Pencemaran Udara, Air, dan Tanah

14.3.7. Pencemaran Udara, Air, dan Tanah

Dampak perubahan lingkungan akibat pembangunan yang kurang terencana pada umumnya terjadi di daerah perkotaan. Persebaran penduduk yang tidak merata dan memadati daerah- daerah perkotaan karena urbanisasi menambah masalah kependudukan dan dampaknya pada pemukiman dan kesehatan kurang baik. Tanpa disadari banyak kegiatan dan perbuatan manusia yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan pencemaran sebagai contoh: sampah plastik. Limbah setiap kegiatan manusia dapat menjadi pencemar manakala limbah tersebut sudah berakibat pada menurunnya kualitas lingkungan hidup. Sampah kota mencemari udara, perairan, bau busuk, dan tanah.

Faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan

Udara di kota-kota yang penduduknya berjejal-jejal dan banyak pabrik-pabrik banyak bercampur dengan bermacam-macam gas dan debu. Sebenarnya debu-debu itu selalu ada dalam udara, walaupun dalam jumlah yang amat sedikit.

▲ Gambar 14.4. Jumlah sepeda motor yang semakin banyak memberikan dampak asap yang dapat menimbulkan

pencemaran udara

Jalan pernafasan diperlengkapi dengan alat-alat untuk menyaring debu-debu. Pada umumnya hal ini amat memuaskan, tetapi penghisapan debu-debu yang tertentu misalnya silikat dan asbes (banyak terdapat dalam pertambangan-pertambangan), dapat menimbulkan gangguan saluran pernafasan dan lebih

Bab 14: Kesehatan Lingkungan Bab 14: Kesehatan Lingkungan

1. Pencemaran udara karena banyak mengandung CO 2 (karbondioksida) yang banyak dihasilkan dari pembakaran BBM seperti: minyak tanah, solar, bensin dari kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri. Karbondioksida yang terlarut dalam air hujan kemudian membentuk asam karbonat

(H 2 CO 3 ). Selain itu, pembakaran juga menghasilkan belerang dioksida (SO 2 ) dan nitrogen oksida (NO 2 ) ke udara.

2. Pencemaran timbal (plumbom) dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kecerdasan anak terutama balita (bawah lima tahun). Pencemaran timbal dapat terjadi melalui udara kemudian terhirup lewat saluran pernafasan, misalnya asap kendaraan bermotor dan pabrik.

3. Pengunaan air raksa (Hg) termasuk dalam kategori logam berat bersifat karsinogen (menyebabkan kanker) seperti kasus; Minamata (Jepang), Busang (sulawesi utara).

4. Gas karbon monooksida (CO) karena pembakaran yang tidak sempurna bersifat racun bagi pernafasan.

5. Pencemaran tanah oleh sampah plastik.

6. Pestisida yang berlebihan dan tidak terkontrol mematikan organisme, tanah terakumulasi pada tanaman dan dimakan manusia. Buah-buahan, Antibiotika pada makanan ternak, daging, dan telur.

Gas-gas Lain yang Dapat Merusak Kesehatan

Di kota-kota besar yang banyak digunakan orang suatu bahan bakar untuk penerangan, memasak dan lain-lain keperluan. Bahan bakar ini ialah suatu campuran gas-gas yang disebut gas penerangan (lichtgas).

Bahan bakar ini terdiri dari CO(5-8%), CO 2 (3%), H 2 (50%) dan CH 4 (35%). CO yang terdapat dalam campuran ini tidak berwarna, tidak berbau dan berbahaya bagi manusia. Bila gas itu terisap oleh manusia dalam jumlah yang banyak, maka orang ini akan menderita keracunan CO. Gjala-gejala keracunan CO:

Bab 14: Kesehatan Lingkungan

Kepala pusing, rasa berat di kepala, lemah. Tak lama antaranya pingsan, kemudian terjadi kejang-kejang, pernafasan menjadi buruk, suhu tubuh merendah. Akhirnya orang tersebut akan mati. Hal ini akan terjadi bila CO yang diisap dalam jumlah yang banyak. Dalam praktek hal ini jarang sekali terjadi. Sekalipun demikian, kita perlu berhati-hati. Penjagaan terhadap gas CO: Jangan lupa menutup kembali kran gas setelah selesai menggunakannya. Kalau berbau gas penerangan, segera carilah darimana asalnya gas itu atau selekas mungkin laporkan hal ini kepada kantor yang bersangkutan. Gas karbonmonooksida (CO) dihasilkan kegiatan-kegiatan berikut: ƒ Asap hasil pembakaran kendaraan yang tidak sempurna,

karena mesin kendaraan telah tua atau kurang terawat. ƒ Asap kereta api dalam terowongan ƒ Gas-gas dalam mobil garasi ƒ Asap rokok yang lembab ƒ Gas-gas racun yang dipakai dalam peperangan dan lain-lain Sebenarnyalah gas penerangan dapat pula tanpa gas CO, tetapi harganya menjadi lebih mahal. Gas penerangan selalu dapat dikenal karena baunya. Gejala-gejala akibat keracunan gas CO yang ringan ialah: • pusing-pusing kepala • nafsu makan berkurang • tubuh terasa lemah • lekas marah. Hal ini antara lain terdapat pada supir-supir yang mengendarai mobil-mobil yang karburatornya tidak baik kerjanya. Gejala- gejala ini dapat hilang sendiri bila banyak berada di udara yang luas dan segar.