Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA
TENTANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR
TAHUN 2015
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh
MEGA PERTIWI
NIM: 1111104000048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

STATE

ISLAMIC

UNIVERSITY

OF

Undergraduate Thesis, July 2015
Mega Pertiwi, NIM: 1111104000048
Primigravida’s Knowledge around Newborn Care In Puskesmas Ciputat
Timur Working Area Year 2015
Xvi + 83 pages + 8 tables + 2 images + 4 attachment
ABSTRACT
Nowadays, most of the deaths of children in Indonesia occurred during the
newborn (neonatal), not the first month age after birth. It has been influenced by
the mother’s knowledge about newborn care. Infants are at high risk of having
health problems if the mothers has low maternal knowledge than those who have

high maternal knowledge. Neonatal mortality rate in 2012 in the world and in
Indonesia are 21 and 19 neonatal deaths per 1,000 live births respectively. The
purpose of this study was to identify primigravid’s knowledge about newborn care
in puskesmas Ciputat Timur Working Area. This research is descriptive
quantitative conducted at 32 primigravida in May-June 2015. The data was
collected using a questionnaire and FGD. The results showed that the majority of
primigravida have insufficient knowledge about newborn care at 56.3%. The
results of this study in accordance with the FGD that the majority of women do
not understand about newborn care, that is about care of umbilical cord, baby
massage, exclusive breastfeeding, and immunization. It is recommended that
health professionals should conduct a health education to increase the knowledge
of primigravida, so that they can caring their babies maximally thus improve their
health.

Keyword : knowledge, Newborn Care, Primigravida
Reference : 73 (years 2004-2015)

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi, Juli 2015
Mega Pertiwi, NIM : 1111104000048
Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
xvi + 83 halaman + 8 tabel + 2 bagan + 6 lampiran
ABSTRAK
Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru
lahir (neonatal), bukan bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini dipengaruhi oleh
pengetahuan yang dimiliki oleh ibu dalam merawat bayinya. Pengetahuan ibu
yang rendah beresiko tinggi terjadi masalah kesehatan pada bayinya dari pada ibu
yang memiliki pengetahuan yang tinggi. Angka kematian neonatal tahun 2012 di
dunia dan di Indonesia adalah 21 kematian neonatal dan 19 kematian neonatal per
1.000 kelahiran hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja
puskesmas Ciputat Timur tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian
deksriptif kuantitatif yang dilakukan pada 32 ibu primigravida pada bulan MeiJuni 2015. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan FGD. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas ibu primigravida memiliki pengetahuan yang

kurang tentang perawatan bayi baru lahir sebesar 56,3%. Hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil FGD bahwa mayoritas ibu belum memahami tentang
perawatan bayi baru lahir, yaitu tentang perawatan tali pusat, pijat bayi, ASI
eksklusif, dan imunisasi. Peneliti menyarankan agar tenaga kesehatan dapat
mengadakan suatu promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu
primigravida agar ibu primigravida dapat merawat anaknya dengan maksimal dan
dapat meningkatkan derajat kesehatan bayi.

Kata kunci : Pengetahuan, Perawatan Bayi Baru Lahir, Primigravida
Referensi : 73 (Tahun 2004-2015)

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

:

MEGA PERTIWI


Tempat, Tanggal Lahir

:

Palembang, 23 Februari 1994

Jenis Kelamin

:

Perempuan

Agama

:

Islam

Status


:

Belum Menikah

Alamat

:

Jl. Mataram 1 Rt. 02 Rw. 01 Kel. Kemas
Rindo Kec. Kertapati di belakang SMA N 9
Palembang - Sumatera Selatan

HP

:

+6285268132674 dan +628888932427

E-mail


:

thywhie_02@yahoo.co.id dan

`
Fakultas/Jurusan

alfarisimega@gmail.com
:

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN
1.
2.
3.
4.
5.


TK YWKA
Sekolah Dasar Negeri 219 Palembang
Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Palembang
Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

viii

1998-1999
1999-2005
2005-2008
2008-2011
2011-sekarang

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
karunia dan cahaya ilmu-Nya, serta shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Pengetahuan Primigravida
tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat
Timur Tahun 2015”.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam
menyusun skripsi ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan
kepada:
1.
2.

3.

4.

5.

6.

7.


Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ibu Maulina Handayani, S.Kp.,MSc, selaku ketua Program Studi dan Ibu
Ernawati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB, selaku sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc selaku pembimbing akademik
yang selalu memberikan nasehat dan motivasi selama proses pendidikan di
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Bapak Karyadi, S.Kep, M.Kep, Ph.D selaku pembimbing 1 dan Ibu Puspita
Palupi, S.Kep.,M.Kep,Ns.Sp.Kep.Mat selaku pembimbing 2 yang telah
meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan bimbingan, saran, dan
kritikan dalam penulisan skripsi ini.
Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama 4 tahun, serta
seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Selatan dan staf pengurus Program Beasiswa “Santri Jadi Dokter”

yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Orang tuaku tercinta, Ayahanda Yasruddin dan Ibunda Tumini yang telah
mendidik, menasehati, mendo’akan keberhasilan penulis, serta mendukung
baik moril maupun materil kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
Serta kakak dan adikku tersayang, kakak Hendi, kakak Redi, adik Celvin dan
adik Lussy yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

ix

8.

9.

Teman-teman PSIK 2011, sahabat Santri Jadi Dokter Sum-Sel angkatan
2009-2014, dan sahabat-sahabat terbaikku Manda, Wiwi, Dina, Suci, Ita,
Cima yang telah memberikan inspirasi, memberikan masukkan, menghibur,
dan terkhusus untuk Salman Alfarisi yang selalu ada dalam senang maupun
susah, mendukung, memberi semangat, dan memberikan masukkan selama
penulisan skripsi ini.
Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini.

Penulis berdoa semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapat
balasan dari Allah SWT. Penulis berterima kasih jika terdapat saran atau masukan
atau kritikan, namun penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan pembaca pada umumnya.

Jakarta,

Juli 2015

Mega Pertiwi

x

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... ii
ABSTRACT ....................................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................. v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang.................................................................................... 1
Rumusan Masalah .............................................................................. 5
Tujuan Penelitian................................................................................ 5
Manfaat Penelitian.............................................................................. 6
Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Pengetahuan ....................................................................................... 8
Primigravida ...................................................................................... 11
Kelas Antenatal .................................................................................. 13
Kehamilan .......................................................................................... 14
Perawatan Bayi Baru Lahir ................................................................ 19
Penelitian Terkait ............................................................................... 40
Kerangka Teori .................................................................................. 42

xi

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep .............................................................................. 43
B. Definisi Operasional .......................................................................... 44
BAB IV METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

Desain Penelitian ............................................................................... 48
Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 48
Populasi dan Sampel .......................................................................... 49
Instrumen Penelitian .......................................................................... 50
Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 51
Metode Pengumpulan Data ............................................................... 53
Pengolahan Data ................................................................................ 58
Analisa Data ...................................................................................... 60
Etika Penelitian .................................................................................. 60
Penyajian Data ................................................................................... 61

BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ............................................... 62
B. Hasil Analisis Univariat .................................................................... 63
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat .............................................................................. 70
B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 80
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 82
B. Saran .................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

DAFTAR SINGKATAN

UNICEF

:

United Nations Children’s Fund

KEMENKES :

Kementerian Kesehatan

ASI

Air Susu Ibu

:

PERINASIA :

Perkumpulan Perinatologi Indonesia

WHO

:

World Health Organization

BBL

:

Bayi Baru Lahir

UIN

:

Universitas Islam Negeri

Puskesmas

:

Pusat Kesehatan Masyarakat

HIV

:

Human Immunodeficiency Virus

AIDS

:

Acquired Immunodeficiency Syndrome

KB

:

Keluarga Berencana

hCG

:

Human Chorionic Gonadotropin

IDAI

:

Ikatan Dokter Anak Indonesia

TBC

:

Tuberculosis

BCG

:

Bacillus Calmette Guerin

DPT

:

Diphteria, Pertussis, Tetanus

Hib

:

Haemophillus influenza tipe b

HPV

:

Human Papilloma Virus

Vaksin Td

:

Vaksin Tetanus Difteri

Vaksin DT

:

Vaksin Difteri Tetanus

FGD

:

Focus Group Discussion

RT

:

Rukun Tetangga

RW

:

Rukun Warga

RSA UGM

:

Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman
2.1 Jadwal Imunisasi
3.1 Definisi Operasional
5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang
Perawatan Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat
Timur Mei 2015
5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang
Memandikan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur
Mei 2015
5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang
Pijat Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015
5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang
ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei
2015
5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang
Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015
5.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang
Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat
Timur Mei 2015

xiv

40
44
64

65

66
67

68
69

DAFTAR BAGAN

Halaman
2.1 Kerangka Teori
3.1 Kerangka Konsep

42
43

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Perizinan Izin Penelitian
Lampiran 2. Permohonan menjadi Responden Penelitian
Lampiran 3. Lembar Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 4. Kuesioner
Lampiran 5. Pedoman FGD
Lampiran 6. Hasil Olahan SPSS Univariat
Lampiran 7. Rekapitulasi Jawaban Responden

xvi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya untuk menciptakan hidup sehat harus dimulai sejak bayi karena
pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang
menentukan pertumbuhan dan perkembangan di masa dewasa (Siswanto,
2009). Ibu harus melakukan perawatan bayi yang benar dan tepat agar
terciptanya hidup yang sehat pada bayi mereka, karena ibu merupakan
pengasuh utama bagi bayi mereka dalam memenuhi perkembangan fisik,
sosial, emosional, dan kognitif yang sehat pada bayi mereka (Bloomfield dkk,
2005; Mashal dkk, 2008). Ibu harus memiliki inisiatif dalam merawat dan
menyelesaikan masalah yang terjadi pada bayi mereka (Bloomfield dkk,
2005). Hal ini harus didasari oleh pengetahuan ibu yang baik (Nursalam dkk,
2005).
Sebagian ibu belum memahami cara perawatan bayi baru lahir, karena
pengetahuan dan pengalaman ibu yang rendah (Nursalam dkk, 2005). Hal ini
membuat ibu menjadi takut, cemas, dan bingung pada perasaan dan
keyakinannya dalam merawat bayi mereka, terutama pada anak pertama
karena ketidaktahuan mereka akan cara merawat bayi yang benar (Missal,
2013; Nursalam dkk, 2005). Hal ini lah yang membuat anak pertama sering
disebut sebagai experimental child (Rahmi, 2008 dalam Wulanningrum &
Irdawati, 2011).

1

2

Jika keadaan ini berlanjut terus-menerus akan mempengaruhi kesehatan
bayi mereka (Nursalam dkk, 2005). Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
UNICEF (2012) bahwa pengetahuan ibu yang rendah beresiko tinggi terjadi
masalah kesehatan pada bayinya dari pada ibu yang memiliki pengetahuan
yang tinggi. Pengetahuan ibu dipengaruhi oleh pendidikan ibu, dimana
berdasarkan data UNICEF (2012) bahwa selama tahun 1998-2007 angka
kematian bayi pada anak-anak dari ibu yang tidak berpendidikan adalah 73
per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi pada anak-anak
dari ibu yang berpendidikan menengah atau lebih tinggi adalah 24 per 1.000
kelahiran hidup. Masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada bayinya
adalah kesulitan pemberian makan bayi sampai gangguan nutrisi, infeksi pada
bayi, dan masalah kesehatan lainnya (Wong dkk, 2009). Masalah kesehatan
yang terjadi pada bayi dapat menyebabkan bayi rentan terhadap kematian
(Meadow & Newell, 2009).
Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa
baru lahir (neonatal), bukan bulan pertama setelah kelahiran (UNICEF,
2012). Angka kematian neonatus tahun 2012 di seluruh dunia adalah 21
kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian
neonatal tahun 2012 di Indonesia adalah 19 kematian neonatal per 1.000
kelahiran hidup (KEMENKES, 2014; UNICEF, 2014). Kematian pada
neonatal biasanya diawali dari penyakit yang diderita anak tersebut yang
sebenarnya masih bisa ditanggulangi (Meadow & Newell, 2009). Oleh karena
itu, ibu harus merawat dan memperhatikan bayinya dengan benar, agar tidak
merusak kelangsungan hidup bayi secara keseluruhan (Thairu & Pelto, 2008).

3

Ibu harus mempersiapkan diri dengan meningkatkan pengetahuan
dalam melakukan perawatan bayi baru lahir, karena kemampuan ibu dalam
melakukan perawatan bayi baru lahir dipengaruhi oleh pengetahuan ibu sejak
awal, jika ibu tidak memiliki pengetahuan yang baik maka ibu akan
mengalami kesulitan dalam menjalankan peran baru sebagai ibu (Friedman
dkk, 2013). Kemampuan ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir juga
dipengaruhi oleh latar belakang budaya ibu tersebut, karena biasanya banyak
mitos dari budaya tertentu yang tidak sesuai dengan cara merawat bayi baru
lahir yang tepat, serta informasi juga didapatkan terutama dari orang tuanya
(Bobak dkk, 2005; Friedman dkk, 2013).
Orang tua dan mertua sering memberikan nasihat dan bimbingan serta
bantuan dalam merawat bayi mereka (Missal, 2013). Hal ini bertujuan agar
pengetahuan ibu dapat meningkat untuk mencegah sakit pada bayi baru lahir
(Missal, 2013). Cara orang tua dan mertua dalam mengajarkan ibu biasanya
sesuai dengan cara mereka merawat anaknya dahulu, hal ini yang membuat
ibu melakukan kesalahan yang sama yang dilakukan orang tua dan mertua
mereka (Wong dkk, 2009). Pada saat ibu menyadari bahwa perawatan yang
dilakukan menurut orang tuanya adalah salah dan menimbulkan dampak
masalah kesehatan pada anaknya barulah ibu mengubah perilakunya menjadi
perilaku yang lebih baik dalam merawat bayi baru lahir (Bobak dkk, 2005;
Wong dkk, 2009).
Pada saat menimbulkan dampak kesehatan pada bayinya, ibu baru
meningkatkan pengetahuan tentang cara merawat bayi yang tepat dan benar
(Friedman dkk, 2013). Ketika pengetahuan ibu sudah bertambah maka ibu

4

akan merasa lebih percaya diri dan merasa lebih nyaman untuk melakukan
perawatan pada bayi baru lahir (French, 2007; Missal, 2013). Pengetahuan
ibu terhadap kesehatan bayi baru lahir menjadi lebih baik, karena telah
terpapar pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan (Adam dkk, 2014).
Pengetahuan ibu dapat meningkatkan kualitas perawatan bayi baru lahir dan
dapat mencegah terjadinya sakit pada bayi mereka (Diana, 2006).
Bayi sangat rentan terserang penyakit karena belum memiliki daya
imun yang sempurna, oleh karena itu orang tua harus memperhatikan cara
perawatan bayi baru lahir secara tepat dan komprehensif (Putra, 2012).
Penyakit yang diderita bayi yang paling umum disebabkan oleh bakteri dan
virus yang bisa datang dari perawatan bayi yang kurang tepat (Putra, 2012).
Oleh karena itu, ibu harus menjaga kebersihan bayinya secara keseluruhan
untuk mencegah penyakit dengan memandikan bayi dan melakukan
perawatan tali pusat pada bayi baru lahir agar bakter atau virus tidak masuk
ke tubuh bayi melalui tali pusat bayi.
Selain personal hygiene, ibu wajib melakukan imunisasi pada bayinya
untuk meningkatkan daya imun bayi tersebut dan imunisasi juga merupakan
program wajib yang dilakukan di Indonesia yang telah dijelaskan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi (KEMENKES, 2013). Daya imun tubuh bayi harus tetap dijaga
oleh ibu dan ibu juga harus memberikan nutrisi yang cukup untuk bayinya
karena nutrisi sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh bayi (Putra, 2012).

5

Nutrisi yang tepat untuk bayi adalah ASI eksklusif, karena kandungan
nutrisi yang ada di dalam ASI sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan bayi
tersebut (Putra, 2012). Perawatan-perawatan bayi baru lahir tersebut juga
harus didukung dengan melakukan pijat bayi agar tubuh bayi menjadi lebih
rileks dan efektif untuk meningkatkan waktu istirahat bayi (Putra, 2012).
Oleh karena itu, perawatan bayi baru lahir sangat penting untuk menjaga
kondisi bayi dan berdasarkan penjelasan tersebut perawatan bayi baru lahir
yang akan diteliti adalah tentang memandikan bayi, perawatan tali pusat, ASI
eksklusif, Imunisasi, dan pijat bayi.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih
dalam terkait gambaran pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi
baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015.

B. Rumusan Masalah
Ibu primigravida biasanya mengalami kesulitan dalam melakukan
perawatan bayi baru lahir, karena ibu tidak dipersiapkan pengetahuannya
sejak masa kehamilan, selain itu ibu juga dipengaruhi oleh mitos di
masyarakat yang tidak sesuai dengan cara merawat bayi baru lahir yang tepat
(Bobak, 2005; Friedman, 2013). Pengetahuan ibu yang rendah tentang
perawatan bayi baru lahir membuat ibu menjadi takut, cemas, dan bingung
pada perasaan dan keyakinannya dalam merawat bayi mereka, terutama pada
anak pertama (Missal, 2013). Menurut UNICEF (2014) bahwa pengetahuan
ibu yang rendah beresiko tinggi terjadi masalah kesehatan pada bayinya dari
pada ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi. Hal ini lah yang mendasari

6

peneliti ingin meneliti terkait “Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang
Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur
Tahun 2015”.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah tindak lanjut dari perumusan masalah.
Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
1.

Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan
primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja
Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015”.

2.

Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang perawatan tali
pusat
b. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang memandikan bayi
c. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang pijat bayi
d. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang ASI eksklusif
e. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang imunisasi
f. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi
baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015

7

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam bidang kesehatan serta dapat menjadi data tentang
perawatan bayi baru lahir.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk tenaga
kesehatan tentang pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru
lahir. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
melakukan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan
referensi bagi peneliti selanjutnya tentang pengetahuan primigravida
tentang perawatan bayi baru lahir.

E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengidentifikasi

pengetahuan

primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja puskesmas
Ciputat Timur tahun 2015. Penelitian ini dilakukan bulan April sampai bulan
Juni 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode
pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan pedoman FGD.
Subjek yang diteliti adalah primigravida di wilayah kelurahan Rempoa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca
indra (indra pengelihatan dan pendengaran) yang dilakukan seseorang
terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan informasi dan keterampilan
(Hidayat, 2008). Menurut Notoatmodjo (2007) dan Sunaryo (2004) bahwa
pengetahuan terdiri dari enam tingkatan, yaitu;
1.

Tahu (know), merupakan mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya.

2.

Memahami

(comprehension),

merupakan

kemampuan

untuk

mendeskriptifkan dan menginterpretasikan secara jelas tentang materi
yang diketahui.
3.

Aplikasi (aplication), merupakan kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada kondisi sebenarnya.

4.

Analisis (analysis), merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi ke
dalam komponen-komponen yang saling berkaitan.

5.

Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.

6.

Evaluasi (evaluation), merupakan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi.

8

9

Pengetahuan

atau

ranah

kognitif

akan

membentuk

tindakan

seseorang/overt behaviour (Notoatmodjo, 2007; Sunaryo, 2004). Tindakan
tersebut berhubungan dengan tindakan dalam berperilaku terkait perilaku
kesehatan. Ibu hamil harus memiliki pengetahuan yang baik, salah satunya
adalah pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir. Tindakan perawatan
bayi baru lahir yang dilakukan ibu merupakan salah satu perilaku kesehatan.
Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku kesehatan menurut beberapa teori, antara lain:
1.

Teori Lawrence Green
Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2007) menganalisis perilaku
manusia dari tingkatan kesehatan yang dipengaruhi oleh dua faktor
pokok, yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar
perilaku (non-behaviour causes). Faktor perilaku ditentukan atau
dibentuk dari tiga faktor, yaitu:
a.

Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terbentuk dari
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan
sebagainya.

b.

Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terbentuk dari
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alatalat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

c.

Faktor-faktor pendorong (renforcing factors) yang terbentuk dari
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang
merupakan kelompok referensi dari perilaku kesehatan.

10

Teori ini dapat digambarkan sebagai berikut:
B = f (PF, EF, RF)
Keterangan:
B

2.

=

Behaviour

RF

=

Reinforcing factors

PF =

Predisposing factors

f

=

fungsi

EF =

Enabling factors

Teori World Health Organization (WHO)
Menurut WHO (1984, dalam Notoadmodjo, 2007) menganalisis
bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku adalah:
a.

Pengetahuan, dipengaruhi oleh pengalaman sendiri atau pengalaman
ornag lain.

b.

Kepercayaan, diperoleh dari orang tu, kakek, atau nenek. Seseorang
menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu.

c.

Sikap, diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang
paling dekat. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka pada suatu
objek.

d.

Orang penting sebagai referensi, orang yang dianggap penting maka
akan dicontoh perkataan dan perbuatannya.

e.

Sumber-sumber daya, mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan
sebagainya yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang.

11

f.

Kebudayaan, adalah suatu pola hidup (way of life) yang dihasilkan
dari perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumbersumber di dalam masyarakat.

Teori ini digambarkan sebagai berikut:
B = f (TF, PR, R, C)
Keterangan:
B = Behaviour TF = Thoughts and feeling R = Resources
f =fungsi

PR = Personal Reference

C = Culture

B. Primigravida
Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya
(Dorland, 2012). Ibu hamil harus mempersiapkan diri dengan pengetahuan
yang baik tentang kesehatan, pengetahuan bagaimana mempersiapkan
menjadi ibu dan menghadapi kehamilan agar dirinya dan janinnya tetap sehat
(Siswanto, 2010). Hal pertama dalam proses menjadi orang tua adalah
melakukan perawatan bayi yang dipengaruhi oleh pengalaman dan
pengetahuan ibu tentang perawatan anak, dimana orang tua harus belajar
untuk melakukan tugas ini agar tidak terjadi kesalahan dalam merawat anak
(Bobak dkk, 2005). Perubahan peran yang dialami wanita ketika kehamilan
membutuhkan

penguasaan

tugas-tugas

perkembangan

tertentu

yaitu

menerima kehamilan, mengidentifikasi peran ibu, mengatur kembali
hubungan antara ibu dan anak perempuan serta antara dirinya dan

12

pasangannya, membangun hubungan dengan anak yang belum lahir, dan
menyiapkan diri untuk menghadapi pengalaman melahirkan (Bobak dkk,
2005).
Selama kehamilan, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang
terjadi pada tiap trimester menurut Varney (2007) yaitu:
1.

Trimester Pertama
Trimester ini sering dianggap sebagai periode penyesuian diri,
yaitu penyesuian diri dalam menerima kenyataan bahwa dirinya sedang
hamil.

2.

Trimester Kedua
Trimester ini sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,
yaitu periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil.

3.

Trimester Ketiga
Trimester ini sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita sudah menyadari kehadiran bayi
sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti
kehadiran bayinya. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir
kapan pun. Pada trimester ini adalah waktu persiapan dalam menanti
bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus
pada bayi yang akan segera dilahirkan.

13

C. Kelas Antenatal
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok dengan
umur kehamilan antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu dengan jumlah
peserta maksimal 10 orang yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular, dan akte kehamilan (Walyani, 2014). Pada setiap pertemuan, materi
kelas ibu hamil disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil
tetapi tetap mengutamakan materi pokok sesuai dengan usia kehamilan ibu
hamil (Walyani, 2014).
Menurut Walyani (2014), pengetahuan yang harus dimiliki ibu hamil
pada tiap trimester yaitu sebagai berikut:
1.

Trimester I, yaitu tentang kehamilan (apa itu kehamilan, perubahan tubuh
ibu selama kehamilan, apa saja yang perlu dilakukan ibu, pengaturan gizi
termasuk pemberian tablet tambah darah untuk mencegah anemia) dan
tentang

perawatan

kehamilan

(kesiapan

psikologis

menghadapi

kehamilan, hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan
tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan,
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).
2.

Trimester II, yaitu tentang persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda
bahaya pada persalinan, proses persalinan, inisiasi menyusui dini) dan
tentang perawatan nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat

14

menyusui eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas,tanda-tanda
bahaya nifas, KB postpartum).
3.

Trimester III, yaitu tentang perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi
baru lahir/BBL, pemberian vitamin K injeksi pada BBL, tanda bahaya
BBL, pengamatan perkembangan bayi/anak, pemberian imunisasi pada
BBL), tentang penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak, tentang penyakit menular (infeksi menular
seksual, informasi dasar HIV/AIDS, pencegahan dan penanganan malaria
pada ibu hamil), dan tentang akte kelahiran.

D. Kehamilan
Kehamilan adalah keadaaan mengandung embrio atau fetus yang
bertumbuh di dalam tubuh, setelah penyatuan sel telur dengan spermatozoon
(Dorland, 2012). Menurut Bobak dkk (2005), kehamilan berlangsung sekitar
40 minggu dan dibagi menjadi tiga periode tiga bulan atau tiga trimester,
yaitu:
1.

Trimester pertama adalah periode minggu pertama sampai minggu ke-13.

2.

Trimester kedua adalah periode minggu ke-14 sampai ke-26.

3.

Trimester ketiga adalah periode minggu ke-27 sampai kelahiran cukup
bulan (38 sampai 40 minggu).
Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk tubuh

yang cepat dan nyata (Bobak dkk, 2005). Beberapa perubahan fisiologis yang
timbul selama kehamilan dikenal sebagai tanda kehamilan (Bobak dkk,

15

2005). Ada beberapa kategori tanda kehamilan menurut Bobak dkk
(2005),yaitu:
1.

Presumtif (perubahan yang dirasakan wanita), yaitu amenore, keletihan,
nyeri payudara, pembesaran payudara, morning sickness, quickening.

2.

Kemungkinan (perubahan yang bisa diobservasi oleh pemeriksa), yaitu
tanda Hegar, ballottement, tes kehamilan, tanda Goodell.

3.

Positif, yaitu sonografi, bunyi jantung janin, pemeriksaan melihat dan
merasakan gerakan janin.
Kehamilan menyebabkan terjadi perubahan umum, seluruh sistem

tubuh wanita hamil akibat meningkatnya hormonal yang dikeluarkan oleh
plasenta, dapat memicu perubahan hormonal yang mengendalikannya
sehingga terjadi keseimbangan baru dan adaptasi ibu (Manuaba dkk, 2007).
Menurut Bobak dkk (2005) dan

Manuaba dkk (2007) bahwa adaptasi

fisiologis pada kehamilan normal yang terjadi pada setiap sistem ibu, yaitu
sebagai berikut:
1.

Sistem Kardiovaskular
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu hipertrofi
(pembesaran) atau dilatasi ringan pada jantung; peningkatan volume
darah dan curah jantung; titik impuls maksimum (point of maximum
impuls/PMI) pada apeks bergeser ke atas dan lateral sekitar 1 sampai 1,5
cm; bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar; S3 lebih jelas
terdengar setelah minggu ke-20 gestasi; murmur ejeksi sistolik tingkat II
dapat terdengar di atas daerah pulmonal; denyut jantung ibu meningkat

16

perlahan pada usia kehamilan 14 sampai 20 minggu mencapai 10 sampai
15 kali per menit dan menetap sampai aterm.
2.

Sistem Pernapasan
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu
kebutuhan oksigen ibu meningkat; ligamen pada kerangka iga berelaksasi
sehingga ekspansi rongga dada meningkat; panjang paru-paru berkurang;
diameter transversal kerangka toraks meningkat sekitar 2 cm dan
lingkaran kerangka iga meningkat 5 sampai 7 cm; sudut tulang kosta
melebar dari 630 menjadi 1030; tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm
selama masa hamil; peningkatan vaskularisasi pada traktus pernapasan
atas; volume tidal meningkat sekitar 30-40%; inspiratory reserve volume
makin meningkat; hiperventilasi akibat progesteron yang dapat
meningkatkan sensitivitas terhadap CO2; P/CO2 ibu lebih rendah
daripada janin; P/O2 janin rendah tetapi afinitas hemoglobin fetus tinggi;
kapasitas total paru turun sekitar 5%.

3.

Sistem Ginjal
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu terjadi
pembesaran pada ganjil; pelvis ginjal dan ureter kanan lebih melebar
daripada pelvis ginjal dan ureter kiri sehingga aliran urin kurang lancar;
endotel

hiperemis

karena

meningkatnya

progesteron;

peristaltik

berkurang sehingga sulit buang air kecil; dinding otot polos ureter
mengalami hiperplasia, hipertrofi, dan relaksasi tonus otot;w sering
terdapat residu urin karena sfingter vesika urinaria sulit terbuka penuh;
lebih sering berkemih karena vesika urinaria tertarik ke atas mengikuti

17

besarnya uterus; peredaran darah menuju ginjal meningkat 20%; laju
filtrasi glomerular dan aliran plasma ginjal meningkat sampai 50%;
terjadi glukosuria karena reabsorpsi glukosa di tubulus terganggu.
4.

Sistem Integumen
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu
peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal; hiperpigmentasi
(kloasma gravidarum, striae gravidarum, linea nigra, dan terjadi pada
areola, puting susu, aksila, dan vulva); pertumbuhan rambut dan kuku
mengalami percepatan; percepatan aktivitas kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea; peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor; terjadi
angioma atau telangiektasis (vascular spiders) tetapi pada orang
indonesia sulit terlihat karena warna kulit sawo matang.

5.

Sistem Muskuloskeletal
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu
peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul menjadi miring ke
depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan beban berat badan
pada

akhir

kehamilan

yang

membutuhkan

penyesuaian-ulang

(realignment) kurvatura spinalis; kurva lumbosakrum harus semakin
melengkung dan di daerah servikodorsal harus terbentuk kurvatura untuk
mempertahankan keseimbangan; relaksasi ringan dan peningkatan
mobilitas sendi panggul; otot dinding perut meregang dan akhirnya
kehilangan sedikit tonus.

18

6.

Sistem Neurologi
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu kompresi
saraf panggul atau stasis vaskular akibat pembesaran uterus; lordosis
dorsolumbarn menyebabkan nyeri; edema yang melibatkan saraf perifer
dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome pada trimester akhir
kehamilan; akroestesia akibat posisi bahu yang membungkuk; nyeri
kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan pingsan (sinkop); hipokalsemia
yang menyebabkan masalah neuromuskular seperti kram otot atau tetani.

7.

Sistem Gastrointestinal
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu gusi
yang mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat; perubahan
pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah dapat
menyebabkan nausea dan/atau vomitus pada trimester pertama;
peningkatan produksi progesteron menyebabkan tonus dan motilitas otot
polos menurun; kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan
tonus otot selama hamil.

8.

Sistem Reproduksi
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu terjadi
pertumbuhan uterus bersamaan dengan perkembangan janin yang
menyebabkan terjadi perubahan berat, bentuk, dan posisi; peningkatan
aliran darah uterus dan limfe mengakibatkan edema dan kongesti
panggul; perlunakan istmus menyebabkan antefleksi uterus berlebihan
selama tiga bulan pertama kehamilan; hipertrofi ekstensif (pembesaran)
ligamentum teres-uteri mempertahankan posisi uterus; peningkatan

19

vaskularisasi pada organ reproduksi; pH sekresi vagina menjadi lebih
asam (dari 4 menjadi 6,5); struktur eksterna vulva membesar; cairan
mukoid pada serviks berlebihan; payudara terasa penuh, peningkatan
sensitivitas, rasa berat pada payudara; puting susu dan areola menjadi
lebih berpigmen; pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran
payudara meningkat secara progresif.
9.

Sistem Endokrin
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu terjadi
pembesaran moderat kelenjar tiroid; konsumsi oksigen dan BMR
meningkat; kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan;
kadar parathormon plasma meningkat pada trimester kedua; pada awal
kehamilan pankreas menurunkan produksi insulin tetapi pada trimester
selanjutnya

kadar

insulin

meningkat;

plasenta

secara

progresif

memproduksi hormon dalam jumlah yang lebih besar (misalnya human
placental lactogen/hPL, estrogen, dan progesteron); produksi kortisol
oleh kelenjar adrenal juga meningkat; prolaktin serum mulai meningkat
secara progresif pada awal kehamilan sampai aterm.

E. Perawatan Bayi Baru Lahir
Perawatan bayi adalah tindakan yang dilakukan untuk merawat dan
menjaga kesehatan bayi, serta memenuhi kebutuhan dasar bayi (Gupte, 2004).
Perawatan bayi baru lahir terdiri dari ASI eksklusif, perawatan mata,
perawatan kulit, memandikan bayi, pijat bayi, perawatan tali pusat, menjaga
kehangatan bayi, pakaian bayi, imunisasi, perawatan bayi secara umum,

20

observasi bayi (Datta, 2007). Berikut ini adalah perawatan bayi baru lahir
yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut:
1.

Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat merupakan salah satu praktik perawatan bayi
baru lahir yang penting yang direkomendasikan oleh WHO untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas di antara bayi di Dunia (Opara
dkk, 2012). Perawatan tali pusat bertujuan untuk memberikan perawatan
tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya
infeksi (Hidayat, 2009). Tali pusat bayi dibersihan minimal dua kali
sehari dengan menggunakan sedikit sabun dan air hangat (Murray dkk,
2006). Prinsip perawatan tali pusat yang harus diperhatikan adalah tidak
meletakkan apapun pada daerah sekitar tali pusat; menjaga agar daerah
sekitar tali pusat bayi tetap kering dan bersih; jika tali pusat bayi kotor,
cuci dengan air matang dan sabun secara hati-hati dan keringkan dengan
kain bersih; dan jika terdapat tanda infeksi tali pusat, segera bawa ke
pelayanan kesehatan (Sodikin, 2009). Tanda tali pusat terinfeksi adalah
jika tali pusat mengeluarkan nanah atau darah, dan jika tali pusat
mengalami inflamasi seperti kemerahan, bengkak, dan panas jika
disentuh (Murray dkk, 2006). Menurut Bobak dkk (2005), Hidayat
(2009), Leveno dkk (2012), dan Sodikin (2009) langkah-langkah ibu
dalam melakukan perawatan pada tali pusat adalah sebagai berikut:
a.

Persiapan alat
1) Kain kassa
2) Cotton bud/kapas lidi

21

3) Air bersih dan sabun
b.

Tindakan
1) Cuci tangan ibu dengan sabun sebelum melakukan perawatan
tali pusat
2) Bersihkan daerah sekeliling pangkal tali pusat atau tempat tali
pusat menyatu dengan kulit sampai ke ujung tali pusat dengan
menggunakan kassa atau cotton bud yang telah dicelupkan
dengan air hangat atau air sabun atau sesuai instruksi dokter
3) Bilas dan keringkan dengan kasa
4) Pertahankan tali pusat tetap terbuka, agar tali pusat lebih cepat
kering dan lebih mudah lepas jika terpajan dengan udara
5) Jika tali pusat ditutup akan menyebabkan tali pusat lembab, dan
menyebabkan resiko tinggi infeksi
6) Jika terpaksa harus ditutup, tutup dan ikat tali pusat secara
longgar dengan kasa steril
7) Jika tali pusat terkena feses atau urin, cuci bersih dengan sabun
dan air, kemudian keringkan
8) Cuci tangan ibu setelah melakukan perawatan tali pusat.
Tali pusat terlepas lebih kurang setelah satu minggu sampai 10 hari

setelah bayi lahir, yang akan membentuk jaringan granulasi dan setelah
sembuh membentuk umbilikus (Bobak dkk, 2005; Leveno dkk, 2012).
Tali pusat yang terlepas akan terlihat beberapa tetes darah saat bayi
menangis, tetapi hal ini tidak perlu ditakuti karena akan pulih dengan
sendirinya (Bobak dkk, 2005).

22

2.

Memandikan Bayi
Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga
agar tubuh bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi
(Hidayat, 2009). Prinsip dalam memandikan bayi
diperhatikan

adalah

mempertahankan

kehangatan

yang harus
bayi

setelah

dimandikan dan menjaga agar air tidak masuk ke hidung, mulut atau
telinga yang dapat mengakibatkan aspirasi (Hidayat, 2009). Ada dua cara
yang dapat digunakan untuk memandikan bayi, yaitu memandikan bayi
dengan cara waslap dan dengan cara rendam (Putra, 2012). Memandikan
bayi dengan cara waslap dilakukan jika tali pusat belum terlepas atau
puput dan jika kondisi bayi dalam keadaan sakit, yang dilakukan dengan
menggunakan air hangat dan sabun sesuai prinsip memandikan bayi
(Sodikin, 2009). Menurut Bobak dkk (2005), Gupte (2004), Hidayat
(2009), dan Putra (2012) langkah-langkah memandikan bayi adalah
sebagai berikut:
a.

Persiapan alat
1) Bak mandi berisi air hangat
2) Satu set pakaian (baju bayi, popok, dan lain-lain)
3) Satu set alat perawatan, seperti bedak, sabun, kapas minyak,
kapas air matang, cotton but, minyak telon bila perlu
4) Handuk dan waslap

b.

Tindakan
1) Cuci tangan ibu dengan sabun sebelum memandikan bayi

23

2) Siapkan dan dekatkan semua peralatan
3) Pastikan suhu ruangan cukup hangat (±240C) dan tidak berangin
4) Pastikan suhu air untuk memandikan bayi tetap hangat dan ukur
suhu airnya dengan siku ibu/pergelangan tangan ibu bagian
dalam
5) Jika terdapat kotoran bayi, bersihkan terlebih dahulu dengan
kapas yang sudah dibasahi air atau tisu basah
6) Lepaskan pakaian bayi, dan setelah dilepas selimuti tubuh bayi
dengan handuk agar tetap hangat
7) Bersihkan mata dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air
hangat dari kantus dalam ke arah luar. setiap kali usap, kapas
harus diganti untk mencegah kontaminasi pada mata
8) Bersihkan hidung, dan telinga bayi dengan kapas atau cotton but
9) Bersihkan dan keringkan wajah dan kepala bayi dengan waslap
tanpa membuka handuk di badan bayi
10) Bersihkan dengan sabun bagian depan (dada, abdomen) dan
punggung, kemudian seluruh tubuh
11) Bersihkan lipatan kulit (dagu, lengan, paha)
12) Bilas dengan air dengan cara memasukkan bayi ke dalam bak
mandi, topang punggung dan kepala dengan lengan ibu dan
lengan yang lain menahan bokong bayi
13) Setelah selesai, angkat bayi dengan hati-hati dan keringkan
seluruh tubuh dengan handuk, terutama semua lipatan kulit
karena sisa air bisa menyebabkan iritasi dan luka

24

14) Beri bedak pada bayi, tidak secara langsung namun usapkan
dengan tangan anda, jika bedak dihirup oleh bayi bisa berbahaya
dan dapat menyebabkan masalah pernapasan
15) Pakaikan kembali pakaian bayi dengan pakaian yang baru
16) Bereskan alat dan cuci tangan ibu dengan sabun.

3.

Pijat Bayi
Pijat bayi adalah sentuhan pijat kepada bayi yang bertujuan untuk
membuat bayi menjadi rileks, meningkatkan efektivitas istirahat/tidur
bayi, memperbaiki konsentrasi bayi, memperkuat sistem kekebalan
tubuh, meningkatkan nafsu makan, menstimulus aktivitas nervus vagus
untuk perbaikan pernapasan, meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi
menuju sel (Subakti dan Anggrani, 2008). Pijat bayi dapat dilakukan pagi
hari sebelum mandi, atau bisa juga malam hari sebelum bayi tidur, karena
aktivitas bayi sepanjang hari yang cukup melelahkan, serta dapat
dilakukan 1-2 jam setelah makan/minum (Datta, 2007). Keadaan yang
tidak diperbolehkan untuk memijat bayi, yaitu saat bayi lapar atau baru
selesai makan, saat bayi sedang demam atau sakit, saat bayi sedang tidur,
keadaan ruangan sangat dingin/pengap, dan bayi tampak tidak nyaman
atau gelisah (Putra, 2012; Subakti dan Anggrani, 2008). Menurut Putra
(2012), Suririnah (2009), dan Subakti dan Anggrani (2008) langkahlangkah melakukan pijat bayi adalah sebagai berikut:

25

a.

Persiapan
1) Pilih waktu yang tepat untuk melakukan pijat bayi (pagi hari
sebelum mandi, 15 menit setelah bayi makan, malam hari
menjelang bayi tidur)
2) Persiapkan ruangan yang tenang dan nyaman
3) Tempat yang empuk, lembut, rata, dan bersih (kasur, busa yang
dilapisi kain lembut)
4) Handuk atau lap lembut untuk kulit bayi
5) Popok atau kain untuk menutup bagian tubuh bayi setelah di
pijat
6) Baju ganti untuk mengganti baju lama setelah di pijat
7) Minyak untuk memijat (baby oil, lotion, minyak zaitun, minyak
kelapa)
8) Air dan waslap (kain untuk mengelap/menyeka)
9) Pastikan kuku ibu dalam keadaan terpotong pendek dan tidak
menggunakan cincin atau perhiasan
10) Letakkan bayi pada posisi nyaman yaitu posisi bayi telentang
dengan tatapan mata antara ibu dan bayi saling beradu pandang

b.

Tindakan
1) Cuci tangan ibu sebelum memijat bayi
2) Usahakan tangan ibu dalam keadaan hangat agar bayi merasa
nyaman dengan usapan ibu

26

3) Sebelum memijat, coba dahulu minyak yang akan digunakan
pada kulit bayi dan tunggu selama 30 menit untuk melihat
adanya reaksi alergi
4) Urutan pijat bayi, dapat diulang sebanyak enam kali
Tahap 1. Kaki, merupakan bagian terbaik untuk memulai pijatan
karena bagian ini adalah bagian yang paling tidak sensitif
diantara bagian tubuh lainnya
a) Pijat bayi dengan cara perahan india, yaitu memegang kaki
bayi pada pangkal paha seperti memegang pemukul soft
ball, kemudian gerakan tangan ke bawah secara bergantian
seperti memerah susu
b) Peras dan putar yaitu dengan memegang kaki bayi dari
pangkal paha dengan kedua tangan secara

bersamaan,

kemudian peras dan putar bayi dengan lembut dimulai dari
pangkal paha ke arah mata kaki
c) Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara
bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di
seluruh telapak kaki
d) Pijatlah jari-jari satu persatu dengan gerakan memutar
menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan yang lembut
pada setiap ujung jari
e) Gerakan peregangan (stretch), yaitu dengan menggunakan
sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jarijari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari

27

ke arah tumit, selanjutnya dengan jari tangan lain regangkan
dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke
arah tumit
f)

Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh
permukaan telapak kaki dari tumit ke jari-jari

g) Dengan menggunakan kedua ibu jari secara bergantian
pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jarijari secara bergantian
h) Peras

dan

putar

pergelangan

kaki

bayi

dengan

menggunakan ibu jari dan jari-jari lain ibu
i)

Perahan swedia yaitu dengan memegang pergelangan kaki
bayi, kemudian menggerakkan tangan ibu secara bergantian
dari pergelangan kaki ke pangkal paha

j)

Gerakan menggulung yaitu pegang pangkal paha dengan
kedua tangan ibu, kemudian buatlah gerakan menggulung
dari pangkal paha menuju pergelangan kaki

k) Gerakan akhir yaitu rapatkan kedua kaki bayi, letakkan
kedua tangan ibu secara bersamaan pada pantat dan pangkal
paha, kemudian usap kedua kaki bayi dengan tekanan
lembut dari paha ke arah pergelangan kaki
Tahap 2. Perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk bayi
a) Mengayuh sepeda yaitu dengan gerakan memijat pada perut
bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah
perut, bergantian dengan tangan kanan da kiri

28