2.3 Matriks Ekstraseluler
Matriks  ekstraseluler  adalah  sekumpulan  protein  fibrosa  yang  melekat  pada  gel polisakarida  terhidrasi.  Molekul  makro  yang  membentuk  matriks  ekstraseluler  disekresi
oleh sel-sel, terutama fibroblas. Untuk matriks yang lebih khusus, misalnya kartilago atau tulang, maka matriks ekstraseluler disekresi oleh sel-sel yang berdiferensiasi  lebih tinggi,
misalnya osteoblas, yang membentuk tulang dan atau kondrosit yang membentuk kartilago Gendron,1999.  Komponen  matriks  ekstraseluler  utama  adalah  protein-protein  jaringan,
antara  lain  kolagen,  fibronektin  dan  glikosaminoglikan  yang  berikatan  dengan  protein membentuk  proteoglikan.  Protein-protein  ini  yang  bertanggung  jawab  atas  integritas
struktural  dari  jaringan  pendukung  gigi.  Kerusakan  dari  jaringan  pendukung  ini  ditandai oleh  degradasi  matriks  ekstraseluler  yang  dapat  menyebabkan  kerusakan  permanen  dari
jaringan lunak periodontal dan tulang alveolar Kerrigan,2000.
2.4 Matriks Metalloproteinase
Matriks  metalloproteinase  MMP  adalah  sejenis  enzim  proteolitik  sebagai subfamilia  matrixin  dan  familia    zinc  metalloproteinase  yang  pada  manusia  dijumpai
sekurang-kurangnya  25  macam  pada  saat  ini  Apajalahti,  2004.  Seringkali  sulit  untuk mengidentifikasi aktivitas  MMP karena beberapa anggota familia MMP dapat melakukan
aktivitas  enzimatik  yang  identik.  Dengan  demikian,  bila  satu  enzim  dihambat  fungsinya, yang  lain  bisa  lebih  banyak  diekspresi  untuk  mengkompensasi  keadaan.  Semua  MMP
disekresi dari sel sebagai enzim yang laten dan diaktivasi di lingkungan periseluler melalui pemutusan ikatan Zn sistein yang memblok reaktivitas dari sisi aktif  Velasco, 1999.
Sel-sel  jaringan  ikat  endogen  dan  juga  beberapa  jenis  sel  hematopoitik  yang mensintesis MMP. Matriks ini pertama kali ditemukan oleh Gross dan Lapiere tahun 1962
pada vertebrata termasuk homo sapiens, tetapi kemudian ditemukan juga pada invertebrata dan  tumbuhan.  MMP  dibedakan  dengan  endopeptidase  lain  karena  ketergantungannya
pada  ion  logam  sebagai  kofaktor  dan  kemampuannya  untuk  mendegradasi  matriks ekstraseluler, serta ciri-ciri khasnya dalam sekuens DNA revolusioner Kerrigan. 2000.
Matriks Metalloproteinse MMP dapat diproduksi oleh berbagai sel imunoefektor seperti  netrofil,  monosit  makrofag,  fibroblast  Uitto,  2003;  Avellan  et  al,  2005.  Juga
dipengaruhi oleh pelepasan neuropeptida pro inflamasi dari saraf sensoris yang dekat pada berbagai jaringan termasuk gingiva  Luthman et al, 1999 dalam Avellan, 2005.
Matriks metalloproteinase MMP tidak hanya mendegradasi hampir semua matriks ekstraselular  dan  komponen  membran  basal  tapi  juga  growth  factor,  reseptor  permukaan
sel, sitokin proinflamasi sehingga mengakibatkan pengaturan sel dan penghantaran sinyal. Sebagai tambahan, MMP terlibat erat pada kondisi patologik seperti Rheumatoid arthritis,
invasi tumor dan metastasis, infeksi pernafasan kronis, penyakit periodontal dan penyakit mata dirangkum oleh Apajalahti, 2004.
Berdasarkan  gambaran  strukturnya,  MMP  dapat  dibagi  menjadi  kolagenase, gelatinase, stomelisin, matrilisin dan matriks metaloproteinase jenis membran. Kolagenase
sebagai anggota subfamilia MMP terdiri atas kolagenase-1 MMP-1, kolagenase-2 MMP- 8  dan  kolagenase-3  MMP-13.  Kolagenase  mempunyai  kemampuan  yang  unik  dalam
memecah kolagen fibriler naif tipe I, II dan III  Murphy,1992.
Gambar2.3 Peran kolagenase dalam memecah tiple helix kolagen Elley et al, 2010
Kolagenase sanggup menginisiasi degradasi kolagen  dengan mengurai triple helix gambar 2.3. Triple helix kolagen membelah pada tempat spesifik unutk menghasilkan N-
terminal  ¾  dan  C  terminal  ¼    fragmen  dimana  pada  suhu  tubuh  dapat  berubah  menjadi gelatin  Apajalahti,  2004.  MMP-1,-8,  -13  mempunyai  tiga  domain  penting  pada  struktur
primernya  yaitu  domain  propeptida  yang  hilang  pada  saat  aktivasi,  domain  katalitik mengandung Zn
+2
binding site dan C-terminal domain hemopexin gambar 2.4
Gambar 2.4 Struktur domain kolagenase Apajalahti,2004
Semua kolagenase disekresi  dari sel  sebagai  proenzim laten dan diaktivasi  in  vivo secara ekstraseluler terutama terhadap pemotongan proteolitik oleh host derived tissue dan
serine  protease  MMP  lain,  PMN  elastase,  plasmin,  capthepsin  G,    trypsin-2  atau  oleh proteinase  bakterial.  Pada  pengeksresian  proenzim  laten,  residu  cystein  pada  domain
propeptida  berikatan  secara  kovalen  terhadap  Zn
+2
pada  domain  katalitik.  Pada  aktivasi proteolitik,  ikatan  kovalen  tersebut  terganggu  dan  domain  propeptida  berat  molekul
sekitar 10-20 kD dipotong, menghasilkan reduksi massa molekuler Apajalahti,2004.
2.3.1 Matriks Metalloproteinase 8 MMP-8
Matriks  Metalloproteinase  8  MMP-8  bagian  dari  keluarga  zinc-dependent endopeptidase  yang  berperan  dalam  pengrusakan  kolagen  Surlin  2000,  paling  efektif
mendegradasi  kolagen tipe  I Apajalahti,2004  yang paling banyak ditemukan pada PDL. MMP-8 pada awalnya dianggap terbatas pada netrofil, tetapi akhirnya dapat dideteksi pada
kondroisit dari kartilago osteoartritis, fibroblas sinovial dan sel endotel, sel odontoblas dan sel pulpa gigi Sasano, 2002.
Fungsi dari MMP-8 antara lain adalah berhubungan dengan penyakit mielofibrosis, ruptur  dini,  melanoma,  terlibat  dalam  proses  proteolisis,  proses  katabolik  kolagen,
metabolisme  peptidoglikan;  protein  yang  diharapkan  mempunyai  fungsi  molekuler aktivitas  kolagenase  netrofil,  ikatan  ion  zinc,  ikatan  ion  kalsium,  aktivitas  kolagenase
interstitial, aktivitas metaloendopeptase; terlokalikasi di ruang ekstra seluler, matriks ekstra seluler  proteinaseus  dan  matriks  ekstraseluler    Palosaari,  2000.  Kadar  MMP-8  menurut
penelitian Mantyla et al 2003 menunjukkan pada kondisi periodontitis sekitar 2500 µgL, pada gingivitis sekitar 750 µgL dan pada kondisi sehat sekitar 100 µgL.
Matriks  metalloproteinase-8  MMP-8  adalah  enzim  pemecah  kolagen  yang terdapat  pada  jaringan  ikat  dari  kebanyakan  mamalia.  Pada  manusia,  protein  MMP-8
disandi oleh  gen MMP-8. Pada umumnya, MMP disekresi  dalam bentuk proprotein  yang diaktifkan ketika dipecah oleh proteinase ekstraseluler. Akan tetapi, enzim ini disimpan di
granuler sekunder dari netrofil yang diaktivasi dengan cara pemecahan autolitik. Fungsinya adalah untuk mendegradasi kolagen jenis I,II dan III  Nagase,2006; Apajalahti,2004.
Gambar 2.5  MMP 8 pada manusia Krizkova, 2011
2.5 Cairan Sulkus Gingiva CSG
Cairan sulkus gingiva CSG merupakan cairan yang sangat berguna sebagai sarana diagnostik  bagi  para  klinisi  karena  mengandung  penanda-penanda  biologis  biomarker
yang  spesifik  pada  kondisi  tertentu,  yang  dapat  dijadikan  penilaian  untuk  mengetahui kondisi biologis dari jaringan periodonsium  Waddington, 2001.
Cairan  Sulkus  Gingiva  CSG  ini  adalah  suatu  eksudat    inflamatoris  yang  berasal dari pleksus pembuluh darah gingiva di korium gingiva, dijumpai di sulkus gingiva. Cairan
ini  cenderung  meningkat  jumlahnya  pada  kondisi  inflamasi  dan  meningkatnya permiabilitas  kapiler  Meeran,2011.  Cairan  ini  keluar  pada  tepi  gingiva  dan  dapat
dikumpulkan melalui berbagai prosedur yang bervariasi dengan proses yang spesifik pada
sisi tertentu dan non invasif. Pengumpulannya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu menggunakan  platinum  loop,  filter-paper  strip,  pembilasan  gingiva  dan  pipet  mikro
Lehner, 1996.
Gambar 2.6 Cairan sulkus Gingiva CSG terdiri dari substansi yang berasal dari serum, leukosit, bakteri, sel- sel epitel, sel-sel jarigan ikat dan sel tulang. Uitto,2003
2.5.1 Teknik pengambilan Cairan Sulkus Gingiva
Gambar 2.7 Pengambilan CSG dengan Periopaper strips Capelli et al, 2010
Gambar 2.7 Menggunakan Mikropipet dan Paper point Hassan et al, 2010
Gambar 2.8  Ilustrasi cara penempatan paper untuk diambil CSG nya a metode extracrevicular, b metode intracrevicular superficial c metode intracrevicular deep Carranza, 2006
Komponen-komponen  seluler  dan  humoral  darah  dapat  mencapai  gigi  dan permukaan  epitel  mulut  dengan  cara  cairan  tersebut  mengalir  melalui  epitel  junctional
gingiva.  Oleh  karena  itu  fungsi  dan  struktur  epitel  junctional  adalah  penting  dalam  hal relasi  biologis  antara  komponen  vaskuler  dan  struktur  periodontal.  Epitel  junctional
membentuk  suatu  perlekatan  organik  ke  gigi  dan  bersambung  dengan  epitel  sulkus  yang meluas ke tepi gingiva. Epitel junctional berbeda dengan epitel lainnya karena mempunyai
dua lamina basalis, satu melekat ke jaringan ikat dan satunya ke gigi Lehner,1996. Dalam CSG  dijumpai  komponen  cairan  dan  seluler.  Komponen  cairan  dari  CSG  antara  lain
mengandung imunoglobulin A, Ig G dan IgM, komplemen C3, C4, dan C5 dan proaktifator C3.  IgG  cairan    krevikuler  mengandung  antibodi  spesifik  terhadap  sejumlah
miroorganisme  mulut,  misalnya  Streptococcus  mutans.  Aktivasi  dari  fagosit  netrofil  dan monosit  menyebabkan  kerusakan  dan  respon  peradangan  Kinney,  2007.  Selama  proses
inflamasi,  produk  interseluler  dibuat  dan  bermigrasi  ke  sulkus  gingiva  atau  poket periodontal.  Mediator-mediator  dari  aktivitas  penyakit  seperti  IL-
1α,  IL-6,  TNF  telah diidentifikasi dan dijadikan sampel dari berbagai cairan biologis misalnya saliva dan CSG
Kinney, 2007. Komponen  seluler  pada  CSG  yang  paling  banyak  dijumpai  adalah  netrofil  92.
Sel-sel  lainnya  adalah  mononuklear,  terdiri  dari  makrofag,  limfosit  T  dan  B.  Sel-sel  ini bermigrasi  dari  darah  melalui  epitel  junctional,  dan  mungkin  sel-sel  ini  setelah  memakan
bakteri,  menuju  ke  sulkus  gingiva.  Proporsi  netrofil  dalam  cairan  krevikuler  lebih  tinggi dibanding  yang  dijumpai  dalam  darah  70  secara  konsisten  walaupun  diketahui  bahwa
netrofil mempunyai kapasitas untuk bermigrasi  Lehner, 1996. Kegunaan  CSG dalam  menilai gerakan ortodontik akan dipengaruhi oleh berbagai
parameter.  Trauma  resorptif  sintetik  pada  jaringan  periodonsium  akan  menyebabkan keluarnya  cairan  yang  bisa  dipakai  untuk  menilai  faktor-faktor  yang  mempengaruhi
penilaian  ortodontik.  Gerakan  dari  tulang  alveolar  dan  PDL  memproduksi  faktor-faktor matriks ekstraseluler yang digunakan sebagai penanda biologis dari perawatan ortodontik
Cairan  Sulkus  Gingiva  CSG  muncul  pada  margin  gingiva  dan  dapat  bervariasi digambarkan  sebagai  transudat  atau  eksudat.  Laju  aliran  ini  terkait  dengan  tingkat
inflamasi  gingiva,dan  tingkat  0,05-0,20    per  menit  dilaporkan  dalam  kasus  peradangan minimal. Jumlah cairan aliran adalah antara 0,5 dan 2,4 mL per  hari. Studi terbaru dalam
pergerakan  gigi  ortodontik  telah  menggunakan  CSG  karena  noninvasif  dan  kemudahan pengambilan sampel berulang dari tempat yang sama dengan bantuan platinum loop, strip
kertas  saring,  gingival  wash,  dan  mikropipet.  Cairan  ini  digunakan  untuk  menganalisis berbagai  penanda  biokimia  seperti  produksi  prostaglandin  dan  aksi  berbagai  faktor
ekstraseluler  dan  intraseluler,seperti  IL-1,,  faktor  pertumbuhan  epidermal  IL-6,    TNF-2 mikroglobulin,  cathepsin,  aspartat  aminotransferease,  basa  fosfatase,  dan  laktat
dehidrogenase.  Perubahan  remodelling  dalam  tulang  alveolar  dan  PDL  menginduksi produksi  berbagai  mediator  sel  atau  enzim  yang  dapat  digunakan  sebagai  biomarker
perawatan ortodontik.  Apajalahti et al 2003 menemukan jumlah MMP-8 signifikan lebih tinggi  dalam  CSG  setelah  aplikasi  gaya  ortodontik  selama  4  sampai  8  jam.  Mereka
menyarankan bahwa peningkatan ekspresi dan aktivasi MMP-8 pada CSG mencerminkan terjadinya  peningkatan  remodelling  periodontal  setelah  aplikasi  kekuatan  ortodontik.
Mereka  menyimpulkan  bahwa  kehadiran  penanda  tersebut  dalam  CSG  mungkin  berguna dalam  mengidentifikasi  kegiatan  remodelling  tulang  selama  perawatan  ortodontik.  Cairan
ini  dianggap  menjanjikan  dan  dapat  diandalkan  untuk  penelitian  masa  depan,  karena berbagai  penelitian  sudah  mulai  memberikan  gambaran  proses  dalam  jaringan  paradental
selama terapi ortodontik.
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Keterangan : diperiksa
pemakaian orto cekat
inflamasi Perubahan
endotel
Aktivasi Fibroblas, osteoclast,osteosit
Distorsi matriks ekstra seluler PDL
Pergerakan gigi Growth factor,
sitokin, Prostaglandin
Vasodilatasi migrasi
leukosit PMN
MMP-8 Trauma mekanik
3.2 Penjelasan Kerangka Konsep
Bila gigi menerima tekanan ortodontik  yang merupakan trauma mekanis maka akan memicu terjadinya  respon menyerupai  respons inflamasi berupa perubahan pada
endotel sehingga terjadi vasodilatasi dan migrasi leukosit PMN ke jaringan. Inflamasi dan  vasodilatasi  yang  diikuti  migrasi  leukositPMN  ini  juga  akan  mengaktifasi
beberapa  mediator  kimia  seperti  berbagai  jenis  sitokin,  growth  factor  dan prostaglandin.  Teraktifasinya  mediator-mediator  kimia  ini  juga  akan    yang  akan
mengaktifasi  osteoblas,  osteoklas  dan  fibroblas  yang  berada  di  matriks  ekstra  seluler untuk bergerak menuju daerah yang mendapat tekanan dan tarikan. Agar dapat dengan
mudah  mencapai  daerah  tersebut  maka  matriks  ekstraseluler  yang  paling  banyak ditemui  pada  PDL  yaitu  kolagen  tipe  I  dipecah  terlebih  dahulu  ikatannya  dengan
bantuan  enzim  Matriks  Metalloproteinase-8  MMP8  yang  dihasilkan  oleh Polimorfonuklear  PMN  dan  fibroblas  sehingga  terjadi  distorsi  matriks ekstra  seluler
PDL dan memungkinkan gigi untuk bergerak.
3.3 Hipotesis