Komite Medik dan Panitia Farmasi dan Terapi

2.2 Komite Medik dan Panitia Farmasi dan Terapi

Komite Medik adalah wadah nonstruktural di dalam rumah sakit yang anggotanya adalah Ketua Staf Medik Fungsional SMF yang ada di rumah sakit yang bertugas mendukung direktur rumah sakit dalam menjalankan kebijakan di bidang pelayanan medik pada masyarakat dan bertanggung jawab kepada pemilik atau direktur Anonim b , 2005. Panitia farmasi dan terapi PFT adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara dokter yang mewakili spesialisasi yang ada di rumah sakit, apoteker yang mewakili IFRS, kepala keperawatan, dan tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit. Tugas utama PFT adalah menyusun standar pengobatan dan formularium rumah sakit FRS. FRS adalah buku yang berisi daftar nama- nama obat yang harus digunakan di RS tersebut dikaitkan dengan pola penyakit dan kemampuan spesialis yang ada Supardi, 2005. Menurut Kepmenkes 1197 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, fungsi dan ruang lingkup dari PFT adalah : a. mengembangkan formularium di rumah sakit dan merevisinya. Pemilihan obat untuk dimasukan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang sama. b. mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf medis. c. menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk dalam kategori khusus. Universitas Sumatera Utara d. membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan dan peraturanperaturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional. e. melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi. Tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus menerus penggunaan obat secara rasional. f. mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat. g. menyebarluaskan ilmu pengetahuan menyangkut obat kepada staf medis dan perawat. Susunan anggota PFT dapat berbeda-beda di berbagai rumah sakit dan biasanya bergantung pada kebijakan, lingkup fungsi PFT, dan besarnya tugas dan fungsi suatu rumah sakit. Ketua PFT dipilih dari dokter yang diusulkan oleh komite medik dan disetujui pimpinan rumah sakit. Ketua PFT adalah dokter praktisi senior yang dihormati dan disegani karena pengabdian, prestasi ilmiah, bersikap objektif, dan berperilaku yang menjadi panutan. Ketua itu seorang anggota staf medik yang memahami benar dan pendukung kemajuan IFRS, dan merupakan dokter yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang terapi obat. Sekretaris panitia adalah kepala IFRS atau apoteker senior lain yang ditunjuk oleh kepala IFRS. Susunan anggota PFT harus mencakup dari tiap SMF yang ada di rumah sakit. Selain SMF, anggota PFT dapat juga dari staf bagian lain yang menggunakan obat atau yang dapat menyediakan data yang berkaitan dengan penggunaan obat, misalnya pelayanan gigi dan mulut, laboratorium klinik, Universitas Sumatera Utara laboratorium farmakokinetika klinik, pelayanan keperawatan dan unsur pimpinan rumah sakit Siregar, 2003

2.3 Formularium Rumah Sakit