Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik penelusuran riwayat penggunaan obat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik

Rumah sakit umum pemerintah RSUP H. Adam Malik dari segi pengertian sudah memenuhi kriteria umum rumah sakit kelas A. Dimana RSUP H. Adam Malik dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu oleh 4 Direktur yang mengepalai direktoratnya asing-masing. RSUP H. Adam Malik dari segi pelayanan medis, memiliki pelayanan spesialisasi luas dan subspesialisasi luas dan pelayanan kesehatan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap. Selain itu, RSUP H. Adam Malik juga merupakan rumah sakit dengan pelaksanaan upaya rujukan untuk wilayah Sumatera Utara, Aceh Sumatera Barat dan Riau. Berdasarkan Permenkes RI No.085MenkesPerI1989 menyatakan bahwa rumah sakit umum kelas A dan B diharuskan memiliki Formularium yang harus selalu dimutakhirkan dan direvisi secar periodik. Formularium ini berguna sebagai pedoman pemberian obat oleh para dokter dalam pemberian pelayanan kepada pasien, sehingga tercapai pengguman obat yang aman, rasional, efektif dan efisien. Formularium RSUP H. Adam Malik belum mengalami revisi. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan struktur organisasi RSUP H. Adam Malik, sehingga kinerja dari Panitia Farmasi dan Terapi belum optimal. Berdasarkan pengamatan, formularium tersebut digunakan sebagai pedoman pengobatan untuk pasien umum, sedangkan untuk pasien jamkesmas pelayanan pengobatan berdasarkan Manlak dan untuk pasien Askes berdasarkan formularium yang pada Universitas Sumatera Utara saat penyusunannya merujuk kepada Daftar Plafon Harga Obat DPHO yang dibuat oleh PT. Askes. 4.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit 4.2.1 Pokja Perencanaan dan Evaluasi Pokja Perencanaan dan Evaluasi IFRS pada RSUP H. Adam Malik mempunyai tugas melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan rumah sakit, melakukan evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian, serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja perencanaan. Berdasarkan hasil pengamatan, Pokja Perencanaan dan Evaluasi sudah melakukan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP H. Adam Malik dengan menggunakan metode konsumtif. Data yang diperlukan untuk perencanaan diperoleh dari laporan yang diberikan oleh depo farmasi, laporan bulanan pokja perbekalan serta rencana tahunan dari masing-masing depo farmasi. Pokja Perencanaan dan Evaluasi juga melaksanakan pencatalan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja perencanaan. Evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian dan pelaksanaan administrasi Pokja Perencanaan dan Evaluasi telah menerapkan Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS. Hal ini telah mencerminkan upaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional, dimana profesi farmasis dapat berperan serta dalam hal mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu high quality, merata dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Mengingat bahwa profesi farmasis merupakan tenaga kesehatan yang khusus dididik untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat, Universitas Sumatera Utara maka peran serta yang dapat disumbangkan oleh profesi farmasis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah meningkatkan mutu pengelolaan dan penggunaan obat dengan biaya yang dapat dipertanggungiawabkan, melalui pencegahan terhadap masalah-masalah yang terjadi sehubungan dengan pengelolaan dan penggunan obat.

4.2.2 Pokja Perbekalan

Pokja Perbekalan IFRS pada RSUP H. Adam Malik mempunyai tugas menerima, menyimpan, mendistribusikan, memproduksi perbekalan farmasi, serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan Pokja Perbekalan. Pokja Perbekalan telah menerapkan SIRS secara online sehingga mempermudah segala transaksi dan pemantauan persediaan perbekalan farmasi. Perbekalan farmasi yang masuk diterima oleh panitia penerima barang, bersama-sama dengan bendaharawan barang menerima, memeriksa dan meneliti keadaan perbekalan farmasi, disesuaikan dengan surat pengantar barang SPB dan surat pesanan SP, bila sesuai perbekalan farmasi diserahkan ke Instalasi Farmasi melalui Pokja Perbekalan. Kemudian berita acara dibuat, petugas Pokja Perbekalan menerima dan mencatat pada buku penerima perbekalan farmasi. Selanjutnya perbekalan farmasi yang diterima, disimpan sesuai dengan sifatnya obat termolabil di lemari es, bentuk sediaanoral, injeksi, infus, salep, bahan baku obat mudah menguapterbakar, obat narkotika dan psikotropik dalam lemari khusus dan terkunci, dan disusun secara alfabetis dengan sistem First In First Out FIFO dan First Expired First Out FEFO. Universitas Sumatera Utara Administasi yang dilakukan oleh pokja perbekalan meliputi membuat laporan mutasi barang, dan laporan narkotik. SIRS yang telah diterapkan sejak Januari 2009, untuk mempermudah kegiatan pencatatan perbekalan farmasi yang masuk dan yang keluar ke buku penerimaan dan pengeluaran barang serta ke kartu stok, pencatatan stok opname setiap bulan dan diakhir tahunnya. Instalasi Farmasi RSUP. H. Adam Malik memiliki 7 ruangan yang berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan perbekalan farmasi, yaitu: a. Gudang obat pasien Jamkesmas b. Gudang obat pasien Askes c. Gudang obat pasien Umum d. Gudang obat pasien Jantung e. Gudang Floor Stock f. Gudang Bahan Berbahaya dan Beracun B3 g. Gudang re-packing Kegiatan produksi yang dilakukan adalah antara lain membuat Aquadest, Alkohol 70 dan H 2 O 2 3, mengubah menjadi kemasan yang lebih kecil re- packing antara lain alkohol, talk, tinctur iodium dan handscrub. Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan seperti Rindu A, Rindu B, CMU, Apotek, dan user lainnya seperti poli rawat jalan.

4.2.3 Pokja Farmasi Klinis a.

pengkajian pelayanan dan resep Pengkajian dan pelayanan resep untuk pasien rawat inap dilakukan oleh depo farmasi untuk permintaan perbekalan farmasi pada jam kerja dan oleh apotik Universitas Sumatera Utara II untuk pelayanan di luar jam kerja. Sedangkan untuk pasien rawat jalan dilayani oleh apotik I dan II. Kegiatan yang dilakukan pada pengkajian dan pelayanan resep mengharuskan apoteker untuk melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Jumlah pasien yang banyak dengan pola penyakit yang beragam serta SDM yang tidak memadai, pekerjaan pengkajian dan pelayanan resep diserahkan kepada tenaga teknis kefarmasian yang terlatih. Resep yang digunakan di RSUP. H. Adam Malik sudah memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan farmasetik, namun persyaratan klinis belum dipenuhi seperti duplikasi pengobatan yaitu adanya peresepan obat yang mempunyai indikasi sama contohnya diresepkan eritromisin, co-amoxiclav, parasetamol, ibuprofen, deksametason, metil prednisolon, dan cetirizine pada hari yang sama. Alergi dan ROTD contohnya pasien alergi terhadap mebo, dan kontraindikasi contohnya ibuprofen yang diresepkan bersama smeercell.

b. penelusuran riwayat penggunaan obat

Penelusuran riwayat penggunaan obat telah dilakukan oleh farmasi klinis, data diperoleh dari wawancara dengan pasienkeluarga pasien, dan data rekam medik, namun penelusuran riwayat penggunaan obat tidak dilakukan kepada seluruh pasien di RSUP. H. Adam Malik dikarenakan keterbatasan jumlah apoteker farmasi klinis dengan jumlah pasien yang sangat banyak sehingga penelusuran riwayat penggunaan obat tidak optimal dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara

c. pelayanan lnformasi obat PIO