2.9. IC Regulator Lm 7809 dan LM 7805
IC Regulator fungsinya adalah untuk penstabil tegangan. Pada perancangan ini tegangan 12 V yang masuk dari power suplai masuk ke LM 7809
untuk tegangannya diturunkan menjadi 9 V, kemudian tegangan 9 V tersebut dimasukkan kembali ke LM 7805 untuk diturunkan menjadi 5 V stabil. Tegangan
5 V inilah yang menjadi sumber tegangan ke ADC 0804, seperti pada gambar 2.15.
Gambar 2.15. Bentuk fisik LM 7809 dan 7805.
2.10. Komparator pembanding
Komparator adalah pembanding yang membandingkan dua tegangan dan menyatakan mana yang lebih besar dari tegangan tersebut. Gambar 2.16. memuta
diagram blok dasar suatu pembanding. Bila tegangan masukan A lebih besar dari tegangan masukan B, maka pembanding memberikan keluaran logis 1. Bila
tegangan pada masukan B lebih besar dari masukan A, maka keluarannya adalah logis 0. Ini dituliskan A B = 1 dan A B = 0 .
Universitas Sumatera Utara
Komparator
A
B Vout
Vout
Verror +Vsat
-Vsat
Gambar 2.16. Blok diagram suatu pembanding tegangan. Komponen terpenting dari pembanding adalah op amp. Gambar 2.17.
meringkaskan gerakan tersebut. Tegangan kesalahan positif mendorong output ke +Vsat, harga positif maksimum dari tegangan output. Tegangan kesalahan negatif
menimbulkan tegangan output –Vsat.
Gambar 2.17. Tegangan kesalahan V error dari pembanding.
2.11. ADC Analog to Digital Converter
ADC Analog to Digital Conveter 0804 merupakan suatu alat yang dapat mengubah besaran analog menjadi besaran digital. Dalam fungsinya ada
beberapa jenis ADC yang masing-masing mempunyai kelebihan, berdasarkan pada metode pengubahan isyarat analog kedigital ADC dibedakan menjadi :
1. Metode Pencacah Counting
2. Metode Pengubahan jenis Simultan
3. Metode Pengubahan jenis Kontinu
4. Metode Pendekatan Berturutan Successive Aproximation SAR
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan jenis ADC yang digunakan dalam sistem akuisisi data ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Kecepatan konversi
2. Resolusi
3. Rentang masukan analog maksimum
4. Jumlah kanal masukan
Pemilihan ADC umumnya ditentukan oleh metode yang digunakan untuk konversi data, sedangkan Rentang tegangan masukan analog maksimum adalah
watak untai ADC ang digunakan sehingga masukan analog yang akan dimasukkan ke ADC tersebut terlebih dahulu harus disesuaikan dengan tegangan analog
maksmal yang diizinkan. Resolusi ADC berkaitan dengan cacah bit dan rentang tegangan pada masukan analog. Dengan pertimbangan diatas penulis sengaja
memilih ADC 0804 sebagai Konverter AD . ADC 0804 adalah suatu IC CMOS pengubah analog ke digital 8-bit dengan satu kanal masukan seperti pada gambar
2.16. dibawah ini.
Gambar 2.18. IC ADC 0804.
Universitas Sumatera Utara
Deskripsi Fungsi Pin ADC 0804 1.
Pin WR Write, pulsa high pada input write maka ADC akan melakukan konversi data, tegangan analog menjadi data digital.
Pin WR dihubungkan dengan pin INTR. Setelah selesai konversi pin INTR akan memberi pulsa low pada pin WR
2. Pin INTR Interrupt, bila konversi data analog menjadi digital
telah selesai maka pin INTR akan mengeluarkan pulsa low ke pin WR. Perangkat ADC dapat diopersikan dalam mode free running
dengan menghubungkan pin INT ke input WR. 3.
Pin CS Chip select, agar ADC dapat aktif , melakukan konversi data maka input chip select harus diberi logika low. Data output
akan berada pada kondisi three state apabila CS mendapat logika high.
4. Pin RD Read, agar data ADC data dapat dibaca oleh sistem
mikroprosessor maka pin RD harus diberi logika low. 5.
Pin Vin + dan Vin - merupakan input tegangan deferensial yang akan mengambil nilai selisih dari kedua input. Dengan
memanfaatkaninput Vin maka dapat dilakukan offset tegangan nol pada ADC.
6. Pin Vref, tegangan referensi dapat diatur sesuai dengan input
tegangn pada Vin + dan Vin -, Vref = Vin 2. Vresolusi = Vin max 255.
Universitas Sumatera Utara
110
100 111
011 101
110
011 010
101 100
011 010
001 111
000 ½ V
¾ V
¼ V 78 V
58 V
38 V
18 V 78 V
¾ V 58 V
½ V 38 V
¼ V 18 V
0 V
7. Pin CLOCK, clock untuk ADC dapat diturunkan pada clock CPU
atau RC eksternal dapat ditambahkan untuk memberikan generator clock dari dalam CLK In menggunakan schmitt triger.
ADC jenis pendekatan berturut-turut membandingkan masukan analog terhadap sebuah tegangan referensi DAC yang berulang-ulang menjadi dua
bagian. Proses ini dijelaskan pada gambar 2.19. dimana sebuah bilangan biner tiga angka 100 yang menyatakan tegangan penuh sumber referensi, dibagi
menjadi dua bagian bilangan biner 100 menyatakan ½ V. Perbandingan antara tegangan referensi ini ½ V terhadap masukan analog dilakukan. Jika hasil
perbandingan menunjukkan bahwa pendekatan pertama ini terlalu kecil ½ V adalah terlalu kecil dari pada masukan analog, maka perbandingan berikutnya
akan dilakukan terhadap ¾ V bilangan biner 110. Jika perbandingan menunjukkan bahwa perkiraan pertama terlalu besar ½ V lebih besar dari pada
masukan analog, maka pembanding berikutnya dilakukan terhadap ¼ V bilangan biner 010. Setelah tiga pendekatan berturut-turut, bilangan digital dipisahkan.
Gambar 2.19. Operasi pengubah AD jenis pendekatan berturut-turut.
Universitas Sumatera Utara
Metoda pendekatan berturut-turut sedikit lebih rumit dari pada metoda yang lain, karena dia memerlukan sebuah register pengontrol khusus untuk
membuka pulsa-pulsa ke bit pertama, kemudian ke bit kedua dan seterusnya. Akan tetapi biaya tambahan untuk register pengontrol ini adalah kecil, sehingga
pengubah dapat menengani sinyal-sinyal kontinu dan tidak kontinu dengan resolusi yang besar dan kecil pada kecepatan dan biaya yang sedang.
Diagram balok yang dasar diperlihatkan pada gambar 2.20. Pengubah ini menggunakan sebuah register pengontrol digital yang mampu membuka masukan
1 dan masukan 0 ; sebuah pengubah digital ke analog beserta sumber daya referensi; sebuah rangkaian pembanding, sebuah loop pengontrol waktu, dan
register distribusi. Register distribusi menyerupai sebuah pencacah melingkar ring counter dengan sebuah angka 1 yang bersirkulasi didalamnya menentukan
langkah mana yang berlangsung. Pada permulaan siklus pengubahan, SAR dibuat ”set” dengan angka 1
didalam bit yang paling berarti MSB-most significant bit dan 0 didalam semua bit yang kurang berarti. Dengan demikian register distribusi mencatat bahwa
siklus telah dimulai dan bahwa proses adalah dalam fasa membaca 100..., menyebabkan suatu tegangan keluaran pada bagian pengubah digital ke analog
sebesar setengah dari tegangan referensi. Pada saat yang sama, sebuah pulsa memasuki susunan pengatur waktu keterlambatan. Sementara pengubah DA dan
pembanding telah diam, pulsa yang terlambat ini dimasukkan ke gerbang bersama keluaran pembanding. Bila bit paling berarti dibuat ”set” di dalam register
pengontrol melalui tindakan pengatur waktu, bit paling berarti bisa tetap dalam
Universitas Sumatera Utara
Keterlambatan waktu
Flip-flop pemulai dan menghentikan
SAR Pengubah digital ke
analog Sumber
referensi C
Mulai Set MSB
Akhir pengubahan Keluaran digital
Masukan analog
keadaan 1 ataupun kembali ke keadaan 0, bergantung pada keluaran pembanding. Angka tunggal 1 di dalam register distribusi digeser keposisi berikutnya dan
mengawasi jumlah perbandingan yang dilakukan.
Gambar 2.20.Diagram balok sederhana untuk AD jenis pendekatan berturut-turut.
Prosedur ini berulang mengikuti diagram gambar 2.17. sampai pendekatan akhir telah dikoreksi dan register distribusi menunjukkan akhir
pengubahan. Di dalam sistem ini sinkronisasi tidak dibutuhkan karena pembanding hanya mengontrol satu flip-flop pada satu waktu. Pada pengubah
jenis pendekatan berturut-turut, keluaran digital berhubungan dengan suatu nilai yang telah dimiliki oleh masukan analog selama pengubahan. Jadi waktu celah
sama dengan waktu pengubahan total. Waktu celah pengubahan ini dapat dikurangi dengan menggunakan teknik redundansi atau sebuah rangkaian cuplik
dan tahan sample and hold circuit.
2.12. Intensitas Cahaya