PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KESANTUNAN BERBAHASA DENGAN PENDEKATAN SOSIOPRAGMATIK DI LINGKUNGAN SISWA SD BERBUDAYA JAWA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Fungsi interpersonal dan tekstual merupakan fungsi bahasa yang sangat
penting dalam jagat berkomunikasi (Haliday, 1978:28; Richards, 1985:116). Fungsi
itu mengedepankan pentingnya hubungan sosial‐sosietal dalam berkomunikasi dan
pentingnya memproduksi ujaran yang baik dan koheren dengan situasi dan kondisi
yang diacu oleh ujaran itu. Fungsi bahasa yang demikian mengemban dua prinsip
dasar berbahasa, yaitu Prinsip Kerjasama (PKS) dan Prinsip Sopan Santun (PSS).
Ujaran yang koheren berhubungan dengan kaidah PKS sedangkan ujaran yang baik
dan santun berhubungan dengan PSS.
Kedudukan PSS dalam aktivitas berbahasa bukan saja perlu, tetapi sangat
penting. Hal itu berkaitan dengan realisasi kesantunan berbahasa. Kesantunan
berbahasa dapat direalisasikan melalui tindak behasa memberitahukan,
mendeklarasikan, mengekpresifkan, menanyakan, dan memerintah. Tindak bahasa
(tindak tutur) memerintah merupakan salah satu tindak tutur yang mamainkan
peran penting dalam aktivitas berbahasa. Termasuk ke dalam tipologi tindak tutur
itu adalah: menyuruh, meminta, mengharap, memohon, menyilakan, mengajak,
menasihati, melarang. Keseluruhan tindak itu merupakan tindak bahasa yang paling
dominan digunakan di dalam aktivitas berbahasa dalam kehidupan sehari‐hari,
termasuk siswa SD, khususnya meminta, mengharap, memohon. Hal itu disebabkan
oleh kedudukan siswa SD yang secara sosial dan sosietal berkedudukan lebih
rendah daripada gurunya. Namun demikian, fenomena pemakaian bahasa
menunjukkan bahwa siswa SD seringkali merealisasikannya menjadi memerintah,
mengharuskan, bahkan memaksa untuk mencapai maksud yang sama, yaitu
meminta, mengharap, memohon.
Realisasi tindak berbahasa tersebut melibatkan aspek linguistik dan
ekstralinguistik, eksplisit dan implisit, dan akhirnya konteks secara keseluruhannya.
Konteks keseluruhan itu diwarnai oleh siapa, kepada siapa, apa, dan bagaimana
1
hubungan siapa‐kepada siapa. Menilik kedudukannya yang demikian penting maka
dipandang sangat beralasan jika kesantunan tindak menyuruh perlu dirumuskan
taksonominya, gejala pemakaiannya, teknik dan strateginya sehingga pada
gilirannya dapat dijadikan sebagai model dalam tindak kesantunan berbahasa di
lingkungan siswa SD. Persoalannya sampai sekarang adalah belum dilakukannya
sebuah pemetaan yang menghasilkan taksonomi realisasi kesantunan, teknik dan
strategi kesantunan dalam tindak berbahasa berikut gejala yang mengiringinya di
lingkungan siswa SD, khususnya yang berlatar belakang budaya Jawa.
Bentuk‐bentuk kesantunan pemakaian bahasa di lingkungan siswa SD yang
berlatar belakang budaya Jawa mengandung maksud yang sangat beragam
bergantung pada konteks situasional, sosial, dan kultural yang mengiringi
terdapatnya tuturan itu. Keberagaman maksud tuturan itu menjadi literal, langsung,
objektif, akomodatif, santun, atau sebaliknya juga bergantung pada ketiga konteks
itu. Kenyataan menunjukkan bahwa kesantunan tindak berbahasa siswa SD, baik
dalam aktivitas resmi di kelas maupun nonresmi di luar kelas tetapi masih dalam
lingkungan sekolah dalam kaitannya dengan teknik dan strategi bertutur, implikatur
percakapan dan daya pragmatik, PKS dan PSS, skala kelangsungan dan peringkat
kesantunan, prinsip atau daya ironi (PI) menjadi langsung, literal, dan instan
sehingga cenderung tidak santun. Hal itu disebabkan oleh belum adanya strategi
pembelajaran berbahasa yang menekankan tentang pentingnya PSS. PSS bukan saja
berkaitan dengan PKS dan PI tetapi lebih luas lagi berhubungan Prinsip Seloroh (PS),
Prinsip Polyanna (PP), Prinsip Relevansi (PR, dan Prinsip Kerukunan (PK).
Oleh sebab itu, sangatlah beralasan jika Grice (1981:183) dan Leech
(1983:121) menyatakan bahwa PSS tidak boleh dianggap sebagai sebuah prinsip
yang sekedar ditambahkan saja pada PKS. Menurut (Holmes, 2002:5 dan Kasper,
1990:193) PSS merupakan prinsip yang sangat penting, yang dapat menyelamatkan
PKS dari suatu kesulitan yang serius. Jadi, kedudukan PSS dalam aktivitas berbahasa
siswa SD sangat penting. Pertimbangan PSS tampaknya tidak dapat dikesampingkan
begitu saja, apalagi di lingkungan masyarakat yang berbudaya Jawa yang
mendudukkan sopan‐santun sebagai cermin budaya Jawa .
2
Ihwal realisasi kesantunan tindak berbahasa di kalangan SD yang berlatar
belakang budaya Jawa saat ini sangat mengerikan, bahkan mengalami kemerosotan
yang amat luar biasa dalam dua dekade ini (Subroto, 2008:1‐7). Kondisi yang sama
juga terjadi pada anak‐anak dan remaja yang saat ini mulai menanggalkan
kesantunan (Sauri, 2008:46), anak mengalami kekeliruan berbahasa dalam hal
menyatakan apa yang sebaiknya dikatakan (Muslich, 2006:1‐6).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penelitian tahun II ini
difokuskan pada rumusan masalah sebagai berikut.
a.
Bagaimanakah taksonomi realisasi kesantunan tindak direktif pada siswa
SD dalam hubungannya dengan prinsip dasar berbahasa PKS dan PSS?
b.
Bagaimanakah taksonomi realisasi kesantunan tindak tindak direktif pada
siswa SD dalam hubungannya dengan prinsip harmoni PI dan prinsip
kultural PK?.
c.
Bagaimanakah pola semestaan kesantunan tindak direktif siswa SD dalam
hubungannya dengan prinsip dasar, harmoni sosial, dan kultural berlatar
belakang budaya Jawa?
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan taksonomi kesantunan tindak
tutur memerintah di kalangan siswa SD yang berlatar belakang budaya Jawa.
Tujuan spesifik penelitian tahun II ini adalah sebagai berikut.
a.
Mengidentifikasi taksonomi realisasi kesantunan tindak tindak direktif
siswa SD dalam hubungannya dengan prinsip dasar berbahasa PKS dan
PSS.
b.
Memerikan taksonomi realisasi kesantunan tindak tindak direktif siswa SD
dalam hubungannya dengan prinsip harmoni sosial PI dan PK.
3
c.
Merumuskan pola semestaan kesantunan tindak tindak direktif siswa SD
dalam hubungannya dengan prinsip dasar, harmoni harmoni social, dan
prinsip kultural budaya Jawa.
D.
Tahapan, Luaran, dan Indikator Alur Penelitian
Tabel 1.1
Tahapan, Luaran, Indikator, dan Alur Penelitian
TAHUN
TAHAP
LUARAN
INDIKATOR
Tersusunnya
taksonomi bentuk
kesantunan tindak
direktif di kalangan
siswa SD
Tersusunnya
taksonomi teknik
kesantunan tindak
direktif di kalangan
siswa SD
Tersusunnya
taksonomi strategi
kesantunan tindak
direktif di kalangan
siswa SD
Terumuskannya kaidah
skala kesantunan
tindak direktif di
kalangan siswa SD
dalam kaitannya
dengan PKS.
Terumuskannya kaidah
skala kesantunan
tindak direktif di
kalangan siswa SD
dalam kaitannya
dengan PSS.
Terumuskannya kaidah
skala kesantunan
tindak direktif di
kalangan siswa SD
dalam kaitannya
dengan PI.
Terumuskannya kaidah
skala kesantunan
tindak direktif di
I
Pengidentifikasian
pemakaian bentuk‐
bentuk tindak
direktif di kalangan
siswa SD.
Penggalian
pemakaian teknik
direktif di kalangan
siswa SD.
Penggalian
pemakaian strategi
tindak direktif di
kalangan siswa SD.
Taksonomi bentuk
kesantunan tindak direktif
di kalangan siswa SD.
Taksonomi teknik
kesantunan tindak direktif
di kalangan siswa SD.
Taksonomi strategi
kesantunan tindak direktif
di kalangan siswa SD.
II
Pemerian kaidah
skala kesantunan
tindak tutur direktif
siswa SD dalam
kaitannya dengan
prinsip dasar
berkomunikasi PKS
dan PSS.
Pemerian kaidah
skala kesantunan
tindak tutur direktif
siswa SD dalam
kaitannya dengan
prinsip harmoni
sosial
berkomunikasi PI
dan PK.
Perumusan pola
semestaan
kesantunan tindak
direktif siswa SD
Kaidah skala kesantunan
tindak direktif di kalangan
siswa SD dalam kaitannya
dengan PKS.
Kaidah skala kesantunan
tindak direktif di kalangan
siswa SD dalam kaitannya
dengan PSS.
Kaidah skala kesantunan
tindak direktif di kalangan
siswa SD dalam kaitannya
dengan PI.
Kaidah skala kesantunan
tindak direktif di kalangan
siswa SD dalam kaitannya
dengan PK.
Semestaan kesantunan
tindak direktif di kalangan
siswa SD dalam kaitannya
dengan prinsip dasar,
harmoni sosial, dan
4
TAHUN
TAHAP
dalam
hubungannya
dengan prinsip
dasar, harmoni
social, dan prinsip
kultural budaya
Jawa.
III
LUARAN
INDIKATOR
kultural budaya Jawa.
Perumusan model Perumusan model
pembelajaran skala
pembelajaran skala
kelangsungan
kelangsungan tindak
tindak direktif pada
direktif pada siswa SD yang
siswa SD yang
berlatar belakang budaya
berlatar belakang
Jawa.
budaya Jawa.
Perumusan model
Perumusan model
pembelajaran peringkat
pembelajaran
kesantunan tindak direktif
peringkat
pada siswa SD yang
kesantunan tindak
berlatar belakang budaya
direktif pada siswa
Jawa.
SD yang berlatar
Perumusan model materi
belakang budaya
ajar kelangsungan dan
Jawa.
kesantunan berbahasa
Perumusan model
dengan pendekatan
materi ajar
sosiopragmatik bagi siswa
kelangsungan dan
SD yang berlatar belakang
kesantunan
budaya Jawa.
berbahasa dengan
pendekatan
sosiopragmatik bagi
siswa SD yang
berlatar belakang
budaya Jawa.
5
kalangan siswa SD
dalam kaitannya
dengan PK.
Terumuskannya pola
semestaan kesantunan
tindak direktif di
kalangan siswa SD
dalam kaitannya
dengan prinsip dasar,
harmoni sosial, dan
prinsip kultural budaya
Jawa.
Tersusunnya model
pembelajaran skala
kelangsungan tindak
direktif pada siswa SD
yang berlatar belakang
budaya Jawa.
Tersusunnya model
pembelajaran
peringkat kesantunan
tindak direktif pada
siswa SD yang berlatar
belakang budaya Jawa.
Digunakannya model
materi ajar
kelangsungan dan
kesantunan berbahasa
dengan pendekatan
sosiopragmatik bagi
siswa SD yang berlatar
belakang budaya Jawa.
104
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Zifirdaus. 2004. “Citing Behaviours in Indonesian Humanistics Research Articles”.
ASAA e‐Journal of Linguistics Language Teaching Issue, 48‐53, Juni 2004.
Brown, Penelope and Stephen C. Levinson. 1992. Politeness in Some Universal in Language
Usage. Cambridge: Cambridge University Press.
Dorschel, Andreas. 1989. “Understand a Directive Speech Act” dalam Australian Journal of
Philosophy, Volume 67, Number 3, 1989, pp. 319‐340. Routledge Francis Group.
Gasdar, Gerald. 1979. Pragmatics: Implicature, Presuposition, and Logical Form. New York:
Academica Press.
Gauthier, Gilles. 2004. “The Use of Indirection in Television Political Debates: The Bush‐
Gore Debates During 2000 American Presidential” dalam Journal of Political
Marketing, Volume 3, Number 3, 2004, pp. 69‐86. Haworth Press.
Grice, H.P. 1981. Presupposition and Conversational Implicature. New York: Academic
Press.
Gunarwan, Asim. 1994. “Kesantunan Negatif di Kalangan Dwibahasawan Indonesia‐Jawa di
Jakarta: Kajian Sosiopragmatik” dalam Berkala PELLBA 7. Jakarta: Pusat Kajian
Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya.
Gunarwan, Asim. 2000. “Tindak Tutur Melarang di Kalangan Dua Kelompok Etnis
Indonesia: Ke Arah Kajian Etnopragmatik” dalam Berkala PELLBA 13. Jakarta:
Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya.
Gunarwan, Asim. 2001. “Implikatur Pemilihan Sandi Bahasa di dalam Beberapa Dialog
Ludruk” dalam Berkala PELLBA 14. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika
Atmajaya.
Gunarwan, Asim. 2003. “Persepsi Nilai Budaya Jawa di Kalangan Orang Jawa: Implikasi dan
Penggunaan” dalam Berkala PELLBA 16, Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya
Unika Atmajaya.
Gunarwan, Asim. 2004. “Pragmatik, Kebudayaan, dan Pengajaran Bahasa” dalam Seminar
Nasional Semantik III. Surakarta: Program Pascasarjana UNS.
Gunarwan, Asim. 2005. “Beberapa Prinsip dalam Komunikasi Verbal: Tinjauan
Sosiolinguistik dan Pragmatik” dalam Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (Ed.
Pranowo). Yogjakarta: Sanata Dharma University Press.
Halliday, M.A.K. and Ruqaiyah Hasan. 1992. Language, Contex, and Tex: Aspect of
Language in Social‐Semiotic Perspective. Victoria: Deakin University.
Haryono, Purwo. 2004. Tindak Tutur dalam Wacana Rapat Dinas DPRD Kabupaten Klaten
(Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana UNS.
Holmes, Jonet. 2002. “Sharing a Laugh: Pragmatics Aspects of Humour and Gender in Work
Place”. Journal of Pargmatics, 1‐5, Juli 2002.
Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.
105
Jumanto. 2007. Komunikasi Fatis di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris: Satu Cara
Bahasa Digunakan untuk Menciptakan Hubungan Sosial yang Harmonis.
Semarang: WorldPro Publishing.
Kasper, G. 1990. “Linguistic Politeness Curent Research Issues”. Journal of Pragmatic,
1993‐218. Desember 1990.
Kuntjara, Esther dan Anita Lie. 2000. “Analisis Protokol Proses Membaca dan Menulis
dalam Perspektif Jender” dalam Berkala PELLBA 13, hal. 61 s.d 109. Jakarta: Pusat
Kajian Bahasa Unika Atmajaya.
Kushartanti. B. 2009. “Strategi Kesantunan Bahasa pada Anak‐anak Usia Prasekolah:
Mengungkapkan Keinginan. Dalam Jurnal Linguistik Indonesia. Tahun 27, No.2,
hlm. 257‐270, Masyarakat Linguistik Indonesia.
Ladegaard, Hans J. 2004. “Politeness in Young Children’s Speech: Context, Perr Group
Influence and Pragmatic Competence” dalam Journal of Pargmatics 36 (2004)
2003‐2022.
Lakoff, R. 1990. Talking Power: The Politics of Language in Our Lives. New York: Harper
Row Publishers.
Leech, Geoffrey N. 1983. Principles of Pragmatics. London: Longman.
Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. London: Cambridge University Press.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, dan Tekniknya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Miles, M.B. and Michael Hubermen. 1992. Qualitative Data Analysis: A Cource Book of New
Method. Baverly Hills: Saga Publications.
Moessner, Lilo. 2010. “Directive Speech Acts A Cross‐Generic Diacronic Study” dalam
Journal of Historical Pragmatics, Volume 11, Number 2, 2010, pp.219‐249. John
Benyamin Publishing Company.
Muslich, Masnur. 2006. ”Kesantunan Berbahasa” dalam Jurnal Humanities and Social
Sciences, Prince of Songkhla University, Pattani, Thaliland.
Nagy C., Katalin. 2010. “The Pragmatics of Grammaticalisation: The Role of Implicatures in
Semantic Change” dalam Journal of Historical Pragmatics, Volume11, Number 1,
2010, pp.67‐95. John Benyamin Publishing Company.
Nemeth, Eniko T. 2001. “Pragmatics in 2001: Selected Papers from The 7 th International
Pragmatics Conference.” Belgium: International Pragmatics Association.
Park, Chongwon. 2010. “Intersubjectification and Korean Honorifics” dalam Journal of
Historical Pragmatics, Volume11, Number 1, 2010, pp.122‐147. John Benyamin
Publishing Company.
Prayitno, Harun Joko. 2009. “Perilaku Tindak Tutur Berbahasa Pemimpin dalam Wacana
Rapat Dinas: Kajian Pragmatik dengan Pendekatan Jender” dalam Jurnal
106
Terkreditasi Kajian Linguistik dan Sastra, Volume 21, No.2, Desember 2009,
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Indonesia FKIP UMS.
Prayitno, Harun Joko. 2010. “Perwujudan Prinsip Kerja Sama, Sopan Santun, dan Ironi Para
Pejabat dalam Peristiwa Rapat Dinas di Lingkungan Pemerintahan Kota
Berbudaya Jawa” dalam Jurnal Terkreditasi Kajian Linguistik dan Sastra, Volume
22, No.1, Juni 2010, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Indonesia FKIP UMS.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Kanisius.
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Sifianou, Maria. 1992. Politeness Phenomena in England dan Greece: A Cross Cultural
Perspective. Oxford: Clarendon Press.
Sofia, Sarosi. 2003. “Historical Sociopragmatics: A New Approach to the Study of the
History of Hungarian” dalam Acta Linguistica Hungaria, Volume 50, Number 4,
2003, pp. 435‐456. Akademiai Kiado.
Spencer O.H., Jiang. 2003. “Explaining Cross‐Cultural Pragmatic Findings: Moving from
Politeness Maxims to Sociopragmatic Interactional Principles (SIPs)” dalam
Journal of Pragmatics, Volume 35, Number 10, 2003, pp. 1633‐1650. John
Benyamin Publishing Company.
Spencer O.H., Jiang. 2003. “Politeness in Presidential Debates: Shaping Political Face in
Campaign Debates” dalam Presidential Studies Quarterly, Volume 40, Number 3,
2010, pp. 569‐570. Wiley Blackwell.
Spencer O.H., Jiang. 2003. “The Paradox of Communication Sociocognitive Approach to
Pragmatics” dalam Pragmatics of Society, Volume 1, Number 1, 2010, pp. 50‐73.
John Benyamin Publishing Company.
Subroto, Edi. 2004. “Pragmatik, Implikatur, dan Komunikasi” dalam . Seminar Nasional
Semantik III. Surakarta: Program Pascasarjana UNS.
Subroto, Edi. 2008. ”Bagaimana Kesantunan Berbahasa di Kalangan Anak Muda.” dalam
www.kr.co.id/web/detail.php?sid=184199&actmenu=40, Akses 28 April 2009.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
Suprihatin, Yeni Mulyani. 2007. “Kesantunan berbahasa dalam Mengungkapkan Perintah”.
Dalam Jurnal Linguistik Indonesia. Tahun 25, No.1, hlm. 53‐62, Masyarakat
Linguistik Indonesia.
Watts, Richard J. 2003. Politeness: Key Topics in Sodiolinguistics. Cambridge: Cambridge
University Press.
Wijana, I Dewa Putu. 1999. “Semantik dan Pragmatik” dalam Seminar Nasional I Semantik
sebagai Dasar Fundamental Pengkajian Bahasa, 26‐27 Februari 1999”. Surakarta:
Program Pascasarjana UNS.
LAPORAN AKHIR
HASIL PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI
JUDUL KEGIATAN:
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KESANTUNAN BERBAHASA
DENGAN PENDEKATAN SOSIOPRAGMATIK
DI LINGKUNGAN SISWA SD BERBUDAYA JAWA
Ketua Tim:
Dr. Harun Joko Prayitno
Angkatan Tahun 2010
(Tahun ke‐2)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk merumuskan taksonomi tindak kesantunan direktif di
kalangan andik SD yang berlatar belakang budaya Jawa. Tujuan spesifik studi ini adalah
untuk merumuskan taksonomi dan pola semestaan realisasi tindak kesantunan direktif
andik SD dalam hubungannya dengan prinsip dasar berbahasa PKS dan PSS; prinsip
harmoni sosial PI dan PK. Objek penelitian ini adalah skala kelangsungan dan peringkat
tindak kesantunandirektif dalam kaitannya PKS, PSS, prinsip harmoni sosial PI, PK, dn
prinsip kultural budaya Jawa. Sumber data penelitian meliputi keseluruhan aktivitas
berbahasa andik SD yang direfleksikan oleh guru kelas SD melalui FGD, baik dalam
suasana formal maupun nonformal. Data penelitian berupa skala kelangsungan dan
peringkat kesantunan pertuturan menurut PKS, PSS, PI, PK, dan Pk. Interpretasi
perwujudan tindak kesantunan direktif dilakukan dengan kerja analisis pragmatik yang
mengacu pada analisis heuristik model Grice, skala kelangsungan dan peringkat
kesantunan model Brown‐Levinson.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa (1) perwujudan tindak kesantunan direktif (TKD) di
kalangan andik SD berlatar belakang budaya Jawa berkecenderungan diwujudkan
melaui tipe menyuruh pada kategori memerintah dan tipe meminta pada kategori
memohon. Temuan ini menggambarkah bahwa sesuai dengan kodratnya sebagai anak pada
dasarnya masih memerlukan suri tauladan dari orang tuanya di rumah, gurunya di sekolah, dan
panutannya sebagai yang difigurkan atau ditokohkan di lingkungan masyarakatnya masingmasing. (2) realisasi TKD di kalangan andik SD berlatar belakang budaya Jawa
berkecenderungan dinyatakan dengan cara‐cara tak langsung dan modus‐modus
nonliteral daripada dengan cara‐cara langsung atau modus literal. Realisasi ini
menggambarkan bahwa andik SD pada hakikatnya masih dalam masa perkembangan
mental lingual sehingga masih memerlukan bimbingan yang bernilai positif, santun,
dan berkarakter dari orang tua, guru, dan lingkungan masyarakatnya masing‐masing
dalam hal berbahasa serta bertindak tutur. (3) Skala tindak kesntunan direktif di
kalangan andik SD berlatar belakang budaya Jawa lebih dibangun dengan skala untung‐
rugi dan langsung‐tak langsung sehingga kurang menjangkau pada hal‐hal yang bernilai
skala pilihan atau opsional. Temuan ini berarti andik SD saat ini memiliki
ketergantungan yang tinggi terhadap orang tua, guru, dan lingkungan sekolah sehingga
keberanian di dalam menentukan pilihan dan keputusan menjadi modal yang sangat
minim dimiliki bagi andik SD. (4) Prinsip harmoni sosial dan rukun sebagai prinsip
kultural yang digunakan oleh andik SD berlatar belakang budaya Jawa memiliki
keterbtasan berinterelasi pada bidal‐bidal kesantunan masyarakat Jawa, yaitu kurmat
’hormat’, andhap asor ’rendah hati’, empan papan ’sadar akan tempat’ atau
’introspektif’, tepa slira ’tenggang rasa’. Realisasi prinsip rukun sebagai modal dasar
dan filosofi masyarakat Jawa belum sepenuhnya menyatu ke dalam perilaku
berbahasa, khususnya bertindak kesantunan direktif, di dalam kehidupan sehari‐hari di
kalangan andik SD berlatar belakang budaya Jawa.
iii
ABSTRACT
iv
PRAKATA
Syukur alhamdulillah hirobbil’alamin penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang
Maha Rahman dan Rahim. Atas rahmat, karunia, dan hidayah‐Nya jualah, yang disertai
semangat dan kerja keras peneliti akhirnya penelitian lanjutan (tahun II/2011) Program
Hibah Kompetensi ini dapat dirampungkan.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua hal pokok, yaitu bahasa dan kesantunan,
khususnya tindak kesantunan direktif yang dikaji secara sosiopragmatik. Kajian
terhadap realisasi kesantunan berbahasa dipandang sangat penting, khususnya bagi
andik SD. Hal ini disebabkan bahwa kesantunan saat ini menjadi barang mahal,
terutama dalam hubungannya dengan budaya masyarakat Indonesia yang terkenal
dengan sopan‐santun‐nya.
Menyikapi kondisi di atas, dipandang penting dilakukannya sebuah kajian
tentang perwujudan tindak bahasa yang secara khusus memusatkan perhatiannya
pada realisasi kesantunan direktif dengan kajian sosiopragmatik. Perwujudan
kesantunan direktif dimaksud menjadi amat penting manakala dalam aktivitas
berbahasa sehari‐hari semua orang, tanpa kecuali andik SD senantiasa
menggunakannya. Oleh sebab itu, penelitian ini berusaha memaparkan realisasi
kesantunan direktif dlam kaitannya dengan budaya Jawa di Surakarta, daerah
marginal, dan DIY.
Sudah barang tentu, dalam merencanakan, melaksanakan, menyusun, dan
mengerjakan laporan akhir penelitian ini, peneliti mendapat sumbangan akademik dan
administratif yang amat berharga dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih yang tinggi kepada:
1)
Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat dan Kasubdit
Penelitian DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendiknas yang telah
memberikan dukungan pembiayaan penelitian ini.
2)
Rektor dan wakil‐wakil rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Dekan
FKIP UMS, dan Kaprodi PBSID FKIP serta seluruh civitas akademika di
lingkungan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah mengizinkan dan
memberikan dukungan moral dan akademis kepada peneliti untuk
v
melaksanakan penelitian ini.
3)
Pimpinan dan staf Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
UMS yang telah memberikan dukungan sosialisasi program, kajian usul,
pemantauan laporan kemajuan, pembahasan draft laporan, diseminasi hasil
penelitian, dan bantuan proses administrasi penelitian ini.
4)
Tim ”penyimak” setia di lapangan, Sdr. Al Muntaqo Zein, M.Ag.; Sugiyanto,
S.Pd.; Miftahul Huda, S.Pd.; Rahmah Purwadaria, S.Pd.; Drs. Muh. Arif; Dra. Siti
Zurotul; Ervina; Yeti Prastika Adelina, Rofiq Almuqontirin, para kepala sekolah
dan guru di SD lokasi diselenggarakannya FGD penelitian dan cakap semuka
dengan guru‐guru dan atau anak didik; ”anak‐anak didik SD yang masih polos
dam lucu”, terutama anak didik SD kelas rendah dalam bertindak santun
direktif; dan lain‐lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang dengan
segala kearifannya sehingga peneliti dapat melakukan dokumentasi rekam‐
catat‐simak, pengamatan terlibat pasif, wawancara mendalam, dan bahkan
triangulasi data berkali‐kali sebagai bahan penyediaan data penelitian ini.
5)
Prof. Dr. Soepomo Poedjoesoedarmo dan Prof. Dr. Sumarlam sebagai peers
penelitian ini yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan kritis
terhadap kesempurnaan laporan penelitian ini, terutama yang berhubungan
dengan perlunya kebaranian peneliti dalam membangun postulat atau
karangka teoretis sebagai pijakan penelitian ini.
Akhirnya, peneliti berharap mudah‐mudahan hasil penelitian ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi pemerhati dan peneliti serta teman‐teman guru SD dalam
memberikan teladan bertindak santun bahasa kepada anak didiknya.
Surakarta, 1 Desember 2011
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
ii
RINGKASAN DAN SUMMARY
iii
PRAKATA
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
viii
DAFTAR TANDA
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Penelitian
1
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penelitian
3
D. Tahapan, Luaran, Indikator, dan Alur Penelitian
3
1. Penelitian Tindak Tutur Berbahasa
10
2. Penelitian Kelangsungan dan Kesantunan Bertutur
12
3. Penelitian Tindak Kesantunan Berbahasa (Tahun 2010)
15
B. Peta Jalan Kebaruan Penelitian Tindak Kesantunan Direktif
17
C. Tinjauan Pustaka
19
1. Kaidah Skala Kelangsungan dan Derajat Kesantuan
19
2. Prinsip Ironi dan Daya Pragmatik
21
3. Prinsip Pollyanna
22
4. Prinsip Kerukunan
24
5. Prinsip Kultural yang Mendasari Cara Berkomunikasi
25
BAB
I
BAB II PETA JALAN (ROAD MAP) PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Peta Jalan penelitian yang talah Dicapai
Masyarakat Jawa
vii
27
A. Desain dan Strategi Penelitian
27
B. Lokasi Penelitian
28
C. Objek Penelitian
28
D. Sumber Data dan Data
28
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data
28
F. Luaran Hasil Penelitian Tahun II
29
G. Bagan Alir Metode Penelitian
30
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV TAKSONOMI REALISASI TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF
32
ANDIK SD BERDASARKAN PRINSIP DASAR BERBAHASA PKS & PSS
A. Pengantar
32
B. Realisasi Kesantunan Direktif Andik SD
33
Menurut Kelompok dan Kategorinya
C. Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD Menurut Modusnya 35
D. Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
39
Menurut Teknik dan Strateginya
E.
a. Strategi Langsung TKD
44
b. Strategi Tak Langsung TKD
44
c. Teknik Langsung Literal TKD
45
d. Teknik Langsung Tak literal
46
e. Teknik Tidak Langsung Literal
46
f. Teknik Tak Langsung Tak Literal
47
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
55
dalam Kaitannya dengan PKS
F.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
58
dalam Kaitannya dengan PSS
G. Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
69
dalam Kaitannya dengan PI
H. Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
dalam Kaitannya dengan Interelasi PSS dan PKS
viii
73
BAB V TAKSONOMI REALISASI TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF
77
ANDIK SD BERDASARKAN PRINSIP HARMONI SOSIAL DAN KULTURAL
A. Pengantar
77
B. Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Menurut APTKD
78
Pemarkah‐Penanda
1.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
81
berdasarkan APTKD Budaya Sala
2.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
82
berdasarkan APTKD Budaya Daerah Marginal
3.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
83
berdasarkan APTKD Budaya DIY
84
85
86
87
a.
Realisasi Kesantunan Direktif SD Berlatar Budaya Sala
88
Menurut Pemarkah, Penanda, dan Kontekstual
C. Realisasi Tindak kesantunan Direktif Menurut APTKD
Menurut APTKD Pemarkah Tertandai dan Tak Tertandai
1.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut APTKD VP‐Non‐VP
2.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut APTKD VP‐E vs VP‐Implisit
3.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut APTKD Pemarkah VP,
Implikatur, dan Intonasi
b. Realisasi Kesantunan Direktif SD Berlatar Budaya DM
89
Menurut Pemarkah, Penanda, dan Kontekstual
c.
Realisasi Kesantunan Direktif SD Berlatar Budaya DIY
90
Menurut Pemarkah, Penanda, dan Kontekstual
D. Realisasi Bentuk TKD dalam Kaitannya dengan PK
ix
91
BAB VI
PENUTUP
100
A. Simpulan
100
B. Saran dan Rekomendasi Tindak Lanjut
102
DAFTAR PUSTAKA
104
LAMPIRAN
107
x
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Andik
: anak didik
APTKD
: alat petunjuk tindak kesantunan direktif
DM
: daerah marginal
KD
: kesantunan direktif
Mt
: mitra tutur
no.
: nomor
O1
: orang pertama
O2
: orang kedua
O3
: orang ketiga
Pn
: penutur
PELLBA
: Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma Jaya
PI
: prinsip ironi
PKS
: prinsip kerja sama
PK
: Prinsip kerukunan
Pk
: Prinsip kultural
PP
: Peraturan Pemerintah
PSS
: prinsip sopan santun
SD
: Sekolah Dasar
s.d
: sampai dengan
Sub‐KD
: sub‐kesantunan direktif
T
: tuturan/tindakan/pernyataan
TKD
: tindak kesantunan direktif
V
: verba
Vp
: verba performatif
VPE
: verba performatif eksplisit
VPI
: verba performatif implisit
xi
DAFTAR TANDA
%
: persentase
╪
: ketidaksamaan
Æ
: konstituen di sebelah kiri anak panah terdiri atas
konstituen yang berada di sebelah kanan anak panah
(…)
: formatif yang ada di dalamnya bersifat opsional
{...}
: formatif yang ada di dalamnya dapat dan perlu dipilih
salah satu
[...]
: untuk mengapit tanda bunyi fonemis/tanda bunyi
ortografis
‘…’
: tanda glos semantis
* [asterisk]
: tuturannya tidak gramatikal
!
: imperatif/tanda seru
?
: tanda tanya
Ø
: zero
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1
: Tahapan, Luaran, Indikator, dan Alur penelitian
Tabel
3.1
: Bagan Alir Metode Penelitian
Tabel
4.1
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
: Perwujudan Sub‐TKD pada Andik SD Berlatar
Belakang Budaya Jawa di Sala, Daerah Marginal,
dan DIY
4.2
: Bentuk, Strategi, dan Teknik KD Andik SD
dari Daerah Sala, Marginal, dan DIY
4.3
: Strategi dan Teknik KD Andik SD Berdasarkan
Pemarkah Lingual dan Penanda Nonlingual
4.4
: Realisasi TKD Andik SD Berlatar Belakang Budaya
Jawa Berdasarkan Pematuhan terhadap Maksim‐
maksim PKS
4.5
: Realisasi Tindak Kesantunan Direktif di Kalangan
Andik SD Berlatar Belakang Budaya Jawa
Berdasarkan Teori PSS Brown & Levinson
4.6.a : Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
berlatar Budaya Jawa Berdasarkan Modus
Imperatif dan Performatif Teori PSS Blum‐Kulka
4.6.b : Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Berdasarkan Pernyataan
Teori PSS Blum‐Kulka
4.6.c : Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
berlatar Budaya Jawa Berdasarkan Isyarat Kuat
dan Halus Teori PSS Blum‐Kulka
4.7
: Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Berdasarkan Teori PSS
Leech
4.8
: Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Struktur Luar dan
Implikatur Kesantunan PI Leech
xiii
Halaman
4
37
50
54
57
60
63
64
64
67
72
Tabel
4.9
Pelanggaran Submaksim dan Maksim PSS
terhadap PKS dalam Kaitannya dengan Interaksi
Perwujudan Tindak Kesantunan Direktif
di Kalangan Andik SD Berlatar Budaya Jawa
Pemarkah dan Penanda
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Belakang Budaya Jawa
Tabel
5.1
Tabel
5.2
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Belakang Budaya Jawa Berdasarkan
APTKD
79
Tabel
5.3.a
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
dalam Pemenuhan Bidal Kurmat dalam Prinsip
Kerukunan
94
Tabel
5.3.b
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
dalam Pemenuhan Bidal Andhap Asor dalam
Prinsip Kerukunan
95
Tabel
5.3.c
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
dalam Pemenuhan Bidal Empan Papan dalam
Prinsip Kerukunan
95
Tabel
5.3.d
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
dalam Pemenuhan Bidal Tepa Slira dalam Prinsip
Kerukunan
96
Tabel
5.4
Realisasi Kesantunan Direktif
Menurut APTKD Pemarkah Lingual dan Penanda
Nonlingual (Konteks Situasi Tutur)
98
xiv
74
78
DAFTAR GAMBAR
Gambar
4.1
:
Gambar
4.2
:
Gambar
4.3
:
Gambar
4.4
:
Gambar
4.5
:
Gambar
4.6
:
Gambar
4.7
:
Gambar
4.8
:
Gambar
4.9
:
Gambar
4.10
:
Gambar
4.11
:
Gambar
4.12
:
Gambar
4.13
:
Gambar
4.14
:
Oposisi Biner Perwujudan Tindak Kesantunan
Direktif di Kalangan Andik SD Berlatar Belakang
Budaya Jawa
Diagram Tren Realisasi KD Andik SD Menurut
Latar Budaya Daerah Sala, Marginal, dan DIY
Strategi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD di
Sala
Strategi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD di
Daerah Marginal
Strategi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD di
DIY
Keliteralan Kesantunan Andik SD Menurut Latar
Belakang Daerah Sala, Marginal, dan DIY
Keliteralan Kesantunan Andik SD
Menurut Latar Belakang Daerah Sala
Keliteralan Kesantunan Andik SD
Menurut Latar Belakang Daerah Marginal
Keliteralan Kesantunan Andik SD
Menurut Latar Belakang Daerah DIY
Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Budaya Jawa
Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Daerah (Sala,
Marginal, DIY)
Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Daerah Sala
Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Daerah Marginal
Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Daerah DIY
xv
Halaman
34
38
39
40
40
42
47
48
48
49
50
51
51
52
Gambar
5.1
:
Gambar
5.2
:
Gambar
5.3
:
Gambar
5.4
:
Gambar
5.5
:
Gambar
5.6
:
Gambar
5.7
:
Gambar
5.8
:
Gambar
5.9
:
Gambar
5.10
:
Gambar
5.11
:
Gambar
5.12
:
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Belakang Budaya Jawa Berdasarkan
APTKD Pemarkah dan Penanda Kontekstual
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Belakang Budaya Jawa Berdasarkan
APTKD dan Latar Daerah Sala, DM, dan DIY
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Belakang Budaya Jawa Berdasarkan
APTKD Budaya Sala, DM, dan DIY
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Menurut APTKD di Sala
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Menurut APTKD di DM
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Menurut APTKD di DIY
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut APTKD Tertandai
dan Tak Tertandai
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut APTKD VP dan
Non‐VP
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut APTKD VP‐E dan
VP Implisit
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut Pemarkah VP,
Implikatur, dan Intonasi
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Sala Menurut Pemarkah,
Penanda, dan Intonasi
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya DM Menurut Pemarkah,
Penanda, dan Intonasi
xvi
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
Gambar
5.13
: Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya DIY Menurut Pemarkah,
Penanda, dan Intonasi
xvii
91
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Fungsi interpersonal dan tekstual merupakan fungsi bahasa yang sangat
penting dalam jagat berkomunikasi (Haliday, 1978:28; Richards, 1985:116). Fungsi
itu mengedepankan pentingnya hubungan sosial‐sosietal dalam berkomunikasi dan
pentingnya memproduksi ujaran yang baik dan koheren dengan situasi dan kondisi
yang diacu oleh ujaran itu. Fungsi bahasa yang demikian mengemban dua prinsip
dasar berbahasa, yaitu Prinsip Kerjasama (PKS) dan Prinsip Sopan Santun (PSS).
Ujaran yang koheren berhubungan dengan kaidah PKS sedangkan ujaran yang baik
dan santun berhubungan dengan PSS.
Kedudukan PSS dalam aktivitas berbahasa bukan saja perlu, tetapi sangat
penting. Hal itu berkaitan dengan realisasi kesantunan berbahasa. Kesantunan
berbahasa dapat direalisasikan melalui tindak behasa memberitahukan,
mendeklarasikan, mengekpresifkan, menanyakan, dan memerintah. Tindak bahasa
(tindak tutur) memerintah merupakan salah satu tindak tutur yang mamainkan
peran penting dalam aktivitas berbahasa. Termasuk ke dalam tipologi tindak tutur
itu adalah: menyuruh, meminta, mengharap, memohon, menyilakan, mengajak,
menasihati, melarang. Keseluruhan tindak itu merupakan tindak bahasa yang paling
dominan digunakan di dalam aktivitas berbahasa dalam kehidupan sehari‐hari,
termasuk siswa SD, khususnya meminta, mengharap, memohon. Hal itu disebabkan
oleh kedudukan siswa SD yang secara sosial dan sosietal berkedudukan lebih
rendah daripada gurunya. Namun demikian, fenomena pemakaian bahasa
menunjukkan bahwa siswa SD seringkali merealisasikannya menjadi memerintah,
mengharuskan, bahkan memaksa untuk mencapai maksud yang sama, yaitu
meminta, mengharap, memohon.
Realisasi tindak berbahasa tersebut melibatkan aspek linguistik dan
ekstralinguistik, eksplisit dan implisit, dan akhirnya konteks secara keseluruhannya.
Konteks keseluruhan itu diwarnai oleh siapa, kepada siapa, apa, dan bagaimana
1
hubungan siapa‐kepada siapa. Menilik kedudukannya yang demikian penting maka
dipandang sangat beralasan jika kesantunan tindak menyuruh perlu dirumuskan
taksonominya, gejala pemakaiannya, teknik dan strateginya sehingga pada
gilirannya dapat dijadikan sebagai model dalam tindak kesantunan berbahasa di
lingkungan siswa SD. Persoalannya sampai sekarang adalah belum dilakukannya
sebuah pemetaan yang menghasilkan taksonomi realisasi kesantunan, teknik dan
strategi kesantunan dalam tindak berbahasa berikut gejala yang mengiringinya di
lingkungan siswa SD, khususnya yang berlatar belakang budaya Jawa.
Bentuk‐bentuk kesantunan pemakaian bahasa di lingkungan siswa SD yang
berlatar belakang budaya Jawa mengandung maksud yang sangat beragam
bergantung pada konteks situasional, sosial, dan kultural yang mengiringi
terdapatnya tuturan itu. Keberagaman maksud tuturan itu menjadi literal, langsung,
objektif, akomodatif, santun, atau sebaliknya juga bergantung pada ketiga konteks
itu. Kenyataan menunjukkan bahwa kesantunan tindak berbahasa siswa SD, baik
dalam aktivitas resmi di kelas maupun nonresmi di luar kelas tetapi masih dalam
lingkungan sekolah dalam kaitannya dengan teknik dan strategi bertutur, implikatur
percakapan dan daya pragmatik, PKS dan PSS, skala kelangsungan dan peringkat
kesantunan, prinsip atau daya ironi (PI) menjadi langsung, literal, dan instan
sehingga cenderung tidak santun. Hal itu disebabkan oleh belum adanya strategi
pembelajaran berbahasa yang menekankan tentang pentingnya PSS. PSS bukan saja
berkaitan dengan PKS dan PI tetapi lebih luas lagi berhubungan Prinsip Seloroh (PS),
Prinsip Polyanna (PP), Prinsip Relevansi (PR, dan Prinsip Kerukunan (PK).
Oleh sebab itu, sangatlah beralasan jika Grice (1981:183) dan Leech
(1983:121) menyatakan bahwa PSS tidak boleh dianggap sebagai sebuah prinsip
yang sekedar ditambahkan saja pada PKS. Menurut (Holmes, 2002:5 dan Kasper,
1990:193) PSS merupakan prinsip yang sangat penting, yang dapat menyelamatkan
PKS dari suatu kesulitan yang serius. Jadi, kedudukan PSS dalam aktivitas berbahasa
siswa SD sangat penting. Pertimbangan PSS tampaknya tidak dapat dikesampingkan
begitu saja, apalagi di lingkungan masyarakat yang berbudaya Jawa yang
mendudukkan sopan‐santun sebagai cermin budaya Jawa .
2
Ihwal realisasi kesantunan tindak berbahasa di kalangan SD yang berlatar
belakang budaya Jawa saat ini sangat mengerikan, bahkan mengalami kemerosotan
yang amat luar biasa dalam dua dekade ini (Subroto, 2008:1‐7). Kondisi yang sama
juga terjadi pada anak‐anak dan remaja yang saat ini mulai menanggalkan
kesantunan (Sauri, 2008:46), anak mengalami kekeliruan berbahasa dalam hal
menyatakan apa yang sebaiknya dikatakan (Muslich, 2006:1‐6).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penelitian tahun II ini
difokuskan pada rumusan masalah sebagai berikut.
a.
Bagaimanakah taksonomi realisasi kesantunan tindak direktif pada siswa
SD dalam hubungannya dengan prinsip dasar berbahasa PKS dan PSS?
b.
Bagaimanakah taksonomi realisasi kesantunan tindak tindak direktif pada
siswa SD dalam hubungannya dengan prinsip harmoni PI dan prinsip
kultural PK?.
c.
Bagaimanakah pola semestaan kesantunan tindak direktif siswa SD dalam
hubungannya dengan prinsip dasar, harmoni sosial, dan kultural berlatar
belakang budaya Jawa?
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan taksonomi kesantunan tindak
tutur memerintah di kalangan siswa SD yang berlatar belakang budaya Jawa.
Tujuan spesifik penelitian tahun II ini adalah sebagai berikut.
a.
Mengidentifikasi taksonomi realisasi kesantunan tindak tindak direktif
siswa SD dalam hubungannya dengan prinsip dasar berbahasa PKS dan
PSS.
b.
Memerikan taksonomi realisasi kesantunan tindak tindak direktif siswa SD
dalam hubungannya dengan prinsip harmoni sosial PI dan PK.
3
c.
Merumuskan pola semestaan kesantunan tindak tindak direktif siswa SD
dalam hubungannya dengan prinsip dasar, harmoni harmoni social, dan
prinsip kultural budaya Jawa.
D.
Tahapan, Luaran, dan Indikator Alur Penelitian
Tabel 1.1
Tahapan, Luaran, Indikator, dan Alur Penelitian
TAHUN
TAHAP
LUARAN
INDIKATOR
Tersusunnya
taksonomi bentuk
kesantunan tindak
direktif di kalangan
siswa SD
Tersusunnya
taksonomi teknik
kesantunan tindak
direktif di kalangan
siswa SD
Tersusunnya
taksonomi strategi
kesantunan tindak
direktif di kalangan
siswa SD
Terumuskannya kaidah
skala kesantunan
tindak direktif di
kalangan siswa SD
dalam kaitannya
dengan PKS.
Terumuskannya kaidah
skala kesantunan
tindak direktif di
kalangan siswa SD
dalam kaitannya
dengan PSS.
Terumuskannya kaidah
skala kesantunan
tindak direktif di
kalangan siswa SD
dalam kaitannya
dengan PI.
Terumuskannya kaidah
skala kesantunan
tindak direktif di
I
Pengidentifikasian
pemakaian bentuk‐
bentuk tindak
direktif di kalangan
siswa SD.
Penggalian
pemakaian teknik
direktif di kalangan
siswa SD.
Penggalian
pemakaian strategi
tindak direktif di
kalangan siswa SD.
Taksonomi bentuk
kesantunan tindak direktif
di kalangan siswa SD.
Taksonomi teknik
kesantunan tindak direktif
di kalangan siswa SD.
Taksonomi strategi
kesantunan tindak direktif
di kalangan siswa SD.
II
Pemerian kaidah
skala kesantunan
tindak tutur direktif
siswa SD dalam
kaitannya dengan
prinsip dasar
berkomunikasi PKS
dan PSS.
Pemerian kaidah
skala kesantunan
tindak tutur direktif
siswa SD dalam
kaitannya dengan
prinsip harmoni
sosial
berkomunikasi PI
dan PK.
Perumusan pola
semestaan
kesantunan tindak
direktif siswa SD
Kaidah skala kesantunan
tindak direktif di kalangan
siswa SD dalam kaitannya
dengan PKS.
Kaidah skala kesantunan
tindak direktif di kalangan
siswa SD dalam kaitannya
dengan PSS.
Kaidah skala kesantunan
tindak direktif di kalangan
siswa SD dalam kaitannya
dengan PI.
Kaidah skala kesantunan
tindak direktif di kalangan
siswa SD dalam kaitannya
dengan PK.
Semestaan kesantunan
tindak direktif di kalangan
siswa SD dalam kaitannya
dengan prinsip dasar,
harmoni sosial, dan
4
TAHUN
TAHAP
dalam
hubungannya
dengan prinsip
dasar, harmoni
social, dan prinsip
kultural budaya
Jawa.
III
LUARAN
INDIKATOR
kultural budaya Jawa.
Perumusan model Perumusan model
pembelajaran skala
pembelajaran skala
kelangsungan
kelangsungan tindak
tindak direktif pada
direktif pada siswa SD yang
siswa SD yang
berlatar belakang budaya
berlatar belakang
Jawa.
budaya Jawa.
Perumusan model
Perumusan model
pembelajaran peringkat
pembelajaran
kesantunan tindak direktif
peringkat
pada siswa SD yang
kesantunan tindak
berlatar belakang budaya
direktif pada siswa
Jawa.
SD yang berlatar
Perumusan model materi
belakang budaya
ajar kelangsungan dan
Jawa.
kesantunan berbahasa
Perumusan model
dengan pendekatan
materi ajar
sosiopragmatik bagi siswa
kelangsungan dan
SD yang berlatar belakang
kesantunan
budaya Jawa.
berbahasa dengan
pendekatan
sosiopragmatik bagi
siswa SD yang
berlatar belakang
budaya Jawa.
5
kalangan siswa SD
dalam kaitannya
dengan PK.
Terumuskannya pola
semestaan kesantunan
tindak direktif di
kalangan siswa SD
dalam kaitannya
dengan prinsip dasar,
harmoni sosial, dan
prinsip kultural budaya
Jawa.
Tersusunnya model
pembelajaran skala
kelangsungan tindak
direktif pada siswa SD
yang berlatar belakang
budaya Jawa.
Tersusunnya model
pembelajaran
peringkat kesantunan
tindak direktif pada
siswa SD yang berlatar
belakang budaya Jawa.
Digunakannya model
materi ajar
kelangsungan dan
kesantunan berbahasa
dengan pendekatan
sosiopragmatik bagi
siswa SD yang berlatar
belakang budaya Jawa.
104
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Zifirdaus. 2004. “Citing Behaviours in Indonesian Humanistics Research Articles”.
ASAA e‐Journal of Linguistics Language Teaching Issue, 48‐53, Juni 2004.
Brown, Penelope and Stephen C. Levinson. 1992. Politeness in Some Universal in Language
Usage. Cambridge: Cambridge University Press.
Dorschel, Andreas. 1989. “Understand a Directive Speech Act” dalam Australian Journal of
Philosophy, Volume 67, Number 3, 1989, pp. 319‐340. Routledge Francis Group.
Gasdar, Gerald. 1979. Pragmatics: Implicature, Presuposition, and Logical Form. New York:
Academica Press.
Gauthier, Gilles. 2004. “The Use of Indirection in Television Political Debates: The Bush‐
Gore Debates During 2000 American Presidential” dalam Journal of Political
Marketing, Volume 3, Number 3, 2004, pp. 69‐86. Haworth Press.
Grice, H.P. 1981. Presupposition and Conversational Implicature. New York: Academic
Press.
Gunarwan, Asim. 1994. “Kesantunan Negatif di Kalangan Dwibahasawan Indonesia‐Jawa di
Jakarta: Kajian Sosiopragmatik” dalam Berkala PELLBA 7. Jakarta: Pusat Kajian
Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya.
Gunarwan, Asim. 2000. “Tindak Tutur Melarang di Kalangan Dua Kelompok Etnis
Indonesia: Ke Arah Kajian Etnopragmatik” dalam Berkala PELLBA 13. Jakarta:
Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atmajaya.
Gunarwan, Asim. 2001. “Implikatur Pemilihan Sandi Bahasa di dalam Beberapa Dialog
Ludruk” dalam Berkala PELLBA 14. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika
Atmajaya.
Gunarwan, Asim. 2003. “Persepsi Nilai Budaya Jawa di Kalangan Orang Jawa: Implikasi dan
Penggunaan” dalam Berkala PELLBA 16, Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya
Unika Atmajaya.
Gunarwan, Asim. 2004. “Pragmatik, Kebudayaan, dan Pengajaran Bahasa” dalam Seminar
Nasional Semantik III. Surakarta: Program Pascasarjana UNS.
Gunarwan, Asim. 2005. “Beberapa Prinsip dalam Komunikasi Verbal: Tinjauan
Sosiolinguistik dan Pragmatik” dalam Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (Ed.
Pranowo). Yogjakarta: Sanata Dharma University Press.
Halliday, M.A.K. and Ruqaiyah Hasan. 1992. Language, Contex, and Tex: Aspect of
Language in Social‐Semiotic Perspective. Victoria: Deakin University.
Haryono, Purwo. 2004. Tindak Tutur dalam Wacana Rapat Dinas DPRD Kabupaten Klaten
(Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana UNS.
Holmes, Jonet. 2002. “Sharing a Laugh: Pragmatics Aspects of Humour and Gender in Work
Place”. Journal of Pargmatics, 1‐5, Juli 2002.
Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.
105
Jumanto. 2007. Komunikasi Fatis di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris: Satu Cara
Bahasa Digunakan untuk Menciptakan Hubungan Sosial yang Harmonis.
Semarang: WorldPro Publishing.
Kasper, G. 1990. “Linguistic Politeness Curent Research Issues”. Journal of Pragmatic,
1993‐218. Desember 1990.
Kuntjara, Esther dan Anita Lie. 2000. “Analisis Protokol Proses Membaca dan Menulis
dalam Perspektif Jender” dalam Berkala PELLBA 13, hal. 61 s.d 109. Jakarta: Pusat
Kajian Bahasa Unika Atmajaya.
Kushartanti. B. 2009. “Strategi Kesantunan Bahasa pada Anak‐anak Usia Prasekolah:
Mengungkapkan Keinginan. Dalam Jurnal Linguistik Indonesia. Tahun 27, No.2,
hlm. 257‐270, Masyarakat Linguistik Indonesia.
Ladegaard, Hans J. 2004. “Politeness in Young Children’s Speech: Context, Perr Group
Influence and Pragmatic Competence” dalam Journal of Pargmatics 36 (2004)
2003‐2022.
Lakoff, R. 1990. Talking Power: The Politics of Language in Our Lives. New York: Harper
Row Publishers.
Leech, Geoffrey N. 1983. Principles of Pragmatics. London: Longman.
Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. London: Cambridge University Press.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, dan Tekniknya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Miles, M.B. and Michael Hubermen. 1992. Qualitative Data Analysis: A Cource Book of New
Method. Baverly Hills: Saga Publications.
Moessner, Lilo. 2010. “Directive Speech Acts A Cross‐Generic Diacronic Study” dalam
Journal of Historical Pragmatics, Volume 11, Number 2, 2010, pp.219‐249. John
Benyamin Publishing Company.
Muslich, Masnur. 2006. ”Kesantunan Berbahasa” dalam Jurnal Humanities and Social
Sciences, Prince of Songkhla University, Pattani, Thaliland.
Nagy C., Katalin. 2010. “The Pragmatics of Grammaticalisation: The Role of Implicatures in
Semantic Change” dalam Journal of Historical Pragmatics, Volume11, Number 1,
2010, pp.67‐95. John Benyamin Publishing Company.
Nemeth, Eniko T. 2001. “Pragmatics in 2001: Selected Papers from The 7 th International
Pragmatics Conference.” Belgium: International Pragmatics Association.
Park, Chongwon. 2010. “Intersubjectification and Korean Honorifics” dalam Journal of
Historical Pragmatics, Volume11, Number 1, 2010, pp.122‐147. John Benyamin
Publishing Company.
Prayitno, Harun Joko. 2009. “Perilaku Tindak Tutur Berbahasa Pemimpin dalam Wacana
Rapat Dinas: Kajian Pragmatik dengan Pendekatan Jender” dalam Jurnal
106
Terkreditasi Kajian Linguistik dan Sastra, Volume 21, No.2, Desember 2009,
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Indonesia FKIP UMS.
Prayitno, Harun Joko. 2010. “Perwujudan Prinsip Kerja Sama, Sopan Santun, dan Ironi Para
Pejabat dalam Peristiwa Rapat Dinas di Lingkungan Pemerintahan Kota
Berbudaya Jawa” dalam Jurnal Terkreditasi Kajian Linguistik dan Sastra, Volume
22, No.1, Juni 2010, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Indonesia FKIP UMS.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Kanisius.
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Sifianou, Maria. 1992. Politeness Phenomena in England dan Greece: A Cross Cultural
Perspective. Oxford: Clarendon Press.
Sofia, Sarosi. 2003. “Historical Sociopragmatics: A New Approach to the Study of the
History of Hungarian” dalam Acta Linguistica Hungaria, Volume 50, Number 4,
2003, pp. 435‐456. Akademiai Kiado.
Spencer O.H., Jiang. 2003. “Explaining Cross‐Cultural Pragmatic Findings: Moving from
Politeness Maxims to Sociopragmatic Interactional Principles (SIPs)” dalam
Journal of Pragmatics, Volume 35, Number 10, 2003, pp. 1633‐1650. John
Benyamin Publishing Company.
Spencer O.H., Jiang. 2003. “Politeness in Presidential Debates: Shaping Political Face in
Campaign Debates” dalam Presidential Studies Quarterly, Volume 40, Number 3,
2010, pp. 569‐570. Wiley Blackwell.
Spencer O.H., Jiang. 2003. “The Paradox of Communication Sociocognitive Approach to
Pragmatics” dalam Pragmatics of Society, Volume 1, Number 1, 2010, pp. 50‐73.
John Benyamin Publishing Company.
Subroto, Edi. 2004. “Pragmatik, Implikatur, dan Komunikasi” dalam . Seminar Nasional
Semantik III. Surakarta: Program Pascasarjana UNS.
Subroto, Edi. 2008. ”Bagaimana Kesantunan Berbahasa di Kalangan Anak Muda.” dalam
www.kr.co.id/web/detail.php?sid=184199&actmenu=40, Akses 28 April 2009.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
Suprihatin, Yeni Mulyani. 2007. “Kesantunan berbahasa dalam Mengungkapkan Perintah”.
Dalam Jurnal Linguistik Indonesia. Tahun 25, No.1, hlm. 53‐62, Masyarakat
Linguistik Indonesia.
Watts, Richard J. 2003. Politeness: Key Topics in Sodiolinguistics. Cambridge: Cambridge
University Press.
Wijana, I Dewa Putu. 1999. “Semantik dan Pragmatik” dalam Seminar Nasional I Semantik
sebagai Dasar Fundamental Pengkajian Bahasa, 26‐27 Februari 1999”. Surakarta:
Program Pascasarjana UNS.
LAPORAN AKHIR
HASIL PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI
JUDUL KEGIATAN:
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KESANTUNAN BERBAHASA
DENGAN PENDEKATAN SOSIOPRAGMATIK
DI LINGKUNGAN SISWA SD BERBUDAYA JAWA
Ketua Tim:
Dr. Harun Joko Prayitno
Angkatan Tahun 2010
(Tahun ke‐2)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk merumuskan taksonomi tindak kesantunan direktif di
kalangan andik SD yang berlatar belakang budaya Jawa. Tujuan spesifik studi ini adalah
untuk merumuskan taksonomi dan pola semestaan realisasi tindak kesantunan direktif
andik SD dalam hubungannya dengan prinsip dasar berbahasa PKS dan PSS; prinsip
harmoni sosial PI dan PK. Objek penelitian ini adalah skala kelangsungan dan peringkat
tindak kesantunandirektif dalam kaitannya PKS, PSS, prinsip harmoni sosial PI, PK, dn
prinsip kultural budaya Jawa. Sumber data penelitian meliputi keseluruhan aktivitas
berbahasa andik SD yang direfleksikan oleh guru kelas SD melalui FGD, baik dalam
suasana formal maupun nonformal. Data penelitian berupa skala kelangsungan dan
peringkat kesantunan pertuturan menurut PKS, PSS, PI, PK, dan Pk. Interpretasi
perwujudan tindak kesantunan direktif dilakukan dengan kerja analisis pragmatik yang
mengacu pada analisis heuristik model Grice, skala kelangsungan dan peringkat
kesantunan model Brown‐Levinson.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa (1) perwujudan tindak kesantunan direktif (TKD) di
kalangan andik SD berlatar belakang budaya Jawa berkecenderungan diwujudkan
melaui tipe menyuruh pada kategori memerintah dan tipe meminta pada kategori
memohon. Temuan ini menggambarkah bahwa sesuai dengan kodratnya sebagai anak pada
dasarnya masih memerlukan suri tauladan dari orang tuanya di rumah, gurunya di sekolah, dan
panutannya sebagai yang difigurkan atau ditokohkan di lingkungan masyarakatnya masingmasing. (2) realisasi TKD di kalangan andik SD berlatar belakang budaya Jawa
berkecenderungan dinyatakan dengan cara‐cara tak langsung dan modus‐modus
nonliteral daripada dengan cara‐cara langsung atau modus literal. Realisasi ini
menggambarkan bahwa andik SD pada hakikatnya masih dalam masa perkembangan
mental lingual sehingga masih memerlukan bimbingan yang bernilai positif, santun,
dan berkarakter dari orang tua, guru, dan lingkungan masyarakatnya masing‐masing
dalam hal berbahasa serta bertindak tutur. (3) Skala tindak kesntunan direktif di
kalangan andik SD berlatar belakang budaya Jawa lebih dibangun dengan skala untung‐
rugi dan langsung‐tak langsung sehingga kurang menjangkau pada hal‐hal yang bernilai
skala pilihan atau opsional. Temuan ini berarti andik SD saat ini memiliki
ketergantungan yang tinggi terhadap orang tua, guru, dan lingkungan sekolah sehingga
keberanian di dalam menentukan pilihan dan keputusan menjadi modal yang sangat
minim dimiliki bagi andik SD. (4) Prinsip harmoni sosial dan rukun sebagai prinsip
kultural yang digunakan oleh andik SD berlatar belakang budaya Jawa memiliki
keterbtasan berinterelasi pada bidal‐bidal kesantunan masyarakat Jawa, yaitu kurmat
’hormat’, andhap asor ’rendah hati’, empan papan ’sadar akan tempat’ atau
’introspektif’, tepa slira ’tenggang rasa’. Realisasi prinsip rukun sebagai modal dasar
dan filosofi masyarakat Jawa belum sepenuhnya menyatu ke dalam perilaku
berbahasa, khususnya bertindak kesantunan direktif, di dalam kehidupan sehari‐hari di
kalangan andik SD berlatar belakang budaya Jawa.
iii
ABSTRACT
iv
PRAKATA
Syukur alhamdulillah hirobbil’alamin penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang
Maha Rahman dan Rahim. Atas rahmat, karunia, dan hidayah‐Nya jualah, yang disertai
semangat dan kerja keras peneliti akhirnya penelitian lanjutan (tahun II/2011) Program
Hibah Kompetensi ini dapat dirampungkan.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua hal pokok, yaitu bahasa dan kesantunan,
khususnya tindak kesantunan direktif yang dikaji secara sosiopragmatik. Kajian
terhadap realisasi kesantunan berbahasa dipandang sangat penting, khususnya bagi
andik SD. Hal ini disebabkan bahwa kesantunan saat ini menjadi barang mahal,
terutama dalam hubungannya dengan budaya masyarakat Indonesia yang terkenal
dengan sopan‐santun‐nya.
Menyikapi kondisi di atas, dipandang penting dilakukannya sebuah kajian
tentang perwujudan tindak bahasa yang secara khusus memusatkan perhatiannya
pada realisasi kesantunan direktif dengan kajian sosiopragmatik. Perwujudan
kesantunan direktif dimaksud menjadi amat penting manakala dalam aktivitas
berbahasa sehari‐hari semua orang, tanpa kecuali andik SD senantiasa
menggunakannya. Oleh sebab itu, penelitian ini berusaha memaparkan realisasi
kesantunan direktif dlam kaitannya dengan budaya Jawa di Surakarta, daerah
marginal, dan DIY.
Sudah barang tentu, dalam merencanakan, melaksanakan, menyusun, dan
mengerjakan laporan akhir penelitian ini, peneliti mendapat sumbangan akademik dan
administratif yang amat berharga dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih yang tinggi kepada:
1)
Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat dan Kasubdit
Penelitian DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendiknas yang telah
memberikan dukungan pembiayaan penelitian ini.
2)
Rektor dan wakil‐wakil rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Dekan
FKIP UMS, dan Kaprodi PBSID FKIP serta seluruh civitas akademika di
lingkungan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah mengizinkan dan
memberikan dukungan moral dan akademis kepada peneliti untuk
v
melaksanakan penelitian ini.
3)
Pimpinan dan staf Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
UMS yang telah memberikan dukungan sosialisasi program, kajian usul,
pemantauan laporan kemajuan, pembahasan draft laporan, diseminasi hasil
penelitian, dan bantuan proses administrasi penelitian ini.
4)
Tim ”penyimak” setia di lapangan, Sdr. Al Muntaqo Zein, M.Ag.; Sugiyanto,
S.Pd.; Miftahul Huda, S.Pd.; Rahmah Purwadaria, S.Pd.; Drs. Muh. Arif; Dra. Siti
Zurotul; Ervina; Yeti Prastika Adelina, Rofiq Almuqontirin, para kepala sekolah
dan guru di SD lokasi diselenggarakannya FGD penelitian dan cakap semuka
dengan guru‐guru dan atau anak didik; ”anak‐anak didik SD yang masih polos
dam lucu”, terutama anak didik SD kelas rendah dalam bertindak santun
direktif; dan lain‐lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang dengan
segala kearifannya sehingga peneliti dapat melakukan dokumentasi rekam‐
catat‐simak, pengamatan terlibat pasif, wawancara mendalam, dan bahkan
triangulasi data berkali‐kali sebagai bahan penyediaan data penelitian ini.
5)
Prof. Dr. Soepomo Poedjoesoedarmo dan Prof. Dr. Sumarlam sebagai peers
penelitian ini yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan kritis
terhadap kesempurnaan laporan penelitian ini, terutama yang berhubungan
dengan perlunya kebaranian peneliti dalam membangun postulat atau
karangka teoretis sebagai pijakan penelitian ini.
Akhirnya, peneliti berharap mudah‐mudahan hasil penelitian ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi pemerhati dan peneliti serta teman‐teman guru SD dalam
memberikan teladan bertindak santun bahasa kepada anak didiknya.
Surakarta, 1 Desember 2011
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
ii
RINGKASAN DAN SUMMARY
iii
PRAKATA
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
viii
DAFTAR TANDA
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Penelitian
1
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penelitian
3
D. Tahapan, Luaran, Indikator, dan Alur Penelitian
3
1. Penelitian Tindak Tutur Berbahasa
10
2. Penelitian Kelangsungan dan Kesantunan Bertutur
12
3. Penelitian Tindak Kesantunan Berbahasa (Tahun 2010)
15
B. Peta Jalan Kebaruan Penelitian Tindak Kesantunan Direktif
17
C. Tinjauan Pustaka
19
1. Kaidah Skala Kelangsungan dan Derajat Kesantuan
19
2. Prinsip Ironi dan Daya Pragmatik
21
3. Prinsip Pollyanna
22
4. Prinsip Kerukunan
24
5. Prinsip Kultural yang Mendasari Cara Berkomunikasi
25
BAB
I
BAB II PETA JALAN (ROAD MAP) PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Peta Jalan penelitian yang talah Dicapai
Masyarakat Jawa
vii
27
A. Desain dan Strategi Penelitian
27
B. Lokasi Penelitian
28
C. Objek Penelitian
28
D. Sumber Data dan Data
28
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data
28
F. Luaran Hasil Penelitian Tahun II
29
G. Bagan Alir Metode Penelitian
30
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV TAKSONOMI REALISASI TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF
32
ANDIK SD BERDASARKAN PRINSIP DASAR BERBAHASA PKS & PSS
A. Pengantar
32
B. Realisasi Kesantunan Direktif Andik SD
33
Menurut Kelompok dan Kategorinya
C. Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD Menurut Modusnya 35
D. Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
39
Menurut Teknik dan Strateginya
E.
a. Strategi Langsung TKD
44
b. Strategi Tak Langsung TKD
44
c. Teknik Langsung Literal TKD
45
d. Teknik Langsung Tak literal
46
e. Teknik Tidak Langsung Literal
46
f. Teknik Tak Langsung Tak Literal
47
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
55
dalam Kaitannya dengan PKS
F.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
58
dalam Kaitannya dengan PSS
G. Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
69
dalam Kaitannya dengan PI
H. Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
dalam Kaitannya dengan Interelasi PSS dan PKS
viii
73
BAB V TAKSONOMI REALISASI TINDAK KESANTUNAN DIREKTIF
77
ANDIK SD BERDASARKAN PRINSIP HARMONI SOSIAL DAN KULTURAL
A. Pengantar
77
B. Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Menurut APTKD
78
Pemarkah‐Penanda
1.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
81
berdasarkan APTKD Budaya Sala
2.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
82
berdasarkan APTKD Budaya Daerah Marginal
3.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
83
berdasarkan APTKD Budaya DIY
84
85
86
87
a.
Realisasi Kesantunan Direktif SD Berlatar Budaya Sala
88
Menurut Pemarkah, Penanda, dan Kontekstual
C. Realisasi Tindak kesantunan Direktif Menurut APTKD
Menurut APTKD Pemarkah Tertandai dan Tak Tertandai
1.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut APTKD VP‐Non‐VP
2.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut APTKD VP‐E vs VP‐Implisit
3.
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut APTKD Pemarkah VP,
Implikatur, dan Intonasi
b. Realisasi Kesantunan Direktif SD Berlatar Budaya DM
89
Menurut Pemarkah, Penanda, dan Kontekstual
c.
Realisasi Kesantunan Direktif SD Berlatar Budaya DIY
90
Menurut Pemarkah, Penanda, dan Kontekstual
D. Realisasi Bentuk TKD dalam Kaitannya dengan PK
ix
91
BAB VI
PENUTUP
100
A. Simpulan
100
B. Saran dan Rekomendasi Tindak Lanjut
102
DAFTAR PUSTAKA
104
LAMPIRAN
107
x
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Andik
: anak didik
APTKD
: alat petunjuk tindak kesantunan direktif
DM
: daerah marginal
KD
: kesantunan direktif
Mt
: mitra tutur
no.
: nomor
O1
: orang pertama
O2
: orang kedua
O3
: orang ketiga
Pn
: penutur
PELLBA
: Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma Jaya
PI
: prinsip ironi
PKS
: prinsip kerja sama
PK
: Prinsip kerukunan
Pk
: Prinsip kultural
PP
: Peraturan Pemerintah
PSS
: prinsip sopan santun
SD
: Sekolah Dasar
s.d
: sampai dengan
Sub‐KD
: sub‐kesantunan direktif
T
: tuturan/tindakan/pernyataan
TKD
: tindak kesantunan direktif
V
: verba
Vp
: verba performatif
VPE
: verba performatif eksplisit
VPI
: verba performatif implisit
xi
DAFTAR TANDA
%
: persentase
╪
: ketidaksamaan
Æ
: konstituen di sebelah kiri anak panah terdiri atas
konstituen yang berada di sebelah kanan anak panah
(…)
: formatif yang ada di dalamnya bersifat opsional
{...}
: formatif yang ada di dalamnya dapat dan perlu dipilih
salah satu
[...]
: untuk mengapit tanda bunyi fonemis/tanda bunyi
ortografis
‘…’
: tanda glos semantis
* [asterisk]
: tuturannya tidak gramatikal
!
: imperatif/tanda seru
?
: tanda tanya
Ø
: zero
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1
: Tahapan, Luaran, Indikator, dan Alur penelitian
Tabel
3.1
: Bagan Alir Metode Penelitian
Tabel
4.1
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
: Perwujudan Sub‐TKD pada Andik SD Berlatar
Belakang Budaya Jawa di Sala, Daerah Marginal,
dan DIY
4.2
: Bentuk, Strategi, dan Teknik KD Andik SD
dari Daerah Sala, Marginal, dan DIY
4.3
: Strategi dan Teknik KD Andik SD Berdasarkan
Pemarkah Lingual dan Penanda Nonlingual
4.4
: Realisasi TKD Andik SD Berlatar Belakang Budaya
Jawa Berdasarkan Pematuhan terhadap Maksim‐
maksim PKS
4.5
: Realisasi Tindak Kesantunan Direktif di Kalangan
Andik SD Berlatar Belakang Budaya Jawa
Berdasarkan Teori PSS Brown & Levinson
4.6.a : Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
berlatar Budaya Jawa Berdasarkan Modus
Imperatif dan Performatif Teori PSS Blum‐Kulka
4.6.b : Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Berdasarkan Pernyataan
Teori PSS Blum‐Kulka
4.6.c : Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
berlatar Budaya Jawa Berdasarkan Isyarat Kuat
dan Halus Teori PSS Blum‐Kulka
4.7
: Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Berdasarkan Teori PSS
Leech
4.8
: Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Struktur Luar dan
Implikatur Kesantunan PI Leech
xiii
Halaman
4
37
50
54
57
60
63
64
64
67
72
Tabel
4.9
Pelanggaran Submaksim dan Maksim PSS
terhadap PKS dalam Kaitannya dengan Interaksi
Perwujudan Tindak Kesantunan Direktif
di Kalangan Andik SD Berlatar Budaya Jawa
Pemarkah dan Penanda
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Belakang Budaya Jawa
Tabel
5.1
Tabel
5.2
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Belakang Budaya Jawa Berdasarkan
APTKD
79
Tabel
5.3.a
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
dalam Pemenuhan Bidal Kurmat dalam Prinsip
Kerukunan
94
Tabel
5.3.b
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
dalam Pemenuhan Bidal Andhap Asor dalam
Prinsip Kerukunan
95
Tabel
5.3.c
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
dalam Pemenuhan Bidal Empan Papan dalam
Prinsip Kerukunan
95
Tabel
5.3.d
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
dalam Pemenuhan Bidal Tepa Slira dalam Prinsip
Kerukunan
96
Tabel
5.4
Realisasi Kesantunan Direktif
Menurut APTKD Pemarkah Lingual dan Penanda
Nonlingual (Konteks Situasi Tutur)
98
xiv
74
78
DAFTAR GAMBAR
Gambar
4.1
:
Gambar
4.2
:
Gambar
4.3
:
Gambar
4.4
:
Gambar
4.5
:
Gambar
4.6
:
Gambar
4.7
:
Gambar
4.8
:
Gambar
4.9
:
Gambar
4.10
:
Gambar
4.11
:
Gambar
4.12
:
Gambar
4.13
:
Gambar
4.14
:
Oposisi Biner Perwujudan Tindak Kesantunan
Direktif di Kalangan Andik SD Berlatar Belakang
Budaya Jawa
Diagram Tren Realisasi KD Andik SD Menurut
Latar Budaya Daerah Sala, Marginal, dan DIY
Strategi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD di
Sala
Strategi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD di
Daerah Marginal
Strategi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD di
DIY
Keliteralan Kesantunan Andik SD Menurut Latar
Belakang Daerah Sala, Marginal, dan DIY
Keliteralan Kesantunan Andik SD
Menurut Latar Belakang Daerah Sala
Keliteralan Kesantunan Andik SD
Menurut Latar Belakang Daerah Marginal
Keliteralan Kesantunan Andik SD
Menurut Latar Belakang Daerah DIY
Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Budaya Jawa
Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Daerah (Sala,
Marginal, DIY)
Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Daerah Sala
Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Daerah Marginal
Strategi dan Teknik Kesantunan Direktif
Andik SD Berlatar Belakang Daerah DIY
xv
Halaman
34
38
39
40
40
42
47
48
48
49
50
51
51
52
Gambar
5.1
:
Gambar
5.2
:
Gambar
5.3
:
Gambar
5.4
:
Gambar
5.5
:
Gambar
5.6
:
Gambar
5.7
:
Gambar
5.8
:
Gambar
5.9
:
Gambar
5.10
:
Gambar
5.11
:
Gambar
5.12
:
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Belakang Budaya Jawa Berdasarkan
APTKD Pemarkah dan Penanda Kontekstual
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Belakang Budaya Jawa Berdasarkan
APTKD dan Latar Daerah Sala, DM, dan DIY
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Belakang Budaya Jawa Berdasarkan
APTKD Budaya Sala, DM, dan DIY
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Menurut APTKD di Sala
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Menurut APTKD di DM
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Menurut APTKD di DIY
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut APTKD Tertandai
dan Tak Tertandai
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut APTKD VP dan
Non‐VP
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut APTKD VP‐E dan
VP Implisit
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Jawa Menurut Pemarkah VP,
Implikatur, dan Intonasi
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya Sala Menurut Pemarkah,
Penanda, dan Intonasi
Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya DM Menurut Pemarkah,
Penanda, dan Intonasi
xvi
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
Gambar
5.13
: Realisasi Tindak Kesantunan Direktif Andik SD
Berlatar Budaya DIY Menurut Pemarkah,
Penanda, dan Intonasi
xvii
91