2.2.4. Laporan Audit Independen
Pada peraturan Bapepam Nomor X.K.2, dijelaskan bahwa setiap perusahaan Publik yang menyampaikan laporan keuangan tahunannya wajib
disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim. Untuk menghasilkan laporan akuntan tersebut perusahaan perlu menggunakan jasa audit
untuk mengaudit laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan. Auditting adalah proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pertanyaan-pertanyaan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Mulyadi,2002:9.
2.2.5. Ketepatanwaktuan Timeliness
Tujuan dari laporan keuangan secara umum adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban
stewardship manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan pada mereke. IAI, 2009 dalam Wijaya. Dari Tujuan umum
tersebut dapat dijelaskan kembali bahwa laporan keuangan juga bertujuan untuk mengurangi adanya asimetri informasi yaitu kondisi dimana informasi yang
dimiliki satu pihak lebih banyak dari pihak lain. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada
Bapepam tergantung dari lamanya auditor dalam menyelesaikan pekerjaan
auditnya. Semakin cepat pekerjaan Audit selesai maka semakin cepat pula informasi di publikasikan Wijaya, 2012.
2.2.6. Standar Audiiting
Dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya, seorang auditor memiliki pedoman yang dinamakan standar auditing. Standar Auditing yang telah
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut: a. Standar Umum, yaitu:
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor 2.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya yang cermat. b. Standar Pekerjaan Lapangan, yaitu:
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan
asisten dalam pelaksanaan audit harus di supervisi dengan semestinya. 2.
Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian saat dilakukan. 3.
Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapatan atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan, yaitu: 1.
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. 2.
Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan. Dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenailaporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi.
2.3. Laporan Keuangan