Gambaran pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015

(1)

WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR

TAHUN 2015

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh

MEGA PERTIWI

NIM: 1111104000048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M


(2)

(3)

iii

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2015

Mega Pertiwi, NIM: 1111104000048

Primigravida’s Knowledge around Newborn Care In Puskesmas Ciputat Timur Working Area Year 2015

Xvi + 83 pages + 8 tables + 2 images + 4 attachment

ABSTRACT

Nowadays, most of the deaths of children in Indonesia occurred during the newborn (neonatal), not the first month age after birth. It has been influenced by the mother’s knowledge about newborn care. Infants are at high risk of having health problems if the mothers has low maternal knowledge than those who have high maternal knowledge. Neonatal mortality rate in 2012 in the world and in Indonesia are 21 and 19 neonatal deaths per 1,000 live births respectively. The purpose of this study was to identify primigravid’sknowledge about newborn care in puskesmas Ciputat Timur Working Area. This research is descriptive quantitative conducted at 32 primigravida in May-June 2015. The data was collected using a questionnaire and FGD. The results showed that the majority of primigravida have insufficient knowledge about newborn care at 56.3%. The results of this study in accordance with the FGD that the majority of women do not understand about newborn care, that is about care of umbilical cord, baby massage, exclusive breastfeeding, and immunization. It is recommended that health professionals should conduct a health education to increase the knowledge of primigravida, so that they can caring their babies maximally thus improve their health.

Keyword : knowledge, Newborn Care, Primigravida Reference : 73 (years 2004-2015)


(4)

iv

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2015

Mega Pertiwi, NIM : 1111104000048

Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015

xvi + 83 halaman + 8 tabel + 2 bagan + 6 lampiran

ABSTRAK

Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bukan bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh ibu dalam merawat bayinya. Pengetahuan ibu yang rendah beresiko tinggi terjadi masalah kesehatan pada bayinya dari pada ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi. Angka kematian neonatal tahun 2012 di dunia dan di Indonesia adalah 21 kematian neonatal dan 19 kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif kuantitatif yang dilakukan pada 32 ibu primigravida pada bulan Mei-Juni 2015. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan FGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu primigravida memiliki pengetahuan yang kurang tentang perawatan bayi baru lahir sebesar 56,3%. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil FGD bahwa mayoritas ibu belum memahami tentang perawatan bayi baru lahir, yaitu tentang perawatan tali pusat, pijat bayi, ASI eksklusif, dan imunisasi. Peneliti menyarankan agar tenaga kesehatan dapat mengadakan suatu promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu primigravida agar ibu primigravida dapat merawat anaknya dengan maksimal dan dapat meningkatkan derajat kesehatan bayi.

Kata kunci : Pengetahuan, Perawatan Bayi Baru Lahir, Primigravida Referensi : 73 (Tahun 2004-2015)


(5)

(6)

(7)

(8)

viii

Nama : MEGA PERTIWI

Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 23 Februari 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Mataram 1 Rt. 02 Rw. 01 Kel. Kemas Rindo Kec. Kertapati di belakang SMA N 9 Palembang - Sumatera Selatan

HP : +6285268132674 dan +628888932427

E-mail : thywhie_02@yahoo.co.id dan

` alfarisimega@gmail.com

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK YWKA 1998-1999

2. Sekolah Dasar Negeri 219 Palembang 1999-2005 3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Palembang 2005-2008 4. Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang 2008-2011 5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-sekarang


(9)

ix

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, karunia dan cahaya ilmu-Nya, serta shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat TimurTahun 2015”.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp.,MSc, selaku ketua Program Studi dan Ibu Ernawati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB, selaku sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

3. Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan nasehat dan motivasi selama proses pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

4. Bapak Karyadi, S.Kep, M.Kep, Ph.D selaku pembimbing 1 dan Ibu Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep,Ns.Sp.Kep.Mat selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan bimbingan, saran, dan kritikan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama 4 tahun, serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

6. Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan dan staf pengurus Program Beasiswa “Santri Jadi Dokter” yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

7. Orang tuaku tercinta, Ayahanda Yasruddin dan Ibunda Tumini yang telah mendidik, menasehati, mendo’akan keberhasilan penulis, serta mendukung baik moril maupun materil kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Serta kakak dan adikku tersayang, kakak Hendi, kakak Redi, adik Celvin dan adik Lussy yang selalu memberikan semangat kepada penulis.


(10)

x

dan terkhusus untuk Salman Alfarisi yang selalu ada dalam senang maupun susah, mendukung, memberi semangat, dan memberikan masukkan selama penulisan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini.

Penulis berdoa semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis berterima kasih jika terdapat saran atau masukan atau kritikan, namun penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Juli 2015


(11)

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

ABSTRACT... iii

ABSTRAK ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN... v

LEMBAR PENGESAHAN ... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 8

B. Primigravida ... 11

C. Kelas Antenatal ... 13

D. Kehamilan ... 14

E. Perawatan Bayi Baru Lahir ... 19

F. Penelitian Terkait ... 40


(12)

xii

B. Definisi Operasional ... 44

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 48

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 48

C. Populasi dan Sampel ... 49

D. Instrumen Penelitian ... 50

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 51

F. Metode Pengumpulan Data ... 53

G. Pengolahan Data ... 58

H. Analisa Data ... 60

I. Etika Penelitian ... 60

J. Penyajian Data ... 61

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 62

B. Hasil Analisis Univariat ... 63

BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat ... 70

B. Keterbatasan Penelitian ... 80

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

xiii

UNICEF : United Nations Children’s Fund KEMENKES : Kementerian Kesehatan

ASI : Air Susu Ibu

PERINASIA : Perkumpulan Perinatologi Indonesia

WHO : World Health Organization

BBL : Bayi Baru Lahir

UIN : Universitas Islam Negeri Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

HIV : Human Immunodeficiency Virus

AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome

KB : Keluarga Berencana

hCG : Human Chorionic Gonadotropin

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia

TBC : Tuberculosis

BCG : Bacillus Calmette Guerin

DPT : Diphteria, Pertussis, Tetanus

Hib : Haemophillus influenzatipe b

HPV : Human Papilloma Virus

Vaksin Td : Vaksin Tetanus Difteri Vaksin DT : Vaksin Difteri Tetanus

FGD : Focus Group Discussion

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga


(14)

xiv

Halaman

2.1 Jadwal Imunisasi 40

3.1 Definisi Operasional 44

5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Perawatan Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015

64

5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Memandikan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015

65

5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Pijat Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015

66 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang

ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015

67

5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015

68 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang

Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Mei 2015


(15)

xv

Halaman

2.1 Kerangka Teori 42


(16)

xvi Lampiran 1. Surat Perizinan Izin Penelitian

Lampiran 2. Permohonan menjadi Responden Penelitian Lampiran 3. Lembar Persetujuan menjadi Responden Lampiran 4. Kuesioner

Lampiran 5. Pedoman FGD

Lampiran 6. Hasil Olahan SPSS Univariat Lampiran 7. Rekapitulasi Jawaban Responden


(17)

1

A. Latar Belakang

Upaya untuk menciptakan hidup sehat harus dimulai sejak bayi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan di masa dewasa (Siswanto, 2009). Ibu harus melakukan perawatan bayi yang benar dan tepat agar terciptanya hidup yang sehat pada bayi mereka, karena ibu merupakan pengasuh utama bagi bayi mereka dalam memenuhi perkembangan fisik, sosial, emosional, dan kognitif yang sehat pada bayi mereka (Bloomfield dkk, 2005; Mashal dkk, 2008). Ibu harus memiliki inisiatif dalam merawat dan menyelesaikan masalah yang terjadi pada bayi mereka (Bloomfield dkk, 2005). Hal ini harus didasari oleh pengetahuan ibu yang baik (Nursalam dkk, 2005).

Sebagian ibu belum memahami cara perawatan bayi baru lahir, karena pengetahuan dan pengalaman ibu yang rendah (Nursalam dkk, 2005). Hal ini membuat ibu menjadi takut, cemas, dan bingung pada perasaan dan keyakinannya dalam merawat bayi mereka, terutama pada anak pertama karena ketidaktahuan mereka akan cara merawat bayi yang benar (Missal, 2013; Nursalam dkk, 2005). Hal ini lah yang membuat anak pertama sering disebut sebagai experimental child (Rahmi, 2008 dalam Wulanningrum & Irdawati, 2011).


(18)

Jika keadaan ini berlanjut terus-menerus akan mempengaruhi kesehatan bayi mereka (Nursalam dkk, 2005). Hal ini sesuai dengan yang disampaikan UNICEF (2012) bahwa pengetahuan ibu yang rendah beresiko tinggi terjadi masalah kesehatan pada bayinya dari pada ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi. Pengetahuan ibu dipengaruhi oleh pendidikan ibu, dimana berdasarkan data UNICEF (2012) bahwa selama tahun 1998-2007 angka kematian bayi pada anak-anak dari ibu yang tidak berpendidikan adalah 73 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi pada anak-anak dari ibu yang berpendidikan menengah atau lebih tinggi adalah 24 per 1.000 kelahiran hidup. Masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada bayinya adalah kesulitan pemberian makan bayi sampai gangguan nutrisi, infeksi pada bayi, dan masalah kesehatan lainnya (Wong dkk, 2009). Masalah kesehatan yang terjadi pada bayi dapat menyebabkan bayi rentan terhadap kematian (Meadow & Newell, 2009).

Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bukan bulan pertama setelah kelahiran (UNICEF, 2012). Angka kematian neonatus tahun 2012 di seluruh dunia adalah 21 kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian neonatal tahun 2012 di Indonesia adalah 19 kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup (KEMENKES, 2014; UNICEF, 2014). Kematian pada neonatal biasanya diawali dari penyakit yang diderita anak tersebut yang sebenarnya masih bisa ditanggulangi (Meadow & Newell, 2009). Oleh karena itu, ibu harus merawat dan memperhatikan bayinya dengan benar, agar tidak merusak kelangsungan hidup bayi secara keseluruhan (Thairu & Pelto, 2008).


(19)

Ibu harus mempersiapkan diri dengan meningkatkan pengetahuan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir, karena kemampuan ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir dipengaruhi oleh pengetahuan ibu sejak awal, jika ibu tidak memiliki pengetahuan yang baik maka ibu akan mengalami kesulitan dalam menjalankan peran baru sebagai ibu (Friedman dkk, 2013). Kemampuan ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir juga dipengaruhi oleh latar belakang budaya ibu tersebut, karena biasanya banyak mitos dari budaya tertentu yang tidak sesuai dengan cara merawat bayi baru lahir yang tepat, serta informasi juga didapatkan terutama dari orang tuanya (Bobak dkk, 2005; Friedman dkk, 2013).

Orang tua dan mertua sering memberikan nasihat dan bimbingan serta bantuan dalam merawat bayi mereka (Missal, 2013). Hal ini bertujuan agar pengetahuan ibu dapat meningkat untuk mencegah sakit pada bayi baru lahir (Missal, 2013). Cara orang tua dan mertua dalam mengajarkan ibu biasanya sesuai dengan cara mereka merawat anaknya dahulu, hal ini yang membuat ibu melakukan kesalahan yang sama yang dilakukan orang tua dan mertua mereka (Wong dkk, 2009). Pada saat ibu menyadari bahwa perawatan yang dilakukan menurut orang tuanya adalah salah dan menimbulkan dampak masalah kesehatan pada anaknya barulah ibu mengubah perilakunya menjadi perilaku yang lebih baik dalam merawat bayi baru lahir (Bobak dkk, 2005; Wong dkk, 2009).

Pada saat menimbulkan dampak kesehatan pada bayinya, ibu baru meningkatkan pengetahuan tentang cara merawat bayi yang tepat dan benar (Friedman dkk, 2013). Ketika pengetahuan ibu sudah bertambah maka ibu


(20)

akan merasa lebih percaya diri dan merasa lebih nyaman untuk melakukan perawatan pada bayi baru lahir (French, 2007; Missal, 2013). Pengetahuan ibu terhadap kesehatan bayi baru lahir menjadi lebih baik, karena telah terpapar pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan (Adam dkk, 2014). Pengetahuan ibu dapat meningkatkan kualitas perawatan bayi baru lahir dan dapat mencegah terjadinya sakit pada bayi mereka (Diana, 2006).

Bayi sangat rentan terserang penyakit karena belum memiliki daya imun yang sempurna, oleh karena itu orang tua harus memperhatikan cara perawatan bayi baru lahir secara tepat dan komprehensif (Putra, 2012). Penyakit yang diderita bayi yang paling umum disebabkan oleh bakteri dan virus yang bisa datang dari perawatan bayi yang kurang tepat (Putra, 2012). Oleh karena itu, ibu harus menjaga kebersihan bayinya secara keseluruhan untuk mencegah penyakit dengan memandikan bayi dan melakukan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir agar bakter atau virus tidak masuk ke tubuh bayi melalui tali pusat bayi.

Selain personal hygiene, ibu wajib melakukan imunisasi pada bayinya untuk meningkatkan daya imun bayi tersebut dan imunisasi juga merupakan program wajib yang dilakukan di Indonesia yang telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi (KEMENKES, 2013). Daya imun tubuh bayi harus tetap dijaga oleh ibu dan ibu juga harus memberikan nutrisi yang cukup untuk bayinya karena nutrisi sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi (Putra, 2012).


(21)

Nutrisi yang tepat untuk bayi adalah ASI eksklusif, karena kandungan nutrisi yang ada di dalam ASI sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan bayi tersebut (Putra, 2012). Perawatan-perawatan bayi baru lahir tersebut juga harus didukung dengan melakukan pijat bayi agar tubuh bayi menjadi lebih rileks dan efektif untuk meningkatkan waktu istirahat bayi (Putra, 2012). Oleh karena itu, perawatan bayi baru lahir sangat penting untuk menjaga kondisi bayi dan berdasarkan penjelasan tersebut perawatan bayi baru lahir yang akan diteliti adalah tentang memandikan bayi, perawatan tali pusat, ASI eksklusif, Imunisasi, dan pijat bayi.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam terkait gambaran pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Ibu primigravida biasanya mengalami kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir, karena ibu tidak dipersiapkan pengetahuannya sejak masa kehamilan, selain itu ibu juga dipengaruhi oleh mitos di masyarakat yang tidak sesuai dengan cara merawat bayi baru lahir yang tepat (Bobak, 2005; Friedman, 2013). Pengetahuan ibu yang rendah tentang perawatan bayi baru lahir membuat ibu menjadi takut, cemas, dan bingung pada perasaan dan keyakinannya dalam merawat bayi mereka, terutama pada anak pertama (Missal, 2013). Menurut UNICEF (2014) bahwa pengetahuan ibu yang rendah beresiko tinggi terjadi masalah kesehatan pada bayinya dari pada ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi. Hal ini lah yang mendasari


(22)

peneliti ingin meneliti terkait “Gambaran Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah tindak lanjut dari perumusan masalah. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015”.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang perawatan tali pusat

b. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang memandikan bayi c. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang pijat bayi

d. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang ASI eksklusif e. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang imunisasi

f. Mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015


(23)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan serta dapat menjadi data tentang perawatan bayi baru lahir.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk tenaga kesehatan tentang pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya tentang pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur tahun 2015. Penelitian ini dilakukan bulan April sampai bulan Juni 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan pedoman FGD. Subjek yang diteliti adalah primigravida di wilayah kelurahan Rempoa.


(24)

8

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra (indra pengelihatan dan pendengaran) yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan informasi dan keterampilan (Hidayat, 2008). Menurut Notoatmodjo (2007) dan Sunaryo (2004) bahwa pengetahuan terdiri dari enam tingkatan, yaitu;

1. Tahu (know), merupakan mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2. Memahami (comprehension), merupakan kemampuan untuk mendeskriptifkan dan menginterpretasikan secara jelas tentang materi yang diketahui.

3. Aplikasi (aplication), merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi sebenarnya.

4. Analisis (analysis), merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen yang saling berkaitan.

5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation), merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi.


(25)

Pengetahuan atau ranah kognitif akan membentuk tindakan seseorang/overt behaviour (Notoatmodjo, 2007; Sunaryo, 2004). Tindakan tersebut berhubungan dengan tindakan dalam berperilaku terkait perilaku kesehatan. Ibu hamil harus memiliki pengetahuan yang baik, salah satunya adalah pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir. Tindakan perawatan bayi baru lahir yang dilakukan ibu merupakan salah satu perilaku kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan menurut beberapa teori, antara lain:

1. Teori Lawrence Green

Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2007) menganalisis perilaku manusia dari tingkatan kesehatan yang dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk dari tiga faktor, yaitu:

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terbentuk dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terbentuk dari lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors) yang terbentuk dari sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku kesehatan.


(26)

Teori ini dapat digambarkan sebagai berikut:

B = f (PF, EF, RF)

Keterangan:

B = Behaviour RF = Reinforcing factors PF = Predisposing factors f = fungsi

EF = Enabling factors

2. Teori World Health Organization (WHO)

Menurut WHO (1984, dalam Notoadmodjo, 2007) menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku adalah:

a. Pengetahuan, dipengaruhi oleh pengalaman sendiri atau pengalaman ornag lain.

b. Kepercayaan, diperoleh dari orang tu, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

c. Sikap, diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka pada suatu objek.

d. Orang penting sebagai referensi, orang yang dianggap penting maka akan dicontoh perkataan dan perbuatannya.

e. Sumber-sumber daya, mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang.


(27)

f. Kebudayaan, adalah suatu pola hidup (way of life) yang dihasilkan dari perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam masyarakat.

Teori ini digambarkan sebagai berikut:

B = f (TF, PR, R, C)

Keterangan:

B = Behaviour TF = Thoughts and feeling R = Resources

f =fungsi PR = Personal Reference C = Culture

B. Primigravida

Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya (Dorland, 2012). Ibu hamil harus mempersiapkan diri dengan pengetahuan yang baik tentang kesehatan, pengetahuan bagaimana mempersiapkan menjadi ibu dan menghadapi kehamilan agar dirinya dan janinnya tetap sehat (Siswanto, 2010). Hal pertama dalam proses menjadi orang tua adalah melakukan perawatan bayi yang dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan ibu tentang perawatan anak, dimana orang tua harus belajar untuk melakukan tugas ini agar tidak terjadi kesalahan dalam merawat anak (Bobak dkk, 2005). Perubahan peran yang dialami wanita ketika kehamilan membutuhkan penguasaan tugas-tugas perkembangan tertentu yaitu menerima kehamilan, mengidentifikasi peran ibu, mengatur kembali hubungan antara ibu dan anak perempuan serta antara dirinya dan


(28)

pasangannya, membangun hubungan dengan anak yang belum lahir, dan menyiapkan diri untuk menghadapi pengalaman melahirkan (Bobak dkk, 2005).

Selama kehamilan, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang terjadi pada tiap trimester menurut Varney (2007) yaitu:

1. Trimester Pertama

Trimester ini sering dianggap sebagai periode penyesuian diri, yaitu penyesuian diri dalam menerima kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.

2. Trimester Kedua

Trimester ini sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yaitu periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil.

3. Trimester Ketiga

Trimester ini sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita sudah menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran bayinya. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapan pun. Pada trimester ini adalah waktu persiapan dalam menanti bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan.


(29)

C. Kelas Antenatal

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok dengan umur kehamilan antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular, dan akte kehamilan (Walyani, 2014). Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok sesuai dengan usia kehamilan ibu hamil (Walyani, 2014).

Menurut Walyani (2014), pengetahuan yang harus dimiliki ibu hamil pada tiap trimester yaitu sebagai berikut:

1. Trimester I, yaitu tentang kehamilan (apa itu kehamilan, perubahan tubuh ibu selama kehamilan, apa saja yang perlu dilakukan ibu, pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk mencegah anemia) dan tentang perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan, perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).

2. Trimester II, yaitu tentang persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya pada persalinan, proses persalinan, inisiasi menyusui dini) dan tentang perawatan nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat


(30)

menyusui eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas,tanda-tanda bahaya nifas, KB postpartum).

3. Trimester III, yaitu tentang perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir/BBL, pemberian vitamin K injeksi pada BBL, tanda bahaya BBL, pengamatan perkembangan bayi/anak, pemberian imunisasi pada BBL), tentang penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, tentang penyakit menular (infeksi menular seksual, informasi dasar HIV/AIDS, pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil), dan tentang akte kelahiran.

D. Kehamilan

Kehamilan adalah keadaaan mengandung embrio atau fetus yang bertumbuh di dalam tubuh, setelah penyatuan sel telur dengan spermatozoon (Dorland, 2012). Menurut Bobak dkk (2005), kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu dan dibagi menjadi tiga periode tiga bulan atau tiga trimester, yaitu:

1. Trimester pertama adalah periode minggu pertama sampai minggu ke-13. 2. Trimester kedua adalah periode minggu ke-14 sampai ke-26.

3. Trimester ketiga adalah periode minggu ke-27 sampai kelahiran cukup bulan (38 sampai 40 minggu).

Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk tubuh yang cepat dan nyata (Bobak dkk, 2005). Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama kehamilan dikenal sebagai tanda kehamilan (Bobak dkk,


(31)

2005). Ada beberapa kategori tanda kehamilan menurut Bobak dkk (2005),yaitu:

1. Presumtif (perubahan yang dirasakan wanita), yaitu amenore, keletihan, nyeri payudara, pembesaran payudara,morning sickness, quickening. 2. Kemungkinan (perubahan yang bisa diobservasi oleh pemeriksa), yaitu

tanda Hegar,ballottement,tes kehamilan, tanda Goodell.

3. Positif, yaitu sonografi, bunyi jantung janin, pemeriksaan melihat dan merasakan gerakan janin.

Kehamilan menyebabkan terjadi perubahan umum, seluruh sistem tubuh wanita hamil akibat meningkatnya hormonal yang dikeluarkan oleh plasenta, dapat memicu perubahan hormonal yang mengendalikannya sehingga terjadi keseimbangan baru dan adaptasi ibu (Manuaba dkk, 2007). Menurut Bobak dkk (2005) dan Manuaba dkk (2007) bahwa adaptasi fisiologis pada kehamilan normal yang terjadi pada setiap sistem ibu, yaitu sebagai berikut:

1. Sistem Kardiovaskular

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu hipertrofi (pembesaran) atau dilatasi ringan pada jantung; peningkatan volume darah dan curah jantung; titik impuls maksimum (point of maximum impuls/PMI) pada apeks bergeser ke atas dan lateral sekitar 1 sampai 1,5 cm; bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar; S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi; murmur ejeksi sistolik tingkat II dapat terdengar di atas daerah pulmonal; denyut jantung ibu meningkat


(32)

perlahan pada usia kehamilan 14 sampai 20 minggu mencapai 10 sampai 15 kali per menit dan menetap sampai aterm.

2. Sistem Pernapasan

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu kebutuhan oksigen ibu meningkat; ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat; panjang paru-paru berkurang; diameter transversal kerangka toraks meningkat sekitar 2 cm dan lingkaran kerangka iga meningkat 5 sampai 7 cm; sudut tulang kosta melebar dari 630 menjadi 1030; tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil; peningkatan vaskularisasi pada traktus pernapasan atas; volume tidalmeningkat sekitar 30-40%;inspiratory reserve volume

makin meningkat; hiperventilasi akibat progesteron yang dapat meningkatkan sensitivitas terhadap CO2; P/CO2 ibu lebih rendah daripada janin; P/O2janin rendah tetapi afinitas hemoglobin fetus tinggi; kapasitas total paru turun sekitar 5%.

3. Sistem Ginjal

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu terjadi pembesaran pada ganjil; pelvis ginjal dan ureter kanan lebih melebar daripada pelvis ginjal dan ureter kiri sehingga aliran urin kurang lancar; endotel hiperemis karena meningkatnya progesteron; peristaltik berkurang sehingga sulit buang air kecil; dinding otot polos ureter mengalami hiperplasia, hipertrofi, dan relaksasi tonus otot;w sering terdapat residu urin karena sfingter vesika urinaria sulit terbuka penuh; lebih sering berkemih karena vesika urinaria tertarik ke atas mengikuti


(33)

besarnya uterus; peredaran darah menuju ginjal meningkat 20%; laju filtrasi glomerular dan aliran plasma ginjal meningkat sampai 50%; terjadi glukosuria karena reabsorpsi glukosa di tubulus terganggu.

4. Sistem Integumen

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal; hiperpigmentasi (kloasma gravidarum, striae gravidarum, linea nigra, dan terjadi pada areola, puting susu, aksila, dan vulva); pertumbuhan rambut dan kuku mengalami percepatan; percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea; peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor; terjadi angioma atau telangiektasis (vascular spiders) tetapi pada orang indonesia sulit terlihat karena warna kulit sawo matang.

5. Sistem Muskuloskeletal

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul menjadi miring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan yang membutuhkan penyesuaian-ulang (realignment) kurvatura spinalis; kurva lumbosakrum harus semakin melengkung dan di daerah servikodorsal harus terbentuk kurvatura untuk mempertahankan keseimbangan; relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul; otot dinding perut meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus.


(34)

6. Sistem Neurologi

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu kompresi saraf panggul atau stasis vaskular akibat pembesaran uterus; lordosis dorsolumbarn menyebabkan nyeri; edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome pada trimester akhir kehamilan; akroestesia akibat posisi bahu yang membungkuk; nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan pingsan (sinkop); hipokalsemia yang menyebabkan masalah neuromuskular seperti kram otot atau tetani. 7. Sistem Gastrointestinal

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu gusi yang mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat; perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah dapat menyebabkan nausea dan/atau vomitus pada trimester pertama; peningkatan produksi progesteron menyebabkan tonus dan motilitas otot polos menurun; kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan tonus otot selama hamil.

8. Sistem Reproduksi

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu terjadi pertumbuhan uterus bersamaan dengan perkembangan janin yang menyebabkan terjadi perubahan berat, bentuk, dan posisi; peningkatan aliran darah uterus dan limfe mengakibatkan edema dan kongesti panggul; perlunakan istmus menyebabkan antefleksi uterus berlebihan selama tiga bulan pertama kehamilan; hipertrofi ekstensif (pembesaran) ligamentum teres-uteri mempertahankan posisi uterus; peningkatan


(35)

vaskularisasi pada organ reproduksi; pH sekresi vagina menjadi lebih asam (dari 4 menjadi 6,5); struktur eksterna vulva membesar; cairan mukoid pada serviks berlebihan; payudara terasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa berat pada payudara; puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen; pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif.

9. Sistem Endokrin

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem ini yaitu terjadi pembesaran moderat kelenjar tiroid; konsumsi oksigen dan BMR meningkat; kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan; kadar parathormon plasma meningkat pada trimester kedua; pada awal kehamilan pankreas menurunkan produksi insulin tetapi pada trimester selanjutnya kadar insulin meningkat; plasenta secara progresif memproduksi hormon dalam jumlah yang lebih besar (misalnya human placental lactogen/hPL, estrogen, dan progesteron); produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga meningkat; prolaktin serum mulai meningkat secara progresif pada awal kehamilan sampai aterm.

E. Perawatan Bayi Baru Lahir

Perawatan bayi adalah tindakan yang dilakukan untuk merawat dan menjaga kesehatan bayi, serta memenuhi kebutuhan dasar bayi (Gupte, 2004). Perawatan bayi baru lahir terdiri dari ASI eksklusif, perawatan mata, perawatan kulit, memandikan bayi, pijat bayi, perawatan tali pusat, menjaga kehangatan bayi, pakaian bayi, imunisasi, perawatan bayi secara umum,


(36)

observasi bayi (Datta, 2007). Berikut ini adalah perawatan bayi baru lahir yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat merupakan salah satu praktik perawatan bayi baru lahir yang penting yang direkomendasikan oleh WHO untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas di antara bayi di Dunia (Opara dkk, 2012). Perawatan tali pusat bertujuan untuk memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi (Hidayat, 2009). Tali pusat bayi dibersihan minimal dua kali sehari dengan menggunakan sedikit sabun dan air hangat (Murray dkk, 2006). Prinsip perawatan tali pusat yang harus diperhatikan adalah tidak meletakkan apapun pada daerah sekitar tali pusat; menjaga agar daerah sekitar tali pusat bayi tetap kering dan bersih; jika tali pusat bayi kotor, cuci dengan air matang dan sabun secara hati-hati dan keringkan dengan kain bersih; dan jika terdapat tanda infeksi tali pusat, segera bawa ke pelayanan kesehatan (Sodikin, 2009). Tanda tali pusat terinfeksi adalah jika tali pusat mengeluarkan nanah atau darah, dan jika tali pusat mengalami inflamasi seperti kemerahan, bengkak, dan panas jika disentuh (Murray dkk, 2006). Menurut Bobak dkk (2005), Hidayat (2009), Leveno dkk (2012), dan Sodikin (2009) langkah-langkah ibu dalam melakukan perawatan pada tali pusat adalah sebagai berikut: a. Persiapan alat

1) Kain kassa


(37)

3) Air bersih dan sabun b. Tindakan

1) Cuci tangan ibu dengan sabun sebelum melakukan perawatan tali pusat

2) Bersihkan daerah sekeliling pangkal tali pusat atau tempat tali pusat menyatu dengan kulit sampai ke ujung tali pusat dengan menggunakan kassa atau cotton bud yang telah dicelupkan dengan air hangat atau air sabun atau sesuai instruksi dokter 3) Bilas dan keringkan dengan kasa

4) Pertahankan tali pusat tetap terbuka, agar tali pusat lebih cepat kering dan lebih mudah lepas jika terpajan dengan udara

5) Jika tali pusat ditutup akan menyebabkan tali pusat lembab, dan menyebabkan resiko tinggi infeksi

6) Jika terpaksa harus ditutup, tutup dan ikat tali pusat secara longgar dengan kasa steril

7) Jika tali pusat terkena feses atau urin, cuci bersih dengan sabun dan air, kemudian keringkan

8) Cuci tangan ibu setelah melakukan perawatan tali pusat.

Tali pusat terlepas lebih kurang setelah satu minggu sampai 10 hari setelah bayi lahir, yang akan membentuk jaringan granulasi dan setelah sembuh membentuk umbilikus (Bobak dkk, 2005; Leveno dkk, 2012). Tali pusat yang terlepas akan terlihat beberapa tetes darah saat bayi menangis, tetapi hal ini tidak perlu ditakuti karena akan pulih dengan sendirinya (Bobak dkk, 2005).


(38)

2. Memandikan Bayi

Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi (Hidayat, 2009). Prinsip dalam memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah mempertahankan kehangatan bayi setelah dimandikan dan menjaga agar air tidak masuk ke hidung, mulut atau telinga yang dapat mengakibatkan aspirasi (Hidayat, 2009). Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memandikan bayi, yaitu memandikan bayi dengan cara waslap dan dengan cara rendam (Putra, 2012). Memandikan bayi dengan cara waslap dilakukan jika tali pusat belum terlepas atau puput dan jika kondisi bayi dalam keadaan sakit, yang dilakukan dengan menggunakan air hangat dan sabun sesuai prinsip memandikan bayi (Sodikin, 2009). Menurut Bobak dkk (2005), Gupte (2004), Hidayat (2009), dan Putra (2012) langkah-langkah memandikan bayi adalah sebagai berikut:

a. Persiapan alat

1) Bak mandi berisi air hangat

2) Satu set pakaian (baju bayi, popok, dan lain-lain)

3) Satu set alat perawatan, seperti bedak, sabun, kapas minyak, kapas air matang,cotton but, minyak telon bila perlu

4) Handuk dan waslap b. Tindakan


(39)

2) Siapkan dan dekatkan semua peralatan

3) Pastikan suhu ruangan cukup hangat (±240C) dan tidak berangin 4) Pastikan suhu air untuk memandikan bayi tetap hangat dan ukur

suhu airnya dengan siku ibu/pergelangan tangan ibu bagian dalam

5) Jika terdapat kotoran bayi, bersihkan terlebih dahulu dengan kapas yang sudah dibasahi air atau tisu basah

6) Lepaskan pakaian bayi, dan setelah dilepas selimuti tubuh bayi dengan handuk agar tetap hangat

7) Bersihkan mata dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air hangat dari kantus dalam ke arah luar. setiap kali usap, kapas harus diganti untk mencegah kontaminasi pada mata

8) Bersihkan hidung, dan telinga bayi dengan kapas ataucotton but

9) Bersihkan dan keringkan wajah dan kepala bayi dengan waslap tanpa membuka handuk di badan bayi

10) Bersihkan dengan sabun bagian depan (dada, abdomen) dan punggung, kemudian seluruh tubuh

11) Bersihkan lipatan kulit (dagu, lengan, paha)

12) Bilas dengan air dengan cara memasukkan bayi ke dalam bak mandi, topang punggung dan kepala dengan lengan ibu dan lengan yang lain menahan bokong bayi

13) Setelah selesai, angkat bayi dengan hati-hati dan keringkan seluruh tubuh dengan handuk, terutama semua lipatan kulit karena sisa air bisa menyebabkan iritasi dan luka


(40)

14) Beri bedak pada bayi, tidak secara langsung namun usapkan dengan tangan anda, jika bedak dihirup oleh bayi bisa berbahaya dan dapat menyebabkan masalah pernapasan

15) Pakaikan kembali pakaian bayi dengan pakaian yang baru 16) Bereskan alat dan cuci tangan ibu dengan sabun.

3. Pijat Bayi

Pijat bayi adalah sentuhan pijat kepada bayi yang bertujuan untuk membuat bayi menjadi rileks, meningkatkan efektivitas istirahat/tidur bayi, memperbaiki konsentrasi bayi, memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan nafsu makan, menstimulus aktivitas nervus vagus

untuk perbaikan pernapasan, meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel (Subakti dan Anggrani, 2008). Pijat bayi dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, atau bisa juga malam hari sebelum bayi tidur, karena aktivitas bayi sepanjang hari yang cukup melelahkan, serta dapat dilakukan 1-2 jam setelah makan/minum (Datta, 2007). Keadaan yang tidak diperbolehkan untuk memijat bayi, yaitu saat bayi lapar atau baru selesai makan, saat bayi sedang demam atau sakit, saat bayi sedang tidur, keadaan ruangan sangat dingin/pengap, dan bayi tampak tidak nyaman atau gelisah (Putra, 2012; Subakti dan Anggrani, 2008). Menurut Putra (2012), Suririnah (2009), dan Subakti dan Anggrani (2008) langkah-langkah melakukan pijat bayi adalah sebagai berikut:


(41)

a. Persiapan

1) Pilih waktu yang tepat untuk melakukan pijat bayi (pagi hari sebelum mandi, 15 menit setelah bayi makan, malam hari menjelang bayi tidur)

2) Persiapkan ruangan yang tenang dan nyaman

3) Tempat yang empuk, lembut, rata, dan bersih (kasur, busa yang dilapisi kain lembut)

4) Handuk atau lap lembut untuk kulit bayi

5) Popok atau kain untuk menutup bagian tubuh bayi setelah di pijat

6) Baju ganti untuk mengganti baju lama setelah di pijat

7) Minyak untuk memijat (baby oil, lotion, minyak zaitun, minyak kelapa)

8) Air dan waslap (kain untuk mengelap/menyeka)

9) Pastikan kuku ibu dalam keadaan terpotong pendek dan tidak menggunakan cincin atau perhiasan

10) Letakkan bayi pada posisi nyaman yaitu posisi bayi telentang dengan tatapan mata antara ibu dan bayi saling beradu pandang b. Tindakan

1) Cuci tangan ibu sebelum memijat bayi

2) Usahakan tangan ibu dalam keadaan hangat agar bayi merasa nyaman dengan usapan ibu


(42)

3) Sebelum memijat, coba dahulu minyak yang akan digunakan pada kulit bayi dan tunggu selama 30 menit untuk melihat adanya reaksi alergi

4) Urutan pijat bayi, dapat diulang sebanyak enam kali

Tahap 1. Kaki, merupakan bagian terbaik untuk memulai pijatan karena bagian ini adalah bagian yang paling tidak sensitif diantara bagian tubuh lainnya

a) Pijat bayi dengan cara perahan india, yaitu memegang kaki bayi pada pangkal paha seperti memegang pemukul soft ball, kemudian gerakan tangan ke bawah secara bergantian seperti memerah susu

b) Peras dan putar yaitu dengan memegang kaki bayi dari pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, kemudian peras dan putar bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha ke arah mata kaki

c) Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh telapak kaki

d) Pijatlah jari-jari satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan yang lembut pada setiap ujung jari

e) Gerakan peregangan (stretch), yaitu dengan menggunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari-jari


(43)

ke arah tumit, selanjutnya dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit

f) Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki dari tumit ke jari-jari

g) Dengan menggunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara bergantian

h) Peras dan putar pergelangan kaki bayi dengan menggunakan ibu jari dan jari-jari lain ibu

i) Perahan swedia yaitu dengan memegang pergelangan kaki bayi, kemudian menggerakkan tangan ibu secara bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha

j) Gerakan menggulung yaitu pegang pangkal paha dengan kedua tangan ibu, kemudian buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki

k) Gerakan akhir yaitu rapatkan kedua kaki bayi, letakkan kedua tangan ibu secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha, kemudian usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan kaki

Tahap 2. Perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk bayi

a) Mengayuh sepeda yaitu dengan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan da kiri


(44)

b) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, yaitu angkat kedua kaki dengan salah satu tangan, dan pijat perut bayi dari atas sampai ke jari-jari kaki

c) Letakkan kedua ibu jari di samping kanan-kiri pusar perut, dan gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri

d) Bulan-matahari yaitu dengan membuat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari) beberapa kali, gunakan tangan kanan untuk membentuk gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan), lakukan kedua gerakan ini bersama-sama

e) Gerakan I Love You yaitu pijat perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”, setelah itu pijat perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas begitu juga sebaliknya, kemudian pijat perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah ke kiri, ke bawah dan berakhir di perut kiri bawah


(45)

f) Gelembung atau jari berjalan yaitu letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara

Tahap 3. Dada

a) Jantung besar yaitu buat gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda di tengah dada bayi/ulu hati bayi, buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke ulu hati

b) Kupu-kupu yaitu membuat gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada, ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati, kemudian gerakan tangga kiri ibu ke bahu kiri bayi dan kembali ke ulu hati Tahap 4. Tangan

a) Gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah, tetapi jika terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan

b) Selanjutnya pijatan yang dilakuakan pada tangan sama seperti pada kaki dariperahan india sampai gerakan menggulung


(46)

Tahap 5. Muka, tahap ini tidak memerlukan minyak

a) Menyetrika dahi yaitu letakkan jari-jari kedua tangan ibu pada pertengahan dahi, tekan jari-jari ibu dengan lembut mulai dari tengah dahi ke arah luar, kemudian gerakkan ke bawah ke depan pelipis dan buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, lalu gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata

b) Menyetrika alis yaitu letakkan kedua ibu jari diantara kedua alis mata, gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan diatas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis

c) Senyum 1, yaitu letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis, tekan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum

d) Senyum 2 yaitu letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat hidung, gerakkan kedua jari dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum

e) Senyum 3 yaitu letakkan kedua ibu jari di tengah dagu, tekankan dua jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas pipi seolah memuat bayi tersenyum


(47)

Tahap 6. Punggung

a) Gerakan maju mundur yaitu tengkurapkan bayi melintang di depan ibu dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebalah kanan ibu, pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali ke leher lagi

b) Gerakan menyetrika yaitu pegang pantat bayi dengan tangan kanan dan tangan kiri memijat mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung

c) Ulangi gerakan menyetrika, tetapi dengan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi d) Gerakan melingkar yaitu buatlah gerakan melingkar kecil

dengan jari-jari kedua tangan ibu dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat

e) Gerakan menggaruk yaitu tekankan dengan lembut kelma jari-jari tangan kanan ibu pada punggung bayi dan buat gerakan menggaruk ke bawah menjang sampai ke pantat tetapi pastikan kuku ibu sudah di potong pendek.


(48)

4. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

WHO dan UNICEF menjelaskan bahwa bayi harus diberikan ASI eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan, tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain selain ASI (Soedjatmiko, 2009). ASI adalah makanan lengkap yang diperlukan selama 6 bulan pertama kelahiran untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal (Wong dkk, 2009). Komposisi ASI yang diprosuksi oleh ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (ASI prematur) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur) (PERINASIA, 2012). Komposisi ini sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing (PERINASIA, 2012). Pembagian komposisi ASI menurut PERINASIA (2012) yaitu:

a. Kolostrum, adalah ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari ke-3 atau ke-5 yang berwarna bening dan kuning serta hanya sedikit ASI yang keluar.

b. ASI transisi, adalah ASI yang keluar dari hari ke-3 atau ke-5 sampai hari ke-8 atau ke-11 setelah kelahiran bayi.

c. ASI matang, adalah ASI yang keluar setelah hari ke-8 atau ke-11 setelah kelahiran bayi.

ASI sangat bermanfaat untuk bayi, ibu, keluarga, dan negara (PERINASIA, 2012). Manfaat pemberian ASI terdiri dari manfaat untuk bayi (sebagai nutrisi/zat gizi yang sesuai untuk bayi, meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena mengandung zat protektif, memiliki efek psikologis yang baik utnuk bayi, memberikan pertumbuhan yang baik


(49)

untuk bayi, meningkatkan kecerdasan, mengurangi kejadian karies dentis, dan mengurangi kejadian maloklusi), manfaat untuk ibu (pada aspek kesehatan ibu untuk mengurangi perdarahan setelah melahirkan dan mengurangi kemungkinan menderita karsinoma mammae, aspek keluarga berencara untuk menjarangkan kehamilan/sebagai kontrasepsi yang aman, dan aspek psikologis), manfaat untuk keluarga (aspek ekonomi, aspek psikologis dan aspek kemudahan), dan manfaat untuk negara (menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu formula, dan meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa) (PERINASIA, 2012; Roesli, 2005).

Bayi baru lahir harus diberi makan setiap dua sampai tiga jam dengan jumlah total 8 sampai 12 kali dalam 24 jam selama sekurang-kurangnya satu bulan (Wong dkk, 2009). Kriteria utama yang menentukan peningkatan asupan ASI pada bayi yaitu teknik menghisap yang benar, jadwal pemberian ASI yang tidak kaku, dan pemberian posisi yang benar agar bayi dapat menempel ke payudara (Wong dkk, 2009). Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet (PERINASIA, 2012). Menurut PERINASIA (2012) dan Wong dkk (2009) langkah-langkah yang harus diketahui ibu dalam memberikan ASI kepada bayi dengan benar adalah sebagai berikut:

a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan sekitar areola ibu sampai sedikit basah


(50)

b. Posisikan ibu dan bayi dalam posisi nyaman, pegang bayi dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lekung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan. Perut bayi menempel dengan badan ibu, kepala bayi menghadap ke payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

c. Payudara ibu dipegang oleh ibu dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau areola saja

d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) yaitu dengan cara sentukan bibir bawah bayi atau pipi bayi dengan puting ibu, bayi akan memberi respon dengan berputar ke arah payudara dan membuka mulutnya

e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting dan areola dimasukkan ke mulut bayi. Kemudian bayi mulai mengancing mulutnya dengan benar, sebagian besar areola harus berada di dalam mulut bayi, dagu bayi menempel pada payudara ibu, dan bibir bawah bayi membuka keluar f. Apabila hidung bayi kelihatan tertutup oleh payudara, ibu dapat

mengangkat panggul bayi, sehingga memberikan lebih banyak ruang untuk bernapas


(51)

g. Setelah bayi mulai menghisap, payudara ibu tidak perlu dipegang atau disanggah lagi

h. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi adalah dengan menekan payudara yang akan membuat puting terlepas dari mulut bayi, atau dapat juga dengan lembut memasukkan jari tangan ibu ke sudut mulut bayi, diantara kedua gusi untuk menghentikan isapan dan dagu bayi ditekan ke bawah. Jika langsung menarik bayi begitu saja tanpa menghentikan isapan dapat menimbulkan nyeri pada puting

i. Ketika bayi sudah sudah kenyang, bayi akan melepas sendiri puting ibu

j. Setelah selesai menyusui bayi, sebaiknya ibu mengoleskan sedikit ASI ke puting ibu

k. Setelah selesai memberikan ASI, bayi disendawakan yang bertujuan untuk mengeluarkan udara dari lambung agar bayi tidak muntah setelah menyusui. Caranya adalah posisikan bayi yang nyaman (digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu atau tidur telengkup di pangkuan ibu) kemudian punggung bayi ditepuk secara perlahan-lahan.

5. Imunisasi

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan tubuh pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke tubuh agar tubuh membuat


(52)

zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2008). Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Hidayat, 2008). KEMENKES (2013) menyatakan imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.

a. Imunisasi wajib, terdiri dari

1) imunisasi rutin, yaitu imunisasi yang dilakukan terus menerus sesuai dengan jadwal yang terdiri dari imunisasi dasar (BCG, hepatitis B, DPT, polio, dan campak), dan imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun/batita, anak usia sekolah dasar, dan wanita usia subur (KEMENKES, 2013). 2) imunisasi tambahan (imunisasi yang diberikan pada kelompok

umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu), dan imunisasi khusus (imunisasi yang dilakukan untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu yaitu imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi demam kuning, dan imunisasi Anti Rabies) (KEMENKES, 2013).

b. Imunisasi pilihan, terdiri dari imunisasi Haemophillus influenza tipe b (Hib), Pneumkokus, Rotavirus, Influenza, Varisela, Measles Mumps Rubella, Demam Tifoid, Hepatitis A, Human Papilloma Virus/HPV, danJapanese Encephalitis(KEMENKES, 2013).


(53)

Imunisasi dasar yang wajib di Indonesia, terdiri dari imunisasi BCG, hepatitis B, polio, DPT, dan Campak (KEMENKES, 2013).

a. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tuberculosis/TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG (Hidayat, 2008). Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan dan diberikan satu kali kepada bayi dalam rentang waktu sejak lahir sampai bayi berumur 2 bulan (Hidayat, 2008; IDAI, 2014). Jika vaksin diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin (IDAI, 2014). Efek samping vaksin ini adalah timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah, timbul kemerahan, bengkak, dan panas pada daerah yang disuntik (Hidayat, 2008; Putra, 2012). Tanda keberhasilannya adalah timbul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu, tidak nyeri dan tidak panas (menunjukkan bahwa penyuntikan benar) (Putra, 2012). Kontra indikasi vaksin ini adalah tidak boleh diberikan pada anak yang berpenyakit TBC atau menunjukkanMantouxpositif (Putra, 2012).

b. Imunisasi hepatitis B

Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit hepatitis B yang kandungannya adalah Hbs Ag


(54)

dalam bentuk cair (Hidayat, 2008). Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali dan paling baik pertama kali diberikan ketika 12 jam setalah bayi lahir dan didahului pemberian suntikan vitamin K1 untuk mencegah terjadinya perdarahan akibat defisiensi vitamin K (IDAI, 2014). Efek sampingnya adalah timbul nyeri pada bekas suntikan, kemudian timbul demam ringan dan pembengkakan pada daerah yang disuntik (Putra, 2012). Kontra indikasinya adalah tidak dapat diberikan pada anak yang menderita sakit berat (Putra, 2012).

c. Imunisasi polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya poliomielitis yang bisa menyebabkan kelumpuhan (Hidayat, 2008). Vaksin ini diberikan sebanyak enam kali dan pertama kali diberikan setelah lahir atau saat bayi akan dipulangkan dengan diteteskan di mulut bayi (IDAI, 2014; Putra, 2012). Efek sampingnya adalah pusing, diare ringan, dan sakit otot (Putra, 2012). Kontra indikasi vaksin ini adalah tidak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (>380C); muntah atau diare; penyakit kanker; HIV/AIDS; sedang mengalami pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum;serta anak dengan mekanisme kekebalan tubuh terganggu (Putra, 2012).

d. Imunisasi DPT

Imunisasi DPT (Diphteria, Pertussis, Tetanus) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis, dan tetanus (Hidayat, 2008). Vaksin ini dapat


(55)

diberikan sebanyak tujuh kali, pertama kali diberikan paling cepat pada umur 6 minggu, dan pada pemberian ke-6 dan ke-7 pada umur lebih dari 7 tahun diberikan vaksin Td setelah itu diboostersetiap 10 tahun (IDAI, 2014). Efek sampingnya adalah efek ringan (misalnya bengkak dan nyeri pada daerah suntikan, demam pada tubuh) dan efek berat (menangis hebat kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, kejang, ensefalopati, dan shock) (Hidayat, 2008; Putra, 2012). Kontra indikasi vaksin ini adalah tidak boleh diberikan pada bayi yang kejang karena penyakit seperti epilepsi, menderita kelainan saraf berat, atau baru dirawat karena infeksi otak, dan bayi alergi terhadap DPT, mereka hanya boleh diberikan vaksin DT tanpa P, karena antigen P-lah yang menyebabkan panas (Putra, 2012). e. Imunisasi campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadi penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular (Hidayat, 2008). Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali dan pertama kali diberikan pada umur 9 bulan (IDAI, 2014). Efek sampingnya adalah terjadi ruam pada daerah suntikan, diare dan demam (Hidayat, 2008; Putra, 2012).


(56)

Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi

Sumber: IDAI. Panduan Imunisasi Anak: mencegah lebih baik daripada mengobati. Jakarta: Kompas, 2014.

F. Penelitian Terkait

Beberapa penelitian terkait pengetahuan ibu tentang perawatan bayi adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2011), menunjukkan bahwa 62,16% ibu primipara di ruang bersalin Rumah Sakit Immanuel-Bandung memiliki pengetahuan yang cukup tentang perawatan tali pusat, sedangkan 16,21 % memiliki pengetahuan baik dan 21,62% memiliki pengetahuan yang kurang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Jasmi (2010), menunjukkan bahwa 60% ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara memandikan bayi baru lahir.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila (2008), menunjukkan bahwa 68,3% ibu di Desa Surotrunan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen memiliki pengetahuan yang sedang tentang pijat bayi, sedangkan 11,1%


(57)

ibu memiliki pengetahuan yang baik dan 20,6% ibu memiliki pengetahuan yang kurang.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2009) di puskesmas Cilacap Utara, menunjukkan bahwa mayoritas ibu menyusui sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif sebanyak 78%, sedangkan 19% memiliki pengetahuan yang sedang dan 3% memiliki pengetahuan yang kurang tentang ASI eksklusif.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon (2013), menunjukkan bahwa 51,02% ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi, sedangkan 20,40% memiliki pengetahuan yang baik dan 28,58% berpengetahuan kurang tentang imunisasi dasar pada bayi.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014), menunjukkan bahwa 63,5% ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian imunisasi dasar lengkap, sedangkan 36% memiliki pengetahuan yang kurang. Penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi yang berusia 1-2 tahun.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Prihartanti (2012) bahwa 54,8% ibu nifas memiliki pengetahuan yang cukup tentang perawatan bayi, sedangkan 12,9% berpengetahuan kurang dan 32,3% berpengetahuan baik tentang perawatan bayi.


(58)

G. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori a. Faktor-faktor

predisposisi

(pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dsb)

b. Faktor-faktor

pendukung (lingkungan fisik, fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan)

c. Faktor-faktor pendorong (sikap dan perilaku petugas kesehatan)

(Green, 1980, dalam Notoatmodjo, 2007)

a. Pengetahuan

b. Kepercayaan c. Sikap

d. Orang-orang yang penting

e. Sumber daya yang tersedia

f. Kebudayaan

(WHO, 1984, dalam Notoadmodjo, 2007)

Perilaku primigravida

Perawatan bayi baru lahir

air susu ibu eksklusif,perawatan mata,

perawatan kulit,memandikan bayi, pijat bayi, perawatan tali pusat,pakaian bayi, menjaga kehangatan bayi,imunisasi, perawatan bayi secara umum, observasi bayi.


(59)

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012). Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini terdapat satu variabel yaitu pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan:

: variabel yang diteliti

Pengetahuan Primigravida tentang Perawatan Bayi

Baru Lahir

1. Perawatan tali pusat 2. Memandikan bayi 3. Pijat bayi

4. ASI eksklusif 5. Imunisasi


(60)

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui primigravida tentang perawatan bayi baru lahir yang terdiri dari perawatan

tali pusat,

memandikan bayi, pijat bayi, air susu ibu eksklusif, dan imunisasi.

Kuesioner Kuesioner berjumlah 17 item pernyataan, yang terdiri dari; 1. Perawatan tali pusat, terdiri dari

3 item pernyataan (no 1-3) 2. Memandikan bayi, terdiri dari 3

item pernyataan (no 4-6)

3. Pijat bayi, terdiri dari 4 item pertanyaan (no 7-10)

4. ASI eksklusif, terdiri dari 3 item pernyataan (no 11-13) 5. Imunisasi, terdiri dari 4 item

pernyataan (no 14-17)

Pemberian skor menggunakan skala Guttman.

1. Baik, jika presentase hasil 76%-100% (Skor 13-17)

2. Cukup, jika

presentase hasil 56%-75% (Skor 10-12)

3. Kurang Baik, jika presentase hasil ≤56%(Skor 0-9) (Nursalam, 2008).

Ordinal

Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat adalah pengetahuan

yang dimiliki

primigravida tentang

Kuesioner Kuesioner terdiri dari 3 pernyataan dengan pemberian skor menggunakan skala Guttman: Jawaban benar dengan pernyataan

1. Baik, jika presentase hasil 76%-100% (Skor 3)


(61)

cara primigravida merawat tali pusat bayi untuk mencegah terjadi infeksi dan tetap kering sampai tali pusat terlepas.

positif dan jawaban salah dengan pernyataan negatif = 1

Jawaban salah dengan pernyataan positif dan jawaban benar dengan pernyataan negatif = 0

2. Cukup, jika

presentase hasil 56%-75% (Skor 2) 3. Kurang Baik, jika

presentase hasil ≤56%(Skor 0-1) (Nursalam, 2008). Memandikan

Bayi

Memandikan bayi adalah pengetahuan

yang dimiliki

primigravida tentang cara memandikan bayi yang benar yang dilakukan

primigravida agar bayi tetap bersih.

Kuesioner Kuesioner terdiri dari 3 pernyataan dengan pemberian skor menggunakan skala Guttman: Jawaban benar dengan pernyataan positif dan jawaban salah dengan pernyataan negatif = 1

Jawaban salah dengan pernyataan positif dan jawaban benar dengan pernyataan negatif = 0

1. Baik, jika presentase hasil 76%-100% (Skor 3)

2. Cukup, jika

presentase hasil 56%-75% (Skor 2) 3. Kurang Baik, jika

presentase hasil ≤56%(Skor 0-1)

(Nursalam, 2008).

Ordinal

Pijat Bayi Pijat bayi adalah pengetahuan yang dimiliki primigravida tentang teknik yang dilakukan

Kuesioner Kuesioner terdiri dari 4 pernyataan dengan pemberian skor menggunakan skala Guttman: Jawaban benar = 1

Jawaban salah = 0

1. Baik, jika presentase hasil 76%-100% (Skor 4)


(62)

primigravida untuk melancarkan sirkulasi darah bayi dan membuat bayi rileks.

2. Cukup, jika

presentase hasil 56%-75% (Skor 3) 3. Kurang Baik, jika

presentase hasil ≤56%(Skor 0-2)

(Nursalam, 2008). ASI

Eksklusif

ASI eksklusif adalah pengetahuan yang dimiliki primigravida tentang memberikan nutrisi kepada bayi dengan ASI saja tanpa makanan tambahan lainnya selama 6 bulan.

Kuesioner Kuesioner terdiri dari 3 pernyataan dengan pemberian skor menggunakan skala Guttman: Jawaban benar dengan pernyataan positif dan jawaban salah dengan pernyataan negatif = 1

Jawaban salah dengan pernyataan positif dan jawaban benar dengan pernyataan negatif = 0

1. Baik, jika presentase hasil 76%-100% (Skor 3)

2. Cukup, jika

presentase hasil 56%-75% (Skor 2) 3. Kurang Baik, jika

presentase hasil ≤56%(Skor 0-1) (Nursalam, 2008).

Ordinal

Imunisasi Imunisasi adalah pengetahuan yang dimiliki primigravida tentang cara yang dilakukan untuk

Kuesioner Kuesioner terdiri dari 4 pernyataan

dengan pemberian skor

menggunakan skala Guttman: Jawaban benar dengan pernyataan positif dan jawaban salah dengan

1. Baik, jika presentase hasil 76%-100% (Skor 4)

2. Cukup, jika

presentase hasil


(63)

meningkatkan

kekebalan tubuh bayi

dengan cara

memasukkan virus atau bakteri yang telah dilemahkan atau dibunuh.

pernyataan negatif = 1

Jawaban salah dengan pernyataan positif dan jawaban benar dengan pernyataan negatif = 0

56%-75% (Skor 3) 3. Kurang Baik, jika

presentase hasil ≤56%(Skor 0-2)


(64)

48

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif. Desain deskriptif kuantitatif adalah desain yang digunakan untuk menggambarkan situasi atau karakteristik yang ditemukan pada subyek penelitian (Dharma, 2011). Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur tahun 2015.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni tahun 2015 di kelurahan Rempoa Kota Tangerang Selatan. Alasan peneliti memilih kelurahan Rempoa sebagai tempat penelitian karena ibu primigravida di wilayah ini rata-rata memiliki pengetahuan yang kurang tentang perawatan bayi baru lahir, dan wilayah ini memiliki jumlah ibu primigravida yang lebih banyak dibandingkan wilayah lain yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur.


(65)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang menjadi sasaran penelitian (Siregar, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah primigravida di Kelurahan Rempoa Kota Tangerang Selatan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro & Ismael, 2014). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu penelitian yang melibatkan seluruh populasi yang jumlahnya tidak terlalu banyak untuk di teliti (Sandjaja & Heriyanto, 2011). Dengan demikian, peneliti mengambil populasi sebagai sampel sebanyak 32 orang.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Adapun kriteria inklusi yang ditetapkan adalah:

a. Primigravida trimester I, II, III.

b. Primigravida yang tinggal di Kelurahan Rempoa. c. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

a. Primigravida yang sudah pindah rumah dan tidak bisa terjangkau oleh peneliti.


(66)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pedoman FGD.

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket dengan beberapa pertanyaan (Hidayat, 2011). Kuesioner ini berisi tentang data demografi dan pengetahuan primigravida terhadap perawatan bayi baru lahir. Kuesioner data demografi berisi tentang umur, agama, pekerjaan, pendidikan terakhir responden, dan usia kehamilan. Kuesioner pengetahuan primigravida terhadap perawatan bayi baru lahir terdiri dari perawatan tali pusat, memandikan bayi, pijat bayi, ASI eksklusif, dan imunisasi. Kuesioner ini berjumlah 17 pernyataan yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori tentang perawatan bayi baru lahir.

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan primigravida tentang perawatan bayi baru lahir. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah bentuk pertanyaan tertutup (closed ended) dimana responden diarahkan untuk memilih jawaban sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki responden (Notoatmodjo, 2012). Jenis skala pengukuran yang digunakan adalah skala guttman. Jika jawaban benar dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah dengan pernyataan negatif (unfavorable) mendapatkan nilai “1”. Jika jawaban salah dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban benar dengan pernyataan negatif (unfavorable) mendapatkan nilai “0”. Pengetahuan primigravida


(67)

tentang perawatan bayi baru lahir dikategorikan menjadi baik, cukup, dan kurang baik. Pengkategoriannya adalah sebagai berikut:

a. Baik, jika presentase hasil 76%-100% b. Cukup, jika presentase hasil 56%-75%

c. Kurang Baik, jika presentase hasil≤56% (Nursalam, 2008).

2. PedomanFocus Group Discussion(FGD)

FGD merupakan penelitian kualitatif, dimana instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri (Moleong, 2013). Selain itu, untuk memperoleh data dibutuhkan juga instrumen lain berupa pedoman FGD. Pedoman ini dibuat untuk mendapatkan data yang tidak tergali dengan penelitian kuantitatif. Pedoman FGD ini berisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan perawatan bayi baru lahir.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner ini dilakukan kepada 30 orang primigravida yang ada di kelurahan Cempaka Putih pada tanggal 09 April 2015 sampai tanggal 19 April 2015. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang ingin diukur (Notoatmodjo, 2012). Untuk mengetahui kuesioner ini valid, penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity) berupa validitas rupa (face validity), yaitu jenis validitas yang pada dasarnya memverifikasi instrumen kepada ahli untuk membaca dan mengevaluasi isi


(1)

Lampiran 6

Hasil Olahan SPSS Univariat

Statistics

tot_pusat_fix N

Valid 32

Missing 0

Mean 2,53

Median 3,00

Mode 3

Std. Deviation ,671

Minimum 1

Maximum 3

Sum 81

tot_pusat_fix

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

baik 3 9,4 9,4 9,4

cukup 9 28,1 28,1 37,5

kurang 20 62,5 62,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

Statistics

tot_mandi_fix N

Valid 32

Missing 0

Mean 1,47

Median 1,00

Mode 1

Std. Deviation ,761


(2)

tot_mandi_fix

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

baik 22 68,8 68,8 68,8

cukup 5 15,6 15,6 84,4

kurang 5 15,6 15,6 100,0

Total 32 100,0 100,0

Statistics

tot_pijat_fix N

Valid 32

Missing 0

Mean 2,50

Median 3,00

Mode 3

Std. Deviation ,718

Minimum 1

Maximum 3

Sum 80

tot_pijat_fix

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

baik 4 12,5 12,5 12,5

cukup 8 25,0 25,0 37,5

kurang 20 62,5 62,5 100,0


(3)

Statistics

tot_ASI_fix N

Valid 32

Missing 0

Mean 2,06

Median 2,00

Mode 2

Std. Deviation ,669

Minimum 1

Maximum 3

Sum 66

tot_ASI_fix

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

baik 6 18,8 18,8 18,8

cukup 18 56,3 56,3 75,0

kurang 8 25,0 25,0 100,0

Total 32 100,0 100,0

Statistics

tot_imun_fix N

Valid 32

Missing 0

Mean 2,75

Median 3,00

Mode 3

Std. Deviation ,440


(4)

tot_imun_fix

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

cukup 8 25,0 25,0 25,0

kurang 24 75,0 75,0 100,0

Total 32 100,0 100,0

Statistics

tot_peng_fix N

Valid 32

Missing 0

Mean 2,41

Median 3,00

Mode 3

Std. Deviation ,756

Minimum 1

Maximum 3

Sum 77

tot_peng_fix

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

baik 5 15,6 15,6 15,6

cukup 9 28,1 28,1 43,8

kurang 18 56,3 56,3 100,0


(5)

Lampiran 7

Rekapitulasi Jawaban Responden pada

Kuesioner Pengetahuan Primigravida terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir

No

Responden

Item Pernyataan

Total

P1

p2

p3

p4

p5

p6

p7

p8

p9

p10

p11

p12

p13

p14

p15

p16

17

1

1

0

1

1

1

1

0

0

0

0

1

0

0

1

1

1

0

9

2

0

0

0

0

1

1

0

1

1

1

0

1

1

0

0

0

1

8

3

0

1

0

1

1

1

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

5

4

0

1

0

1

1

1

1

0

1

0

1

0

1

0

1

1

1

11

5

0

0

0

1

1

1

0

1

1

0

1

0

0

0

1

1

0

8

6

1

0

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

1

0

0

10

7

1

0

0

1

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

0

1

13

8

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

0

1

0

0

13

9

1

0

0

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

0

1

0

1

12

10

1

0

0

1

1

1

1

1

0

0

1

0

0

0

0

0

0

7

11

0

0

0

1

1

0

1

0

0

0

1

0

1

0

1

0

1

7

12

0

0

0

1

1

1

0

1

1

0

0

0

1

0

1

1

1

9

13

0

1

0

1

1

1

1

1

0

0

1

1

0

0

0

1

0

9


(6)

17

0

1

0

1

1

1

0

0

1

1

1

0

0

0

0

0

1

8

18

0

0

0

0

1

0

1

0

0

0

1

0

1

1

1

1

1

8

19

0

1

0

1

1

1

1

0

1

0

1

1

1

1

1

1

0

12

20

1

1

1

0

1

1

1

1

1

0

1

1

1

0

1

1

0

13

21

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

0

1

0

1

1

0

13

22

1

0

0

1

1

1

1

0

0

1

1

0

1

0

1

1

1

11

23

0

0

1

0

0

0

0

0

0

0

1

0

1

0

0

0

0

3

24

1

1

0

1

0

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

1

0

9

25

0

1

0

1

1

1

1

1

1

0

1

0

1

0

1

1

0

11

26

1

1

0

1

1

1

1

0

1

0

1

0

1

0

1

1

1

12

27

1

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

0

1

1

0

12

28

1

1

0

1

1

1

0

1

0

0

1

0

1

0

0

0

0

8

29

1

1

0

1

1

1

0

0

1

1

1

0

1

0

0

0

0

9

30

1

1

0

1

1

1

0

1

0

1

0

1

1

0

0

0

0

9

31

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

1

1

1

0

0

0

0

4

32

1

1

0

1

1

0

1

1

1

1

1

0

0

0

0

0

0

9