Peranan Pemimpin Informal dalam Keberlanjutan Kelompok (Kasus : Gapoktan Ternak Domba Mekar Jaya, Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat)

PERANAN PEMIMPIN INFORMAL DALAM KEBERLANJUTAN
KELOMPOK
( Kasus :Gapoktan Ternak Domba Mekar Jaya, Desa Kadipaten,
Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka )

JAKA SULAKSANA

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRACT

JAKA SULAKSANA. The Role of Informal Leader in Sustainability of Group (case :
Mekar Jaya Farmers Group United, Kadipaten Village, Kadipaten Subdistrict,
Majalengka District.
This research take the theme about the role of Informal Leaders in
Sustainability process of farmers group. The group here is Farmers sheep groups
united that called Mekar Jaya. The frame of this research think that the sustainabilty
of Farmers group is influenced by several factors. Those are internal factors of
group, The role of informal leaders, afld external factors of group. This research also

want to see about The rank or stage of sustainability of group itself.
The sample of research is about 79 peoples who is the members of group.
The data was wllected by using quitiinary and depth interview. The survei has
conducted since March until April 2002. Finnaly, the data was analyzed by using
Tau-kendall technique to explain correlation among sustair~abilityof group with the
factors that can influence it. Sosiometry technique is also using to find the cliques
and the leaders in group. The analysis is completed by explaining the developmen!
stage of group with planned change method.
The result shows that the most significant factors that involved in
sustainability process of group IS agent of change which has done by motivation to
be a member that included in internal factors. The most significant role of infomlai
leaders which has done in sustainability process is to help group to rezch their elfrt
and the representative of members opinion. The interested result is about iht?
cooperation between farmers group and government that shows negative 11:
correlation value. It different with helping from university representatitfe that bas
positive correlation with sustainability of group.
Specially, The explanatiir~of the role of informal leader shows that z!;eie t ;e
four roles which has strong correlation with sustainability of group. They an?!2 !?el,
the group to reach tha aim, to create the group value, to represent the op!n:c?n
group, and facilitator to solve the conflict.

Final explanation is talking about the sustainable stage of group that sl;cll!.
the medium stage. This result is supported by stair method and planned change
method. The representative of university has a fundon as change agent for Mekar
Jaya group for six years. His activity was conduct4 sutxesfirl!y and give !he strong
value d group to sustair: the activity of group which showed by the active members
until now.

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang bejudul :

PERANAN PEMlMPlN INFORMAL DALAM KEBERLANJUTAN KELOMPOK
( Kasus : Gapoktan Temak Dornba Mekar Jaya, Desa Kadipaten, Kecarnatan
Kadipaten, Kabupaten Majalengka )
~dlalahbenar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pemah dipublikasikan.
Semua sumber data dan inforrnasi yang digunakan felah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.
t

Bogor, 17 September 2002


-

Jaka Sulaksana
PO5500013

PERANAN PEMlNlPlN INFORMAL DALAM KEBERLANJUTAN
KELOMPOK
( Kasus :Gapoktan Temak Oomba Mekar Jaya, Desa Kadipaten,
Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka )

JAKA SULAKSANA

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi llmu Penyuluhan Pembangunan

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002


Judul Tesis

N m a Mahasiswa
N~P
Program Studi

: Peranan Pemimpin Informal dalam Keberlanjutan Kelompok
(Kasus : Gapoktan Ternak Domba Mekar Jaya, Desa Kadipaten,
Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa
Barat)
: Jaka Sulaksana
: PO5500013
: llmu Penyuluhan Pembangunan

Menyetujui,
1. K o ~Pembim
i
ing


94

Ir.tsmail Pulunnan. MSc
Ketua

4

Dr. Ir. B

'

a intin S, MA

w

Dr. Ir. Sumardio. MS

Mengetahui

2. Ketua Program Studi

llmu Penyuluhan Pembangunan

Tanggal Lulus : 27 Juni 2002

ram Pascasajana

Penulis dilahirkan di Majalengka, pada tanggal 1 April 1977. Penulis merupakan
anak ketiga dari pasangan Bapak Asep Usman Yahya dan Ibu Kurniasih. Selanjutnya
pada tahun 1982, penulis menjadi siswa SDN 2 Sukaraja, Jatiwangi sampai 1988,
kemudia melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama di SMPN 2 Jatiwangi
sejak 1989 sampai 1991. Pada tahun 1992, penulis melanjutkan studi di SMAN 1
Majalengka sampai dengan tahun 1994. Semasa studi, penulis selalu menjadi juara
umum di sekolahnya.
Pada tahun 1994, penulis masuk menjadi mahasiswa IPB melalui jalur USMI,
dengan mengambil Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Lulus sarjana pada tahun 1998. Semasa
kuliah S-1, penulis aktif dalam kegiatan organisasi, dan pernah menjadi ketua MISETA
periode 199711998. Selain aktif dalam kegiatan organisasi, penulis juga pemah menjbdi
asisten luar biasa untuk mata kuliah Dasar-dasar Manajemen. Prestasi lain yang
pernah dicapai adalah menjadi peserta Program Persahabatan Abad 21 IndonesiaJepang di Osaka.

Setelah lulus sarjana, penulis a k t i pada berbagai kegiatan LSM dan kegiatan
penelitian. Selama 1998 sampai 2000, penulis juga aktii bewirausahatani di
Majalengka dan menjadi anggota FORSlLlMA ( Forum Silaturrahmi Lintas Pe!aku ).
Pada tahun 2000, penulis melanjutkan studi ke jenjang Pascasarjana pada Program
Studi llmu Penyuluhan Pembangwnan. Selesai studi pada tahun 2002 dengan masa
studi sekiiar 21 bulan dan tiga kali meraih penghargaan prestasi akademik tertinggi.

Dalam pengembangan sistem otonomi daerah, pengembangan pmgramprogram pemberdayaan masyarakat sangat dibutuhkan. Program pemberdayaan pada
sektor pertanian tentunya membutuhkan keberadaan intiiusi-institusi masyarakat
untuk mendukung implementasi program tersebut. Keberadaan kelompok-kelompok
tani memiliki posisi penting dalam pengembangan otonomi daerah.
Tesis ini melihat aspek keberlanjutan dari kelompok tani, dalam ha1ini kelompok
temak domba Mekar Jaya, Kadipaten, Majalengka. Tesis ini sebagai syarat untuk
mempemleh gelar Magister Sains

pada Program Studi llmu Penyuluhan

Pembangunan. Alhamdulillah, tesis ini bisa terselesaikan dengan bantuan berbagai
pihak. Dalam hai ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terirna kasih secara khusus
kepada :


-

Bapak Ir.lsmai1 Pulungan, MSc ( ketua komisi pembimbing ), Dr.lr.Basita Gintjg
S, MA ( Anggota ), dan Dr.lr. Sumardjo, MS ( Anggota ) yang telah membimbing
penulis dengan penuh kesabaran dan p e n g e t i i

mulai dari pembuatan

proposal sampai terselesainya tesis ini.

-

Rasa tetima kasih, cinta, dan kasih sayang yang sedalam-dalamnys penulis
sampaikan kepada ayahanda ( Bapak Usman Yahya ) dan lbunda ( Ibu
Kttmiasih ) yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan studi.

-

Tak lupa kakak-kakak senasib sepejuangan, mudah-mudahan kita bisa terus

bersama

-

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan karib sekaligus guru
saya, Yayat Hendrayana, juga Pak Rika Jatnika ( Kacadin Kadipaten ), Pak

Joni, Pak Dasta, Pak Eye dan seluwh anggota Gapoktan Temak Domba Mekar
Jaya.

-

Terima kasih kepada Pak Yana, Bu Sri, Mbak Dewi, Mbak Rosa, Mbak Nelva,
Teh Ati, Mbak Astri, Pak Joy, Mas Slamet, Mbak Yuli, Pak Padi, Pak Dadang,
Mas Taufik, Kang Memed, Teh Ela, Mbak Elia, Bu Haryati, dan seluruh rekan
PPN atas kebersamaannya, kekompakannya dalam studi di IPB ini.

-

Buat rekan-rekan PSB dan Abdul, makasih atas persahabatan, begadang, dan

diskusi yang telah kita lakukan. I hope someday w e will meet again.

DAFTAR IS1

DAFTAR TABEL .......................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................
Latar belakang .....................................................................
Permadahan.....................................................................
Tujuan Peneliian...................................................................
.
Kegunaan penehttan.....:........................................................
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
Peranan .............................................................................
Pemimpin informal .................................................................
Pola kepemimpinan Kelompok Tani ..........................................
Keberianjutan kdompok ..........................................................
Dinamika Kdompok ..............................................................
Stmktur Kelompok ............................................................. ::..
Pemdiharaandan Pembinaan kelompok ...................................

Suasana Kelompok ......:........................................................
Efektivitas Kelompok .............................................................
Sikap ..................................................................................
Motivasi ..............................................................................
PerkembanganKdompok ......................................................
Proses Adopsi dalam kelompok ...............................................
Proses Disi dalam Kelompok ................................................
Kelompok sebagai Wahana Pengembangan Ekonomi Pedesaan
KERANGKA BERFlKlR .................................................................
Hipotesis Penetiiian ..............................................................
METODOLOG1PENELITIAN..........................................................
Ranc8ngan Penelin ............................................................
Lokasi Penelitin ..................................................................
Popuiasi. sampel. unit analisis .................................................
Pengumpulan data ............................. ..............................
Uji Validiters .........................................................................
Uji Reliibiliis .....................................................................
Analisis data .....................................................................
Definisi operasional serta pengukurannya ...............................

.
.

HASlL DAN PEMBAHASAN ........................................................
Gambaran Umum Kelompok Ternak Dornba Mekar Jaya ...............
Sejarah Perkernbangan Kelompok ...........................................
Faktor internal Kebmpok .......................................................
Faktor Eksternal Kelornpok....................................................

ii
iii
1
1
2
3
3

Peranan Pemimpin Informal dalam Keberlanjutan Kelompok............
Keberlanjutan Kelompok ..........................................................
Hubungan antara Faktor Internal dan Keberianjutan Kelompok
Hubungan antara Faktor Ekstemal dan Kebedanjutan Kelompok.....
Peranan Pemimpin Informal dan Keberlanjutan Kelompok..............
Tingkat Keberianjutan Kelompok ...............................................
Perkembangan Kelompok sebagai Perubahan Terencana ...............
PEMBAHASAN........
.....
.......................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................

DAFTAR TABEL

Hasill uji korelasi antar pertanyaan dalam satu variabel...................
Sebaran Persentase Umur dan Pendidikan ..................................
Sebaran Persentase Umur dan Pendapatan .................................
Sebaran Persentase Umur dan Pendiiikan Non Formal..................
Sebaran Persentase Umur dan Masa Keanggotaan ......................
Sebaran Persentase Pendidikan dan Pengalaman Beternak Domba
Sebaran Persentase MK dan Pengalaman Beternak Domba...........
Sebaran Persentase Pendapatan dan Pengataman betemak Domba
Sebaran Persentase Pendidikan dan Penclapatan Anggota .............
Sebaran Persentase Masa Keanggataan dan Pendapatan Anggota...
Sebaran Persentase Faktor Internal Klp dan umur .......................
Sebaran Persentase Faktor lnternal Klp dan pendidikan ................
Sebaran Persentase Faktor Internal Klp dan PNF..........................
Sebaran Persentase Faktor lnternal Klp dan pendapatan anggota..
Sebaran Persentase Faktor Internal Klp dan pengalaman beternak...
Sebaran Persentase Faktor lnternal Kip dan masa keanggotaan......
Sebaran Persentase Faktor Eksternal Klp dan keberlanjutan klp........
Sebaran Persentase Peranan Pemimpin Informal dan keberlanjutan ..
Sebaran Persentase Kebedanjutan Kelompok dan f.lnternakl klp........
Nilai KorelasiAntara Faktor Internal dengan keberlanjutan klp...........
Nilai Korelasi Antara Faktor Eksternal dengan Keberlanjutan klp........
Nilai korelasi Faktor Eksternaldengan faktor internal......................
Nilai Korelasi Antara Peranan PI dengan Keberlanjutan klp...............
Nilai Korelasi Antara faktor eksternal dengan peranan PI..................

DAFTAR GAMBAR

lnteraksi positiiantara Kelompok dan Pemerintah .......................
lnteraksi negatif antara Kelompok dan Pemerintah .....................
Skema hubungan Faktor internal dgn keberlanjutan klp.................
Skema hubungan Faktor ekstemal dgn kebedanjutan klp...............
Skema hubungan Peranan PI dgn keberlanjutan klp.....................
Skema hubungan ketiga faktor independen................................
Kerangka alur penelitian ........................................................
Skema tahapan perkembangan KMJ.........................................
lnteraksi negatif antara KMJ dgn pernda....................................
Klik dalam klp dan pemimpinnya..............................................
Peranan Pemimpin Informal dalam Keberianjutan klp...................

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Semenjak reformasi bergulir di pertengahan Mei 1998, perubahan-perubahan
terus berjalan. Sa!ah satu dari s e k i banyak perubahan yang terjadi pada kebijakan
pemerintah adalah digulirkannya program otonomi daerah di seluruh wilayah I1
Indonesia. Program otonomi daerah adalah program nasional yang mengutamakan
adanya desentralisasi kekuasaan dan wewenang &lam pengelolaan rumah tangga
daerah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Program otonomi daerah ini
rnenekankan pada peningkatan kemandirian dad daerah yang bersangkutan untuk
mengelola wilayahnya disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuannya rnasing-masing.
Program otonomi daerah menekankan kemandirian di berbagai sektor,
termasuk sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Hal ini dikarenakan sektor ini
rnasih merupakan sektor yang memenuhi hajat hidup sebagian besar rakyat Indonesia,
terutama di pedesaan. Salah satu Daerah II yang mengembangkan pemberdayaan di
sektor pertanian adalah Daerah 1
I Majalengka. Program yang diimplemenfasikan

adabh Program Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pemberdayaan

Allrrsyarakat Petani (PKPN MPMP). Pelaksanaan Program ini didukung oleh potensi
sumberdaya alam pertanian yang cukup besar di Kabupaten Majalengka.
Salah satu program pemberdayaan yang dilakukan berada di Desa Kadipaten,
di Gabungan Kelompok Tani Mekar Jaya (KMJ). Gabungan Kelompok tani ini terdiri
dari beberapa kelompok tani.
Peternakan dornba Kelompok Mekar Jaya Kec.Kadipaten Kab. Majalengka,
merupakan salah satu percontohan program pemberdayaan rnasyarakat desa di
Wilayah Majalengka yang tetap mampu bertahan sampai sekarang. Hal ini karena

Gapoktan temak domba Mekar Jaya diirikan atas adanya kesadaran masyarakat
sebagai suatu kelompok yang dapat menjadi sarana pengembangan kesejahteraan
masyarakat.

Pennasalahan
Kebertahanan atau keberlanjutan keberadaan Kelompok Temak Domba Mekar
Jaya merupakan salah satu fenornena tersendiri, yang membedakannya dengan
kelornpok-kebmpok lain dengan latar belakang sama. Hal ini menjadi pertanyaan,

faktor apa yang paling bertrubungan dengan keberlanjutan kebmpok ini. Konsep
pemberdayaan hanya bisa terealisasi apabila terjadi partisipasi akfit

dari sasaran, baik

itu dalam ide, pikiran ataupun tindakan. Partisipasi timbul dari persepsi yang baik
terhadap program dan adopsi dari para pemimpin di daerah yang bersangkutan.
Terlokalisimya kandang ternak domba Mekar Jaya merupakan inisiatif dan kesadaran
dari penduduk setempat. Berpindahnya bkasi kandang temak domba dari pemuki-n
penduduk ke suatu daerah khusus menyiratkan adanya suatu perubahan nilai dan
budaya. Tersirat juya di dalamnya proses kepemimpinan yang terjadi dalam
mewujudkan dan mempertahankan kelompok, terutama dalam membimbing dan
rnengatahkan para anggota kelompok &lam mengambil keputusan dan hal-ha1 yang
berkaiin dengan program , di mana bimbingan dan arahan tersebut dapat
mempertahankan bahkan mencapai keefektifan dari kelompok. Hanya saja belum
diketahui dengan pasti, bagaimana proses kepemimpinan ini terjadi, terutama
kepemimpinan yang dibawakan oleh para pemimpin informal yang mendukung inti
konsep dari pemberdayaan.

Dad gambamn latar belakang dan permasalahan di atas, dapat dimmuskan
pennasalahan dari penelrim ini adalah :
a)

Seberapa

jauh hubungan faktor internal kelompok dengan

keberlanjutan

kelompok?
b)

Sejauh mana peranan pemimpin informal dahm keberlanjutan kelompok 3

c)

Bagaimana hubungan faktor eksternal dengan keberlanjutan kelompok ?

d)

Bagaimana hubungan peranan pemimpin informal dengan faktor internal serta
faktor eksternal kebmpok ?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :
Menjelaskan hubungan faktor internal kelompok dengan keberhnjutan k e h p o k
Menjelaskan hubungan peranan pemimpin informal &lam

kelompok dengan

keberlanjutan kelompok

I

Menjelaskan hubungan faktor eksternal dengan keberfanjutan kelompok
Menjelaskan hubungan peranan pemimpin informal dan faktor internal dengan
ekstemal kelompak

Kegunaan Penelitian
Penelitii ini diharapkan akan dapat rnemberikan manfaat antara lain :
Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
terutama bagi ilmu yang berkaitan dengan kelompok, organisasi dan kepemimpinan

Memberikan rnasukan saran perbailcan dan pengembangan program bagi
pemerintah daerah dan instansi-instansi terkai.
Sebagai mntoh program kelompok tani yang berkelanjutan

TINJAUAN PUSTAKA

Peranan
Peranan ( Soekanto, 1992 :268 ) merupakan aspek dinamis kedudukan (status).
Apabila

seseorang

melaksanakan

hak

dan

kewajibannya

sesuai

dengan

kedudukannya. maka dia menjalankan suatu peranan. Peranan yang melekat pada diri
seseorang haws dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi
seseorang dalam masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat
individu pada organisasi masyarakat.. Peranan mencakup tiga hal, yaitu : (1) normanorma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat ; (2)
Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi ; (3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku
indiviiu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Pemimpin informal
Dalam kehidupan masyarakat desa terdapat pemimpin masyarakat yang
berasal dari masyarakat dan dipatuhi deh masyarakatnya. Pemimpin masyarakat ini
menurut Ufford dalam Sri Rejeki ( 1998 ) disebut sebagai local leaders (pemimpin
lokal).
Pmnowo ( 1985 ) dalam Sri Rejeki (1998) mengelompokkan pemimpin lokal ini
dalam dua kelornpok status kepemimpinan, yaitu pemimpin formal dan informal.
Menurut Kartono ( 2001 ) pemimpin formal adalah orang yang oleh organisasillembaga
ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk
mernangku suatu jabatan dalam suatu struktur organisasi, dengan segala hak dan
kewajiban yang berkaitan dengannya untuk mencapai sasaran organisasi. Ciri-cirinya

adalah : (a) berstatus sebagai pemimpin fonnal selama jabatan tertentu, atas dasar
legalis

formal

deh

penunjukkan pihak

yang

berwenang,

(b)

sebelum

pengangkatannya, dia htms memenuhi beberapa persyaratan formal terlebih dahulu,
(c) diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan tugas kewajibannya

s e h i g a selalu memili atasan, (d) mendapatkan balas jasa rnateriil dan non materiil
tertentu, serta penghasilan sarnpingan laiinya, (e) bisa mencapai promosi atau
kenaikan pangkat formal, (f) apabila melakukan kesalahan akan rnendapatkan sanksi
dan hukuman (g) selama menjabat kepernimpinan diberi kekuasaan dan wewenang.
Sedangkan pemimpin informal adalah orang yang tidak rnendapatkan
pengangkatan formal sebagai pemimph, namun karena ia memiliki sejumlah kualias
unggul, dia memiliki kedudukan sebagai orang yang mampu mempenga~hikondisi
psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat. Ciri-cirinya adalah : (a) tidak
memiliki penunjukkan formal atau legitimasi sebagai pemimpin, (b) ditunjuk dan diakui
oleh kebmpok rakyat dan masyarakat sebagai pemimpin dan status kepemimpinanfiya
itu berlangsung selama kelompok yang bersangkutan rnasih mau mengakui dan

menerkna pribadinya, (c) tidak mendapatkan dukungan dad suatu organisasi formal
dalam rnenjalankantugas kepemimpinannya, (d) tidak rnendapatkan imbalan balas jasa

atau bila msndapat imbalan balas jam, maka imbalan itu diberikan secara sukatela, (8)
tidak perfu memenuhi persyaratan formal tertentu, dan (9 tidak dapat dihukum apabila
melakukan kesalahan, kecuali pribadiiya tidak diakui lagi d m diiinggalkan massanya.
Termasuk dalam pemimpin formal adam kepaia desa dan perangkatnya, sedangkan
pernimpin informal adalah tokoh adat, tokoh agama, d m kaum intelektual desa.
Dalam Shaw ( 1971 ) dikatakan bahwa ada tiga faktor yang berhubungan
dengan kepemimpkran , yaitu (1) Group goal facilitation ( fasiliiasi tujuan kelompok )
artinya kemampuan pernimpin d a m membantu kelompok untuk mencapai t u j u k y a ;

(2) Group sociebiljty ( sosiabilias kelompok ) artinya faktor-faktor yang yang dipeflukan
untuk menjaga keiompok tetap betfungsi dengan baik ; dan (3) I-&

prominem

(kemajuan individu) yang meliputi faktor-faktor yang rnewakili aspirasi anggota.
Peran kepemimpinan &lam kebmpok ( Gibson et a1 : 1993 ) merupakan suatu
karakteristik penting dalam kebmpok. Pemimpin kelompok rnempunyai pengaruh
tertentu temadap para anggota kebmpok. Dalam keiompok formal, pemimpin dapat
menjalankan kekuasaannya yang secara resmi diberi sanksi, artinya pemimpin &pat
memberi ganjaran atau menghukum para anggota yang tidak mentad pengarahan,
perintah, atau peraturan.
Peran kepemimpinan juga merupakan faktor penting dalam kebmpok informal.
Orang yang menjadi pemimpin kelompok informal pada umumnya dipandang sebagai
anggota yang dihormati dan yang berwibawa, yang :
1. Membantu kebmpok dalam mencapai tujuannya.

2. Memungkinkanpara anggota memenuhi kebutuhan.

3

i

3. Mewujudkan nilai kebmpok. Pemimpin pa& pokoknya merupakan persoMkasi

dari nilai, motif, dan aspirasi dari keanggataan.
4. Merupakan pilihan para anggota kekmpok untuk mewakiii pendapat mreka d

m

interaksi dengan pemimpin kebmpok lain.

5. Merupakan seorang fasilitator yang dapat menyelesaikan konflik kebmpok.
Dalam Dahama & Bhatnagar (1980), disebutkan bahwa ada beberapa faktor

yang mempengaruhikeefektii seorang pemimpin. FaktotSaktor itu adalah :
(1) Pemenuhan kebutuhan
(2) Prestise

(3) Keanggotaanyang bemilai
(4) Kemampuan bemubungan dan bekerjasama

(5) lnteraksi yang kuat
(6) Kejelasan tujuan

(7) Kelornpok yang kecil
(8) Homogenitas
(9) Kejadian-kejadian di luar
(10) Posisi yang meningkat
(11) Tekananlserangan dari lingkungan luar

Pola Kepemimpinan kelompok tani

S.V. Reddy, (1972) dalam Bhatnagar, mengidentifikasi peranan dari seorang
pernirnpin kebmpok pertanian atau kontak tani sebagai berikut :

(1) Raising demonstration plots and showing it to others ; meningkatkan dernonstrasi
plot dan rnenunjukkan ke anggota yang lain.

(2) Keeping themselves abmast with the latest agticultural technology ; menFga
selaiu akrab dengan teknologi terbaru.

(3) Adopting themselves all the impmved agricultural practices ; mengadopsi praktek
pertanian yang terbaru.

(4) Orgadsing meeiYngs and other discussions groups ; mengorganisir pertemwn

dan dikusi kelompok.
(5) Sewing as M e t i n g advisers; melayani sebagai penasihat marketing.
(6) Supplying the improved seeds to the fanners ; mensuplai benih yang unggul

kepada petani lain.

(7) Assisting the farmers in getting credit ; membantu mendapatkan kredit
(8) Sewing the innovative fanners in the village ; membantu para petani yang inovatif
di pedesaan.

(9) Educating the farmers to grow mcwe than W o crops a year ; mendidik para petani

untuk rnenumbuhkan lebih dari dua tanaman dalam setahun.
(10) Acting as liaison officers befween the extension wofkers and the farmers ;

bertindak sebagai pelegitimasi hubungan antara penyuluh dan petani.
(1 1 ) Educating the fanners in the latisst agricultural technology ; mendidik para petani

dalam teknokgi pertanian terbaru.
(12) Helping the fellow fanners in getting the needed agricultural inputs ; membantu

para petani dalam mendapatkan input pertanian.

Pemimpin informal seringkali dapat bergati-ganti karena situasi dan kondisi
yang berbeda-beda yang terdapat pada suatu saat tertentu. Seorang pemimpin yang
tidak marnpu mernpertahankan kehormatan dan wibawanya seperti yang dimsakan
oleh para anggota dapat diganti dengan pemimpin lain yang dianggap lebih berwibawa
dan pantas sesuai dengan aspirasi keanggotaan kelompok. Jika ingin tetap menJadi
pemimpin dalam jenis kebmpok apapun juga, orang hams memiliki pengetahuan d m
keterampilan yang diperlukan untuk rnembantu dan membimbiig kebmpdc ke arah
penyelesaian tugas.

Keberianjutan Keiompok (susWnaMIltty of Group )

Konsep keberlanjutan sering d i k a n pada konssp pembangunan
berkelanjutan.

Goldsmith & Brinkemoff (1990) mengatakan bahwa konsep

keberlanjutan bukanlah konsep yang b a ~ . Dikatakan bahwa pemanfaatan
sumberdaya alam yang tersedia kurang memikirkan dampaknya bagi jangka panjang,

sehingga pedu ditemukan cam untuk memanf-kan

sumberdaya alam tersebut

dengan lebih m i e n dan bertanggung jawab.
Rojas (1999) rnengatakan bahwa konsep berkelanjutan bedcaitan dengan
kesehnbangan pemenuhan kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang.
Konsep ini sesuai dengan pemikiran Herdt & Steiner (1995) bahwa pataian yang
berkelanjutan adalah proses usahatani yang memperhatikan kemampuan sistem untuk
mempertahankan produktivitas &lam jangka panjang. Lebih jauh k g i dikatakan bahwa
yang lebiih penthg adalah keberlanjutan dari institusi. lnstiiusi menurut Huntington
(1968) dalam Goldsmith iJI BrinkeM, adalah nilaiiilai yang stabil atau pola perilaku
yang stabil. Nilai atau pewku yang positii inilah yang hams stabil dalam jangka

miang.
Penyuluhan dilakukan untuk mengubah perilaku lama ke dalam perilaku bam
yang lebih kondusif untuk berkembang. Lionberger & Gwin (1982) mengatakan bahwa

pe~bahanperilaku dipengaruhi oleh variabel personal,

&n variabel situasiqhal.

Variabel personal biisanya terdiri dari latar belakang, kepemyaan, dan kebiisaan.
Variabel situasional dapat berupa kebijakan pemerintah, i W i , dan lain-lain. Kedua
variabel ini yang akan diamati dalam hubungannya dengan keberlanjutan kekmpok,
d

i satu variabel khusus @tu peranan pernimpin krfomral dalam kelompok.

A

m variabel situasional berupa kebijakan pemerintah, akan dilihat kondisi

kekmpok dengan adanya intervensi tersebut. Menurut Serageldim & Gruotaert (1999)
interaksi antara kekwnpdc kecil dengan kelompok besar dapat bempa interaksi yang
positii atau negatif yang artinya pemerintah bisa atau sudah tidak bisa lagi

mempenga~hi
kekmpok Hal ini tergarnbar pada Gambar 1 dan 2.

Tipe A

TieB

Oambar 1. lnderaksi positif antara kelompok dengan pemerintah

Gambar 2. Inderaksi negaW antam kelompok dengm pemerintah

Gambar di atas menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan oleh Pemerhtah
Daerah terhadap kebmpok bisa rnengakibatkan membaiknya hubungan atau

memburultnya di antara keduanya. Akan tetapi intervensi yang terlalu rnendalam ke
kehidupm kebmpok, akan berakibat negatif bagi kelompok. Pada Gambar 1,
dijelaskan bahwa terjadi pergeseran keadaan dad tipe A, yaitu suatu keadaan yang
rnenggambarkan adanya pemerintah yang menaungi kebmpok-kelompok masyarakat,
menjadi tipe B, yaitu keadaan yang terjadi ketika terjadi kohesi yang lebi erat di antara
kekmpdr-kebmpok masyarakat itu sendiri dan semakin memusat berada pada
pengaruh pemerintah.
Gambar 2 menunjukkan bahwa ada pergeseran dad tipe A menjadi tipe B, yaitu

keadaan yang terjadi ketika kelompok-kelompok masyarakat saliig teqmcar satu
sama lain dm menghindari berhubungandengan pemerintah.
Brinkemoff et a1 ( 1990 ) mengatakan bahwa institusi adalah sistem. Kebmpok
sebagai sebuah sistem , haws memiliki unsur-unsur berikut mi :

I

1. Input ( sumberdaya ) , yaitu material, uang, manusia, i n f o m i , clan penget8huan
merupakan ha1 yang didapat dad lingkungannya dan akan memiW kontdbusi pada
produksi output.

2. Output, wetti produk, dan pelayanan adatah hasU dari m u k e l o i i stacr

3. Teknologi, metode dan proses dalam transformasi input menjadi output.

4. Lingkungan, yaitu keadaan di s e w kelompok yang dapat mempengaruhijalannya
kelompok.
5. Keinginan, yaitu strategi, tujuan, rencana dad pengambil keputusan.
6. Perilaku dan proses, yaitu pda perilaku , hubungan antar kekmpok dan indiviiu

7. Budaya, yaitu norma, kepercayaan, dan nilai dalam kelornpok.
8. Stnlktur, yaitu hubungan antar individu, kebmpok dan unit yang tebih besar.

Dalam hubungannya dengan keberlanjutan, perlu adanya stabilisasi norma atau
sistem yang kondusif dalam jangka panjang. Parsons (1971) mengatakan bahwa ada
penrbahan di dalam sistem dan perubahan sistem itu sendiri. Perubahan di &lam

sistem terdiri dari kornpetisi antar keknnpok dan modifikasi normatid. Kedua hal tersebut
akan d i i dalam penelitinn ini. Sedangkan perubahan sistem b i bersifat
revduskner. Perubahan inipun pada saatnya akan mengubah norma rnasyarakat atau
kelompok.

Dinamika kelompok

Dinyatakan oleh Shaw (1981) bahwa dinamika kebmpok (group dynamics) yaitu
kekuatan-kekuatan di dalam kelompok yang menentukan perilaku kelompok Qan
perilaku anggota kebmpok untuk tercapainya tujuan kelompok.
Menilai dinamika kebmpok berarti rnenilai kekuatan-kekuatan yang m w l dad
berbagai sumber di dalam kelompok Kekuaban-kekuatan di dalam kebmpok tersebut
seperti dikemukakan oieh Slamet (1978) d a b Syamsu et a1 (1991) yaitu (1) tujuan
kebmpok, (2) struktur kelompok, (3) fungsi tugas, (4) pembinaan kekmpok, (5)
kekompakan kebmpok, (6) suasana kebmpok, (7) tekanan pada keiompok,
keefektifankekmpok, dan (9) makswl tersembunyi (Hidden Agenda).

(8)

Struktw kelompok
Struktur kelompok merupakan &ah satu unsw dinamika kelompok. Dinyatakan
oleh Cartwright dan Zander (1968) bahwa stnrkhrr kelompok yaitu bentuk hubungan
antara individu-indiu di dalam kekmpdr yang diisuaikan dengan posisi dan

peranan masing-masing indiiidu. Kebmpok yang telah memiliki struktur yaitu kebmpok
yang telah memiliki bentuk hubungan yang stabl antar anggota kelompok.

~r
Struktur kelompok dapat dibentuk secarrr formal, tetapi sebaliknya S t ~ k t di
dalam kekmpok dapat juga timbul tanpa diibentuk (Slamet dalam Syamsu et a/. 1991).
Pada kekmpok yang sangat formal, segala peraturan yang ada hubungannya dengan
struktur kelompok dbuat dengan jelas dan tertulis, sehingga semua anggota menjadi

tahu. Dengan ini, maka stnrktur kekmpolt menjadi stabil. Sebaliknya struktur tetap
stabil pada kelornpok yang tidak formal walaupun tanpa peraturan tertulis dan tanpa
persetujuanformal. Kebmpok tersebut tetap mempunyai kekuatan dan penuh dinarnika

karena masing-masing anggota menyadari tugasnya. Selanjutnya dikemukakan juga
bahwa st~kturkebmpdc yaitu cam kelompok tersebut mengatur dirinya sendiri dalam
mencapai tujuan kelompok. Lebih lanjut dijekkan tentang unsur-unsur Wktur

SbYktw kek,murn atau pengamblkn k@putusan.Pengambii keputusan
yang s e b didomkrasi oleh

oraneorang tertentu dapat mengakiikan tidak

memuaskan angllota kekmpok. Keputusciin kebmpok disesuaikan dengan keinginan
s e l u ~ hanggota dan diusahakan me-mnya.

Kesempatan anggota untuk

berpartisipasi rnengambii keputusan dapat menyesuaikan keinginan anggota kebmpok
serta memuaskan anggota kelompok tersebut karena merasa dihargai. Struktur
kebmpok sebagai s a M satu unsur diinamlka kebmpok semakin melemah jika
pengambilan keputusan keknnpok sernekin d i i s i deh orangaang tertentu.

Struktur tugas atau pembagian pekerjaan. Masing-masing anggata kebmpok
mernpunyai kemarnpuan yang berbeda-beda, Setiap anggota menginginkan tugastugas tertentu sehingga mendapatkan kepuasan dari tugasnya. Struktur tugas menjadi
semakin baik jika masing-masing anggota kebmpok semakin memsakan terlibat dalam
tugas-tugas kelompok dan tugas-tugas tersebut semakin memuaskan masingmasing
anggota kebmpok. Semakin baik struktur tugas rnaka struktur kelompok sebagai salah
satu unsur dinamika kebmpok se~mkinkuat.

Sbukbr komunikasi. Komunikasi yang tidak lancar di dalam kebmpok
menyebankan ketklakpuasan anggota kelompok untuk berpartisipasi di &lam
kelompok. Dengan demikian struktur kelompok sebagai salah satu unsur dinamika
kelompok semakin lemah. Sebatilknya anggota kelompok menjadi puas jib komunikasi
di dalam kelompok lancar. Struktur kelompok sebagai salah satu unsur dinamika
kelompok menjadi semakin kuat.

Sarana yang tersedia untuk tejadinya interaksi. lnteraksi di d a m kebmpok
diperlukan. Struktur harus menjamin terjadinya interaksi. Struktur kebmpdt sebagai
salah satu unsur dinamika kebmpok semakin kuat jika semaki besar kemwrgkinan
terjadinya interaksi. Sebaliknya struktur kelompdr sebagai salah satu unsur d i i i k a
kelompok semakin lemah jika semakin kecil kemungkinan terjadinya interaksi.

Perneliharaan dan Pembinaan kelornpok (Group Building and Manindenance)
P e m b i i n kebmpok merupakan saiah satu unsur dinamika kelompok. Slamet
dalam Syamsu et a1 (199l)menyatakan bahwa pembiiaan kelompok dimksudkan
sebagai usaha mempertahankan kehidupan kehpok. Usaha mempertahankan
kehidupan kebmpok dapat dilihat dari beberapa ciri, yaitu :(I) partisipasi semua
anggota kebmpd