Gultom, Amd yang tak henti memberikan semangat dan dukungan baik moril dan materil kepada penulis.

8. Ismi Aulia Rizki Hutasuhut seseorang yang istimewa dengan dukungan doa dan motivasi sehingga selesainya tesis ini


(6)

v

8. Sahabat seperjuangan Viktor Risman Zega, S.Pd, M.Pd Fitri Ayu Meihardian, S.Pd Wita Dwi Payana, S.Pd Maryska Sihaloho, SS serta saudara saya Kiki Sabrina S.Pd, Gr, Risty Maharani, S.Pd, Risdina dan seluruh rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana angkatan II reguler A Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah memberikan bantuan baik materil maupun moril kepada penulis.

Kirannya seluruh perhatian, kebaikan, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebaikan dan menjadi kebarokahan bagi Allah SWT. Akhir kata, penulis menyampaikan semoga tesis ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah berpikir bagi pembaca.

Medan, Januari 2017 Penulis,


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPRAN ... xii

DAFTAR ISTILAH ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Batasan Masalah ... 8

1.4. Rumusan Masalah ... 8

1.5. Tujuan Penelitian ... 9

1.6. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1 Bahan Ajar ... 10

2.1.1 Bahan Ajar Bahasa Indonesia ... 10

2.1.2 Bahan Ajar Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 11

2.1.3 Fungsi Bahan Ajar ... 12

2.1.4. Kriteria Kelayakan Materi Ajar ... 14

2.2. Modul ... 15

2.2.1. Penulisan Modul ... 17

2.2.2. Karakteristik Modul... 19

2.3. Hakikat Wawancara ... 21

2.3.1.Teks Wawancara ... 22

2.3.2. Teknik Wawancara ... 23

2.3.3. Perbedaan Wawancara dengan Percakapan Sehari-hari ... 25

2.3.4. Persiapan Wawancara ... 25

2.3.5. Sikap Pewawancara ... 26

2.3.6. Aturan Wawancara ... 26

2.3.7. Fungsi Pertanyaan dalam Wawancara ... 27


(8)

vii

2.4. Kesantunan Berbahasa ... 28

2.4.1. Penggolongan Prinsip Kesantunan Berbahasa ... 29

2.4.2. Ciri Kesantunan Berbahasa ... 33

2.5. Penelitian yang Relevan ... 35

2.6. Kerangka Berpikir ... 37

2.7. Pengajuan Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

3.3. Metode Penelitian ... 39

3.4. Jenis Penelitian ... 40

3.5. Prosedur Penelitian ... 41

3.5.1. Model Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 41

3.5.2. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia ... 44

3.5.3. Standarisasi Bahan Ajar yang Dikembangkan ... 44

3.5.4. Uji coba Bahan Ajar yang Dikembangkan ... 45

3.6. Instrumen Pengumpulan Data ... 45

3.7. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1. Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Muatan Bahan Ajar Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 49

4.1.2 Deskripsi Produk Awal ... 50

4.2. Penyajian Data Hasil Penelitian Pengembangan ... 52

4.2.1. Data Hasil Validasi Tim Ahli Materi ... 52

4.2.2. Data Hasil Validasi Tim Ahli Desain ... 56

4.2.3. Hasil Penilaian Modul oleh Guru Bahasa Indonesia ... 58

4.2.4. Hasil Respon Modul Uji Coba Perorangan ... 60

4.2.5. Hasil Respon Modul Uji Coba Kelompok Kecil ... 61

4.2.6. Hasil Respon Modul Uji Coba Kelompok Lapangan Terbatas ... 62

4.3. Analisis Data Produk ... 64

4.3.1. Analisis Data Hasil Penilaian oleh Ahli Materi ... 64

4.3.2. Analisis Data Hasil Penilaian oleh Ahli Desain ... 69

4.3.3. Analisis Data Penilaian dari Guru ... 70

4.3.4. Analisis Data Hasil Uji Coba Perorangan ... 71

4.3.5. Analisis Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 72


(9)

viii

4.4. Revisi Produk ... 76

4.4.1. Revisi Pertama ... 76

4.4.2. Revisi Kedua ... 76

4.4.3. Revisi Ketiga ... 76

4.4.4. Revisi Keempat ... 77

4.4.5. Revisi Kelima ... 77

4.5. Hasil Penelitian Uji Efektivitas Produk ... 77

4.5.1. Deskripsi Data Penelitian ... 79

4.6. Pengujian Hipotesis ... 85

4.7. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93

4.7. Keterbatasan Penelitian ... 95

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 97

5.1. Simpulan ... 97

5.2. Implikasi ... 98

5.3. Saran ... 98


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Validasi dan Penilaian Ahli Materi Pembelajaran .. 49 Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Validasi dan Penelitian Ahli Media Pembelajaran .. 49 Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa ... 50 Tabel 3.4 Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi dengan Jenis Skala

Likert Beserta Skornya ... 50 Tabel 3.5 Persentase Kriteria Kesesuaian Indikator pada Modul Wawancara

Berbasis Kesantunan Berbahasa yang telah dikembangkan ... 51 Tabel 4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 52 Tabel 4.2 Penilaian Ahli Materi Bahan Ajar Berbasis Kesantunan Berbahasa

untuk Kelayakan Isi ... 55 Tabel 4.3 Penilaian Ahli Materi Bahan Ajar Berbasis Kesantunan Berbahasa

untuk Kelayakan Penyajian ... 55 Tabel 4.4 Penilaian Ahli Materi Modul Berbasis Kesantunan Berbahasa

untuk Aspek Bahasa ... 56 Tabel 4.5 Saran dari Validator Ahli Materi ... 57 Tabel 4.6 Skor Penilaian Ahli Media Pembelajaran Materi Wawancara

Berbasis Kesantunan Berbahasa... 57 Tabel 4.7 Saran dari Validator Ahli Desain ... 59 Tabel 4.8 Data Tanggapan Guru Bahasa Indonesia terhadap Modul

Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 60 Tabel 4.9 Data Respon Siswa dari Uji Coba Perorangan (3 siswa) terhadap

Modul Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 61 Tabel 4.10 Data Respon Siswa dari Uji Coba Kelompok Kecil (8 siswa)

terhadap Modul Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 62 Tabel 4.11 Data Respon Siswa dari Uji Coba Kelompok Lapangan Terbatas

(28 siswa) terhadap Modul Wawancara Berbasis Kesantunan

Berbahasa ... 64 Tabel 4.12 Persentase Penilaian dari Ahli Materi terhadap Kelayakan Isi ... 66 Tabel 4.13 Persentase Penilaian dari Ahli Materi terhadap Kelayakan

Penyajian ... 67 Tabel 4.14 Persentase Penilaian dari Ahli Materi terhadap Penilaian Bahasa ... 69 Tabel 4.15 Persentase Penilaian dari Ahli Desain ... 70 Tabel 4.16 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Perorangan terhadap Modul


(11)

x

Tabel 4.17 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Kelompok Kecil terhadap

Modul Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 73

Tabel 4.18 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Lapangan Terbatas terhadap Modul Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 75

Tabel 4.19 Data Hasil Belajar Kelas Pretest ... 78

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Pretest Kemampuan Wawancara Siswa ... 80

Tabel 4.21 Identifikasi Kecenderungan Kelas Pretest... 81

Tabel 4.22 Data Hasil Belajar Kelas Postest ... 81

Table 4.23 Distribusi Frekuensi Posttest Kemampuan Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 83


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Prosedur penelitian dan pengembangan (Borg and Gall) ... 40 Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan ... 43 Gambar 4.1 Persentase rata-rata pada kelayakan Isi Materi Modul

Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 66 Gambar 4.2 Persentase Rata-rata pada Kelayakan Penyajian Modul

Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 67 Gambar 4.3 Persentase Rata-rata pada Penilaian Bahasa Materi Modul

Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 69 Gambar 4.4 Persentase Rata-rata pada Kelayakan Desain Modul Wawancara

Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 70 Gambar 4.5 Persentase Uji Coba Perorangan terhadap Modul Wawancara

Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 72 Gambar 4.6 Persentase Uji Coba Kelompok Kecil terhadap Modul

Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa ... 73 Gambar 4.7 Persentase Uji Coba lapangan Terbatas terhadap Modul


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lembar Validasi Oleh Ahli Materi ... 103

2. Lembar Validasi Oleh Ahli Desain ... 108

3. Lembar Tanggapan Guru Terhadap Modul ... 115

4. Angket Respon Siswa ... 117

5. Hasil Validasi Bahan Ajar Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa Oleh Ahli Materi ... 119

6. Hasil Validasi Bahan Ajar Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa Oleh Ahli Desain... 122

7. Hasil Penilaian Modul Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa Oleh Guru... 124

8. Data Hasil Respon Siswa Terhadap Modul Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa Uji Perorangan (3 Orang) ... 126

9. Data Hasil Respon Siswa Terhadap Modul Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa Uji Coba Kelompok Kecil (8 Siswa) ... 128

10. Data Hasil Respon Siswa Terhadap Modul Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa Uji Coba Kelompok Kecil (28 Siswa) .... 130


(14)

xiii

DAFTAR ISTILAH

Computer mediated instruction : Pengajaran yang dimediasi komputer Computer based multimedia : Multimedia berbasis komputer Computer based tutorial : Tutorial berbasis komputer

Critical Learning outcomes : Hasil pembelajaran kritis

Filmstrips : Film bingkai dimanasatu paket berisi

beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain

Handout : Selebaran yang dibagikan oleh guru kepada

siswa berisi tentang bagian materi pelajaran Kompetensi dasar : Kompetensi yang terdiri atas sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.

Leaflet : Lembaran kertas berukuran kecil

mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi

Lembar kerja : Lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik

non-verbal : Pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata

verbal : Proses penyampaian pesan dengan cara tertulis

Multimedia player : Pemutar multimedia

Overhead transparencies : Lembaran plastik bening yang bersifat tembus pandang atau tembus cahaya

PBM : Pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontektual


(15)

xiv

Slide : Media visual yang diproyeksikan melalui alat

yang disebut dengan Proyektor Slide

Standar kompetensi lulusan : suatu ukuran kompetensi yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses dalam satuan pendidikan tertentu

Video conferencing : Konferensi atau pertemuan melalui video

Video tape player : Pemutar rekaman video

Wallchart : Bahan cetak, biasanya berupa bagan

siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pencapaian tujuan belajar tercermin dari kemampuan belajar siswa yang dituangkan dalam bentuk nilai dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Berbicara merupakan proses berpikir dan bernalar, agar pembicaraan seseorang dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh orang lain atau penyimak. Untuk dapat berbicara dalam suatu bahasa secara baik, pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosakata yang bersangkutan. Disamping itu, diperlukan juga penguasaan masalah dan atau gagasan yang akan disampaikan.

Nugraheni (2012:96) keterampilan berbicara dapat membentuk peserta didik menjadi lebih aktif dalam berpendapat sebab mereka memiliki kemampuan yang tinggi mengekspresikan gagasan atau pikiran kepada orang lain secara rasional, aktif dan mampu menilai dengan ide-ide bahasa yang komunikatif. Keterampilan berbicara juga mampu membentuk peserta didik lebih berbudaya karena mereka sudah terbiasa dan terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai dengan konteks situasi tutur dimana, kapan, dan dengan siapa ia berbicara.

Pada jurnal penelitian oleh Hendra Ahmad (2013) menyatakan bahwa dalam peningkatan keterampilan berbicara siswa saat pembelajaran bahasa Indonesia, proses pembelajaran guru dan siswa tidak sesuai dengan realita dilapangan, pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia masih kurang


(17)

2

mendapatkan hasil yang maksimal terlebih pada indikator peningkatan keterampilan berbicara siswa, sehingga perlu penggunaan meode dan pendekatan yang tepat.

Berkaitan dengan keterampilan berbicara, salah satu kompetensi dasar yang perlu dikembangkan yaitu kegiatan wawancara. Pembelajaran wawancara sangat tepat diberikan kepada siswa untuk belajar berbicara. Menurut Nurgiyantoro (2013:411) bahwa wawancara merupakan teknik yang paling banyak dipergunakan untuk menilai kompetensi berbicara seseorang dalam suatu bahasa. Wawancara biasanya dilakukan terhadap seorang pembelajar yang kompetensi berbahasa lisannya, bahasa target yang sedang dipelajarinya, sudah cukup memadai sehingga memungkinkan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya dalam bahasa itu. Kesulitan yang dialami siswa dalam wawancara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor pada diri siswa yaitu kepercayaan diri masih kurang terhadap wawancara. Sejalan dengan itu kemampuan berbicara siswa juga masih rendah. Sehingga dalam kenyataannya, tidak semua siswa dapat melakukan wawancara. Siswa merasa bahwa wawancara hanyalah merupakan salah satu tugas dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan siswanya memerlukan nilai.. Hal ini diperkuat oleh penelitian Try Nur Hasanah (2011), Pengaruh Metode Sugesti–Imajinasi Terhadap Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa sebagai Pembawa Acara oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta Teladan Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2011/2012. diperoleh nilai rata-rata 73 dan dikategorikan pada kategori cukup. Hasanah (2012:89) menyimpulkan bahwa sebanyak 11 siswa atau 34,4 %, kategori banyak sebanyak 12 siswa atau 37, 5 %,


(18)

3

kategori cukup sebanyak 7 siswa atau 21,8 %, dan kategori kurang sebanyak 2 orang atau 6, 25 %..Hal ini berarti berbicara di depan kelas masih perlu perhatian lebih lanjut. Pembelajaran wawancara sebenarnya sangat besar manfaatnya bagi siswa untuk berlatih berkomunikasi, berlatih mengumpulkan data, mencari informasi dan sebagainya. Dengan kata lain, pembelajaran wawancara yang tepat akan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa secara lisan. Masalah yang ditanyakan dalam wawancara dapat menyangkut berbagai hal, tetapi hendaknya disesuaikan dengan tingkat pengalaman peserta uji Valette (dalam Nurgiyantoro, 2013:411).

Berdasarkan hasil observasi di SMA Medan Putri diperoleh masalah bahwa kemampuan siswa pada materi wawancara masih dikategorikan kurang. Hal ini diketahui dari hasil pemerolehan siswa yakni nilai rata-rata kemampuan siswa dalam berwawancara 62 dengan ketuntasan hanya 64% siswa yang mampu berwawancara dengan baik dan benar. Dapat dibuktikan pada kesulitan siswa menyampaikan pendapat atau gagasannya seperti tidak tenang atau grogi ketika berbicara di tempat umum. Guru bahasa Indonesia lebih banyak berkutat dengan pengajaran tata bahasa, dibandingkan mengajarkan kemampuan berbahasa Indonesia secara nyata. Hubungan komunikasi timbal balik yang sesuai dengan tujuan komunikasi, segala hal yang berkaitan dengan proses komunikasi harus diperhatikan. Unsur utama dalam komunikasi adalah bagaimana seseorang dapat menggunakan bahasa yang baik dan tepat. Selain itu, perlu dipertimbangkan pula aspek situasi, waktu, tempat, dan hubungan pembicara mitra atau kawan bicaranya, misalnya, saat membuka percakapan, saat menyampaikan pesan, dan


(19)

4

ketika akan menutup pembicaraan. Hal ini biasanya memengaruhi pilihan kata dan ungkapan yang digunakan dalam percakapan. Pendapat di atas diyakinkan oleh, Utami, dkk (2012 : 358) dalam kesimpulan hasil penelitian dalam jurnal menyatakan bahwa, “Kemampuan berbicara siswa harus ditingkatkan lagi, tentunya berbicara dalam situasi formal juga mengindahkan kesantunan berbahasa. Sehubungan dengan keterampilan berbicara khsususnya wawancara memiliki hubungan dengan kesantunan berbahasa yang menuntut ketepatan mengungkapkan gagasan pendapat dan perasaan dipengaruhi oleh penggunaan bahasa yang efektif, tepat dan sesuai dengan kaidah ketatabahasaan yang berlaku. Pendapat di atas, diyakinkan pendapat Artana (2009:4) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara SMP N 1 Abang, Karanasem 2009/2010” menyatakan bahwa, “Keterampilan berbicara siswa SMP berada pada tingkat yang rendah; diksi (pilihan kata) yang digunakan tergolong kurang, kalimatnya tidak efektif, struktur tuturannya rancu. Secara umum, pembelajaran belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hasil-hasil tersebut terlihat dari pengamatan penulis terhadap siswa dalam situasi formal ketika berada di sekolah. Kalimat-kalimat yang digunakan siswa yang dapat dijadikan contoh antara lain, "Pak, gimana kalau ngumpulkan tugasnya dua minggu lagi?". Hal ini sejalan dengan dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia telah menyimpang jauh dari misi sebenarnya. Guru lebih banyak berbicara tentang bahasa (talk about the language) daripada melatih menggunakan bahasa (using


(20)

5

tergantung pada jarak sosial penutur dan mitra tutur. Selain itu, makna kesantunan dan kesopanan juga dipahami sama secara umum”. Fenomena yang ada menunjukan bahwa dalam wawancara siswa masih menggunakan bahasa yang kurang santun meskipun pembicaraan dilakukan dalam situasi formal berdasarkan maksim-maksim yang akan dikembangkan.

Bahan ajar wawancara yang masih kurang jelas dipaparkan menjadi salah satu penyebabnya. Hal demikan juga terjadi di SMA Medan Putri, yakni bahan ajar yang digunakan oleh guru masih terbatas pada buku teks yang berjudul kompetensi berbahasa Indonesia pengarang tim edukatif, penerbit Erlangga tahun 2007. Bahan ajar tersebut kurang sesuai dengan kebutuhan siswa pada materi wawancara. Bahan ajar tersebut hanya menetapkan topic, ada orang yang diwawancarai dan membuat daftar pertanyaan. Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Nurgiyantoro (2013:72) menjelaskan bahwa pemilihan bahan pembelajaran harus mendasarkan pada tujuan. Artinya bahan hanya dipertimbangkan diambil jika mempunyai relevasi dengan kompetensi yang dibelajarkan. Pemilihan bahan yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimaksud hanya akan berakibat tidak tercapainya tujuan yang diinginkan. Bahan ajar juga ditentukan dengan pemilihan model karena menjadi penentu pada proses pembelajaran di kelas.

Penggunaan bahan ajar yang masih berpusat pada guru membuat aktivitas siswa berkurang. Aktivitas siswa yang rendah juga mengakibatkan kejenuhan siswa dan rendahnya semangat dalam belajar bahasa Indonesia yang


(21)

6

mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Saat di kelas penggunaan bahan ajar yang masih berpusat pada guru membuat aktivitas yang dilakukan siswa berkurang. Dalam proses pembelajaran, keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal. Melalui bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.

Berdasarkan uraian di atas dalam kegiatan belajar mengajar, guru adalah orang yang paling paham mengenai hal ini dengan pengembangan bahan ajar yang tepat sangat bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kemampuan penguasaan dalam wawancara sangat ditentukan oleh kemampuan dalam menentukan langkah dan teknik tersebut. Untuk itu, perlu diidentifikasi teknik-teknik dan langkah-langkah dalam melakukan wawancara dengan memaparkan lebih jelas dasar-dasar maksim kesantunan berbahasa.

Maka, pengembangan bahan ajar yang dibuat oleh guru dalam pembelajaran harus lebih menarik dan mengesankan bagi peserta didik. Pengembangan bahan ajar dapat membantu siswa belajar secara mandiri tanpa arahan dari seorang guru, sehingga dapat mengambil hikmat dari pelajaran yang dilaksanakan. Pembuatan bahan ajar yang inovatif dibutuhkan cara penyusunan yang dapat mengembangan menjadi menarik dan menyenangkan sehingga memotivasi siswa untuk belajar dan menumbuhkan minat belajar siswa dalam wawancara dan meningkatkan kemampuan berbicara siswa.


(22)

7

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengadakan penelitian dengan memanfaatkan bahan ajar. Peneliti akan mengembangkan sebuah produk pendidikan berbentuk modul terkait wawacara yang disusun berbasis kesantunan berbahasa. Modul tersebut dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan wawancara berbasis kesantunan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari khususnya lingkungan sekolah. Peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul: “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Pada Materi Wawancara Berbasis Kesantunan Berbahasa Kelas XI SMA Medan Putri”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kurangnya ketersediaan bahan ajar berupa modul yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan tuntutan kurikulum.

2. Kemampuan ketrampilan berbicara dalam berwawancara siswa rendah 3. Kesantunan berbahasa siswa rendah

4. Di SMA Swasta Medan Putri, bahan ajar pada materi wawancara berbasis kesantunan berbahasa belum tersedia

5. Pengembangan bahan ajar yang diperlukan menuntun siswa dalam berlatih wawancara


(23)

8

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yag telah diuraika peneliti serta keluasan ruang lingkup permasalahan, agar penelitian terfokus maka diberi batasan, yaitu:

1) Penelitian ini dibatasi pada pengembangan produk bahan ajar materi wawancara berbasis kesantunan di SMA Medan Putri

2) Penelitian ini dilakukan hanya sampai pada tahapuji coba lapangan terbatas

3) Bahan ajar yang telah dikembangkan divalidai oleh ahli materi dan ahli desain pembalajaran

4) Bahan ajar yang telah dikembangkan dinilai oleh guru bahasa Indonesia

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa muatan bahan ajar wawancara berbasis kesantunan berbahasa yang layak bagi siswa kelas XI SMA Medan Putri?

2. Bagaimana pengembangan yang dilakukan terhadap bahan ajar materi wawancara berbasis kesantunan berbahasa siswa kelas XI SMA Medan Putri?

3. Bagaimana keefektifan pengembangan bahan ajar wawancara berbasis kesantunan berbahasa?


(24)

9

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan muatan bahan ajar wawancara berbasis kesantunan berbahasa yang layak bagi siswa kelas XI.

2. Mendeskripsikan pengembangan yang dilakukan terhadap bahan ajar materi wawancara berbasis kesantunan berbahasa siswa kelas XI SMA Medan Putri.

3. Mendeskripsikan keefektifan pengembangan bahan ajar wawancara berbasis kesantunan berbahasa.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar wawancara berbasis kesantunan berbahasa. 2. Menarik minat bagi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti pengembangan bahan ajar berbasis kesantuna berbahasa

4. Sebagai bahan referensi bagi guru dalam menggunakan bahan ajar yang sesuai untuk mendukung kegiatan pembelajaran aktif


(25)

97

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1.Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan dalam penelitian pengembangan bahan ajar pada materi materi wawancara berbasis kesantunan berbahasa ini pada siswa SMA Medan Putri yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Produk bahan ajar berbasis kesantunan berbahasa yang dikembangkan pada materi materi wawancara untuk siswa kelas XI SMA Medan Putri memenuhi syarat dan layak digunakan berdasarkan validasi ahli materi meliputi kelayakan isi dengan rata-rata 84,56% pada kriteria sangat baik, kelayakan penyajian dengan rata-rata 86,54% pada kriteria sangat baik, aspek bahasa dengan rata-rata 83,65% pada kriteria sangat baik, dan validasi ahli desain dengan rata-rata 83,75% pada kriteria sangat baik.

2. Struktur pengembangan bahan ajar berbasis kesantunan berbahasa pada materi materi wawancara tergolong sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa, dinilai dari respon 2 orang guru yang rata-rata 85,29% dengan kriteria sangat baik dan 28 orang siswa memiliki persentase 94,44% dengan kriteria sangat baik.

3. Penggunaan bahan ajar Berbasis kesantunan berbahasa lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini ditunjukkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan lebih tinggi


(26)

98

berjumlah 2200 dengan rata-rata 80.57 dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan buku teks.

5.2.Implikasi

Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian pengembangan bahan ajar materi wawancara berbasis kesantunan berbahasa yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar berupa modul wawancara berbasis keasantunan berbahasa yang dikembangkan yang digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan meningkatkan kemampuan berbicara melalui wawancara siswa terhadap siswa di sekolah. 2. Penerapan modul wawancara berbasis kesantunan berbahasa memerlukan

kesimpulan siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan mandiri sehingga siswa akan dapat meningkatkan hasil belajar, bila menerapkan modul wawancara berbasis kesantunan berbahasa secara maksimal pula.

5.3.Saran

Berdsarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan dari hasil penelitian pengembangan bahan ajar ini, berikut diajukan beberapa saran sebagai berikut:


(27)

99

1. Bahan ajar materi wawancara berbasis kesantunan berbahasa ini, agar dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran, dan mampu mengaitkan pembelajaran yang diperoleh dengan kehidupan sehari-hari.

2. Mengingat hasil penelitian pengembangan bahan ajar ini masih memungkinkan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkendali, maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak dan luas.


(28)

100

DAFTAR PUSTAKA

Amalia Riantika: 2014. Upaya Meningkatkan Keterampilan Mengubah Teks

Wawancara Menjadi Narasi Menggunakan Strategi Collaborative Writing Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ngemplak . Program

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: Universitas Negeri Yogyakarta.

Arikunto, Suharsini. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara

Barus,W. Sedia. 2010. Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Fatikhah dan Izzati. 2015. Pengembangan Modul PembelajaranMatematika

Bermuatan EmotionQuotient Pada Pokok BahasanHimpunan.

JunalEduMa Vol. 4 (2):46-61.

Hasanah, Try Nur. 2012. Pengaruh Metode Sugesti-Imajinasi Terhadap

Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Sebagai Pembawa Acara (MC) oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta Teladan Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2011/2012. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Medan

Hendra Ahmad, 2013. Kemampuan Siswa Berbicara Dengan Metode Diskusi Di

Kelas IV SDN No. 88 Kota Tengah Kota Gorontalo. Universitas

Negeri Gorontalo

Hikmat & Solihati. 2013. Bahasa Indonesia (Untuk Mahasiswa S1 &

Pascasarjana, Guru, Dosen, Praktisi, dan Umum). Jakarta: Grasindo


(29)

101

Kennedy, Declan. 2007. Writing and Using Learning Outcomes A Practical

Guide. University of Chicago.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kunjana, R. Rahardi. 2005. Pragmatik : Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Kusumah, dkk. 2003. Teknik Wawancara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Leech, Goeffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik (Ed. Oka, M.D.D). Jakarta:

Universitas Indonesia Press

Lubis, Syahrul, Juita. 2015. Pengembangan Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbantuan Peta Pikiran Pada Materi Menulis Makalah Siswa Kelas XI SMA/MA. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran. Februari 2015 Volume 2 (1): 16-28

Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengambangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Nurwanti, Samhati S, Karomani. 2015. Pengembangan Modul Bahasa Indonesia

Berbasis Life Skills untuk Kelas X SMK Di Kota Metro. J-Simbol

(Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya. 2015 (1): 1-10.

Pujawan, Martha, Suandi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Teks

Anekdot dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 2 Semarapura. Jurnal Penelitian Pascasarjana

Undiksha. Volume 3 (1): 1-12

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rumiana. 2013. Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi

Narasi Dengan Metode Pencarian Informasi Melalui Media Kartun Bercerita Pada Kelas VII D Smp Negeri 30 Semarang. Skripsi.


(30)

102

S. Stewart, Charles dan William. 2012. Interviu: Prinsip dan Praktik Edisi 13.

Dalam Wulung W. Mahendra. Jakarta: Salemba Humanika.

Sanjaya, W. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Schiffrin, Deborah. 1994. Approaches To Discourse. USA: Blackwell Publisher. Sirait, Jeliana V. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Fluida

Dinamis Berbasis Scientific Inquiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and

Development/R&D). Bandung: Alfabeta.

Tampubolon. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Inkuiri Pada

Materi Fluida Statis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis,

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Yuani Utami.dkk. 2009. Pengembangan Model Artikulatoris Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berbicara Santun 2Bahasa Perancis Siswa Sma Dan Smk Di Kota Dan Kabupaten Bandung. Jurnal Penelitian Vol. 9 No. 1. Bandung


(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1.Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan dalam penelitian pengembangan bahan ajar pada materi materi wawancara berbasis kesantunan berbahasa ini pada siswa SMA Medan Putri yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Produk bahan ajar berbasis kesantunan berbahasa yang dikembangkan pada materi materi wawancara untuk siswa kelas XI SMA Medan Putri memenuhi syarat dan layak digunakan berdasarkan validasi ahli materi meliputi kelayakan isi dengan rata-rata 84,56% pada kriteria sangat baik, kelayakan penyajian dengan rata-rata 86,54% pada kriteria sangat baik, aspek bahasa dengan rata-rata 83,65% pada kriteria sangat baik, dan validasi ahli desain dengan rata-rata 83,75% pada kriteria sangat baik.

2. Struktur pengembangan bahan ajar berbasis kesantunan berbahasa pada materi materi wawancara tergolong sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa, dinilai dari respon 2 orang guru yang rata-rata 85,29% dengan kriteria sangat baik dan 28 orang siswa memiliki persentase 94,44% dengan kriteria sangat baik.

3. Penggunaan bahan ajar Berbasis kesantunan berbahasa lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini ditunjukkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan lebih tinggi


(2)

berjumlah 2200 dengan rata-rata 80.57 dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan buku teks.

5.2.Implikasi

Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian pengembangan bahan ajar materi wawancara berbasis kesantunan berbahasa yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar berupa modul wawancara berbasis keasantunan berbahasa yang dikembangkan yang digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan meningkatkan kemampuan berbicara melalui wawancara siswa terhadap siswa di sekolah. 2. Penerapan modul wawancara berbasis kesantunan berbahasa memerlukan

kesimpulan siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan mandiri sehingga siswa akan dapat meningkatkan hasil belajar, bila menerapkan modul wawancara berbasis kesantunan berbahasa secara maksimal pula.

5.3.Saran

Berdsarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan dari hasil penelitian pengembangan bahan ajar ini, berikut diajukan beberapa saran sebagai berikut:


(3)

1. Bahan ajar materi wawancara berbasis kesantunan berbahasa ini, agar dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran, dan mampu mengaitkan pembelajaran yang diperoleh dengan kehidupan sehari-hari.

2. Mengingat hasil penelitian pengembangan bahan ajar ini masih memungkinkan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkendali, maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak dan luas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia Riantika: 2014. Upaya Meningkatkan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi Menggunakan Strategi Collaborative Writing Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ngemplak . Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: Universitas Negeri Yogyakarta.

Arikunto, Suharsini. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara

Barus,W. Sedia. 2010. Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Fatikhah dan Izzati. 2015. Pengembangan Modul PembelajaranMatematika Bermuatan EmotionQuotient Pada Pokok BahasanHimpunan. JunalEduMa Vol. 4 (2):46-61.

Hasanah, Try Nur. 2012. Pengaruh Metode Sugesti-Imajinasi Terhadap Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Sebagai Pembawa Acara (MC) oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta Teladan Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2011/2012. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Medan

Hendra Ahmad, 2013. Kemampuan Siswa Berbicara Dengan Metode Diskusi Di Kelas IV SDN No. 88 Kota Tengah Kota Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo

Hikmat & Solihati. 2013. Bahasa Indonesia (Untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru, Dosen, Praktisi, dan Umum). Jakarta: Grasindo


(5)

Kennedy, Declan. 2007. Writing and Using Learning Outcomes A Practical Guide. University of Chicago.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kunjana, R. Rahardi. 2005. Pragmatik : Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Kusumah, dkk. 2003. Teknik Wawancara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Leech, Goeffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik (Ed. Oka, M.D.D). Jakarta:

Universitas Indonesia Press

Lubis, Syahrul, Juita. 2015. Pengembangan Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbantuan Peta Pikiran Pada Materi Menulis Makalah Siswa Kelas XI SMA/MA. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran. Februari 2015 Volume 2 (1): 16-28

Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengambangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Nurwanti, Samhati S, Karomani. 2015. Pengembangan Modul Bahasa Indonesia Berbasis Life Skills untuk Kelas X SMK Di Kota Metro. J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya. 2015 (1): 1-10.

Pujawan, Martha, Suandi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Teks Anekdot dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 2 Semarapura. Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha. Volume 3 (1): 1-12

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rumiana. 2013. Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi Dengan Metode Pencarian Informasi Melalui Media Kartun Bercerita Pada Kelas VII D Smp Negeri 30 Semarang. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: UNIV Negeri Semarang


(6)

S. Stewart, Charles dan William. 2012. Interviu: Prinsip dan Praktik Edisi 13. Dalam Wulung W. Mahendra. Jakarta: Salemba Humanika.

Sanjaya, W. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Schiffrin, Deborah. 1994. Approaches To Discourse. USA: Blackwell Publisher. Sirait, Jeliana V. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Fluida

Dinamis Berbasis Scientific Inquiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung.

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D). Bandung: Alfabeta.

Tampubolon. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Inkuiri Pada Materi Fluida Statis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Yuani Utami.dkk. 2009. Pengembangan Model Artikulatoris Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Santun 2Bahasa Perancis Siswa Sma Dan Smk Di Kota Dan Kabupaten Bandung. Jurnal Penelitian Vol. 9 No. 1. Bandung