Implikasi Penegakan HAM Terhadap Ketahanan Nasional
Implikasi Penegakan HAM Terhadap Ketahanan Nasional
Gambar 9: Implikasi Penegakan HAM Terhadap Ketahanan Nasional
Manakala penegakan hukum, khususnya penegakan hak asasi manusia, menunjukkan rupa positif maka hal itu akan memberikan memori kolektif yang sama bagi setiap warganegara sehingga integrasi sosial dan, akhirnya persatuan bangsa akan berproses secara positif, yang mana ketahanan nasional pun akan dengan sendirinya menjadi semakin tangguh. Namun, bila hal yang sebaliknya yang terjadi, maka memori kolektif pun menjadi berbeda, baik antar individu, kelompok, golongan maupun sukubangsa, sehingga kehidupan bernegara akan menjadi rentan terhadap fragmentasi sosial pada awalnya dan disintegrasi bangsa pada akhirnya.
c. Implikasi Ketangguhan Ketahanan Nasional terhadap Pancasila
Pasang-surut ketangguhan ketahanan nasional sangat ditentukan oleh pasang-surut solidaritas sosial dalam kehidupan sehari-hari, yang mana
Pancasila, Hak Asasi Manusia dan Ketahanan Nasional 59 Pancasila, Hak Asasi Manusia dan Ketahanan Nasional 59
Gambar 10: Implikasi Ketahanan Nasional Terhadap Pancasila
Implikasi Ketahanan Nasional Terhadap Pancasila
Kecenderungan Ketahanan Nasional yang negatif tersebut dapat berlanjut pada disintegrasi sosial pada tahap awal perkembangannya hingga membentuk masyarakat yang terpecah (fragmented), dan berpuncak pada disintegrasi bangsa. Kondisi ketahanan yang negatif dan berkelanjutan ini dapat merongrong keberadaan Pancasila sebagai ideologi dalam bernegara. Artinya, suatu saat akan muncul individu atau kelompok warganegara yang menganggap Pancasila tidak lagi menjadi ideologi bernegara yang mempersatukan; melainkan slogan bernegara yang hanya digunakan oleh
60 Pancasila, Hak Asasi Manusia dan Ketahanan Nasional
Gambar 11: Hasil Jajak Pendapat Tentang Ancaman Kebangsaan
aparat negara sebagai instrumen untuk melindungi kepentingan individu atau korp, dan instrumen untuk menekan atau merepresi warganegara, dan publik pada umumnya.
14. Pokok-pokok Persoalan
Dalam konteks ini, jika kondisi kekinian dalam berideoligi terus merosot, maka hal yang menjadi pokok persoalan yang sebaiknya mendapat perhatian aparat negara dan warganegara tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 3 katagori yang berkaitan dengan implementasi Pancasila, penegakan Hak Asasi Manusia dan ketangguhan Ketahanan nasional.
a. Pancasila
Pada saat ini tidak ada sebuah institusi pun yang bertanggungjawab dan berwenang, atau otoritatif untuk proses pelembagaan Pancasila, yang sesuai dengan perubahan konteks lokal, nasional, regional dan global; dan berperan dalam mencetak kader kepemimpinan nasional yang berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI 1945. Bila hal pertama, yakni: institusi tersebut dapat berperan sebagai katalis di dalam pengembangan wacana Pancasila dalam terminologi ideologi yang bersifat terbuka; maka
Pancasila, Hak Asasi Manusia dan Ketahanan Nasional 61 Pancasila, Hak Asasi Manusia dan Ketahanan Nasional 61
b. Hak Asasi Manusia: Hal yang utama adalah belum adanya pengembangan wacana tentang
hak asasi manusia yang merupakan turunan dari ideologi bernegara, yakni Pancasila; sehingga aparat negara cenderung melihatnya sebagai nilai- nilai yang asing (Barat), yang menghambat tindakan-tindakan mereka dalam mempertahankan persatuan bangsa dan kesatuan wilayah. Aparat negara juga cenderung membenturkan antara kewajiban dirinya sebagai aparat untuk memberikan perlindungan pada setiap warganegara, yang merupakan hak asasi manusia, dengan keterancaman dirinya ketika sedang
dalam pelaksanakan tugas. 13)
c. Ketahanan Nasional
Dalam konteks ini, ketahanan nasional merupakan produk dari kehidupan berbangsa yang berpedoman pada nilai-nilai Pancasila; bukan sebaliknya. Oleh karena itu, pemahaman tentang ketahanan nasional harus dideinisikan dalam perspektif ke-Pancasila-an sehingga tidak tereduksi menjadi sempit, teknis, sektoral dan diskriminatif. Hal yang penting diperhatikan bahwa ketahanan nasional merupakan keniscayaan dari kondisi kesejahteraan bangsa. [ ]
13) “Kepala Biro Hukum dan Luar Negeri Kejaksaan RI Jan Maringka mengatakan, fungsi penyidikan yang dilakukan kepolisian seolah terpisah dengan fungsi penuntutan yang dilakukan kejaksaan. Hal ini karena pengaturan dalam Kitab Undang - Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Model sistem seperti ini dinilai kurang adil, tak transparan dan tak memenuhi hak asasi manusia (HAM).” http://nasional.kompas.com/read/2015/09/21/08510391/Kejaksaan.Ibarat.Tukang.Pos. dan.Kena.Getah.Polisi.
62 Pancasila, Hak Asasi Manusia dan Ketahanan Nasional
BAB IV