TATAKERJA MENDAPATKAN PELAYANAN JALUR PRIORITAS

I. TATAKERJA MENDAPATKAN PELAYANAN JALUR PRIORITAS

1. Importir :

a. Mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal melalui Kepala Kantor Wilayah DJBC dengan melampirkan :

1) photo copy Surat Pemberitahuan Registrasi (SPR); dan

2) hasil Audit dari Kantor Akuntan Publik; dan

3) hasil Audit dari Bea dan Cukai;

4) keterangan mengenai frekuensi dan nilai impor dalam satu tahun terakhir serta Kantor-kantor Pabean tempat pemasukan;

5) keterangan mengenai pelabuhan-pelabuhan tempat pemasukan;

b. Menerima tanda bukti penerimaan surat permohonan;

c. Menerima surat permintaan data tambahan dari Kepala Kantor Wilayah;

d. Menerima surat pemberitahuan yang berisi penolakan dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal bukti penerimaan surat permohonan; atau

e. Menerima surat pemberitahuan yang berisi bahwa berkas permohonan telah diteruskan ke Kantor Pusat;

f. Menerima Keputusan Direktur Jenderal tentang penolakan atau pemberian status sebagai importir yang mendapatkan fasilitas pelayanan Jalur Prioritas.

2. Kepala Kantor Wilayah :

a. Meneliti kelengkapan surat permohonan;

b. Mengembalikan berkas permohonan dalam hal lampiran tidak lengkap;

c. Menerima dan membukukan serta memberikan tanda bukti penerimaan surat permohonan;

d. Meminta data importasi importir yang bersangkutan selama satu tahun terakhir kepada Kantor-kantor Pelayanan di wilayahnya;

e. Meneliti data importasi importir yang bersangkutan beserta rekomendasi dari Kepala Kantor Pelayanan;

f. Mengirimkan surat permintaan data tambahan dari importir;

g. Memberitahukan dan mengembalikan berkas permohonan kepada importir yang bersangkutan paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal bukti penerimaan surat permohonan, dalam hal:

1) hasil audit dari Kantor Akuntan Publik yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut mendapatkan opini disclaimer atau adverse; atau

2) importir mempunyai tunggakan utang kepada Direktorat Jenderal;

3) rekomendasi dari Kantor Pabean dan atau hasil penelitian Kantor Wilayah yang menunjukkan bahwa importir tersebut mempunyai reputasi tidak baik;

h. Meneruskan berkas permohonan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Teknis Kepabeanan dilampiri dengan surat rekomendasi dari para Kepala Kantor Pabean beserta pendapat Kepala Kantor Wilayah paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal bukti penerimaan surat permohonan;

i. Menerima pemberitahuan penolakan pemberian pelayanan Jalur Prioritas dari Kantor Pusat; j. Menerima tembusan Surat Keputusan Direktur Jenderal tentang pemberian pelayanan Jalur Prioritas kepada importir dari Kantor Pusat.

3. Kepala Kantor Pabean:

a. Melakukan penelitian terhadap data importir tentang reputasi dan frekuensi importasi yang diminta oleh Kepala Kantor Wilayah;

b. Memberikan jawaban beserta data dan rekomendasi kepada Kepala Kantor Wilayah tentang reputasi importir dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permintaan tentang hal itu;

c. Rekomendasi yang diberikan harus mencerminkan kondisi importir, domisili dan data importir secara benar.

4. Kantor Pusat DJBC Direktorat Teknis Kepabeanan :

a. Menerima berkas permohonan beserta surat rekomendasi dari Kepala Kantor Wilayah dan para Kepala Kantor Pabean;

b. Meminta data importasi selama satu tahun terakhir di Kantor-kantor Pabean pelabuhan pemasukan selain dari Kantor Wilayah tempat pengajuan permohonan dari Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai;

c. Meneliti hasil audit dari akuntan publik dan hasil audit dari Bea Cukai serta data lainnya;

d. Meneliti profil importir bersangkutan;

e. Mengirimkan pemberitahuan penolakan pemberian pelayanan Jalur Prioritas disertai dengan alasannya kepada importir, dengan tembusan kepada Direktur Verifikasi dan Audit, Direktur Pencegahan dan Penyidikan dan Kantor Wilayah paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya berkas permohonan dari Kantor Wilayah secara lengkap;

f. Mengirimkan Surat Keputusan Direktur Jenderal tentang pemberian pelayanan Jalur Prioritas kepada importir paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya berkas permohonan dari Kantor Wilayah tempat permohonan diajukan dengan tembusan kepada seluruh Kantor Wilayah.