Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini di Klinik Bersalin Mariani Medan

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEMAMPUAN IBU MERAWAT BAYI BARU LAHIR SELAMA POSTPARTUM DINI

DI KLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Anna Ria Silaban 061101092

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PRAKATA

Segala puji syukur, hormat, dan pujian penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai penulis untuk menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini di Klinik Bersalin Mariani Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara da Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Ellyta Aizar S.Kp selaku dosen pembimbing skripsi penelitian

penulis yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku dosen penasehat akademik

penulis. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku dosen penguji I dan Ibu Anna Kasfi, S.Kep, Ns selaku dosen penguji II yang dengan teliti memberikan masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Keperawatan USU yang memberikan ilmu yang berharga kepada penulis dan seluruh staf kepegawaian Fakultas USU yang memperlancar proses akademik dan administrasi penulis.


(4)

5. Pemimpin Klinik Bersalin Mariani Medan, yaitu Ibu Hj. Mariani AM.Keb yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di klinik tersebut.

6. Teristimewa kepada keluargaku tercinta (Bapak J. Silaban, Ibu R. Napitupulu, Altur Indra Silaban (Abang), Sri Hartati Silaban (Kakak), Renni Arlita Silaban (Adik) dan kepada seluruh keluarga yang telah memberikan cinta, doa, dorongan serta menghibur, memotivasi penulis. 7. Terkhusus buat seseorang yang kucintai (Jeffry O M S) yang selalu setia

mendukung, memotivasi, menghibur dan tetap bertahan disamping penulis dalam setiap hal yang tak dapat terungkapkan.

8. Rekan-rekan mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya stambuk 2006 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini, sahabatku (Merlyn C S Napitupu lu, Paula A Situmorang, Agnes E T Malau, Evy C M Simanjuntak, Efelyna Nababan, EriKa E Sembiring), teman KTBku (K’LeLy, tiuR dan Beta), sauDaraq daLam bimbingan skRipsi (esTer dan Husna), teman-teman di kos (erna, emme, melati, k’minar, k’astri, k’nila, dan siska), serta semua orang-orang yang kusayangi yang tak dapat kusebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan penuh kasih melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2010


(5)

Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Lembar Pengesahan ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Skema ... viii

Daftar Diagram ... ix

Daftar Tabel ... x

Abstrak ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Perumusan Masalah ... 4

3. Pertanyaan Penelitian ... 4

4. Hipotesa Penelitian ... 4

5. Tujuan Penelitian ... 4

6. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nifas ... 6

2. Pengetahuan 2.1 Definisi Pengetahuan ... 6

2.2 Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif ... 7

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 9

2.4 Sumber Pengetahuan, Cara Memperoleh Pengetahuan dan Cara Mengukur Pengetahuan ... 10

2.4.1 Sumber-Sumber Pengetahuan ... 10

2.4.2 Cara-Cara Memperoleh Pengetahuan... 11

2.4.3 Cara Mengukur Pengetahuan ... 11

2.5 Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir ... 12

3. Kemampuan (Ability) 3.1 Defenisi Kemampuan (Ability) ... 19

3.2 Jenis Kemampuan dan Cara Mengukur Kemampuan ... 19

3.2.1 Jenis Kemampuan ... 19

3.2.2 Cara Mengukur Kemampuan ... 20

3.3 Kemampuan Fisik dan Aspek Psikomotor dalam Pembentukan Perilaku... 20

3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir ... 21 BAB 3 KERANGKA PENELITIAN


(6)

1. Kerangka Konseptual ... 23

2. Defenisi Operasional ... 24

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian ... 25

2. Populasi Penelitian, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling ... 25

2.1 Populasi Penelitian... 25

2.2 Sampel Penelitian dan Teknik Sampling ... 25

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4. Pertimbangan Etik ... 26

5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas – Reliabilitas ... 27

5.1 Kuesioner Data Demografi... 27

5.2 Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru lahir ... 28

5.3 Lembar Observasi Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir ... 28

5.4 Pengukuran Validitas – Reliabilitas ... 29

6. Pengumpulan Data ... 30

7. Analisa Data ... 31

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ... 34

1.1 Karakteristik Demografi Responden ... 34

1.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini ... 36

1.3 Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini ... 39

1.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini ... 42

2. Pembahasan ... 43

2.1 Karakteristik Demografi Responden ... 43

2.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini ... 44

2.3 Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini ... 46

2.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini ... 47

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 49

2. Saran... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN:


(7)

2. Lembar Surat Pemberian Izin Pengambilan Data di Klinik Bersalin Mariani

3. Formulir Persetujuan Menjadi Responden 4. Kuesioner Data Demografi

5. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir

6. Lembar Observasi Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir 7. Analisa Reliabilitas Instrumen

8. Analisa Data

9. Lembar Bukti Kegiatan Bimbingan Skripsi 10. Jadwal Tentatif Penelitian

11. Taksasi Dana

12. Daftar Riwayat Hidup


(8)

Skema Halaman 1. Kerangka konseptual penelitian hubungan tingkat pengetahuan dengan

kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini ... ….23


(9)

Diagram Halaman

1. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir

Selama Postpartum Dini ... 39 2. Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir

Selama Postpartum Dini ... 41


(10)

Tabel Halaman

1. Panduan Interprestasi Hasil Uji Hipotesa Berdasarkan Kekuatan

Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ... 33 2. Data Demografi Responden ... 35 3. Distribusi dan Persentase Jawaban Kuesioner

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir

Selama Postpartum Dini ... 36 4. Distribusi dan Persentase Hasil Observasi Kemampuan Ibu

Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini... 39 5. Hasil Uji Koefisien Korelasi Spearmen’s/Correlations Spearman’s Rho

dengan Interprestasi Hasil Korelasi Didasarkan pada


(11)

Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu

Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini di Klinik Bersalin Mariani Medan

Nama : Anna Ria Silaban Fakultas : Keperawatan

Nim : 061101092

Tahun : 2009/2010 Abstrak

Periode postpartum dini atau early postpartum period merupakan periode penting untuk memberikan ibu dan pasangannya informasi dan pelatihan khusus selama masa transisi awal merawat bayinya. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di Klinik Bersalin Mariani yang dilakukan pada tanggal 12 Januari-25 Februari 2010 dan melibatkan 22 orang ibu postpartum. Desain yang digunakan deskriptif korelasi dengan pengambilan sampel totally sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi, kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini dan lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini. Hasil penelitian diuji dengan descriptive analysis dan menunjukkan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini mayoritas dalam kategori baik sebanyak 13 orang (59,1%), dan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dalam kategori kemampuan tinggi sebanyak 8 orang (36,4%), kemampuan sedang sebanyak 5 orang (22,7%), dan kemampuan minimal sebanyak 9 orang (40,9%). Dari uji koefisien korelasi Spearmen’s didapat nilai p sebesar 0,023 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini, kekuatan korelasi (r) = 0,483 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan dalam kategori sedang dan arah korelasi (+) yang artinya semakin besar nilai tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir, maka semakin besar pula nilai kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi perbedaan kemampuan ibu primigravida dengan multigravida dalam merawat bayi baru lahir selama postpartum dini.

Kata kunci: tingkat pengetahuan, kemampuan, perawatan bayi baru lahir, postpartum dini


(12)

Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu

Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini di Klinik Bersalin Mariani Medan

Nama : Anna Ria Silaban Fakultas : Keperawatan

Nim : 061101092

Tahun : 2009/2010 Abstrak

Periode postpartum dini atau early postpartum period merupakan periode penting untuk memberikan ibu dan pasangannya informasi dan pelatihan khusus selama masa transisi awal merawat bayinya. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di Klinik Bersalin Mariani yang dilakukan pada tanggal 12 Januari-25 Februari 2010 dan melibatkan 22 orang ibu postpartum. Desain yang digunakan deskriptif korelasi dengan pengambilan sampel totally sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi, kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini dan lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini. Hasil penelitian diuji dengan descriptive analysis dan menunjukkan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini mayoritas dalam kategori baik sebanyak 13 orang (59,1%), dan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dalam kategori kemampuan tinggi sebanyak 8 orang (36,4%), kemampuan sedang sebanyak 5 orang (22,7%), dan kemampuan minimal sebanyak 9 orang (40,9%). Dari uji koefisien korelasi Spearmen’s didapat nilai p sebesar 0,023 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini, kekuatan korelasi (r) = 0,483 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan dalam kategori sedang dan arah korelasi (+) yang artinya semakin besar nilai tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir, maka semakin besar pula nilai kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi perbedaan kemampuan ibu primigravida dengan multigravida dalam merawat bayi baru lahir selama postpartum dini.

Kata kunci: tingkat pengetahuan, kemampuan, perawatan bayi baru lahir, postpartum dini


(13)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Periode postpartum merupakan periode kembali pada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga baru. Periode ini berlangsung selama enam minggu, terdiri dari Immediately postpartum (24 jam pertama), Early postpartum (minggu pertama), Late postpartum (minggu kedua sampai dengan minggu keenam) (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

Early postpartum period atau periode postpartum dini merupakan periode untuk membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal merawat anak. Penting sekali merencanakan asuhan keperawatan secara seksama pada masa ini untuk memberikan informasi-informasi mengenai pemulihan, kesejahteraan psikologis, dan kemampuan ibu merawat diri dan merawat bayinya (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004). Menurut Saifuddin (2006) masa neonatus merupakan masa kristis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu persalinan dan 60 % kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir yaitu saat ibu berada pada masa postpartum dini atau early postpartum period. Menurut Bappenas (2004) salah satu penyebab tingginya kematian bayi adalah rendahnya perilaku masyarakat dan keluarga yang dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan bayi baru lahir yang lebih sehat. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir.


(14)

Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas dan perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan eksistensi fisik secara terpisah dari ibunya. Perubahan biologis besar yang terjadi saat bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intrauterin ke ekstrauterin. Saat dilahirkan, bayi baru lahir memiliki kompensasi perilaku dan kesiapan interaksi sosial. Aktivitas sehari-hari selama periode ini merupakan waktu terbaik bagi bayi dan keluarga untuk melakukan interaksi. Segera setelah ibu secara fisik merasa mampu, ia didorong untuk berpartisipasi dalam merawat bayi (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

Rata-rata lama rawat inap di rumah sakit atau klinik bersalin setelah melahirkan bagi ibu dan bayi baru lahir adalah 24 sampai 36 jam atau 48 jam (Windler, 1998). Kebutuhan ibu akan pengetahuan dan faktor-faktor yang bisa menghalangi proses belajar ibu dipastikan melalui pertanyaan dan observasi. Ament (1990 dalam Bobak, Lowdermilk, Jensen (2004) berpendapat bahwa pada

masa postpartum dini merupakan masa yang praktis untuk memberikan informasi

kepada ibu tentang beberapa hal yang penting salah satunya mengenai perawatan

bayi baru lahir. Menurut Musbikin (2005) perawatan bayi baru lahir meliputi

perawatan tali pusat, mengganti dan mengenakan popok, mengenakan pakaian

bayi, memandikan bayi, menggendong dan mengatur posisi bayi, memberi makan

bayi dan imunisasi.

Berkembangnya kemampuan seseorang terjadi melalui tahapan tertentu, yang dimulai dari pembentukan pengetahuan, sikap, sampai dimilikinya keterampilan baru (Suliha, dkk, 2001). Menurut Windler (1998) mengenai kemampuan ibu merawat bayi baru lahir membutuhkan pelatihan khusus dan ibu


(15)

juga harus memahami beberapa prosedur dan manajemen perawatan bayi baru lahir. Oleh sebab itu penting bagi ibu untuk mengetahui perawatan bayi baru lahir dan yakin terhadap kemampuan sendiri, sehingga mampu merawat bayinya

dengan baik dan sehat.

Ibu berkewajiban untuk merawat bayinya.

Klinik Bersalin Mariani merupakan salah satu klinik bersalin terbaik yang berada di medan. Data tahun terakhir (2008) menunjukkan jumlah ibu-ibu yang bersalin di Klinik Bersalin Mariani berjumlah 267 orang. Pemilik klinik bersalin pernah mendapat juara I bidan terbaik pada saat ulang tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Sumatera Utara, klinik bersalin ini memiliki program “paket 3 hari” dimana program ini bertujuan membantu ibu agar mampu merawat diri dan bayinya selama berada di klinik dan adanya program “home visit” yang bertujuan untuk tetap mengontrol ibu dan bayinya setelah pulang.

Namun demikian banyak ibu yang tidak tahu secara pasti cara yang benar merawat bayinya. Pengetahuan hanya didapatkan dari nenek (Erikania, 2009). Selain itu informasi yang didapat dari majalah, buku, teman, dan juga tetangga sering membingungkan sehingga menghambat dalam merawat bayinya (Musbikin, 2006).

Dari latar belakang masalah yang sudah disebutkan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian di Klinik Bersalin Mariani untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini.


(16)

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk

mengidentifikasi sejauh mana hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di Klinik Bersalin Mariani Medan.

3. Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir? b. Bagaimana kemampuan ibu merawat bayi baru lahir?

c. Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini?

4. Hipotesa Penelitian

Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di Klinik Bersalin Mariani Medan.

5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir.


(17)

c. Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini.

6. Manfaat Penelitian

6.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam pendidikan keperawatan maternitas berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir.

6.2 Bagi Praktisi Keperawatan

Bila hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini diharapkan sebagai perawat yang merupakan salah satu elemen pelayanan kesehatan agar dapat memberikan pengetahuan kepada ibu tentang perawatan bayi baru lahir agar ibu mampu merawat bayinya.

6.3 Bagi Penelitian Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya yang berupa data dasar mengenai manajemen perawatan bayi baru lahir.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Nifas

Masa nifas atau puerperium, atau masa postpartum dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan tidak hamil. Masa nifas ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2006). Perubahan fisiologi dan psikologis yang terjadi pada ibu setelah melahirkan merupakan hal khusus walaupun dianggap normal. Banyak faktor yang mempengaruhi, yaitu: tingkat energi, derajat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir, perawatan, dukungan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, dan respon ibu kepada bayinya selama masa nifas (Bobak, 1995).

Pada masa ini penting adanya asuhan masa nifas atau perawatan postpartum bagi ibu untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri agar ibu berada dalam keadaan sehat (tanda-tanda vital: suhu tubuh tidak lebih dari 380C, denyut nadi 70-100 kali/menit, pernafasan 16-20 kali/menit, tidak anemis, tidak lelah) dan cara perawatan bayinya agar ibu mampu merawat bayinya (Farrer, 1999); (Melson, 1999)


(19)

2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan, kata dasarnya ‘tahu’, mendapatkan awalan dan akhiran pe dan an. Imbuhan ‘pe-an’ berarti menunjukkan adanya proses (Suhartono, 2005). Menurut Setiawati (2008) pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku. Demikian juga menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

2.2 Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif

Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan.

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan.

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat


(20)

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya, menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.


(21)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Suhartono (2005) dan Notoatmodjo (2003) pengetahuan dipengaruhi dua faktor, yaitu:

a. Faktor internal, yakni dari dalam diri manusia, meliputi: i. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu.

ii. Persepsi

Persepsi, mengenal dan memilih objek sehubungan dengan tindakan yang akan di ambil.

iii. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan, keinginan, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan mengeyampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat. Dalam


(22)

mencapai tujuan dan munculnya motivasi dan memerlukan rangsangan dari dalam individu maupun dari luar. Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku akan suatu kebutuhan.

iv. Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan) juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indera manusia.

b. Faktor eksternal, yaitu dorongan dari luar berupa tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan, meliputi lingkungan, informasi, budaya, penghasilan, dan akses terhadap informasi dan pendidikan.

2.4 Sumber Pengetahuan, Cara Memperoleh Pengetahuan dan Cara Mengukur Pengetahuan

2.4.1 Sumber-Sumber Pengetahuan

Sumber-sumber pengetahuan ada beberapa, yaitu (1). Kepercayaan berdasarkan tradisi, adat-istiadat dan agama adalah berupa nilai-nilai warisan nenek moyang. Pengetahuan yang bersumber dari kepercayaan cenderung bersifat tetap (permanen) tetapi subjektif. (2). Otoritas kesaksian orang lain, sumber pengetahuan ini dari pihak-pihak pemegang otoritas kebenaran pengetahuan yang

dapat dipercayai adalah orangtua, guru, ulama, orang yang dituakan. (3). Pancaindera (pengalaman), sumber ketiga pengetahuan ini merupakan


(23)

pengalaman indriawi. Kemampuan pancaindera ini sering diragukan kebenarannnya. (4). Sumber yang keempat yaitu akal pikiran. Akal pikiran senantiasa bersifat meragukan, pengetahuan semu dan menyesatkan. (5). Intuisi merupakan sumber pengetahuan berupa gerak hati atau bersifat spiritual. Pengetahuan yang bersumber dari intuisi merupakan pengalaman batin yang bersifat langsung (Suhartono, 2005).

2.4.2Cara-Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005), ada bermacam cara untuk memperoleh pengetahuan, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Cara tradisional atau non-Ilmiah dan cara modern. Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan dengan cara tradisional antara lain meliputi: cara coba-salah (trial and error), cara kekuasaan atau otoritas, berdasarkan pengalaman pribadi, dan melalui jalan pikiran.

2.4.3 Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).


(24)

2.5 Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir

Orang tua baru dapat merasa kebingungan dengan tugas yang akan datang untuk merawat seorang bayi baru lahir. Salah satu konsep utama yang harus ditekankan secara berulang ialah bahwa menjadi orang tua merupakan peran yang dipelajari. Demonstrasi dan diskusi dasar-dasar keterampilan untuk merawat bayi, seperti memberi makan, memandikan, mengganti popok, perawatan tali pusat dan menggendong bayi termasuk dalam keterampilan yang harus diperagakan. Orang tua harus diberi kesempatan untuk melatih keterampilan merawat bayi yang didemonstrasikan (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

Pendidikan pada orang tua menjadi kewajiban dari tim perawatan maternal-anak untuk mengajarkan ibu bagaimana cara merawat bayinya (Hamilton, 1995). Alur perawatan memberi arah yang jelas untuk mengkoordinasi perawatan, mengajarkan informasi penting, menyiapkan ibu postpartum untuk pulang, dan mendukung orang tua untuk bisa mandiri (Gillerman, Beckham, 1991 dalam Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004). Berikut akan dijelaskan hal-hal yang harus

diketahui oleh ibu tentang perawatan bayi baru lahir:

a. Memandikan Bayi

Mandi memiliki beberapa tujuan. Mandi merupakan kesempatan untuk (1) membersihkan seluruh tubuh bayi, (2) mengobservasi keadaan, (3) memberi rasa nyaman, dan (4) mensosialisasikan orangtua-bayi-keluarga (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).


(25)

Sesuai dengan umur bayi, ada cara untuk memandikan bayi. (a). Mandi Spons. Apabila tali pusatnya belum lepas, membersihkan bayi dengan menggunakan spons. Jadi, tidak perlu memandikan bayi dalam bak mandi. Mandi dengan cara ini bisa dilakukan sampai bayi berusia 4-6 minggu. Saat memandikan bayi, pilihlah posisi yang paling nyaman. Misalnya, duduk sambil memangku bayi, atau berdiri dan bayi diletakkan di atas meja.

Sabunlah seluruh tubuh bayi dengan spons. Khusus untuk membersihkan bagian kepala, selain menggunakan sabun khusus bayi, dapat juga menggunakan sampo khusus bayi. Membilas, dan mengeringkan dengan handuk lembut.

(b). Mandi dalam bak mandi. Apabila tali pusat bayi telah lepas, memandikan bayi dapat dilakukan di bak mandi. Gunakanlah bak mandi sesuai ukurannya dengan bayi. Mengisi bak mandi dengan air hangat (suhunya 36-370

Menggosok tubuh bayi dengan waslap atau spons. Tetapi, untuk membersihkan hidung dan telinga, digunakan cotton buds. Sebelum mencuci rambut bayi, terlebih dahulu membasuh wajah bayi dengan air lalu keringkan dengan handuk. Setelah itu, menggosok rambut bayi dengan sampo. Pada waktu membilas, kepala bayi diangkat lebih tinggi dari bak mandi (Musbikin, 2006).

C) setinggi 7,5-8,0 cm. Berhati-hatilah pada waktu mencelupkan bayi ke dalam air. Bila bayi baru pertama kali dimandikan, memberikan waktu kepada bayi untuk mengenal bagaimana rasanya berada di dalam air, setelah itu mulai memandikan bayi.


(26)

Tali pusat merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi baru lahir. Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi (Alimul, 2008).

Menurut Musbikin (2006) tali pusat yang masih menempel akan lepas dengan sendirinya setelah bayi berusia 1-3 minggu. Tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat adalah tindakan aseptis, yakni menggunakan zat antiseptik dan menutup pusat dengan bahan steril. Perlengkapan untuk merawat tali pusat, menyediakan kapas bertangkai (cotton buds), kapas, kain kasa steril, larutan alkohol 70%, plester nonalergi bila perlu (Musbikin, 2005).

Berikut langkah-langkah perawatan yang dapat dilakukan: (1). Sesudah memandikan bayi, kemudian membersihkan pusat dengan kapas bertangkai yang sudah dibubuhi alkohol. Caranya, mengangkat sisa tali pusat agar bagian di sekeliling tali pusat dapat dibersihkan. (2). Melilitkan kasa yang dibubuhi obat khusus. Mengusahakan agar kasa menutupi seluruh tali pusat. (3). Setelah membalut sisa tali pusat, menutup seluruhnya dengan kasa steril. Kemudian memplesternya. (4). Bila tali pusat terlepas, membalut bekas luka dengan kasa pembalut yang diberi plester (Musbikin, 2006).

Kulit disekitar tali pusat harus dijaga agar selalu bersih dan kering. Membersihkan tali pusat sebaiknya sekali atau dua kali sehari dengan memakai cotton buds yang diolesi sabun dan air.


(27)

Menurut Hamilton (1995) penggantian popok dilakukan ketika popok basah, mencuci dan mengeringkan bokong bayi setiap kali mengganti popok.

Ada beberapa cara mengenakan popok. Ada yang bertali, ada juga yang harus menggunakan peniti pada popok yaitu posisi peniti harus mendatar, jangan vertikal. Cara mengenakannya adalah mempersiapkan lebih dahulu popoknya, membaringkan bayi di atas popok. Jika letaknya belum tepat, angkat bayi dengan cara memegang kedua tumit kakinya dan menyelipkan jari telunjuk ibu di antara kedua kaki bayi agar tidak sakit tertekan oleh tangan ibu. Setelah bokong terangkat, merapikan popok sesuai dengan bentuk dan panjang tubuh bayi.

Berikut bentuk-bentuk pemakaian popok pada bayi menurut Musbikin, 2005):

1. Bentuk segitiga

Melipat popok menjadi segitiga. Lipat sedikit bagian atas. Meletakkan sudut segitiga di antara kaki bayi dan dihubungkan ke atas kemudian dijepit dengan sebuah peniti.

2. Bentuk layang-layang

Melipat sisi kiri dan kanan popok ke arah tengah hingga menjadi bentuk layang-layang. Melipat bagian atas ke arah tengah, bagian bawah ke atas. meletakkan bayi di atasnya kemudian sudut-sudutnya dihubungkan dengan peniti.

3. Bentuk paralel

Melipat sisi atas dan bawah sehingga saling menghimpit. Melipat bagian kiri ke arah tengah, juga sisi sebelah kanan. Membaringkan bayi di atasnya.


(28)

Angkat popok bagian bawah ke antara kedua paha bayi kemudian satukan dengan bagian kanan memakai peniti, begitu juga bagian kiri.

4. Bentuk persegi empat

Melipat popok menjadi dua bagian. Untuk bayi perempuan, melipat sepertiga bagian atanya, sedang untuk bayi laki-laki, melipat bagian bawah sepertiga bagian. Meletakkan bayi di atasnya kemudian masing-masing sisinya disatukan dengan peniti.

d. Mengenakan pakaian bayi, membungkus dan menenangkannya Aturan pokok yang sederhana dalam mengenakan pakaian pada bayi seperti orangtua mengenakan pakaiannnya sendiri, menambah atau membuka baju dan pembungkus bila perlu. Membungkus bayi dalam selimut, untuk menjaga temperatur tubuh dan meningkatkan rasa aman. (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

Menurut Musbikin (2006) ada beberapa cara mengenakan baju pada bayi: (1). Baju kancing depan, meletakkan baju bayi di atas tempat tidur, kemudian meletakkan bayi di atasnya. Mengangkat sebelah tangan bayi, lalu memasukkan tangan bayi ke dalam bagian lengan baju. Mengancing seluruh baju bayi. (2). Baju tanpa kancing depan, mengangkat kepala bayi, dan memasukkan ke dalam lubang baju bagian leher sampai masuk seluruhnya. Mengangkat sebelah tangan bayi dengan sebelah tangan Anda, sementara tangan satu lagi memegang bagian lengan baju bayi. Memasukkan tangan bayi ke dalamnya dengan tangan sebelah Anda.


(29)

Membersihkan pakaian dan sprei bayi dilakukan untuk mengurangi infeksi silang dan membuang sisa sabun, tinja, atau urin (kemih) yang dapat mengiritasi kulit bayi. Di rumah, pakaian bayi harus dicuci dengan deterjen ringan dan air hangat. Membilas pakaian dua kali biasanya bisa menghilangkan sisa-sisa air kemih atau tinja.

Mengganti linen tempat tidur. Mencuci matras berlapis plastik yang biasa diletakkan di lapisan paling atas harus sering dicuci, Membersihkan tempat tidur dari debu (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

f. Menggendong dan Mengatur Posisi Bayi

Bayi baru lahir seringkali menangis tanpa sebab. Tangisan ini akan segera berhenti ketika bayi diangkat dan digendong. Cara menggendong bayi sesungguhnya harus disesuaikan dengan usia dan kemampuannya, Menurut Robinson (2002) aturan pertama dan penting saat menggendong bayi harus selalu diingat untuk menahan kepala bayi dahulu, kemudian bagian tubuhnya yang lain. Berikut cara aman menggendong bayi: (1). Mengangkat bayi. Kedua tangan mengangkat bayi. Meletakkan salah satu tangan dibawah (bokong). Kemudian menyelipkan tangan yang lain dari arah yang berlawanan pada bagian bawah leher dan kepala. Melakukan hal ini hingga kedua bagian tersangga baik, dan bayi siap untuk angkat. Mengangkat secara perlahan dan hati-hati. Memindahkan kepala bayi secara perlahan sehingga kepala bayi terletak di dekat bahu.

(2). Meletakkan bayi. Meletakkan salah satu tangan di bawah kepala (leher), dan memegang bayi pada bagian bokong dengan tangan lainnya. Menurunkan bayi secara perlahan. Memindahkan tangan dari bokong dan gunakan tangan tadi


(30)

untuk mengangkat kepalanya sehingga tangan yang di kepala tadi dapat dipindahkan, kemudian menurunkan kepala bayi secara perlahan (Musbikin, 2006)

g. Memberi ASI pada Bayi /Feeding

Makanan bayi yang terbaik, sehat, dan sempurna adalah ASI yang diberikan minimal sampai anak berusia 2 tahun (Musbikin, 2006). Pemberian ASI untuk yang pertama kali pada umumnya sebelum 5-6 jam setelah bayi dilahirkan, dengan cara meletakkan bayi di atas payudara ibu. Pemberian ASI diberikan selama 15-20 menit tiap kali menyusui (Pudjiadi, 2001).

Metoda dalam pemberian ASI: (a). Memilih posisi yang nyaman baik duduk, berdiri maupun berbaring dengan punggung terdukung dengan baik,

gunakan bantal untuk menyangga bayi sehingga mencapai ketinggian payudara.

Memastikan seluruh tubuh bayi, tidak hanya kepalanya menghadap ke tubuh

Anda. (b). Memegang bayi mendekat ke arah Anda dan memastikan bahwa

kepalanya berada dalam satu garis dengan tubuhnya dan tidak berpaling ke satu

sisi. (c). Memposisikan bayi sehingga bibir atasnya setara dengan ketinggian

putting, Mengusap pipi bayi dengan jari atau dengan putting, dengan demikian

bayi secara naluriah akan berbalik, menempelkan mulutnya, dan mulai

menghisap. (d). Membantu bayi dalam mengangkap aerola dengan benar. (e).

Menyisipkan jari Anda ke sudut mulut bayi, menghentikan isapan bayi untuk

melihat apakah ada aliran dari payudara. (f). Bila perlu memutar musik yang


(31)

akan menggangu selama memberikan ASI (The American Academy of Pediatrics,

2004); (Nolan, 2003).

h. Imunisasi

Kewajiban orang tua untuk mendapatkan dan melengkapi imunisasi secara

penuh dan sempurna bagi bayinya. Menurut Markum (2002) imunisasi

(pemberian kekebalan) adalah upaya untuk memperkuat sistem pertahanan tubuh

terhadap penyakit. Jadwal pemberian imunisasi pada bayi baru lahir yang lahir di

klinik bersalin dimulai pada umur 0 bulan. Imunisasi yang diberikan adalah

Hepatitis B 1, BCG (Bacillus Calmette-Guerin), Polio 1 (OPV/Oral Polio

Vaccine) (Markum, 2002).

3. Kemampuan

3.1 Defenisi Kemampuan (Ability)

Mampu adalah kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu. Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan (KBBI, 2005). Menurut Chaplin (1997 yang dikutip dari Todar, 2008) ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan perbuatan sesuai kapasitasnya (Robbins, 2003 yang dikutip dari Senen, 2007).

3.2 Jenis Kemampuan dan Cara Mengukur Kemampuan 3.2.1 Jenis Kemampuan


(32)

Kemampuan dapat digolongkan pada dua jenis, yaitu kemampuan fisik dan kemampuan intelektual (Robbins, 2003 yang dikutip dari Senen, 2007). Kemampuan intelektual (Intellectual ability) merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental dan berkaitan dengan pengetahuan dan atau pendidikan dan kemampuan fisik (Physical ability) merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik.

3.2.2 Cara Mengukur Kemampuan

Pengukuran kemampuan dapat dilakukan dengan pengamatan atau observasi (Cangelosi, 1995 dalam Fitri, 2009)

3.3 Kemampuan Fisik dan Aspek Psikomotor dalam Pembentukan Perilaku

Menurut Suliha, dkk (2001) terbentuknya pola perilaku baru dan

berkembangnya kemampuan seseorang terjadi melalui tahapan tertentu, yang

dimulai dari pembentukan pengetahuan, sikap, sampai dimilikinya keterampilan

baru. Bloom (1976 dalam Suliha, dkk, 2001) mengemukakan bahwa aspek

perilaku yang dikembangkan dalam proses pendidikan meliputi tiga domain,

yaitu: domain kognitif (pengetahuan), domain afektif dan domain psikomotor

(kemampuan).

Menurut Rogers (1974 dalam Setiawati, 2008) bahwa individu akan melakukan perubahan perilaku dengan mengadopsi perilaku melalui 5 tahapan antara lain:


(33)

1) Awareness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2) Interest, yakni orang tertarik kepada stimulus.

3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya).

4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan prilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap.

3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir

Kemampuan ibu merawat bayi bari lahir dipengaruhi oleh pengetahuan ibu (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004). Menurut Windler (1998) mengenai kemampuan ibu merawat bayi baru lahir membutuhkan pelatihan khusus dan ibu juga harus memahami beberapa prosedur dan manajemen perawatan bayi baru lahir. Selain pengetahuan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir juga dipengaruhi oleh pengalaman bersalin (primigravida dan multigravida), pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, tipe persalinan (normal atau sectio cesarea), dukungan keluarga (terutama suami) yang terus menerus dari seorang pendamping


(34)

persalinan kepada ibu selama proses persalinan dan melahirkan dapat mempermudah proses persalinan dan melahirkan itu sendiri, mengurangi kebutuhan tindakan medis, serta meningkatkan rasa percaya diri ibu akan kemampuan menyusui dan merawat bayinya (Farrer, 1999); (Linkages, 2002).

Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan ibu adalah usia ibu saat melahirkan (Santiyasa, 2004), depresi setelah kehamilan atau paska melahirkan disebut dengan postpartum depression atau peripartum depression. Setelah melahirkan perubahan hormonal yang terjadi di dalam tubuh perempuan dapat memicu terjadinya depresi. Selama kehamilan, terjadi lonjakan jumlah estrogen dan progesteron. Dalam jangka waktu 24 jam setelah melahirkan, jumlah estrogen dan progesteron kembali normal seperti sebelum saat kehamilan (Iskadarwati, 2006), kecemasan dan kelelahan ibu akan mempengaruhi refleks let down dan menurunkan produksi ASI sehingga dapat menghambat kemampuan ibu dalam pemberian feeding pada bayi. Karena salah satu perawatan bayi baru lahir adalah pemberian makan/feeding (Siregar, 2004).


(35)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini mengidentifikasikan hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini. Pengetahuan dipengaruhi dua faktor, yaitu: faktor internal (dari dalam diri manusia) dan faktor eksternal (dorongan dari luar berupa tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan) (Suhartono, 2005).

Skema 1. Kerangka konseptual penelitian hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini

Keterangan:

Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti Faktor internal:

 Pendidikan

 Persepsi

 Pengalaman

 Motivasi

Tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir, meliputi: - Pengetahuan Baik

- Pengetahuan Sedang - Pengetahuan Buruk

Faktor eksternal:

 Lingkungan dan Budaya

 Informasi

 Penghasilan

 Akses terhadap informasi dan pendidikan

Kemampuan ibu merawat bayi baru lahir, meliputi:

- Mampu Tanpa Bantuan - Mampu Dengan Bantuan - Tidak Mampu

Pengalaman Bersalin, Pelayanan Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Tipe Persalinan, Dukungan Keluarga, Usia Ibu saat Melahirkan, Kelelahan Ibu , kecemasan ibu dan Depresi


(36)

2. Defenisi Operasional

N o

Variabel Penelitian

Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Variabel

indepen- dent: tingkat pengeta-huan ibu Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir yang meliputi:

- Memandikan bayi. - Merawat tali pusat.

- Mengganti dan

mengenakan popok. - Mengenakan pakaian

bayi, membungkus dan

menenangkannya.

- Perawatan linen

bayi.

- Menggendong dan

mengatur posisi bayi.

- Memberi ASI pada bayi /feeding. - Imunisasi. Kuesioner sebanyak 24 pernyataan Nilai 0-8: Menunjukkan pengetahuan buruk. Nilai 9-16: Menunjukkan pengetahuan sedang. Nilai 17-24: Menunjukkan pengetahuan baik. Ordinal

2. Variabel dependen: Kemampu - an ibu

Kecakapan/kesanggu-pan ibu merawat bayi baru lahir yang meliputi:

- Memandikan bayi. - Merawat tali pusat.

- Mengganti dan

mengenakan popok. - Mengenakan pakaian

bayi, membungkus dan

menenangkannya.

- Perawatan linen

bayi.

- Menggendong dan

mengatur posisi bayi.

- Memberi ASI pada bayi /feeding. Lembar observasi berisi 22 pernyataan prosedur perawatan bayi baru lahir mulai dari persiapan sampai selesai melakukan tindakan.

Nilai 0-14 = Menunjukkan Kemampuan minimal. Nilai 15-29 = Menunjukkan Kemampuan sedang.

Nilai 30-44 = Menunjukkan Kemampuan tinggi

Ordinal


(37)

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di Klinik Bersalin Mariani. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Desain deskriptif korelasi bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel dengan melibatkan minimal dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Notoatmodjo, 2005).

2. Populasi Penelitian, Sampel Penelitian, dan Teknik Sampling 2.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu postpartum yang telah bersalin di Klinik Bersalin Mariani Medan selama bulan Januari – Februari 2010. Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3 Oktober 2009, jumlah ibu-ibu yang telah bersalin di Klinik Bersalin Mariani selama satu tahun terakhir (2008) adalah 267 orang dan jumlah ibu yang telah bersalin selama tiga bulan terakhir (Juli, Agustus, September) pada tahun 2009 adalah 83 orang.

2.2 Sampel Penelitian dan Teknik Sampling

Setelah peneliti melakukan survey awal ke klinik bersalin Mariani seperti yang telah tersebut di atas, diketahui rata-rata ibu-ibu yang telah bersalin di Klinik Bersalin Mariani selama 1 bulan adalah 22 orang. Oleh karena itu pengambilan


(38)

sampel untuk penelitian ini adalah dengan Totally Sampling karena menurut Arikunto (2005) yaitu untuk populasi yang kurang dari 100 maka ketentuan jumlah sampel diambil seluruhnya. Dengan kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Ibu yang postpartum dini dengan riwayat persalinan tanpa bantuan vacum/forcep ekstraksi

b. Ibu postpartum dalam kondisi sehat (tanda-tanda vital normal: suhu tubuh tidak lebih 380

c. Ibu yang merawat sendiri bayinya

C, denyut nadi 70-100 kali/menit, pernafasan 16-20kali/menit, tidak anemis, tidak lelah)

d. Ibu yang mampu membaca dan menulis e. Ibu yang bersedia menjadi responden

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini memilih Klinik Bersalin Mariani Jln. Gatot Subroto, Gg. Johar No. 5 Medan sebagai lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan mulai dari bulan Januari – Februari 2010.

4. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperhatikan pertimbangan etik dimana peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri, memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan, manfaat penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden yang bersedia menjadi


(39)

responden maka diminta untuk menandatangani informed consent. Calon responden yang tidak bersedia, berhak untuk menolak. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik maupun psikologis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan tidak menuliskan nama responden pada instrumen tetapi hanya menuliskan nomor kode yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan oleh responden. Data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas-Reliabilitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: kuesioner data demografi, kuesioner tingkat pengetahuan ibu merawat bayi baru lahir, dan lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir.

5.1 Kuesioner Data Demografi

Data demografi responden memberikan informasi, yaitu: meliputi usia, agama, suku, tingkat pendidikan formal yang terakhir, riwayat persalinan, keadaan bayi, riwayat ibu mendapatkan informasi tentang perawatan bayi baru lahir dan sumber mendapatkan informasi tentang perawatan bayi baru lahir. Data demografi ini berguna untuk membantu peneliti mengetahui latar belakang responden yang mungkin ikut mempengaruhi dalam penelitian ini.


(40)

5.2 Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir

Kuesioner tingkat pengetahuan terdiri dari 24 pernyataan yang berisi tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini. Kuesioner pengetahuan yang terdiri 24 pernyataan tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini maka dibuat ketentuan bahwa setiap pernyataan bernilai 1 (satu) untuk jawaban yang benar dan 0 (nol) untuk jawaban yang salah (Riduwan, 2002). Jadi nilai tertinggi yang diperoleh adalah 24 dan nilai terendah adalah 0 (nol). Berdasarkan rumus statistika menurut Hidayat (2007):

rentang p =

Banyak kelas

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 24 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas 3 (pengetahuan baik, sedang, buruk) maka didapat panjang kelas sebesar 24/3 = 8 dan nilai 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, sehingga pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir dikategorikan sebagai berikut:

Nilai 0-8 = menunjukkan pengetahuan buruk. Nilai 9-16 = menunjukkan pengetahuan sedang. Nilai 17-24 = menunjukkan pengetahuan baik


(41)

5.3 Lembar Observasi Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir

Lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini terdiri dari 22 pernyataan, dengan ketentuan jika ibu ‘mampu tanpa bantuan’ nilainya 2, ‘mampu dengan bantuan’ nilainya 1 dan ‘tidak mampu’ nilainya 0. Berdasarkan rumus Hidayat (2007), dimana p merupakan panjang kelas, r merupakan rentang kelas sebesar 44 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas 3 (mampu dengan tanpa bantuan, mampu dengan bantuan, tidak mampu) maka didapat panjang kelas sebesar 44/3 = 14 dan nilai 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, sehingga kemampuan ibu merawat bayi baru lahir dikategorikan sebagai berikut:

Nilai 0-14 = menunjukkan kemampuan minimal. Nilai 15-29 = menunjukkan kemampuan sedang. Nilai 30-44 = menunjukkan kemampuan tinggi.

5.4 Pengukuran Validitas – Reliabilitas

Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrumen untuk mengukur apa yang harus di ukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang diukur (Dempsey & Dempsey, 2002). Validitas instrumen diuji oleh orang yang ahli dalam penelitian ini, yaitu oleh dosen keperawatan yang ahli dibidang maternitas dengan tingkat pendidikan Strata Dua (S2).

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam ruang lingkup yang sama (Notoatmodjo, 2005). Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data


(42)

terhadap 10 responden yang memenuhi kriteria (Azwar, 2003). Dalam penelitian ini menggunakan reliability konsistensi internal. Reliabilitas instrumen kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir diuji dengan uji K-R 21 (Kuder dan Ricardson 21) dengan nilai analisa reliability 0,65. Sedangkan reliabilitas instrumen lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir diukur dengan dua pengamatan. Kemudian hasil pengamatan tersebut dianalisa dengan Indeks Kesesuaian Kasar (Crudel Index Agreement), dan hasil yang didapat dari analisa reliability adalah 0,86. Menurut Polit & Hungler (1995) instrumen dikatakan reliable jika nilai reliability lebih dari 0,60. Jadi kedua instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini sudah reliable.

6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada hari ketiga setelah ibu bersalin. Dengan menghubungi terlebih dahulu ibu yang akan menjadi responden. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

6.1 Mengajukan permohonan izin pelaksanaan pada institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan USU.

6.2 Setelah memperoleh izin dari Fakultas Keperawatan USU, peneliti selanjutnya mengajukan permohonan izin pada Klinik Bersalin yang dituju. Setelah mendapat persetujuan dari pihak klinik bersalin, maka peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian kemudian mencari responden. 6.3 Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur pengumpulan data pada


(43)

penelitian, maka peneliti memberikan surat persetujuan untuk menjadi responden agar ditandatangani oleh responden.

6.4 Kemudian peneliti meminta ibu untuk melakukan prosedur perawatan bayi baru lahir dan peneliti melakukan observasi dan mengisi lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir.

6.5 Setelah lembar observasi terisi, peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden.

6.6 Waktu yang diperlukan untuk menjawab kuesioner sebanyak 24 pernyataan adalah 25-30 menit.

6.7 Mengingatkan kepada responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan kenyataan, dengan kata lain responden harus jujur dalam mengisi kuesioner dan harus dijawab sendiri.

6.8 Responden diingatkan untuk mengisi kuesioner secara cermat dan teliti dan tidak ada satupun pertanyaan yang terlewatkan atau dikosongkan.

6.9 Setelah diisi, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa. Apabila ada kuesioner yang belum diisi, maka diselesaikan pada waktu itu juga.

7. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data berupa kusioner dan lembar observasi dikumpulkan oleh peneliti dan diperiksa satu persatu. Setiap data dan pernyataan dalam kuesioner dan lembar observasi diberi kode untuk mempermudah proses tabulasi dan analisa data.


(44)

Kuesioner data demografi dianalisis dengan statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik responden. Kuesioner tingkat pengetahuan ibu dan lembar observasi kemampuan ibu dianalisis dengan statistik inferensial, selanjutnya dilakukan pengolahan data. Untuk mengidenfikasi pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir dengan skala ordinal dianalisa dan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Dan untuk mengidentifikasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir dengan skala ordinal dianalisa dan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase.

Untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dianalisa secara statistik dengan menggunakan koefisien korelasi Spearmen’s, interprestasi hasil korelasi didasarkan pada nilai p, kekuatan korelasi, serta arah korelasinya. Tabel. 1 merupakan tabel panduan interprestasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi.

Peluang untuk diterima dan ditolaknya suatu hipotesis tergantung besar kecilnya perbedaan antara nilai sampel dengan nilai hipotesis. Bila perbedaan tersebut kecil, maka peluang untuk menolak hipotesis menjadi kecil, dan makin besar peluang untuk menerima hipotesis. Menurut Hatsono (2001) dari uji tersebut akan diperoleh nilai p, yaitu nilai yang menyatakan besarnya peluang hasil penelitian. Peluang hasil penelitian selanjutnya akan dianalisa dengan membandingkannya dengan nilai alpha (α=0.05). Maka kesimpulan hasilnya diinterpretasikan dengan membandingkan nilai p dan nilai alpha (α = 0.05), maka ketentuannya:


(45)

- bila nilai p ≤ α , maka keputusannya adalah Ho ditolak - bila nilai p > α , maka keputusannya adalah Ho gagal ditolak

Tabel 1. Panduan Interprestasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi

No Parameter Nilai Interprestasi

1 Kekuatan korelasi (r) 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000

Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

2 Nilai p p < 0,05

p > 0,05

Terdapat korelasi yang bermakna antara dua varibel yang diuji. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.

3 Arah korelasi + (positif)

- (negatif)

Searah.

Semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula nilai variabel lainnya.

Berlawanan.

Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil variabel lainnya. (Dahlan, 2008)


(46)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini.

1. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan mulai dari tanggal 12 Januari sampai 25 Februari 2010 di Klinik Bersalin Mariani Medan dengan melibatkan 22 orang ibu postpartum/nifas. Berikut akan diuraikan hasil penelitian berupa karakteristik demografi responden, tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini dan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di klinik bersalin Mariani Medan.

1.1 Karakteristik Demografi Responden

Karakteristik demografi responden yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: hampir semua responden berusia dalam kategori usia reproduksi sehat (20-35 tahun) sebanyak 21 orang (95,5%), dengan paritas pertama sebanyak 12 orang (54,5%), mayoritas responden bersuku Jawa sebanyak 10 orang (45,5%), dan semuanya beragama Islam (n=22, 100%), jika dilihat dari latar belakang pendidikannya terdapat 10 orang (45,4%) responden dengan latar belakang pendidikan diperguruan tinggi (Diploma dan sarjana), SMU/sederajat sebanyak 9 orang (40,9%) dan SMP/Sederajat sebanyak 3 orang, sehingga tidak ada responden yang tidak memiliki latar belakang pendidikan. Responden yang pernah mendapat informasi tentang perawatan bayi baru lahir sebanyak 14 orang


(47)

(63,6%), dengan sumber informasi tentang perawatan bayi baru lahir mayoritas didapat dari tenaga kesehatan (bidan dan perawat) sebanyak 8 orang (57,14%), dari tetangga sebanyak 2 orang, 1 orang mendapatkan sumber informasi tentang perawatan bayi baru lahir dari pendidikan formal dan yang terakhir dari buku/majalah/internet sebanyak 3 orang.

Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Data Demografi Responden (n=22)

Karakteristik

n %

1. Usia

Usia reproduksi sehat Usia reproduksi resiko

21 1

95,5 4,5 2. Riwayat Persalinan

Primipara Multipara Grandmultipara 12 6 4 54,5 27,3 18,2 4. Suku Bangsa

Batak Minang Jawa Melayu Aceh Tolake 7 2 10 1 1 1 31,8 9,1 45,5 4,5 4,5 4,5 5. Agama

Islam 22 100

6. Tingkat Pendidikan Formal SMP/Sederajat SMU/Sederajat Diploma Sarjana 3 9 5 5 13,6 40,9 22,7 22,7 7. Riwayat mendapat Informasi Tentang

Perawatan Bayi Baru Lahir Pernah Tidak pernah 14 8 63,6 36,4 8. Sumber Informasi


(48)

Perawat Tetangga Pendidikan Formal Buku/majalah/internet 1 2 1 3 4,5 9,1 4,5 13,6

1.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Klinik Bersalin Mariani dengan menggunakan kuesioner penelitian yang berisi tentang pengetahuan perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini (memandikan bayi, merawat tali pusat, mengganti dan mengenakan popok, mengenakan pakaian bayi, membungkus dan menenangkannya, perawatan linen bayi, menggendong dan mengatur posisi bayi, memberi ASI pada bayi /feeding, dan imunisasi), didapat gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini yang dapat dilihat dari tabel dan diagram berikut:

Tabel 3. Distribusi dan Persentase Jawaban Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini (n=22)

No. Pernyataan

Benar n %

Salah n % 1.

2.

Memandikan Bayi Tujuan Memandikan Bayi:

a. Membersihkan seluruh tubuh bayi b. Mengobservasi keadaan bayi c. Memberi rasa nyaman kepada bayi Ada dua cara memandikan bayi, yaitu mandi kering (dilap) dan mandi dalam bak mandi

Merawat Tali Pusat

Tujuan perawatan tali pusat: a. Tali pusat tetap kering b. Mencegah infeksi Prinsip perawatan tali pusat:

22 18 22 16 21 22 100 81,82 100 72,73 95,45 100 0 4 0 6 1 0 0 18,18 0 27,27 4,54 0


(49)

3. 4. 5. 6. 7. 8. a. Bersih

b. Perawatannya hanya sekali sehari Mengganti dan Mengenakan Popok

Cara mengenakan popok ada yang bertali dan ada juga yang menggunakan peniti Mengenakan Pakaian Bayi

Tujuan mengenakan pakaian bayi: a. Menjaga temperatur tubuh bayi

b. Meningkatkan rasa aman dan nyaman pada bayi

Tujuan membersihkan pakaian dan sprei bayi:

a. Mengurangi infeksi

b. Membuang sisa sabun, tinja, atau urin (kemih)

Perawatan Linen Bayi

Sisa sabun, tinja, atau urin (kemih) dapat mengiritasi kulit bayi

Pakaian dan sprei bayi harus dicuci dengan deterjen ringan dan air hangat

Matras berlapis plastic yang biasa diletakkan di lapisan paling atas harus sering dibersihkan

Menggendong Bayi

Salah satu cara agar bayi berhenti menangis adalah dengan menggendongnya

Hal penting saat menggendong bayi, yaitu pada saat mengangkat dan meletakkan bayi Memberi ASI pada Bayi/Feeding

ASI merupakan makanan terbaik, sehat dan sempurna bagi bayi

ASI diberikan sampai anak berusia 2 tahun Lama pemberian ASI setiap kali menyusui 15-20 menit

Imunisasi

Imunisasi merupakan upaya untuk memperkuat sistem pertahanan tubuh bayi terhadap penyakit 7 11 4 22 22 20 22 22 17 14 22 14 22 17 10 22 31,82 50 18,18 100 100 90,91 100 100 77,27 63,64 100 63,64 100 77,27 45,45 100 15 11 18 0 0 2 0 0 5 8 0 8 0 5 12 0 68,18 50 81,82 0 0 9,09 0 0 22,73 36,36 0 36,36 0 22,73 54,55 0


(50)

Bayi yang lahir klinik bersalin diimunisasi pada usia 0 bulan

Imunisasi wajib bagi bayi pada 0 bulan hanya ada 2, yaitu: BCG dan Hepatitis B

15

4

68,18

18,18 7

18

31,82

81,82

rata-rata 17 77,27 5 22,73

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 24 item pertanyaan yang ada di kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini, rata-rata responden yang menjawab dengan benar untuk setiap item pertanyaan adalah 17 orang (77,27%). Pada item tertentu dijumpai semua responden dapat menjawab dengan benar, seperti: tujuan memandikan bayi (membersihkan seluruh tubuh bayi dan memberi rasa nyaman kepada bayi) , tujuan perawatan tali pusat (mencegah infeksi), tujuan mengenakan pakaian bayi (menjaga temperatur tubuh bayi dan meningkatkan rasa aman dan nyaman pada bayi), tujuan membersihkan pakaian dan sprei bayi (membuang sisa sabun, tinja, atau urin), perawatan linen bayi (sisa sabun, tinja, atau urin dapat mengiritasi kulit bayi), salah satu cara agar bayi berhenti menangis adalah dengan menggendongnya, ASI merupakan makanan terbaik, sehat dan sempurna bagi bayi, dan pengertian imunisasi. Pada tabel juga terlihat bahwa pada beberapa item, hanya sedikit responden yang menjawab dengan benar, yaitu: pada prinsip perawatan tali pusat (bersih) sebanyak 7 responden (31,82%) yang menjawab benar, mengganti dan mengenakan popok (cara mengenakan popok ada yang bertali dan ada juga yang menggunakan peniti) sebanyak 4 responden, dan imunisasi wajib bagi bayi pada 0 bulan hanya ada 2, yaitu: BCG dan Hepatitis B sebanyak 4 responden.


(51)

Selama Postpartum Dini (n=22)

Secara umum dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini mayoritas dalam kategori baik sebanyak 13 orang (59,1%), dalam kategori sedang sebanyak 9 orang (41%) dalam kateogi buruk tidak ada.

1.3 Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini Gambaran kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama post partum dini dapat dilihat dari tabel dan diagram berikut:

Tabel 4. Distribusi dan Persentase Hasil Observasi Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini (n=22) No

.

Pernyataan Tidak Mampu Mampu Dengan Bantuan Tanpa Bantuan

1. Memandikan Bayi

a. Menyiapkan perlengkapan mandi untuk bayi, meliputi: air, sabun, baby oil, bak mandi, waslap, sampo, kapas mata b. Memandikan bayi dengan cara

kering (dilap)

c. Memandikan bayi di bak mandi

n % 16 72,7

17 77,3 19 86,4

n % 2 9,1

3 13,6 2 9,1

n % 4 18,2

2 9,1 1 4,5

2. Perawatan Tali Pusat Pada Bayi

Baik 59% Sedang

41%


(52)

a. Menyiapkan perlengkapan perawatan tali pusat: seperti kapas bertangkai, kapas, kain kasa streril, alkohol 70 % b. Membersihkan sekeliling tali

pusat dengan kasa yang sudah dibubuhi alkohol

c. Membalut tali pusat dengan kasa steril

20 90,9

21 95,5

21 95,5

1 4,5

0 0

0 0

1 4,5

1 4,5

1 4,5

3. Mengganti Popok Bayi

a. Membuka popok yang telah basah dan membersihkan bokong/kemaluan bayi b. Mengeringkan bokong bayi c. Meletakkan popok yang bersih

di atas tempat tidur d. Membaringkan bayi

denganbagian bokong di atas popok

e. Merapikan popok sesuai bentuk dan panjang tubuh bayi

11 50,0

10 45,5 10 45,5 10 45,5

10 45,5

2 9,1

2 9,1 1 4,5 2 9,1

3 13,6

9 40,9

10 45,5 11 50,0 10 45,5

9 40,9

4. Mengganti Pakaian Bayi

a. Menyiapkan pakaian bayi b. Meletakkan pakaian bayi di atas

tempat tidur

c. Meletakkan bayi di atas pakaian bayi

d. Mengancing pakaian bayi serta membedongnya

10 45,5 10 45,5 11 50,0 11 50,0

1 4,5 1 4,5 1 4,5 2 9,1

11 50,0 11 50,0 10 45,5 9 40,9

5. Perawatan Linen Bayi

a. Membersihkan matras berlapis plastik yang biasa diletakkan pada lapisan paling atas tempat tidur bayi

b. Membersihkan tempat tidur bayi

13 59,1

13 59,1

3 13,6

3 13,6

6 27,3

6 27,3

6. Menggendong Bayi

a. Saat menggendong bayi, menahan kepala bayi terlebih dahulu kemudian bagian tubuh yang lain

b. Mengangkat bayi c. Meletakkan bayi

1 4,5

1 4,5 1 4,5

0 0

1 4,5 1 4,5

21 95,5

20 90,9 20 90,9


(53)

a. Sambil berbaring di tempat tidur

b. Sambil duduk di tempat tidur

0 0 0 0

0 0 0 0

22 100 22 100 rata-rata 11 50,0 1 4,5 10 45,5 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 22 item pada lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini, rata-rata responden yang mampu tanpa bantuan untuk setiap item lembar observasi adalah 10 orang (45,5%). Rata-rata responden yang mampu dengan bantuan adalah 1 orang. Dan rata-rata responden yang tidak mampu adalah 11 orang (50,0%). Namun pada item tertentu semua responden mampu tanpa bantuan, yaitu: pada item memberi ASI pada bayi, dan pada setiap item lembar observasi terlihat bahwa ada 1-3 orang responden yang mampu dengan bantuan. Serta pada beberapa item lembar observasi terdapat hampir semua responden (n=20-21, 90,9%-95,5%) tidak mampu, yaitu: perawatan tali pusat pada bayi.

Diagram 2. Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini (n=22)

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dalam kategori Kemampuan Tinggi sebanyak 8 orang (36%), Kemampuan sedang sebanyak 5 orang (23%), dan kemampuan minimal sebanyak 9 orang (41%).

36%

23% 41%

Kemampuan tinggi

Kemampuan sedang Kemapuan minimal


(54)

1.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini

Untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di klinik bersalin Mariani Medan digunakan uji koefisien korelasi Spearmen’s dengan interprestasi hasil korelasi didasarkan pada nilai p, kekuatan korelasi, serta arah korelasinya yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Korelasi Spearmen’s dengan Interprestasi Hasil Korelasi Didasarkan pada Nilai p, Kekuatan Korelasi, serta Arah Korelasi

Parameter Tingkat Pengetahuan

ibu tentang perawatan bayi baru lahir

Kemampuan ibu merawat bayi baru lahir

r p

Mean 2,59 1,95 0,483 0,023

Std. Deviation 0,503 0,899

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 7, rata-rata tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir adalah 2,59 dengan SD = 0,503, sedangkan pada kemampuan ibu merawat bayi baru lahir adalah 1,95 dengan SD = 0,899. Didapat nilai p sebesar 0,023 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini. Dengan demikian Hipotesa Nihil (Ho) ditolak. Kekuatan korelasi (r) = 0,483 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dalam kategori sedang. Dengan arah korelasi (+) dan dapat disimpulkan bahwa semakin besar


(55)

nilai tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir, maka semakin besar pula nilai kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini.

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menjawab pertanyaan bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir?, bagaimana kemampuan ibu merawat bayi baru lahir?, apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini?

2.1 Karakteristik Demografi Responden

Berdasarkan karakteristik demografi responden yang diperoleh dari hasil penelitian didapat bahwa hampir semua responden berusia dalam kategori usia reproduksi sehat (20-35 tahun) sebanyak 21 orang (95,5%) yang seharusnya ibu-ibu postpartum mampu dengan baik merawat bayinya, akan tetapi terlihat bahwa dari hasil penelitian riwayat persalinan responden mayoritas dengan paritas pertama sebanyak 12 orang (54,5%) yang tidak memiliki pengalaman bagaimana cara merawat bayi baru lahir, disamping itu mayoritas responden bersuku Jawa sebanyak 10 orang (45,5%) yang memegang teguh prinsip upacara-upacara adat yang perlu dijalankan setelah bayi lahir yang dapat menghambat proses belajar ibu dalam merawat bayi baru lahir, dan semua responden beragama Islam (n=22, 100%), jika dilihat dari latar belakang pendidikannya terdapat 10 orang (45,4%) responden dengan latar belakang pendidikan diperguruan tinggi (Diploma dan


(56)

sarjana), SMU/sederajat sebanyak 9 orang (40,9%) dan SMP/Sederajat sebanyak 3 orang, sehingga tidak ada responden yang tidak memiliki latar belakang pendidikan. Responden yang pernah mendapat informasi tentang perawatan bayi baru lahir sebanyak 14 orang (63,6%), dengan sumber informasi tentang perawatan bayi baru lahir mayoritas didapat dari tenaga kesehatan (bidan dan perawat) sebanyak 8 orang (57,14%), dari tetangga sebanyak 2 orang, 1 orang mendapatkan sumber informasi tentang perawatan bayi baru lahir dari pendidikan formal dan yang terakhir dari buku/majalah/internet sebanyak 3 orang. Menurut Suhartono (2005) dan Notoatmodjo (2003) bahwa pendidikan, pengalaman, kebudayaan, kepercayaan, informasi merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.

2.2 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini

Kebutuhan ibu akan pengetahuan dan faktor-faktor yang bisa menghalangi proses belajar ibu dipastikan melalui pertanyaan dan observasi (Windler, 1998). Alur perawatan memberi arah yang jelas untuk mengkoordinasi perawatan, mengajarkan informasi penting, menyiapkan ibu postpartum untuk pulang, dan mendukung orang tua untuk bisa mandiri (Gillerman, Beckham, 1991 dalam Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang

perawatan bayi baru lahir di Klinik Bersalin Mariani mayoritas dalam kategori


(57)

dan dalam kategori buruk tidak ada. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Suhartono (2005) dan Notoatmodjo (2003) bahwa tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Dimana salah faktor internal itu adalah pendidikan yang merupakan suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu. Terlihat dari karakteristik demografi seluruh responden mendapatkan pendidikan formal dengan latar belakang responden diperguruan tinggi (Diploma dan sarjana) sebanyak 10 orang (45,4%), SMU/sederajat sebanyak 9 orang (40,9%) dan SMP/Sederajat sebanyak 3 orang.

Kemudian faktor eksternal yang merupakan faktor dominan dalam

mempengaruhi pengetahuan, salah satunya yaitu: akses terhadap informasi

(Suhartono, 2005 dan Notoatmodjo, 2003), hal ini terlihat dari karakteristik demografi responden yang pernah mendapat informasi tentang perawatan bayi baru lahir sebanyak 14 orang (63,6%), mayoritas sumber informasi mengenai perawatan bayi baru lahir didapat dari tenaga kesehatan (bidan dan perawat (n=8

dengan persentase 57,14%), selain itu didapat dari tetangga, pendidikan formal, buku/majakah/internet. Pendidikan pada orang tua menjadi kewajiban dari tim perawatan maternal-anak untuk mengajarkan ibu bagaimana cara merawat bayinya (Hamilton, 1995). Sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para petugas kesehatan di Klinik Bersalin Mariani sudah menjalankan perannya


(58)

sebagai pendidik dengan memberikan pendidikan kesehatan pada penerima

layanan kesehatan di klinik tersebut.

2.3 Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini Meskipun tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir mayoritas dalam kategori baik (n=13 dengan persentase 59,1%), akan tetapi Farrer (1999); Linkgakes (2002) berpendapat selain pengetahuan, faktor yang mempengaruhi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir dipengaruhi oleh pengalaman bersalin (primigravida dan multigravida) yang terlihat dari karakteristik demografi responden, mayoritas responden dengan paritas yang pertama (primigravida) sebanyak 12 orang (54,5%). Sehingga hasil penelitian kemampuan ibu merawat bayi baru lahir dalam kategori kemampuan minimal sebanyak 9 orang (40,9%), kemampuan sedang sebanyak 5 orang (22,7%), kemampuan tinggi sebanyak 8 orang (36,4%).

Menurut Windler (1998) mengenai kemampuan ibu merawat bayi baru lahir membutuhkan pelatihan khusus dan ibu juga harus memahami beberapa prosedur dan manajemen perawatan bayi baru lahir. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti saat mengobservasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir, ibu-ibu postpartum tidak pernah mendapatkan pelatihan khusus dalam memahami prosedur dan manajemen perawatan bayi baru lahir.

Salah satu konsep utama yang harus ditekankan secara berulang ialah bahwa menjadi orang tua merupakan peran yang dipelajari. Demonstrasi dan diskusi dasar-dasar keterampilan untuk merawat bayi, seperti memberi makan,


(59)

memandikan, mengganti popok, perawatan tali pusat dan menggendong bayi termasuk dalam keterampilan yang harus diperagakan. Orang tua harus diberi kesempatan untuk melatih keterampilan merawat bayi yang didemonstrasikan (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

2.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kemampuan Ibu Merawat Bayi Baru Lahir Selama Postpartum Dini

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini (p<0,05 dimana nilai p sebesar 0,023). Dengan Kekuatan korelasi (r) = 0,483 yang mengidentifikasikan bahwa kekuatan hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dalam kategori sedang. Hal ini kemungkinan karena latar belakang responden penelitian ini mayoritas adalah primigravida sebanyak 12 orang (54,5%). Menurut Farrer (1999 dan Linkages, 2002) kemampuan ibu merawat bayi baru lahir tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu saja (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004), tetapi juga dipengaruhi oleh pengalaman bersalin (primigravida atau multigravida), usia ibu saat melahirkan (Santiyasa, 2004), kecemasan dan kelelahan ibu saat dan setelah melahirkan (Siregar, 2004), yang pada saat penelitian faktor-faktor lain selain pengetahuan diabaikan.

Dan arah dari hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini adalah (+), hal ini menunjukkan


(60)

bahwa semakin besar nilai varibel pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir maka semakin besar pula kemampuan ibu merawat bayi baru lahir. Hal ini sesuai dengan pendapat Suliha, dkk (2001) bahwa berkembangnya kemampuan seseorang terjadi melalui tahapan tertentu, yang dimulai dari pembentukan

pengetahuan, sikap, sampai dimilikinya keterampilan baru. Oleh sebab itu

pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003), dan menurut Setiawati (2008) pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku.

BAB 6


(61)

Dilihat dari hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di Klinik Bersalin Mariani Medan.

1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini mayoritas dalam kategori baik sebanyak 13 orang (59,1%). Kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dalam kategori Kemampuan Tinggi sebanyak 8 orang (36,4%), Kemampuan sedang sebanyak 5 orang (22,7%), dan kemampuan minimal sebanyak 9 orang (40,9%). Dan hasil uji koefisien korelasi Spearmen’s, didapat nilai p sebesar 0,023 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini. Kekuatan korelasi (r) = 0,483 yang mengidentifiksasikan bahwa kekuatan hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dalam kategori sedang. Dengan arah korelasi (+) yang dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir, maka semakin besar pula nilai kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini.

2. Saran


(62)

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam pendidikan keperawatan maternitas berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir.

2.1 Praktisi Keperawatan

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini sehingga diharapkan sebagai perawat yang merupakan salah satu elemen pelayanan kesehatan khususnya tim maternal-anak dapat memberikan pengetahuan dan pelatihan khusus kepada ibu tentang manajemen perawatan bayi baru lahir agar ibu mampu merawat bayinya secara mandiri.

2.3 Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini dengan kekuatan korelasi sedang yang kemungkinan karena latar belakang responden mayoritas adalah primigravida sebanyak 12 orang (54,5%), maka rekomendasi untuk penelitian selanjutnya diharapkan perlu mengidentifikasi perbedaan kemampuan ibu primigravida dengan multigravida dalam merawat bayi baru lahir selama postpartum dini.


(63)

Alimul, A. A. (2008). Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita; Buku Praktikum Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S. (2003). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Jakarta: Pustaka Pelajar

Bappenas. (2004). Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia; Tujuan 4. Menurunkan Angka Kematian Anak. Diambil tanggal 14 September 2009 dari:

Bobak, M. I. (1995). Maternity Nursing. Fourth Edition. St. Louis Missouri: Mosby

Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC

Dahlan, S. (2008). Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Arkans

Dempsey, A & A. Dempsey. (2002). Riset Keperawatan; Buku Ajar & Latihan. Edisi 4. Jakarta: EGC

Erikania, J. (2009). Perawatan Bayi yang Ideal. Dibuka pada 16 September 2009

dari:

Farrer, H. (1999). Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta: EGC

Fitri, R. D. (2009). Tugas Mata Kuliah PPHB. Dibuka pada 18 Oktober 2009 dari:

Hamilton, P. M. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas .Edisi 6. Jakarta: EGC


(64)

Hidayat, A. A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Iskadarwati, H. (2006). Depresi Pasca Melahirkan : Bukan Sebuah Kutukan!. Dibuka pada 18 Oktober 2009 dari

KBBI. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Linkages. (2002). Melahirkan, Memulai Pemberian ASI dan Tujuh Hari Pertama Setelah Melahirkan. Diambil tanggal 16 September 2009 dari

Markum, A. H. (2002). Imunisasi. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Melson, A. K. (1999). Maternal-Infant Care Planning. Third Edition. Pennsylvania: Springhouse

Musbikin, I. (2005). Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta: Mitra Pustaka

_________. (2006). Persiapan Menghadapi Persalinan Dari Perencanaan Kehamilan Sampai Mendidik Anak. Yogyakarta: Mitra Pustaka

Nolan, M. (2003). Kelahiran dan Kehamilan. Jakarta: Arcan

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

__________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

__________. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta


(65)

Pudjiadi, S. (2001). Bayiku Sayang; Petunjuk Bergambar untuk Merawat Bayi dan Jawaban Atas 62 Pertanyaan yang Mencemaskan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Polit & Hungler. (1995). Nursing Research 5 th edition; Principals and Methods. Philadelphia: JB Lippincott

Riduwan. (2002). Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Robinson, C. (2002). Tanya Jawab Perawatan Bayi Tahun Pertama. Jakarta: Arcan

Saifuddin, A. B. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Santiyasa, I. W. (2004). Hubungan Faktor Sosio-Demografi Serta Perilaku Pra

dan Pasca Persalinan dengan Kematian Balita. Dibuka pada 18 Oktober2009dar

Setiawati. (2008). Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta: TIM

Senen, S. H. (2007). Peningkatan Social Condition, Ability dan Employee Morale dalam Upaya Pengembangan SDM Indonesia yang Berkualitas. Dibuka

pada 15 Oktober 2009 dar

Siregar, M. A. (2004). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI oleh Ibu Melahirkan. Dibuka pada 18 Oktober 2009 dari

Suhartono, S. (2005). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Suliha, U, dkk. (2001). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

The American Academy of Pediatrics. (2004). Panduan Lengkap Perawatan untuk Bayi dan Balita. Jakarta: Arcan


(1)

(2)

(3)

(4)

TAKSASI DANA

1. Persiapan Proposal

- Biaya tinta dan kertas print proposal Rp. 50.000,- - Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 150.000,-

- Perbanyak proposal Rp. 50.000,-

- Biaya internet Rp. 100.000,-

- Sidang proposal Rp. 45.000,-

2. Pengumpulan Data

- Transportasi Rp. 100.000,-

- Penggandaan kuesioner Rp. 75.000,-

- Biaya penelitian Rp. 50.000,-

3. Analisa Data dan Penyusunan Skripsi

- Biaya kertas dan tinta print Rp. 50.000,-

- Penjilidan Rp. 75.000,-

- Sidang skripsi Rp. 45.000,-

4. Biaya Tak Terduga Rp. 79.000,-

Jumlah : Rp. 869.000,-


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anna Ria Silaban

Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru/18 Januari 1988 Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Kristen

Alamat : Jln. Jamin Ginting, Gg. Sempurna No. 5, Padang Bulan Medan

Riwayat Pendidikan :

1. 1994 – 2000 : SD N 038 PEKANBARU 2. 2000 – 2003 : SLTP N 25 PEKANBARU 3. 2003 – 2006 : SMA N 1 PEKANBARU

4. 2006 – : FAKULTAS KEPERAWATAN USU Pengalaman lainnya :

1. Koordinator sosial IMKK (Ikatan Mahasiswa Kristen Keperawatan) USU, masa jabatan Agustus 2007 – September 2008.

2. Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru 2008 Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Sumatera Utara (USU): 13 – 15 Agustus 2008.

3. Peserta Seminar Nasional Keperawatan Kesehatan Jiwa dengan tema: “Proses

Keperawatan Jiwa Berbasis Kompetensi (Nanda, 2007)” pada tanggal 4 April

2009 di Balai Pertemuan Sari Mutiara Medan.

4. Peserta Pelatihan “soft skill” bagi mahasiswa USU yang di selenggarakan oleh Unit Bina Kokurikuler Sahiva USU pada tanggal 18 April 2009.

5. Peserta pelatihan sehari “Pertolongan Pertama & Kesiagaan Menghadapi

Bencana” yang diselenggarakan oleh Unit Bina Kokurikuler Sahiva USU


(6)

6. Peserta seminar sehari keperawatan dengan tema: “Optimalisasi Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Manusia dalam Pelayanan Keperawatan” pada tanggal 2

Mei 2009 di Aula Program Studi Ilmu Keperawatan USU Medan.

7. Peserta seminar sehari “Penyakit Tropis ‘Chikungunya’, Epidemiologi,

Diagnosa, Penatalaksanaan, dan Pencegahan” pada tanggal 6 Maret 2010 di

Aula Fakultas Keperawatan USU Medan.

8. Peserta seminar sehari keperawatan “RUU Keperawatan dalam 10 Besar

dengan Harapan Besar untuk Perubahan Besar” dan training motivasi “Manajemen Mimpi” pada tanggal 9 April 2010 di Aula Fakultas

Keperawatan USU Medan.

9. Peserta seminar keperawatan dalam rangka peringatan HUT PPNI ke-36 Sumatera Utara “Praktik Keperawatan Mandiri dan Uji Kompetensi

Perawat” pada tanggal 10 April 2010 di Aula Gubernur Sumatera Utara.

10. Peserta seminar “Manajemen Perawatan Luka yang Efektif” di Aula pertemuan RSUD dr. Pirngadi Medan pada tanggal 6 Mei 2010.