LKP : Perancangan Desain Corporate Identity Klien PT. Java Pratama Perkasa.

(1)

KERJA PRAKTEK

Disusun oleh :

Nama : TEGAR NAVYANA ARIADI

NIM : 10.42010.0046

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM


(2)

KERJA PRAKTEK

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Desain Komunikasi Visual

Disusun Oleh :

Nama : Tegar Navyana Ariadi

NIM : 10.42010.0046

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM


(3)

Telah diperiksa dan Diuji

Surabaya, Oktober 2013 Disetujui

Pembimbing

Muh. Bahruddin S.Sos.,M.Med.Kom NIK : 100716

Penyelia

Achmad Masudi Mubarok Pemilik Pt Java Pratama Perkasa

Mengetahui :

Ketua Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual

Muh. Bahruddin S.Sos.,M.Med.Kom NIk:100716

STIKOM


(4)

vi

DAFTAR ISI ………..……….……….. vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ……… xii

DAFTAR LAMPIRAN ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat ... 4

1.6 Pelaksanaan ... 5

1.7 Sistematika Penulisan………6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Sejarah Periklanan ... 9

2.2 Promosi..…………..………. 12

2.3 Iklan Media Cetak ... 13

2.4 Brand ... 14

2.5 Brand loyalty ... 17

2.6 Brand Image ... 19

2.7 Stasionery Set ... 27

2.8 Logo ………... 30

STIKOM


(5)

vii

2.12Warna ……….34

2.13 Typografi………... 36

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ...38

3.1 Metode Penelitian ... 38

3.1.1 Analisis Data ... 39

3.2 Metode Perancangan karya ... 40

3.3 Proses Perancangan Corporate Identity ... 41

3.3.2 Riset ... 41

3.3.3 Analisa data ………42

3.3.4 Kompetitor………..42

3.3.5 Analisis data………...43

3.3.6 Proses Perkerjaan………...45

3.3.7 Final Design………...46

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 47

4.1 Sekilas Sejarah dan profil Pt java Pratama Perkasa ... 47

4.2 Visi dan Misi Pt java pratama Perkasa ……… 48

BAB V IMPLEMENTASI KARYA ... 54

5.1 Proses Pembuatan Logo ... 54

5.2 Alternatif Logo……….. 54

5.3 Logo yang Terpilih ... 54

5.4 Komposisi Logo ………... 55

STIKOM


(6)

viii

DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN ... 61

STIKOM


(7)

ix

Tabel 4.1 Tabel Pasien ... 76

Tabel 4.2 Tabel Kamar ... 77

Tabel 4.3 Tabel Kode Perusahaan ... 77

Tabel 4.4 Tabel Detail Tindakan ... 78

STIKOM


(8)

x

Gambar 2.2 Contoh Promosi ... 12

Gambar 2.3 Contoh Iklan Produk ... 14

Gambar 2.4 Brand ... 17

Gambar 2.5 Contoh Brand ... 17

Gambar 2.6 Contoh sequence of cognitifion ... 22

Gambar 2.7 Contoh GarisMendatar ... 22

Gambar 2.8 Contoh Garis vertical ... 22

Gambar 2.9 Contoh lingkaran ... 23

Gambar 2.10 Contoh Simaliry ... 24

Gambar 2.11 Contoh Clouser ... 25

Gambar 2.12 Contoh Kartu Nama ... 26

Gambar 2.13 Contoh Kop surat ... 26

Gambar 2.14 Contoh Poster ... 27

Gambar 2.15 Skema Perancangan Karya ... 28

Gambar 2.16 Contoh Gambar Segitiga ... 29

Gambar 2.17 Skema Perancangan Karya ... 40

Gambar 3.1 Bagan Analisa SWOT ... 44

Gambar 3.2 Sket Awal Logo ... 45

Gambar 4.1 Struktur Perusahaan ... 48

Gambar 4.2 Peta Lokasi……… 49

Gambar 4.3 Peta Lokasi Melalui Satelit ... 50

STIKOM


(9)

xi

STIKOM


(10)

xii

Lampiran 2. Kartu Bimbingan Kerja Praktek ... 61

Lampiran 3. Form KP 5 (Acuan Kerja) ... 62

Lampiran 4. Form KP 6 (Log Harian Kerja Praktek) ... 63

Lampiran 5. Form KP 7 (Waktu Kehadiran Kerja Praktek) ... 64

Lampiran 6. Listing Program ... 65

STIKOM


(11)

1

1.1 Latar Belakang

Beraneka ragam dan warna perusahaan yang ada di negeri ini yang berjalan di bidang perindustrian, perternakan, pertambangan dan lain-lain dalam pesaingan dunia industri maka perusahaan – perusahaan akan berlomba untuk mencari nama, menguatkan brand dan citra perushaan ke masyarakat atau calon costumer yang akan menikmati fasilitas atau kinerja perusahaan tersebut.

Dalam persaingan di dunia industri maka sebuah perusahaan harus memulai dari awal yaitu mengkuatkan identitas perusahaan yang akan berguna untuk perusahaan agar di terima atau di kenal di tengah – tengah dunia industri dan masyarakat pengkuatan identitas perusahaan yang di sebut comporite identity yang dalam bahasa Indonesia yang dapat di artikan identitas visual yang sangat berharga bagi perusahaan dan industry.

Untuk Penentuan identitas visual sebuah perusahaan menjadi hal yang sangat penting karena corporate identity memiliki dampak yang begitu besar bagi perusahaan/organisasi ke depannya. Identitas visual suatu perusahaan merepresentasikan nama sebuah perusahaan, bergerak di bidang apakah perusahaan tersebut, apakah visi dan misi dari perusahaan tersebut, bagaimanakah karakter, sifat, dan nilai dasar dari para pekerjanya, siapakah target pasarnya. Penentuan identitas

STIKOM


(12)

visual suatu perusahaan tidak hanya dibuat untuk sekedar melengkapi atribut perusahaan yang bersangkutan, akan tetapi menjadi langkah awal bagi perusahaan untuk dapat menempatkan dirinya dalam persaingan pasar.

Jacob cass pernah memberikan statmen “The perceived emotional corporate image as a whole.” Yang berartikan citra perusahaan di rasakan secara emosional di seluruh perusahaan yang kuat menjadi sebuah faktor penting bagi kesuksesan sebuah citra perusahaan untuk mencapai keunggulan dalam lingkungan yang berubah-ubah. Dengan cara yang sama, sebuah strategi pemasaran betul-betul dipertimbangkan sebagai strategi untuk menguasai pasar dalam jangka waktu yang lama.

JAVA PRATAMA PERKASA (JPP) yakni sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan konsultan konstruksi di Surabaya yang banyak sekali melayani costumer dari Surabaya dan JPP dari beberapa costumer yang ingin membuat suatu bidang seperti rumah, rumah sakit ,sekolah, hotel, dll di Surabaya, dimana JPP membutuhkan media Promosi untuk mengenalakan perusahaannya kedunia luar untuk menaruh beban kepercayaan costumer ke JPP dalam menyelesaikan proyek pembanguan dan konsultasi pembangunan.

Dari uraian di atas saya sebagai penggarang buku ini sangat berkesempatan untuk melakukan kerja praktek di Java Pratama Perkasa sebagai designer yang bergerak melakukan beberapa perkerjaan dari melakukan design logo, dan melakukan perancangan identitas perusahaan klien, Analisa pesaing, elemen perusahaan, hingga analisa target market menjadi titik tolak untuk mempertimbangkan identitas visual perusahaan yang bersangkutan. kepada klien hingga melakukan perancangan

STIKOM


(13)

corporate identity untuk menggenalkan Java Pratama Perkasa ke masyarakat di Surabaya maupun di luar Surabaya yang dimana Java Pratama Perkasa membutuhkan perancangan corporitet identity guna mencangkup lebih luas lapangan kerjasama yang akan datang ke Java Pratama Perkasa.

Yang akan saya tulis dalam laporan kerja praktek ini yakni berjudul “merancang corporate identity di Java Pratama Perkasa Surabaya “.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas yang berjudul “merancang corporate identity di java pratama perkasa surabaya” maka dari hal ini uraian masalah yang dapat di jelaskan yakni :

1. Bagaimana merancang design corporate identity secara tepat ?

2. Apa yang akan harus di pertimbangkan dalam membuat design corporate identity yang dapat mewakili perusahan klien dan untuk menggenalkan Java Pratama Perkasa ?

3. Bagaiamana cara mengeemas elemen perusahaan klien dalam sebuah desain corporate identity yang sesuai dengan ke inginan klien ?

STIKOM


(14)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian rumusan masalah maka yang akan di urai dalam batasan masalah ini yakni :

1. Mencari dan mengumpulkan berbagai macam bahan referensi sebagai bahan pembanding dan landasan dalam, merancang corporate identity klien Java Pratama Perkasa Surabaya.

2. melakukan proses asistensi dan konsultasi kepada pemilik sehingga menuju revisi dan menuju ke sebuah design yang di inginkan pemilik Java Pratama Perkasa.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dan menjadi target dalam kerja praktek ini yakni adalah :

1. Untuk menemuhkan landasan guna bahan merancang sebuah corporate identity pada klien Java Pertama Perkasa Rumah sakit bedah suramadu

2. Memilah dan menentukan sebuah landasan sebagai bahan merancang sebuah corporate identity klien Java Pratama Perkasa Rumah sakit bedah suramadu. 3. Sebagai bahan pertimbangan sebagai mengembangkan gaya design corporate

identity

STIKOM


(15)

1.5 Manfaat

1. Manfaat Teoritis.

Membantu saya sebagai mahasiswa menggenal dunia kerja dan sebagai bahan pembelajaran baru dalam menyelesaikan tugas “merancang corporate identity di Java Pratama Perkasa Surabaya “.

Sebagai bahan pembanding corporate identity selanjutnnya . 2. Manfaat Praktis.

Membantu Java Pratama Perkasa untuk dikenal di Surabaya maupun luar Surabaya melaui hasil perancangan corporate identity .

bahan portofolio untuk perusahaan kepada calon costumer.

1.6 Pelaksanaan

Kerja praktek akan dilaksanakan di Java Pratama Perkasa Surabaya pada bagian designer yang beralamat di Tenggilis Timur VII Blok FF-3,Surabaya waktu pelaksanaannya dari tanggal 1 Juli sampai tanggal 1 Agustus Tahun 2013 dari hari Senin sampai Jumat mulai dari Pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB, tapi dengan menyesuaikan keadaan dan kebutuhan didalam perusahaan penulis juga masuk pada hari Sabtu dari Pukul 09.00 WIB – 16.00 WIB.

Adapun kegiatan yang akan di laksanakan adalah :

1. Menggumpulkan data refrensi dari pemilik melalui hasil brief dan online . 2. Mengganalisa data referensi untuk menentukan bahan untuk media promosi.

STIKOM


(16)

3. Menjiapkan bahan-bahan design seperti gambar,font,warna dan sebagainnya. 4. Mengunakan Adobe untuk mendesain atau membuat media promosi.

5. Menjadi seorang designer

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Kerja Praktik ini akan disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab I ini ada beberapa materi yang akan dijelaskan, yaitu: 1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan

1.5 Manfaat 1.6 Pelaksanaan

1.7 Sistematika Penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini akan dijelaskan tentang berbagai macam teori yang menjadi dasar dalam perancangan karya pada Kerja Praktik ini.

STIKOM


(17)

BAB III : METODE PERANCANGAN

Pada Bab III ini akan dijabarkan metode penelitian yang sesuai untuk mendukung metode peranangan karya yang akan dikerjakan pada Kerja Praktik ini.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab IV ini berisi penjelasan umum tentang gambaran perusahaan tempat Kerja Praktik ini, yaitu gambaran umum tentang FruityLOGIC Design Surabaya.

BAB V : IMPLEMENTASI KARYA

Bab V ini merupakan hasil implementasi hasil karya dari metode perancangan pada Bab III.

BAB VI : PENUTUP

Pada Bab VI ini akan dijelaskan beberapa hal, meliputi: 6.1 Simpulan

Bagian ini akan dijelaskan inti sari dari seluruh kegiatan selama Kerja Pratek, khususnya akan dijabarkan secara singkat dari masalah yang diangkat atau yang dikerjakan.

6.2 Saran

Bagian ini akan dijelaskan tentang kelebihan dan kekurangan selama kegiatan Kerja Praktik berlangsung.

STIKOM


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar referensi yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan Kerja Praktik, bisa berupa buku, koran, majalah, e-book dan lain-lain.

STIKOM


(19)

9

2.1 Sejarah Periklanan

Harus diakui, bahwa tokoh periklanan pertama di Indonesia adalah Jan Pieterzoon Coen, orang Belanda yang menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1619-1629. Toko ini bukan hanya bertindak sebagai pemrakarsa iklan pertama di Indonesia, tetapi juga sebagai pengiklan dan perusahaan periklanan. Bahkan dia pun menjadi penerbit dari Bataviasche Nouvelle, suratkabar pertama di Indonesia yang terbit tahun 1744, satu abad setelah J.P. Coen meninggal.

Iklan pertama yang diprakarsainya berupa pengumuman-pengumuman pemerintah Hindia Belanda berkaitan dengan perpindahan pejabat terasnya di beberapa wilayah. Namun dengan penerbitan suratkabar pertama yang memuat iklan itu, Jan Pieterzoon Coen membuktikan, bahwa pada hakekatnya untuk produk-produk baru, antara berita dan iklan tidak ada bedanya. Atau, bahwa berita pun dapat disampaikan dengan metode dan teknik periklanan. Kenyataan itu membuktikan pula, bahwa iklan dan penerbitan pers di Indonesia, sebenarnya lahir tepat bersamaan waktunya, dan keduanya saling membutuhkan atau memiliki saling ketergantungan.

STIKOM


(20)

Gambar 2.1 Poster Pertama

Lepas dari kenyataan itu, karena orang-orang Eropa yang pertama memiliki suratkabar di masa Hindia Belanda, maka dengan sendirinya bahasan mengenai tokoh-tokoh periklanan di Indonesia pun akan bertolak dari para warga negara asing ini. Lebih lagi, karena di masa Hindia Belanda, memang belum ada pemisahan yang jelas antara fungsi-fungsi penerbit, percetakan dan perusahaan periklanan. Antara tahun 1868-1912, di Batavia saja, orang-orang Eropa ini telah memiliki 14 penerbitan pers.

Karena di masa itu setiap percetakan hanya mencetak satu penerbitan pers, maka berarti terdapat jumlah yang sama percetakan pers yang dimiliki oleh orang-orang Eropa atau keturunan Eropa. Penerbitan-penerbitan ini bervariasi dari yang berkala harian, mingguan, dwimingguan maupun bulanan.

Di luar Batavia, tercata 6 suratkabar yang terbit di Surabaya dan satu di Jawa Tengah. Ini pun semuanya dimiliki dan dikelola oleh orang-orang Eropa. Pada perusahaan-perusahaan periklanan milik orang-orang Eropa itu, memang banyak juga dipekerjakan orang-orang Cina atau pribumi.

STIKOM


(21)

Tetapi dua kelompok terakhir ini hanya sebagai copywriter (penulis naskah) untuk perusahaan periklanannya, atau tenaga keredaksian di penerbitan pers mereka. Setelah orang-orang Eropa, orang-orang Cina atau keturunan Cina menjadi kelompok yang paling dominan menguasai periklanan. Sedangkan kelompok pribumi umumnya tidak memiliki sendiri percetakan atau penerbitan pers, ataupun hanya mengelola perusahaan-perusahaan periklanan yang relatif kecil.

Praktisi periklanan sebagai tenaga spesialis yang khusus didatangkan dari Belanda yang terkenal di zamannya adalah “tiga-serangkai”; F. Van Bemmel, Is. Van Mens dan Cor van Deutekom. Mereka ini didatangkan atas biaya BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) dan General Motors yang perlu mempromosikan produk-produk mereka. Ketiga orang ini bergabung dalam Aneta, perusahaan periklanan terbesar saat itu. Pada tahun 1901 salah satu dari anggota tiga-serangkai ini, Bemmel, diminta oleh redaktur suratkabar De Locomotief untuk mengelola perusahaan periklanan milik suratkabar tersebut, yang juga bernama De Locomotief. Suratkabar De Locomotief sendiri terbit sejak tahin 1870 di Semarang. Tahun 1902, hanya satu tahun sejak kedatangannya ke Batavia, Bemmel hengkang untuk mendirikan perusahaan periklanan sendiri. Perusahaan periklanan ini diberinya nama NV Overzeesche Handelsvereeniging. Perusahaan periklanan ini utamanya menangani produk-produk impor, seperti mobil dan sepeda.

STIKOM


(22)

Pada tahun 1910 Bemmel kembali ke negeri Belanda. Tidak diketahui alasan kepindahannya itu, namun di negeri Belanda ia kemudian berganti profesi. Uang yang dihimpunnya selama memiliki perusahaan periklanan di Hindia Belanda rupanya cukup untuk mendirikan sebuah bank.

2.2 Promosi

Perusahaan sering melakukan promosi yakni memeliki beberpa tujuan yakni sebagai pengenalan perusahan selain itu perusahaan-perusahaan melakukan promosi juga memiliki tujuan mengangkat daya jual yang di tawarkan oleh perusahaan untuk menjadikan suatu produk perusahaan tersebut yang di kenal di masyarakat selain itu perusahaan juga mendorong pembelian ulang yang telah di jual di karena produk tersebut dulunnya menjadi sebuat produk yang cukup di nikmati di masyarakat dan sebagai pengkuatan citra perusahaan terhadap masyarakat maupun competitor yang berjalan di bidang yang sama.

Gambar 2.2 Contoh Promosi

STIKOM


(23)

Dan promosi mempunyai beberapa metode seperti promosi melalu mulut kemulut ,melakukan event ,melakukan perkenalan produk melalui launching produk dan melakukan sebuah promosi secara besar –besaran untuk menegenalkan produk ke calon pembeli .selain itu juga bisa menggambil hati hati costumer untuk datang ke acara yang di sediakan lalu membeli produk perusahaan yang mengadakan ivent.

Selain cara di atas juga bisa dilakukan dengan cara penjualan perorangan yang dimana komunikasi perorangan ke orang lain yang sangat membawa pengaruh atau dampak besar yang memberikan rasa ingin tau bahkan rasa ingin memilikin jauh cenderung lebih besar.

2.3Iklan Media Cetak

Istilah iklan (bahasa Melayu) berasal dari kata I‟lan (bahasa Arab)dan artinya

yakni meneriakan secara berulang-ulang istilah lain dari kata iklan yakni Reklame pengaruh bahasa perancis reclame yang artinnya di bahasa latin reclamare yang artinnya menyerukan yang di masa lalu banyak orang Indonesia meneyebutnya advertensi dan berpengaruh ke bahasa belanda advertentie saat ini orang lebih akrab dari istilah advertising jadi secara sederhana iklan dapat di artikan meyerukan informasi atau membuat audiance berpaling memperhatikan pesan Desain grafis berkembang sejalan dengan kemajuan seni dan teknologi grafika di Indonesia system percetakaan mulai di kenal sekitar tahun 1596,di duga bersamaan dengan mendaratnnya perdangan-perdagangan belanda di jawa barat iklan menggunakan media cetak pada masa hindia – belanda mulai marak setelah Negara colonial

STIKOM


(24)

menetapkan undang-undang agrarian pada tahun 1870 cara-cara promosi yang di anggap efektif untuk memenangkan persaingan dan menjaring investor saat itu adalah dengan memasang iklan di surat kabar menepel poster di tempat-tempat strategis dan menyebarkan leafletdi tempat-tempat keramaian (Teori dan aplikasi,rahmat suyono).

Gambar 2.3 Contoh iklan Promosi Produk

Bidang percetakan juga terus berkembang seiring dengan teknologi computer dan digital banyak hal yang telah berkembang pada teknologi grafika mulai dari bahan proses cetak hingga finishing kini banyak pilihan jenis kertas untuk mendukung citra desain tanpa menngikuti perkembangan teknologi desainer lambat laun dapat tersingkir ide dan kreatifitas memang di utamakan namun tanpa didukung kemampuan mengoperasikan computer dan pengetahuan grafika.

2.4 Brand

Brand atau dalam bahasa Indonesia adalah merek, berasal dari kata brandr yang

memiliki arti “to burn”. Bangsa Viking memakai kata ini sebagai tanda bakar pada hewan peliharaan untuk menandakan pemilik hewan peliharaan tersebut. Menurut Keller (2008:5), brand tidak hanya sekedar produk, karena brand memiliki dimensi

STIKOM


(25)

khusus yang menjadi pembeda dengan produk lain yang sejenis. Pembeda tersebut haruslah rasional dan terlihat secara nyata dengan performa suatu produk dari sebuah merek atau dapat dikatakan lebih simbolis, emosional dan tidak kasat mata dalammewakili sebuah merek.

Gambar 2.4 Brand

Dalam bukunya yang berjudul Mendesain Logo(Surianto Rustan,2009;-6) menyebutkan bahwa brand pada dasarnya adalah perpaduan antara seni dan sains untuk menyampaikan sebuah janji, yang dibuat oleh perusahaan kepada audiencenya, sebagai perwujudan nilai dan emosi dari perusahaan tersebut. Melalui janji ini, perusahaan berusaha menjalin ikatan menjalin ikatan dengan pelanggannya secara emosional, baik dari segi pemenuhan kebutuhan, loyalitas dan dukungan yang terus menerus. Dengan kata lain, perusahaan berusaha untuk memenuhi keinginan dan mengadopsi sifat-sifat pelanggannya.

Dalam berbagai bidang memandang brand dari sudut pandangnnya masing – masing antara lain :bisnis dan keuangan, marketing, advertising, sales promotion, public relation komunikasi desain grafis, semiotic, psikologi, statistic, antropologi, sosiologi dan lain-lain.

STIKOM


(26)

Karena itu makna brand menjadi sangat luas alina wheelr menulis dalam bukunnya design brand identity:makna brand dapat berubah sesuai konteksnnya kadang brand sebagai kata benda kadang brand juga juga sebagai kata kerja kadang juga sama dengan nama perusahaan pengalaman perusahaan dan rapan konsumen.

Dimasyarakat umum brand secara umum di anggap sama dengan logo atau nama identitas semua bersifat fisik semata. Padahal sebenarnnya brand lebih merupakan rangkuman pengalaman dan asosiasi terhadap sebuah etintas jadi jauh lebih dalam dari sekedar fisik saja.

Sedangkan Branding adalah suatu kegiatan membangun sebuah brand membuat identitas termasuk logo termasuk salah satu kegiatan membranding.

karena istilah merek mengandung nuansa hukum atau legal baik kirannya bila mencermati pengertian merek menurut direktoran jenderal hak kekayaan intelektual (Dirjen HAKI). Merk adalah suatu tanda yang berupa gambar , nama , kata-kata ,huruf angka hingga susunan warna di gunakan dalam kegiatan perdaganngan barang dan jasa.

Sedangkan merk dagang menurut dirjen HAKI adalah merk yang di gunakan pada barang yang di perdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang jenis lainnya merk juga sering digunakan secara umum untuk menyebut sebuah logo atau brand.

STIKOM


(27)

Brand juga memiliki makna yang jauh lebih dalam dari pada logo dan jauh luas dari pada logo.logo itu sendiri berbentuk fisik yang bisa di lihat sedangkan barnd mencangkup keseluruhannya baik fisik, non fisik,pengalaman dan asosiasi.

Gambar 2.5 Contoh Brand Seumpama manusia yaitu:

 Logo adalah wajahnya

 Identitas adalah penampilan fisiknya (termasuk logo) komunikasi dan  Brand adalah keseluruhan manusia itu, jiwa dan ragannya (termasuk

identitas,otomatis termasuk logo juga ) brand merupakan rangkuman nilai-nilai esensial dan etitas

2.1.4 Brand Loyalty

Definisi dari brand loyalty adalah loyalitas yang diberikan pelanggan terhadap sebuah merek. Loyalitas ini menjadi titik tolak seberapa besar kemungkinan konsumen akan berpindah ke merek yang lain. Brand loyalty merupakan satu-satunya unsur brand equity yang berhubungan dengan keuntungan di masa depan, mengingat

STIKOM


(28)

loyalitas akan selalu terkait dengan volume pembelian di masa yang akan datang. Dengan mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas produk dari sebuah merek, loyalitas dari konsumen setia akan tetap terjaga sehingga memperkecil kemungkinan konsumen berpindah ke produk pesaing yang menerapkan harga lebih murah.

Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyalty dapat dijadikan aset strategi yang berharga bagi sebuah merek. Beberapa potensi yang dapat diberikan brand loyalty kepada perusahaan, antara lain:

1. Reduce marketing cost (mengurangi biaya pemasaran). Jauh lebih mudah mempertahankan konsumen setia jika dibandingkan dengan upaya untuk mendatangkan konsumen, sehingga biaya pemasaran akan mengecil.

2. Trade leverage (meningkatkan perdagangan). Loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan dan memperkuat kepercayaan distributor pemasaran.

3. Attracting new costumers (mendatangkan konsumen baru). Loyalitas merek yang tinggi akan memicu word of mouth dimana konsumen setia akan cenderung menjadi pengiklan yang sangat fanatik.

4. Provide time to responds competitive threats (memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan). Brand loyalty akan memberikan waktu bagi sebuah merek untuk merespon gerakan dari pesaing. Konsumen yang loyal akan selalu memberikan waktu bagi merek tersebut untuk memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralisasikannya.

STIKOM


(29)

2.5 Brand Image

Bayangkan ketikan berkenalan dengan teman baru yang pertama kita nilai adalah penampilan fisiknnya, wajahnya, gaya rambut, cara berpakaian kedua kita akan menilai perkataan dan cara bicarannya apakah sopan, tegas , romantis, humoris dan yang terakhir kita nilai adalah apakah sopan ,tau tatakrama , atau justru tidak tau aturan sama sekali apakah yang di katakan konsekuensi dengan perkatanya

Ketiga tahap penilaian manusia ini terhadap terhadap sesamannya ini dalam konteks identitas disebut dengan identity mix yang terdiri dari :

 Visual. contohnnya : logo,tipografi , warna , packing , seragam , signage  Komunikasi.contohnnya : Iklan ,laporan tahunan,press release, costumer

service public relation

 Perilaku corporate,value,corporate culture,norma.

Setelah berkenalan melihat penampilan cara berkomunikasi dan perbuatan seseorang dia di benak kita segera muncul hasil penelitian keseluruhan terhadap orang tersebut inilah yang disebut brand image gambaran mental terhadap suatu brand .

STIKOM


(30)

Gambar 2.6 Brand image

Identitas yang ditampilkan dengan konsisten akan memberi gambaran kepada publik bahwa identitas tersebut konsekuensi dan professional dari situ dapat di harapkan meningkatkan brand awareness dan brand image positif di benak masyarakat inilah tujuan identitas system identitas di fokuskan pada system identitas visual.

Sebelum membicarakan lebih lanjut tentang identisal Visual kita perlu mengetahui terlebih dahulu brand architecture apa yang akan di terapkan.brand architecture adalah hirarki hubungan satu dengan lainnya misalnnya antara perusahaan induk dengan anak perusahaan, divisi, produk dan service, merencanakan brand architecture sangat penting karena berdampak pada sistem identitas baik secara verbal maupun Visual.

Mark rowden dalam bukunnya identity menulis “bagaikan merencanakan sebuah

taman andaikan kita menanam sebuah pohon di sudut yang sempit jangan terkejut jika kemudian hari kita akan memindahkannya atau menebang pohon itu sebelum tumbuh besar dan sempurna kita juga perlu melihat kemungkin kemungkinan di masa

STIKOM


(31)

depan seperti kita akan memeprluas tanah, atau berbagi bahkan kita akan menjual tanah tersebut.

Sama halnnya dengan merencanakan taman,merencanakan identitas sejak awal terhadap kemungkinan pengembangan segi visualnya di masa depan sangat penting logo didesain tidak hanya untuk sekedar untuk masa sekarang saat perubahan kecil mempunyai produk saja atau masih belum memiliki anak perusahaan hasilnnya adalah logo yang berumur pendek dan tidak efisien.

Desainer harus memiliki pemikiran jauh kedepan dalam menciptakan logo yang bisa mengakomodasi perubahan-perubahan yang ada di dalam perusahan itulah logo yang berhasil

Bahwa logo apapun, semua di bentuk dari basic shape /primitive shapes atau bentuk-bentuk dasar (basic shapes sendiri di bentuk dari point dan garis),kemudian beberapa basic shapes apabila saling bergabung dapat membentuk dua jenis objek yang lebih kompleks yang kita kenal dengan gambar dan huruf.

Berikut ini adalah bukan prinsip logo melainkan pengetahuan yang bermanfaat bagi seorang desainer sebagai langkah awal untuk mengambil keputusan dalam pembuatan sebuah logo

 Sequence of cognition

Sekalipun tampak kabur/tidak terlalu jelas kita dapat menangkap citra benda peristiwa seketika sequence of cognition adalah bagaimana otak manusia mengenali sebuah benda. Kita hidup didunia dalam tiga demensi dan benda-benda di sekeliling

STIKOM


(32)

kita sebernarnya terbentuk atau pun tersusun dari bentuk-bentuk yang simple yang disebut dengan “geons” antara lain:kubus, silinder, bola, kerucut. Geons memberikan pembeda visual pada tingkat yang paling dasar, karena itu kita dapat membedakan benda-benda yang lebih kompleks misalnnya antara kursi dengan garpu demikian hasil penelitian di bidang ilmu bedah saraf (neuroscience).

Gambar 2.7 contoh sequence of cognition  Karakteristik bentuk

Untuk menentukan bentuk logo yang sesuai dengan konsep dan kepribadian etitasnnya desainer sangat di anjurkan mempelajari hubungan bentuk –bentuk dasar dan sifat yang terkandung di dalamnya.

Garis mendatar atau horizontal melambangkan pasif , statis berhenti tenang /tentram, rasional, formal basis /dasar, dataran, negatif/minus, pembatalan

Gambar 2.8 Contoh garis mendatar

STIKOM


(33)

Garis tegak atau vertical melambangkan aktif, tinggi, agung mulia, megah, angkuh, spiritual, kesatuan, tunggal, kepemilikan, kekuatan, absolut, terkemuka.

Gambar 2.9 contoh garis vertikal

Garis miring atau diagonal melambang sebuah kedinamisan, bergerak, mengarah, informal, tidak stabil, larangan, pembatalan .

Gambar 2.10 contoh garis diagonal

STIKOM


(34)

Lingkaran melambangkan kedinamisan, bergerak, kecepatan, berulang, tak terputus, tak berawal, dan tak berakhir abadi kualitas dapat diandalkan sempurna, matahari, kehidupan, semesta.

Gambar 2.11 Contoh lingkaran

Segiempat melambangkan kestabilan, kokoh, teguh, rasional, keunggulan teknis, formal, sempurna, dapat diandalkan, kejujuran, intergeritas.

Gambar 2.12 Gambar 2.12 contoh kotak

Segitiga melambangkan stabil, megah, teguh, rasional, tritunggal, api, kekuatan, gunung, harapan, terarah, progres, bernilai, suci, sukses, sejaterah, keamanan

Gambar 2.13 Contoh segitiga

STIKOM


(35)

Mencari sifat dalam bentuk –bentuk dasar lebih mudah karena sudah umum di gunakan namun untuk mendapatkan sifat dari bentuk lain yang lebih kompleks di perlukan saat riset mendalam.

Gestalt

Gestalt adalah sebuah teori psikologi yang mengatakan bahwa seseorang akan mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungan sebagai satu kesatuan yang utuh.dikembangkan oleh max Wertheimer(1880-1943) bersama rekan-rekannya teori ini dapat menjelaskan kecenderungan presepsi yang terbentuk di benak seseorang.prinsip-prinsip dalam gestalt yang banyak di terapkan dalam logo antara similarity closure figure ground dan imposible figure

Similarity

Objek – objek yang bentuk atau elemennnya sama mirip akan di lihat sebagai satu kelompok tersendiri.

Gambar 2.14 contoh similary

STIKOM


(36)

Walaupun disambung didalam satu baris dengan warna yang sama namu mengunakan weight yang berberda bisa dilihat 2 kata yang berbeda dan memebrikan efek yang dinamis

Closure

Melengkapi sebuah objek menjadi yang utuh walapun sebenarnya tidak komplit.

Gambar 2.15 contoh closure

Otak kita akan melengkapi sendiri bagian atas pada gambar yang tidak utuh pada gambar ini.

Figure round

Melihat foreground objek (latar depanya)atau back ground-nya latar belakangnya atau keduanya dapat di lihat sebagai objek.

Gambar 2.16 Contoh Figure Round

STIKOM


(37)

Yang akan menjadi daya Tarik utama adalah bidang yang berwarna biru yakni fed karena jauh lebih terlihat dari sebelahnnya.

2.6 Stasionery Riset

Kartu nama yang menjual yang kartu nama yang membuat desain kartu nama tampak menarik dan komunikatif yaitu kontras,repetisi,alignment,dan proximity yang dapat di jelaskan sebagai berikut:

 Warna yang kontras dengan menempatkan warna hitam atau warna gelap diatas background dan memadukan warna-warna kontras secara kreatif  Penataan elemen-elemen visual secara berulang-ulang misalnnya dengan

pengunaan warna,bidang,huruf,ukuran,teksture danimage secara berulang  Penjajaran penataan garis dengan cara diluruskan atau dirapikan dengan cara

di luruskan

 Proximity agar terjadi garis yang harmonis adalah elemen-elemen dengan memperhitungkan kedekatan hubungan.

Gambar 2.17 Contoh Kartu Nama

STIKOM


(38)

Kop surat berfungsi sebagai memperkenalkan perusahaan karena mencantumkan nama perusahaan, logo,alamat perusahaan,telepon,email dan desain kopsurat surat juga sangat berpengaruh opini pembaca desain yang yang ,menarik juga mampu menarik pembaca untuk menariknya

Elemen yang wajib di masukan ketika kita membikin kop surat yakni hampir sama dengan kita membikin kartu nama hanya tanpa di beri nama pribadi yang pertama adalah nama perusahaan beserta logo,elemen utama ini harus dibuat domain sehingga dibaca yang pertaman di baca oleh pembaca yakni elemen penting yaitu nomer telephone,faximile,alamat website.

Beberapa perusahaan juga menyertakan slogan di kop surat mereka sekaligus menambah kelengkapan informasi dan sebagai promosi, hal penting lainnya dapat menentukan citra perusahaan adalah kualitas kertas dan teknik cetak jenis kertas yang sesuai dan berkualitas dapat memberikan kesan perusahaan tersebut sudah established.

Gambar 2.18 Contoh Kop Surat

STIKOM


(39)

Berbagai pendapat tentang poster telah banyak di kemukakan para pakar desain baik dari dalam maupun luar negeri dan tentu saja sangat beragam setiap designer memiliki konsep dan pemikiran yang berbeda-beda silang pendapat dalam bidang seni sangat lazim terjadi dan tidak perlu disikapi secara serius dalam jagat seni rupa terlebih di era reformasi seperti ini perkembangan desain dari Negara-negara maju begitu mengalir lebih cepat ke Indonesia.

Menghadapi situasi seperti ini anda harus mempunyai pikiran yang terbuka dan positif bahwa semua opini yang akan di lontarkan pakar desain selalu mengandung kebenaran tujuan kita bukan untuk memicuh perdebatan akan tetapi bagaimana kita mengerti atau menerima kalau ilmu seni itu bersifat majemuk tidak ada kebenaran yang mutlak semakin banyak anda membaca teori maka semakin banyak wawasan luas yang akan anda peroleh.

Gambar 2.19 Contoh Poster

STIKOM


(40)

2.7 Logo

Veronica napoles penulis corporate identity design mengatakan dalam bukunya

“perusahaan itu bagaikan manusia mereka memiliki karakter pribadi,budaya dan

prinsip-prinsip namun bagi banyak orang mereka terlihat dingin atau kaku dan tidak berkepribadian tanpa tanda –tanda kehidupan. Identitas visual membantu membuat

merekan lebih manusiawi dengan memberinya „wajah‟ dan kepribadian dalam bentuk

sebuah logo

Jelas bahwa logo merupakan atribut paling utama yang terlihat secara fisik seperti layaknya wajah pada manusia melalui logo tergambar semua atribut non fisik lainnya sebagai jiwa dari identitas tersebut jadi yang tampak di permukaan benar-benar berasal dari dalam dirinya

2.8 Periklanan

Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk – produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar, atau kendaraan umum. (lee, monle & carla johnson. Prinsip – prinsip pokok periklanan dalam perspektif global : 3).

Menurut institute praktisi periklanan Inggris dalam Jefkins (1996:5) “Periklanan

merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasive yang diarahkan kepada (calon) konsumen yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan

dengan biaya yang paling ekonomis”.

STIKOM


(41)

Menurut Kotler (1997:236) “Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan

pembiayaan”.

2.9 Media Promosi

Menurut Swastha (rangkuti, 1991:49) Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Pengertian tersebut jika dihubungkan dengan bidang penjualan berarti sebagai alat untuk meningkatkan omzet penjualan (Rangkuti, 1991:49). Menurut Swastha (1991) promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pora calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon. Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan tersebut.

Media Promosi merupakan suatu alat untuk mengkomunikasi kan suatu produk /jasa /image /perusahaan ataupun yang lain untuk dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas. Media promosi yang paling tua adalah media dari mulut ke mulut. Media ini memang sangat efektif tetapi kurang efisien karena kecepatan penyampainnya kurang bisa diukur dan diperkirakan.

STIKOM


(42)

Terdapat 2 Media komunikasi, yaitu :

1.Above The Line (ATL) / Media lini atas.

Above The Line (ATL) adalah kelompok media promosi yang memerlukan media luar ruang adalah melalui sarana media komunikasi massa, misalnya media cetak (iklan surat kabar, iklan majalah, poster dan sebagainya), media elektronik baik media audio maupun audio visual (radio, televisi, film, video, dan sebagainya), serta media luar ruang atau outdoor media (billboard, spanduk, neon sign, painted bulletin dan sebagainya). Pada umumnya biro iklan bersangkutan mendapat komisi karena pemasangan iklan tersebut. (Riyanto, 1997: 131).

2.Below The Line (BTL) / Media lini bawah.

Below The Line (BTL) merupakan kelompok media promosi yang tidak memerlukan media luar ruang, artinya tidak melibatkan pemasangan iklan pada media komunikasi massa atau tidak memberikan komisi kepada perusahaan iklan. Media lini bawah sering dijadikan pilihan kegiatan berpromosi yang memerlukan gerak cepat dengan anggaran terbatas, terutama dalam menaikkan angka penjualan (direct selling) secara dramatik.

Kelebihan promo media lini bawah adalah: efektifitas waktu dan kecepatan penyampaian informasi kepada kalayak sasaran, penguatan citra yang relatif tanggap di benak konsumen, nilai finansial yang dikeluarkan lebih ekonomis, timbal balik dan reaksi khalayak sasaran terhadap kegiatan berpromosi melalui media lini bawah cukup menjanjikan.

STIKOM


(43)

Tenggang waktu pemanfaatan media lini bawah sangat fleksibel, terdiri dari media seperti direct mail, exhibition (pameran), kalender, agenda, gift atau tanda mata (gantungan kunci dan lain- lain), serta point of sale display. (Riyanto, 1997: 131).

2.10 Perencanaan Periklanan

Perencanaan periklanan adalah sebuah proses tersendiri di dalam fungsi pemasaran. Terdiri dari 6 langkah utama, yaitu mengulas rencana pemasaran, analisis situasi internal dan eksternal perusahaan, menentukan tujuan periklanan, mengembangkan dan melaksanakan strategi periklanan atau kreatif, mengembangkan dan melaksanakan strategi media, mengevaluasi efektivitas periklanan.

Strategi media yang akan digunakan meliputi : 1.Billboard.

Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar yang diletakkan tinggi di tempat tertentu yang ramau di lalui orang.

2.Brosur.

Brosur adalah terbitan tidak berkala yang terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu, biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras.

STIKOM


(44)

Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid lengkap (dalam satu terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, diluar perhitungan sampul.

2.11Warna

Warna merupakan unsur yang sangat penting dalam Desain Grafis. Warna memegang peranan penting dalam Desain Grafis. Warna merupakan bagian terpenting dalam sebuah desain. Penggunaan dan pemilihan warna yang tepat dapat memberikan kesan yang baik, bahkan bisa menjadi desain yang kita buat berubah sebagai karya yang luar biasa, oleh karena itu kita harus mengerti arti warna.

Warna-warni tercipta karena adanya cahaya. Tanpa adanya cahaya, manusia tidak akan dapat membedakan warna. Seperti halnya jika kita memasuki sebuah ruangan yang gelap dan tertutup tanpa adanya cahaya, maka mata kita tidak akan dapat membedakan warna-warni yang ada di dinding tersebut. Pada tahun 1666 pengetahuan tentang warna didefinisikan oleh Sir Isaac Newton. Dimana ketika itu Newton secara tidak sengaja melihat spectrum warna yang dihasilkan oleh cahaya yang terpancar melalui sebuah gelas prisma. Hal tersebut ditulis oleh Prisma Haris Nuryawan dalam bukunya. (Kombinasi Warna Komplementer.2009:101)

Warna dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok warna yaitu :

1.Warna Primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Warna merah, biru, kuning adalah warna primer yang dikenal dan dipakai dalam dunia seni rupa.

STIKOM


(45)

2.Warna Sekunder adalah warna yang dihasilkan dari campuran dua warna primer dalam sebuah ruang warna. Contohnya seperti, Merah + Hijau = Kuning, Merah + Biru = Magenta dan Hijau + Biru = Cyan.

3.Warna Netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna sekunder maupun primer.

4.Warna kontras atau komplementer adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan yang lainnya. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.

5.Warna Panas adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol riang, semangat, marah, dll.

6.Warna dingin adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman, dll.

Mengingat pentingnya warna maka mari kita mengetahui arti-arti warna dalam desain grafis / desain logo :

- Kuning : matahari, cahaya, kejayaan dan keluhuran budi

- Merah : api, semangat dan keberanianm bahaya, keamanan, waspada - Biru : kejujuran, ketekunan, kedamaian, ketenangan, kepercayaan,

keseimbangan

- Hijau : uang, keberuntungan, keindahan, menyejukkan - Putih : lambang kesucian dan kejujuran, kesopanan

STIKOM


(46)

- Oranye : optimisme dan dinamika - Hitam : berwibawa, elegan

2.12 Typografi

Typografi sama halnya dengan warna. Typography merupakan salah satu elemen yang penting dalam desain. Typography berfungsi sebagai elemen pelengkap dalam desain, bisa dikatakan typography merupakan visual language atau bahasa yang dapat dilihat. Tipografi dibagi menjadi 2 macam, yaitu tipografi dalam logo (latter marks), dan tipografi yang digunakan dalam media media aplikasi logo (corporate typeface/corporate typograph).

Menurut Wikipedia, Tipografi atau tata huruf merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

Serif, Jenis huruf Serif adalah huruf yang memiliki garis-garis kecil yang berdiri horizontal pada badan huruf. Garis-garis kecil ini biasa disebut juga counterstroke. Counterstroke inilah yang membuat jenis huruf serif lebih mudah dibaca karena garis tersebut membantu menuntun mata pembaca melalui suatu garis teks meskipun dalam komposisi teks yang panjang. Sangat cocok digunakan untuk teks content atau isi. Font Serif cenderung digunakan untuk hal-hal yang bersifat formal. Font Serif sering sekali digunakan sebagai body text dan headline. Hal ini yang menyebabkan koran-koran memakai Font Serif untuk setiap artikelnya. Contoh font yang dapat dikelompokkan pada jenis huruf serif adalah : Times New Roman, Garamond, Book

STIKOM


(47)

Antiqua, Palatino Linotype, Bookman Old Style, Calisto MT, Dutch, Euro Roman, Georgia, Pan Roman, Romantic, Souvenir, dan lain-lain. (www.desainstudio.com:2010)

Sans Serif, Jenis huruf sans serif adalah jenis huruf yang tidak memiliki garis-garis kecil dan bersifat solid. Jenis huruf seperti ini lebih tegas, bersifat fungsional dan lebih modern. Contoh font yang digolongkan kepada sans serif adalah : Arial, Futura, Avant Garde, Bitstream Vera Sans, Century Gothic dan lain sebagainya. Dalam dunia desain, typography terdiri dari berbagai macam jenis huruf. Tampilan fisik dari jenis-jenis huruf yang berbeda dan memiliki karakter masing-masing memiliki potensi dalam merefleksikan sebuah kesan. Jenis-jenis huruf tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan dan karakter dari sebuah desain. Adapula huruf-huruf yang khusus diciptakan untuk keperluan sebuah rancangan grafis, huruf-huruf ini di sebut dengan custom typefaces. (Tipografi dalam Desain Grafis. 2001:53-71).

STIKOM


(48)

38

3.1 Metode Penelitian

Dalam menyusun dan membuat Media promosi PT Java Pratama Perkasa sesuai dengan bidang keilmuawan Desain Komunikasi Visual maka metode yang digunakan dalam metode ini adalah pendekatan secar kualitatif sehingga dapat menjadi dasar dan sumber sebagai bahan membuat buku laporan kerja praktek ini,diharapkan dalam menggunakan metode ini dapat mendapatkan data yang bersifat deskriptif, seperti wawancara, riset lapangan dan lain – lain

Metode kualitatif ini memerlukan pendekatan dengan personal – personal yang mengerti dan ahli di bidangnnya. Sehingga mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai keadaan yang ada dilapangan.

Beberapa teknik pengambilan data untuk dapat menyusun laporan ini adalah :

1. Observasi

Metode observasi merupakan salah satu cara pengumpulan data atau pengamatan secara langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis terhadap hal- hal yang akan diamati

STIKOM


(49)

2. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan teknik pengumpilan data dengan cara mencari refensi,literatur atau bahan-bahan teori melalui berbagai sumber wacana yang berkaitan dengan penyusunan laporan.

Studi pustaka dalam laporan ini dengan cara mengkumpulkan data melalui beberapa refernsi seperti, internet,mencari buku – buku yang membahas media promosi serta buku – buku tentang periklanan.

3. Wawancara

Menurut Marzuki, (2002:55) “Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang diamati dan dicatat untuk pertama kalinya”.

Metode wawancara ini dilakukan oleh penulis guna mencari informasi mengenai dunia branding, advertising dan praktik-praktik yang mendukung proses desain media promosi perusahaan dari beberapa narasumber :

Achmad Masudi Mubarok merupakan pimpinan dari PT. Java Pratama Perkasa Surabaya. Beliau menjelaskan tata cara dan aturan kerja perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi dan konsultan

3.1.1 Analisis Data

Proses analisi data di mulai dengan membaca seluruh sumber (hasil-hasil metode penelitian )yang masih bersifat acak kemudia di pelajari dan di telaah langkah berikutnya yaitu mengukur, mengurutkan, mengelompokan, meberi kode dan mengkatagorikan dalam sekumpulan informasi yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulandari hasil wawancara dan dokumentasi tersebut kemudian di

STIKOM


(50)

analisis agar mudah di pahami, telah setelah itu di lanjutkan dengan pencatatan, pengertian dan penyutingan yang akhirnya dikelompokan dalam ciri-ciri yang sama (diverifikasikan) lalu di simpulkan,jika masih terdapat data yang penting dan belom di masukan maka dilakukan kembali dimulai dari pengumpulaan data,pemeriksa data dan seterusnya. Ini merupakan proses yang stimultan dari satu tahap ketahap lainnya

3.2 Metode Perancangan Karya

Hasil desain corporate identity yang akan diserahkan kepada klien untuk dipilihharus benar-benar menunjukkan hasil yang layak dan sesuai untuk dinilai oleh klien.Tahapan-tahapan dalam perancangan media promosi klien dapat digambarkan,seperti yang ada pada gambar 3.1 ini.

Gambar 3.1 tentang skema perancangan karya a ancara Riset

Analisa Data

Konsep

Alternai e Alternai e

Alternai e Sket

Sket

Alternai e Sket Digital

Digital

Digital

Final

STIKOM


(51)

3.2Perancangan Corporate identity 3.1.1 Wawancara

Wawancara adalah tahap awal dari proses merancang corporate identity tahap ini merupakan bertujuan untuk mengkumpulkan data sebanyak mungkin informasi dari pemilik perusahaan dilakukan riset analisa data ,menetukan konsep dan meberikan alternatif konsep satu dua dan tiga , memeberikan sket satu,dua dan tiga ,lalu ke proses digital juga yang dimana penulis menyiapkan 2 alternatif digital dan akhirnya di pilih salah satu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan perusahaan untuk mempromosikan perusahaan tersebut yang sesuai target market yang akan di tujuh oleh perusahaan dan sebagai bahan pembanding dengan competitor perusahaan laen.

3.3.2 Riset

Setelah mendapatkan hasil seputar informasi perusahaan melalui wawancara pemilik perusahaan, maka tahapan selanjutnya adalah proses riset. Riset adalah proses pengumpulan dan pengelompokan data penunjang yang berhubungan dengan perusahaan. Melalui tahapan ini, desainer dapat mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan perusahaan pemilik. Riset dilakukan oleh beberapa desainer yang ditunjuk untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh klien.

STIKOM


(52)

Hal-hal yang dilakukan dalam proses riset meliputi:

1. Analisis Perusahaan

Dalam tahapan ini, hasil dari client brief dan beberapa dokumen perusahaan pemilik yang diberikan oleh pemilik kemudian diteliti dan dimengerti. Hal ini bertujuan untuk mencari permasalahan perusahaan yang bersifat internal yang dapat digunakan sebagai landasan perancangan media promosi perusahaan pemilik . Dalam konteks ini, permasalahan internal perusahaan mencakup pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunities) dan ancaman (threat) yang bersifat internal dari perusahaan klien untuk memasarkan produk atau jasanya.

2. Analisis Kompetitor

Untuk membandingkan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunities) dan ancaman (threat) perusahaan klien dengan kompetitornya, maka dibutuhkan sebuah riset dan analisis kompetior. Tahap ini juga berfungsi untuk menghindarkan persamaan elemen media promosi klien dengan kompetitornya.

3. Analisis Target Market

Riset dan analisis target market perusahaan dilakukan dengan maksud untuk mengenal perilaku target market secara tepat. Dengan mengenal perilaku pasar, maka desainer dapat melengkapi dengan menganalisis data yang menjadi landasan utama dalam penentuan konsep perancangan.

STIKOM


(53)

3.3.3 Analisis Data

Data yang terkumpul melalui proses riset kemudian digolongkan melalui analisis data ( Strength, Weakness, Opportunities dan Threat). Hal ini dilakukan untuk mempermudah desainer dalam menentukan solusi dan keywords yang pada nantinya akan diterapkan pada perancangan media Promosi perusahaan. Analisis data juga dilakukan oleh desainer yang telah melakukan riset sebelumnya, agar tingkat validitas data yang telah didapat sebelumnya tetap stabil. Terdapat tahapan dalam proses analisis data, yaitu:

1. Analisis SWOT dan Solusi Masalah

SWOT yang merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunites (kesempatan), dan threat (ancaman) merupakan sebuah bentuk analisis data yang digunakan untuk melihat berbagai kemungkinan permasalahan internal dan eksternal perusahaan yang pada nantinya akan digunakan untuk menentukan solusi yang tepat bagi perancangan media Promosi perusahaan. Dengan bentuk bagan 2x2 symetric matrix, analisis SWOT mempermudah desainer untuk mengidentifikasi hubungan masalah internal dan eksternal sehingga dapat menemukan solusi yang tepat bagi perusahaan klien.

STIKOM


(54)

Internal Strength (S) Weakness (W) E k st e rn a l Oportunity (O) Solusi (S-O) Solusi (W-O) Thert (T) Solusi (S-T) Solusi (W-T) Gambar 3.1 bagan Analisa Swot

2. Keywords

Setelah menemukan dan merangkum solusi melalui analisis SWOT , maka ditarik sebuah kesimpulan yang berbentuk keywords untuk memudahkan desainer menentukan konsep yang tepat. Beberapa keywords yang telah ditemukan kemudian dirangkum hingga mendapatkan 3 atau 2 keywords. Ketiga keywords tersebut harus benar-benar mewakili semua keywords yang ditemukan, agar semua lingkup permasalahan perusahaan dapat dipenuhi. Setelah itu, desainer akan mencari hal-hal yang berhubungan dengan ketiga keywords tersebut untuk memudahkan penentuan konsep pada tahap selanjutnya.

STIKOM


(55)

3.3.4 proses pekerjaan

Tahapan ini merupakan awal dari bentuk visualisasi konsep media promosi. Dengan memperhitungkan deskripsi konsep serta warna yang telah ditemukan, desainer dituntut untuk berpikir kreatif sehingga menghasilkan desain yang komunikatif. Terdapat 2 tahapan dalam proses pekerjaan , yaitu:

1. Sketch

Sketch adalah sebuah gambaran kasar menggunakan media pensil, spidol dan kertas dengan tujuan untuk meng-explore ide-ide kreatif yang berhubungan dengan konsep yang telah ditemukan sebelumnya. Dengan menggunakan teknik manual, desainer dapat dengan bebas menuangkan ide kreatifnya tanpa terpaku pada efek-efek digital komputer.

Gambar 3.2 sket awal logo

2. Digital Illustration

Setelah terkumpul beragam sketch dari beberapa desainer, maka selanjutnya art director memilih bentuk sketch mana yang tepat dan sesuai dengan konsep. Art director akan memilih beberapa sketch yang dianggap tepat untuk kemudian diproses menuju tahap digital illustration. Tahapan ini dilakukan oleh seorang desainer yang

STIKOM


(56)

ditugaskan untuk mengembangkan sketch terpilih melalui komputer. Penambahan warna pada sketch mulai tampak pada proses ini. Selain mengembangkan bentuk sketch, desainer juga akan mengembangkan variasi warna pada sketch yang telah dipilih.

3.3.5 Final Design

Setelah proses finishing selesai, maka selanjutnya hasil dari final design dicetak dan diaplikasikan pada media-media yang telah ditentukan untuk kemudian diserahkan kepada klien yang bersangkutan.

STIKOM


(57)

47

Java Pratama Perkasa Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan konsultan konstruksi yang didukung kedisiplinan dalam ketepatan menyelesaikan pekerjaan perusahaan ini sebelum menjadi Java Pratama Perkasa Diawali dengan CV. Kaldera Reka Nusa kemudian diiringi keluar masuknya pemegang saham (pemilik) dan berpindahnya lokasi kerja, lahirlah CV. Mitra Graha Kencana di kota Pasuruan - Jawa Timur pada tahun 2006 yang sekarang berganti nama menjadi PT. Java Pratama Perkasa.

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan konsultan Java Pratama Perkasa menyediakan jasa bagi costumer sesuai dengan namanya layanan ini memberikan kemudahan bagi klien untuk menyelesaikan permasalahan di bidang konstruksi seperti :

 Pengadaan Hunian ( baik secara tunai berjangka maupun dengan bantuan perbankkan dengan mekanisme Kredit Pemilikan Rumah)

 Renovasi Hunian

 Pengadaan Properti produktif (Rumah sakit, Gudang, Pabrik, Sekolahan, Ruko, Dll)

 Konsultan desain arsitektural dan structural untuk bangunan gedung  Distributor bahan bangunan untuk proyek-proyek maupun individual

STIKOM


(58)

4.1.1Visi dan Misi PT Java Pratama Perkasa 1. Visi

Memberikan solusi dan konsultasi dan tehadap hunian yang anda impikan

2. Misi

Menghasilkan sebuah hunian yang nyaman dan bermutu sesuai dengan impian permintaan anda mulai dari awal hingga akhir kami.

Gambar 4.1 Stuktur Perusahaan Direktur

Masudi

Administrasi dan Keuangan ( fadilah Rahmah,ST.

)

Divisi Kontruksi ( cahyanandra ) Divisi Properti

Retail (Moch. Mardika

U,S.ked. )

Divisi Desain ( Panca Utama. )

Divisi Suplier ( Hendro )

STIKOM


(59)

 Divisi Properti Retail

 Bertugas melayani pengadaan rumah secara retail baik perorangan maupun institusi

 Divisi Konstruksi

 Bertugas melayani pelaksanaan pembangunan unit property yang telah dipesan oleh klien

 Divisi Desain

 Bertugas melayani pelaksanaan tahapan desain/rancang bangun arsitektural maupun structural dari unit property yang telah dipesan klien.

 Divisi Suplier

Bertugas melayani pengadaan material untuk pembangunan unit property yang telah di pesan oleh klien.

4.1.2 Peta Lokasi Java Pertama Perkasa

Gambar 4.2 Peta lokasi

STIKOM


(60)

Gambar 4.2 peta lokasi melalui satelit. 4.1.3. Kontak Java Pertama Perkasa Surabaya

Java Pertama Perkasa Surabaya

Jam kantor : Senin - Sabtu, 08.00 AM - 04.00 PM Tenggilis Timur VII blok FF no 3 surabaya T : 031 - 34860678

F : 0858-5544-5541

E-Mail: kalderainternasional@gmail.com.

STIKOM


(61)

4.1.4 Skema Pelayanan

Gambar 4.3 skema pelayanan perusahaan

Pemasaran Calon Konsumen Pengajuan Aplikasi Kepada Bank

Syarat-sayarat :

 Foto copy KT P/KSK

 Foto copy Rekening Tabungan  Slip Gaji

 Surat keteranganPerusahaan  Surat Tanah (SHM/SHGB) Aplikasi Disetujui Bank KPR

Pembebasan lahan Pendesainan Rumah

Pengurusan perijinan (IMB, Dll) Pembangunan Rumah

Serah Terima Rumah Masa Garansi pekerjaan

STIKOM


(62)

4.1.5 Portofolio Java Pertama Perkasa

Gambar 4.6 Beberapa Portfolio FruityLOGIC Design

STIKOM


(63)

53

Pada bab ini penulis akan menjelaskan beberapa perancangan corporate identity dan aplikasinya, seperti yang telah terencana pada analisis data dan konsep desain yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini perancangan Corporate identity klien Java Pratama Perkasa.

desain yang akan diterapkan pada digital illustration untuk diperhalus dan diberikan warna. Hasil dari digital illustration yang telah dibuat Desain Terpilih Dari sejumlah alternatif desain digital illustration desain media, maka dipilih sebuah desain dari masing- masing desainer, yang kemudian akan diserahkan pada klien. Maka dari ini penulis akan memeberikan penjelasan bagaimana terjadinnya logo itu dan makna logo itu sendiri dan pengaplikasian logo itu sendiri dan menerangkan komposisi yang ada di logo itu sendiri.

STIKOM


(64)

5.1 proses pembuatan logo

Dalam proses pembuatan logo penulis menggunakan software adobe ilustrator yang dimana memberikan banyak alternatif dan tidak keluar dari konsep yakni berkonsep nyaman dan tidak berkesan medis seperti contoh

Gambar 5.1 proses pembuatan logo

5.2 Alternatif logo

Gambar 5.2 varian Alternatif logo

RS

Bedah

S u r a m a d u

RS

Bedah

S u r a m a d u

RS

Bedah

S u r a m a d u

STIKOM


(65)

5.3 Logo yang terpilih

Logo yang terpilih adalah melambangkan antara kenyamanan didalam rumah sakit dan menonjolkan garis lengkungan yang dinamis yang mengambarkan tentang keprofesionalan rumah sakit ini dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat atau calon pasien yang bisa di gambarkan dalam font yang berkesan tegas dan tidak kaku,dan kenapa warna hitam karena ingin melambangkan kemewahan didalam rumah sakit ini.

Gambar 5.3 Logo yang telah di pilih

5.4 Komposisi Logo

Komposisi warna yanga dan warna logo yakni hanya warna magenta pada logo dan warna hitam ke abu – abuan pada logo type.kenapa saya memilih warna magenta

RS

Bedah

S u r a m a d u

STIKOM


(66)

karena saya ingin memberikan rasa harmoni dalam kesan logo tersebut dan mewakili rasa kasih sayang untuk meawakili rumah sakit terhadap klien dan calon pasien,bukan hanya ke profesionalan pada pekerjaan akan tetapi juga mengutamakan rasa kasih sayangnnya

Komposisi Font pada logo tersebut mengunakan font yang bersifat tegas dan dinamis untuk meembahkan kesan profesional pada logo yang menggunakan font “Myriand pro” pada Rs Bedah dan pada suramadu mengunakan font “Prestinge Elite”

Hal- hal yang tidak boleh dan boleh di lakukan pada logo Hal yang boleh :

Greyscale

RGB colour

Hal yang tidak boleh :

STIKOM


(67)

memotong

menekan

menarik

RS

Bedah

S u r a m a d u

STIKOM


(68)

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat penulis ambil dari “merancang corporate identity di Java Pratama Perkasa Surabaya” ini adalah:

1. Untuk merancang desain corporate identity sebuah perusahaan, dibutuhkan sebuah riset dan analisis yang mendalam untuk menentukan konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan corporate identity perusahaan yang bersangkutan.

2. Untuk menentukan konsep desain perancangan corporate identity, desainer harus memperhitungkan faktor-faktor yang dapat digunakan sebagai identitas perusahaan. Faktor-faktor tersebut meliputi, informasi internal perusahaan,kompetitor, dan target market.

3. Agar dapat menghasilkan desain corporate identity yang tepat bagi perusahaan klien, maka dibutuhkan kerja tim yang disusun oleh art director dan beberapa desainer, untuk saling berbagi ide kreatif.

STIKOM


(69)

6.2 Saran

Adapun saran penulis setelah melakukan kerja praktik di Java Pratama Perkasa Surabaya:

1. Perlunya wawancara untuk mengenal lebih jauh perusahaan klien.

2. Kerjasama antara komponen agen desain agar dapat saling mengembangkan ide kreatif sehingga menghasilkan alternatif desain yang bervariasi.

3. Pentingnya interaksi antara sesama karyawan untuk memperkecil terjadinya miss komunikasi yang dapat berakibat fatal bagi kelancaran perancangan desain.

4. Untuk teman-teman yang sedang melaksanakan Kerja Praktik, lakukanlah sebaik-baiknya dan berikan hasil yang paling maksimal.

STIKOM


(70)

9

2.1 Sejarah Periklanan

Harus diakui, bahwa tokoh periklanan pertama di Indonesia adalah Jan Pieterzoon Coen, orang Belanda yang menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1619-1629. Toko ini bukan hanya bertindak sebagai pemrakarsa iklan pertama di Indonesia, tetapi juga sebagai pengiklan dan perusahaan periklanan. Bahkan dia pun menjadi penerbit dari Bataviasche Nouvelle, suratkabar pertama di Indonesia yang terbit tahun 1744, satu abad setelah J.P. Coen meninggal.

Iklan pertama yang diprakarsainya berupa pengumuman-pengumuman pemerintah Hindia Belanda berkaitan dengan perpindahan pejabat terasnya di beberapa wilayah. Namun dengan penerbitan suratkabar pertama yang memuat iklan itu, Jan Pieterzoon Coen membuktikan, bahwa pada hakekatnya untuk produk-produk baru, antara berita dan iklan tidak ada bedanya. Atau, bahwa berita pun dapat disampaikan dengan metode dan teknik periklanan. Kenyataan itu membuktikan pula, bahwa iklan dan penerbitan pers di Indonesia, sebenarnya lahir tepat bersamaan waktunya, dan keduanya saling membutuhkan atau memiliki saling ketergantungan.

STIKOM


(71)

Gambar 2.1 Poster Pertama

Lepas dari kenyataan itu, karena orang-orang Eropa yang pertama memiliki suratkabar di masa Hindia Belanda, maka dengan sendirinya bahasan mengenai tokoh-tokoh periklanan di Indonesia pun akan bertolak dari para warga negara asing ini. Lebih lagi, karena di masa Hindia Belanda, memang belum ada pemisahan yang jelas antara fungsi-fungsi penerbit, percetakan dan perusahaan periklanan. Antara tahun 1868-1912, di Batavia saja, orang-orang Eropa ini telah memiliki 14 penerbitan pers.

Karena di masa itu setiap percetakan hanya mencetak satu penerbitan pers, maka berarti terdapat jumlah yang sama percetakan pers yang dimiliki oleh orang-orang Eropa atau keturunan Eropa. Penerbitan-penerbitan ini bervariasi dari yang berkala harian, mingguan, dwimingguan maupun bulanan.

Di luar Batavia, tercata 6 suratkabar yang terbit di Surabaya dan satu di Jawa Tengah. Ini pun semuanya dimiliki dan dikelola oleh orang-orang Eropa. Pada perusahaan-perusahaan periklanan milik orang-orang Eropa itu, memang banyak juga dipekerjakan orang-orang Cina atau pribumi.

STIKOM


(72)

Tetapi dua kelompok terakhir ini hanya sebagai copywriter (penulis naskah) untuk perusahaan periklanannya, atau tenaga keredaksian di penerbitan pers mereka. Setelah orang-orang Eropa, orang-orang Cina atau keturunan Cina menjadi kelompok yang paling dominan menguasai periklanan. Sedangkan kelompok pribumi umumnya tidak memiliki sendiri percetakan atau penerbitan pers, ataupun hanya mengelola perusahaan-perusahaan periklanan yang relatif kecil.

Praktisi periklanan sebagai tenaga spesialis yang khusus didatangkan dari Belanda yang terkenal di zamannya adalah “tiga-serangkai”; F. Van Bemmel, Is. Van Mens dan Cor van Deutekom. Mereka ini didatangkan atas biaya BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) dan General Motors yang perlu mempromosikan produk-produk mereka. Ketiga orang ini bergabung dalam Aneta, perusahaan periklanan terbesar saat itu. Pada tahun 1901 salah satu dari anggota tiga-serangkai ini, Bemmel, diminta oleh redaktur suratkabar De Locomotief untuk mengelola perusahaan periklanan milik suratkabar tersebut, yang juga bernama De Locomotief. Suratkabar De Locomotief sendiri terbit sejak tahin 1870 di Semarang. Tahun 1902, hanya satu tahun sejak kedatangannya ke Batavia, Bemmel hengkang untuk mendirikan perusahaan periklanan sendiri. Perusahaan periklanan ini diberinya nama NV Overzeesche Handelsvereeniging. Perusahaan periklanan ini utamanya menangani produk-produk impor, seperti mobil dan sepeda.

STIKOM


(73)

Pada tahun 1910 Bemmel kembali ke negeri Belanda. Tidak diketahui alasan kepindahannya itu, namun di negeri Belanda ia kemudian berganti profesi. Uang yang dihimpunnya selama memiliki perusahaan periklanan di Hindia Belanda rupanya cukup untuk mendirikan sebuah bank.

2.2 Promosi

Perusahaan sering melakukan promosi yakni memeliki beberpa tujuan yakni sebagai pengenalan perusahan selain itu perusahaan-perusahaan melakukan promosi juga memiliki tujuan mengangkat daya jual yang di tawarkan oleh perusahaan untuk menjadikan suatu produk perusahaan tersebut yang di kenal di masyarakat selain itu perusahaan juga mendorong pembelian ulang yang telah di jual di karena produk tersebut dulunnya menjadi sebuat produk yang cukup di nikmati di masyarakat dan sebagai pengkuatan citra perusahaan terhadap masyarakat maupun competitor yang berjalan di bidang yang sama.

Gambar 2.2 Contoh Promosi

STIKOM


(74)

Dan promosi mempunyai beberapa metode seperti promosi melalu mulut kemulut ,melakukan event ,melakukan perkenalan produk melalui launching produk dan melakukan sebuah promosi secara besar –besaran untuk menegenalkan produk ke calon pembeli .selain itu juga bisa menggambil hati hati costumer untuk datang ke acara yang di sediakan lalu membeli produk perusahaan yang mengadakan ivent.

Selain cara di atas juga bisa dilakukan dengan cara penjualan perorangan yang dimana komunikasi perorangan ke orang lain yang sangat membawa pengaruh atau dampak besar yang memberikan rasa ingin tau bahkan rasa ingin memilikin jauh cenderung lebih besar.

2.3Iklan Media Cetak

Istilah iklan (bahasa Melayu) berasal dari kata I‟lan (bahasa Arab)dan artinya

yakni meneriakan secara berulang-ulang istilah lain dari kata iklan yakni Reklame pengaruh bahasa perancis reclame yang artinnya di bahasa latin reclamare yang artinnya menyerukan yang di masa lalu banyak orang Indonesia meneyebutnya advertensi dan berpengaruh ke bahasa belanda advertentie saat ini orang lebih akrab dari istilah advertising jadi secara sederhana iklan dapat di artikan meyerukan informasi atau membuat audiance berpaling memperhatikan pesan Desain grafis berkembang sejalan dengan kemajuan seni dan teknologi grafika di Indonesia system percetakaan mulai di kenal sekitar tahun 1596,di duga bersamaan dengan mendaratnnya perdangan-perdagangan belanda di jawa barat iklan menggunakan media cetak pada masa hindia – belanda mulai marak setelah Negara colonial

STIKOM


(75)

menetapkan undang-undang agrarian pada tahun 1870 cara-cara promosi yang di anggap efektif untuk memenangkan persaingan dan menjaring investor saat itu adalah dengan memasang iklan di surat kabar menepel poster di tempat-tempat strategis dan menyebarkan leafletdi tempat-tempat keramaian (Teori dan aplikasi,rahmat suyono).

Gambar 2.3 Contoh iklan Promosi Produk

Bidang percetakan juga terus berkembang seiring dengan teknologi computer dan digital banyak hal yang telah berkembang pada teknologi grafika mulai dari bahan proses cetak hingga finishing kini banyak pilihan jenis kertas untuk mendukung citra desain tanpa menngikuti perkembangan teknologi desainer lambat laun dapat tersingkir ide dan kreatifitas memang di utamakan namun tanpa didukung kemampuan mengoperasikan computer dan pengetahuan grafika.

2.4 Brand

Brand atau dalam bahasa Indonesia adalah merek, berasal dari kata brandr yang

memiliki arti “to burn”. Bangsa Viking memakai kata ini sebagai tanda bakar pada hewan peliharaan untuk menandakan pemilik hewan peliharaan tersebut. Menurut Keller (2008:5), brand tidak hanya sekedar produk, karena brand memiliki dimensi

STIKOM


(76)

khusus yang menjadi pembeda dengan produk lain yang sejenis. Pembeda tersebut haruslah rasional dan terlihat secara nyata dengan performa suatu produk dari sebuah merek atau dapat dikatakan lebih simbolis, emosional dan tidak kasat mata dalammewakili sebuah merek.

Gambar 2.4 Brand

Dalam bukunya yang berjudul Mendesain Logo(Surianto Rustan,2009;-6) menyebutkan bahwa brand pada dasarnya adalah perpaduan antara seni dan sains untuk menyampaikan sebuah janji, yang dibuat oleh perusahaan kepada audiencenya, sebagai perwujudan nilai dan emosi dari perusahaan tersebut. Melalui janji ini, perusahaan berusaha menjalin ikatan menjalin ikatan dengan pelanggannya secara emosional, baik dari segi pemenuhan kebutuhan, loyalitas dan dukungan yang terus menerus. Dengan kata lain, perusahaan berusaha untuk memenuhi keinginan dan mengadopsi sifat-sifat pelanggannya.

Dalam berbagai bidang memandang brand dari sudut pandangnnya masing – masing antara lain :bisnis dan keuangan, marketing, advertising, sales promotion, public relation komunikasi desain grafis, semiotic, psikologi, statistic, antropologi, sosiologi dan lain-lain.

STIKOM


(1)

Tenggang waktu pemanfaatan media lini bawah sangat fleksibel, terdiri dari media seperti direct mail, exhibition (pameran), kalender, agenda, gift atau tanda mata (gantungan kunci dan lain- lain), serta point of sale display. (Riyanto, 1997: 131).

2.10 Perencanaan Periklanan

Perencanaan periklanan adalah sebuah proses tersendiri di dalam fungsi pemasaran. Terdiri dari 6 langkah utama, yaitu mengulas rencana pemasaran, analisis situasi internal dan eksternal perusahaan, menentukan tujuan periklanan, mengembangkan dan melaksanakan strategi periklanan atau kreatif, mengembangkan dan melaksanakan strategi media, mengevaluasi efektivitas periklanan.

Strategi media yang akan digunakan meliputi : 1.Billboard.

Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar yang diletakkan tinggi di tempat tertentu yang ramau di lalui orang.

2.Brosur.

Brosur adalah terbitan tidak berkala yang terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu, biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras.

STIKOM


(2)

Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid lengkap (dalam satu terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, diluar perhitungan sampul.

2.11Warna

Warna merupakan unsur yang sangat penting dalam Desain Grafis. Warna memegang peranan penting dalam Desain Grafis. Warna merupakan bagian terpenting dalam sebuah desain. Penggunaan dan pemilihan warna yang tepat dapat memberikan kesan yang baik, bahkan bisa menjadi desain yang kita buat berubah sebagai karya yang luar biasa, oleh karena itu kita harus mengerti arti warna.

Warna-warni tercipta karena adanya cahaya. Tanpa adanya cahaya, manusia tidak akan dapat membedakan warna. Seperti halnya jika kita memasuki sebuah ruangan yang gelap dan tertutup tanpa adanya cahaya, maka mata kita tidak akan dapat membedakan warna-warni yang ada di dinding tersebut. Pada tahun 1666 pengetahuan tentang warna didefinisikan oleh Sir Isaac Newton. Dimana ketika itu Newton secara tidak sengaja melihat spectrum warna yang dihasilkan oleh cahaya yang terpancar melalui sebuah gelas prisma. Hal tersebut ditulis oleh Prisma Haris Nuryawan dalam bukunya. (Kombinasi Warna Komplementer.2009:101)

Warna dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok warna yaitu :

1.Warna Primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Warna merah, biru, kuning adalah warna primer yang dikenal dan dipakai dalam dunia seni rupa.

STIKOM


(3)

2.Warna Sekunder adalah warna yang dihasilkan dari campuran dua warna primer dalam sebuah ruang warna. Contohnya seperti, Merah + Hijau = Kuning, Merah + Biru = Magenta dan Hijau + Biru = Cyan.

3.Warna Netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna sekunder maupun primer.

4.Warna kontras atau komplementer adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan yang lainnya. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.

5.Warna Panas adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol riang, semangat, marah, dll.

6.Warna dingin adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman, dll.

Mengingat pentingnya warna maka mari kita mengetahui arti-arti warna dalam desain grafis / desain logo :

- Kuning : matahari, cahaya, kejayaan dan keluhuran budi

- Merah : api, semangat dan keberanianm bahaya, keamanan, waspada - Biru : kejujuran, ketekunan, kedamaian, ketenangan, kepercayaan,

keseimbangan

- Hijau : uang, keberuntungan, keindahan, menyejukkan - Putih : lambang kesucian dan kejujuran, kesopanan

STIKOM


(4)

- Oranye : optimisme dan dinamika - Hitam : berwibawa, elegan 2.12 Typografi

Typografi sama halnya dengan warna. Typography merupakan salah satu elemen yang penting dalam desain. Typography berfungsi sebagai elemen pelengkap dalam desain, bisa dikatakan typography merupakan visual language atau bahasa yang dapat dilihat. Tipografi dibagi menjadi 2 macam, yaitu tipografi dalam logo (latter marks), dan tipografi yang digunakan dalam media media aplikasi logo (corporate typeface/corporate typograph).

Menurut Wikipedia, Tipografi atau tata huruf merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

Serif, Jenis huruf Serif adalah huruf yang memiliki garis-garis kecil yang berdiri horizontal pada badan huruf. Garis-garis kecil ini biasa disebut juga counterstroke. Counterstroke inilah yang membuat jenis huruf serif lebih mudah dibaca karena garis tersebut membantu menuntun mata pembaca melalui suatu garis teks meskipun dalam komposisi teks yang panjang. Sangat cocok digunakan untuk teks content atau isi. Font Serif cenderung digunakan untuk hal-hal yang bersifat formal. Font Serif sering sekali digunakan sebagai body text dan headline. Hal ini yang menyebabkan koran-koran memakai Font Serif untuk setiap artikelnya. Contoh font yang dapat dikelompokkan pada jenis huruf serif adalah : Times New Roman, Garamond, Book

STIKOM


(5)

Antiqua, Palatino Linotype, Bookman Old Style, Calisto MT, Dutch, Euro Roman, Georgia, Pan Roman, Romantic, Souvenir, dan lain-lain. (www.desainstudio.com:2010)

Sans Serif, Jenis huruf sans serif adalah jenis huruf yang tidak memiliki garis-garis kecil dan bersifat solid. Jenis huruf seperti ini lebih tegas, bersifat fungsional dan lebih modern. Contoh font yang digolongkan kepada sans serif adalah : Arial, Futura, Avant Garde, Bitstream Vera Sans, Century Gothic dan lain sebagainya. Dalam dunia desain, typography terdiri dari berbagai macam jenis huruf. Tampilan fisik dari jenis-jenis huruf yang berbeda dan memiliki karakter masing-masing memiliki potensi dalam merefleksikan sebuah kesan. Jenis-jenis huruf tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan dan karakter dari sebuah desain. Adapula huruf-huruf yang khusus diciptakan untuk keperluan sebuah rancangan grafis, huruf-huruf ini di sebut dengan custom typefaces. (Tipografi dalam Desain Grafis. 2001:53-71).

STIKOM


(6)

105

Davis GB. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Cetakan Kesepuluh. Terjemahan. Penerbit : PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta

Kendall, dan Kendall, 2003, Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta.

Marlinda, Linda, S.Kom, 2004, Sistem Basis Data, Andi Offset, Yogyakarta. McLeod Raymond & Schell George,2008, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit

: Salemba empat, Jakarta

Hartono, Jogianto. 1990. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.

Neuschel, Richard F. 1976. Management Systems for Profit and Growth. New York: McGraw-Hill.

Moenir HAS, 1995. Manajemen pelayaan umum di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara

Karuniawaty, 2005. Analisa Kepuasan Konsumen dengan Menggunakan Implementasi Quality Function Deployment (QFD), Studi Kasus pada Pelayanan Pasien Rawat Inap di RS. Aisyah Surabaya, Tesis, ITS, 2005 Ernawati, 1994. Jurnal Administrasi dan Kesehatan : Strategi Pelayanan Rumah

Sakit Melalui Strategi Re-Organisasi.

Insap Santoso, 2009, Interaksi Manusia dan Komputer, Andi Offset, Yogyakarta. Yuswanto, dan Subari, 2005, Mengolah Database dengan SQL Server 2000,

Prestasi Pustaka, Jakarta.

STIKOM