KEPENTINGAN AUSTRALIA DALAM MENDUKUNG KEMERDEKAAN TIMOR LESTE

(1)

i SKRIPSI

KEPENTINGAN AUSTRALIA DALAM MENDUKUNG KEMERDEKAAN TIMOR LESTE

Oleh :

CAROLINO DA CONCEICAO D.O 07260081

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

i SKRIPSI

KEPENTINGAN AUSTRALIA DALAM MENDUKUNG KEMERDEKAAN TIMOR LESTE

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar S-1 Sarjana Ilmu Politik (S.IP)

Oleh :

CAROLINO DA CONCEICAO D.O 07260081

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

vi

KAT A PENGANT AR

Puji dan Syukur Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan nikmatnya sehingga penulis d apat menyelesaikan skrip si ini. Sebagai syarat u ntu k mendapatkan gelar sarjana hubungan Internasional.

Terima kasih dan syukur penulis ucapkan atas segala duku ngan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis dari berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dukungan dan motivasi dari berbagai pihak tersebut sangat membantu penulis melalui hambatan selama proses penyelesaian skripsi ini.

Secara khusus peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Effendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang beserta seluruh Dekan Faku ltas pars Dosen dan seluruh Karyawan atau Staff pegawai Universitas Muhammadiyah Malang atas bantuan, fasilitas yang sangat menunjang selama penulis mengikuti studi Universitas Muhammadiyah Malang.

2; Bapak Tonny Dian Effendy, S. Sos, M.si, selaku Jurusan Hubungan Internasional yang telah memberikan arahan dan motivasi dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu.Dan tidak lupa jugs mewakili seluruh anak Timor Leste Jurusan Hubungan Internasional dalam menyampaikan terima kasih yang tak terhingga karena. Beliau selalu memberikan motivasi dan arahan selama kuliah di UNMUH khususnya Jurusan Hubungan Internasional.

3. Pak Ruli Inayah R., M.Si yang selalu dosen pembimbing I yang yang selalu bersedia meluangkan waktunya, memberikan masukan, nasehat dan saran kepada peneliti serta memberikan kemudahan dalam membimbing penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini:

4. Dyah Estu Kurniawati, M.Si selaku dosen pemb imb ing II yang meskipun dalam menempuh S-3 di yogyakarta tapi masih selalu memberikan bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(8)

vii

5. Seluruh Dosen Program Studi Hubungan Internasional pada khususnya dan pars Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada umumnya yag tidak dapat penulis sebut satu persatu, yang telah memberikan ilmu selama menempuh perkuliahan di Universitas Muhammadyah Malang.

6. Penulis juga men yampaikan terima kasih kep ada temana -teman jurusan Hubungan Internasional angkatan 2007 khususnya kelas B yang penulis tidak sebut nama satu persatu tapi kalian semua akan menjadi kenangan terindah bagi penulis dan tidak akan terlupakan. You All The Best.

7. Terima kasih juga kepada kadua Orang Tua saya dan keluarga besar Oom Tante yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil yang merupakan wujud cintah kasih yang tak terhingga kepada penulis dalam menimbah ilmu diperantauan dan menyelesaikan skripsi ini.

8. Terima kasih juga kepada almarhuma Nenek Saya Adelia Simoes yang selama mass hidupnya selalu memberikan harapan bust mass depan Penulis.

9: Tidak lupa juga Penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Pe. Yang selalu memberikan motivasi dan dukungan materiil dalam menyelesaikan proses perkuliahan ini:

10. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasi yang tak terhingga kepada saudara-saudari saya, Jeco; Jovy, Justin, Mingos, David, Synta, Mito, Nelson, Nico, Mizo, Zita, Mira, Dino, Jony, Zeca, Elsa, Nino, Sonya, M elia , E lto n, L o lek d an p aiz inho . T id ak lu p a ju g a p enu lis menyampaikan terima kasih kepada Dirce dan Windy yang sudah menemani per alanan mass depan saya. Skripsi ini saya persembahkan kepada ketiga anak saya, Jemizio de Oliveira, Junior de Oliveira dan Michael de Oliveira,

11.Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada teman-teman SPORTING dan teman-teman Timor Leste yang kuliah di UNMUH yang selalu memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.


(9)

viii

12. Tidak lupa jugs Penulis berterima kasih kepada adik Gergorio Pereira yang tak henti-hentinya membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terakhir, terlepas dari adanya kekurangan di dalam skripsi ini; penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membacanya. Dan untuk semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini semoga memberikan balasan kebaikan yang berlipat.

Malang, 15 Agustus 2013


(10)

ix

Motto

“Kesuksesan adalah awal dari sebuah

proses”


(11)

x

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati Skripsi ini saya persembahakan untuk Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Pelindungkuj

Orang Tuaku Ayahanda Antonio de Oliveira dan Ibunda Angelica da Conceicao yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih sayang. Tidak lupa jugs saya berterima kasih kepada Oom dan Tante saya : Belarmino Magno, dan Marqueta Soares, Aleixo Mascarinas dan Maria Soares, Juaquim Almeida dan Paulina, Julio Almeida dan Edivizes, Domingas dan Casamero.

Pe. Julio Crispin Belo yang berkorban tamps panuih dalam memberikan moril maupun mater it sebagai wujud cintah kasih kepada saya selarna menimbah ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang dan akhirnya lulus sebagai Sar ana Sosial Politik.

Serta kepada seluruh keluarga, besar uabitai dan wafanu. Skripsi ini saya persembahkan sebagai wujud terima kasih atas segala dukungan dan doanya.


(12)

xi DAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Secara Teoritis ... 5

1.4.2 Secara Praktis ... 5

1.5 Penelitian Terdahulu ... 5

1.5 Kerangkah Dasar Teori ... 12

1.5.1 Politik Luar Negeri ... 12

1.5.2 Kepentingan Nasional ... 16

1.6 Metodologi Penelitian ... 17

1.6.1 Tingkat Analisa ... 17

1.6.2 Jenis Penelitian ... 18

1.6.3 Metode Pengumpulan Data ... 18

1.6.4 Metode Penyajian dan Analisa Data ... 19

1.6.5 Ruang Lingkup ... 19

1.7 Hipotesa ... 20

1.8 Sistematika Penulisan ... 20

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM MENDUKUNG INTEGRASI TIMOR LESTE KEDALAM INDONESIA ... 23

2.1Proses Integrasi Timor Leste ... 23

2.2 Kaitan Amerika dalam masalah Timor Leste ... 39

2.3 Kebijakan Australia dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste 43 2.3.1 Kebijakan Australia di bawah Perdana Menteri Whitlam (Partai Buruh) ... 48

2.3.2 Kebijakan Australia dibawah Perdana Menteri Malcolm Fraser (Partai Liberal) ... 54


(13)

xii

2.3.3 Kebijakan Australia di bawah Perdana Menteri Bob

Hawke (Partai Buruh) ... 58

2.3.4 Kebijakan Australia di bawah Perdana Menteri Paul Keating (Partai Buruh) ... 62

BAB III KEPENTINGAN AUSTRALIA DALAM MENDUKUNG KEMERDEKAAN TIMOR LESTE PADA MASA JOHN HOWARD ... 64

3.1 Kepentingan Politik ... 65

3.1.1Faktor Internal ... 66

3.1.2Faktor Eksternal ... 78

3.2 Kepentingan Ekonomi. ... 82

BAB IV PENUTUP ... 92

4.1 Kesimpulan ... 92

4.2 Saran ... 92 DAFTAR PUSTAKA


(14)

xiii

DAFTAR PUSTAKA A.BUKU-BUKU

Arif, Syamsuddin, Indonesia di Ambang Perpecahan, Penerbit Eirlangga, Ciracas-Jakarta: 1999

Agoes Poesmaryati Etty, Konvensi Hukum Laut 1982 dan masalah pengaturan hak lintas kapal asing, Bandung: 1999.

Antonio Marques, Sergio Nuno, Timor Leste em mudanca ensaios sobre Administracao Local, Lesboa, Lesboa Papel de Lesboa : 2004

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Sosial, Format-format Kualitatif dan Kuantitatif, Airlangga University Press, Surabaya: 2001

Cipto, Bambang. Tekanan Amerika terhadap Indonesia, kajian atas kebijakan luar negeri Clinton terhadap Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Belajar: 2003

D. William, Marbun Marsedes Coplin. Pengantar Politik Internasional ‘’ Suatu Telaah Teoritis’’ Sinar Baru, Bandung: 2003

Dugis, Vinsensio. ‘’ Pergantian Kepemimpinan Oposisi Australia, prospek hubungan Indonesia-Australia ‘’, Kompas, 20 Februari 1995

Dwijaya, Kusuma, China Mencari Minyak: Diplomasi China ke seluruh duni, centre for Chinese studies, Jakarta: Desember 2008

Evans Gareth, Grant Bruce, Australia and foreign relation in the world 1990’s.

Melbourne: Melbourne University Press, 1991

Guterres, Isabel, Rona Ami Lian ‘’Hear Our Voice’’ Acolhimento verdade e Reconciliacao de Timor Leste: 2005.

Gunn, C. Geoffrey, 500 tahun Timor-Timur Lorosa’e, Sahe Institute for Liberation and Nagasaky University, Dili: 2005

Gusmao Silva, da G. Martinho. Timor Lorosa’e, perjuangan menuju dekolonisasi hati-diri, Dioma Malang: 2003

Gardner, F. Paul, Shared Hopes Separate Fear: fifty years of U.S.-Indonesian Relation, Boulder, Colorado: Westview Press, 1997

Ganewati, Wuryandari, ‘’Gaya dan Substansi Politik Luar Negeri Australia 1996-2001’’.Dalam kebijakan luar negeri dan pertahanan Australia 1996-2001. Ganewati, LIPI, Jakarta: 2001


(15)

xiv

Hara Eby, Abubakar. Pengantar Analisa Politik Luar Negeri ‘’Dari Realisme sampai Konstruktivisme’’ Nuansa, Ujungberung-Bandung: April 2011 Hastinas, Peter. The Timor Prolem II: ‘’Some Australia Attitudes 1903-1941.’’

Australian Outlook, vol. 29, No. 2. August 1976

Harriat, Beazley, East Timor :Bacground Briefing for Project Identification Mission (PIM). Australian Agency for International Development : Camberra: 1999

Jemadu, Aleksius, Politik Global dalam Teori dan Praktik, Graha Ilmu, Yogyakarta: Juni 2008

Kiemen, Ben ‘’Perang, Genosida dan Gerakan Perlawanan di Timor-Timur

1975-1999: sebuah refleksi perbandingan dengan kamboja: The United States, Japan and Asia Pasifik in the long Twentieth Century, New York: 2004

Kusuma, Dwijaya. China mencari minyak ‘’Diplomasi China ke seluruh dunia

1990-2007, Centre for Chinese Studies, Jakarta:2008.

Leifer, Michael. Politik Luar Negeri Indonesia, Penerbit PT Gramedia, Jakarta 1986

Laporan Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi CAVR. Di Timor Leste, Ringkasan Ekskusif, Timor Leste: 2005.

Moeljono Slamet, Noor Machmuddin, lahirnya propinsi Timor-Timur, dokumentasi tentang proses dekolonisasi Timor-Timur dan pembentukan propinsi daerah tingkat I Timor-Timur , Almanak republik Indonesia, Jakarta: 1977

Perwita Banyu Agung Anak, Yani M.Y.Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung: 2005

Roff, Rabbitt, Timor Anschluss, Indonesia and Australia Policy in East Timor 1974-1976, Canada : Edwin Mellen Press, 1992

Rudy, May T. Strategis dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin, PT. Rafika Aditama, Bandung : Januari 2002

Riza, Sihbudi, Menyandera Timur Tengah: kebijakan AS dan Israel atas negara-negara Muslim, Mizan Pustaka, Jakarta Selatan: Juli 2007

Soyomukti, Nurani. Hugo Chaves VS Amerika Serikat, Penerbit Garasi, Yogyakarta : 15 Desember 2007

Syahnakry, Kiki. ‘’ Timor-Timur, the untold story, kompas media nusantara, Jakarta : Januari 2013


(16)

xv

Sunardi, Politil Luat Negeri Australia di bawah Partai Buruh.Jakarta : Grafida 1985

Sitepu, Anthonius P. Studi Hubungan Internasioanal, Graha Ilmu, Yogyakarta: 2011.

Salla, E. Michael. Australian Foreign Policy and East Timor , dalam Australia of journal of international affairs. Jakarta: 2000

Scheiner, Charles, Tinjauan ulang mengenai minyak dan gas laut Timor, Dili, Lao hamutuk: 2003

SJ.Brennan, Frank, The Timor Sels oil and gas whats fair? Melbourne, Catholic

Social Justice Series, 2004

Thornton Carol, Hird Lew. Geografi Australia, Australia-Indonesia-Institute, Jakarta: 1998.

Tomodok, M.E. Hari-hari akhir Timor Portugis, Dunia Pustaka Jaya, Jakarta: 1996

Tanoni, Ferdy. Skandal Laut Timor ‘’ Sebuah Barter Politik-Ekonomi Canberra-Jakarta ‘’ Yayasan Peduli Timor Barat( YPTB ) Kupang : 2008

Wahyono, Kristo. Sepuluh Tahun Tragedi di Timor-Timur. Timor Target, Banda Aceh: Krueg Aceh, Juli 2009

Wals, Patrick. Membuat laporan CAVR berguna untuk kekerasan dan Hak Asasi Manusia, Grafika Nasioanal. Dili: 2008

B.INTERNET :

Ardyan, Mohammad. Referendum penentu berpisahnya provinsi ke-27 Indonesia.www.merdeka. Com / dunia / referendum-penentu-berpisahnya-provinsi-ke-27-indonesia.htlm

A Brief History of the Timor Gap, ‘’http://www.Caa.Org.au/ publication / briefing / Timor-Gap-Treaty. Htlm diakses tanggal 15 September 2010

Chomsky, Noam. Sejarah Kepemimpinan Partai Buruh Australia.www. Academia. Edu/ 844574/ sejarah-kepemimpinan-partai-buruh-di-australia Eduardus, Politik Luar Negeri Habibie-Indonesia-Timor-Timur (1998-1999)

www.Coverpress. Com/ 2010/ 05/23/ the-dinamics-of-indonesia-australia-relation-over-east-timor-in-habibie-era-1998-1999/ may 23, 2010

Http: www.com/2008/02/03, motivasi ekonomi-dalam-hubungan-antar-negara-kasus-Timor-Leste


(17)

xvi

Ikrar Nusa Bhakti. Taruhan Politik John Howard http : // danielpinem.com / perpustakaan / hubungan internasional / taruhan-politik-John-Howard / (Accessed Juli 11, 2011)

Iwan, Setyanegara, mengenan 10 tahun Timor-Timur lepas dari Indonesia, baltyra.com/2009/09/Timor-Timur-lahir-di-dieng/

Ibrahim, Isa. Mengungkap latar belakang ‘’dukungan’’ Australia pada Timor-Timur www.Permalink.Gmane.Org/ gmane.Culture.Media.Mediacare/ 68304/ 23. Juni 2010

In the national ineterest: Australians foreign and trance policy, white paper, the departement of goreign affairs and trade, Camberra, 1997

Made, I ’’John Howard dan ambisi Australia Raya: www.pelita.or.id/baca.php?id=1821

Martinus Siswanto, Prajogo ‘’kepentingan nasional: sebuah teori universal dan penerapannya oleh Amerika Serikat di Indonesia, www.straham.kemhan.go.id/media/kepentingan-nasional

‘’Membagi keuntungan dari Celah Timor’’, http://flobamora.triped.com/ Minyak.htlm diakses pada tanggal 7 Januari 2011

Mario Viegas, Carrascalao. Tak akan ada perang, mungkin perang batu. http : // apchr. Murdoch. Edu.Au/ minihub/ siarlist/ maillist.Rabu 10 Maret 1999. Htlm

Oil and Gas Fiels in the Timor Sea, http :// www. Anptl.Org / webs / anptlweb.Nsf / vwALL / Laws % 20 Treaties % 20 and % 20 Regulation, diakses pada tanggal 9 Desember 2010

Politik kompasiana.com/2013/03/07/masa-integrasi-adalah-masa-terindah-bagi-Timor-Timur-Buletin Lao Hamutuk, htlm.

Setiawan, Asep, kepentingan Australia di Timor-Timur dalam http: //www//globalisasi.com/2006/07/10/kepentingan Australia di Timor-Timur, diakses 5 Desember 2007.

Suwondo, S. Purbo, Timor Leste: dipandang dari sejarah oil politics dalam percaturan. http: //scribd.com/doc/39868094/Timor-Gap diakses pada tanggal 27 Desember 2010

Vladimir, Aqeu, Historia Timor Leste: Sejarah masyarakat dan perjuangan rakyat Timor Leste, Rabu, 15 Agustus 2012

www: Media Indonesia, Insiden Santa Cruz, dalam http: //www. Media.org/wiki/insiden Dili, diakses 5 Desember 2007


(18)

xvii

www. Tempo. Co. /read / news/2008 /11/16/055146219/Habibie-mengaku-didesak-Howard-Gelar-Referendum-Timor-Timur

www.Co.id./hl-id-sclient-psy-abq-kebijakan-Malcom-Fraser-terhadap-Indonesia-mengenai-masalah-Timor-Timur, htlm

www. Co. id/ books? Id = 5PXlTj1vt53C&Pg= PA116&lpg= kebijakan-perdana- menteri-australia-john-howard-mengenai-masalah-timor-timur-pada-27-desember-1998

www. Scribd.Com/ doc/ 93748638/ kronolis-lepasnya-timor-timur-dari-negara-kesatuan-republik-indonesia. Htlm

Vladimir, Aqeu, Historia Timor Leste: Sejarah masyarakat dan perjuangan rakyat Timor Leste, Rabu, 15 Agustus 2012


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Timor Leste sebagaimana diketahui merupakan pulau yang kaya akan sumber daya alamnya, baik sumber daya di wilayah daratan maupun sumber daya di wilayah laut yang sudah dilirik dan digarap oleh koloni sejak jaman dahulu. Kopi dan kayu cendana adalah salah satu komoditi andalan dari pulau tersebut. Sedangkan minyak dan gas bumi yang terdapat di laut merupakan sumber daya laut yang cukup besar di laut Timor, sehingga membuat negara-negara lain mempunyai ketertarikan dan kepentingan di pulai tersebut. Salah satu sumber ketertarikan yang sangat besar di negara tersebut adalah minyak bumi yang terdapat di celah Timor.1

Minyak sejak dulu mempunyai nilai politik yang strategis karena dapat digunakan untuk menciptakan ketergantungan negara lain sehingga negara itu bersedia menerima usulan dari negara penghasil minyak.2 Kepemilikan atas teknologi, modal dan tenaga ahli di bidang perminyakan memungkinkan negara tersebut sebagai penemu kegiatan eksploitasi minyak di celah Timor. Apalagi negara-negara industri pasti akan selalu membutuhkan cadangan minyak yang cukup besar baik untuk kepentingan industri maupun kepentingan konsumsi. Dengan memiliki sumber sendiri dalam jumlah yang lebih banyak menjadikan negara tersebut dapat mengurangi ketergantungan dari luar negeri yang saat ini

1

Carol Thornton, Lew Hird, Geografi Australia, ‘’Australia-Indonesia Institute’’ Penerbit Lembaga Australia-Indonesia, Jakarta, Agustus 1998 Halm 98

2

Dwijaya Kusuma. China mencari minyak ‘’Diplomasi China ke seluruh dunia 1990-2007’’ Centre for Chinese studies. Jakarta: Desember 2008


(20)

2

semakin mahal. Dan negara yang berkepentingan besar di celah Timor yang di yakini mempunyai kandungan minyak sangat besar adalah Australia.3

Seperti diketahui keterlibatan Australia dalam masalah Timor Leste sudah ada sejak wilayah ini dinyatakan jadi bagian Republik Indonesia. Perang dingin telah telah membuka jalan bagi Indonesia untuk menyatukan wilayah yang rusuh dan dinyatakan Fretilin sebagai daerah yang merdeka. Saat itu kecenderungan Fretilin atau partai yang menginginkan Timor Leste merdeka jelas condong ke kubu sosialis hingga mencemaskan negara-negara Barat terutama USA dan Australia.4

Masuknya Indonesia ke Timor Leste memang telah menimbulkan masalah sejak invasi tahun 1975,5 dimana pada waktu itu terjadi perlawanan dari masyarakat Timor Leste yang menginginkan kemerdekaan, namun karena kekuatan tidak seimbang maka Timor Leste dapat dikalahkan dan dinyatakan jadi bagian dari Indonesia.

Integrasi Timor Leste kedalam wilayah Republik Indonesia adalah atas dukungan Australia dimana pejabat-pejabat Australia terus memberikan saran mendukung penggabungan Timor Leste kedalam wilayah Kesatuan Republik Indonesia. Pengakuan itu diperluas dengan pengakuan de Jure ketika Australia memulai negosiasi dengan Indonesia untuk menentukan batas wilayah laut

3

Negara Australia yang notabene nya adalah Negara kapitalis tentunya membutuhkan minyak yang ada di Celah Timor, dimana melalui penelitian bahwa perusahan-perusahan Australia sudah ada di Timor sejak tahun 1861

4

Setelah Amerika kalah perang di Vietnam maka Timor Leste menjadi target selanjutnya karena diyakini oleh Amerika, Timor Leste sudah masuk dalam pengaruh komunis. Alasan ini diperkuat lagi dengan adanya pelajar Timor Leste yang pada waktu itu belajar di Portugal, dan balik ke Timor Leste lewat Negara Rusia dan China.

5

Tanggal 7 Desember 1975 adalah hari dimana invasi yang dilakukan oleh tentara Indonesia masuk ke wilayah Timor Leste yang diyakini oleh USA dan indonesia sudah masuk dalam pengaruh Komunis.


(21)

3

maritime. Hal ini disadari dugaan awal bahwa terdapat cadangan minyak yang sangat besar kandungannya di laut Timor.6

Tidak dapat disangkal lagi bahwa kepentingan Australia di Timor Leste adalah untuk menguasai minyak di laut Timor yang didalamnya terdapat celah Timor. Potensi kandungan minyak yang begitu besar ini mengundang negara-negara besar terutama Australia untuk terlibat langsung dalam masalah Timor Leste.7 Walaupun pada waktu itu negara Australia dan Indonesia terus melakukan negosiasi mengenai penetapan batas wilayah, namun di lain pihak Timor Leste terus berjuang untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penetapan batas laut yang dilakukan oleh Indonesia dan Australia itu pun tidak pernah diakui oleh Timor Portugis.

Integrasi Timor Leste ke dalam wilayah Republik Indonesia masih tetap berjalan hingga berakhirnya Perang Dingin. Berakhirnya Perang Dingin telah membawa perubahan bagi dinamika politik dunia dan menjadikan isu HAM sebagai isu baru dalam kanca politik Internasioanal. Karena isu HAM ini mulai diangkat maka pelanggaran-pealanggaran yang terjadi, terutama pelanggran di Timor Leste mulai diangkat.Puncaknya terjadi pelanggaran HAM yang terjadi di Timor Leste yakni terjadi tragedi Santa Cruz.8 Tragedi pelanggaran HAM ini dengan cepat mengguncangkan dan beredar ke seluruh dunia lewat media cetak maupun media elektronik, sehingga mengundang kritik dan kecaman dari dunia

6

Oil and Gas Fiels un the Timor sea,

http://www.anptl.org/webs/anptlweb.nsf/vwALL/Laws%20Treaties%20And%20Regulations, Diakses pada tanggal 9 Desember, 2010

7

Purbo S. Surarto, Timor Leste: Dipandang dari sejarah Oil Politics dalam percaturan. http://www.scribad.com/doc/39868094/Timor-Gap diakses pada tanggal 27 Desember 2010

8

Tragedi Santa Cruz adalah tragegi penembakan pemrotes Timor Leste di kuburan Santa Cruz di Ibu kota Dili pada 12 November 1991.


(22)

4

Internasional. Salah satu pengkritik tersebut adalah Australia. Australia menilai telah terjadi pelanggaran HAM di Timor Leste sehingga memberikan dukungan ke pada Timor Leste.

Namun demikian sikap Australia tersebut tidak konsisten. Sejak Perdana Menteri John Howard berkuasa dan terjadi tragedi Santa Cruz dan sampai pada gejolak reformasi di Indonesia sehingga berada pada posisi lemah dan tawar-menawar diplomatik, Howard mendorong agar Pemerintah Indonesia melepas Timor Leste.9 Menurut penulis isu ini sangat menarik untuk dibahas karena intergrasi Timor Leste kedalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atas dukungan Australia, tetapi pada tahun 1990-an setelah berakhirnya Perang Dindin dan isu HAM mulai diangkat sehingga terjadi tragedi Santa Cruz,Indonesia mulai mendapat kritik dan kecaman Internasional sehingga Australian mulai merubah politik luar negerinya untuk mendukung Timor Leste dalam penentuan nasib sendiri melalui Referendum. Maka yang menjadi ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian ini adalah Kepentingan Australia dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste.

1.2Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, menyangkut kasus Timor Leste semenjak Australia mulai memberi dukungan kepada Indonesia, dalam Integrasi Timor Leste kedalam wilayah Indonesia, sampai terjadi tragedi Santa Cruz hingga membawa perubahan politik kepada Australia, dimana Australia mulai merubah politik luar negerinya

9

www.Co./news/2008/11/16 /055146219 /Habibie-mengaku-didesak-Howard-Gelar-Referendum-Timor Leste, htlm


(23)

5

dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste melalui Referendum. Dan yang hendak Penulis dipecahkan adalah sebagai berikut: Mengapa Australia yang awalnya mendukung Integrasi Timor Leste ke dalam wilayah Indonesia berubah Politik Luar Negerinya dalam mendukung Kemerdekaan Timor Leste?

1.3Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui alasan yang mendorong Australia mendukung kemerdekaan Timor Leste serta kepentingannya.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoritis

Secara teoritis berguna untuk memberikan pemahaman dan penambahan wawasan pengetahuan kepada mahasiswa hubungan Internasional pada umumnya dan khususnya bagi Penulis terkait kepentingan Australia dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste.

1.4.2 Secara Praktis

Secara praktis berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah Timor Leste.

1.5Penelitian Terdahulu

Dari apa yang diketahui penulis telah ada penelitian yang menulis permasalahan seperti yang akan diteliti yakni: Penelitian Pertama yakni yang


(24)

6

dilakukan oleh George Aditjondro dalam Tangan-Tangan Berlumuran Minyak di Timor (darat dan laut) atas beberapa kurung waktu yakni :

a. Sejak kunjungan Alfred Russel Wallace hingga perang dunia II, sejak kurung perang dunia I hingga perang dunia II tercatat sejumlah perusahaan Australia yakni Aj Staughton dengan perusahaan Timor Petroleum Company (1962) sudah ada di Timor, kemudian dilikuidasi menjadi Timor Oil Company (1930). Pemerintah kolonial Portugis juga sebenarnya memberikan konsensi minyak ke seluruh daratan Timor Portugis kepada Allied Mining Coorporation (AMC) untuk melakukan ekspolorasi.

b. Dalam kunjungan 1861, Walace sudah bertemu dengan seorang insinyur pertambangan Inggris yang telah mengeksplorasi tambang tembaga di Timor Portugis. Insinyur Inggris Wallace A. Duff dalam karya standarnya, The Malay Archipelago, pada tahun 1892 menyebutkan bahwa ia telah tertarik pada pencarian minyak karena cerita-cerita tentang penggunaan tradisional minyak di Timor, praktek memerangi di kota Dili dengan lampu minyak pada hari-hari festival, dan intelijen komersial mengenai “aliran keluar” minyak dari sumur-sumur di kawasan Laclubar. Dikenal oleh orang setempat sebagai tanah “api abadi”, Lokasi Laclubar telah dikenal karena gasnya yang menyala dan minyak yang meresap di permukaan tanah.10

Penelitian kedua yang dilakukan Geoffrey C. Gunn dalam bukunya 500 Tahun Timor Lorosae pada tahun 1947 menyebutkan bahwa pemerintah Australia

10

Ferdi Tanoni. Skandal Laut Tinor ‘’Sebuah Barter Politik-Ekonomi Canberra-Jakarta, Yayasan Peduli Timor Barat, Kupang : 2008 halm 52


(25)

7

menerima laporan-laporan mengenai minyak mentah golongan rendah di Suai, Pualaca, dan Aliambata, yang dianggap cocok untuk digali untuk mendapatkan bahan bakar cair kalau produksi perhari dari pengeboran bisa ditingkatkan untuk membuat proyek ini menarik secara komersial. Pada tahun 1956 jelas terdorong oleh informasi tersebut, sebuah perusahaan berpusat di Australia memulai pencarian minyak di lepas pantai Timor. Salah satu pihak yang berkepentingan dan pemegan saham, oil drilling and eksploration melakukan kerja lapangan untuk perusahan ini di Aliambata dan Suai. Mereka menyebutkan bahwa kepentingan nasional sebagai alasan yang cukup untuk memintah dukungan dana bagi kegiatan perusahan mereka11

Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Dwijaya Kusuma mengatakan bahwa pada awalnya Negara China hanya mengandalkan sumber pemenuhan energi dari batu bara dan akhirnya mulai beralih kepada pencarian minyak di China sendiri. Eksplorasi minyak sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 1959 pada saat ditemukannya ladang minyak yang dapat memberi persedian bagi kebutuhan masyarakat China. Namun China menyadari bahwa energi Minyak pada saat tertentu habis dan karena tidak bisa diperbaharui maka China mulai melakukan diplomasi dengan Negara-negara yang diyakini mempunyai persedian minyak yang cukup besar yakni Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, dan Amerika Latin.

A. Diplomasi China di Afrika

Hubungan kerjasama China dan Afrika sebenarnya sudah berlangsung lama namun baru direalisasi pada tahun-tahun berikutnya. Dari hubungan

11

Geoffrey C. Gunn ‘’ 50 Tahun Timor Lorosae, Sahe institute for liberation Dili Timor Leste dan Nagasaki University Katafuchi Japan : Yogyakarta, Agustus 1999, halm 395


(26)

8

kerjasama tersebut dapat dilihat bahwa sebenarnya ada kepentingan China yang sangat besar di Afrika, ditambah lagi daerah Afrika terkenal sebagai salah satu daerah penghasil minyak yang potensial. Persentase tersebut menunjukkan bahwa Afrika memiliki nilai yang sangat penting untuk memenuhi kepentingan China yang haus akan minyak. Dua Negara penghasil minyak yang cukup besar juga berasal dari Angola dan Kongo. Pengeboran minyak lepas pantai juga sedang berlangsung di Angola dan mulai meranbat ke Mali, Mauritania dan Nigeria. Selain itu juga China juga mengadakan kerjasama perdagangan untuk berbagai industri baik untuk sandang maupun papan dengan dalih untuk membantu Afrika. Untuk memperjelas gambaran diplomasi yang dilancarkan China di Afrika, maka selanjutnya akan dibahas mengenai strategi diplomasi China di beberapa Negara Afrika antara lain Sudan dan Nigeria. Pengaruh politik China terlihat kuat di Sudan, hal ini terutama juga bertujuan untuk mengamankan kepentingan minyak China di Negara tersebut.

B. Pencarian minyak di Amerika Latin.

Strategi China untuk mendapatkan minyak sebanyak-banyaknya tidak hanya sebatas di Afrika, akan tetapi China juga melirik salah satu daerah di Amerika yang memiliki potensi besar dalam cadangan minyak yaitu Amerika Latin. China telah bekerja sama dengan beberapa Negara penghasil minyak di antaranya yaitu Venezuela, Brasil, Equador, Colombia, Argentina, Bolivia, Peru dan Meksiko. Dari beberapa Negara tersebut, Negara yang memiliki signifikasi yang cukup besar dalam hal pemenuhan kebutuhan energi China


(27)

9

adalah Venezuela, yang menjadi tujuan utama China untuk minyak di Amerika Latin, baru kemudian Negara-negara lainnya di Amerika Latin. C. Diplomasi minyak China di Timur Tengah

Timur Tengah memang telah dikenal sebagai penghasil minyak utama di belahan dunia ini. Melihat potensi minyak yang sangat besar di Timur Tengah, tentunya China tidak akan tinggal diam karena kebutuhan minyak mereka yang besar mendesak China untuk terus mencari minyak ke seluruh belahan dunia. Timur Tengah adalah daerah dimana hampir sepertiga cadangan minyak global berada diadalamnya.12

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mudrajat Kuncoro, Alumni Universitas Melbourne dalam penelitiannya menjelaskan bahwa keterlibatan Australia tak lepas dari isu klasik money and power. Ia menilai, Australia mau membantu Timor Leste bukan untuk membalas jasa Timor Leste yang pernah membantu mencegah invasi ke Australia saat PD ke II, melainkan punya kepentingan bisnis yang dikemas dalam wadah humanis. Mudrajat menulis, kalau memang pejuang hak asasi manusia dan humanis tulen hal pertama yang dilakukan sebelum terjun ke Timor Leste adalah meminta maaf kepada suku Aborigin yang nasibnya mirip dengan suku Indian di USA. Menurut Mudrajad kesepakatan celah Timor (Timor Gap) yang ditandatangani Indonesia-Australia tahun 1989 menyetujui pembagian 62.000 km persegi menjadi zona kerjasama. Ia menambahkan tidak ada satu negara pun di dunia ini yang

12

Dwijaya Kusuma, China mencari minyak ‘’Diplomasi China ke seluruh dunia’’ pustaka nasional catalog dalam terbitan, Jakarta : 2008 halm 47-66


(28)

10

hamburkan uangnya dalam bentuk bantuan pembangunan atau pun invasi militer jika tidak ada jaminan economic return yang memadai.13

Dari penelitian sebelumnya ini dengan apa yang akan Penulis teliti adalah bagaimana Penulis lebih memfokuskan pada kepentingan Australia dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste, dimana salah satu upaya yang dilakukan Australia adalah bagaimana bisa mendapatkan minyak yang ada di Celah Timor yang diyakini mempunyai kandungan yang begitu besar.

Tebel 1.1 Penelitian-Penelitian Tedahulu

No Nama dan Judul Pendekatan

Metodologi

Hasil 1 George Junus Aditjondro

Tangan-Tangan Berlumuran Minyak

National Interest Tercatat bahwa sejak Peran Dunia I dan II Perusahan Australia sudah ada di Timor dan diyakini terhadap minyak di Timor Leste

2 Geoffrey C. Gunn

500 Tahun Timor Lorosae

National Interest Pada tahun 1947 Pemerintah

Australia menerima laporan bahwa terdapat minyak di wilayah Timor maka pada tahun 1956 perusahan yang berpusat di Australia mulai melakukan pencarian minyak di lepas pantai Timor. Perusahan ini juga memintah dukungan dana kepada untuk membantu pencarian tersebut

13

Geoffrey C. Gunn. 500 tahun Timor Lorosae, Sahe Institute for Liberation and Nagasaky University, Dili-Timor-Leste : 2002 halm 205


(29)

11

3 Dwijaya Kusuma China Mencari Minyak

Development States Karena China tahu bahwa suatu saat minyak yang di dalam negerinya habis maka China melakukan

diplomasi ke negara-negara yang diyakini

mempunyai

kandungan minyak cukup besar untuk untuk melakukan kerjasama dalam memenuhi

kebutuhan dalam negerinya.

4 Mudrajat Kuncoro

Keterlibatan Australia di Timor Leste

National Interest Memenuhi

kebutuhan minyak dalam negeri Australia

5 Carolino da C. de Oliveira Kepentingan Australia dalam Mendukung Kemerdekaan Timor Leste

Rational Actor Australia Ingin mendapatkan minyak di celah Timor

1.6Kerangkah Dasar Teori 1.6.1 Politik Luar Negeri

Politik luar negeri merupakan kebijakan suatu negara yang ditujukan kepada negara lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara umum politik luar negeri merupakan formulasi nilai, sikap, arah, serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, memajukan kepentingan nasionalnya di dalam percaturan Internasional.14

14

Anak Agung Banyu Perwita dan Y.M. Yani Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Remaja Rosdakarya 2005, halm 47.


(30)

12

Untuk memperkuat definisi permasalahan di atas, maka penulis menggunakan Teroi Graham T. Allison mengenai Tiga model analisis konseptual dalam mengkaji luar negeri suatu negara. Menurut Alison, ada Tiga model analisis yang dapat digunakan untuk mengkaji pembuatan kebijakan luar negeri suatu negara.

Pertama, rational politics actor,15 dimana Negara diasumsikan sebagai sebuah aktor tunggal yang membuat keputusan sendiri. Adapun asumsi-asumsi dasar yang berlaku dalam model ini adalah kebijakan merupakan pilihan dari pemerintah nasional yang akan memberikan keuntungan terbesar dan kerugian terkecil di bandingkan beberapa alternatif beberapa pilihan lain.

Kedua, Organizational model. Model ini menggambarkan politik luar negeri sebagai sebuah hasil kerja suatu organisasi besar yang menjalankan fungsinya menurut suatu pola perilaku. Pembuat keputusan politik luar negeri bukanlah semata-mata sebagai suatu rasional (intelektual) akan tetapi lebih menyerupai suatu proses mekanis. Proses mekanis dalam konteks pembuatan keputusan politik luar negeri di lakukan dengan cara mekanis yang merajuk kepada keputusan-keputusan yang telah dibuat di masa lalu pada prosedur yang berlaku, atau pada peran yang telah ditetapkan bagi unit birokrasi.16

Ketiga, Bareaucratic politics model. Dalam model ini politik luar negeri dianggap sebagai suatu hasil proses intelektual yang menghubungkan tujuan-tujuan dan sarana dengan cara rasional. Politik luar negeri merupakan hasil proses interaksi, penyesuaian diri dan perpolitikan diantara berbagai aktor dan organisasi.

15

William D. Coplin Marsedes Marbun. Pengantar Politik Internasional ‘’Suatu Telaah Teoritis’’ Sinar Baru, Banbung: 2003 Halm 37

16


(31)

13

Disini akan memperlihatkan berbagai permainan di antara berbagai pemain dalam birokrasi dan area politik nasional.17

Dalam menganalisis masalah kebijakan luar negeri Australia dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste penulis akan mengfokuskan pembuatan kebijakan tersebut pada model pertama yang disampaikan Allison, yaitu model politics rational yang merupakan model yang relevan dalam menjelaskan kebijakan tersebut. Dalam model aktor rasional, politik luar negeri dipandang sebagai akibat dari tindakan-tindakan aktor rasional, terutama suatu pemerintah yang monolit, yang dilakukan dengan sengaja untuk untuk mencapai suatu tujuan. Perilaku pemerintah dianalogikan dengan perilaku individu yang bernalar dan terkoordinasi, berusaha menetapkan pilihan-pilihan atas alternatif-alternatif yang ada, dengan demikian analisis politik luar negerinya terpusat pada penelaah kepentingan nasional dan tujuan dari suatu bangsa dan alternatif-alternatif haluan kebijaksanaan yang bisa yang diambil pemerintahnya dengan memperhitungkan untung ruginya dari adanya alternatif-alternatif tersebut.18

Jadi dalam teori ini digambarkan bahwa bahwasannya para pembuat keputusan dalam melakukan pilihan atas alternatif-alternatif tersebut menggunakan kriteria ‘’optimalisasi hasil.’’Para pembuat keputusan dianggap selalu siap dalam melakukan perubahan atau penyesuaian dalam kebijakannya. Mereka juga diasumsikan bisa memperoleh informasi yang cukup banyak sehingga bisa melakukan penelusuran tuntas terhadap semua alternatif kebijakan

17

Abubakar Eby Hara. Pengantar Analisis politik Luar Negeri ‘’ Dari Realisme sampai Konstruktivisme’’ Nuansa, Ujungberung-Bandung: April 2011, Halm 96.

18

M as’oed M oet ar, Ilmu Hubungan Int ernasional; Disiplin dan M et odologi, LP3ES, Lab. HI Fisipol UM Y. Hal 234-235


(32)

14

yang dilakukan dan semua sumber-sumber yang dipakai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dalam model ini, para pembuat keputusan dianggap rasional dan umumnya cenderung berpikir bahwa keputusan (terutuma menyangkut politik luar negeri) dibuat secara rasional.

Dari semua pendekatan dan model yang disampaikan Allison tersebut diperoleh kesimpulan bahwa Australia dibawah Perdana Menteri Howard dalam pembuatan kebijakan politik luar negeri sangat mempertimbangkan untung rugi, dimana pilihan tersebut harus optimal dan paling mengutungkan pihak Australia. Artinya bahwa Australia mulai merubah posisinya dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste karena adanaya beberapa faktor yakni: Pertama, Adanya pergeseran isu dari isu tradisional ke isu non tradisional, Kedua, Adanya tekanan-tekanan dunia internasional terhadap pemerintah Indonesia mengenai pelanggaran HAM yang terjadi di Timor Leste sehingga membuat posisi Indonesia di mata internasional mulai lemah. Faktor I dan II membuat Howard harus menyesuaikan diri dengan linkungan internasional dalam pengambilan terhadap isu HAM yang terjadi di Timor Leste. Dan Partai Liberal juga mengusung isu HAM. Ketiga, Pemerintah atau Negara Australia khususnya Perdana Menteri John Howard melihat bahwa Timor Leste pasti akan merdeka, sehingga rasionalitas kepada maksimalisasi keutungan sehingga merubah politik luar luar negerinya untuk mendukung kemerdekaan Timor Leste demi mendapatkan minyak yang ada ada di celah Timor. Dari alternatif tersebut, kebijakan Australia untuk mendukung kemerdekaan Timor Leste merupakan


(33)

15

suatu keputusan yang dianggap paling baik dan memenuhi standar optimalisasi hasil terbaik oleh Perdana Menteri Australia John Howard dibandingkan dengan pilihan alternatif lainnya.

1.6.2 Kepentingan Nasional

Hans Morgenthau mengatakan bahwa konsep kepentingan nasional sangat penting untuk menjelaskan dan memahami perilaku internasional serta dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara.19 Para penganut realis menyamakan kepentingan nasional sebagai upaya mengejar power, dimana power adalah sesuatu yang dapat mengembangkan dan memelihara kontrol terhadap negara lain. Hubungan kekuasaan dan pengendalian ini dapat melalui teknik pemaksaan atau kerjasama. Karena itu kekuasaan dan kepentingan nasional dianggap sebagai sarana dan sekaligus tujuan dari tindakan suatu negara secara khas untuk bertahan hidup dalam kanca berpolitikan internasional. Kepentingan nasional juga dapat dijelaskan sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu yang mengarahkan pada pembuatan keputusan dari suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negeri.

Secara umum ada 2 jenis kepentingan nasional yang melatarbelakangi politik luar negeri suatu negara yakni, kepentingan ekonomi dan kepentingan politik. Kepentingan politik Australia bermula ketika invasi Indonbesia ke Timor Leste dimana pada waktu itu Australia mendukung Integrasi Timor Leste kedalam Wilayah Kesatuan Republik Indonesia, namun kebijakan itu berubah setelah

19

Anak Agung Banyu Pertiwi dan Y.M. Pengantar Hubungan Internasional, Remaja Rosdakarya Bandung 2005, Halm 35


(34)

16

berakhirnya Perang Dingin dimana Komunis tidak lagi menjadi ancaman dan isu yang diangkat adalah isu HAM. Australia melihat bahwa terjadi banyak pelanggaran HAM di Timor Leste dan dunia internasional mulai memberikan tekanan kepada Indonesia maka Australia mulai merubah politik luar negerinya dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste. Dilihat dari segi ekonomi dimana Timor Leste yang mempunyai potensi minyak yang begitu besar maka Australia mempunyai kepentingan ekonomi di negara tersebut. Dimana penulis melihat bahwa negara-negara kapitalis terutama Australia tentunya membutuhkan energi untuk menghidupkan roda perekonomiannya terutama di bidang teknologi.

1.7Metodologi Penelitian 1.7.1 Tingkat Analisa

Tingkat analisa memiliki peranan penting untuk menggambarkan tingkatan-tingkatan dari analisa terhadap suatu fenomena agar diketahui terlebih dahulu fokus yang akan dijadikan out put dalam penelitian ini. Atau dengan kata lain, penggunaan level analisis terkait dengan fungsinya yaitu objektivitas dalam pengambilan keputusan. Pada penelitian ini menggunakan jenis level analisis yakni jenis level analisis Korelasionis.20 dengan menggunakan tingkat level analisa maka penulis dapat dengan mudah melihat perspektif. Studi kasus yang penulis angkat adalah mengenai peran Australia dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste. Penulis menggunakan level analisis negara dan unit eksplanasinya adalah sistem internasional. Unit analisis

20

Level analisi Korelasionis memiliki pengertian bahwa unit analisis dan unit eksplanasi berada di tingkat yang sama atau sejajar yakni pada level Negara. Sedangkan level analisis Reduksionis berarti bahwa unit analisisnya adalah negara dan unit ekplanasinya adalah kelompok. Pengertian ini diperoleh dari Mothar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. P.T. Pustaka Indonesia, Jakarta.


(35)

17

dalam penelitian ini adalah peran Australia dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste. Sedangkan unit ekplanasinya adalah sistem internasional.

Alasan penggunaan level analisis korelasionis pada penelitian ini adalah Bagaimana penulis bisa mengetahui negara yang terlibat dalam fenomena Hubungan Internasional.21

1.7.2 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tentang peristiwa yang mengarah pada penjelasan eksplanatif.22 Penulis berusaha menggambarkan dan menjelaskan tentang proses pengambilan kebijakan politik luar negeri Australia yang terlihat cenderung berubah-ubah mengenai masalah Timor Leste yang pada waktu itu menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya penulis akan menganalisa politik luar negeri Australia.

1.7.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini penulis menggunakan jenis data sekunder maka teknik pengumpulan data akan melalui kegiatan studi pustaka23 baik dari buku, tulisan, artikel dan tentunya media cetak maupun media elektronik yang akan dijadikan sebagai sumber data guna tulisan ini.

21

Ibid Halm 36

22

Penelitian Eksplanatif adalah penelitian melibatkan dua variabel atau lebih melalui penggunaan teori atau konsep-konsep dalam menjelaskan satu fenomena. Penelitian eksplanatif juga mengharuskan peneliti menentukan hipotesis dalam penelitiannya.

23

Burhan Mungin, Metodologi Penelitian Sosial ‘’Format-format Kualitatif dan Kuantitatif’’, Airlangga University Press, Surabaya, Januari 2001 Halm 32


(36)

18

1.7.4 Metode Penyajian dan Analisa Data

Dalam penyajian data, berdasarkan pada hasil penelitian dan data yang terkumpul, kemudian akan mengaudit dengan cara memaparkan atau mengeksplanasikan dan menganalisa hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber, dalam hal ini didasarkan pada fenomena-fenomena yang terjadi secara analitis-eksplanatif dan juga digunakan analisa kualitatif,24 yaitu analisa yang digunakan untuk mengolah data berwujud kasus atau gejala yang tidak dapat diukur dengan angka, melainkan mutu dari suatu peristiwa yang dinyatakan dalam bentuk perkataan.

1.7.5 Ruang Lingkup

Di dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian dari tahun 1997 – 1999. Penulis tertarik untuk mengambil kurun waktu diantara dekade ini, karena pada tahun 1997-1999 Australia khususnya Perdana Menteri John Howard mulai merubah politik luar negerinya dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste, Perubahan kebijakan tersebut disebabkan karena terjadi pergeseran isu tradisional ke non tradisional sehingga turut mempengaruhi kebijakan Australia. Dan yang menjadi prioritas utama bagi penulis dalam kajian ini adalah menyangkut kepentingan Australia dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste.

24

Data kualitatif adalah seseorang melakukan penelitian dengan sasaran penelitian yang terbatas, tetapi dengan keterbatasan sasaran penelitian yang ada itu digali sebanyak mungkin data mengenai sasaran penelitian. Dengan demikian walaupun sasaran penelitian terbatas, tetapi kedalaman data, sebut saja kualitas data tidak terbatas. Semakung berkualitas data yang dikumpulkan, maka penelitian ini semakung berkualitas.


(37)

19

1.8Hipotesa

Setelah pertanyaan penelitian berhasil dirumuskan dengan baik, langkah selanjutnya adalah mengajukan hipotesa. Dalam hal ini, bahwa jenis penelitian yang membutuhkan hipotesa adalah penelitian tentang yang telah terjadi. Hipotesa penelitian ini adalah rasionalitas Australia dibawah kepemimpinan John Howard dalam menyesuaikan diri dengan sistem internasional setelah berakhirnya Perang Dingin dimana terjadi pergeseran isu tradisional ke non-tradisional.

1.9Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari empat Bab, dimana pembahasan dalam masing Bab akan dijelaskan dan dijabarkan dalam sub-sub Bab. Pembahasan yang terkandung dalam Bab satu dengan Bab-bab lain saling berhubungan erat satu sama lainnya sehingga pada akhirnya nanti akan membentuk sebuah karya tulis yang sistematis. Adapun sistematika Penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Teori, Metodologi Penelitian, Tingkat Analisa, Jenis Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode Penyajian dan Analisa Data, Ruang Lingkup Penelitian, Hipotesa, dan Struktur Penulisan.


(38)

20

Bab IIKebijakan Pemerintah Australia Dalam Mendukung Integrasi Timor Leste Kedalam Indonesia

Di dalam Bab II penulis akan menguraikan tentang Kebijakan Australia dalam mendukung Integrasi Timor Leste kedalam Wilayah Indonesia. Di dalam Bab ini berisi tentang:

2.1 Proses Integrasi Timor Leste

2.2 Kaitan Amerika dalam masalah Timor Leste

2.3 Kebijakan Australia dalam mendukung Integrasi Timor Leste 2.3.1 Kebijakan Perdana Menteri Witlam.

2.3.2 Kebijakan Perdana Menteri Malcolm Fraser 2.3.3 Kebijakan Bob Hawke

2.3.4 Kebijakan Perdana Menteri Paul Keating

Bab III Kepentingan Australia dalam mendukung kememerdekaan Timor Leste

Berisikan mengenai Perubahan Kebijakan Australia mengenai masalah Timor Leste

3.1 Kepentingan Politik 3.1.1 Faktor Internal

3.1.1.1 Perubahan kebijakan Australia dibawah Perdana Menteri John Howard

a. Sentralitas peran Perdana Menteri Australia dan Idiologi Partai b. Kepentingan Nasional


(39)

21

a. Pergeseran system internasional dan perubahan kebijakan USA 3.2 Kepentingan Ekonomi

Bab IV PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran


(1)

16

berakhirnya Perang Dingin dimana Komunis tidak lagi menjadi ancaman dan isu yang diangkat adalah isu HAM. Australia melihat bahwa terjadi banyak pelanggaran HAM di Timor Leste dan dunia internasional mulai memberikan tekanan kepada Indonesia maka Australia mulai merubah politik luar negerinya dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste. Dilihat dari segi ekonomi dimana Timor Leste yang mempunyai potensi minyak yang begitu besar maka Australia mempunyai kepentingan ekonomi di negara tersebut. Dimana penulis melihat bahwa negara-negara kapitalis terutama Australia tentunya membutuhkan energi untuk menghidupkan roda perekonomiannya terutama di bidang teknologi.

1.7Metodologi Penelitian 1.7.1 Tingkat Analisa

Tingkat analisa memiliki peranan penting untuk menggambarkan tingkatan-tingkatan dari analisa terhadap suatu fenomena agar diketahui terlebih dahulu fokus yang akan dijadikan out put dalam penelitian ini. Atau dengan kata lain, penggunaan level analisis terkait dengan fungsinya yaitu objektivitas dalam pengambilan keputusan. Pada penelitian ini menggunakan jenis level analisis yakni jenis level analisis Korelasionis.20 dengan menggunakan tingkat level analisa maka penulis dapat dengan mudah melihat perspektif. Studi kasus yang penulis angkat adalah mengenai peran Australia dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste. Penulis menggunakan level analisis negara dan unit eksplanasinya adalah sistem internasional. Unit analisis

20

Level analisi Korelasionis memiliki pengertian bahwa unit analisis dan unit eksplanasi berada di tingkat yang sama atau sejajar yakni pada level Negara. Sedangkan level analisis Reduksionis berarti bahwa unit analisisnya adalah negara dan unit ekplanasinya adalah kelompok. Pengertian ini diperoleh dari Mothar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. P.T. Pustaka Indonesia, Jakarta.


(2)

17

dalam penelitian ini adalah peran Australia dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste. Sedangkan unit ekplanasinya adalah sistem internasional.

Alasan penggunaan level analisis korelasionis pada penelitian ini adalah Bagaimana penulis bisa mengetahui negara yang terlibat dalam fenomena Hubungan Internasional.21

1.7.2 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tentang peristiwa yang mengarah pada penjelasan eksplanatif.22 Penulis berusaha menggambarkan dan menjelaskan tentang proses pengambilan kebijakan politik luar negeri Australia yang terlihat cenderung berubah-ubah mengenai masalah Timor Leste yang pada waktu itu menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya penulis akan menganalisa politik luar negeri Australia.

1.7.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini penulis menggunakan jenis data sekunder maka teknik pengumpulan data akan melalui kegiatan studi pustaka23 baik dari buku, tulisan, artikel dan tentunya media cetak maupun media elektronik yang akan dijadikan sebagai sumber data guna tulisan ini.

21

Ibid Halm 36

22

Penelitian Eksplanatif adalah penelitian melibatkan dua variabel atau lebih melalui penggunaan teori atau konsep-konsep dalam menjelaskan satu fenomena. Penelitian eksplanatif juga mengharuskan peneliti menentukan hipotesis dalam penelitiannya.

23

Burhan Mungin, Metodologi Penelitian Sosial ‘’Format-format Kualitatif dan Kuantitatif’’, Airlangga University Press, Surabaya, Januari 2001 Halm 32


(3)

18

1.7.4 Metode Penyajian dan Analisa Data

Dalam penyajian data, berdasarkan pada hasil penelitian dan data yang terkumpul, kemudian akan mengaudit dengan cara memaparkan atau mengeksplanasikan dan menganalisa hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber, dalam hal ini didasarkan pada fenomena-fenomena yang terjadi secara analitis-eksplanatif dan juga digunakan analisa kualitatif,24 yaitu analisa yang digunakan untuk mengolah data berwujud kasus atau gejala yang tidak dapat diukur dengan angka, melainkan mutu dari suatu peristiwa yang dinyatakan dalam bentuk perkataan.

1.7.5 Ruang Lingkup

Di dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian dari tahun 1997 – 1999. Penulis tertarik untuk mengambil kurun waktu diantara dekade ini, karena pada tahun 1997-1999 Australia khususnya Perdana Menteri John Howard mulai merubah politik luar negerinya dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste, Perubahan kebijakan tersebut disebabkan karena terjadi pergeseran isu tradisional ke non tradisional sehingga turut mempengaruhi kebijakan Australia. Dan yang menjadi prioritas utama bagi penulis dalam kajian ini adalah menyangkut kepentingan Australia dalam mendukung kemerdekaan Timor Leste.

24

Data kualitatif adalah seseorang melakukan penelitian dengan sasaran penelitian yang terbatas, tetapi dengan keterbatasan sasaran penelitian yang ada itu digali sebanyak mungkin data mengenai sasaran penelitian. Dengan demikian walaupun sasaran penelitian terbatas, tetapi kedalaman data, sebut saja kualitas data tidak terbatas. Semakung berkualitas data yang dikumpulkan, maka penelitian ini semakung berkualitas.


(4)

19

1.8Hipotesa

Setelah pertanyaan penelitian berhasil dirumuskan dengan baik, langkah selanjutnya adalah mengajukan hipotesa. Dalam hal ini, bahwa jenis penelitian yang membutuhkan hipotesa adalah penelitian tentang yang telah terjadi. Hipotesa penelitian ini adalah rasionalitas Australia dibawah kepemimpinan John Howard dalam menyesuaikan diri dengan sistem internasional setelah berakhirnya Perang Dingin dimana terjadi pergeseran isu tradisional ke non-tradisional.

1.9Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari empat Bab, dimana pembahasan dalam masing Bab akan dijelaskan dan dijabarkan dalam sub-sub Bab. Pembahasan yang terkandung dalam Bab satu dengan Bab-bab lain saling berhubungan erat satu sama lainnya sehingga pada akhirnya nanti akan membentuk sebuah karya tulis yang sistematis. Adapun sistematika Penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Teori, Metodologi Penelitian, Tingkat Analisa, Jenis Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode Penyajian dan Analisa Data, Ruang Lingkup Penelitian, Hipotesa, dan Struktur Penulisan.


(5)

20

Bab IIKebijakan Pemerintah Australia Dalam Mendukung Integrasi Timor Leste Kedalam Indonesia

Di dalam Bab II penulis akan menguraikan tentang Kebijakan Australia dalam mendukung Integrasi Timor Leste kedalam Wilayah Indonesia. Di dalam Bab ini berisi tentang:

2.1 Proses Integrasi Timor Leste

2.2 Kaitan Amerika dalam masalah Timor Leste

2.3 Kebijakan Australia dalam mendukung Integrasi Timor Leste 2.3.1 Kebijakan Perdana Menteri Witlam.

2.3.2 Kebijakan Perdana Menteri Malcolm Fraser 2.3.3 Kebijakan Bob Hawke

2.3.4 Kebijakan Perdana Menteri Paul Keating

Bab III Kepentingan Australia dalam mendukung kememerdekaan Timor Leste

Berisikan mengenai Perubahan Kebijakan Australia mengenai masalah Timor Leste

3.1 Kepentingan Politik 3.1.1 Faktor Internal

3.1.1.1 Perubahan kebijakan Australia dibawah Perdana Menteri John Howard

a. Sentralitas peran Perdana Menteri Australia dan Idiologi Partai b. Kepentingan Nasional


(6)

21

a. Pergeseran system internasional dan perubahan kebijakan USA 3.2 Kepentingan Ekonomi

Bab IV PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran