Zainal Arifin Nugraha, 2013 CARIOS BABAD AWAK SALIRA: EDISI TEKS DAN TELAAH KANDUNGAN ISI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Carios Babad Awak Salira x Pribadi Rasa Pangrasa Sorangan. Adapun teks naskah yang akan dibahas berdasarkan kajian filologis kali ini adalah
teks pertama yaitu Carios Babad awak Salira CBAS. Keputusan pengambilan salah-satu sub-judul dimaksudkan agar pembahasan melalui
kajian filologis tidak terlalu meluas. Dengan demikian, penelitian akan lebih terpusat dalam membahas satu obek kajian yaitu teks naskah CBAS.
Pembahasan pada penelitian terfokus pada kritik teks terhadap naskah CBAS, yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan sebuah edisi teks
naskah CBAS yang bersih dari kesalahan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian naskah tunggal edisi standarbiasa.
1.2.3 Rumusan Masalah
Setelah melakukan identifikasi dan pembatasan masalah, maka peneliti merumuskan masalah yang menjadi fokus penelitian ini. rumusan
masalah tersebut sebagai berikut:
1 Kategori kesalahan tulis apa saja yang terdapat dalam naskah CBAS?
2 Bagaimana edisi teks CBAS yang bersih dari kesalahan?
3 Bagaimana terjamahan teks CBAS yang mudah dibaca dan dipahami?
4 Bagaimana isi kandungan teks naskah CBAS?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1 Mendeskripsikan kesalahan tulis yang terdapat dalam naskah CBAS.
2 Menyajikan edisi teks naskah CBAS.
3 Menyajikan terjemahan naskah CBAS yang mudah dibaca dan dipahami.
4 Menjabarkanisi kandungan teks naskah CBAS.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Zainal Arifin Nugraha, 2013 CARIOS BABAD AWAK SALIRA: EDISI TEKS DAN TELAAH KANDUNGAN ISI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1 Sebagai bentuk inventarisasi kebudayaan,
2 Menjadi bahan studi dokumentasi mengenai nilai-nilai budaya lama, sejarah
dan keagamaan khususnya agama Islam. 3
Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya, 4
Sebagai referensi dan sumbangsih pemikiran untuk Museum Prabu Geusan Ulun, yang nantinya tulisan ini dapat dibaca oleh khalayak pengunjung
museum
1.5 Definisi Operasional
Aksara Pegon, aksara Arab yang semula hanya digunakan untuk menulis teks- teks Arab kemudian direka dengan menambah tanda-tanda diakritik dan dipakai
untuk menulis teks-teks bahasa Jawa atau bahasa daerah. Babad, kisahan berbahasa Jawa, Sunda, Bali, Sasak, dan Madura yang berisi
peristiwa sejarah; cerita sejarah; riwayat. Carios, istilahkosakata sunda yang merujuk pada pengertian sebuah cerita.
Edisi teks, perbaikan teks dari hasil analisis sehingga diperoleh naskah yang mudah dibaca dan bersih dari kesalahan. Dalam tahapan ini dilakukan rekontruksi
teks berupa suntingan yang didasarkan pada hasil kritik teks Kajian filologis, yaitu kajian terhadap naskah dan teks dengan naskah-naskah
kuno sebagai objeknya dengan tujuan memperoleh naskah yang bersih dari kesalahan atau mendekati naskah aslinya
Kritik teks, yaitu perbaikan teks dari hasil analisis sehingga diperoleh naskah yang mudah dibaca dan bersih dari kesalahan.
Naskah, suatu jenis dokumen yang berisikan berbagai macam informasi yang banyak tentang kehidupan pada masa lampau.
Teks Pegon, teks naskah yang ditulis dengan aksara Pegon. Transliterasi, yaitu proses penggantian jenis tulisan dari huruf arab pegon ke
huruf latin, dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia.
Zainal Arifin Nugraha, 2013 CARIOS BABAD AWAK SALIRA: EDISI TEKS DAN TELAAH KANDUNGAN ISI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III OBJEK METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Naskah CBAS merupakan naskah koleksi museum Prabu Geusan Ulun dengan nomor katalogus 175LB. Naskah ini terdapat dalam satu jilid dengan naskah
Pribadi Rasa Pangrasa Sorangan. Naskah CBAS sendiri terdiri dari 64 halaman penuh tulisan. Pemberian halaman dilakukan dengan cara pemberian nomor di kiri
dan kanan bagian atas halaman. Penomoran halaman dimulai pada halaman ke empat. Setiap dua halaman diberikan nomor halaman yang sama. Cover luar berwarna
coklat, dimensi panjang cover 16,5 cm dan lebar 21 cm. Cover dalam naskah CBAS memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama dengan cover luar, hanya saja untuk
cover dalam berwarna ungu. Naskah ini menggunakan kertas bergaris dengan dimensi panjang dan lebar yang sama dengan cover. Jumlah baris tiap halamannya terdiri dari
12-13 baris. Jarak antar baris 0,8cm, ukuran pias kiri : 1,8 cm, kanan: 1,1cm, atas : 1,3cm dan bawah : 2,6 cm, dan panjang barisnya 13,9cm tiap baris.
Tinta yang digunakan berwarna hitam. Terdapat goresan-goresan pinsil di beberapa bagian, hal tersebut diperkirakan karena adanya usaha penomoran halaman
dari pihak museum. Goresan tinta naskah CBAS lebih tipis dari naskah Pribadi Rasa Pangrasa Sorangan. Pemakaian lembaran naskah untuk tulisan digunakan secara
bolak-balik, yaitu halaman muka dan halaman belakang dijadikan ruang teks. System penulisannya dilakukan dengan cara penulisan baris naskah secara penuh, tidak
beradasarkan baris bait. Naskah tersebut direkatkandisatukan dengan menggunakan benang. Tidak terdapat kolofon pada naskah ini.
Naskah CBAS berbentuk puisi atau wawacan, menggunakan huruf arab pegon dan bahasa yang digunakannya adalah bahasa Sunda. Naskah ini terdiri atas 287
padabait, 6 kali penggunaan pupuh dari 4 macam pupuh, yaitu pupuh Dangdanggula 1 kali bait 1-16, pupuh Sinom 2 kali bait 17-41 dan bait 209-253, pupuh
Asmarandana 1 kali bait 42-111, dan pupuh Kinanti 2 kali bait 254-287. Setiap pada dipisahkan oleh nomer pada secara berurutan, namun setelah bait ke 200