Studi Komparasi Konsep Pendidikan Islam Al-Ghazali dan Ibau Khaldun

STUDI KOMPARASI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM
AL-GHAZALI DAN IBNU KHALDUN

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh
AJI NADIYAH ZULIARTI
1110011000081

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M

LEMBAR PEI\GESAHAN SI(RIPSI
STUDI KOMPARASI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM AL.GHAZALI DAN

IBNU KHALDUN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi
Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh:

AJI NADIYAH ZULIARTI

NIM: 11100011000081

Menyetujui,
Pembimbing

Dr. H. Mundzi
NIP. 19540707 1984 02 0001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SI(RIPSI
Skripsi berjudul

"

Studi Kompanasi Konsep Pendidikan Islam Al-Ghazali dan

Ibnu Khaldun" yang disusun oleh Aji Nadiyah Zuliarti, NIM:

1110011000081,

Jurusan Pendidikan Agama Islam. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan
sahsebagai karya

ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah


sesuai

ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Maret 2015

Yang Mengesahkan,
DosenPembimbing

Dr. H. Mundzier Suparta. MA.
NIP.19540707 1984 02 0001

LEMBAR PENGESAHAN
Slcipsi bequdul "Studi Komparasi Konsep Pendidikan Islam Al-Ghazati dan

Ihnn Khalduu, disusun oleh Aji Nadiyah Zuliarli Nomor Induk Mahasiswa
111000111000081, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada


tanggal

5 Maret 2015 di

memperoieh gelar sarjana

hadapan dewan penguji. Karena

sl

itu, penulis berhak

{s.Fd.l) dalam bidang Fendidikax Agama Islam.
Jakarta, 5 Maret 2015

Panitia fljian Munaqasah

Ketn* Panitia (Ketu* JurusanlProgram
Dr. H. Abdul Majid Khon. M. Ag
MP:19580707 1983 1 005

Sekretaris {Sekretaris Ju rusan/Prodi}
Hj. Marhamah Saleh. Lc. MA

MP:

19720313 200801

Penguji

2?rc

I

Drs. H. A. Basuni. M. Ae
MP: 19491126 197901 1001
Penguji II
Dr- Dimyati. M. Ag
MP: 196407A4 199303 I AA3

MP:


195

St*di)

Tanggal

4r'

, wt

UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul

"STUDI KOMPARASI

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM AL-GHAZALI DAN IBNU KHALDUN" yang disusun
oleh

:


Nama

Aji NadiyahZuliafii

NIM

11

Jurusan

Pendidikan Agama Islam

Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Angkatan

20t0


1001 1000081

Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada

tanggal

13 Februari 2015.

Jakarta, 13 Februari 2015

Pembimbing

NrP. 19540707 t984 02 0001

IV

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:


Aji Nadiyah Zl.iliarti

Nama

:

Tempat/Tgl. Lahir

: Jakarta, 31 Juli'1992

NIM

:1110011000081

Jurusan

:

JudulSkripsi


:

Pendidikan Agama Islam

Studi Komparasi Konsep Pendidikan Islam Al-Ghazali dan
Ibau Khaldun
DosenPembimbing

Dengan

ini

:

Dr. H. Mundzier Suparta, MA.

menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya be*anggung jawab secara aksdemis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan


ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,

Yang Menyatakan

Aji Nadiyah Zuliarti
NrM

1110011000081

ABSTRAK
Aji Nadiyah Zuliarti (1110011000081)
Studi Komparasi Konsep Pendidikan Islam Ibnu Khaldun dan Al-Ghazali
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan konsep pendidikan
Islam Ibnu Khaldun dan Al-Ghazali secara mendalam dan mengkomparasikan
pemikiran pendidikan keduanya serta menemukan persamaan dan perbedaan konsep
pendidikan dari Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode library
research.Dalam penelitian library research ini yang dijadikan objek ialah literaturliteratur yang berkaitan dengan pemikiran pendidikan Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun
serta konsep pendidikan Islam pada umumnya . Adapun sumber objek penelitian
tersebut adalah dokumen tertulis, baik berupa buku primer dari kedua tokoh yakni
Ihya Ulumuddin dan Muqaddimah Ibnu Khaldun, buku-buku yang berkaitan dengan
pembahasan konsep pendidikan kedua tokoh,kamus, internet dan lain-lain.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsep pendidikan Al-Ghazali
beranggapan bahwa seorang anak tumbuh dan berkembang tergantung orang yang
mendidiknya serta lingkungan yang membentuk anak tersebut. Konsep pendidikan
Ibnu Khaldun menyatakan seseorang terbentuk bukan dari nenek moyangnya,
melainkan terbentuk berdasarkan lingkungan sosial, alam dan adat-istiadat. Keduanya
memiliki persamaan yakni sama-sama berpaham empiris dan mengutamakan
keteladanan guru sebagai metode pendidikan serta syarat sebagai seorang pendidik.
Adapun perbedaannya adalah, secara keseluruhan Al-Ghazali lebih spesifik dalam
menerangkan tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan dan metode pendidikan
dibandingkan dengan Ibnu Khaldun.

v

ABSTRACT

Comparative Study of Islamic Education Concepts
Ibn Khaldun and Al-Ghazali
The purpose of this study is to describe the concept of Islamic education Ibn
Khaldun and Al-Ghazali in depth and to compare the two educational thinking and
find similarities and differences in the concept of education of Al-Ghazali and Ibn
Khaldun.
The method used in this thesis is a method research.Dalam research library
research library is used as the object is literature related to educational thought AlGhazali and Ibn Khaldun and the concept of Islamic education in general. The source
of the research object is a written document, either in the form of primary books of
both figures the Ihya Ulumuddin and Prolegomena of Ibn Khaldun, books related to
the discussion of the concept of education both figures, dictionaries, internet and
others.
The conclusion of this study is the concept of education Al-Ghazali thought
that a child grows and develops depending on the person and the environment that
shape educate the child. The concept of a person's education Ibn Khaldun states
formed instead of his ancestors, but are formed by the social environment, nature and
customs. Both have similarities which are equally sensible empirical and put
exemplary teachers as educational methods and requirements as an educator. The
difference is, on the whole Al-Ghazali more specific in explaining the purpose of
education, curriculum and methods of education compared to Ibn Khaldun.

vi

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT
Yang telah memberikan segala kenikmatan, kesabaran, kekuatan, ketabahan serta
karunia dan rahmat-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan pengikutnya.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bpk. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. SSDekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Marhamah Shaleh, Lc. MA Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Khalimi, MA. Dosen pembimbing akademik yang senantiasa
memberikan saran dan masukan yang berarti dalam masalah akademik untuk
penulis.
5. Bapak Dr. H. Mundzier Suparta, MA. Dosen Pembimbing yang telah
membimbing, mendidik, memberikan saran dan motivasi, serta mengarahkan
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Universitas Islam Negeri, Staff Perpustakaan Utama,
Perpustakaan FITK atas segala ilmu ikhlasnya, mendidik, memberi masukan,
bantuannya. Semoga apa yang telah diberikan menjadi keberkahan.
7. Kedua Orangtuaku tercinta, Bapak (Sukamto) dan Mamah (Jubaedah) yang
tak henti-hentinya memberikan dukungan, do’a, pengorbanan, perjuangan
serta semangat hingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

vii

8. Adik-adikku tersayang, Wahid Ramadhan, Andika Tri Sucipto, Luthan
Maulana, dan Rif’at Hambali, yang telah memberikan semangat, dukungan,
beserta do’a.
9. Sahabat-sahabat kosan (masih) pelangi, Tiara Wenty Aulianda, Heni Lupita
Sari, Fauzia Hayatun Nufus, Nurdina Mecca Zathira, Uum Humairoh, Ulfah
Fauziyah, Liestiana Apriyani, Meylia Yuliandari, Novita Nurrahmi, Mary
Silvita, Disa Fajriah, Antik Natasha G Raila, terimakasih atas segala canda,
tawa, airmata, dukungan, dan mimpi-mimpi yang akan kita wujudkan
dikemudian hari. Thanks for everything, guys!
10. Sahabat setiaku, Sandra Devita Kusuma Ningsari dan Nur Fathiya
Herliyulyani, yang turut mendo’akan dan mendukung dalam penyelesaian
skripsi ini.
11. Orang-orang terkasih seperjuangan mengejar mimpi, Serli Widiyawati, Tiara
Syifa Fitria, Sofi Roziqoh, Siti Nuradillah Wahdah, Wilda Fizriyah, dan
seluruh keluarga besar P20AI serta kawan-kawanku di PAI angkatan 2010,
terimakasih atas dukungan dan bantuannya.
12. Dan kepada seluruh pihak yang pernah penulis kenal, yang tak bisa
disebutkan satu-persatu.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat dan
dapat dijadikan masukan bagi guru PAI dan mahasiswa sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya.

Jakarta, 5 Maret 2015

Penulis

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..........................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................

ii

LEMBAR UJI REFRENSI ......................................................................

iii

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................

iv

ABSTRAK .................................................................................................

v

ABSTRAK ................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR ...............................................................................

vii

DAFTAR ISI .............................................................................................

viii

BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ........................................................

1

B. IdentifikasiMasalahPembatasanMasalah. ............................

5

C. PerumusanMasalah ..............................................................

5

D. TujuandanManfaatPenelitian...............................................

6

BAB II KAJIAN TEORI
A. PengertianPendidikan Islam ................................................

7

B. KonsepdanRuangLingkupPendidikan Islam .......................

10

1. PengertianKonsepPendidikan Islam ...............................

10

2. RuangLingkupPendidikan Isla ........................................

12

a. TujuanPendidikan Islam ..........................................

13

b. KurikulumPendidikan Islam ....................................

16

c. MetodePendidikan Islam .........................................

17

C. Hasil Penelitian Yang Relevan ...........................................

19

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. ObyekdanWaktuPenelitian ..................................................

21

1. ObyekPenelitian ..............................................................

21

2. WaktuPenelitian ..............................................................

21

B. MetodePenulisan .................................................................

22

C. FokusPenelitian ...................................................................

22

D. ProsedurPenelitian ...............................................................

22

1. PendekatanPenelitian....................................................

22

2. InstrumenPenelitian ......................................................

23

3. TeknikPengumpulan data .............................................

23

4. TeknikAnalisis Data .....................................................

24

BAB IV TEMUAN PENELITIAN
A. TemuanHasilAnilisis Deskriptif .........................................

25

1. Al-Ghazali ....................................................................

25

a. Biografi ....................................................................

25

b. Konsep Pendidikan ..................................................

27

2. IbnuKhaldun .................................................................

40

a. Biografi ....................................................................

40

b. Konsep .....................................................................

41

B. Temuan Hasil Anilisis Komparatif ......................................

51

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................
B. Saran ....................................................................................

59
60

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

60

x

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Menurut Islam pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan

hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan
merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, dan
berlangsung seumur hidup. Kedudukan tersebut secara tidak langsung telah
menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan hidup dan
kehidupan umat manusia.1
Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha
manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan
kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menananmkan nilai-nilai dan normanorma

tersebut

serta

mewariskannya

kepada

generasi

berikutnya

untuk

dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses suatu
pendidikan.
Sebagai aktifitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan
kepribadian, tentunya pendidikan Islam memmerlukan landasan kerja untuk memberi
arah bagi programnya. Sebab dengan adanya dasar juga berfungsi sebagai sumber
semua peraturan yang akan diciptakan sebagai pegangan langkah pelaksanaan dan
sebagai jalur langkah yang menentukan arah usaha tersebut.
Dasar pelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah Al-Qur’an adalah
sebagai berikut:

1

zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), H. 1.

1

2

             

             
 

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah
kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak
pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya,
yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba
kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang
lurus.” (Q.S. As-Syuara [42]: 52).
Selain itu dalam pandangan Islam, pendidikan juga merupakan kegiatan yang
diwajibkan bagi setiap muslim, baik pria maupun wanita. Di dalam Hadis Rasul
bersabda:

‫ طّب الْعّْم‬: ‫ قال سوْل اه صَّ اه عّ ْه وسَّم‬: ‫قال‬
2

ْ ‫ن أب ْ سع ْد الْخ‬
ْ‫ع‬

)ْ‫ّ مسّْم ( واه ابْن ماجه‬
ِ ‫ف ْضة عّ ك‬

Dari Abi Sa’id al-Khudri, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu
adalah kewajiban atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah).
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu
kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk
maju, sehajtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Semakin
tinggi cita-cita manusia semakin menuntuk kepada peningkatan mutu pendidikan
sebagai sarana untuk mencapai cita-cita tersebut. Jadi, antara kedudukan pendidikan
yang dilembagakan dalam berbagai bentuk dan model dalam masyarakat, dengan
dinamika masyarakatnya selalu berinteraksi (saling mempengaruhi) sepanjang
Muhammad bin Salamah bin Ja’far Abu Ja’far Abu Abdillah al Fidha’I, Musnad asy-Syihab,
(Beirut: Muassasah ar-Risaalah,t.th), Jilid I, h.137
2

3

waktu.3 Sehinggan Allah SWT. sangat memuliakan bagi orang yang senantiasa
mencari dan memperkaya ilmu pengetahuannya. Dalam Q.S. Al-Mujaadilah ayat 11
Allah SWT. berfirman:

             
“….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadalah [58]: 11).4
Sebagaimana kita ketahui bahwasannya pendidikan Islam memiliki peran
aktif dalam pembentukan karakter anak didik., namun dewasa ini kehadiran
pendidikan Islam masih bersifat formalitas belaka bukan berpuncak pada tuntutan
dalam rangka melahirkan generasi insan kamil sebagaimana tujuan akhir dalam
pendidikan Islam.
Oleh karena itu, setiap pekerjaan yang mempunyai orientasi yang jelas dan
bertanggung jawab haruslah mempunyai sebuah tujuan. Suatu usaha yang tidak
mempunyai tujuan tidak akan memiliki arti apa-apa.5 Secara etimologi tujuan adalah
“Arah, maksud, atau haluan”. Dalam bahasa Arab “tujuan” diistilahkan dengan
“ghayat, ahdaf, atau maqasid”. Sementara dalam Bahasa Inggris diistilahkan dengan
“goa, purpose, objectives, atau aim. Secara terminooigi, tujuan berarti “sesuatu yang
diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiataan selesai”.6
Pendidikan Islam bukan sekedar proses penanaman nilai-nilai moral untuk
membentengi diri dari akses negatif globalisasi. Tetapi yang paling urgen adalah
bagaimana nilai-nilai moral yang telah ditanamkan pendidikan Islam tersebut mampu
berperan sebagai kekuatan pembebasan dari himpitan kemiskinan, kebodohan, dan
3

Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2003), hal.1-5
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta, Syamil Quran,2009), hal.543
5
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, (Jakarta: Logos, 1997), H. 45.
6
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
4

h. 15.

4

keterbelakangan sosial budaya dan ekonomi.7 Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan Islam memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembentukan
individu yang yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkepribadian yang baik serta
memilliki pemahaman beragama yang tidak hanya dipahami tapi juga diterapkan
dalam kehidupan.
Berbicara tentang pendidikan Islam, pastilah berbicara tentang konsep
pendidikannya. Konsep-konsep pendidikan Islam yang ada dewasa ini tidak lepas dari
bayang-bayang konsep pendidikan Islam di era klasik, yang terlahir dari pemikiranpemikar para tokoh filosof pendidikan Islam. Cukup banyak tokoh-tokoh pendidikan
Islam di era klasik yang menyumbangkan pemikiran-pemikirannya terhadap dunia
pendidikan, salah satunya konsep pendidikan Islam itu sendiri.
Di antara tokoh-tokoh pendidikan Islam yang lain, penulis mencoba
menjabarkan konsep pendidikan Islam menurut Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun , yang
masing-masing dari kedua tokoh tersebut pasti memiliki pemikiran yang berbeda.
Keduanya terkenal juga sebagai tokoh filosof dan pakar pendidikan yang
pastinya memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam menyusun suatu konsep dan
menetapkan tujuan pendidikan tergantung pada latar belakang dan bidang kajian
pendidikan para tokoh tersebut.8
Suatu rumusan konsep pendidikan maupun tujuannya harus mempunyai
muatan subyektifitas dari yang merumuskannya, artinya setiap pemikiran dari
seorang tokoh pasti menggambarkan tokoh tersebut, contohnya seperti tokoh pemikir
pendidikan Islam yang seringkali mengaitkan tujuan suatu pendidikan dengan
kebahagiaan yang abadi setelah kehidupan dunia, yakni kebahagiaan di akhirat.
Sedangkan jika dilihat dari pendidikan umum, biasanya hanya berorientasi pada

7

Moh. Shofan,Pendidikan Berparadigma Profetik, (Jogjakarta: IRcISOD, 2004), H. 28.
8
Nata, op. cit., hal. 46.

5

masalah kehidupan dunia, seperti pekerjaan yang akan didapat setelah menyelesaikan
pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas yang merupakan gambaran untuk memperoleh hasil
pembelajaran yang lebih baik lagi mengenai konsep pendidikan dalam Islam, maka
penulis tertarik untuk membahas masalah ini dalam sebuah karya ilmiah dalam
bentuk skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Konsep Pendidikan Islam AlGhazali dan Ibnu Khaldun”.
B.

Identifikasi Masalah
Dengan dasar pemikiran diatas maka penulis akan memberikan penjelasan

tentang identifikasi masalah yang ditemukan sebagai berikut :
1. Konsep-konsep pendidikan dewasa ini tidak lepas dari baying-bayang konsep
pendidikan terdahulu.
2. Setiap pemikiran para tokoh mengenai konsep pendidikan Islam berbedabeda.
C.

Pembatasan Masalah
Pembahasan kajian skripsi ini untuk terfokus hanya kepada pembahasan

tentang konsep pendidikan Islam menurut Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun yang
meliputi tujuan, kurikulum, dan metode pendidikan.
D.

Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan di atas,

maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep pendidikan Islam Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun?
2. Apa persamaan konsep pendidikan Islam Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun?
3. Apa perbedaan konsep pendidikan Islam Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun?

6

E.

Tujuan dan Manfaat Penelitian Hasil Penelitian
Dengan membahas masalah seperti ini, penulis bertujuan:
1. Untuk dapat memberikan gambaran terhadap konsep pendidikan menurut
Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun.
2. Untuk mengetahui perbedaan konsep pendidikan menurut Al-Ghazali dan
Ibnu Khaldun.
3. Untuk mengetahui persamaan konsep pendidikan menurut Al-Ghazali dan
Ibnu Khaldun.
4. Untuk mengetahui pemikiran konsep pendidikan Al-Ghazali dan Ibnu
Khaldun.
Sedangkan manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah:
1. Penulis dapat mengetahui konsep pendidikan yang lebih baik lagi dari
sebelumnya dengan melalui pandangan kedua tokoh tersebut.
2. Sebagai khazanah intelektual, khususnya bagi guru, calon guru, dan
khlayak umum yang bergelut dalam dunia pendidikan.
3. Sebagai upaya pengembangan diri bagi penulis maupun orang lain yang
membutuhkan.
4. Kajian ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian
selanjutnya.

BAB II
KAJIAN TEORITIK
A.

Pengertian Pendidikan Islam
Dalam bahasa Arab, kata pendidikan, sering digunakan pada beberapa istilah,

antara lain, al-ta‟lim, al-tarbiyah, dan al-ta‟dib. Namun demikian, ketiga kata
tersebut

memiliki

makna

tersendiri

dalam

menunjukkan

pada

pengertian

pendidikan.1Istilah pendidikan secara sederahana dapat diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat di
dalam masyarakat dan bangsa.2
Ta‟lim merupakan kata benda buatan (masdhar) yang berasal dari akar kata
„allama.Sebagian para ahli menerjemahkan ta‟lim dengan makna pengajaran.Maksud
dari ta‟lim lebih mengarah pada aspek kognitif, seperti pengajaran mata pelajaran
matematika.
Kata tarbiyah diambil dari fi‟il madhi-nya (Rabba) maka ia memiliki arti
memproduksi,

mengasuh,

menanggung,

memberi

makan,

menumbuhkan,

mengembangkan memelihara, membesarkan dan menjinakkan. Pemahaman tersebut
diambil dari Al-Qur’an sebagai berikut:

            
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(Q.S. Al-Isra’ [17]:
24).3
1

Nizar, Op. Cit., h. 85-86.
Djumransjah dan Abdul Malik, Pendidikan Islam, Menggali Tradisi, Mengukuhkan
Eksistensi, (UIN Malang Press, 2007), h. 1.
3
Al-Qur’an dan Terjemah.
2

7

8

Sebagaimana arti yang terkandung dalam ayat di atas: “kamaa rabbayaanii shagiira,
sebagaimana mendidikku sewaktu kecil.”
Selanjutnya kata atta‟dib diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, tata
karma, adab, budi pekerti, akhlak, moral, dan etika.Ta‟dib yang seakar dengan kata
adab memiliki arti pendidikan peradaban atau kebudayaan.Artinya orang yang
berpendidikan adalah orang yang berperadaban, sebaliknya, peradaban yang
berkualitas dapat diraih melalui pendidikan.4
H. M Arifin memandang pendidikan Islam adalah suatu proses system
pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba
Allah SWT. (anak didik) dengan berpedoman pada ajaran Islam.5 Selain itu, Samsul
Nizar menyimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah rangkaian proses yang
sistematis, terencana dan komprehensif dalam upaya mentransfer nilai-nilai kepada
anak didik, mengembangkan potensi yang ada pada diri anak didik, sehingga anak
didik mampu melaksanakaan tugasnya di muka bumi dengan sebaik-baiknya, sesuai
dengan nilai-nilai Ilahiyah yang didasarkan pada ajaran agama (Al-Quran dan Hadits)
pada semua dimensi kehidupannya.6
Abdul Mujib dan Yusuf dalam bukunya Pendidikan Islam merumuskan
pengertian Pendidikan Islam yakni: “Proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai
Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan,
pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan

ppotensinya, guna mencapai

keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.”7
Selain itu, pendidikan Islam menurut Abdur Rahman Nahlawi sebagaimana
yang dikutip Hamdani dan Fuad adalah:
4

Abdul Mujib, IlmuPendidikan Islam, (Jakarta: Putra Grafika, 2006), Cet. 1., h. 11-20
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 11.
6
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001), h. 94.
7
Mujid, Op. Cit., h. 27-28.
5

9

‫ط ْيق كليًا‬
ْ ‫سلا و ت‬
ْ ‫ي يؤدي الى اعّْنا الْا‬
ْ ‫جّماعي الذ‬
ْ ‫الّرْ بي الْاسْلا مي هي الّنْظيْ الن ْفسي و ْاا‬
‫في حياة الْف ْرد و الّْماع‬
“Pendidikan Islam adalah pengaturan pribadi dan masyarakat sehingga dapat
memeluk Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan
individu maupun kolektif”8
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwasannya para pakar
pendidikan Islam berbeda pendapat mengenai rumusan pendidikan Islam.Ada yang
menitik beratkan tujuan pada pembentukan akhlak anak didik, ada yang
memfokuskan pada keseimbangan hidup dunia dan akhirat, ada pula yang teori dan
praktek.
Pada hakikatnya pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang
bertakwa

secara

sadar

mengarahkan

dan

membimbing

pertumbuhan

dan

perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kearah titik
maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.9Pendidikan Islam juga dapat diartikan
sebagai usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai
dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan
berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggung jawab sesuai dengan nilainilai Islam.10
Oleh karena itu pendidikan Islam merupakan sekaligus pendidikan
amal.Maksud dari pendidikan amal adalah pendidikan tingkah laku agar seorang anak
didik selain menjadi anak yang cerdas intelektualnya juga menjadi anak didik yang
cerdas moralnya.

8

Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2007), h. 15.
9
M. Arifin, Op. Cit., h. 32.
10
Zuhairini, Op. Cit., h. 152.

10

B.

Konsep dan Ruang Lingkup Pendidikan Islam

1.

Pengertian Konsep Pendidikan Islam
Konsep adalah suatu medium yang

menghubungkan subjek yang akan

diketahui dengan objek yang diketahui, dari sisi subjek konsep dapat diartikan
sebagai kegiatan pikiran untuk merumuskan suatu hal atau masalah, sedangkan di
lihat dari sisi objek, konsep itu sendiri dapat diartikan sebagai isi dari kegiatan
tersebut, arti, atau makna yang akan dicapai dalam menyelesaikan suatu hal atau
masalah.
Konsep dapat didefinisikan sebagai suatu gagasan atau ide yang relative
sempurna dan bermakna sedangkan dari pengertian lain konsep adalah rancangan
atau ide yang diabstrakan dari peristiwa konkret atau dapat diartikan pula sebagai
gambaran mental dari obyek, proses atau apapun yang berada di luar bahasa, yang
digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Konsep tunggal bisa
dinyatakan dengan bahasa apapun. Konsep bisa dinyatakan dengan hund dalam
bahasa Jerman chien dalam bahasa Perancis dan perro dalam bahasa spanyol. Dengan
demikian konsep merupakan suatu peta perencanaan untuk masa depan sehingga bisa
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan segala kegiatan.11
Konsep pendidikan menurut Al-Qur’an merujuk kepada informasi yang
terdapat didalam Al-Qur’an, yaitu pendidikan yang mencakup segala aspek jagat raya
ini, bukan hanya terbatas pada manusia semata, yakni dengan menempatkan Allah
SWT. sebagai pendidik yang Maha Agung.Konsep pendidikan Al-Qur’an sejalan
dengan konsep pendidikan Islam yang dipresentasikan melalui kata tarbiyah, ta’lim
dan ta’dib.Pendidikan dalam konsep tarbiyah lebih cenderung menerangkan kepada
manusia bahwa Allah SWT. memberikan pendidikan melalui utusan-Nya yaitu Nabi
Muhammad SAW. dan selanjutnya Nabi menyampaikan kepada para ulama,
kemudian dari ulama menyampaikan pada manusia. Sedangkan pendidikan dalam
11

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991),
Cet. 1. h. 456.

11

konsep ta‟lim merupakan proses transfer ilmu pengetahuan untuk meningkatkan
intelektualitas peserta didik. Kemudian ta‟dib merupakan proses mendidik yang lebih
tertuju pada pembinaan akhlak.
Konsep pendidikan menurut Al-Qur’an terangkum dalam ayat-ayat Al-Qur’an
yang berhubungan dengan pendidikan, seperti pada ayat-ayat yang telah dijelaskan
yaitu surat al-Baqarah ayat 31-34, 129, dan 151 yang menjelaskan tentang pelajaran
yang diberikan Allah kepada Nabi Adam AS, dan pokok-pokok pendidikan yang
diberikan Rasul kepada umatnya. Kemudian Surat Luqman ayat 13-14:

          
   

           

       

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.(Q.S. Luqman [31]: 13-14).12
Ayat di atas berisi tentang konsep pendidikan utama yakni pendidikan orang
tua terhadap anaknya.13
Dalam pelaksanaan pendidikan Islam pada hakikatnya adalah mereka (orang
tua dan pendidik/guru) yang melaksanankan tugas dan tanggung jawab mendidik.
Pengertian mendidik dalam Islam sebenarnya bukan cuma dibatasi pada terjadinya
interaksi pendidikan dan pembelajaran antara guru dan peserta didik di depan kelas
saja, namun mengajak, mendorong (memotivasi) dan membimbing orang lain untuk
12
13

Al-Qur’an dan Terjemah.
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003), h. 125.

12

memahami dan melaksanakan ajaran Islam merupakan bagian dari aktivitas
pendidikan Islam. Maka dari itu, kegiatan pendidikan dapat berlangsung kapan saja
dan di mana saja, bahkan oleh siapa saja sepanjang yang bersangkutan dapat
memenuhi syarat-syarat baik dilihat dari prinsip-prinsip pendidikan dan pembelajaran
maupun ajaran Islam.14
Dan di dalam konsep pendidikan itu sendiri juga terdapat ruang lingkup yang
mencakup beberapa ruang lingkup yang berupa tujuan, metode, serta kurikulum
pendidikan itu sendiri. Oleh sebab itu maka penulis akan membahas lebih lanjut lagi
mengenai ruang lingkup pendidikan ini secara lebih terperinci.
2.

Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Ruang lingkup pendidikan Islam sesungguhnya mencakup segala hal yang

terkait

dengan kehidupan manusia di

dunia, di

mana manusia mampu

memanfaatkannya sebagai wadah untuk menanam bibit amaliah yang hasilnya dapat
dipetik di akhirat. Maka untuk pembentukan sikap serta nilai-nilai keislaman dalam
pribadi manusia akan efektif apabila dilakukan dengan melalui proses pendidikan
yang berjalan si atas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang terkait dengan
pendidikan.15
Menurut M. Arifin di dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan
Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner” mengatakan bahwa
ruang lingkup pendidikan Islam mencakup tentang masalah yang terdapat dalam
kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan, masalah guru, materi
pendidikan, metode pendidikan, dan lingkungan pendidikan.16

Ahmad Syar’I, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011), Cet. 2, h. 31-32
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), h. 16.
16
Arifin,Op.Ccit., h. 9.

14

15

13

Setelah dilihat dari pernyataan M. Arifin maka penulis disini akan membahas
ruang lingkup konsep pendidikan Islam hanya mencakup tiga aspek saja, yaitu tujuan
pendidikan, kurikulum pendidikan, dan metode pendidikan. Dan penulis akan
membahas terlebih dahulu tentang tujuan pendidikan, selanjutnya penulis akan
membahas kurikulum dan metode pendidikan.
a. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan
usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan
lain.17Ada juga yang beranggapan jika berbicara tentang tujuan pendidikan tentu akan
mengajak kita bicara tentang tujuan hidup, yaitu tujuan hidup manusia. Sebab
pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara
kelanjutan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat.18Tujuan
menurut Arifin yang dikutip oleh Ramayulis dalam bukunya “Ilmu Pendidikan
Islam” adalah sesuatu yang bisa jadi menunjukkan kepada futuritas (masa depan)
yang terletak pada suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai dengan usaha untuk
melalui proses tertentu.19
Perumusan tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakikat
pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, misalnya tentang: pertama, tujuan dan
tugas hidup manusia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu,
sebagaimana firman Allah SWT.:

          

          

17

Mujib, Op. Cit., h. 71.
Nur, Op. Cit. h. 77.
19
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), cet-8, h. 133.
18

14

“ (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.”(Q.S. Ali Imran [3]:
191).20
Kedua, memerhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang manusia
sebagai makhluk yang unik yang mempunyai beberapa potensi bawaan seperti, fitrah,
bakat, minat, sifat, dan karakter yang berkecenderungan pada al-hanif (rindu akan
kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam sebatas kemaampuan, kapasitas, dan
ukuran yang ada. Ketiga, tuntutan masyarakat, baik berupa pelestarian nilai-nilai
budaya yang telah melembaga dalam masyarakat, maupun pemenuhan terhadap
tuntutan

kebutuhan

hidupnya

dalam

mengantisipasi

perkembangan

dunia

modern.Keempat, dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam, yakni memanfaatkan dunia
sebagai bekal kehidupan di akhirat.21
Secara umum tujuan pendidikan Islam terbagi kepada tujuan umum, tujuan
sementara, tujuan akhir, dan tujuan operasional.22
1) Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang hendak dicapai melalui semua kegiatan
pendidikan. Tujuan umum

tersebut meliputi aspek sikap, tingkah laku,

penampilan, kebiasaan, dan pandangan. Bentuk insane kamil dengan pola takwa
harus dapat tergambar pada pribadi seseorang yang sudah dididik, walau dalam
ukuran kecil dan muru yang rendah, sesuai dengan tingkat-tingkat tersebut.
2) Tujuan Sementara
Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum
pendidikan formal. Pada tujuan sementara bentuk insane kamil sudah agak terlihat

Al-Qur’an dan Terjemah.
Mujib, Loc. Cit., h. 71-73.
22
Arief, op. cit., h. 18.

20

21

15

meskipun dalam ukuran sederhana, paling tidak beberapa ciri pokok sudah terlihat
pada pribadi anak didik.
3) Tujuan Akhir
Pendidikan Islam berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat
pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula, yakni mati dalam keadaan
berserah diri kepada Allah SWT. sebagai muslim yang merupakan ujung dari
takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisikan kegiatan pendidikan.
4) Tujuan Operasional
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah
kegiatan pendidikan tertentu. Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut
dari anak didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu.23
Sebenarnya tujuan pendidikan memiliki tujuan yang amat penting dalam
menciptakan konsep pendidikan yang lebih baik dan terarah.Menurut Ahmad D.
Marimba yang dikutip oleh Ramayulis dalam bukunya „Ilmu Pendidikan Islam”,
menyebutkan ada empat fungsi tujuan pendidikan, pertama, tujuan berfungsi
mengakhiri suatu usaha.Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidaklah
mempunyai arti apa-apa. Dan suatu usaha akan berakhir kalau tujuan akhir telah
dicapai dengan baik. Kedua, tujuan berfungsi mengarahkan usaha, tanpa adanya
antisipasi kepada tujuan tersebut.Ketiga, tujuan dapat berfungsi sebagai titik pangkal
untuk mencapai tujuan lainnya.Keempat, fungsi dari tujuan ialah memberikan nilai
pada usaha itu.24
Di kalangan para ahli sendiri masih terdapat perbedaan pendapat mengenai
pemakaian istilah tujuan.Menurut Hasan Langgulung sendiri mengatakan bahwa
istilah tujuan sendiri banyak dicampur-adukkan penggunaannya dengan istilah
maksud.Sedangkan Ahmad Tafsir mencoba menjelaskan tujuan pendidikan Islam
dengan merujuk kepada beberapa pendapat pakar pendidikan Islam. Dari berbagai
23
24

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. 1, h. 1.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), Cet. 1, h. 134.

16

pendapat tersebut, ia membagai tujuan pendidikan Islam kepada yang bersifat umum
dan yang bersifat khusus. Menurutnya tujuan pendidikan secara umum harus
diketahui terlebih dahulu bagaimana ciri manusia yang sempurna menurut Islam,
yakni dengan mengetahui bagaimana lebih dahulu hakikat manusia menurut Islam,
karena bagaimanapun tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan gambaran ideal
dari manusia yang ingin diajari melalui pendidikan.
b. Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum berasal dari bahasa Latin “Curriculum”, semula berarti “a running
course, specialy a chariot race course” dan terdapat pula dalam bahasa Perancis
“Courir” artinya “to run” artinya “berlari”.25 Istilah ini pada mulanya digunakan alam
dunia olahraga yang berarti “a little race course” (suatu jarak yang harus ditempuh
dalam pertandingan olahraga).26Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan
kata “Manhaj” yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama
anak didikanya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
mereka.27
Salah satu komponen operasional pendidikan Islam adalah kurikulum, ia
mengandung materi yang diajarkan secara sistematis dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Pada hakikatnya antara materi dan kurikulum mengandung arti yang
sama, yaitu bahan-bahan pelajaran yang disajikan dalam proses kependidikan dalam
suatu sistem institusional pendidikan.28
Samsul Nizar dalam bukunya mengatakan bahwa kurikulum itu adalah
landasan yang digunakan pendidikan untuk membimbing peserta didikknya kearah
tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah penngetahuan,
25

Arief, op. cit., h. 29.
Nizar, op. cit., h. 126.
27
Arief, op. cit., h. 30.
28
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam Menelusuri jejak sejarah pendidikan Era
Rasulullah Sampai Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2007), h. 11
26

17

keterampilan, dan sikap mental. Ini berarti bahwa proses pendidikan Islam bukanlah
suatu proses yang dapat dilakukan secara serampangan, tetapi hendaknya mengacu
pada konseptualisasi manusia transformasi sejumlah pengetahuan keterampilan dan
sikap mental yang harus tersusun dalam kurikulum pendidikan Islam.29
Adapun jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Fakta, yakni segala hal yang berwujud berupa kenyataan dan kebenaran, meliputi
nama objek, peristiwa sejarah, nama tempat, dan lainnya.
2) Konsep, yakni segala sesuatu yang berwujud berupa pengertian baru yang bias
timbul sebagai hasil dari pemikiran seperti definisi, pengertian, dan lainnya.
3) Prinsip, berupa hala-hal yang utama dan pokok. Yang memiliki posisi penting
serta memiliki keterkaitan antara konsep yang menggambarkan implikasi sebabakibat.
4) Prosedur, yakni langkah yang sistematis atau berurutan dalam mengajarkan suatu
aktivitas dan kronologi dalam suatu system.
5) Sikap atau nilai, yang merupakan hasil belajar berupa nilai kejujuran, kasih
sayang, tolong menolong dan lain-lain.30
Dari pengertian-pengertian diatas penulis menyimpulkan, kurikulum adalah
seperangkat bahan ajar yang menjadi landasan berisi materi pelajaran pendidikan
Islam yang akan diberikan kepada peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan.
c. Metode Pendidikan Islam
Metode berasal dari kata meta yang artinya melalui, dan hados yang artinya
jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang ingin ditempuh untuk mencapai
suatu tujuan.31 Dalam bahasa Arab metode disebut “Thariqat”, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, metode adalah: “Cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk
29

Nizar, op. cit., h. 126-127
Rusman Efendy, Materi Pendidikan, 2010, (http://info-makalah.blogspot.com)
31
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hal.99
30

18

mencapai maksud” sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang
harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.32
Selain itu ada yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk
menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan
disiplin tersebut. Adapun prinsip dari metode,yaitu:
1) Pendidikan Islam mengakui kebenaran adanya fitrah bagi kemampuan dasar yang
dikaruniakan Allah SWT. dalam tiap diri manusia.
2) Keyakinan pendidikan Islam tentang potensi fitrah itu mendorong pengaruhpengaruh negative terhadap perkembangan fitrah melalui program-program
kegiatan kependidikan yang mengarah pada cita-cita Islam.
3) Pendidikan Islam mengupayakan keseimbangan antara harmonisasi, keserasian,
dan keselarasan antara masukan instrumental dengan masukan environmental
(pengaruh lingkungan) dalam proses mencapai tujuan, sehingga produk
pendidikan benar-benar sesuai denngan idealitas Islam.
4) Pendidikan Islam memberikan motivasi kepada guru untuk berusaha menghindar
dari pengaruh negative terhadap perkembangan fitrah melalui program kegiatan
kependidikan yang mengarah pada cita-cita Islam.
5) Pendidikan Islam mengupayakan terciptanya model proses belajar mengajar yang
bersifat fleksibel terhadap tuntutan kebutuhan hidup murid sebagai hamba Allah
SWT. dan sebagai anggota masyarakat.
6) Pendidikan Islam, dalam segala usahanya senantiasa berpegang pada pola
perkembangan hidup manusia yang berorientasi pada potensi keimanan dan ilmu
pengetahuan yang saling menguatkan dalam hidup pribadi manusia muslim.33

32
33

Arief, op. cit., h.40.
Hamdani Ihsan dan,Op. Cit., (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), h. 164-165.

19

Dengan metode diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa
sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan demikian maka terciptalah
proses belajar yang interaktif.34
Sementara itu, pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta
bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik kearah
kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka
pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia muslim
yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan dan
merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT., baik kepada
Tuhannya sesama manusia dan sesame makhluk lainnya. Pendidikan yang dimaksud
selalu berdasarkan kepada ajaran Al-Quran dan al-Hadits.
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metodologi pendidikan Islam adalah
cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan Islam.35
C.

Hasil Penelitian Relavan
Berdasarkan penelusuran penulis terhadap karya ilmiah skripsi di Perpustakaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bahwa yang membahas tentang Konsep Pendidikan
Islam Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun belum penulis temukan secara khusus judul yang
sama dengan skripsi ini, namun ada beberapa skripsi yang mengaitkan denganKonsep
Pendidikan Ibnu Khaldun, yaitu skripsi saudara Ahmad Syarif (2013) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan Agama Islam dengan judul Konsep
Manusia

dan

Pendidikan

Islam

menurut

Ibnu

Khaldun

(dalam

kitab

muqaddimah).Dia menjelaskan tentang konsep manusia menurut Ibnu Khaldun yang
bertujuan untuk mengenalkan kepada manusia itu sendiri mengenai eksistensinya
serta fungsi dan tugasnya sebagai „abd Allah SWT.Selain itu, beliau juga menjelaskan
tentang konsep Pendidikan Islam, yang mempunyai implikasi terhadap konsep
34
35

Nizar, op. cit., h. 16.
Arief, loc. cit., h. 40-41.

20

manusia dalam hal pendidikan baik dalam pendidikan informal, formal, maupun dan
non formal.
Skripsi dari saudari Resnamia Novianti (2012) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta dengan judul Studi
perbandingan konsep pendididkan Islam menurut Ibnu Miskawaih Ibnu Khaldun. Dia
menjelaskan tentang konsep pendidikan dari kedua tokoh tersebut dengan batasan
masalahnya yakni Tujuan, Materi dan metode. Terkait dengan judul yang penulis
ambil dengan saudari Resmania memamng memiliki persamaan namun ketika penulis
membaca skripsi saudari Resmania, Ia tidak menjelaskan materi pendidikan Ibnu
Khaldun secara rinci, melainkan hanya secara garis besarnya saja.
Selanjutnya Skripsi saudari Ani Rosidatul Isma (2011) dari fakultas Tarbiyah,
jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Malang dengan judul skripsi Konsep
Pendidikan Menurut Imam Ghozali Dalam Kitab Ayyuhal Walad. Skripsi ini
membahas tentang tujuan pendidikan, pendidik, anak didik, dan metode pendidikan
Al-Ghazali yang terdapat dalam kitab Ayyuhal Walad.
Selanjutnya skripsi karya saudari Siti Aisyah (2007) Fakultas Tarbiyah,
jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Malang, dengan judul Studi Komparasi
Konsep Pendidikan Al-Ghazali dan Paulo Freire. Skr. Dia menjelaskan perbedaan
dan persamaan kedua tokoh tersebut yang pematasan masalahnya meliputi konsep
pendidikan, tujuan pendidikan dan metode pendidikan.
Dari hasil pemaparan di atas, penulis menyimpulkan sekalipun terdapat
kesamaan nama tokoh namun tidak ada yang memadukan Al-Ghazali dan Ibnu
Khaldun. Terkait dengan pembatasan masalah ada beberapa pembatasan masalah
yang sama, namun penelitian pada penulisan skripsi ini tetap memiliki perbedaan
dengan skripsi-skripsi di atas, karena lebih difokuskan padakonsep tujuan pendidikan,
kurikulum pendidikan dan metode pendidikan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Obyek dan Waktu Penelitian
1.

Obyek Penelitian
Dalam penelitian