Resin Komposit Flowable Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Viskositas .1 Resin Komposit

molekul-molekul foto-inisiator atau aktivator amin terdapat dalam pasta tersebut. Bila tidak disinari, maka kedua komponen ini tidak akan bereaksi. 1,5 Foto-inisiator yang umum digunakan adalah camphorquinone, dimana memiliki penyerapan berkisar 400 dan 500 nm yang berada pada region biru dari spektrum sinar tampak. Inisiator ini sebesar 0,2 berat atau kurang. Ada juga akselerator amin yang cocok bereaksi dengan champorquinon seperti dimethylaminoethyl methacrylate DMAEMA sebesar 0,15 berat. 1

2.1.2.2.3 Resin Komposit Dual-Cure

Resin komposit dual-cure terdiri dari dua pasta yang mengandung akselerator dan aktivator sinar. Ketika kedua pasta dicampur dan ditempatkan, lalu disinar dengan light cure unit sebagai reaksi pengerasan awal kemudian secara kimia akan melanjutkan reaksi pengerasan pada bagian yang tidak terkena sinar sehingga pengerasan komplit. 5 2.1.2.3 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Viskositas 2.1.2.3.1 Resin Komposit Packable Resin komposit packable memiliki viskositas yang tinggi. Resin ini mengandung filler 66-70 volume. Komposisi filler yang besar dapat mengurangi pengerutan dalam proses polimerisasi. Komposisi filler yang tinggi menyebabkan viskositas resin komposit sehingga sulit mengisi celah kavitas yang kecil. 3

2.1.2.3.2 Resin Komposit Flowable

Resin komposit flowable memiliki viskositas yang rendah yang diaktivasi oleh sinar. Resin komposit ini mengandung dimetacrylate resin dan inorganic filler dengan ukuran partikel 0,4-3,0 μm dan memiliki muatan filler 42-53 volume. Resin komposit flowable memiliki modulus elastic yang rendah, sehingga dapat berguna di area servical abfraction. Karena kandungan bahan pengisi yang rendah sehingga akan lebih mudah mengisi kavitas yang kecil. 3

2.1.3 Sifat-Sifat Resin Komposit

Sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi lainnya, resin komposit juga memiliki sifat-sifat. Beberapa sifat fisik dan mekanik merupakan sifat resin komposit yang sangat penting untuk diketahui, antara lain sebagai berikut:

2.1.3.1 Sifat Fisik Resin Kompoit

a. Polymerization Shrinkage Pengukuran shrinkage menghasilkan perkembangan tekanan sebesar 13 MPa antara komposit dan struktur gigi. Stress yang parah dapat mempengaruhi ikatan antara komposit dan gigi yang mengarah pada terbentuknya celah yang sangat kecil dimana dapat menyebabkan saliva dan mikroorganisme masuk dan dapat menyebabkan karies rekuren dan noda tipis. Nilai shrinkage tergantung pada metode yang digunakan. Pengukuran polymerization shrinkage pada komposit universal low- shrinkage diukur dengan variasi pycnometer dari 0,9-1,8, sedangkan low- shrinkage flowable dari 2,4-2,5. 3 b. Sifat Termal Koefisien termal ekspansi untuk resin komposit yaitu 92,8x10 -6 o C. Stress termal memberikan tekanan tambahan pada struktur gigi, walaupun keseluruhan restorasi tidak akan mencapai keseimbangan termal saat mendapatkan stimulus panas atau dingin, proses yang berulang-ulang akan menyebabkan kegagalan awal bonding dan material akan fatigue. Namun komposit tidak memberikan reaksi pada stimulus termal secepat gigi asli dan hal ini tidak menjadi masalah pada klinis. 2,3 c. Penyerapan Air Kemampuan resin komposit dalam menyerap air tergantung pada matriks resin dan filler. Sifat penyerapan air ini dapat mempengaruhi permukaan dari tambalan resin komposit. Penyerapan air oleh resin komposit didefinisikan sebagai jumlah air yang serap oleh suatu material komposit ketika direndam dalam air selama jangka waktu tertentu. Jumlah air yang dapat diserap resin komposit adalah 40- 45 μmmm. 4