Sifat Fisik Resin Kompoit

2.1.3 Sifat-Sifat Resin Komposit

Sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi lainnya, resin komposit juga memiliki sifat-sifat. Beberapa sifat fisik dan mekanik merupakan sifat resin komposit yang sangat penting untuk diketahui, antara lain sebagai berikut:

2.1.3.1 Sifat Fisik Resin Kompoit

a. Polymerization Shrinkage Pengukuran shrinkage menghasilkan perkembangan tekanan sebesar 13 MPa antara komposit dan struktur gigi. Stress yang parah dapat mempengaruhi ikatan antara komposit dan gigi yang mengarah pada terbentuknya celah yang sangat kecil dimana dapat menyebabkan saliva dan mikroorganisme masuk dan dapat menyebabkan karies rekuren dan noda tipis. Nilai shrinkage tergantung pada metode yang digunakan. Pengukuran polymerization shrinkage pada komposit universal low- shrinkage diukur dengan variasi pycnometer dari 0,9-1,8, sedangkan low- shrinkage flowable dari 2,4-2,5. 3 b. Sifat Termal Koefisien termal ekspansi untuk resin komposit yaitu 92,8x10 -6 o C. Stress termal memberikan tekanan tambahan pada struktur gigi, walaupun keseluruhan restorasi tidak akan mencapai keseimbangan termal saat mendapatkan stimulus panas atau dingin, proses yang berulang-ulang akan menyebabkan kegagalan awal bonding dan material akan fatigue. Namun komposit tidak memberikan reaksi pada stimulus termal secepat gigi asli dan hal ini tidak menjadi masalah pada klinis. 2,3 c. Penyerapan Air Kemampuan resin komposit dalam menyerap air tergantung pada matriks resin dan filler. Sifat penyerapan air ini dapat mempengaruhi permukaan dari tambalan resin komposit. Penyerapan air oleh resin komposit didefinisikan sebagai jumlah air yang serap oleh suatu material komposit ketika direndam dalam air selama jangka waktu tertentu. Jumlah air yang dapat diserap resin komposit adalah 40- 45 μmmm. 4 d. Kelarutan Kelarutan air resin komposit bervariasi antara 0,25-2,5 mgmm 3 , intensitas cahaya dan durasi yang tidak memadai mengakibatkan tidak memadainya polimerisasi terutama pada partikel terdalam dari permukaan. Silikon merupakan ion yang terbanyak keluar selama 30 hari pertama perendaman dan akan berkurang seiring bertambahnya waktu perendaman. Boron, barium dan strontium juga dapat keluar dari resin komposit yang direndam di dalam air. 3 e. Kestabilan Warna Stabilitas warna sangat penting pada kualitas estetik restorasi resin komposit. Stress atau retak pada polimer matriks dan sebagian bahan pengisi resin adalah hasil dari hidrolisis yang cenderung akan meningkatkan opasitas dan mengubah penampilan. Perubahan warna dapat terjadi karena oksidasi dan hasil dari pertukaran dalam matriks polimer dan interaksinya dengan bahan polimer dan inisiator atau akselerator. 3,4 Stabilitas warna resin komposit saat ini telah diteliti dengan paparan UV dan suhu yang tinggi 70 o C dan perendaman dalam berbagai noda seperti kopi, teh, cranberry, anggur merah dan minyak wijen. 3 f. Kekasaran Permukaan Kekasaran permukaan merupakan ukuran dari tekstur permukaan yang tidak teratur. kekasaran permukaan dipengaruhi oleh ukuran filler, finishing, polishing dan pemakaian. Ukuran filler yang bervariasi yaitu mulai dari 0,02-12 mikron, sehingga akan mempengaruhi kekasaran dari bahan tersebut terutama sifat fisik dan mekanik resin komposit. Semakin besar ukuran filler maka akan semakin kasar permukaaan resin komposit, dan begitu juga sebaliknya bila ukuran filler kecil maka permukaan resin komposit akan lebih halus. 5,6 Untuk mendapatkan permukaan dari bahan tambalan resin komposit yang halus maka diperlukan proses finishing dan polishing. Proses finishing dan polishing bertujuan untuk menghilangkan goresan akibat proses instrumentasi dan mengurangi kekasaran permukaan resin komposit. 6 Proses perubahan kekasaran resin komposit karena pemakaian bisa terjadi karena proses mastikasi, makanan, minuman dan alat atau bahan pembersih. Makanan dan minuman yang bersifat asam buah, citrus drink, dan soft drink biasanya cenderung membuat resin komposit menjadi lebih kasar. Bahan abrasif yang ada dalam pasta gigi yang dipakai dalam waktu yang lama dapat juga menyebabkan peningkatan kekasaran permukaan bahan restorasi. 11 Kekasaran permukaan adalah ukuran ketidak teraturan dari permukaan yang telah diproses akhir dan diukur dengan satuan mikrometer μm. Kekasaran permukaan dihitung sebagai devisi rata-rata aritmatika dari dasar permukaan kepuncak permukaan tertentu. Kekasaran permukaan diukur dengan metode tanpa sentuhan bisa menggunakan alat Atomic Force Microscope AFM sedangkan metode sentuhan dilakukan dengan menggunakan alat profilometer gambar 3. 14,19 Gambar 3. Profilometer. 20 Pengukuran kekasaran permukaan Ra diukur dengan menggunakan surface profilometer. Profilometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur suatu kekasaran permukaan suatu bahan. Pengukurannya dengan cara ujung jarum diletakkan pada setiap spesimen yang akan diukur dan nilai kekasaran dapat diperoleh. 14,19,21 Profilometer memiliki diamond stylus, tip radius, tip angle dan memiliki kecepatan serta gaya. Kemudian dibaca dengan rekaman surfecordex. Setiap sampel ditempatkan dalam alat clamp capitan dan stilus, lalu diletakkan dipermukaan sampel dan alat dijalankan 2 mm, pada bagian pertama permukaan sampel dalam μm lalu diukur lagi pada bagian permukaan lain misalnya pada putaran 45 dan 90 atau pada bagian lain yang sudah ditandai. Nilai rata-rata yang direkam dari rata-rata ketiga bagian permukaan itulah yang diambil sebagai nilai kekasaran permukaan dilakukan sebelum dan sesudah penyikatan gigi. 14

2.1.3.2 Sifat Mekanik Resin Komposit