Rencana Bergabungnya Timor Leste Menjadi Anggota Asean Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Bilateral Antara Australia-Timor Leste

(1)

RENCANA BERGABUNGNYA TIMOR LESTE MENJADI ANGGOTA ASEAN DAN IMPILIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN

BILATERAL ANTARA AUSTRALIA – TIMOR LESTE

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana S1 Pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Helder Olivio Freitas Amaral 44306021

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

BANDUNG 2011


(2)

iii ABSTRAK

Helder Olivio Freitas Amaral, 44306021, Rencana Bergabungnya Timor Leste Menjadi Anggota Asean Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Bilateral Antara Australia – Timor Leste. Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik. Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Bandung 2011.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, pemerintah Timor Leste giat untuk mencari dukungan dari Negara-negara ASEAN agar Negara itu masuk menjadi anggotanya. Apalagi dengan menjadi anggota ASEAN Timor Leste ingin mengamankan kepentingan politik dan ekonomi negerinya yang kecil dari negara-negara besar di sekelilingnya, yang memunyai peluang melakukan invasi. Bila Timor Leste tersebut masuk ASEAN, maka bargaining position Timor Leste akan semakin meningkat di kawasan Asia Tenggara dan dunia internasional

Rencana bergabungnya Timor Leste ke ASEAN menimbulkan dilemma dalam hubungan luar negerinya dengan Australia. Pengaruh Politik dan Ekonomi Australia di Timor Leste akan menurun sejalan dengan masuknya Timor Leste ke ASEAN jika hal tersebut sampai terjadi. Hal ini dikarenakan, Timor Leste akan lebih banyak melakukan politik Luar Negerinya ke Asia Tenggara dalam kerangka Mekanisme ASEAN dibanding ke Australia.

Metode penelitian yang dipakai dalam Skripsi ini adalah Literatur Buku dan Studi Kepustakaan. Metode tersebut merupakan meotde pengumpulan data yang terkait dan relevan tentang penelitian didalam skripsi ini. Hipotesis dalam makalah ini

adalah “Jika Timor Leste menjadi anggota ASEAN, maka akan menurunkan

pengaruh politik dan ekonomi Australia di Timor Leste, karena Timor Leste akan lebih banyak mengejar kepentingan nasionalnya termasuk Politik dan Ekonomi didalam kerangka mekanisme ASEAN”.

Berdasarkan hasil kesimpulan data yang dikumpul tentang penelitian di Skripsi ini mendapatkan bahwa pengaruh Australia secara politik dan ekonomi akan menurun akibat berkurangnya ketergantungan Timor Leste didalam kedua bidang itu terhadap Australia. Karena, rencana masuknya Timor Leste ke ASEAN memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif itu sendiri bagi Timor Leste memiliki dimensi Politik dan Ekonomi.

Kata Kunci : Hubungan Luar Negeri, ASEAN, Timor Leste, Australia, Pengaruh Politik Dan Ekonomi


(3)

iv ABSTRACT

Helder Olivio Freitas Amaral, 4430621, Timor Leste Toward Full Membership of ASEAN and the Impact to Bilateral Relation Australia Timor Leste. The Dicipline Program Sciences, of International Relations Department, Faculty of Social and political Sciences, University of Computer Indonesia, Bandung, 2011.

In the recent years, Government of Timor Leste strive to seek for support from ASEAN countries so that that youngest country could get full membership. Moreover, become an ASEAN member, Timor Leste intend to ensure political and economic interest from the great countries around him that potentially could take an action to invasion. As if Timor Leste will become ASEAN member, then bargaining position of Timor Leste will turning up in Southeast Asia Region even international stage.

Timor Leste’s Plan to incorporate in ASEAN give impact to bilateral relation between Timor Leste – Australia. As if it will taking place in the near future, Political and Economic influences of Australia toward decrease. The causes are Foreign Policy of East Timor will turning around Southeast Asia in the

ASEAN’s mechanism than Australia. Hypothesis of this thesis is “As if Timor

Leste will incorporate to be ASEAN’s Member, then these thing will decreasing both Economic and Political Influences of Australia in Timor Leste, due to Timor Leste will pursue national interest of him include Political and Economic in the

ASEAN’s mechanism framework”.

Research method’s in this Thesis was adopted Book Literature and

Library Research. Those methods are collected data that relevant with this research.

The conclusion according of this research found that the Political and Economic Influences of Australia will decrease because of dependencies to both sectors is turning down. Entrance of Timor Leste to become ASEAN member bring about both positive and negative impact. The Positive has both dimension, Political and Economic dimension.

Keyword : Foreign Affairs, ASEAN, Timor Leste, Australia, Political and Economic Influences


(4)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur, serta ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih dan Penyayang karena atas berkat, anugerah, serta bimbingan-Nya lah tiada henti-hentinya menyertai sehingga penulis dapat senantiasa memeperoleh semangat, kekuata dan kemanpuan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul, RENCANA BERGABUNGNYA TIMOR LESTE MENJADI ANGGOTA ASEAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN BILATERAL ANTARA AUSTRALIA-TIMOR LESTE.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak kekurangan baik dalam segi penulisan maupun bahasa. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati yang paling dalam penulis menerima segala saran dan kritikyang bersifat menbangun.

Dalam penulis skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan serta masukan dari berbagai pihak dalam segi spiritual, moral, juga materiel. Untuk itu, dengan segenap hati dan dengan segala hormat mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

2. Bapak Andrias Daramayadi, S.IP.,M.Si., Selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional. Terima Kasih atas semua saran dan bimbingannya kepada penulis skripsi selama ini.


(5)

vi

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Aelina Surya, Dra Selaku Pembinbing Utama yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusun skripsi ini.

4. Bapak H. Budi Mulyana S.IP., M.Si., Terima Kasih atas semua saran dan bimbingannya kepada penulis skripsi selama ini.

5. Ibu Dewi Triwahyuni S.IP., M.Si., Ibu Sylvia Octa Putri S.IP., Ibu Yesi Marience S.IP., M.Si, selaku staf dosen pengajar Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

6. Ibu Dwi Endah Susanti S.E., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Hubungan Internasional yang telah membantu segala urusan akademik. 7. Untuk kedua Orang Tuaku yang tercinta Sr Olivio Freitas e Sra Domingas

Freitas. Terima kasih atas Doa, Kasih Sayang, dukungan moral dan materilnya

8. Buat Avo Pai e Avo Mae (Antonio & Gabriela, Domingos & Maria) Helder Hanoin nafatin Avo sira.

9. Buat Tiu Ho Tia (Familia boot Gariuai & Uatulari) Terima Kasih Atas dukungan dan doanya.

10.Buat kakak-kakak ku (Maun Toy, Maun Mauricio, Maun Sico, Maun Nuno, Maun Amerku, & Maun Manleki. Terima Kasih Atas Dukungannya. 11.Buat adik-adik ku Tersayang (Virginia, Esmenia, Elvis, Ajoy, Andy &

Noysiza) Terima Kasih atas doa dan dukunganya.

12.Buat kedua keponakan ku yang Tersayang (Navia & Dodo) Tiu hanoin imi. 13.A Minha Mor…..Noy (HLN) makasih atas doa, kasih sayang dan


(6)

vii

14.Buat Tia Tina, Prima Elda, Primo Akoli & Primo Marito, Maun Salus, Maun Zebio, Maun Paul, Terima Kasih dukungannya serta bantuan dalam hal menberikan informasi maupun data yang melengkapi penelitian ini. 15.Buat teman-teman Gasibu, Iqu, Dami, Abau, Abuti, Biliy, Marito Indeo,

Zek, Papi Efren, Mami Marga & Segos Ecen, Adilson, Andi, Adani, Pepy, Alberto, Agus, Bucar, Ano, Amino mamba, olegario, Fredy, Unidade Seimpre……Peace Allways. Terima Kasih Ya…..buat dukunganya tetap semangat dan perjuankan apa yang menjadi tujuan kalian FORCA.

16. Kominitas Timor Leste di Bandung (IMPETIL) Terima Kasih Atas bantuan dan dukunganya…Unidade Seimpre nacao nia Futuru iha ita. 17.Buat teman-teman angkatan 2006-2007 (Edo, Ira, Opik, Tri, Tria, Alu,

Adit, Adi, Irawan, Amir, Intan, Gema, Susi, Nopi, Riki, Gema, Bayu, Mira, Putri, Ciptani, Deha, Derliana, Noel, Hario, Vina, Ica, Lanund, Panji, dan buat teman-teman yang tidak disebutkan namanya, terima kasih untuk pertemananya serta segala bantuan semoga Tuhan Yesus Kristus melimpahkan yang lebih pada kalian semua.

18.Buat A Minha Prima Diana C, Aida & My Friend Flaviana, Mamy & Adik yang tersayang Terima Kasih Atas dukungan Dan Doanya.

19.Buat teman-teman di Dili, Jose, Afonsu, Abel, Ameu, Asoko, Mausebu, Alito komen, delsi, Abril, Mankeu, Ameta, Anton, . Terima Kasih

20.Buat semua orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini Terima Kasih.


(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam bukunya, ´´Hari-hari Terakhir Timor Portugis´´ Seperti yang diungkapkan E.M. Tomodok. Janji Spinola untuk memberikan hak menentukan nasib sendiri bagi daerah jajahan Portugal pada mulanya diterima para pejabat dan tokoh-tokoh masyarakat Timor Portugis dengan reaksi umum yang gugup. Terdapat pesimisme umum bahwa rakyat Timor tidaklah siap untuk itu, tetapi apa boleh buat, tantangan mesti dihadapi. Barulah mereka menyadari betapa luas dan sulitnya masalah-masalah Timor Portugis yang dihadapi, andaikata mereka harus tangani sendiri.

Kontradiksi didalam masyarakat akibat cengkraman akibat empat abad penjajahan Portugal mewarnai kehidupan sehari-hari yang mencerminkan perbedaan pandangan serta kepentingan politik. Pada gilirannya hal itu mengakibatkan terbentuknya kelompok politik yang mempunyai pandangan berbeda mengenai masa depan Timor Portugis (Tomodok, 1996:87).

Selama tahun 1975 Perang Dingin antara Timur dan Barat mencapai titik yang kritis, terutama karena perkembangan di Asia Tenggara. Pada bulan April 1975, dua tahun setelah penarikan mundur pasukan AS dari Vietnam, Saigon jatuh ke tangan Vietnam Utara yang komunis. Pergeseran perimbangan kekuatan ini mempengaruhi bangsa-bangsa besar dan kecil, serta memiliki dampak yang mendalam kepada apa yang terjadi di Timor Portugis. Perang Dingin memberikan


(8)

efek yang cukup mencekik di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada masa ini. Blok-blok kekuatan utama di dunia sering kali melumpuhkan lembaga-lembaga utamanya, seperti Dewan Keamanan. Sebagaian karena hal ini, salah satu ciri dalam krisis yang tengah berkembang di Timor Portugis selama tahun 1974-75 adalah kegagalan untuk menginternasionalisasikan persoalan ini dalam kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa. Portugal melakukan serangkaian negosiasi bilateral dengan Indonesia, dan walaupun dalam negosiasi-negosiasi Portugal pernah

menggunakan ancaman “internasionalisasi” sebagai senjata dalam

tawar-menawarnya, pada prakteknya Portugal hanya menggunakan opsi ini ketika sudah amat terlambat dan secara efektif tidak mampu untuk mempengaruhi situasi.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertugas untuk mengawasi dekolonisasi, Komite Khusus Dekolonisasi PBB, disibukkan dengan keadaan di berbagai koloni Portugal di Afrika, dan tidak banyak memberi perhatian kepada Timor Portugis. Pada bulan Juni 1975, Komite Khusus PBB untuk Dekolonisasi, membahas Timor Portugis, dan menganjurkan pencapaian tujuan-tujuan Piagam PBB mengenai Deklarasi Kemerdekaan bagi Negara-Negara dan Bangsa-Bangsa Kolonial. Walau telah diminta untuk menilai situasi di lapangan, Komite ini tidak melakukannya.

Kurangnya perhatian atas Timor Portugis ini pada tahun 1974-75 berarti bahwa ketika perang sipil pecah pada bulan Agustus 1975, dan ketika kegiatan terselubung Indonesia berubah menjadi operasi militer besar-besaran pada bulan Oktober-November 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa relatif tidak menyadari akan situasi di wilayah ini. Kurangnya keterlibatan Perserikatan Bangsa-Bangsa


(9)

merupakan kesempatan yang hilang untuk menghindari kekerasan dan akhirnya pengambilalihan kekuasaan militer wilayah Timor Portugis oleh Indonesia Menurut James Dunn, mengutip sumber-sumber Indonesia, “kelompok Bakin/Opsus melihat kembali posisi mereka pada akhir tahun 1972 atau 1973 dan berkesimpulan bahwa mereka sangat menentang ide Timor-Leste merdeka”, yang

dapat“menambah dimensi baru bagi persoalan keamanan Indonesia”. Buku

setengah resmi, Integrasi, mengklaim bahwa kepentingan Indonesia di Timor Portugis sudah ada jauh sebelum komitmen Portugal kepada dekolonisasi.

Buku tersebut juga menegaskan bahwa Indonesia mengambil pendekatan evolusioner, yang pada tahap awalnya akan membangkitkan keinginan rakyat Timor untuk merdeka. Yang melatari kebijakan Indonesia tersebut adalah perlunya menjamin “bahwa Timor-Leste tidak akan menjadi „tempat bermasalah’ dan dengan demikian tidak akan digunakan sebagai alat tawar-menawar melawan Indonesia. Soeharto sendiri juga mengambil pandangan strategis ini.

Pada pertemuannya dengan Perdana Menteri Australia, Gough Whitlam, di Wonosobo dekat Yogyakarta bulan September 1974, ia menyebut Cina dan Uni Sovyet sebagai negara-negara yang mungkin akan mencampuri Timor Portugis. Dalam pertemuan keduanya di Townsville, Queensland, pada bulan April 1975, Soeharto mengatakan kepada Whitlam bahwa intelijen Indonesia telah mendapat informasi bahwa orang-orang komunis dari Cina sedang berupaya masuk ke Timor Portugis melalui Australia dengan bantuan Kedutaan Cina di Canberra. Pejabat Indonesia tidak semuanya sepaham mengenai sifat ancaman komunisme ini. Kepala intelijen di Departemen Pertahanan dan Keamanan dan wakil ketua


(10)

Bakin, Letnan Jenderal Benny Moerdani meyakini bahwa armada Soviet adalah ancaman utamanya: ia memprediksikan bahwa Timor merdeka akan memberi Uni Sovyet pangkalan Angkatan Laut yang akan memungkinkan Sovyet untuk membagi wilayah laut Indonesia menjadi dua zona.

Pada tahun 1999, setelah serangkaian kegagalan PBB di Somalia, Rwanda, Yugoslavia dan Sahara Barat, komunitas internasional memerlukan suatu keberhasilan. Dengan kematian sekitar 200.000 rakyat Timor-Leste, argumentasi legal dan moral bagi penentuan nasib sendiri tidak bisa dipungkiri lagi, Australia, Amerika Serikat dan para pendukung integrasi lain mulai siap untuk mengakuinya (Scheiner 2006:5). Maka, pada tahun 2002, paska referendum oleh Pemerintahan Habibie, Rakyat Timor Leste memutuskan untuk memisahkan diri menjadi sebuah negara merdeka baru.

Pada masa-masa awal kemerdekaan, Timor Leste menjalin kemitraan strategis dengan Australia. Kemitraan Australia dan Timor-Leste akan didasarkan pada saling menghormati, Pemerintah Timor-Leste telah jelas menyatakan prioritas pembangunan dan melalui strategi ini, Australia dapat berkomitmen untuk berkontribusi terhadap (Timor-leste). Ada kesempatan selama beberapa tahun asalkan stabilitas dapat dipertahankan untuk itu sumber daya Australia bisa membantu pemerintah Timor Leste untuk kemajuan negaranya sendiri. Secara khusus dapat membantu meningkatkan kesehatan dan pelayanan pendidikan dengan memperkuat sistem baik di ibukota atau di distrik-distrik, Hal ini dapat membantu untuk mempromosikan kerja melalui peningkatan produksi pertanian


(11)

dan infrastruktur, selanjutnya dapat meningkatkan kualitas polisi dan bisa membangun kapasitas daerah di Timor Leste secara profesional.

Australia juga mendukung sejumlah kemitraan internasional dengan badan-badan pembangunan bilateral dan multilateral yang bekerja di Timor-Leste. Australia langsung menberikan dana program dari beberapa mitra seperti badan-badan PBB, seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia dan pengaturan multilateral, perjanjian formal dengan donor seperti Portugal, Brazil dan Jerman dan keterlibatan informal yang lainnya, dikombinasikan dengan pernyataan-pernyataan yang lebih jelas tentang prioritas Timor-Leste, menyediakan ruang bagi Australia untuk lebih mengkoordinasikan dan menyelaraskan bantuan dengan upaya-upaya kebijakan.

Dengan berjalannya donor multilateral dan bilateral lainnya, Australia dapat mengurangi beban administrasi pada Pemerintah Timor-Leste dan memanfaatkan keahlian teknis kualitas terbaik, Selama ini Timor-leste mengembangkan kemitraan dengan Bank Dunia di bidang kesehatan dan manajemen keuangan publik, lembaga PBB dalam akuntabilitas pemerintah dan Portugal dalam membangun kapasitas polisi, Australia akan membantu Timor-Leste selama lima tahun, Berbeda dengan situasi pada tahun 2009 di mana bantuan diberikan kepada hampir semua sektor, pada tahun 2014 nantinya bantuan Australia akan ketat mengfokuskan pada mencapai empat tujuan yang telah disepakati yakni, memperkuat kesehatan dasar dan pemberian layanan pendidikkan termasuk fokus khusus pada kesehatan ibu dan anak, peningkatan kerja dengan cara (peningkatan produktivitas pertanian, menperbaiki infrastruktur,


(12)

mempromosikan pendidikan kejuruan, mempromosikan sektor swasta, melalui peningkatan akses terhadap keuangan mikro), meningkatkan akuntabilitas pemerintah, transparansi dan integritas pemerintah (Timor-leste), dan membangun fondasi sebuah komunitas yang aman, Fokus ini akan memungkinkan Australia untuk memainkan peran lebih kuat dalam koordinasi donor, analisis kebijakan dan dialog dan untuk membantu Pemerintah Timor-leste untuk mencapai hasil yang lebih baik (AUSAID : 2009, www.ausaid.gov, diakses tanggal 13 oktober 2010).

Dalam beberapa tahun belakangan ini, pemerintah Timor Leste giat untuk mencari dukungan dari Negara-negara ASEAN agar Negara itu masuk menjadi anggotanya. Apalagi menurut Xanana, ´´ Xanana Gusmao berpandangan bahwa dengan menjadi anggota ASEAN Timor Leste ingin mengamankan kepentingan politik dan ekonomi negerinya yang kecil dari negara-negara besar di sekelilingnya, yang memunyai peluang melakukan invasi. Bila Timor Leste tersebut masuk ASEAN, maka bargaining position Timor Leste akan semakin meningkat di kawasan Asia Tenggara dan dunia internasional´´. (VOI : 2010, www.voi.com, diakses pada tanggal 7 Agustus 2010).

ASEAN sendiri adalah kepanjangan dari Association of South East Asia Nations. ASEAN disebut juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Dasar dibentuknya ASEAN adalah adanya persamaan kelima anggota ASEAN, yakni sebagai berikut, Persamaan letak geografis, yaitu terletak di wilayah yang sama, yakni Asia Tenggara, Persamaan nasib/sejarah, yakni hampir semua negara-negara di kawasan Asia Tenggara pernah mengalami penjajahan Barat, kecuali Thailand, Persamaan


(13)

ekonomi, yakni mayoritas penduduk di kawasan Asia Tenggara merupakan negara agraris, Persamaan budaya, yaitu hampir semua menjadi daerah penyebaran kebudayaan Melayu Austronesia, Persamaan kepentingan, yaitu mengarah terwujudnya kemajuan kemakmuran dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara, Sesuai dengan Persetujuan Bangkok, maka tujuan ASEAN adalah sebagai berikut, Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara, Meningkatkan perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara, Memajukan kerja sama dan saling membantu kepentingan bersama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), Memajukan kerja sama di bidang pertanian, industri, perdagangan, pengangkutan, dan komunikasi, Mendirikan industri dan memperluas perdagangan, termasuk perdagangan internasional, Memajukan studi-studi tentang Asia Tenggara, Memelihara kerja sama yang lebih dengan organisasiorganisasi regional dan internasional.

Dasar awal dibentuknya ASEAN berdasarkan kesamaan dan persamaan pada tiap-tiap anggota ASEAN, hal ini menberikan dorongan bagi Timor Leste untuk masuk dalam keanggotaan tersebut (ASEAN), dikarenakan adanya persamaan juga. Masuknya Timor Leste kedalam ASEAN dan nantinya akan memberikan kontribusi bagi kelangsungan ASEAN dimasa yang akan datang.

Timor Leste Mengajukan diri menjadi anggota ASEAN. Dengan Timor Leste melamar menjadi anggota ASEAN, maka ASEAN memasuki babak baru. Banyak tokoh di ASEAN menilai ASEAN akan semakin solid bila Timor Leste bergabung dengan ASEAN. Semakin solidnya negara-negara ASEAN, maka kawasan Asia Tenggara akan mampu mengimbangi perkembangan Asia Timur


(14)

yang sangat dinamis. Negara Timor Leste baru merdeka pada 2002 setelah sekian ratus tahun pernah menjadi koloni Portugal dan sejak 1976 menjadi provinsi ke-27 di Indonesia selama 23 tahun. Pada 1999, melalui referendum yang difasilitasi Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB), mayoritas rakyat Timor Leste memilih berpisah dari Indonesia untuk menjadi negara yang merdeka (SUARA MERDEKA : 2010, www. suaramerdeka.com, diakses pada tanggal 14 Oktober 2010)

Bagi Timor Leste status sebagai anggota ASEAN perlu diperjuangkan. Upaya lobi kepada Negara anggota ASEAN pun sangat gencar dilakukan pemerintah Timor Leste. Pada Mei silam, Presiden Timor Leste Ramos Horta mengatakan negaranya telah mendapat banyak dukungan untuk bergabung dalam ASEAN pada 2012. Dalam konferensi pers di Bandara Internasional Nicolau Lobato, Dili, setiba dari kunjungan ke sejumlah negara ASEAN, Horta ketika itu mengatakan ia telah mengantongi dukungan dari Vietnam, Thailand, Kamboja dan Singapura untuk bergabung dengan ASEAN pada 2012. Menurut dia, sebelum dukungan yang dijanjikan oleh empat negara ASEAN itu, Timor Leste telah mengantongi dukungan dari Indonesia, Malaysia, Myanmar dan Filipina. Apa keuntungan atau nilai positif ASEAN bagi Timor Leste sehingga begitu gencar melakukan lobi-lobi minta dukungan? Marty Natalegawa telah menyampaikan kepada Menteri Luar Negeri Timor Leste mengenai nilai tambah apa yang ditawarkan Timor Leste dengan keanggotaan di ASEAN. Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa mengatakan bahwa Indonesia melihat banyak manfaatnya bagi Timor Leste untuk diterima di ASEAN dibanding potensi


(15)

dampak negatifnya. Demikian ungkap Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa,30 Juli 2010. Apakah Timor Leste melihat nilai positif bila resmi menjadi anggota ASEAN. Ramos Horta mengatakan dengan masuknya Timor Leste ke ASEAN, maka usaha untuk meningkatkan pembangunan di sektor ekonomi, perdagangan, pertanian dan sumber daya manusia akan cepat tercapai di negara itu.

Sementara Xanana Gusmao berpandangan bahwa dengan menjadi anggota ASEAN Timor Leste ingin mengamankan kepentingan politik dan ekonomi negerinya yang kecil dari negara-negara besar di sekelilingnya, yang mempunyai peluang melakukan invasi. Bila Timor Leste tersebut masuk ASEAN, maka bargaining position Timor Leste akan semakin meningkat di kawasan Asia Tenggara dan dunia internasional. Hingga saat ini, negara-negara ASEAN yang mendukung masuknya Timor Leste selain Indonesia adalah Myanmar, Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, Kamboja, dan Singapura. Timor Leste berharap dapat menjadi anggota asosiasi negara Asia Tenggara ini pada 2012.

Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa Timor-Leste sangat berminat untuk menjadi anggota ASEAN. Bahkan Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Luar Negerinya telah menargetkan bahwa Timor-Leste akan menjadi anggota ASEAN pada tahun 2012, hal ini sangat didukung oleh pemerintah Indonesia juga negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat bahwa Pemerintah Timor-Leste juga telah membuka Sekretariat Nasional ASEAN di Dili pada awal bulan Februari 2009, dimana sekretariat ini akan berfungsi untuk


(16)

mempersiapkan tahapan-tahapan menjadi keanggotaan ASEAN. (KOMPAS : 2010 , diakses tanggal 14 Oktober 2010)

Masuknya Timor Leste kedalam ASEAN membutuhkan persiapan yang matang ini mengindikasikan Timor Leste masih kekurangan sumber daya manusia (SDM), kendati Sekretariat Nasional ASEAN telah didirikan di Dili (Timor Leste), hal tersebut diharapkan bukanlah sebuah wacana belaka. Masuknya Timor Leste didalam ASEAN pada tahun 2012 diharapkan setidaknya memberikan kontribusi yang signifikan didalam proses kerjasama antara negara-negara di Asia Tenggara. Masuknya Timor Leste didalam ASEAN juga dapat memberikan keuntungan yang baik diberbagai bidang pembanggunan di Timor Leste.

Berdasarkan pernyataan dan fakta yang telah dipaparkan diatas, penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang akan dituangkan dalam laporan penelitian dengan judul :

¨Rencana Bergabungnya Timor Leste menjadi Anggota ASEAN dan Implikasinya terhadap Hubungan Bilateral antara Australia – Timor Leste¨

Penelitian ini juga didukung oleh beberapa mata kuliah pokok yang dipelajari di Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia, yaitu :

1. Analisa Politik Luar Negeri. Mata Kuliah ini memberikan uraian mengenai mengapa dan bagaimana kebijakan suatu negara dibuat dan dijadikan sebagain Politik Luar Negeri yang mengedepankan kepentingan negaranya dan dapat mempengaruhi negara lain


(17)

2. Teori Hubungan Internasional. Mata Kuliah ini membantu peneliti untuk menentukan teori dan pendekatan mana yang relevan dengan penelitian penulis

3. Hubungan Internasional Kawasan. Mata Kuliah ini digunakan untuk menjelaskan proses regionalisasi di kawasan ASEAN

4. Politik Internasional. Mata Kuliah ini membantu penulis untuk mengetahui gambaran umum tentang sifat sistem hubungan internasional, iklim politik internasional dan bagaiman negara-negara saling berinteraksi didalam arena politik internacional

5. Organisasi dan Administrasi Internasional. Mata kuliah ini memberikan pemahaman kepada penulis tentang organisasi internasional, melalui perspektif sejarah, hukum, sifat, bentuk dan tujuan organisasi internasional itu sendiri.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas, maka penulis akan membatasai ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas nanti, mengingat permasalahan yang ada masih terbilang luas dan kompleks. Maka peneliti akan mencoba mengidentifikasikan masalah yang diteliti dalam bentuk masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung Timor-leste masuk dalam keanggotaan ASEAN?


(18)

2. Keuntungan apa sajakah yang didapat oleh Timor-leste jika bergabung dengan ASEAN?

3. Bagaimana hubungan bilateral antara Australia dan Timor-leste saat ini? 4. Bagaimana implikasi hubungan kerjasama antara Australia dan

Timor-leste, jika Timor-leste memasuki keanggotaan penuh ASEAN pada tahun 2012?

1.3 Pembatasan Masalah

Pada pembatasan masalah penelitian ini penulis akan menggambarkan dan menjelaskan pada kajian Rencana bergabungnya Timor-leste menjadi anggota ASEAN dan implikasinya terhadap hubungan bilateral antara Australia-Timor leste. Bergabungnya Timor leste dengan ASEAN adalah hal yang positif, berdasarkan pengamatan peneliti sejauh ini, tetapi akan berdampak negatif jika Timor leste dipaksakan secepatnya dan tanpa persiapan yang dini. Kebijakan suatu negara pada umumnya merupakan reaksi yang terjadi akibat interaksi antarnegara mengenai satu peristiwa tertentu yang terjadi. Berbagai perkembangan tipikal bisa menimbulkan perubahan arah kebijakan, Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, kita belajar dari fluktuasi hubungan Timor leste dan Australia yang mana setiap pemegang pemerintahan tertinggi membawa karakteristik arah diplomasi politik yang berbeda.

Waktu penelitian ini dibatasi antara tahun 2006 sampai 2010. 2006 dipilih karena tahun itu merupakan tahun pertama dimana Pemerintah Timor Leste secara resmi mengajukan lamaran negaranya ke sekeretariat ASEAN untuk menjadi


(19)

anggota ke 11 organisasi tersebut. Sedangkan tahun 2010 adalah waktu terkini dimana proses menjadi anggota ASEAN masih terus berlanjut.

1.4 Perumusan Masalah

Dengan melihat hasil uraian yang sudah dipaparkan pada bagian identifikasi dan pembatasan masalah, maka penulis akan merumuskan permasalahan yang patut untuk dibahas dalam bentuk pertanyaan penilitian (research question) sebagai berikut:

Sejauh mana dampak masuknya Timor Leste menjadi anggota ASEAN akan mempengaruhi hubungan bilateral antara Australia-Timor Leste dalam bidang Politik dan Ekonomi.

1.5 Tujuan dan Kegunan Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penilitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan bilateral Timor Leste dan Australia

2. Untuk mengatuhui faktor-faktor apa saja yang mendukung Timor Leste masuk ke ASEAN

3. Untuk mengetahui keuntungan apa saja yang didapat Timor Leste dari keanggotaannya sebagai bagian dari ASEAN

4. Untuk mengetahui sejauh mana dampak hubungan bilateral Timor Leste – Australia jika Timor Leste benar-benar menjadi anggota ASEAN.


(20)

1.5.2 Kegunaan Penelitian

Dengan penulisan skripsi ini diharapkan akan menberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Untuk memenuhui salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana strata satu (S1) Pada Prodi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Komputer Indonesia.

2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan teori-teori ilmu Hubungan Internasional serta dapat menberikan wawasan bagi para peneliti dan para Akademis ilmu hubungan internasional.

3. Sebagai sumbangan ilmiah terhadap perkembangan ilmu hubungan internasional Menambah Organisasi Internasional.

4. Untuk menambah pengetahuan ilmu kita tentang pentingnya sebuah kerjasama Internasional dalam mengatasi permasalahan yang ada pada suatu negara.

1.6 Kerangka Pemikiran, Hipotesis dan Definisi Operasional 1.6.1 Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka penelitian ini, secara teoritis dibutuhkan adanya suatu kerangka Pemikiran yang dapat berguna dalam menguji kosep-konsep dasar yang dipergunakan dalam studi ilmu hubungan internasional ketika meneliti suatu fenomena yang ada. Kerangka pemikiran ini diartikan sebagai konsep-konsep, model, anologi-analogi, pendekatan, genarelisasi dan teori-teori yang dapat merangkum semua pengetahuan sistematis. Yang kesimpulannya bahwa, teori ini


(21)

akan memberikan suatu kerangka pemikiran bagi upaya ini juga tidak terkecuali yang mendasari akan adanya suatu penelitian didalam disiplin ilmu Hubungan Internasional.

Dalam bukunya Pengantar Hubungan Internasional, Perwita Anak Agung Banyu dan Mochamad Yanyan, yang menyatakan bahwa:

“Hubungan Internasional didefinisikan sebagai studi tentang interaksi antar beberapa aktor yang berpartispasi dalam politik internasional, yang meliputi Negara-negara, organisasi internasional, organisasi non pemerintah, kesatuan sub-nasional seperti birokrasi dan pemerintah domestik serta individu-individu” (Perwita, 2005:4 )

Hubungan Internasional mengalami perubahan dalam beberapa tahun belakangan. Dengan bergulirnya proses globalisasi yang terjadi diseluruh dunia, hubungan antar negara makin kompleks dan rumit. Hubungan ini dalam pandangan Liberalis merupakan manifestasi dari interdependensi antar negara. Ada dua tipe hubungan antar negara yakni, hubungan bilateral dan hubungan multilateral. Hubungan bilateral menurut perwita Anak Agung:

“Yang dimaksud dengan hubungan bilateral adalah keadaan yang

mengambarkan adanya hubungan saling memepengaruhui atau terjadinya

hubungan timbal balik antara dua pihak” (Perwita, 2005:42).

Tujuan hubungan bilateral adalah untuk mencapai kepentingan nasional masing-masing negara dengan cara meningkatkan kerjasama baik dibidang politik, ekonomi maupun sosial budaya.

Sedangkan hubungan multilateral adalah hubungan yang terjalin lebih dari dua negara dan biasanya di wadahi oleh sebuah institusi internasional. Hubungan


(22)

ini mengandung kepentingan ekonomi dan politik yang berusaha dicapai dalam konteks kawasan.

Di masa sekarang, saling ketergantungan dalam tingkat tertentu mendorong negara-negara untuk membentuk suatu institusi yang dalam beberapa bidang bersifat supra-nasional ataupun intergovernmentalis. Ini adalah manifestasi dari hubungan multilateral. Negara-negara yang berdekatan kemudian membentuk region-region baru berdasarkan kedekatan sosial-kultur, kesamaan sejarah, bahasa, orientasi politik dan tentu kedekatan geografis. Pembentukan region-region ini pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi-perdagangan, mempererat hubungan kultural, menyamakan persepsi politik dan bahkan kadang kala membentuk kerjasama keamanan regional.

Dalam usaha tersebut sebuah negara berupaya menyelesaikan suatu masalah yang bersifat regional maupun internasional melalui kerja sama multilateral didalam payung organisasi kawasan dimana dalam kerja sama ini terdapat kepentingan-kepentingan yang bertemu dan tidak bisa dipenuhui dinegaranya sendiri. Kerjasama sendiri menurut Holsti:

“Kerjasama yaitu proses dimana sejumlah pemerintah saling mendekati

dengan penyelesaian yang diusulkan, merudingkan atau menbahas masalah, mengemukakan bukti teknis untuk menyetujui satu penyelesain atau lainnya, dan mengakhiri perundingan dangan perjanjian atau

perundingan tertentu yang memuaskan kedua belah pihak” (Holsti,

1989:209).

Dan kerjasama Internasional menurut Kartasasmita dijelaskan dalam bukunya administrasi internasional sebagai berikut:


(23)

“Kerjasama internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat

adanya hubungan interdenpendensia dan bertambahnya kehidupan manusia dalam masyarakat internasional (Kartasasmita, 1997:19).

Adapun faktor-faktor pendukung kerjasama internasional adalah:

1. Kemajuan dibidang teknologi yang memudahkan terjalinnya hubungan yang dapat dilakukan negara-negara sehingga meningkatnya ketergantungan satu sama lain.

2. Kemajuan serta perkembangan ekonomi mempengaruhi kesejahteraan bangsa dan negara.

3. Perubahan sifat perang dimana terdapat suatu keingginan bersama untuk saling melindunggi atau membela diri dalam bentuk kerja sama internasional.

4. Adanya kesadaran dan keingginan berorganisasi merupakan salah satu metode kerja sama internasional (Rudi,1998: 22).

Kerja sama internasional diwujudkan dalam suatu organisasi yang disebut organisasi internasional yang merupakan wadah pertemuan negara-negara dalam menyatukan masing-masing kepentingan menjadi suatu kesepakatan internasional, ini merupakan bukti adanya kesepahaman internasional.

Dalam kerja sama internasional bisa melibatkan beberapa negara dalam suatu regional yang mempunyai keterkaitan tertentu, bekerja sama untuk mencapai kepentingan nasional masing-masing atau bersama.


(24)

Menurut Andrew Hurrel, “regionalisme merupakan suatu proses interaksi sosial dalam suatu kawasan, yang secara tidak langsung merupakan suatu

proses interaksi sosial dan ekonomi” (Fawcelt & Hurrel, 1995: 39).

Sejumlah sarjana hubungan internasional mengkategorikan regionalisme lama dan baru, yaitu kategori pertama, regionalisme lama merupakan warisan dasar dari perang dingin kategori kedua, regionalisme lama merupakan intervensi negara-negara adi kuasa maka regional baru merupakan unsur inisiatif dan kebutuhan dari dalam kawasan sendiri, kategori ketiga lebih berorientasi pada inward looking dan bersifat proteksionis, sedangkan regionaslisme baru cenderung untuk bersifat terbuka dan menyesuaikan dengan ekonomi dunia yang semakin interpenden.(Perwita & Yani: 2005 105-106).

Organisasi Internasional secara sederhana dapat didefenisikan sebagai:

semua aturan kerjasama yang di setujui diantara negara anggota, biasanya berdasarkan sebuah kesepakatan (agreement), untuk menunjukkan beberapa manfaat yang menguntungkan secara mutualism yang di

implementasikan melalui petemuan berkala dan aktivitas setiap stafnya”

(May & MIR : 2).

Menurut pengertian sederhana tersebut diatas, organisasi internasional mencakup tiga unsur, yaitu :

1. Keterlibatan Negara dalam suatu pola kerjasama 2. Adanya pertemuan-pertemuan secara berkala

3. Adanya staf yang bekerja sebagai “pegawai sipil internasional”

(International Civil Servant)

Organisasi Internasional sebagai ikatan formal yang melewati batas-batas nasional yang telah ditetapkan untuk membentuk suatu kelembagaan agar


(25)

memudahkan kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam bebrbagai bidang. Selanjutnya pengertian organisasi internasional secara lebih lengkap dan menyeluruh menurut T. May Rudy dalam bukunya Administrasi dan Organisasi Internasional mengemukakan pendapat mengenai organisasi internasional sebagai berikut :

Pola kerjasama yang melintasi batas-batas negara, dengan didasari struktur organisasi yang jelas dan lengkap serta diharapkan atau diproyeksikan untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang diperlukan serta disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama kelompok non-pemerintah pada negara yang berbeda (1998:3).

Aktivitas organisasi internasional berhubungan dengan tiga hal. Pertama, apakah aktivitas tersebut ditujukan (atau berdampak) pada penyelesaian persoalan yang ada (problem solving) ini mencakup (kajian terhadap) tindakan organisasi yang berkaitan dengan bidang perdamian, pengawasan persenjataan, dibidang politik seperti hak menentukan nasib sendiri dan proses dekolonisasi, dibidang ekonomi seperti mengusahakan bantuan-bantuan pembangunan multilateral dibidang sosial kemanusiaan seperti sosialisasi dan universalisasi HAM, dibidang lingkungan seperti konservasi dan sebagainya. Kedua, apakah suatu aktivitas ditujukan (atau berdampak) pada pengembangan organisasi (institutional building) positif atau negatifnya peranan organisasi untuk mengatasi masalah-masalah internasional membawa dampak pada organisasi itu sendiri. Ketiga,


(26)

apakah aktivitas itu ditujukan (atau berdampak) bagi pengaturan internasional (Situmorang, 1999:125).

Leroy bennet dalam buku International Organization, principle and issue mengungkapkan bahwa :

“Fungsi utama dari organisasi Internasional adalah untuk memberikan

makna dari kerjasama yang dilakukan antara negara-negara dalam suatu area, dimana kerjasama tersebut memberikan keuntungan untuk negara-negara yang terlibat didalamnya (1995:3).

Organisasi internasinal sebagai aktor yang dianggap memberikan keuntungan terhadap negara dimana ia berperan aktif didalamnya. Organisasi internasional memiliki atau memainkan peran penting dalam suatu system negara. Fungsinya adalah untuk membuka mankan dari kerjasama yang dilakukan antara negara-negara dalam suatu era dimana kerjasama tersebut member keuntungan untuk negara-negara tersebut (Bennet, 1995:3)

Teuku May Rudi menjelaskan organisasi internasional sebagai suatu pola kerjasama yang melintasi batas-batas negara, dengan didasari oleh struktur organisasi yang jelas dan lengkap serta diharapkan berlangsung dan melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan yang diperlukan serta disepakati bersama baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun sesame kelompok non pemerintah pada negara yang berbeda (May, 1998:7).

Berdasarkan landasan teori diatas maka, dapat dikatakan bahwa ASEAN merupakan organisasi pemerintah skala regional yang bekerja pada multi bidang seperti Politik, Ekonomi dan sosial budaya. ASEAN sendiri adalah kepanjangan dari Association of South East Asia Nations. ASEAN disebut juga sebagai Perbara


(27)

yang merupakan singkatan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Dasar dibentuknya ASEAN adalah adanya persamaan kelima anggota ASEAN, yakni sebagai berikut, Persamaan letak geografis, yaitu terletak di wilayah yang sama, yakni Asia Tenggara, Persamaan nasib/sejarah, yakni hampir semua negara-negara di kawasan Asia Tenggara pernah mengalami penjajahan Barat, kecuali Thailand, Persamaan ekonomi, yakni mayoritas penduduk di kawasan Asia Tenggara merupakan negara agraris, Persamaan budaya, yaitu hampir semua menjadi daerah penyebaran kebudayaan Melayu Austronesia, Persamaan kepentingan, yaitu mengarah terwujudnya kemajuan kemakmuran dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara, Sesuai dengan Persetujuan Bangkok, maka tujuan ASEAN adalah sebagai berikut, Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara, Meningkatkan perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara, Memajukan kerja sama dan saling membantu kepentingan bersama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), Memajukan kerja sama di bidang pertanian, industri, perdagangan, pengangkutan, dan komunikasi, Mendirikan industri dan memperluas perdagangan, termasuk perdagangan internasional, Memajukan studi-studi tentang Asia Tenggara, Memelihara kerja sama yang lebih dengan organisasiorganisasi regional dan internasional.

Berdasarkan prinsip kesamaan dan persamaan pada tiap-tiap anggota ASEAN, inilah yang menberikan dorongan bagi Timor Leste untuk masuk dalam keanggotaan tersebut (ASEAN). Masuknya Timor Leste kedalam ASEAN dan nantinya akan memberikan kontribusi bagi kelangsungan ASEAN dimasa yang


(28)

akan datang. (ASEAN: 2010, www.aseansec.com, diakses pada tanggal 13 Oktober 2010)

Dengan melihat kenyataan sekarang, maka pilihan Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN adalah untuk membangun perekonomian, mendapatkan akses bagi pembangunan negaranya dan secara politis meningkatkan posisi tawarnya dalam percaturan politik global. Kerjasama Multilateral melalui ASEAN yang di pilih Timor Leste akan memberi dampak hubungan bilateralnya dengan Australia baik itu negatif maupun positif. Positifnya adalah Australia tidak akan terlalu terbebani dalam membantu memulihkan stabilitas politik Timor Leste yang sempat terguncang paska percobaan kudeta Mayor Alfredo terhadap pemerintahan Ramos Horta. Ada ASEAN yang akan sama-sama memberikan bantuan teknis bai solusi keamanan di Timor Leste.

Timor Leste yang aman akan turut menjaga stabilitas regional. Selain itu, kepentingan ekonomi dan politik jangka panjang Timor Leste dapat dikejar melalui ASEAN. Sebaliknya, sisi negatifnya adalah Timor Leste akan sulit untuk menuntut pertanggung jawaban beberapa mantan petinggi militer Indonesia yang terlibat kasus pelanggaran HAM di Timor Leste ketika masih menjadi provinsi ke 27 dari Indonesia. Hal ini karena, Indonesia sebagai negara besar sangat berpengaruh di kawasan Asia Tenggara. Apa lagi Indonesia adalah negara pendukung utama masuknya Timor Leste ke ASEAN. Bagi Australia ini berarti pengaruhnya akan menyusut di Australia dan digantikan oleh Indonesia maupun ASEAN sendiri. Cina yang sudah digandeng oleh ASEAN dapat masuk ke Timor Leste melalui jalur ini untuk memuluskan tujuan-tujuan ekonominya di Timor


(29)

Leste. Perebutan Celah Timor antara Perusahaan Cina, Petro Cina dan Timor Gap milik Australia akan semakin hangat di Timor Leste.

1.6.2 Hipotesis

Dengan berdasarkan pada kerangka pemikiran diatas, maka peniliti menarik hipótesis yang akan diuji dalam penelitian selanjutnya yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

´´Jika Timor Leste menjadi anggota ASEAN, maka akan menurunkan pengaruh politik dan ekonomi Australia di Timor Leste, karena Timor Leste akan lebih banyak mengejar kepentingan nasionalnya termasuk Politik dan Ekonomi didalam kerangka mekanisme ASEAN”.

1.6.3 Definisi Operasional

Melihat pada pembatasan masalah, maka pada dasarnya masuknya Timor Leste ke ASEAN memiliki motif Ekonomi dan Politik dimana ia akan mengejar kepentingan nasionalnya didalam konteks kawasan ASEAN. Dengan sendirinya, hal ini akan memberi dampak bagi pengaruh politik dan ekonomi Australia di Timor Leste yang sejak kemerdekaanya menjadi partner dalam membantu menjaga stabilitas dalam negeri.

Kepentingan Ekonomi politik yang ingin dikejar dalam konteks kawasan ASEAN adalah mendapatkan asistensi dari negara-negara ASEAN untuk berinvestasi di negerinya demi pembangunan ekonomi. Selain itu, akses pasar yang luas pagi produk ekspor Timor Leste ke semua negara-negara anggota ASEAN termasuk Cina yang telah menciptakan Area Bebas


(30)

dagang (Free Trade Area) dengan ASEAN yang dikenal dengan nama CAFTA (China-ASEAN Free Trade Area).

Sedangkan kepentingan Politik Timor Leste di ASEAN adalah semakin mendapat tempat di kawasan sekaligus menaikkan posisi tawarnya ditataran global dengan menggunakan ASEAN sebagai kendaraan politiknya.

Pengaruh Australia dalam bidang Ekonomi di Timor Leste adalah investasi, bantuan Luar Negeri melalui AUSAID dan banyaknya produk barang dan jasa yang beredar di pasar domestik Timor Leste. Sementara dalam bidang politik, sejak lama Australia memainkan peranannya dalam membantu rakyat Timor Leste untuk merdeka. Hingga paska Kemerdekaan, Australia tetap menjadi partner utama pemerintah Timor Leste dalam mendiskusikan persoalan keamanan domestik dan kestabilan politik Timor Leste.

Pasar ASEAN adalah semua bentuk transaksi dagang antara negara-negara ASEAN dalam mekanisme Free Trade Area (FTA).

1.7 Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data 1.7.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yang digunakan untuk memberikan gambaran mengenai fakta yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Deskriptif adalah usaha yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang akurat dan terperinci mengenai fakta


(31)

tentang suatu fenomena yang ada. Sementara itu metode deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengambarkan secara cermat karateristik dari suatu gejala atau suatu masalah yang diteliti dalam situasi tertentu. Sementara itu analitis disini diartikan sebagai suatu prosese pengunaan beberapa kerangka kerja yang terorganisasi terhadap informasi yang diterima ( Coplin, 1987:2).

Metode ini diharapkan penulis dapat menganalisis dan mengambarkan fenomena yang terjadi untuk kemudian dituangkan dalam pembahasan yang bersifat ilmiah.

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan dan pemilihan data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti ; buku, jurnal ilmiah, surat kabar, majalah, internet serta bahan-bahan tertulis lainnya.

1.8 Lokasi Dan Waktu Penelitian 1.8.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang menjadi sumber pencarian data, adalah: 1. Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia, kampus 4 Lantai 7 JL.

Dipati ukur No.114 Bandung.

2. Perpustakaan Universitas Parahyangan, Gedung 9 Lantai 2 JL. Cimbeuluit No.94.

3. Kedutaan Besar Timor Leste di Jakarta, JL. Muhamad Thamrin KAV 9, Jakarta. Kode pos 10350 ( Surya Building lantai 11).


(32)

4. Kantor Sekretriat ASEAN Jl.Sisingamamgaraja 70 Jakarta Selatan 12110, Indonesia.

5. Perpustakaan Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS) Jl.Tanah Abang III No.23-27 Jakarta.

6. Embasy of Australia in Timor Leste, Avenida dos Máritres da Pátria, Dili, PO BOX 332 (Kedutaan Australia di Timor Leste)

7. Ministerio dos Negocios Estrangeiros, Avenida Praia dos Coqueiros, Marconi. (Kementerian Luar Negeri Timor Leste)

1.8.2 Waktu Penelitian

Lamanya waktu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data-data dimulai bulan September 2010, hingga penyusunan laporan. Dan perincian selengkapnya dituangkan kedalam bentuk table berikut ini:

Tabel 1.1 Tabel Rencana kegiatan Penelitian

Kegiatan 2010 2011

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Pengajuan judul

Pembuatan Usulan

Penelitian

Siminar Usulan penelitian

Bimbingan Skripsi

Pengumpulan Data


(33)

1.9 Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini maka peneliti menjabarkannya sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi masalah yang meliputi pembatasan masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka pemikiran Hipotesis dan Definisi Operasional, Metode penelitian dan Teknik pengumpulan data, serta Lokasi lamanya penelitian.

Bab II, Berisi tentang tinjaun pustaka yang menyajikan tinjaun kepustakaan dari literature- literature yang dipilih untuk menjelaskan teori-teori serta konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang diteliti. Teori-teori tersebut antara lain, Teori Hubungan Internasional, Teori Kerjasama Internasional dan Teori Regionalisme. Tinjauan Pustaka juga dapat berisi uraian tentang data sekunder yang diperoleh dari jurnal-jurnal ilmiah atau hasil penelitian yang dapat dijadikan asumsi yang memungkinkan penalaran untuk menjawab masalah yang diajukan. Bab III, Berisikan tentang gambaran umum dan definisi obyek penelitian yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, dalam hal ini tentang politik luar negeri Timor Leste masuk kedalam ASEAN serta hubungan Bilateral Australia-Timor Leste.

Bab IV, Hasil penelitian dan pembahasan, merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian dari hubungan variabel yang akan dijelaskan dan kemudian dianalisi hubungannya dalam penelitian ini untuk selanjutnya digunakan dalam penguji hipotesis. Dalam Babi ni akan dijelaskan


(34)

mengenai proses masuknya Timor Leste ke ASEAN dan implikasinya terhadap hubungan bilateral Timor Leste – Australia.

Bab V, Penutup, pada Bab ini penulis membahas tentang kesimpulan dan saran-saran hasil dari pembahasan (Bab IV). Kesimpulan ditulis dalam bentuk rangkuman yang singkat, jelas serta informatif.


(35)

29 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hubungan Internasional

Studi ilmu hubungan internasional mengacu pada semua bentuk interaksi antara anggota masyarakat yang terpisah, baik yang didukung oleh pemerintah maupun tidak. Dengan pengertian yang luas, hubungan internasional dapat menyangkut segala macam hubungan interaksi antara negara bangsa dan kelompok-kelompok bangsa dalam masyarakat internasional, dengan segala aspek yang terkait dalam hubungan tersebut. Hubungan internasional juga dapat diartikan sebagai hubungan antar bangsa,yang menyangkut hubungan disegala bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan bidang lainnya.

Hubungan Internasional merupakan bentuk interaksi antara aktor atau anggota masyarakat yang satu dengan aktor atau anggota masyarakat lain yang melintasi batas-batas negara. Terjadinya hubungan internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak memungkinkan adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar (Perwita & Yani, 2005: 3-4).

Theodore A. Columbis dan James H. Wolfie dalam buku yang berjudul pengantar hubungan internasional keadilan dan kekuasaan (1999:24) memberikan konsep tentang hubungan sebagai berikut : hubungan antar negara baik yang


(36)

30

sifatnya konfliktif maupun kooperatif bersifat bertentangan.hubungan-hubungan didominasi oleh konflik, secara implinsif mengandung unsure tawar-menawar.

Bidang-bidang yang mencakup hubungan internasional meliputi keseluruhan interaksi politik, ekonomi, budaya dan interaksi lainnya antara aktor negara maupun non negara (Viotti & Kauppi, 1999: 483).

Untuk dapat memahami aktifitas dan fenomena yang terjadi dalam hubungan internasional, maka dikembangkan studi Hubungan Internasional yang memiliki tujuan dasar mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku aktor-aktor internasional baik aktor-aktor negara maupun non negara, dalam interaksi internasional yang meliputi perilaku perang, konflik, kerjasama, pembentukan aliansi serta koalisi maupun interaksi yang terjadi dalam suatu wadah organisasi

internasional (Mas’oed, 1989: 31-32).

Studi Hubungan Internasional menurut McClelland dalam Perwita & Yani merupakan :

“suatu studi tentang interaksi antar jenis-jenis kekuatan sosial tertentu dimana di dalamnya terdapat studi tentang keadaan-keadaan yang relevan yang mengelilingi interaksi tersebut. Interaksi yang dilakukan oleh aktor-aktor hubungan internasional dilandasi oleh adanya sumber daya yang melekat pada tiap-tiap aktor tersebut”. ( Perwita dan Yani, 2005: 4). Hubungan internasional berkembang bersamaan dengan seiring perkembangan zaman yang semakin maju dengan berbagai macam teknologi yang diciptakan menyebabkan studi hubungan internasional menjadi semakin kompleks. Kompleksitas hubungan internasional itu sesuai dengan pendapat Jack C. Plano yang mengatakan bahwa hubungan internasional mencakup hubungan antar negara atau sebagai interaksi para aktor yang tindakan serta kondisinya


(37)

31

dapat menimbulkan konsekuensi terhadap aktor lainnya untuk memberikan tanggapan ( Plano, 1999: 115).

Beranjak dari studi Hubungan Internasional, yang mempunyai cakupan yang luas, mengacu pada semua bentuk interaksi antara negara anggota masyarakat yang berlainan, baik yang disponsori oleh pemerintah atau tidak, meliputi analisis kebijakan luar negeri atau proses-proses politik antar bangsa, tetapi lebih memperhatikan seluruh aspek hubungan itu (Holsti, 1988 : 29).

Hubungan internasional berkaitan erat dengan segala bentuk hubungan di antara msyarakat negara, baik yang dilakukan oleh pemerintah atau warga negara. Hubungan internasional sendiri merupakan segala macam hubungan antar bangsa dan kelompok bangsa dalam masyarakat dunia, serta kekuatan-kekuatan, tekanan-tekanan, proses-proses yang menentukan cara hidup, cara bertindak, dan cara berpikir manusia (Wiriatmadja, 1970 : 33).

Hubungan Internasional tidak hanya mengkaji interaksi antara pemerintah negara-negara saja secara terpisah, tetapi juga membahas peran dari aktor-aktor lain seperti organisasi internasional, perusahaan multinasional, dan individu dalam berbagai struktur politik, keamanan, ekonomi, sosial maupun budaya. Hubungan Internasional turut memperhitungkan latar belakang sejarah serta kondisi geografis negara yang bersangkutan (Goldstein, 1999 : 3).

2.2 Hubungan Bilateral

Didalam Hubungan Internasional, kerjasama yang terjadi di antara dua negara yang sifatnya saling menguntungkan secara umum dikenal dengan


(38)

32

hubungan bilateral. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep bilateral untuk menggambarkan kejelasan didalam hubungan dua negara di dalam satu kawasan

Hubungan bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadinya timbal balik antara dua pihak. Rangkaian pola hubungan aksi reaksi ini meliputi proses sebagai berikut :

1. Rangsangan atau kebijakan aktual dari negara yang memprakarsai. 2. Presepsi dari rangsangan tersebut oleh pembuat keputusan di negara

penerima.

3. Respon atau aksi timbal balik dari negara penerima.

4. Presepsi atau respon oleh pembuat keputusan dari negara pemrakarsa. (Perwita dan Yani, 2005:42)

Dapat dikatakan bahwa hubungan bilateral merupakan perjanjian yang meliputi didalamnya terlibat dua negara yang membicarakan kelanjutan masa depan dari hubungan perjanjian yang telah disepakati oleh keduanya. Hubungan bilateral terjadi diantara state-to-state, dimana yang didalamnya terdapat pula aktor-aktor negara sebagai pelanan pembuat keputusan. Dalam perjanjian bilateral ini, kesepakatan-kesepakatan yang timbul dapat meliputi bidang-bidang diantaranya bidang politik, ekonomi perdagangan, kebudayaan, pendidikan, keamanan dan pertahanan. Perjanjian yang dihasilkan dalam hubungan bilateral ini, memiliki peran penting dan beberapa keuntungan didalam berbagai negosiasi dan dapat memberikan sebuah pertukaran atas fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh


(39)

33

kedua negara yang bersepakat tercapainya tujuan kedua negara (Goldstein 2003 : 333).

2.3 Kerjasama Internasional

Dalam Hubungan Internasional dikenal apa yang dinamakan kerjasama internasional. Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dipenuhui didalam negerinya sendiri. Isu utama dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada sejauh mana keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama dapat mendukung konsepsi dari kepentingan tindakan yang uniteral dan kompetetif. (Dougherty dan Graff Jr. dalam Perwita dan Yani, 2005 : 34 ).

Teori Hubungan Internasional memiliki fokus pada studi mengenai penyebab konflik dan kondisi-kondisi yang menunjang terjadinya kerjasama. Teori-teori kerjasama dan juga teori-teori tentang konflik, merupakan basis pentingnya bagi teori hubungan internasional yang komprehensif.

Kerjasama merupakan serangkaian hubungan yang tidak didasari oleh kekerasan atau paksaan dan disahkan secara hukum, seperti pada organisasi internasional. Kerjasama terjadi karena adanya penyesuaian perilaku oleh para aktor sebagai respon dan antisipasi terhadap pilihan-pilihan yang diambil oleh aktor lain. Kerjasama dapat dijalankan dalam suatu proses perundingan yang secara nyata diadakan. Namun apabila masing-masing pihak telah saling mengetahui, perundingan tidak perlu lagi dilakukan (Dougherty&Pflatzgraff, 1997: 418).


(40)

34

Dengan kata lain kerjasama internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional meliputi berbagai bidang seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan dan keamanan. Hal tersebut memunculkan kepentingan yang beranekaragaman sehingga mengakibatkan berbagai masalah sosial. Untuk mencari solusi atas berbagai masalah tersebut maka beberapa negara memebentuk suatu kerjasama internasional. (perwita dan Yani, 2005 : 34).

Dalam menghadapi perkembangan dunia yanag berjalan dinamis setiap negara dituntut untuk mempunyai kamanpuan untuk berhubungan dengan negara lain, dalam hal interaksi atau hubungan yang berbentuk kerjasama, kerjasam tersebut terjadi karena adanya kebutuhan atau kepentingan-kepentingan yang sam dari masing-masing negara yang salin berhubungan.

Kerjasama internasional mencakup berbagai bidang dan mengalami peningkatan disetiap bidangnya. Hal menandakan adanya peningkatan dalm hubungan internasional yanga dirasakan sesuatu yanga wajar, karena masalah-masalah yang harus dihadapi oleh masyarakat internasional dalam hal ini negara-nagara semaking banyak dan komplek.

Kerjasama internasional adalah suatau interaksi tanpa konflik dari arti suatu kerjasam itu, bukan teletak pada pada identifikasi tujuan bersama. Hubungan dan interaksi yang berbentuk kerjasama internasional antar negara, benyak terjadi antara dua pemerintah yang memeliki kepentingan etaupun menghadapi suatu masalh yang sama.


(41)

35

Kerjasama dalam hal ini kerjasama ekonomi antara negara atau kerjasama internasional merupakan pokok dari upaya suatu suatu negara untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya dan dan menjadi salah satu bukti adanya sikap” Internasional Understanding” dari anggota masyarakat internasional yang saling berkempentingan. Seperti negara-negara berkembangpun melaksanakan hubungan kerjasama ekonominya dengan negara lain dalm mengatasi dan memenuhui target dalm pembangunan ekonominya. Sehubungan dengan hal itu pengertian kerjasama internasional menurut Koesnadi kartasasmita dalam bukunya Oraganisasi dan Adnistrasi Internasional yaitu kerjasama dalam masyarakat internasional merupakan suatu keharusan sebagai terdapatnya hubungan interdenpendensia dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam masyarakat internasional, kerjasama internasional terjadi karena Nation Understanding dimana mempunyai arah dan tujuan yang sama, keinginan yang didukung oleh kondisi internasional yang saling mengbutuhkan, kerjasama itu didasari kepentingan tidak identik (1977:20).

Jadi syarat terjadinya kerjasma internasional tersebut pertama harus terdapat masalah dan kepentingan bersama, kemudian adanya usaha, tujuan bersama, dan akhirnya dibentuk suatu organisasi sebagai wadah kegiatannya, baik yang bersifat bilateral, regional maupun internasional. Setelah kesepakatan terjadi antara negara-negara anggota dalam kerangka yang berjalan maka selanjutnya adalah kemanpuan untuk meraih keberhasilan dalam pola kerjasama internasional

itu. Moctar mas’oed mengunkapkan bahwa : untuk menjamin keberhasilan


(42)

36

akan lebih tegas bagi Red CommunityInterest, hal ini menunjukkan kesidiaan pembinaan kepentingan bersama (1977:33).

Mengenai kerjasama ini dikemukakan pula oleh Teuku May Rudi dalam bukunya Teori Etika dan kebijakan Hubungan Internasional, yaitu sebagai berikut : kerjasama dalam pembangunan ekonomi dewasa ini tujuan utama setiap negara, karene setiap negara memeliki keterbatasan sumber daya, kemanpuan administrasi dan ketrampilan teknik (1993:119).

Kerjasama dapat pula timbul dari adanya komitmen individu terhadap kesejahteraan bersama atau sebagai usaha memenuhi kebutuhan pribadi. Kunci penting dari perilaku bekerjasama yaitu pada sejauhmana setiap pribadi mempercayai bahwa pihak lainnya akan bekerjasama. Jadi isu utama dari teori kerjasama adalah pemenuhan kepentingan pribadi, di mana hasil yang menguntungkan kedua belah pihak akan dapat melalui kerjasama, daripada berusaha memenuhi kepentingan sendiri dengan cara berusaha sendiri atau dengan berkompetisi. Menurut Holsti, kerjasama atau kolaborasi bermula karena adanya keanekaragaman masalah nasional, regional maupun global yang muncul sehingga diperlukan adanya perhatian lebih dari satu negara, kemudian masing-masing pemerintah saling melakukan pendekatan dengan membawa usul penanggulangan masalah, melakukan tawar-menawar, atau mendiskusikan masalah, menyimpulkan bukti-bukti teknis untuk membenarkan satu usul lainnya, dan mengakhiri perundingan dengan suatu perjanjian atau saling pengertian yang dapat memuaskan semua pihak. (Holsti, 1988:651)


(43)

37

Selanjutnya Holsti memberikan defenisi kerjasama sebagai berikut : 1) Pandangan bahwa terdapat dua atau lebih kepentingan, nilai, atau tujuan

yang saling bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau dipenuhi oleh semua pihak.

2) Persetujuan atas masalah tertentu antara dua negara atau lebih dalm rangka memanfaatkan persamaan atau benturan kepentingan.

3) Pandangan atau harapan suatu negara bahwa kebijakan yang diputuskan oleh negara lainnya membantu negara itu untuk mencapai kepentingan dan nilai-nilainya.

4) Aturan resmi atau tidak resmi mengenai transaksi di masa depan yang dilakukan untuk melaksanakan persetujuan mereka.

Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat di penuhi di dalam negerinya sendiri. Kerjasama internasional adalah sisi lain dari koflik internasional yang juga merupakan salah satu aspek dalam hubungan internsional. Isu utama dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada sejauhmana keuntungan bersama yang diperoleh melalalui kerjasama tersebut dapat mendukung konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif. Kerjasama internasional terbentu karena kehidupan internasional meliputi berbagai bidang seperti ideologi, politik, sosial budaya, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan.

Kerjasama internasional tidak dapat dihindari oleh negara atau aktor internasional lainnnya. Keharusan tersebut diakibatkan adanya saling


(44)

38

ketergantungan diantara aktor-aktor internasional dan kehidupan manusia yang semakin kompleks, dan tambah lagi dengan tidak meratanya sumber-sumber daya yang dibutuhkan oleh para aktor internasional.

Beranjak dari paparan sebelumnya, secara lebih jelas Koesnadi Kartasasmita dalam bukunya Organisasi dan Administrasi Internasional, menyebutkan bahwa kerjasama internasional dapat di pahami sebagai :

“Organisasi internasional adalah suatu organisasi atau perkumpulan yang

didirikan oleh anggota-anggotanya yang terdiri dari negara-negara atau badan-badan non pemerintah yang didasarkan pada suatu perjanjian untuk

mencapai suatu tujuan”( Parthiana, 1987:1).

Sifat kerjasama internasional biasanya bermacam-macam, seperti harmonisasi hingga (kerjasama internasionl yang paling kuat). Kerjasama demikian terjadi ketika ada dua kepentingan bertemu dan tidak ada pertentangan di dalamnya. Ketidakcocokan ataupun konflik memang tidak dapat dihindarkan, tapi dapat ditekan apabila kedua belah pihak bekerjasama dalam kepentingan dan masalahnya.

Terdapat tiga tingkatan kerjasama internasional yaitu:

1. Konsesus, merupakan suatu tingkatan kerjasama yang ditandai oleh sejumlah ketidakhirauan kepentingan diantara negara-negara yang terlibat. 2. Kolaborasi, merupakan suatu tingkat kerjasama yang lebih tinggi dari

konsensus dan di tandai oleh sejumlah besar kesamaan tujuan, saling kerjasama yang aktif diantara negara-negara yang menjalin hubungan kerjasama dalam memenuhi kepentingan masing-masing.


(45)

39

3. Integrasi, merupakan kerjasama yang ditandai dengan adanya kedekatan dan keharmonisan yang sangat tinggi diantara negara-negara yang terlibat. Dalam integrasi jarang sekali terjadinya benturan kepentingan diantara negara-negara yang terlibat.

Lingkup aktivitas yang dilaksanakan melalui kerjasama internasional antar negara meliputi berbagai kerjasama multidimensi, seperti kerjasama ekonomi, kerjasama dalam bidang sosial, dan kerjasama dalam bidang politik. Kerjasama itu kemudian diformulasikan kedalam sebuah wadah yang di dinkan organisasi internasional. Organisasi internasional merupakan sebuah alat yang memudahkan setiap anggotanya untuk menjalin kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan lain sebagainya.

Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut. Kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna (Cooley, 1930:176).

Dalam suatu Kerjasama Internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi didalam negaranya sendiri. Kerjasama Internasional adalah sisi lain dari konflik internasional yang juga merupakan salah satu aspek dalam Hubungan Internasional. Isu utama dari Kerjasama Internasional yaitu berdasarkan pada sejauhmana keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama dapat


(46)

40

mendukung konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif (Dougherty dan Graff, 1986:419).

Dengan kata lain, Kerjasama Internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional yang meliputi berbagai bidang, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan dan keamanan. Hal tersebut memunculkan kepentingan yang beraneka ragam sehingga mengakibatkan berbagai masalah sosial. Untuk mencari solusi atas berbagai masalah tersebut, maka beberapa negara membentuk suatu Kerjasama Internasional.

Pengertian Kerjasama Internasional adalah:

“Kerjasama Internasional merupakan akibat dari adanya Hubungan Internasional

dan karena bertambah kompleksnya kehidupan manusia didalam masyarakat

internasional” (Kartasasmita, 1997:9).

Tujuan dari Kerjasama Internasional adalah untuk memenuhi kepentingan negara-negara tertentu dan untuk menggabungkan kompetensi-kompetensi yang ada sehingga tujuan yang diinginkan bersama dapat tercapai.

Kerjasama itu kemudian diformulasikan ke dalam sebuah wadah yang dinamakan Organisasi Internasional. Organisasi Internasional merupakan sebuah alat yang memudahkan setiap anggotanya untuk menjalin kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan lain sebagainya (Plano dan Olton, 1979 : 271).


(47)

41

2.4 Organisasi Internasional

Organisasi Internasional adalah sebuah fenomena baru dalam waktu yang dihormati didunia politik. Pertama kali munculnya organisasi internasional pada abad ke 19 menjadi kian penting selama abad 20. Organisasi Internasional memungkinkan negara untuk memulai pembicaraan kesamaan masalah yang dimiliki, dengan membagi dan menyatukan mereka dalam sebuah proses pengambilan keputusan yang kolektif. Tanpa adanya organisasi internasional, akan sulut untuk mengatasi banyak substansi politik internasional kontemporer.

Dalam menjalankan hubungan internasional tidak hanya antar negara dengan negara saja atau individu dengan negara tetapi juga antara negara dan organisasi internasional. Karena keberadaan organisasi internasional telah diakui keberhasilannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Organisasi internasional dapat diartikan sebagai ikatan formal yang melampaui batas-batas wilayah nasional yang ditetapkan untuk membentuk suatu kelembagaan agar dapat memudahkan kerjasama diantara pihak-pihak yang terkait dalam berbagai bidang. Organisasi internasional sebagai aktor internasional dianggap memberikan keuntungan terhadap negara, dimana ia berperan aktif didalamnya.

Organisasi internasional secara sederhana didefinisikan oleh Daniel Cheever dan H.Fielf Junio dalam buku T. May Rudy, adalah :

“Pengaturan bentuk kerjasama internasional yang melembaga antara

negara-negara, umumnya berlandaskan suatu persetujuan dasar, untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang memberi manfaat timbal-balik yang diejawantahkan melalui pertemuan-pertemuan serta kegiatan-kegiatan staf


(48)

42

Sedangkan menurut Clive Archer dalam bukunya International Organization menyatakan bahwa :

Organisasi internasional adalah suatu struktur formal dan berkelanjutan yang diwujudkan dengan persetujuan antara sedikit dua negara yang berdaulat dengan tujuan mencapai kepentingan-kepentingan bersama dan membangun kerjasama yang luas dengan institusi-institusi lain, walaupun tidak termasuk kepada lembaga-lembaga yang berorientasi pada keuntungan (1983 : 48).

Selain Clive, Sumaryo Suryakusomo memberikan definisi lain tentang organisasi internasional seperti yang dikutip oleh Ade maman Suherman dalam bukunya Organisasi Internasional adalah sebagai berikut :

Organisasi internasional sebagai suatu proses; organisasi internasional juga menyangkut aspek-aspek perwakilan dari tingkat proses tersebut yang telah dicapai dalam waktu tertentu. Organisasi internasional juga diperlukan dalam rangka kerjasama menyesuaikan dan mencari kompromi untuk menentukan kesejahteraan serta memecahkan persoalan bersama serta mengurangi pertentangan yang timbul (2003:48).

Sementara menurut fungsinya, Leroy Bennet dalam buku Internasional Organization, Principle and Issue mengungkapkan bahwa:

“Fungsi utama dari organisasi internasional adalah untuk memberikan makna dan kerjasama yang dilakukan antar negara-negara dalam satu area, dimana kerjasama tersebut memberikan keuntungan untuk negara-negara

yang terlibat didalamnya“ ( Bennet, 1995 :3).

Selain itu, organisasi interasional juga harus berfungsi bagi negara-negara anggotanya. Menurut Bennet dalam buku International Organization, Principle, and Issue fungsi organisasi internasional adalah:

1. Menyediakan sarana kerjasama antar negara, yang mana kerjasama tersebut menyediakan manfaat bagi semua anggotnya.


(49)

43

2. Menyediakan berbagai saluran komunikasi antar pemerintah, agar area akomodasi dapat dieksplorasi dengan muda terutama ketika muncul suatu permasalahan (Bennet, 1995 :3).

Menurut Clive Archer ada beberapa fungsi dari organisasi internasional : a. Agregasi and Articulation

Agregasi dan artikulasi kepentingan nasional negara-negara anggota organisasi internasional juga menjalankan mekanisme alokasi nilai-nilai sumberdaya yang dimiliki, dimana pengalokasian tersebut lebih banyak disandarkan pada perjanjian-perjanjian yang dihasilkan melalui perundingan oleh masing-masing negara anggota. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa organiasi internasional berfungsi sebagaiu instrument bagi negara-negara untuk mengagregasikan serta mengartikulasikan kepentingannya, juga sebagai wadah dimana kepentingan-kepentingan dibahas.

b. Norms

Organisasi internasional memberi kontribusi yang sangat berarti bagi aktivitas-aktivitas normatif yang dapat dikelompokkan kedalam lima kategori :

Memperbaiki prinsip-prinsip yang menentang penggunaan-penggunaan kekerasan.

Deligitimasi kolonialisme barat. Perhatian pada isu-isu spesifik.

Medesak pelucutan swerta pengendalian senjata. Mendesak setiap negara untuk bekerjasama.


(50)

44

c. Recruitment

Rekruitmen tidak hanya ditujukan kepada negara-negara berdaulat tetapi juga ditujukan kepada kesatuan wilayah yang tidak memilki pemerintahan sendiri bahkan juga membantu dalam memperoleh kemerdekaannya. Hal ini memperkuat kedudukan organisasi internasional dalam meningkatkan keanggotaannya.

d. Socializations

Sosialisasi berarti upaya sistematis untuk mentransfer nilai-nilai kepada seluruh anggota system. Berbeda dengan sistem politik dalam suatu negara yang memiliki banyak agen sosialisasi, proses sosialisasi pada level internasional berlangsung pada dua tingkat yaitu:

Para agen sosialisasi dpat menembus batas-batas nasional dan secara langsung dapat mempengaruhi individu-individu maupun kelompok-kelompok didalam suatu negara.

Proses sosialisasi berlangsung diantara negara-negara yang bertindak pada level internasional maupun diantara wakil-wakil mereka didalam organisasi internasional

e. Rule Making

Berbeda dengan negara yang memiliki pusat pembuatan keputusan dalam hal ini pemerintahatau parlemen, dalam sistem internasional tidak memiliki pemerintahan dunia, sehingga pembuatan keputusan internasional umumnya


(51)

45

dilakukan dengan berdasarkan pada perjanjian Ad-hoc, perjanjian bilateral ataupun organisasi internasional.

f. Rule Application

Pelaksanaan keputusan organisasi diserahkan kepada kedaulatan negara, karena tidak ada lembaga otoritatif organisasi internasional yang melaksanakan tugas tersebut. Meskipun demikian, dalam batas tertentu organisasi internasional dapat secara langsung melaksanakan.

g. Rule Adjudification

Fungsi adjudikasi aturan dilaksanakan oleh badan badan kehakiman seperti lowcourt, arbitration, tribunals, dan lain-lain. Fungsi ini selain tidak didukung oleh lembaga-lemabaga dalam jumlah yang memadai (banyak organisasi yang tidak dilengkapi dengan badan seperti ini) juga bersifat tidak memaksa.

h. Information

Organisasi internasional melakukan aktivitas yang berguna namun tidak langsung terlibat dalam fungsi konvensi dari satu sistem ataupun pengembangan dan adaptasi pertumbuhan organisasi internasional dan peningkatan semakin mudahnya penggunaan media komunikasi menyebabkan negara-negara berdaulat tidak dapat lagi mendominasi pertukaran informasi internasional.


(52)

46

i. Operation

Organisasi nternasional dapat melakukan beberapa fungsi operasional seperti menyediakan bantuan, melakukan aktivitas yang berkaitan menyediakan servis-servis teknis.

Kehadiran organisasi internasional mencerminkan kebutuhan manusia untuk bekerjasama, sekaligus sebagai sarana untuk menangani masalah-masalah yang timbul melalui kerjasama tersebut. Peranan organisasi internasional menurut Archer dalam Perwita dan Yani, dapat dibagi kedalam tiga kategori yaitu:

1. Sebagai instrument. Organisasi internasional digunakan oleh negara-negara anggotannya untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan tujuan politik dan negerinya.

2. Sebagai arena. Organisasi internasional merupakan tempat bertemu bagi anggota-anggotannya untuk membicarakan dan membahas masalah-masalah yang dihadapi. Tidak jarang organisasi internasional digunakan oleh beberapa negara untuk mengangkat masalah-masalah dalam negarinya, ataupun masalah dalam negari negara lain dengan tujuan untuk mendapat perhatian internasional.

3. Sebagai aktor independen. Organisasi internasional dapat membuat keputusan-keutusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan atau paksaan dari luar organisasi (Perwita dan Yani, 2005 :95).

Salah satu kajian utama dalam hubungan internasional adalah organisasi internasional. Posisi organisasi internasional dalam studi hubungan internasional semakin tinggi dengan adanya aliran pluralisme yang menempatkan organisasi


(1)

tentang masalah kesenjangan pembangunan (Gap Development) Timor Leste dengan negara-negara ASEAN lainnya melalui sebuah Body Knowledgment. Program ini bertujuan untuk mempersiapkan Timor Leste sebelum sepenuhnya bergabung dengan ASEAN.

Namun, rencana masuknya Timor Leste ke ASEAN akan mempengaruhi hubungan bilateralnya dengan Australia yang secara tradisional adalah negara sahabat sekaligus donor bagi Timor Leste. Pengaruh Australia secara ekonomi dan politik di Timor Leste akan menurun akibat masuknya Timor Leste ke ASEAN. Hal ini dikarenakan, Timor Leste akan lebih mengejar kepentingan nasionalnya melalui mekanisme ASEAN yang berujung pada pemenuhan kebutuhan ekonomi dan bantuan politik didalam kerangka ASEAN. Jika ini terjadi, maka akan terjadi penurunan beberapa barang impor seperti barang-barang elektronik dan otomotif dari Australia yang lebih mahal dan disubtitusi oleh impor dari Indonesia, Thailand, Malaysia ataupun partner dagang utama ASEAN, Cina.

Dengan menurunnya impor dari Australia, akan ikut menurunkan pengaruh ekonomi Australia di Timor Leste. Menurunnya pengaruh ekonomi Australia di Timor Leste akan sejalan dengan menurunnya pengaruh politiknya di Timor Leste pula. Hal ini karena ekonomi sebagai alat penekan dalam politik luar negeri telah mengalami pengurangan akibat penurunan impor.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis buat, ada beberapa saran yang ingin diajukan, antara lain :


(2)

99

Pertama, Jika Timor Leste benar-benar masuk ke ASEAN, maka Timor Leste harus memanfaatkan organisasi itu untuk kepentingan nasionalnya.

Kedua, Timor Leste harus mencari kerangka kerja yang proporsional untuk menjaga keseimbangan hubungannya dengan ASEAN disatu sisi dan hubungan bilateralnya dengan Australia disisi lain, sehingga hubungan dengan keduanya tidak dirugikan tetapi bisa memaksimalkan keuntungan yang ingin dikejar oleh Timor Leste dalam politik luar negerinya.


(3)

100

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Buku :

Bennet, A. Le Roy. 1995. International Organization. London : George Allen and Unwin Publisher Company

Bannet, H.L. 1995. Internasional Organization. Perspective. Ney work: Macmilian Publising Company.

Cooly, C.H. 1930. Sosioligical Theory and Social Research: Ney work: Henry Holtan and Company.

Cipto, Bambang. 2007 Hubungan Internasional di Asia Tenggara : teropong terhadap dinamika, realitas dan masa depan . Yogyakarta: Pustaka Pelajar Coplin, William. 1992. Pengantar Politik InternasionalSuatu Telaah. Terjemahan

Mercedes Marbun. Bandung : Sinar Baru

Dongherty, James dan Phatgrafi, Rhert L., 1981 Contending Theories of Internasoinal Relations: A Comprehansive Survey, Ney Work: Harpet and Row Publisher.

Fawacell, louis dan andrew Hurrel(ed). 1995. Regionalisme in word politics : Regional organization and international order Oxford : University press. Holsti. K. J. 1988. Internasional Politics: A Frame work for Analiysis, New

Jersey: Printice Hall.

Holsti, K. J. 1992. Politik Internasional: Suatu Kerangka analitis. Bandung: Bina Cipta

Kartasmita, Koesnadi. 1997. Admistrasi Internasional. Bandung : Lembaga Penerbitan Sekolah tinggi Administrasi.

Mas´oed, Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional; Disiplin dan Metodologi. Jakarta.

May Rudy, Teuku. 1998. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung: PT. Refika Aditama

Tomodok, E.M. 1996. Hari-hari Terakhir Timor Portugis. Jakarta: PT .Dunia Pustaka Jaya


(4)

101

Perwita, Banyu dan Yani, Moch. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: Rosdakarya

Plano, Jc dan Olton, Roy, 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Putra A Bardin.

Plano, Jack. C dan Olton, Roy 1999. Kamus Hubungan Internasional. Putra A Legal Center Publisihing.

Parthiana, Wayan 2003 Pengantar Ilmu Hubungan Internasional: Bandung Mandar Maju

Rudi, T.May. 2001, Hukum Internasional 2. Bandung : PT. Refika Aditama. Rudi T. May. 2003, Hubungan Intermasional Komtemporer dan maslah-masalah

Global: Isu, Konsep, Teori, dan Paradigma. Bandung: Refika Aditama Scheiner,Charles. 2006, Penentuan nasib sendiri bukan sekedar merdeka secara

politis, Timor-Leste Institute for Reconstruction Monitoring and Analysis PO Box 340, Dili, Timor-Leste.

Robinson, Geoffrey. 2003, Timor Timur 1999 Kejahatan Terhadap Umat Manusia, Diterbitkan Perkumpulan Hak dan Elsam Dili dan Jakarta.

Vioti, P, R dan Kanppi. M.V. 1991. Internasional Relations Theory: Realism, Pluralism, Globalism, and Beyod, Ney Work : Mae Willan Publishing Company

Wraatmadia, Surwadi. 1967, Pengantar Hubungan Ilmu Internasional: Surabaya Pustaka Tinta Mas.

Daftar Artikel dalam Situs :

ARF. Asean Regional Forum, dalam www.aseanregionalforum.org, diakses pada tanggal 20 Juni 2011

AseanSec. History of ASEAN, dalam www.aseansec.org, diakses pada tanggal 20 Juni 2011

AUSAID. Australia-Timor-Leste Country Strategy 2009-2014. www.ausaid.gov.au/ diakses tanggal 13 oktober 2010

ASEAN. Asean dan Sejarahnya. http://organisasi.org. diakses tanggal 14 Oktober 2010


(5)

ASEAN. Kerja sama negara-negara ASEAN, http://www.crayonpedia.org/mw/ 6.2 diakses tanggal 14 Oktober 2010

Jakartaglobe . www.thejakartaglobe.com, diakses pada tanggal 4 Juli 2011

Kompas. Masuknya Timor Leste Ke Asean, www.kompas.com/2010/03/.html. diakses tanggal 14 Oktober 2010.

Kompas. Akhir.Tahun.Nasib.Timor.Leste.di.ASEAN, dalam www. Kompas.com, diakses pada tanggal 20 Juni 2011

Setiawan.2006. Kepentingan Australia di Timor Timur, dalam www.globalisasi.com, diakses pada tanggal 20 Juni 2011

Uni Sosial Demkrat. Membangun Hubungan Trilateral Indonesia, Timor Timur, dan Australia http://www.unisosdem.org/ diakses tanggal 13 Oktober 2010 Wikipedia, Sejarah Timor Leste, http://id.wikipedia.org/wiki/ diakses tanggal 13


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dibuat Oleh Mahasiswa yang akan mengikuti Ujian Sidang Skripsi : 1. Nama : Helder Olivio Freitas Amaral

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Timor Leste , Baucau , 01 April 1981 3. Nomor Induk Mahasiswa : 44306021

4. Prodi : Ilmu Hubungan Internasional 5. Jenis Kelamin : Laki - Laki

6. Kewarganegaraan : Timor Leste

7. Agama : Khatolik Roma

8. Alamat : Jl. Kubang Selatan No. 23

9. No. Hp : -

10. Berat Badan : 68 Kg

11. Tinggi Badan : 172 Cm 12. Status Materital : Tidak Kawin 13. Orang Tua

a. Nama Ayah : Olivio Freitas Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Gari- Uai, Baucau , Timor Leste b. Nama Ibu : Domingas Freitas

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Gari- Uai, Baucau, Timor Leste