67
Dewi Alvianti Rahmah, 2013
PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
n = skor terendah item
b = jumlah kelas
Skor  tertinggi:  banyaknya  responden  x  skor  tertinggi  setiap  item  x  jumlah pertanyaan
Skor  terendah:  banyaknya  responden  x  skor  terendah  setiap  item  x  jumlah pertanyaan
3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.7.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah  valid  dengan  data  yang  digunakan  secara  teori  adalah  tidak  bias,
konsisten,  dan  penaksiran  koefisien  regresinya  efisien.  Di  samping  itu suatu  model  dikatakan  cukup  baik  dan  dapat  dipakai  untuk  memprediksi
apabila  sudah  lolos  dari  serangkaian  uji  asumsi  ekonometrika  yang melandasinya. Gujarati, 2007:97.
Menurut Firdaus 2004: 96, untuk menggunakan model regresi perlu dipenuhi beberapa asumsi, yaitu:
a. Datanya berdistribusi normal
b. Tidak ada autokorelasi berlaku untuk data time series
c. Tidak terjadi heteroskedastisitas
d. Tidak ada multikolinearitas
Persamaan  regresi    linier  berganda  harus  memenuhi  persyaratan BLUE  Best,  Linear,  Unbiased,  Estimator,  yaitu  pengambilan  keputusan
melalui  uji  F  dan  uji  t  tidak  boleh  bias.  Untuk  mendapatkan  hasil  yang
68
Dewi Alvianti Rahmah, 2013
PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BLUE, maka harus dilakukan pengujian asumsi klasik dan uji linieritas di bawah ini:
1 Uji  Normalitas
Pengujian  normalitas  adalah  pengujian  tentang  kenormalan  distribusi data Santosa, 2005: 231. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah
dalam  model  regresi  variabel  terikat  dan  variabel  bebas  keduanya mempunyai  distribusi  normal  ataukah  tidak.  Model  regresi  yang  baik
adalah  model  regresi  yang  berdistribusi  normal  Wijaya,  2009:  126. Pengujian  secara  visual  dapat  dilakukan  dengan  metode  gambar  normal
Probability Plots dengan bantuan software SPSS 20.0 for windows. Dasar pengambilan keputusan:
  Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  model  regresi  memenuhi
asumsi normalitas.   Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis  diagonal,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  model  regresi  tidak memenuhi asumsi normalitas. Santosa, 2002: 322.
2 Uji Linieritas
Asumsi  ini  menyatakan  bahwa  untuk  setiap  persamaan  regresi  linier, hubungan  antara  variabel  independen  dan  dependen  harus  linier.  Dengan
uji  linieritas  akan  diperoleh  informasi  apakah  model  empiris  sebaiknya linier, kuadrat, atau kubik. Ghozali, 2007: 166.
3 Uji Multikolinieritas
69
Dewi Alvianti Rahmah, 2013
PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Uji    multikolinieritas  adalah  situasi  adanya  korelasi  yang  kuat  antara variabel  bebas  yang  satu  dengan  variabel  bebas  yang  lainnya  dalam
analisis  regresi.  Apabila  dalam  analisis  terdeteksi  multikolinieritas,  maka angka estimasi koefisien regresi yang didapat akan mempunyai nilai yang
tidak  sesuai  dengan  substansi,  sehingga  dapat  menyesatkan  interpretasi. Selain  itu  juga  nilai  standar  error  setiap  koefisien  regresi  dapat  menjadi
tidak terhingga. Dengan  demikian  berarti  semakin  besar  korelasi  diantara  sesama
variabel  bebas,  maka  tingkat  kesalahan  dari  koefisien  regresi  semakin besar  yang  mengakibatkan  standar  error-nya  semakin  besar  pula.  Cara
yang  digunakan  untuk  mendeteksi  ada  tidaknya  multikolinieritas  adalah dengan  menggunakan  Variance  Inflation  Factors  VIF.  Dengan  rumus
sebagai berikut:
Dimana  Ri²  adalah  koefisien  determinasi  yang  diperoleh  dngan meregresikan  salah  satu  variabel  bebas  terhadap  variabel  bebas  lainnya.
Jika  nilai  VIF-nya  kurang  dari  10  maka  dalam  data  tidak  terdapat multikolinieritas. Gujarati, 2003: 362.
4 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas  menunjukkan  bahwa  varians  variabel  tidak  sama untuk  semua  pengamatan  jika  varians  dari  residual  satu  pengamatan  ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi
70
Dewi Alvianti Rahmah, 2013
PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
yang baik
adalah yang
homokedastisitas atau
tidak terjadi
heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk melihat adanya heteroskedastisitas adalah dengan
menggunakan  program  SPSS,  dengan  melihat  grafik  scatterplot  antara nilai  prediksi  variabel  terikat  ZPRED  dengan  residualnya  SRESID.
Jika  ada  titik-titik  yang  membentuk  pola  tertentu  yang  teratur  seperti bergelombang,  melebar  kemudian  menyempit,  maka  mengindikasikan
adanya  heteroskedastisitas.  Sedangkan,  jika  tidak  terdapat  pola  tertentu yang  jelas,  serta  titik-titik  menyebar  diatas  dan  dibawah  angka  0  pada
sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas. Wijaya, 2009: 56
3.7.2 Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda
Secara  umum,  analisis  regresi  pada  dasarnya  adalah  studi mengenai ketergantungan  variabel  dependen  dengan  satu  atau  lebih  variabel
independen,  dengan  tujuan  untuk  mengestimasi  danatau  memprediksi rata-rata  populasi  atau  nilai  rata-rata  variabel  dependen  berdasarkan  nilai
variabel  independen  yang  diketahui  Ghozali,  2007:  95.  Hasilnya  adalah berupa  koefisien  untuk  masing-masing  variabel  independen.  Berikut
adalah bentuk persamaan regresi linier berganda:
Sugiyono, 2010: 277 Keterangan:
= Tingkat kepatuhan Wajib Pajak =
+
71
Dewi Alvianti Rahmah, 2013
PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
a = Konstanta
1
,
2
,
3
,
4
= Koefisien regresi X
1
= Restrukturisasi organisasi X
2
= Penyempurnaan proses
bisnis melalui
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi X
3
= Penyempurnaan manajemen SDM X
4
= Pelaksanaan good governance
3.7.3 Uji Koefisien Determinasi
Menurut  Santosa  2005:  144  “koefisien  determinasi  adalah  suatu nilai  yang  menggambarkan  seberapa  besar  perubahan  atau  variasi  dari
variabel dependen bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independen”.  Dengan  mengetahui  nilai  koefisien  determinasi  bisa
menjelaskan  kebaikan  dari  model  model  regresi  dalam  memprediksi variabel dependen.
Terdapat  dua  jenis  koefisien  determinasi,  yaitu  r  koefisien determinasi  biasa  dan  koefisien  determinasi  disesuaikan  Adjusted  R
Square.  Pada  regresi  berganda,  penggunaaan  koefisien  deteminasi  yang telah  disesuaikan  lebih  baik  dalam  melihat  seberapa  baik  model
dibandingkan  koefisien  determinasi  biasa.  Semakin  tinggi  nilai  koefisien detreminasi  akan  semakin  baik  kemampuan  variabel  independen  dalam
menjelaskan perilaku variabel dependen. Santosa, 2005:144
3.7.4 Uji Signifikansi Simultan Uji F
72
Dewi Alvianti Rahmah, 2013
PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pengujian  secara  simultan  bersama-sama  dilakukan  untuk mengetahui  keberartian  model  regresi.  Untuk  mengujinya  digunakan  uji
statistik F dengan taraf signifikansi 10. Rumus yang digunakan untuk uji F ini adalah sebagai berikut :
Sudjana, 2003 : 91
Keterangan : F
reg
= F hitung JK Reg
= Jumlah Kuadrat Regresi JK Res
= Jumlah Kuadrat Residual n
= Jumlah sampel k
= Jumlah variabel
Setelah  menghitung  F,  selanjutnya  bandingkan  dengan  F
tabel.
Jika F
hitung
lebih  besar  dari  F
tabel
dengan  taraf  signifikansi  0.10,  maka  dapat disimpulkan  bahwa  regresi  tersebut  berarti,  begitupun  sebaliknya  jika
F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa regresi tersebut tidak berarti.
Hipotesis:
73
Dewi Alvianti Rahmah, 2013
PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
  Ho  :
1
,
2
,
3
,
4
=  0  :  Restrukturisasi  organisasi,  penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi,
penyempurnaan  manajemen  SDM,  dan  pelaksanaan  good  governance secara  simultan  tidak  berpengaruh  terhadap  tingkat  kepatuhan  Wajib
Pajak.   Ha  :
1
,
2
,
3
,
4
≠  0  :  Restrukturisasi  organisasi,  penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi,
penyempurnaan  manajemen  SDM,  dan  pelaksanaan  good  governance secara simultan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak.
Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut :   Jika F
hitung
F
tabel
, maka ditolak
  Jika F
hitung
≤  F
tabel
, maka diterima
3.7.5 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Pengujian  hipotesis  secara  parsial  merupakan  pengujian  hipotesis untuk  mengetahui  ada  atau  tidaknya  pengaruh  yang  ditimbulkan  oleh
variabel-variabel  bebas  secara  terpisah  atau  sendiri-sendiri  terhadap variabel terikat Hasan, 2002: 266.
Rumus yang digunakan untuk uji t ini adalah sebagai berikut :
Sudjana, 2003 : 31 Keterangan:
= Koefisien regresi
74
Dewi Alvianti Rahmah, 2013
PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
= Deviasi Standar dari variabel independen Hipotesis:
a Ho  :
1
=  0  :  Restrukturisasi  organisasi  secara  parsial  tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak.
Ha  :
1
≠  0  :  Restrukturisasi  organisasi  secara  parsial  berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak.
b Ho  :
2
=  0  :  Penyempurnaan  proses  bisnis  melalui  pemanfaatan teknologi  komunikasi  dan  informasi  secara  parsial  tidak  berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Ha  :
2
≠  0  :  Penyempurnaan  proses  bisnis  melalui  pemanfaatan teknologi  komunikasi  dan  informasi  secara  parsial  berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. c
Ho  :
3
=  0  :  Penyempurnaan  manajemen  SDM  secara  parsial  tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak.
Ha  :
3
≠  0  :  Penyempurnaan  manajemen  SDM  secara  parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak.
d Ho  :
4
=  0  :  Pelaksanaan  good  governance  secara  parsial  tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak.
Ha  :
4
≠ 0 Pelaksanaan good governance secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak.
Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut:
-t
hitung
-t
tabel
t
hitung
t
tabel
, maka H ditolak
-t
tabel
≤ t hitung ≤ t
tabel
, maka H diterima
131
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN