Rencana Kerja RENJA Bappeprop Jatim Th. 2006
atau 22,01, dan sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar Rp. 8,88 trilyun atau 21,31, sedangkan sisanya sebesar Rp. 7,49 trilyun atau 17,97. disalurkan
kepada 7 sektor lainnya. Peranan ekspor dan impor Jawa Timur semakin merosot, kalau beberapa
tahun kebelakang berkisar antara 45–67, namun sekarang hanya berkisar 41- 64 saja. Penurunan peranan nilai ekspor dan impor diakibatkan selain bertambah
besarnya nilai komponen penggunaan yang lain, juga adanya peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dolar, serta Belem adanya kebijakan-kebijakan dalam menata
aturan ekspor dan impor yang lebih baik.
2. Prospek Ekonomi Tahun 2006
Gambaran ekonomi Jawa Timur tahun 2006 akan dipengaruhi perkembangan lingkungan eksternal antara lain: kepastian hukum, liberalisasi perdagangan dan
kebijakan investasi bagi negara berkembang, kebijakan moneter yang menyebabkan tingginya suku bunga perbankan, dan insentif perpajakan yang belum kompetitif.
Sedangkan lingkungan Internal antara lain: pemilihan Kepala Daerah secara langsung, Perda-Perda yang memberatkan bagi investor serta kondisi infrastruktur di
daerah yang kurang mendukung pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2004 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan berkisar
4,8, namun realisasinya sedikit diatas angka kisaran tersebut yakni 5,43. Tingginya capaian angka realisasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tersebut antara
lain disumbangkan oleh pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh sebesar 8,48.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2006, jika ditinjau berdasarkan sektor ekonomi diperkirakan tidak banyak mengalami perubahan yang mendasar bila dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya, namun pertumbuhannya akan tetap mengalami peningkatan dari tahun 2005 diperkirakan sebesar 5,5, tahun 2006 sebesar 5,8.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan dan sektor bangunan akan tetap memberikan sumbangan positif bagi pertumbuhan ekonomi
Jawa Timur.
Rencana Kerja RENJA Bappeprop Jatim Th. 2006
Kondisi stabilitas ekonomi makro, seperti kestabilan nilai tukar rupiah, terkendalinya laju inflasi dan kstabilan suku bunga dalam negeri akan
mempengaruhi prospek perekonomian Jawa Timur tahun 2006. Dengan perkiraan relatif stabilnya nilai tukar rupiah dan menurunnya suku bunga dalam negeri serta
dukungan kebijakan moneter yang hati-hati, maka laju inflasi rata-rata diharapkan berkisar 5 - 7 per tahun. Sedangkan Dibidang investasi pada tahun 2005
kebutuhan investasi di Jawa Timur diperkirakan Rp. 74,51 Trilyun, dan pada tahun 2006 diharapkan sebesar Rp. 90,30 Trilyun.
Dibidang perkreditan, prospek kondisi perbankan di Jawa Timur diharapkan masih mampu meningkatkan ekspansi usaha khususnya dalam pemberian kredit
kepada masyarakat, pemberian kredit kepada UKM melalui kerjasama antar Bank umum dengan BPR yang sudah berjalan baik pada tahun – tahun sebelumnya
hendaknya pada tahun 2006 kiranya dapat lebih ditingkatkan lagi. Berdasarkan berbagai langkah kebijakan yang dilakukan di berbagai bidang.
Sebagaimana telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya serta memperhatikan kondisi eksternal dan internal yang mempengaruhi perekonomian Jawa Timur,
prospek ekonomi tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. Membaiknya Kesejahteraan Rakyat Melalui Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas