SIG dapat mempresentasikan real world dunia nyata di atas monitor komputer sebagaimana lembaran peta dapat mempresentasikan
dunia nyata di atas kertas. Akan tetapi SIG mempunyai kekuatan lebih dan fleksibilitas dari pada lembaran peta kertas Prahasta, 2001.
SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut di dalam basis data kemudian SIG membentuk dan
menyimpannya di dalam table-Tabel relasional. Setelah itu SIG menghubungkan unsur-unsur di atas dengan Tabel yang bersangkutan.
Dengan demikian, atribut-atribut ini dapat diakses melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta dan sebaliknya, unsur-unsur peta juga dapat diakses
melalui atribut-atributnya. Karena itu, unsur-unsur tersebut dapat dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya.
2. Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai tanah longsor telah banyak dilakukan, di antaranya Sunarto Goenadi dkk. 2003 dengan judul ”Konservasi
Lahan Terpadu Daerah Rawan Bencana Longsoran di Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta” yang bertujuan untuk
mencari bentuk konservasi yang ideal untuk daerah rawan erosi dan rawan longsor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup
metode survei lapangan dan metode penilaian tingkat bahaya longsoran dengan menerapkan teknik dalam sistem informasi geografi. Motode
survei ditujukan untuk mengidentifikasi lokasi dan karakteristik setiap longsoran yang pernah terjadi di daerah penelitian sedangkan metode
penilaian tingkat bahaya longsoran adalah dengan teknik pemberian harkat dan bobot pada setiap faktor penyebab dan faktor pemicu
longsoran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa longsoran terjadi pada setiap satuan lereng yang tidak datar atau kemiringan lereng lebih dari
3, daerah penelitian memiliki resiko tinggi untuk mengalami
longsoran sebagai akibat dari interaksi yang kompleks antar faktor- faktor penyebab dan pemicu.
Suprapto Dibyosaputra 1999 dengan judul ”Tanah longsor di Daerah Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, Daerah
Istimewa Yogyakarta” bertujuan mempelajari daerah yang potensial terjadi tanah longsor dan menyusun peta bahaya tanah longsor, serta
mengevalusi tanah longsor pada setiap unit medan. Data yang dikumpulkan meliputi curah hujan, kemiringan lereng, jenis batuan,
kedalaman pelapukan batuan, banyaknya dinding terjal, tebal solum tanah, tekstur dan permeabilitas tanah, penggunaan lahan dan kerapatan
vegetasi penutup. Metode yang dipakai adalah metode survei dengan teknik pengambilan sampel secara berstrata dengan unit medan sebagai
satuan analisisnya. Hasil penelitian diketahui bahwa daerah penelitian dapat dikelompokkan dalam 32 unit medan dengan 4 kelas tingkat
bahaya tanah longsor. Kelas bahaya rendah sebanyak 5 unit medan, tingkat bahaya sedang sebanyak 6 unit medan, tingkat bahaya tinggi
sebanyak 14 unit medan, dan tingkat bahaya sangat tinggi sebanyak 5 unit medan. Untuk melihat perbedaan dengan penelitian sebelumnya
maka dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini: Tabel 1.2 Perbandingan Penelitian Sebelumnya
Peneliti Judul
Tujuan Metode
Hasil Soenarto,
Dkk, 2003
Konservasi Lahan Terpadu
Daerah Rawan Bencana
Longsoran di Kabupaten
Kulonprogo Daerah Istimewa
Yogyakarta untuk mencari
bentuk konservasi yang
ideal untuk daerah rawan
erosi dan rawan longsor
Survei longsoran terjadi
pada setiap satuan lereng yang tidak
datar atau kemiringan lereng
lebih dari 3, daerah penelitian
memiliki resiko tinggi untuk
mengalami longsoran sebagai
akibat dari interaksi yang
kompleks antar faktor-faktor
penyebab dan
pemicu Suprapto
1999 Tanah longsor di
Daerah Kecamatan
Samigaluh, Kabupaten
Kulonprogo, Daerah Istimewa
Yogyakarta mempelajari
daerah yang potensial terjadi
tanah longsor dan menyusun peta
bahaya tanah longsor, serta
mengevalusi tanah longsor
pada setiap unit medan
Survei Kelas bahaya
rendah sebanyak 5 unit medan,
tingkat bahaya sedang sebanyak
6 unit medan, tingkat bahaya
tinggi sebanyak 14 unit medan,
dan tingkat bahaya sangat
tinggi sebanyak 5 unit medan
Rudiyanto 2009
Analisis Potensi Bahaya Tanah
longsor Menggunakan
Sistem Informasi Geografis di
Kecamatan Selo Kabupaten
Boyolali mengetahui
agihan potensi bahaya tanah
longsor pada berbagai unit
lahan dan mengetahui faktor
penyebab tingkat bahaya tanah
longsor di daerah penelitian
Survei -
3. Kerangka Pemikiran