Strategi Pengembangan Tabungan Kesehatan Masyarakat (BUNGKESMAS) Di Social Trust Fund (STF) UIN JAKARTA
STRATEGI PENGEMBANGAN TABUNGAN KESEHATAN MASYARAKAT
(BUNGKESMAS) DI SOCIAL TRUST FUND (STF) UIN JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah ( SE.Sy)
Oleh
FARIZ ABDUL ROHMAN
NIM : 1110046100218
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/ 1436 H
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, Penguasa Alam semesta
Yang berkat segala limpahan rahmat, taufik, inayah dan hidayah-Nya, alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya. Semoga kita
mendapatkan syafaa’at nya di hari akhir nanti.
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat dorongan semangat dan bantuan dari
berbagai pihak yang sangat penulis hargai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga serta penghargaan
yang setinggi-tingginya terutama kepada :
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M. Hasan Ali., M.A. Ketua Program Studi Muamalat Fakultas
Syari’ah dan Hukum.
3.
Bapak Abdurrauf, MA. Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas
Syari’ah dan Hukum.
4. Ibu Yuke Rahmawati, M.A. Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa
mengingatkan penulis selama mengikuti perkuliahan hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
i
5. Dr. H. Abdurrahman Dahlan, M.A. Pembimbing skripsi yang telah
membimbing,, mengarahkan, mengoreksi, dan memberikan saran-saran yang
amat berharga kepada penulis selama menyusun dan menyelesaikan skripsi
ini.
6. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si sebagai Penguji skripsi penulis yang
telah memberikan bimbingan dan arahannya sehingga penulis bisa
menyelesaikan proses revisi skripsi.
7. Seluruh dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang amat bermakna selama penulis mengikuti perkuliahan di
FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda H.A.Rafe’i dan Ibunda Hj. Bai Supliah
yang selalu mendukung, memotivasi, dan mendo’akan tanpa kenal lelah
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.
9. Kepada teteh Neng, Yanah, Tati, Khusnul. Empat kaka perempuan tercinta
penulis yang selalu memberikan dorongan, dukungan , dan motivasi kepada
penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.
10. H. Endang Hamdani, dan Abanganda Ali Syamsudin. Dua kaka ipar yang
tanpa henti mendukung dan memberikan dukungan materi dan non materi
kepada penulis.
ii
11. Kepada Ayahanda Drs. H. Tumidjan Soepono, B.A M.Si dan Adinda Denayu
Swami Vevekananda yang telah mendukung dan memberikan dorongan dan
motivasi kepada penulis untuk lebih bersemangat menyelasaikan skripsi ini.
12. Kawan-kawan “HMI Cabang Ciputat” yang telah berjuang bersama, dan
memberikan kesempatan penulis dalam mengkader diri di organisasi ekstra
kampus. terkhusus kepada Kanda Ridho Akmal Nst, Kanda Asep Sholahuddin
dan Kanda Dhani Ramdhany
13. Kawan-kawan HMI Komisariat Fakultas Syariah dan Hukum Cabang Ciputat.
Tempat
awal
penulis
mengkader
diri
dan
diberi
amanah
untuk
mengembangakan potensi di luar kampus. Terkhusus kepada M. Rois, Ade
Septiawan Putra, S.Sy, M. Caesal Regia, M. Ibnu Taslim, S.Sy, dan MPKPK
HMI Komfaksy Humaedullah Irpan, Abiyudin, SH, Abdurrahman dan Kanda
Moh Tohir SE, Sy. Yakin Usaha Sampai!
14. Kawan-kawan IKDAR (Ikatan Keluarga Alumni Daarur Rahman) Ciputat
yang selalu mendukung dan tempat bertukar pikiran bersama penulis.
15. Kawan, sahabat, dan
tempat bersandar penulis. A.Zakial Fajri Nas dan
Husnul Qari. Terimakasih dan selamat berjuang lagi kawan.
16. Kawan dan mentor skripsi penulis, Ismail, SE, Sy, Nisrina Mutiara Dewi
SE,Sy, Dea Hilyatul Aulia, SE, Sy, Sena Siti Arafiah. S.Sy dan Zaki Halim,
SE,Sy
iii
17. Untuk staf PF dan PU, terimakasih atas fasilitas dan referensi yang diberikan
kepada penulis sehingga mempermudah dalam menyelesaikaan skripsi ini.
18. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, terima
kasih atas segala bantuan dan sumbangsihnya, baik moril ataupun materil
dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.
Semoga bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak tersebut mendapat
balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, 06 Oktober 2015
FARIZ ABDUL ROHMAN
iv
ABSTRAK
Fariz Abdul Rohman NIM 1110046100218. Strategi Pengembangan Tabungan
Kesehatan Masyarakat di Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta, Program Studi
Muamalat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 1436 H / 2015 M, vi + 82 halaman.
Penelitian ini menggunakkan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan, wawancara langsung, dan
studi dokumentasi di mana penulis melakukan pengidentifikasian secara sistematis
dari sumber yang berkaitan dengan objek kajian yaitu STF UIN Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk Strategi Pengembangan
Bungkesmas di STF UIN Jakarta dan merumuskan alternatif strategi yang tepat bagi
STF UIN Jakarta dalam mengembangkan Bungkesmas dengan analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity, Threats).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa STF UIN Jakarta masih kesulitan dalam
mengembangkan Bungkesmas. Maka STF UIN Jakarta harus mengambil langkah
strategi berupa penguatan visi dan misi lembaga, penguatan produk, peneterasi pasar,
dan pengembangan pasar.
Kata kunci : Strategi Pengembangan, Bungkesmas, STF UIN Jakarta, Analisis
SWOT.
Pembimbing :Dr. Abdurrahman Dahlan, M.A
Daftar pustaka :Tahun1985 s/d tahun 2015
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
ABSTRAK
v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Identifikasi Masalah
6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
8
E. Kajian Pustaka (Review Studi terdahulu)
9
F. Kerangka Teori dan Konseptual
11
G. Metode Penelitian
14
H. Sistematika Penulisan
18
BAB II : KONSEP TABUNGAN PLUS KESEHATAN
A. Konsep Strategi Pengembangan
a. Strategi Pengembangan
22
b. Proses Pengembangan Produk Baru
25
B. Konsep Tabungan Plus Asuransi Kesehatan
a. Pengertian Tabungan
27
b. Pengertian Asuransi
30
c. Pengertian Ausransi Kesehatan
32
C. Konsep Analisis SWOT Sebagai Formulasi Strategi
a. Analisis Lingkungan
34
b. Perumusan Strategi
36
c. Implementasi Strategi
37
d. Evaluasi Strategi
39
BAB III : PROFIL LEMBAGA STF UIN JAKARTA
A. Gambaran Umum Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta
a. Sejarah Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta
41
b. Visi Misi STF UIN Jakarta
42
c. Fokus STF UIN Jakarta
43
d. Aktifitas STF UIN Jakarta
43
e. Struktur STF UIN Jakarta
43
f. Program STF UIN Jakarta
44
B. Konsep Bungkesmas STF UIN Jakarta
48
C. SOP Bungkesmas STF UIN Jakarta
50
D. Strategi STF UIN Jakarta dalam Mengembangkan Program Tabungan
Kesehatan Masyarakat
57
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Pengembangan Bungkesmas STF UIN Jakarta
B. Analisis
Alternatif
Strategi
Dengan
Menggunakan
Pengembangan Bungkesmas STF UIN Jakarta
59
SWOT
dalam
67
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
80
B. Saran
81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
83
Gambar 2.1
Tahap-Tahap Strategi
13
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
14
Gambar 2.3
Dana Talangan Pendidikan STF
45
Tabel 1.1
LKM/BMT Provider Bungkesmas
49
Tabel 1.2
Syarat dan Ketentuan Bungkesmas
52
Tabel 1.3
Manfaat Jaminan Asuransi Bungkesmas
54
Tabel 1.4
Tambahan Manfaat Jaminan Asuransi Bungkesm
66
Tabel 1.5
Matriks Analisis SWOT
76
DAFTAR TABEL
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia dalam melakoni hidup dan kehidupannya selalu
dihadapkan pada berbagai macam resiko, terutama resiko yang tak
disenangi dan bersifat merugikan (pure risk), seperti resiko bisnis, resiko
kecelakaan, dan resiko sakit, jika ketidakpastian yang mendatangkan
kerugian tersebut menimpa seseorang, misalnya meninggal dunia, ahli
waris akan kehilangan pendapatan. Atau orang yang terkena penyakit akan
kehilangan uang untuk biaya pengobatannya. 1
Segala musibah dan bencana merupakan ketentuan (qadha dan
qadar) Allah SWT, namun manusia (muslim) wajib berikhtiar dalam
menghadapi resiko ini setiap manusia dapat berikhtiar dengan pilihan
alternatif menanggung sendiri, membagi resiko dengan pihak lain, atau
menyerahkan resiko sepenuhnya kepada pihak lain.
Bila sebuah resiko ditanggung sendiri, salah satu upayanya bisa
dengan menabung, namun ikhtiar ini seringkali tidak mencukupi, karena
resiko yang terjadi melebihi dari yang diperkirakan, atau resiko terjadi
namun dana tabungan tidak mencukupi. Sedangkan bila resiko tersebut
dibagi atau dialihkan, diharapkan pada saat terjadi musibah, maka
berkurangnya nilai ekonomi atau kesejahteraan keluarga dapat terjamin
1
6
Khoirul Anwar, Asuransi Syariah Halal dan Maslahat, (Jakarta: Tiga Serangkai 2007), h.
2
(tergantikan), begitu pula dengan hilangnya fungsi sebuah benda dapat
tergantikan juga.
Dalam konsep islam, asuransi islami bukanlah semata profit
oriented, tetapi ia mengandung nilai social oriented, jadi perpaduan antara
dua kepentingan inilah yang dibangun oleh asuransi syariah dalam
menjalankan roda bisnisnya.
Asuransi sebagai sebuah perlindungan merupakan langkah yang
tepat bagi seseorang dalam membagi atau mengalihkan suatu resiko,
karena asuransi menjawab kebutuhan rasa aman bagi setiap orang. 2
Namun pada kenyataannya banyak sekali masyarakat Indonesia
khususnya masyrakyat miskin yang tidak mengerti tentang konsep
asuransi dan bagaimana cara menjadi peserta asuransi, hal ini juga
diperparah dengan kurang sadarnya masyarakat miskin untuk menyisihkan
uang nya untuk kejadian yang tidak diduga-duga seperti jatuh sakit.
Dalam hal kesehatan, ketika berhadapan dengan kemiskinan seperti
yang terjadi pada masa krisis ekonomi, reaksi masyarakat bermacammacam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat jalan,
menunda pelayanan rumah sakit, menghindari penggunaan jasa spesialis
yang mahal, cenderung memperpendek rawat inap, membeli separuh atau
bahkan sepertiga obat yang diresepkan sihingga tidak menjalani
pengobatan total, mencari pengobatan lokal yang kadang-kadang dapat
menimbulkan efek berbahaya , para ibu cenderung melahirkan di rumah
2
Cacan S. Agis, Modul Pengetahuan Dasar Takaful (Jakarta: PT. Syarikat Takaful
Indonesia 2005), h. 9-10
3
dengan bantuan dukun yang memperbesar resiko persalinan, penyakit
menjadi kronis karena menghindari pengobatan yang mahal. Pasien gagal
ginjal cendrung menunda, membatalkan atau dibatalkan dari pengobatan,
pasien cenderung mengobati sendiri yang berakibat terjadi komplikasi,
tingkat pengguguran kandungan meningkat karena karena biaya dan
implikasi sosial ekonomi, pasien menolak atau menunda prosedur operasi
karena ketiadaan biaya. 3
Untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat
pemerintah pemerintah di tahun 2014 menggulirkan program
JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional) dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS). Program telah memberikan angin segar untuk masyarakat
Indonesia. Kemudian disempurnakan dengan adanya BPJS Kesehatan
yang dijalankan oleh BPJS. Dengan adanya program tersebut semua
masyarakat mendapaatkan pelayanan sosial kesehatan dari pemerintah.
Namun, pengeluaran yang tidak terduga apabila seseorang terkena
penyakit, apalagi tergolong penyakit berat yang menuntut stabilisasi yang
rutin atau biaya operasi yang sangat tinggi. Hal ini berpengaruh pada
penggunaan pendapatan seseorang dari pemenuhan kebutuhan hidup pada
umumnya menjadi biaya perawatan di rumah sakit, obat-obatan, operasi,
dan lain-lain. Hal ini tentu menyebabkan kesukaran ekonomi bagi diri
sendiri maupun keluarga.Sehingga munculah istilah “SADIKIN”, sakit
sedikit jadi miskin.
3
Soendoro T, Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan: Tindakan Strategis Untuk
Mengurangi Dampak Krisis di Sektor Kesehatan. Medika. Edisi Khusus September 1999
4
Social
Trust
Fund
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
mengembangkan sebuah program pelayanan kesehatan bagi masyarakat
tidak mampu.Program ini bertujuan untuk mendidik dan memberikan
pemahaman bahwa kesehatan merupakan elemen penting dalam
peningkatan produktifitas kerja dan pendapatan mereka. Program ini
didesain dengan memadukan tabungan dan asuransi kesehatan dan
kecelakaan.4
Sebagai program pemberdayaan dan advokasi masyarakat miskin,
Bungkesmas coba didisein untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
yang sering diabaikan yaitu kesehatan. Karenanya ketika program ini
digulirkan, banyak masyarakat yang kemudian tertarik dan menganggap
program ini penting bagi mereka.
Bungkesmas mendorong masyarakat untuk dapat menyisihkan
pendapatan mereka untuk keperluan kesehatan melalui tabungan, dan
jaminan asuransi murah dan mandiri melalui jaminan asuransi kesehatan
dan kecelakaan. Dengan program Bungkesmas, masyarakat diharapkan
dapat bekerja lebih tenang karena memiliki dana cadangan kesehatan dan
jaminan asuransi kesehatan dan kecelakaan selama satu tahun penuh.
Program Bungkesmas ini dilaksanakan oleh Baitul Mal WatTamwil (BMT)/Koperasi atau lembaga sejenis sebagai provider utama.
Pemilihan BMT/Koperasi sendiri disasarkan karena lembaga keuangan ini
memang berorientasi pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
4
Laporan Kegiatan Pengembangan Bungkesmas 2012-2013
5
miskin di mana BMT/koperasi fungsi sosial (maal) selain profit oriented
(tamwil).
Saat
diinisiasi
pada
tahun
2010,
Bungkesmas
hanya
diimplimentasikan di wilayah Sulawesi Selatan, bekerjasama dengan 4
(empat) Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) dan hanya memilik 100 (seratus)
anggota. Dalam tiga tahun program Bungkesmas telah dikembangkan di
wilayah Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Jabodetabek, dengan
bekerja sama dengan 66 BMT dan memiliki 3000 anggota Bungkesmas 5.
Dengan adanya penambahan wilayah pengembangan, pertambahan jumlah
BMT sebagai provider Bungkesmas dan penambahan jumlah peserta
menjadi bukti bahwa program ini diterima dengan baik oleh masyarakat
kecil.
Sebagai
program
pendukung
dari
program
pemerintah,
Bungkesmas diharapkan dapat lebih berkembang pada masa yang akan
datang dimana manfaatnya dapat dirasakan tidak hanya pada masyarakat
petani, pedagang kecil tetapi juga kaum kaum pekerja, buruh pabrik, ibu
rumah tangga biasa dan lainnya. Karenanya, perlu ada sinergi dari banyak
pihak dalam menjalankan dan mengembangkian program Bungkesmas
ini.6
Dengan keunikan program Bungkesmas ditinjau dari manfaat dan
kegunaann serta karakteristiknya sebagai pelengkap jaminan kesehatan
milik
5
6
pemerintah,
serta
masih
kurang
berkembangnya
program
Laporan Kegiatan Bungkesmas Tahun 2012-2013
Hasil Wawancara dengan Ibu Sri Hidayati, M.Ed pada tanggal 06 Agustus 2015
6
Bungkesmas, maka saya tertarik untuk meneliti tentang program Tabungan
Kesehaatan di Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta dengan judul
“Strategi Program Tabungan Kesehatan Masyarakat (Bungkesmas)
Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta”
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diidentifikasikan masalahmasalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Strategi Pengembangan Bungkesmas yang sudah
dijalankan oleh STF UIN Jakarta ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Strategi Pengembangan
Bungkesmas di STF UIN Jakarta ?
3. Apa saja faktor-faktor pendukung dari Bungkesmas STF UIN
Jakarta?
4. Bagaimana tantangan dan kendala STF UIN Jakarta dalam
mengembangkan Program Bungkesmas?
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasanbatasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan
7
masalah berguna untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang
tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian.7
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, agar penelitian dalam
skripsi ini terfokus pada permasalahan yang ingin dibahas, penulis
membatasi masalah pada uraian yang telah dipaparkan pada
identifikasi masalah di atas, penulis merasa perlu untuk membatasi
permasalahan sebagai berikut:
a. Objek yang diteliti hanya Social Trust Fund (STF) Universitas
Islam Negeri (UIN) Jakarta.
b. Masalah yang diteliti pada masalah bagaimana strategi dan
kebijakan STF UIN Jakarta dalam pengembangan Program
Bungkesmas, ditinjau melalui perspekif formulasi strategi,
implementasi strategi, pengendalian strategi, dan melalui
perspektif
strengths
(kekuatan),weaknesses
(kelemahan),
opportunities (peluang), dan threats (tantangan).
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, agar mempermudah
penulis menyusun skripsi ini, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimanakah bentuk Strategi Pengembangan yang dilakukan
STF UIN Jakarta dalam program Bungkesmas?
7
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,
2006) h. 23
8
b. Bagaimanakah Alternatif Strategi yang tepat untuk dilakukan
oleh STF UIN Jakarta dengan menggunakan Analisis SWOT?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui strategi bisnis yang dijalankan STF UIN
Jakarta pada program Bungkesmas Jakarta melalui pendekatan
SWOT
b. Untuk mengetahui alternatif strategi yang tepat dalam
pengembangan program Bungkesmas
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Mendapat pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas
mengenai strategi pemasaran dan pengembangan program
asuransi plus jaminan kesehatan Bungkesmas STF UIN Jakarta
b. Bagi STF UIN Jakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif
strategi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
pengimplementasian program Bungkesmas STF UIN Jakarta.
c. Bagi Program Studi Muamalat/Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah khazanah ilmu
pengetahuan, melengkapi informasi yang berharga khsususnya
9
dalam pengenalan program-program jaminan dan asuransi
sosial.
d. Bagi Masyarakat Umum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
atau masukan informasi tentang pentingnya tabungan kesehatan
bagi keberlangsungan hidup serta cara dan mekanisme
pengajuan menjadi peserta program Bungkesmas STF UIN
Jakarta di BMT-BMT yang sudah bekerja sama sebagai
provider.
D. KAJIAN PUSTAKA (REVIEW TERDAHULU)
1. Analisis SWOT Terhadap Produk Asuransi Unit Link (Studi Pada PT.
Asuransi Takaful Keluarga) oleh Siti Muyasarah, Konsentrasi Asuransi
Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syari’ah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Dalam skripsi
ini membahas bagaimana perkembangan asuransi unit link pada Asuransi
Takaful Keluarga, dan bagaimana hasil prosedur analisis SWOT terhadap
produk unit link Asuransi Takaful Keluarga. Perbedaannya dengan skripsi
saya pada objek penelitian sebelumnya mengenai analisis SWOT produk
asuransi Unit Link yang merupakan pengembangan dari produk asuransi
konvensional
dan
asuransi
syariah.
Strategi
pengembangan
pemasarannya, dan bagaimana produk asuransi Unit Link
dan
dianalisa
10
dengan SWOT. Namun yang peneliti lakukan lebih kepada Analisa SWOT
terhadap perkembangan Program Bungkesmas.
2. Strategi Pengembangan Binsis Waralaba Lembaga Pendidikan Primagama
oleh Dewi Irma Fitrianti, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi
Muamalat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2009. Dalam skripsi ini membahas bagaimana
strategi bisnis waralaba Primaraga dan pengembangannya, bagaimana
alternatif strategi untuk mengembangkan bisnis waralaba dengan
menggunakan SWOT, dan bagaimana tinjauan kesesuaian strategi
pengembangan bisnis waralaba dengan prinsip syariah. Perbedaannya
dengan skripsi saya ada pada objek penelitian sebelumnya mengenai
strategi pengembangan lembaga Primaraga yang merupakan bisnis
waralaba, sedangkan yang penulis lakukan lebih spesifik kepada
pengembangan produk/program Bungkesmas dengan analisis SWOT.
3. Pendekatan Analisis SWOT Terhadap Produk Tabungan Haji Arafah
(Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia) oleh Cipta Kurnia Aji,
Konsentrasi Perbankan Syari’ah, Program Studi Muamalah, Fakultas
Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2009. Skripsi ini membahas Analisis SWOT produk Tabungan Haji
Arafah, bagaimana rancangan strategi Bank Muamalat Indonesia
mengenai Tabungan Haji Arafah. Perbedaannya dengan skripsi saya
adalah hanya pada objek penelitiannya saja, penulis sebelumnya meneliti
produk Tabungan Haji Arafah di Bank Muamalat Indonesia dengan
11
Analisa SWOT, sedangkan saya meneliti pengembangan program
Bungkesmas di STF UIN Jakarta.
4. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Wakaf Uang oleh M. Nur Rianto AlArif, Jurnal Asy-Syir’ah Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta 2010. Di dalam jurnal ini Menjadikan waqaf uang sebagai
instrumen alternatif pemberdayaan masyarkat, sehingga bisa menjadi daya
gerak ekonomi rakyat miskin. Sedangkan perbedaannya dengan skripsi
saya adalah pada instrumen yang dijadikan penulis sebagai alternatif
pemberdayaan masyarakat miskin. Saya fokus pada program Bungkesmas
yang merupakan instrumen bagi masyarakat miskin untuk lebih mandiri
bagi kesehatannya dan program pemberdayaan ekonomi masyarakat
miskin.
E. KERANGKA TEORI DAN KONSEPTUAL
1. Kerangka Teori.
Apapun bentuk organisasi itu ia memerlukan manajemen. Suatu
kelembagaan seperti institusi pemerintah atau perusahaan bahkan
rumah tangga sekalipun akan berjalan dengan baik jika dikelola
dengan baik (teratur, rapi, benar tertib, dan sistematis). 8.
Sistem manajemen yang dipilih untuk diterapkan harus mampu
melakukan proses transformasi yang efisien dan kompetitif dengan
organisasi lain yang mempunyai tujuan sejenis. Lebih jauh sistem
8
Didin Hafidhuddin-Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek, (Jakarta: Gema
Insani 2003) h.4
12
manajemen yang diterapkan oleh sebuah organisasi harus sedemikian
rupa sehingga organisasi responsif atau peka terhadap perubahan
lingkungan.
Kepekaan
sistem
manajemen terhadap
perubahan
lingkungan diharapkan dapat mengantisipasi tantangan dan ancaman,
melakukan penilaian pengaruh ancaman ancaman tadi terhadap
organisasi, mengambil keputusan langkah langkah yang akan diambil
dan melakukan implementasi terhadap keputusan yang diambil.
Karenanya, manajemen menghadapi dua masalah yang mendasar,
yaitu:
1. Setiap perusahaan atau organisasi perlu mengenal tantangan ,
ancaman dan peluang yang dimasa depan yang harus dihadapinya
2. Setiap perusahaan atau organisasi harus mampu merencanakan
serta mengimplementasikan reaksi terhadap tantangan yang secara
spesifik dihadapi setiap perusahaan.9
Untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan diperlukan
adanya strategi-strategi yang merupakan analisis langkah-langkah
terukur organisasi dalam mengembangkan produk atau jasa nya.
Dalam proses pengembangan, setiap produk/jasa yang dipasarkan
oleh perusahaan atau organisasi harus lah mempunyai landasan yang
kuat apakah langkah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk sudah sesuai dengan kemampuan yang dimiiki
oleh perusahaan atau organisasi ini sehingga perusahaan dapat
M. Ma’ruf Abdullah, Ma aje e Berbasis Syaria’ah, (Yogyakarta: Aswaja Pressi do
2013) h. 281
9
13
mengambil langkah strategi pengembangan yang benar-benar tepat
sasaran untuk produk/jasa nya. 10.
Pengarahan secara strategis meliputi mengenali peluang dan
ancaman dari lingkungan luar serta analisis yang tepat terhadap
kelemahan dan kekuatan dari sumber daya internal. Secara bersamaan
harus pula diperhitungkan dan dikembangkan keterlibatan dari
stakeholder, termasuk diantaranya pemasok, pelanggan, pemasok,
keuangan dan anggota masyarakat. Untuk dapat bertahan dalam
lingkungan yang sangat bersaing perusahaan atau organisasi harus
dapat membangun model manajemen strategis yang sesuai dengan
skala yang di hadapi, mengikuti model dasar seperti pada gambar di
bawah ini11
Gambar 2.1
Tahap-tahap Strategi
Environmental
Scanning
Strategy
Formulation
Strategy
Implementation
Evaluation
And
Control
2. Kerangka Pemikiran Konseptual
10
Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),
Edisi-12. h. 257
11
Manajemen Strategi https://phia12.wordpress.com/tag/manajemen-strategi/ diakses
pada tanggal 10 Juni 2015
14
Untuk menjabarkan kerangka teori dalam penelitian ini, maka perlu
kiranya dibuat kerangka pemikiran konseptual guna mempermudah
dan memperjelas alur penelitian penulis sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
Program Tabungan
Kesehatan Masyarakat
(Bungkesmas) STF UIN
Jakarta
Konsep, Manajemen, dan
Implementasi Program
Bungkesmas STF UIN
Jakarta
Strategi Pengembangan
Program Bungkesmas UIN
Jakarta
Analisis SWOT
Sebagai Bentuk Formulasi
Strategi
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskritif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu jenis
15
pendekatan penelitian yang menghasilkan deskritif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari fenomena yang dikaji.12 Penelitian deskriptif
adalah suatu penelitian yang meneliti status kelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang.13
2. Data Penelitian
Adapun data yang digunakan penulis dalam skirpsi ini menggunakan
dua jenis sumber data, yaitu:
a. Data Primer
Data yang diporeleh langsung dari wawancara dengan pihak STF
UIN Jakarta, yaitu hasil pertanyaan yang berkaitan dengan masalah
yang akan diteliti seperti bagaimana strategi program Bungkesmas
STF UIN Jakarta dikembangkan dengan metode analisis SWOT.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur-literatur
kepustakaan yang berkaitan dengan materi judul yang dibahas,
baik itu berupa buku, laporan kegiatan program Bungkesmas STF
UIN Jakarta, jurnal, Undang-Undang, surat kabar atau sumbersumber lain yang relevan dengan pokok permasalahan yang
diangkat penulis pada skripsi ini.
3. Teknik pengumpulan data
12
Subhana.Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h.26
13
Moh.Nazir.Metode penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h.54
16
Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam skripsi ini, penulis
menggunakan jenis pengumpulan data berikut:
a. Wawancara
Wawancara mendalam dan terbuka dengan berpedoman dengan
pedoman wawancara yang penulis buat .Data yang diperoleh terdiri
dari kutipan langsung dari orang tentang pengalaman, pendapat,
perasaan
dan
pengetahuannya. 14
Dalam
Hal
ini,
penulis
mewawancarai Ibu Sri Hidayati, M.Ed selaku Maneger program
Bungkesmas STF UIN Jakarta.
b. Studi Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data berdasarkan data atau laporan tentang
laporan kegiatan program Bungkesmas STF UIN Jakarta.
c. Library Research (Penelitian Kepustakaan)
Penelitian kepustakaan
ini, penulis mendapatkan dari literatur
berupa buku-buku tentang strategi pengembangan program.
manajemen strategik,, asuransi sosial, asuransi kesehatan, artikel,
internet
yang
membahas
tentang
strategi
pemasaran
dan
manajemen pemasaran dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan
judul skirpsi yaitu Strategi Pengembangan Tabungang Kesehatan
Masyarakat di Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta.
4. Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta.
14
Suryanto.Bagong, dan Sutisna.Metode Penelitian Sosial: berbagai alternatif
pendekatan Ed. Rev. Cet. VI. (Jakarta:Kencana,2011). h.186
17
5. Metode Analisis Data
Penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan analisis SWOT yaitu penelitian yang menghasilkan
deskripsi berupa kata-kata lisan dari fenomena yang diteliti dari orang
yang berkompeten di bidangnya. Penelitian ini bersifat deskriptif
analisis, yakni penelitian yang mengambarkan data- data informasi
yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan.
Analisis dari penelitian ini menggunakan Matriks SWOT dan tujuan
dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi dan alternatif
strategi STF UIN Jakarta dalam mengembangkan Program Tabungan
Kesehatan Masyarakat.
Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perushaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliknya. 15
Matriksini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
strategis, yaitu:
a. Strategi SO (Strenght, Opportunity)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan dan manfaat peluang sebesarbesarnya.16Hal ini sejalan dengan Diagram Matriks SWOT milik
15
Freddy Rangkuti, ANALISIS SWOT, Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Berorientasi Konsep
Perencanaan Strategi Untuk menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 20114),
h.31
16
Freddy Rangkuti, ANALISIS SWOT, Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Berorientasi Konsep
Perencanaan Strategi Untuk menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 20114),
h.31
18
Kearns17 yang menjelaskan dalam matriknya Sel A berisikan Stategi
Comparative Advantage (Keunggulan Komparatif) yang berarti
pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga organisasi harus
segera
memperkuatnya
dengan
perencanaan
yang
mampu
mendukungnya.
b. Strategi ST (Strenght, Threats)
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.Sedangkan dalam Matriks
SWOT Kualitatif Kearns dijelaskan bahwa Sel B dalamMatriks ini
berada pada isu stategis Mobilization (mobilisasi) yaitu kotak interaksi
dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasikan dengan
kekuatan organisasi.Di sini organisasi harus melakukan mobilisasi
sumber
daya
yang
meryupakan
kekuatan
organisasi
untuk
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan jika mungkin
organisasi dapat mengubahnya menjadi peluang.18
c. Staregi WO (Weakness, Oportunity)
Strategi ini diterapkan beedasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara minimalkan kelemahan yang ada.Sedangkan dalam
Matriks
SWOT
dalamMatriks
ini
Kualitatif
berada
Kearns
pada
isu
dijelaskan
stategis
bahwa
Sel
Investment
C
atau
Divestmentyang memberikan pilihan pada isu yang kabur.Peluang
17
Muhammad Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Manajemen Strategis
Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 31
18
Muhammad Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Manajemen Strategis
Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 33
19
yang tersedia sangat meyakinkan, namun organisasi tidak memiliki
kemampuan untuk menggarapnya. 19
d. Strategi WT (Weakness, Threats)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindarkan
ancaman.sedangkan Kearns menjelaskan dalam Matriks SWOT
Kualitatif miliknya bahwa SEL D dalam matriks ini adalah kotak yang
paling lemah dari semua sel karena merupakan titik temu dua sisi yang
masing-masing lemah. Dan karenanya keputusan yang salah akan
membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah
Damage Control (mengendalikan kerugian) yang diderita sehingga
tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.20
6. Teknik Penulisan
Adapunteknik penulisan dalam skripsi ini menggunkan buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I: PENDAHULUAN
19
Muhammad Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Manajemen Strategis
Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 33
20
Muhammad Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Manajemen Strategis
Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 33
20
Sebagaimana penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang biasa,
penulisan skripsi ini mempunyai prosedur yang baku sesuai pedoman
skripsi pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta 2012. Pada bab ini
akan dijelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka
teori dan konseptual, metode penelitian, dan sistematika penulisan sebagai
pengantar dan pembentukan kerangka penelitian skripsi ini.
BAB II: LANDASAN TEORI
Untuk memudahkan penulis dalam mengantarkan penelitian kepada pokok
penelitian, perlu kiranya penulis memaparkan teori dasar yang
menghantarkan variabel-variabel penelitian kepada pokok penelitian, maka
pada bab ini membahas tentang teori konsep strategi pengembangan,
konsep tabungan plus asuransi kesehatan, dan konsep analisis SWOT
sebagai formulasi strategi.
BAB III: METODE PENELITIAN
Setelah dipaparkan teori-teori dasar pengantar penelitian, perlu kiranya
penulis memaparkan gambaran umum objek yang akan diteliti yaitu
lembaga Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta. Maka pada bab ini
berisikan sejarah Social Trust Fund UIN Jakarta, Visi dan misi STF UIN
Jakarta, Fokus dan aktivitas STF UIN Jakarta, Struktur lembaga STF UIN
Jakarta, dan program-program yang dijalankan STF UIN Jakarta, Standart
21
Operational Procedure (SOP) Bungkesmas STF UIN Jakarta, dan Strategi
Pengembangan Bungkesmas oleh STF UIN Jakarta.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Setelah membahas objek yang akan diteliti, untuk menghasilkan jawaban
dari rumusan masalah sangat perlu kiranya menganalisis masalah yang
akan diteliti pada penelitian ini. Maka bab IV ini berisikan tentang analisis
data antara lain tentang analisis SWOT terhadap pengembangan program
Bungkesmas, dan juga rekomendasi alternatif strategi bagi STF UIN
Jakarta dalam pengembangan Program Bungkesmas.
BAB V : PENUTUP
Dalam penutup, setelah analisis dan pembahasan data telah diteliti, bab V
ini memuat kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya.
22
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.
KONSEP STRATEGI PENGEMBANGAN
a. Strategi Pengembangan
Menurut Fred. R. David, strategi pengembangan menjadi bagian dalam
strategi intensif, yakni strategi yang terdiri atas penetrasi pasar, pengembangan
pasar dan pengembangan produk. Peneterasi pasar adalah strategi yang
mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di
pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar.21
Ada lima pedoman tentang kapan peneterasi pasar dapat menjadi sebuah
yang sangat efektif, yang pertama ketika pasar saat ini belum jenuh dengan
produk atau jasa tertentu, kedua ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini
dapat dinaikan secara signifikan, ketiga ketika pangsa pasar pesaing utama
menurun secara sementara total penjualan industri meningkat, keempat ketika
korelasi antara pengeluaran penjualan mata uang asing dan pemasaran nya
secara historis tinggi, dan yang kelima ketika meningkatnya skala ekonomi
memberikan keunggulan kompetitif yang besar.22
Adapun pengembangan pasar (market development strategy) adalah
merupakan cara yang digunakan dalam memperkenalkan produk atau jasa ke
21
Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),
Edisi-12. h. 257
22
Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),
Edisi-12. h. 258
23
wilayah baru. Enam pedoman tentang kapan pengembangan pasar dapat
menjadi strategi yang efektif adalah pertama ketika saluran-saluran distribusi
baru yang tersedia dapat diandalkan, kedua ketika organisasi sangat berhasil
dalam bisnis yang dijalankannnya, ketiga ketika pasar baru yang belum
dikembangakan dan belum jenuh muncul, keempat ketika organisasi
mempunyai modal dan sumber daya manusia yang cukup, ketika organisasi
memiliki kapasitas produksi yang berlebih, dan keenam ketika industri dasar
organisasi dengan cepat berkembang global dalam cakupannya.23
Selanjutnya
strategi
pengembangan
produk
(product
development
strategy) yaitu strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan
cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Ada
lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi sebuah
strategi yang efektif. Pertama ketika organisasi memiliki produk berhasil yang
berada di tahap kematangan dari siklus hidup produk, kedua ketika organisasi
berkompetisi di industri yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang
cepat, ketiga ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik
dengan harga kompetitif, keempat ketika organisasi bersaing dalam industri
dengan tingkat pertumbuhan tinggi, dan kelima ketika organisasi memiliki
kapabilitas penelitian dan pengembangan yang sangat kuat.24
23
Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),
Edisi-12. h. 258
24
Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),
Edisi-12. h. 258
24
Strategi ini biasanya memerlukan penilitian yang luas dan tajam serta
membutuhkan biaya yang cukup besar. Jadi tujuan strategi ini adalah untuk
memperbaiki dan mengembangkan produk yang sudah ada. Hal ini dapat
dilakukan jika produk sudah berada pada tahapan jenuh, pesaing menawarkan
produk sejenis yang lebih baik dan lebih murah, memiliki kemampuan untuk
mengembangkan produk, dan berada pada industri yang tumbuh 25
Biasanya strategi ini dilaksanakan dengan jalan mengganti atau
memformulasi ulang produk yang sudah ada, atau memperluas lini produk.
Pengembangan produk merupakan alternatif yang cocok untuk situasi dimana
perubahan kebutuhan dan selera mengakibatkan munculnya segmen baru atau
jika ada perubahan persaingan dan teknologi yang memotivasi perusahaan
untuk memodifikasi lini produk mereka.26
Sebelum membahas proses pengembangan produk baru, kita harus
mengupas konsep produk baru terlebih dahulu. Terdapat dua perspektif
konsep „baru’ yaitu:
a. Baru bagi pasar (new to market) yang berarti belum ada perusahaan
yang memproduksi atau memasarkan produk tersebut.
b. Baru bagi perusahaan yang bersangkutan (new to the firm), artinya
perusahaan-perusahaan lain sudah memasarkan produk tersebut, tetapi
perusahaan yang bersangkutan belum memasarkannya.
25
Kotler dikutip dari http://elib.unikom.ac.id diakses pada tanggal 3 Juni 2015
26
Kotler dikutip dari http://elib.unikom.ac.id diakses pada tanggal 3 Juni 2015
25
Dengan demikian, istilah „baru’ di sini masih mengandung pengertian
relative (a matter of degree). Secara garis besar, aktivitas perkembangan
produk baru dapat menghasilkan 5 macam tipe produk baru, yaitu :
a. Produk baru bagi dunia (new to the world products)
b. Lini produk baru (new product line)
c. Perluasan lini (Improvement to existing product)
d. Repositioning, yaitu pengembangan teknis yang memungkinkan
suatu produk menawarkan aplikasi baru dan melayani kebutuhan
baru.
e. Pengurangan biaya (cost reductions), yaitu versi dari produk yang
ada dan yang dapat memberikan kinerja setara tingkat harga yang
lebih murah.27
a. Proses Pengembangan Produk Baru
Kotler
berpendapat
organisasi
atau
perusahaan
harus
mempertimbangkan apakah harus menciptakan produk baru dan
mengembangakan produk baru yang dapat memberikan keunggulan
potensial bagi pasar yang ada.28
Sebagian besar perusahaan memiliki sistem dan proses formal
untuk mengelola program pengembangan produk baru. Sequential model
berusaha untuk menekan resiko kegagalan produk dengan jalan melakukan
riset pasar ekstensif guna menyeleksi sejumlah besar ide menjadi menjadi
beberapa ide yang mungkin dianggap sukses. Secara umum, proses-proses
27
Kotler dikutip dari http://elib.unikom.ac.id diakses pada tanggal 3 Juni 2015
28
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Indonesia: PT. Indeks 2009) h. 58
26
tersebut memiliki kesamaan dalam enam hal pokok,29 selaras dengan apa
yang dikemukakan oleh Kotler enam proses pengembangan produk baru
terdiri dari :30
Tahap I : Pemunculan Ide
Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai
gagasan produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis
usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling
logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.
Tahap II : Penyaringan Ide
Tujuan penyaringan ide adalah mengurangi banyaknya gagasan
dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
Tahap III : Pengembangan Produk
Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu
menuju riset dan pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan
menjadi produk fisik. Bagian riset dan pengembangan membuat satu atau
beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk agar bisa menemukan
sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi
dengan biaya produksi yang telah dianggarkan.
Tahap IV : Pengujian Pasar/Produk
Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program
pemasaran diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik
29
30
Gregorius Chandra. Strategi Program Pemasaran, (Yogyakarta: ANDI 2002), h.123
Kotler (1987) dikutip dari dari
http://kasusmanajemen.files.wordpress.com/2011/09/npd.png diakses pada tanggal 3 Juni 2015
27
untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola,
memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasarnya.
Tahap V : Analisis Bisnis
Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi
pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu.
Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk
menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah
memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.
Tahap VI : Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan
strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam
melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan,
dimana, pada siapa, dan bagaimana.
Jadi yang dimaksud dengan Analisis Strategi Pengembangan
produk menurut peneliti adalah suatu proses perencanaan dengan
menganalisa data-data dan informasi yang diperoleh untuk merancang
suatu strategi untuk mengembangkan suatu produk baru yang sesuai
dengan perubahan kebutuhan dan selera konsumen.
B. KONSEP TABUNGAN PLUS ASURANSI KESEHATAN
a. Pengertian Tabungan
Tabungan merupakan salah satu produk penghimpunan dana
masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
28
yang berlaku, bahwa sumber dana bank yang dihimpun dari masyarakat
teridiri dari simpanan giro, deposito, dan tabungan.31
Secara terminologi, tabungan atau saving adalah jumlah uang yang
ditanamkan seorang individu pada bank atau tempat lain.32 Adapun
pengertian tabungan menurut UU Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 5
tentang perbankan, adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu.33
Tabungan sebagai salah satu produk yang disediakan dalam suatu
lembaga keuangan dan sebagaimana produk yang lain, mempunyai
manfaat yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Manfaat suatu produk dapat dikategorikan dengan manfaat utilitarian
merupakan atribut produk finansial yang objektif. Sedangkan manfaat
hedonik mencakup respon emosional, kesenangan panca indera, mimpi
serta timbangan etetis.34
31
Hal ini sejalan dengan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pasal 6 ayat (a), yang
menyatakan bahwa usaha Bank Umum meliputi menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/ataubentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
32
Save M, Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan(Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara, 1997) Cet Ke-2 , h. 1091
33
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,
2001), Cet. Ke-5, h.74
34
Faisal Basri, Indonesia Pasca Kritis: catatan positif dan ekonomi. (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2004), h. 270
29
Dengan demikian tabungan juga memberikan manfaat fungsional,
praktis serta emosional untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
nasabah.
Sedangkan menabung adalah tindakan yang dianjurkan dalam
islam,35 karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan
diri untuk pelaksanaan perencaan masa yang akan datang sekaligus untuk
menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan, dalam ayat al-Quran terdapat
ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin
untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik, seperti dalam surat alBaqarah ayat 266:
“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun
kurma dan anggur yang mengalir di bawah nya sungai-sungai; Dia
mempunyai dalam kebunitu segala macam buah-buahan, kemudian
datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan
yang masih kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung
api, lalu terbakarlah. Demikiannlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada kamu supaya kamu memikirkannya”
Ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap siap dan
mengantisipasi masa depan keturunan , baik secara rohani (iman/taqwa)
maupun
secara
ekonomi,
harus
dipikirkan
langkah-langkah
perencanaannya. Salah satu langkah perencanaan adalah dengan
menabung.
Muha ad Syafi’I A to io, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2002), h. 153
35
30
b. Pengertian Asuransi
Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie, yang dalam
hukum Belanda disebut dengan Verzekering yang artinya pertanggungan.
Dari peristilahan assurantie kemudian timbul istilah assuradeur bagi
penanggung, dan geassureerde bagi tertanggung.36
Banyak definisi tentang asuransi konvensional, salah satu definisi dari
asuransi adalah a device for reducing risk by combining a sufficient
number of exposure units to make their individual losses collectively
predictable. The predictable loss in then shared by or distributed
proportionately among all units in the combination (suatu alat untuk
mengurangi resiko untuk menggabungkan sejumlah unit-unit yang
beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat diprediksi. Kerugian
yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan secara
proporsional di antara semua unit-unit dalam gabungan tersebut).37
Kemudian definisi asuransi selanjutnya adalah sebagai an economic
institution that reduces risk by combining under one management and
group of objects so situated that the aggregate accidental losses to which
the group is subject become predictable within narrow limits (institusi
ekonomi yang mengurangi resiko dengan menggabungkan di bawah satu
36
KH. Alie Yafie, Asuransi Dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih Sosial,
(Bandung, Mizan 1994) h.205-206
37
Robert I Mehr dikutip oleh Muhammad Syakir Sula dalam buku Asuransi Syariah (Life
And General), (Jakarta,Gema Insani Press, 2004) h.26
31
manajemen dan kelompok objek dalam satu kondisi sehingga kerugian
besar yang terjadi yang diderita oleh suatu kelompok tadi dapat diprediksi
dalam lingkup yang lebih kecil)38
Definisi asuransi sebetulnya bisa diberikan dari berbagai sudut
pandang ekonomi, hukum, bisnis, sosial, ataupun berdasarkan pengertian
matematika. Itu berarti bisa lima definisi bagi asuransi. Tidak ada satu
definisi yang bisa memenuhi masing-masing sudut pandang tersebut.
Asuransi merupakan bisnis yang unik, yang didalamnya terdapat kelima
aspek tersebut, yaitu aspek ekonomi, hukum, sosial, bisnis, dan aspek
matematika.39
Secara baku, definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian “ Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti; atau untuk memberikan suatu
38
Mark R. Greene dikutip oleh Muhammad Syakir Sula dalam buku Asuransi Syariah (Life
And General), (Jakarta, Gema Insani Press, 2004.) h.26-27
39
Herman Darmadi, Manajemen Asuransi, (Jakarta, Bumi Aksara, 2000), h. 2-3
32
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan”. 40
Sedangkan ruang lingkup usaha asuransi yaitu usaha jasa keuangan
yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi
asuransi, memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai
jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu
peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup dan meninggalnya
seseorang.41
c. Pengertian Asuransi Kesehatan
Asuransi Kesehatan adalah suatu sistem pengelolaan dana yang
diperoleh dari uang iuran secara teratur oleh anggota, suatu bentuk
organisasi guna membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
anggota.42
Dari segi ekonomi, asuransi kesehatan juga merupakan usaha
bersama untuk menghindari adanya kesulitan ekonomi dari para
anggotanya apabila mereka sakit, atau suatu usaha untuk memungkinkan
seseorang membayar terlebih dahulu biaya kesehatannya atas dasar
spe
(BUNGKESMAS) DI SOCIAL TRUST FUND (STF) UIN JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah ( SE.Sy)
Oleh
FARIZ ABDUL ROHMAN
NIM : 1110046100218
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/ 1436 H
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, Penguasa Alam semesta
Yang berkat segala limpahan rahmat, taufik, inayah dan hidayah-Nya, alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya. Semoga kita
mendapatkan syafaa’at nya di hari akhir nanti.
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat dorongan semangat dan bantuan dari
berbagai pihak yang sangat penulis hargai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga serta penghargaan
yang setinggi-tingginya terutama kepada :
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M. Hasan Ali., M.A. Ketua Program Studi Muamalat Fakultas
Syari’ah dan Hukum.
3.
Bapak Abdurrauf, MA. Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas
Syari’ah dan Hukum.
4. Ibu Yuke Rahmawati, M.A. Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa
mengingatkan penulis selama mengikuti perkuliahan hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
i
5. Dr. H. Abdurrahman Dahlan, M.A. Pembimbing skripsi yang telah
membimbing,, mengarahkan, mengoreksi, dan memberikan saran-saran yang
amat berharga kepada penulis selama menyusun dan menyelesaikan skripsi
ini.
6. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si sebagai Penguji skripsi penulis yang
telah memberikan bimbingan dan arahannya sehingga penulis bisa
menyelesaikan proses revisi skripsi.
7. Seluruh dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang amat bermakna selama penulis mengikuti perkuliahan di
FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda H.A.Rafe’i dan Ibunda Hj. Bai Supliah
yang selalu mendukung, memotivasi, dan mendo’akan tanpa kenal lelah
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.
9. Kepada teteh Neng, Yanah, Tati, Khusnul. Empat kaka perempuan tercinta
penulis yang selalu memberikan dorongan, dukungan , dan motivasi kepada
penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.
10. H. Endang Hamdani, dan Abanganda Ali Syamsudin. Dua kaka ipar yang
tanpa henti mendukung dan memberikan dukungan materi dan non materi
kepada penulis.
ii
11. Kepada Ayahanda Drs. H. Tumidjan Soepono, B.A M.Si dan Adinda Denayu
Swami Vevekananda yang telah mendukung dan memberikan dorongan dan
motivasi kepada penulis untuk lebih bersemangat menyelasaikan skripsi ini.
12. Kawan-kawan “HMI Cabang Ciputat” yang telah berjuang bersama, dan
memberikan kesempatan penulis dalam mengkader diri di organisasi ekstra
kampus. terkhusus kepada Kanda Ridho Akmal Nst, Kanda Asep Sholahuddin
dan Kanda Dhani Ramdhany
13. Kawan-kawan HMI Komisariat Fakultas Syariah dan Hukum Cabang Ciputat.
Tempat
awal
penulis
mengkader
diri
dan
diberi
amanah
untuk
mengembangakan potensi di luar kampus. Terkhusus kepada M. Rois, Ade
Septiawan Putra, S.Sy, M. Caesal Regia, M. Ibnu Taslim, S.Sy, dan MPKPK
HMI Komfaksy Humaedullah Irpan, Abiyudin, SH, Abdurrahman dan Kanda
Moh Tohir SE, Sy. Yakin Usaha Sampai!
14. Kawan-kawan IKDAR (Ikatan Keluarga Alumni Daarur Rahman) Ciputat
yang selalu mendukung dan tempat bertukar pikiran bersama penulis.
15. Kawan, sahabat, dan
tempat bersandar penulis. A.Zakial Fajri Nas dan
Husnul Qari. Terimakasih dan selamat berjuang lagi kawan.
16. Kawan dan mentor skripsi penulis, Ismail, SE, Sy, Nisrina Mutiara Dewi
SE,Sy, Dea Hilyatul Aulia, SE, Sy, Sena Siti Arafiah. S.Sy dan Zaki Halim,
SE,Sy
iii
17. Untuk staf PF dan PU, terimakasih atas fasilitas dan referensi yang diberikan
kepada penulis sehingga mempermudah dalam menyelesaikaan skripsi ini.
18. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, terima
kasih atas segala bantuan dan sumbangsihnya, baik moril ataupun materil
dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.
Semoga bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak tersebut mendapat
balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, 06 Oktober 2015
FARIZ ABDUL ROHMAN
iv
ABSTRAK
Fariz Abdul Rohman NIM 1110046100218. Strategi Pengembangan Tabungan
Kesehatan Masyarakat di Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta, Program Studi
Muamalat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 1436 H / 2015 M, vi + 82 halaman.
Penelitian ini menggunakkan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan, wawancara langsung, dan
studi dokumentasi di mana penulis melakukan pengidentifikasian secara sistematis
dari sumber yang berkaitan dengan objek kajian yaitu STF UIN Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk Strategi Pengembangan
Bungkesmas di STF UIN Jakarta dan merumuskan alternatif strategi yang tepat bagi
STF UIN Jakarta dalam mengembangkan Bungkesmas dengan analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity, Threats).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa STF UIN Jakarta masih kesulitan dalam
mengembangkan Bungkesmas. Maka STF UIN Jakarta harus mengambil langkah
strategi berupa penguatan visi dan misi lembaga, penguatan produk, peneterasi pasar,
dan pengembangan pasar.
Kata kunci : Strategi Pengembangan, Bungkesmas, STF UIN Jakarta, Analisis
SWOT.
Pembimbing :Dr. Abdurrahman Dahlan, M.A
Daftar pustaka :Tahun1985 s/d tahun 2015
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
ABSTRAK
v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Identifikasi Masalah
6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
8
E. Kajian Pustaka (Review Studi terdahulu)
9
F. Kerangka Teori dan Konseptual
11
G. Metode Penelitian
14
H. Sistematika Penulisan
18
BAB II : KONSEP TABUNGAN PLUS KESEHATAN
A. Konsep Strategi Pengembangan
a. Strategi Pengembangan
22
b. Proses Pengembangan Produk Baru
25
B. Konsep Tabungan Plus Asuransi Kesehatan
a. Pengertian Tabungan
27
b. Pengertian Asuransi
30
c. Pengertian Ausransi Kesehatan
32
C. Konsep Analisis SWOT Sebagai Formulasi Strategi
a. Analisis Lingkungan
34
b. Perumusan Strategi
36
c. Implementasi Strategi
37
d. Evaluasi Strategi
39
BAB III : PROFIL LEMBAGA STF UIN JAKARTA
A. Gambaran Umum Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta
a. Sejarah Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta
41
b. Visi Misi STF UIN Jakarta
42
c. Fokus STF UIN Jakarta
43
d. Aktifitas STF UIN Jakarta
43
e. Struktur STF UIN Jakarta
43
f. Program STF UIN Jakarta
44
B. Konsep Bungkesmas STF UIN Jakarta
48
C. SOP Bungkesmas STF UIN Jakarta
50
D. Strategi STF UIN Jakarta dalam Mengembangkan Program Tabungan
Kesehatan Masyarakat
57
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Pengembangan Bungkesmas STF UIN Jakarta
B. Analisis
Alternatif
Strategi
Dengan
Menggunakan
Pengembangan Bungkesmas STF UIN Jakarta
59
SWOT
dalam
67
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
80
B. Saran
81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
83
Gambar 2.1
Tahap-Tahap Strategi
13
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
14
Gambar 2.3
Dana Talangan Pendidikan STF
45
Tabel 1.1
LKM/BMT Provider Bungkesmas
49
Tabel 1.2
Syarat dan Ketentuan Bungkesmas
52
Tabel 1.3
Manfaat Jaminan Asuransi Bungkesmas
54
Tabel 1.4
Tambahan Manfaat Jaminan Asuransi Bungkesm
66
Tabel 1.5
Matriks Analisis SWOT
76
DAFTAR TABEL
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia dalam melakoni hidup dan kehidupannya selalu
dihadapkan pada berbagai macam resiko, terutama resiko yang tak
disenangi dan bersifat merugikan (pure risk), seperti resiko bisnis, resiko
kecelakaan, dan resiko sakit, jika ketidakpastian yang mendatangkan
kerugian tersebut menimpa seseorang, misalnya meninggal dunia, ahli
waris akan kehilangan pendapatan. Atau orang yang terkena penyakit akan
kehilangan uang untuk biaya pengobatannya. 1
Segala musibah dan bencana merupakan ketentuan (qadha dan
qadar) Allah SWT, namun manusia (muslim) wajib berikhtiar dalam
menghadapi resiko ini setiap manusia dapat berikhtiar dengan pilihan
alternatif menanggung sendiri, membagi resiko dengan pihak lain, atau
menyerahkan resiko sepenuhnya kepada pihak lain.
Bila sebuah resiko ditanggung sendiri, salah satu upayanya bisa
dengan menabung, namun ikhtiar ini seringkali tidak mencukupi, karena
resiko yang terjadi melebihi dari yang diperkirakan, atau resiko terjadi
namun dana tabungan tidak mencukupi. Sedangkan bila resiko tersebut
dibagi atau dialihkan, diharapkan pada saat terjadi musibah, maka
berkurangnya nilai ekonomi atau kesejahteraan keluarga dapat terjamin
1
6
Khoirul Anwar, Asuransi Syariah Halal dan Maslahat, (Jakarta: Tiga Serangkai 2007), h.
2
(tergantikan), begitu pula dengan hilangnya fungsi sebuah benda dapat
tergantikan juga.
Dalam konsep islam, asuransi islami bukanlah semata profit
oriented, tetapi ia mengandung nilai social oriented, jadi perpaduan antara
dua kepentingan inilah yang dibangun oleh asuransi syariah dalam
menjalankan roda bisnisnya.
Asuransi sebagai sebuah perlindungan merupakan langkah yang
tepat bagi seseorang dalam membagi atau mengalihkan suatu resiko,
karena asuransi menjawab kebutuhan rasa aman bagi setiap orang. 2
Namun pada kenyataannya banyak sekali masyarakat Indonesia
khususnya masyrakyat miskin yang tidak mengerti tentang konsep
asuransi dan bagaimana cara menjadi peserta asuransi, hal ini juga
diperparah dengan kurang sadarnya masyarakat miskin untuk menyisihkan
uang nya untuk kejadian yang tidak diduga-duga seperti jatuh sakit.
Dalam hal kesehatan, ketika berhadapan dengan kemiskinan seperti
yang terjadi pada masa krisis ekonomi, reaksi masyarakat bermacammacam, seperti orang miskin cenderung menghindari fasilitas rawat jalan,
menunda pelayanan rumah sakit, menghindari penggunaan jasa spesialis
yang mahal, cenderung memperpendek rawat inap, membeli separuh atau
bahkan sepertiga obat yang diresepkan sihingga tidak menjalani
pengobatan total, mencari pengobatan lokal yang kadang-kadang dapat
menimbulkan efek berbahaya , para ibu cenderung melahirkan di rumah
2
Cacan S. Agis, Modul Pengetahuan Dasar Takaful (Jakarta: PT. Syarikat Takaful
Indonesia 2005), h. 9-10
3
dengan bantuan dukun yang memperbesar resiko persalinan, penyakit
menjadi kronis karena menghindari pengobatan yang mahal. Pasien gagal
ginjal cendrung menunda, membatalkan atau dibatalkan dari pengobatan,
pasien cenderung mengobati sendiri yang berakibat terjadi komplikasi,
tingkat pengguguran kandungan meningkat karena karena biaya dan
implikasi sosial ekonomi, pasien menolak atau menunda prosedur operasi
karena ketiadaan biaya. 3
Untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat
pemerintah pemerintah di tahun 2014 menggulirkan program
JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional) dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS). Program telah memberikan angin segar untuk masyarakat
Indonesia. Kemudian disempurnakan dengan adanya BPJS Kesehatan
yang dijalankan oleh BPJS. Dengan adanya program tersebut semua
masyarakat mendapaatkan pelayanan sosial kesehatan dari pemerintah.
Namun, pengeluaran yang tidak terduga apabila seseorang terkena
penyakit, apalagi tergolong penyakit berat yang menuntut stabilisasi yang
rutin atau biaya operasi yang sangat tinggi. Hal ini berpengaruh pada
penggunaan pendapatan seseorang dari pemenuhan kebutuhan hidup pada
umumnya menjadi biaya perawatan di rumah sakit, obat-obatan, operasi,
dan lain-lain. Hal ini tentu menyebabkan kesukaran ekonomi bagi diri
sendiri maupun keluarga.Sehingga munculah istilah “SADIKIN”, sakit
sedikit jadi miskin.
3
Soendoro T, Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan: Tindakan Strategis Untuk
Mengurangi Dampak Krisis di Sektor Kesehatan. Medika. Edisi Khusus September 1999
4
Social
Trust
Fund
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
mengembangkan sebuah program pelayanan kesehatan bagi masyarakat
tidak mampu.Program ini bertujuan untuk mendidik dan memberikan
pemahaman bahwa kesehatan merupakan elemen penting dalam
peningkatan produktifitas kerja dan pendapatan mereka. Program ini
didesain dengan memadukan tabungan dan asuransi kesehatan dan
kecelakaan.4
Sebagai program pemberdayaan dan advokasi masyarakat miskin,
Bungkesmas coba didisein untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
yang sering diabaikan yaitu kesehatan. Karenanya ketika program ini
digulirkan, banyak masyarakat yang kemudian tertarik dan menganggap
program ini penting bagi mereka.
Bungkesmas mendorong masyarakat untuk dapat menyisihkan
pendapatan mereka untuk keperluan kesehatan melalui tabungan, dan
jaminan asuransi murah dan mandiri melalui jaminan asuransi kesehatan
dan kecelakaan. Dengan program Bungkesmas, masyarakat diharapkan
dapat bekerja lebih tenang karena memiliki dana cadangan kesehatan dan
jaminan asuransi kesehatan dan kecelakaan selama satu tahun penuh.
Program Bungkesmas ini dilaksanakan oleh Baitul Mal WatTamwil (BMT)/Koperasi atau lembaga sejenis sebagai provider utama.
Pemilihan BMT/Koperasi sendiri disasarkan karena lembaga keuangan ini
memang berorientasi pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
4
Laporan Kegiatan Pengembangan Bungkesmas 2012-2013
5
miskin di mana BMT/koperasi fungsi sosial (maal) selain profit oriented
(tamwil).
Saat
diinisiasi
pada
tahun
2010,
Bungkesmas
hanya
diimplimentasikan di wilayah Sulawesi Selatan, bekerjasama dengan 4
(empat) Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) dan hanya memilik 100 (seratus)
anggota. Dalam tiga tahun program Bungkesmas telah dikembangkan di
wilayah Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Jabodetabek, dengan
bekerja sama dengan 66 BMT dan memiliki 3000 anggota Bungkesmas 5.
Dengan adanya penambahan wilayah pengembangan, pertambahan jumlah
BMT sebagai provider Bungkesmas dan penambahan jumlah peserta
menjadi bukti bahwa program ini diterima dengan baik oleh masyarakat
kecil.
Sebagai
program
pendukung
dari
program
pemerintah,
Bungkesmas diharapkan dapat lebih berkembang pada masa yang akan
datang dimana manfaatnya dapat dirasakan tidak hanya pada masyarakat
petani, pedagang kecil tetapi juga kaum kaum pekerja, buruh pabrik, ibu
rumah tangga biasa dan lainnya. Karenanya, perlu ada sinergi dari banyak
pihak dalam menjalankan dan mengembangkian program Bungkesmas
ini.6
Dengan keunikan program Bungkesmas ditinjau dari manfaat dan
kegunaann serta karakteristiknya sebagai pelengkap jaminan kesehatan
milik
5
6
pemerintah,
serta
masih
kurang
berkembangnya
program
Laporan Kegiatan Bungkesmas Tahun 2012-2013
Hasil Wawancara dengan Ibu Sri Hidayati, M.Ed pada tanggal 06 Agustus 2015
6
Bungkesmas, maka saya tertarik untuk meneliti tentang program Tabungan
Kesehaatan di Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta dengan judul
“Strategi Program Tabungan Kesehatan Masyarakat (Bungkesmas)
Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta”
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diidentifikasikan masalahmasalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Strategi Pengembangan Bungkesmas yang sudah
dijalankan oleh STF UIN Jakarta ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Strategi Pengembangan
Bungkesmas di STF UIN Jakarta ?
3. Apa saja faktor-faktor pendukung dari Bungkesmas STF UIN
Jakarta?
4. Bagaimana tantangan dan kendala STF UIN Jakarta dalam
mengembangkan Program Bungkesmas?
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasanbatasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan
7
masalah berguna untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang
tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian.7
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, agar penelitian dalam
skripsi ini terfokus pada permasalahan yang ingin dibahas, penulis
membatasi masalah pada uraian yang telah dipaparkan pada
identifikasi masalah di atas, penulis merasa perlu untuk membatasi
permasalahan sebagai berikut:
a. Objek yang diteliti hanya Social Trust Fund (STF) Universitas
Islam Negeri (UIN) Jakarta.
b. Masalah yang diteliti pada masalah bagaimana strategi dan
kebijakan STF UIN Jakarta dalam pengembangan Program
Bungkesmas, ditinjau melalui perspekif formulasi strategi,
implementasi strategi, pengendalian strategi, dan melalui
perspektif
strengths
(kekuatan),weaknesses
(kelemahan),
opportunities (peluang), dan threats (tantangan).
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, agar mempermudah
penulis menyusun skripsi ini, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimanakah bentuk Strategi Pengembangan yang dilakukan
STF UIN Jakarta dalam program Bungkesmas?
7
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,
2006) h. 23
8
b. Bagaimanakah Alternatif Strategi yang tepat untuk dilakukan
oleh STF UIN Jakarta dengan menggunakan Analisis SWOT?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui strategi bisnis yang dijalankan STF UIN
Jakarta pada program Bungkesmas Jakarta melalui pendekatan
SWOT
b. Untuk mengetahui alternatif strategi yang tepat dalam
pengembangan program Bungkesmas
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Mendapat pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas
mengenai strategi pemasaran dan pengembangan program
asuransi plus jaminan kesehatan Bungkesmas STF UIN Jakarta
b. Bagi STF UIN Jakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif
strategi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
pengimplementasian program Bungkesmas STF UIN Jakarta.
c. Bagi Program Studi Muamalat/Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah khazanah ilmu
pengetahuan, melengkapi informasi yang berharga khsususnya
9
dalam pengenalan program-program jaminan dan asuransi
sosial.
d. Bagi Masyarakat Umum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
atau masukan informasi tentang pentingnya tabungan kesehatan
bagi keberlangsungan hidup serta cara dan mekanisme
pengajuan menjadi peserta program Bungkesmas STF UIN
Jakarta di BMT-BMT yang sudah bekerja sama sebagai
provider.
D. KAJIAN PUSTAKA (REVIEW TERDAHULU)
1. Analisis SWOT Terhadap Produk Asuransi Unit Link (Studi Pada PT.
Asuransi Takaful Keluarga) oleh Siti Muyasarah, Konsentrasi Asuransi
Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syari’ah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Dalam skripsi
ini membahas bagaimana perkembangan asuransi unit link pada Asuransi
Takaful Keluarga, dan bagaimana hasil prosedur analisis SWOT terhadap
produk unit link Asuransi Takaful Keluarga. Perbedaannya dengan skripsi
saya pada objek penelitian sebelumnya mengenai analisis SWOT produk
asuransi Unit Link yang merupakan pengembangan dari produk asuransi
konvensional
dan
asuransi
syariah.
Strategi
pengembangan
pemasarannya, dan bagaimana produk asuransi Unit Link
dan
dianalisa
10
dengan SWOT. Namun yang peneliti lakukan lebih kepada Analisa SWOT
terhadap perkembangan Program Bungkesmas.
2. Strategi Pengembangan Binsis Waralaba Lembaga Pendidikan Primagama
oleh Dewi Irma Fitrianti, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi
Muamalat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2009. Dalam skripsi ini membahas bagaimana
strategi bisnis waralaba Primaraga dan pengembangannya, bagaimana
alternatif strategi untuk mengembangkan bisnis waralaba dengan
menggunakan SWOT, dan bagaimana tinjauan kesesuaian strategi
pengembangan bisnis waralaba dengan prinsip syariah. Perbedaannya
dengan skripsi saya ada pada objek penelitian sebelumnya mengenai
strategi pengembangan lembaga Primaraga yang merupakan bisnis
waralaba, sedangkan yang penulis lakukan lebih spesifik kepada
pengembangan produk/program Bungkesmas dengan analisis SWOT.
3. Pendekatan Analisis SWOT Terhadap Produk Tabungan Haji Arafah
(Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia) oleh Cipta Kurnia Aji,
Konsentrasi Perbankan Syari’ah, Program Studi Muamalah, Fakultas
Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2009. Skripsi ini membahas Analisis SWOT produk Tabungan Haji
Arafah, bagaimana rancangan strategi Bank Muamalat Indonesia
mengenai Tabungan Haji Arafah. Perbedaannya dengan skripsi saya
adalah hanya pada objek penelitiannya saja, penulis sebelumnya meneliti
produk Tabungan Haji Arafah di Bank Muamalat Indonesia dengan
11
Analisa SWOT, sedangkan saya meneliti pengembangan program
Bungkesmas di STF UIN Jakarta.
4. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Wakaf Uang oleh M. Nur Rianto AlArif, Jurnal Asy-Syir’ah Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta 2010. Di dalam jurnal ini Menjadikan waqaf uang sebagai
instrumen alternatif pemberdayaan masyarkat, sehingga bisa menjadi daya
gerak ekonomi rakyat miskin. Sedangkan perbedaannya dengan skripsi
saya adalah pada instrumen yang dijadikan penulis sebagai alternatif
pemberdayaan masyarakat miskin. Saya fokus pada program Bungkesmas
yang merupakan instrumen bagi masyarakat miskin untuk lebih mandiri
bagi kesehatannya dan program pemberdayaan ekonomi masyarakat
miskin.
E. KERANGKA TEORI DAN KONSEPTUAL
1. Kerangka Teori.
Apapun bentuk organisasi itu ia memerlukan manajemen. Suatu
kelembagaan seperti institusi pemerintah atau perusahaan bahkan
rumah tangga sekalipun akan berjalan dengan baik jika dikelola
dengan baik (teratur, rapi, benar tertib, dan sistematis). 8.
Sistem manajemen yang dipilih untuk diterapkan harus mampu
melakukan proses transformasi yang efisien dan kompetitif dengan
organisasi lain yang mempunyai tujuan sejenis. Lebih jauh sistem
8
Didin Hafidhuddin-Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek, (Jakarta: Gema
Insani 2003) h.4
12
manajemen yang diterapkan oleh sebuah organisasi harus sedemikian
rupa sehingga organisasi responsif atau peka terhadap perubahan
lingkungan.
Kepekaan
sistem
manajemen terhadap
perubahan
lingkungan diharapkan dapat mengantisipasi tantangan dan ancaman,
melakukan penilaian pengaruh ancaman ancaman tadi terhadap
organisasi, mengambil keputusan langkah langkah yang akan diambil
dan melakukan implementasi terhadap keputusan yang diambil.
Karenanya, manajemen menghadapi dua masalah yang mendasar,
yaitu:
1. Setiap perusahaan atau organisasi perlu mengenal tantangan ,
ancaman dan peluang yang dimasa depan yang harus dihadapinya
2. Setiap perusahaan atau organisasi harus mampu merencanakan
serta mengimplementasikan reaksi terhadap tantangan yang secara
spesifik dihadapi setiap perusahaan.9
Untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan diperlukan
adanya strategi-strategi yang merupakan analisis langkah-langkah
terukur organisasi dalam mengembangkan produk atau jasa nya.
Dalam proses pengembangan, setiap produk/jasa yang dipasarkan
oleh perusahaan atau organisasi harus lah mempunyai landasan yang
kuat apakah langkah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk sudah sesuai dengan kemampuan yang dimiiki
oleh perusahaan atau organisasi ini sehingga perusahaan dapat
M. Ma’ruf Abdullah, Ma aje e Berbasis Syaria’ah, (Yogyakarta: Aswaja Pressi do
2013) h. 281
9
13
mengambil langkah strategi pengembangan yang benar-benar tepat
sasaran untuk produk/jasa nya. 10.
Pengarahan secara strategis meliputi mengenali peluang dan
ancaman dari lingkungan luar serta analisis yang tepat terhadap
kelemahan dan kekuatan dari sumber daya internal. Secara bersamaan
harus pula diperhitungkan dan dikembangkan keterlibatan dari
stakeholder, termasuk diantaranya pemasok, pelanggan, pemasok,
keuangan dan anggota masyarakat. Untuk dapat bertahan dalam
lingkungan yang sangat bersaing perusahaan atau organisasi harus
dapat membangun model manajemen strategis yang sesuai dengan
skala yang di hadapi, mengikuti model dasar seperti pada gambar di
bawah ini11
Gambar 2.1
Tahap-tahap Strategi
Environmental
Scanning
Strategy
Formulation
Strategy
Implementation
Evaluation
And
Control
2. Kerangka Pemikiran Konseptual
10
Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),
Edisi-12. h. 257
11
Manajemen Strategi https://phia12.wordpress.com/tag/manajemen-strategi/ diakses
pada tanggal 10 Juni 2015
14
Untuk menjabarkan kerangka teori dalam penelitian ini, maka perlu
kiranya dibuat kerangka pemikiran konseptual guna mempermudah
dan memperjelas alur penelitian penulis sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
Program Tabungan
Kesehatan Masyarakat
(Bungkesmas) STF UIN
Jakarta
Konsep, Manajemen, dan
Implementasi Program
Bungkesmas STF UIN
Jakarta
Strategi Pengembangan
Program Bungkesmas UIN
Jakarta
Analisis SWOT
Sebagai Bentuk Formulasi
Strategi
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskritif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu jenis
15
pendekatan penelitian yang menghasilkan deskritif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari fenomena yang dikaji.12 Penelitian deskriptif
adalah suatu penelitian yang meneliti status kelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang.13
2. Data Penelitian
Adapun data yang digunakan penulis dalam skirpsi ini menggunakan
dua jenis sumber data, yaitu:
a. Data Primer
Data yang diporeleh langsung dari wawancara dengan pihak STF
UIN Jakarta, yaitu hasil pertanyaan yang berkaitan dengan masalah
yang akan diteliti seperti bagaimana strategi program Bungkesmas
STF UIN Jakarta dikembangkan dengan metode analisis SWOT.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur-literatur
kepustakaan yang berkaitan dengan materi judul yang dibahas,
baik itu berupa buku, laporan kegiatan program Bungkesmas STF
UIN Jakarta, jurnal, Undang-Undang, surat kabar atau sumbersumber lain yang relevan dengan pokok permasalahan yang
diangkat penulis pada skripsi ini.
3. Teknik pengumpulan data
12
Subhana.Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h.26
13
Moh.Nazir.Metode penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h.54
16
Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam skripsi ini, penulis
menggunakan jenis pengumpulan data berikut:
a. Wawancara
Wawancara mendalam dan terbuka dengan berpedoman dengan
pedoman wawancara yang penulis buat .Data yang diperoleh terdiri
dari kutipan langsung dari orang tentang pengalaman, pendapat,
perasaan
dan
pengetahuannya. 14
Dalam
Hal
ini,
penulis
mewawancarai Ibu Sri Hidayati, M.Ed selaku Maneger program
Bungkesmas STF UIN Jakarta.
b. Studi Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data berdasarkan data atau laporan tentang
laporan kegiatan program Bungkesmas STF UIN Jakarta.
c. Library Research (Penelitian Kepustakaan)
Penelitian kepustakaan
ini, penulis mendapatkan dari literatur
berupa buku-buku tentang strategi pengembangan program.
manajemen strategik,, asuransi sosial, asuransi kesehatan, artikel,
internet
yang
membahas
tentang
strategi
pemasaran
dan
manajemen pemasaran dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan
judul skirpsi yaitu Strategi Pengembangan Tabungang Kesehatan
Masyarakat di Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta.
4. Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta.
14
Suryanto.Bagong, dan Sutisna.Metode Penelitian Sosial: berbagai alternatif
pendekatan Ed. Rev. Cet. VI. (Jakarta:Kencana,2011). h.186
17
5. Metode Analisis Data
Penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan analisis SWOT yaitu penelitian yang menghasilkan
deskripsi berupa kata-kata lisan dari fenomena yang diteliti dari orang
yang berkompeten di bidangnya. Penelitian ini bersifat deskriptif
analisis, yakni penelitian yang mengambarkan data- data informasi
yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan.
Analisis dari penelitian ini menggunakan Matriks SWOT dan tujuan
dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi dan alternatif
strategi STF UIN Jakarta dalam mengembangkan Program Tabungan
Kesehatan Masyarakat.
Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perushaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliknya. 15
Matriksini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
strategis, yaitu:
a. Strategi SO (Strenght, Opportunity)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan dan manfaat peluang sebesarbesarnya.16Hal ini sejalan dengan Diagram Matriks SWOT milik
15
Freddy Rangkuti, ANALISIS SWOT, Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Berorientasi Konsep
Perencanaan Strategi Untuk menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 20114),
h.31
16
Freddy Rangkuti, ANALISIS SWOT, Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Berorientasi Konsep
Perencanaan Strategi Untuk menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 20114),
h.31
18
Kearns17 yang menjelaskan dalam matriknya Sel A berisikan Stategi
Comparative Advantage (Keunggulan Komparatif) yang berarti
pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga organisasi harus
segera
memperkuatnya
dengan
perencanaan
yang
mampu
mendukungnya.
b. Strategi ST (Strenght, Threats)
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.Sedangkan dalam Matriks
SWOT Kualitatif Kearns dijelaskan bahwa Sel B dalamMatriks ini
berada pada isu stategis Mobilization (mobilisasi) yaitu kotak interaksi
dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasikan dengan
kekuatan organisasi.Di sini organisasi harus melakukan mobilisasi
sumber
daya
yang
meryupakan
kekuatan
organisasi
untuk
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan jika mungkin
organisasi dapat mengubahnya menjadi peluang.18
c. Staregi WO (Weakness, Oportunity)
Strategi ini diterapkan beedasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara minimalkan kelemahan yang ada.Sedangkan dalam
Matriks
SWOT
dalamMatriks
ini
Kualitatif
berada
Kearns
pada
isu
dijelaskan
stategis
bahwa
Sel
Investment
C
atau
Divestmentyang memberikan pilihan pada isu yang kabur.Peluang
17
Muhammad Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Manajemen Strategis
Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 31
18
Muhammad Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Manajemen Strategis
Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 33
19
yang tersedia sangat meyakinkan, namun organisasi tidak memiliki
kemampuan untuk menggarapnya. 19
d. Strategi WT (Weakness, Threats)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindarkan
ancaman.sedangkan Kearns menjelaskan dalam Matriks SWOT
Kualitatif miliknya bahwa SEL D dalam matriks ini adalah kotak yang
paling lemah dari semua sel karena merupakan titik temu dua sisi yang
masing-masing lemah. Dan karenanya keputusan yang salah akan
membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah
Damage Control (mengendalikan kerugian) yang diderita sehingga
tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.20
6. Teknik Penulisan
Adapunteknik penulisan dalam skripsi ini menggunkan buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I: PENDAHULUAN
19
Muhammad Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Manajemen Strategis
Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 33
20
Muhammad Yusanto dan Muhammad Karebet Widjadjakusuma, Manajemen Strategis
Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 33
20
Sebagaimana penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang biasa,
penulisan skripsi ini mempunyai prosedur yang baku sesuai pedoman
skripsi pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta 2012. Pada bab ini
akan dijelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka
teori dan konseptual, metode penelitian, dan sistematika penulisan sebagai
pengantar dan pembentukan kerangka penelitian skripsi ini.
BAB II: LANDASAN TEORI
Untuk memudahkan penulis dalam mengantarkan penelitian kepada pokok
penelitian, perlu kiranya penulis memaparkan teori dasar yang
menghantarkan variabel-variabel penelitian kepada pokok penelitian, maka
pada bab ini membahas tentang teori konsep strategi pengembangan,
konsep tabungan plus asuransi kesehatan, dan konsep analisis SWOT
sebagai formulasi strategi.
BAB III: METODE PENELITIAN
Setelah dipaparkan teori-teori dasar pengantar penelitian, perlu kiranya
penulis memaparkan gambaran umum objek yang akan diteliti yaitu
lembaga Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta. Maka pada bab ini
berisikan sejarah Social Trust Fund UIN Jakarta, Visi dan misi STF UIN
Jakarta, Fokus dan aktivitas STF UIN Jakarta, Struktur lembaga STF UIN
Jakarta, dan program-program yang dijalankan STF UIN Jakarta, Standart
21
Operational Procedure (SOP) Bungkesmas STF UIN Jakarta, dan Strategi
Pengembangan Bungkesmas oleh STF UIN Jakarta.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Setelah membahas objek yang akan diteliti, untuk menghasilkan jawaban
dari rumusan masalah sangat perlu kiranya menganalisis masalah yang
akan diteliti pada penelitian ini. Maka bab IV ini berisikan tentang analisis
data antara lain tentang analisis SWOT terhadap pengembangan program
Bungkesmas, dan juga rekomendasi alternatif strategi bagi STF UIN
Jakarta dalam pengembangan Program Bungkesmas.
BAB V : PENUTUP
Dalam penutup, setelah analisis dan pembahasan data telah diteliti, bab V
ini memuat kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya.
22
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.
KONSEP STRATEGI PENGEMBANGAN
a. Strategi Pengembangan
Menurut Fred. R. David, strategi pengembangan menjadi bagian dalam
strategi intensif, yakni strategi yang terdiri atas penetrasi pasar, pengembangan
pasar dan pengembangan produk. Peneterasi pasar adalah strategi yang
mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di
pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar.21
Ada lima pedoman tentang kapan peneterasi pasar dapat menjadi sebuah
yang sangat efektif, yang pertama ketika pasar saat ini belum jenuh dengan
produk atau jasa tertentu, kedua ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini
dapat dinaikan secara signifikan, ketiga ketika pangsa pasar pesaing utama
menurun secara sementara total penjualan industri meningkat, keempat ketika
korelasi antara pengeluaran penjualan mata uang asing dan pemasaran nya
secara historis tinggi, dan yang kelima ketika meningkatnya skala ekonomi
memberikan keunggulan kompetitif yang besar.22
Adapun pengembangan pasar (market development strategy) adalah
merupakan cara yang digunakan dalam memperkenalkan produk atau jasa ke
21
Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),
Edisi-12. h. 257
22
Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),
Edisi-12. h. 258
23
wilayah baru. Enam pedoman tentang kapan pengembangan pasar dapat
menjadi strategi yang efektif adalah pertama ketika saluran-saluran distribusi
baru yang tersedia dapat diandalkan, kedua ketika organisasi sangat berhasil
dalam bisnis yang dijalankannnya, ketiga ketika pasar baru yang belum
dikembangakan dan belum jenuh muncul, keempat ketika organisasi
mempunyai modal dan sumber daya manusia yang cukup, ketika organisasi
memiliki kapasitas produksi yang berlebih, dan keenam ketika industri dasar
organisasi dengan cepat berkembang global dalam cakupannya.23
Selanjutnya
strategi
pengembangan
produk
(product
development
strategy) yaitu strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan
cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Ada
lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi sebuah
strategi yang efektif. Pertama ketika organisasi memiliki produk berhasil yang
berada di tahap kematangan dari siklus hidup produk, kedua ketika organisasi
berkompetisi di industri yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang
cepat, ketiga ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik
dengan harga kompetitif, keempat ketika organisasi bersaing dalam industri
dengan tingkat pertumbuhan tinggi, dan kelima ketika organisasi memiliki
kapabilitas penelitian dan pengembangan yang sangat kuat.24
23
Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),
Edisi-12. h. 258
24
Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep, (Jakarta: Selemba Empat, 2012),
Edisi-12. h. 258
24
Strategi ini biasanya memerlukan penilitian yang luas dan tajam serta
membutuhkan biaya yang cukup besar. Jadi tujuan strategi ini adalah untuk
memperbaiki dan mengembangkan produk yang sudah ada. Hal ini dapat
dilakukan jika produk sudah berada pada tahapan jenuh, pesaing menawarkan
produk sejenis yang lebih baik dan lebih murah, memiliki kemampuan untuk
mengembangkan produk, dan berada pada industri yang tumbuh 25
Biasanya strategi ini dilaksanakan dengan jalan mengganti atau
memformulasi ulang produk yang sudah ada, atau memperluas lini produk.
Pengembangan produk merupakan alternatif yang cocok untuk situasi dimana
perubahan kebutuhan dan selera mengakibatkan munculnya segmen baru atau
jika ada perubahan persaingan dan teknologi yang memotivasi perusahaan
untuk memodifikasi lini produk mereka.26
Sebelum membahas proses pengembangan produk baru, kita harus
mengupas konsep produk baru terlebih dahulu. Terdapat dua perspektif
konsep „baru’ yaitu:
a. Baru bagi pasar (new to market) yang berarti belum ada perusahaan
yang memproduksi atau memasarkan produk tersebut.
b. Baru bagi perusahaan yang bersangkutan (new to the firm), artinya
perusahaan-perusahaan lain sudah memasarkan produk tersebut, tetapi
perusahaan yang bersangkutan belum memasarkannya.
25
Kotler dikutip dari http://elib.unikom.ac.id diakses pada tanggal 3 Juni 2015
26
Kotler dikutip dari http://elib.unikom.ac.id diakses pada tanggal 3 Juni 2015
25
Dengan demikian, istilah „baru’ di sini masih mengandung pengertian
relative (a matter of degree). Secara garis besar, aktivitas perkembangan
produk baru dapat menghasilkan 5 macam tipe produk baru, yaitu :
a. Produk baru bagi dunia (new to the world products)
b. Lini produk baru (new product line)
c. Perluasan lini (Improvement to existing product)
d. Repositioning, yaitu pengembangan teknis yang memungkinkan
suatu produk menawarkan aplikasi baru dan melayani kebutuhan
baru.
e. Pengurangan biaya (cost reductions), yaitu versi dari produk yang
ada dan yang dapat memberikan kinerja setara tingkat harga yang
lebih murah.27
a. Proses Pengembangan Produk Baru
Kotler
berpendapat
organisasi
atau
perusahaan
harus
mempertimbangkan apakah harus menciptakan produk baru dan
mengembangakan produk baru yang dapat memberikan keunggulan
potensial bagi pasar yang ada.28
Sebagian besar perusahaan memiliki sistem dan proses formal
untuk mengelola program pengembangan produk baru. Sequential model
berusaha untuk menekan resiko kegagalan produk dengan jalan melakukan
riset pasar ekstensif guna menyeleksi sejumlah besar ide menjadi menjadi
beberapa ide yang mungkin dianggap sukses. Secara umum, proses-proses
27
Kotler dikutip dari http://elib.unikom.ac.id diakses pada tanggal 3 Juni 2015
28
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Indonesia: PT. Indeks 2009) h. 58
26
tersebut memiliki kesamaan dalam enam hal pokok,29 selaras dengan apa
yang dikemukakan oleh Kotler enam proses pengembangan produk baru
terdiri dari :30
Tahap I : Pemunculan Ide
Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai
gagasan produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis
usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling
logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.
Tahap II : Penyaringan Ide
Tujuan penyaringan ide adalah mengurangi banyaknya gagasan
dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
Tahap III : Pengembangan Produk
Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu
menuju riset dan pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan
menjadi produk fisik. Bagian riset dan pengembangan membuat satu atau
beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk agar bisa menemukan
sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi
dengan biaya produksi yang telah dianggarkan.
Tahap IV : Pengujian Pasar/Produk
Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program
pemasaran diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik
29
30
Gregorius Chandra. Strategi Program Pemasaran, (Yogyakarta: ANDI 2002), h.123
Kotler (1987) dikutip dari dari
http://kasusmanajemen.files.wordpress.com/2011/09/npd.png diakses pada tanggal 3 Juni 2015
27
untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola,
memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasarnya.
Tahap V : Analisis Bisnis
Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi
pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu.
Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk
menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah
memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.
Tahap VI : Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan
strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam
melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan,
dimana, pada siapa, dan bagaimana.
Jadi yang dimaksud dengan Analisis Strategi Pengembangan
produk menurut peneliti adalah suatu proses perencanaan dengan
menganalisa data-data dan informasi yang diperoleh untuk merancang
suatu strategi untuk mengembangkan suatu produk baru yang sesuai
dengan perubahan kebutuhan dan selera konsumen.
B. KONSEP TABUNGAN PLUS ASURANSI KESEHATAN
a. Pengertian Tabungan
Tabungan merupakan salah satu produk penghimpunan dana
masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
28
yang berlaku, bahwa sumber dana bank yang dihimpun dari masyarakat
teridiri dari simpanan giro, deposito, dan tabungan.31
Secara terminologi, tabungan atau saving adalah jumlah uang yang
ditanamkan seorang individu pada bank atau tempat lain.32 Adapun
pengertian tabungan menurut UU Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 5
tentang perbankan, adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu.33
Tabungan sebagai salah satu produk yang disediakan dalam suatu
lembaga keuangan dan sebagaimana produk yang lain, mempunyai
manfaat yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Manfaat suatu produk dapat dikategorikan dengan manfaat utilitarian
merupakan atribut produk finansial yang objektif. Sedangkan manfaat
hedonik mencakup respon emosional, kesenangan panca indera, mimpi
serta timbangan etetis.34
31
Hal ini sejalan dengan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pasal 6 ayat (a), yang
menyatakan bahwa usaha Bank Umum meliputi menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/ataubentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
32
Save M, Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan(Jakarta: Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara, 1997) Cet Ke-2 , h. 1091
33
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,
2001), Cet. Ke-5, h.74
34
Faisal Basri, Indonesia Pasca Kritis: catatan positif dan ekonomi. (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2004), h. 270
29
Dengan demikian tabungan juga memberikan manfaat fungsional,
praktis serta emosional untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
nasabah.
Sedangkan menabung adalah tindakan yang dianjurkan dalam
islam,35 karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan
diri untuk pelaksanaan perencaan masa yang akan datang sekaligus untuk
menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan, dalam ayat al-Quran terdapat
ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin
untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik, seperti dalam surat alBaqarah ayat 266:
“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun
kurma dan anggur yang mengalir di bawah nya sungai-sungai; Dia
mempunyai dalam kebunitu segala macam buah-buahan, kemudian
datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan
yang masih kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung
api, lalu terbakarlah. Demikiannlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada kamu supaya kamu memikirkannya”
Ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap siap dan
mengantisipasi masa depan keturunan , baik secara rohani (iman/taqwa)
maupun
secara
ekonomi,
harus
dipikirkan
langkah-langkah
perencanaannya. Salah satu langkah perencanaan adalah dengan
menabung.
Muha ad Syafi’I A to io, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2002), h. 153
35
30
b. Pengertian Asuransi
Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie, yang dalam
hukum Belanda disebut dengan Verzekering yang artinya pertanggungan.
Dari peristilahan assurantie kemudian timbul istilah assuradeur bagi
penanggung, dan geassureerde bagi tertanggung.36
Banyak definisi tentang asuransi konvensional, salah satu definisi dari
asuransi adalah a device for reducing risk by combining a sufficient
number of exposure units to make their individual losses collectively
predictable. The predictable loss in then shared by or distributed
proportionately among all units in the combination (suatu alat untuk
mengurangi resiko untuk menggabungkan sejumlah unit-unit yang
beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat diprediksi. Kerugian
yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan secara
proporsional di antara semua unit-unit dalam gabungan tersebut).37
Kemudian definisi asuransi selanjutnya adalah sebagai an economic
institution that reduces risk by combining under one management and
group of objects so situated that the aggregate accidental losses to which
the group is subject become predictable within narrow limits (institusi
ekonomi yang mengurangi resiko dengan menggabungkan di bawah satu
36
KH. Alie Yafie, Asuransi Dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih Sosial,
(Bandung, Mizan 1994) h.205-206
37
Robert I Mehr dikutip oleh Muhammad Syakir Sula dalam buku Asuransi Syariah (Life
And General), (Jakarta,Gema Insani Press, 2004) h.26
31
manajemen dan kelompok objek dalam satu kondisi sehingga kerugian
besar yang terjadi yang diderita oleh suatu kelompok tadi dapat diprediksi
dalam lingkup yang lebih kecil)38
Definisi asuransi sebetulnya bisa diberikan dari berbagai sudut
pandang ekonomi, hukum, bisnis, sosial, ataupun berdasarkan pengertian
matematika. Itu berarti bisa lima definisi bagi asuransi. Tidak ada satu
definisi yang bisa memenuhi masing-masing sudut pandang tersebut.
Asuransi merupakan bisnis yang unik, yang didalamnya terdapat kelima
aspek tersebut, yaitu aspek ekonomi, hukum, sosial, bisnis, dan aspek
matematika.39
Secara baku, definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian “ Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti; atau untuk memberikan suatu
38
Mark R. Greene dikutip oleh Muhammad Syakir Sula dalam buku Asuransi Syariah (Life
And General), (Jakarta, Gema Insani Press, 2004.) h.26-27
39
Herman Darmadi, Manajemen Asuransi, (Jakarta, Bumi Aksara, 2000), h. 2-3
32
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan”. 40
Sedangkan ruang lingkup usaha asuransi yaitu usaha jasa keuangan
yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi
asuransi, memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai
jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu
peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup dan meninggalnya
seseorang.41
c. Pengertian Asuransi Kesehatan
Asuransi Kesehatan adalah suatu sistem pengelolaan dana yang
diperoleh dari uang iuran secara teratur oleh anggota, suatu bentuk
organisasi guna membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
anggota.42
Dari segi ekonomi, asuransi kesehatan juga merupakan usaha
bersama untuk menghindari adanya kesulitan ekonomi dari para
anggotanya apabila mereka sakit, atau suatu usaha untuk memungkinkan
seseorang membayar terlebih dahulu biaya kesehatannya atas dasar
spe