Makna sembahyang kepada leluhur dalam konsep agama khonghucu

MAKNA SEMBAHYANG KEPADA LELUHUR
DALAM KONSEP AGAMA KHONGHUCU

Skripsi

Diajuka11 Kepaila Fakultas U11Ju[ui\i)i11
U11tufz Meme11ubi Pers;garata11 Mencapai
Gelar Sarja!1tl (Sr) usbuluoili11

Oleh:

NAJIBAH
NIM: 1973213557

Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1422 H/2002 M

MAKNA SEMBAHYANG KEPADA LELUHUR
DALAM KONSEP AGAMA KHONGHUCU


Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ushuludin
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana (S 1) Ushuludin

Oleh:

Najibah
NIM • 1973213557

Di Bawah Bimbingan :

akhtiar MA
. 150 240 483

Drs. Ikhsan Tanggok, M.Si
NIP. 150 273 478

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYA TULLAH
JAKARTA

1422 H / 2002 M

PENGESAHAN PANITIA SIDANG

Skripsi yang berjudul MAKNA SEMBAHYANG KEPADA LELllHUR
OALAM

KONSEP AGAMA KHONGHUCU telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jaka11a pada tanggal
6 Februari 2002. Skripsi ini telah diterirna sebagai

salah satu syarat untuk

rnernperoleh gelar Sarjana Program Strata I ( S I ) pada Jurusan Perbandingan
Agan1a.


Jakarta. 6 Februari 2002

Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,

セ@

Ors. H.M.Ammin Nurdin, MA
NIP. 150 232 919
Anggota:

!.--



Ors. H. Ros\ n Dja'far
NIP. 150 022 782

Pernbirnbing I


Or.Amsal Bakhtiar, MA
NIP. 150 240 483

Ors.M.Ikhsa
, nggok. M.Si
NIP. 150 273 478

KATA PENGANTAR

Segala pt\ii dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat Iman, Islam dan melimpahkan rahmat-Nya dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk
mendapatkan gelar sarjana.
Shalawat serta salam ditujukan kepada Ba;,rinda Nabi Besar Muliammad
SAW, sebagai suri tauladnn yang baik serta manusia paling sempurna yang ditunjuk
oleh Allah SWT untuk memberikanjalan yang !urns kepada mnatnya.
Al-Hamdulillah penulisan skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan, meskipun banyak kendala dan rintang:in yang dihadapi
dalan1 proses penyelesaian penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa selama
masa penyelesaian skripsi banyak mendapat bimbingan, bantuan serta motivasi dari

berbagai pihak baik moril maupun maieril.
Dengan demikian sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besar kepada :
I.

Bapak Prof. Dr. H. Hamdani Anwar, MA, selaku Dekan fakultas Ushnluddin,
Bapak Drs. H. Amin Nurdin, MA, selak'll Ketua Jurusan Perbandinagan
Agama, serta Thu Dra. Haniah Hanafie, M.Si, selaku Sekretaris Jmusan
Perbandingan Agama, dan selnruh dosen faknltas Ushnluddin yang telah

memberikan ilmunya selama masa perkuliahan kepada penulis di IAJN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2.

Bapak Dr. Amsal Bakhtiar, MA dan Bapak Drs. M. lkhsan Tanggok, M.Si
selaku dosen pembimbing yang telah bariyak memberikan arahan dan
bimbingan serta motivasi untuk menyesaikan skripsi ini

3.


Bapak pimpinan dan Staf karyawan perpustakaan IAJN Syarif Hidayatullah
dan perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia Depok yang telah
melayani penulis dengan baik didalam peminjamah literatur yartg diinginkan.

4.

Bapak

Setianda Tirtarasa,

Bapak

Tjandra.

R

Muljadi,

serta


Bapak

H.T.Saptltra sebagai rohaniawan yang telah banyak memberikan bhnbingan
dan infonnasi serta bantuan dalam penulisan skripsi ini.
5.

Ayahanda H. Mudasir dan Ibunda Hj. Muanih orang tua yang saya cintai dan
honnati yang teh\h mengasuh, membimbing dan mendidik penulis dengan
penuh kasih sayarig serta j:i()ngorbanan yang tak terhingga selama penulis
menuntut Ilmu. Seluruh jasa beliau yang tak mungkin terbalaskan dengan
apapun, semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan kebaikan kepada
keduanya. Serta kakanda Mukhlis, adinda Robiatul Adawiyah dan Ahmad
Said serta keluarga yang tak dapat saya sebutkan satu persatu.

6.

Untuk Kakanda tercinta Ojih S. Ag yang telah memberikan motivasi da.n
dorongan kepada penulis dengan sabar dan ikhlas.

7.


Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Perbandingan Agama angkatan '97,
diantaranya: Lala, Omah, Ela, Ika dan teman yang lain yang takdapat saya

sebutkan satu persatu unh1k memberikan dorongan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal dari berbagai pihak dalam pemtlisan skripsi ini mendapatkan
balasan dari Allal1 SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Akhimya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi orang yang ingin
membacanya.
Jakarta, 1 Februari 2002

Penulis

DAFTAR ISi

KATA PENGANTAR ... .................................................................. i
DAFTAR ISi ......... ......................................................................... iv
BAB


I

PENDAHULUAN ............................................................................ I
A. Latar Belakang Masalah... .. .... ..... ... ..... ..... .. .. ....... .. .. .......... .. ..... ... l

B. Pembatasan, dan Perumusan Masalah... ... .. . ... ... ....................

5

C. Metodologi Penelitian... . .................. ............................. ............. 5
D. Sistematika Penulisan...... .......................................................... 7

BAB

ll

KON SEP AGAMA KHONGHUCU TENT ANG SEMBAHY ANG
KEPADA LELUHUR ................. ................................... 9


BAB

Ill

A. Pengertian Penghonnatan Kepada Lel11hur..

9

B. Selayang Pandang Agama Khonghucu..................................... ..

ll

C. Macam-macam Sembahyang dalam Agama Khonghucu.........

19

SEMBAHY ANG KEPADA LELUHUR DAN MAKNANY A
DALAM AGAMA KHONGHUCU ............................................... 25

A. Upacara Penghonnatan Kepada Leluhur....................................


25

B. Momentum MeWttjudkan Laku Bakti........................................

49

C. Makna Penghonnatan Kepada Leluhur....... .. .......... .. ..... .. . .... . .. ..

54

D. Catatan Penulis....... .. .. ... ............ .. .. ... .. ... .. ... .......... .. ... .. .. ......... ... . 57

BAB

IV

PENUTUP ........................................... .
A. Kesimpulan ........................................... .

....... 62
... .

. ··········

62

B. Saran-saran................................................................. .. .. ... ... ....

63

DAFTARPUSTAKA ...................................................................... 64
LAMP IRAN-LAMP IRAN ................................................................. 66

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cina merupakan suatu bangsa yang memiliki kebudayaan yang sangat tinggi.
Mereka telah mengenal peradaban sejak beberapa ribu tahun sebelum masehi.
Kebudayaan, kepercayaan, dan tradisi tetap mereka pelihara. Hal-hal tersebut bahkan
dapat kita lihat pada orang-orang Cina yang telah menetap di Indonesia pada saat ini.
Salah satu aspek dari kebudayaan orang Cina di Indonesia yang masih
bertahan dan merupakan suatu ciri yang memmjukkan ketionghoan mereka ialah
dalam agama Cina tradisional, yaitu tentang menghormati leluhur atau nenek
moyang. 1
Jika kita mengunjungi rumah sebual1 keluarga Cina tradisional, di ruang tamu
akan terlihat sebuah meja khusus yang diatasnya terletak berbagai jenis peralatan
sembahyang serta potret-potret anggota keluarga yang telah meninggal. Dengan
menyaksikan benda-benda tesebut akan langsung terpikir bahwa betapa orang tua
serta leluhur yang telah meninggal sangat dihormati dan dihargai oleh keluarga yang
masih hidup. Agama tradisional yang merupakan salah satu unsur kebudayaan orang
Cina tetap dipegang hingga saat ini adalah semba11yang kepada leluhur.
Penghormatan leluhur merupakan suatu bentuk agama yang menekankan pada

1

I'vfariana Makrnur, l'i111gsi J?uu1ah .1"1bu Dala111 Kehidupan Orang Tioughoa, skripsi Fak.L1ltas

Sastra (Jakarta: Perpustakaan UI, 1983), h. I.

2

pengaruh roh leluhur terhadap kehidupan nyata. Suatu bentuk agama yang merupakan
perkembangan dari animisme dimana manusia percaya bahwa makhluk-makhluk
halus menempati alam sekeliling tempat tinggal manusia. Makhluk-makhluk tersebut
bertubuh halus sehingga tidak dapat tertangkap panca indra manusia, dan makhluk
tersebut

mampu

berbuat

hal-hal

yang

tidak

dapat

diperbuat

manusia,

dan

mendapatkan suatu tempat yang amat penting di dalam kehidupan manusia sehingga
menjadi obyek daripada penghonnatan dan penyembaliannya, dengan berbagai
upacara berupa doa, sajian atau korban. 2
Penghonnatan leluhur dilakukan berdasarkan beberapa tujuan yaitu :
Kelestarian dengan masa lampau.
Penghonnatan terhadap kebijaksanaan orang-orang tua.
Harapan akan berkah yang diberikan oleh orang-orang yang telah meninggal.
Meredakan kesedihan, dengan cara merawat dan memelihara roh leluhur dengan
memberikan sesajian dan doa bagi kebahagiaan mereka.
Ketakutan akan kutukan roh-roh jab.at.
Prinsip dasar dari hal-hal tersebut di atas ialah :
1. Roh atau Jiwa dari orang yang telah meninggal tetap memperhatikan dan
tetap mengasihi orang-orang yang masih hidup.
2. Adanya rasa ketidaktenteraman dan ketakutan akan orang yang telah
meninggal,

2

221.

oleh

karena

itu mereka berusaha menenteramkan

roh-roh

Koentjoroningrat, Beberapa Pokok Antropo/ogi Sosial, (Jakarta :Dian Rakyat, 1981), h. 219-

3

tersebut. 3
Praktek penghonnatan leluhur (nenek moyang) sudah dilakukan bangsa Cina
sebelum

Khongbucu

dilahirkan4,

clan terns

mengalami

perkembangan

sampai

sekarang.
Penghormatan leluhur dilakukan dengan kepercayaan akan kelangsungan
hidup keluarga clan penghormatan terhadap orang tua yang sudah meninggal.
Penghonnatan leluhur ini merupakan salah satu kewajiban keluarga yang tidak dapat
dipisahkan dari berbagai praktek pemberian sesaji, tata ibadal1 upacara, clan doa yang
dilakukan dihadapan papan tempat arwal1 leluhur (shen wei) di ruma!Hun1al1,
kelenteng, clan di makam.
Dilihat dari segi tata kehidupan moral dalam masyarakat Cina, penghormatan
leluhur merupakan manifestasi dari 'bakti' atau Xiao, pengbormatan bagi orang tua
Xiao Jing Fu Mu sebagai ajaran yang ditananlkan Konfusius.

Menurut Konfusius, kewajiban bagi seorang anak adalah menghormati orang
tua, ketika orang tua masih hidup layani mereka menurut tata cara kesopanan, ketika
meninggal kuburkan mereka menurut tata cara kesopanan, clan berikan mereka
upacara kurban menurut tata cara kesopanan5. Dengan demikian menurut Konfusius
laku bakti anak terhadap orang tua seharusnya secara terns menerus walaupun orang
tua meninggal.

hS00-801

3

AncestorWorship, Encylopedia Americana, ( New York: Glorier Incoporated 1829) Vol.I,

4

Nio Joe Len, Peradaban Tionghoa Se!ayang Pandang, (Jakarta: Keng PO, 196 l ), h. 89.
Legge, The Four Books, Co11fucion Analects, (Shanghai, tp 1930), h. 15.

5

4

Kepercayaan orang Cina terhadap kehidupan setelah meninggal sangat kuat.
Mereka percaya bahwa roh-roh ini membutuhkan hal-hal yang sama sebagaimana
manusia di dunia. Segala kebutuhan tersebut hanya bisa diperoleh dari sanak keluarga
yang masih hidup.
Menurut masyarakat Cina, keharmonisan antara yang hidup dan yang telah
mati haruslah dijaga, karena jika keharmonisan ini terganggu maka akan timbul halhal yang tidak diinginkan, seperti: kemiskinan, timbul penyakit, dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk menjaga keharmonisan antara yang hidup den[,>an yang mati
diperlukan kelapangan hati dari yang hidup untuk memberikan penghormatan pada
yang mall·6 .
Sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni selama ini, penulis tertarik untuk
mengetengahkan tentang kebudayaan Cina khususnya agama tradisional. Penulis
mencoba untuk memaparkan apa dan bagaimana sembahyang kepada leluhur dalam
masyarakat Cina, khususnya pelaksanaan upacara sembahyang kepada leluhur di
Indonesia. Disamping itu, penulis berusaha untuk menjelaskannya semaksimal
mtmgk-in agar bisa dipahami oleh orang yang ingin mengetahui tentang agama
tradisional orang Cina khususnya tentang sembahyang kepada lelulmr. Oleh sebab itu
penulis mencoba untuk mengambil judul pada skripsi ini "Makna Sembahyang
Kepada Leluhur dalam Konsep Agama Khonghucu".

6

M. lkhsan Tanggok, Jala11 Keselamata11 Me/alui Agama Kho11ghucu, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2000), h. 7

5

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sembahyang kepada leluhur merupakan suatu tradisi yang sudah cukup tua
bagi masyarakat Cina, bahkan sudah ada sebelmn Khonghucu lahir ke dunia. Namun,
meskipun zaman sudah berubah, pengetahuan bertarnbah, pendidikan orang Cina
semakin maju, agama-agarna yang dianutpun berbeda-beda, namun tradisi upacara
tersebut masih tetap dipertahankan. Karena sembahyang kepada leluhur tidak hanya
berfungsi mempersatukan keluarga, tetapi berfungsi juga sebagai rasa bakti seorang
anak terhadap orang tua yang telah meninggal dunia, khususnya anak tertua yang
memimpin upacara kepada orang tua yang telah meninggal.
Dalarn pembahasan skripsi ini penulis memberikan batasan yang akan
dibahas.
1. Upacara sembahyang kepada leluhur dalarn masyarakat Cina yang menganut

agama Khonghucu.
2. Ajaran Khonghucu tentang penghormatan kepada leluhur (nenek moyang).

Sedangkan dalam perumusan masalah ini, agar tidak melebar terlebih dalmlu
akan

dikemukakan

pokok-pokok

permasalal1an

yang

sangat

penting

dalam

pembal1asan skripsi ini yaitu: Bagaimanakah bentuk penghonnatan kepada leluhur

dan maknanya bagi kehidupan mmyarakat Cina yang beragama Khonghucu.
C. Metodologi Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalarn penyusunan skripsi ini, adalah sebagai
berikut:

6

I. Penulis

melakukan

membaca

dan

penelitian

menelaah

perpustakaan

buku-buku

dan

(Library

Research),

majalah-majalah

yang

yaitu
ada

relevansinya dengan slaipsi ini.
2. Penelitian lapangan (Field Research), tujuannya adalah mencari data-data
yang ada kaitannya dengan pembal1asan slaipsi.
3. Metode dan alat pengumpulan data.
a. Teknik Observasi.

Dengan mendatangi tempat - tempat ibadal1 umat Khonghucu (Lithang) guna
memperoleh secara jelas dan nyata tentang cara-cara sembal1yang umat Khonglmcu.
b. Teknik Komunikasi.

Dalam telurik ini penulis menggunakan komnnikasi langsung (interview) atan
wawancara. Wawancara ini dilakukan secara mendalam (lndepth Interview) dengan
para informan tentang data-data yang diperlukan dan sesuai dengan judul slaipsi.
Dalam wawancara penulis telah mempersiapkan beberapa pertanyaan yang ada
kaitannya dengan out line slaipsi. Di samping itu, ada pertanyaan-pertanyaan yang
tidak tertulis.
4. Metode Pengolahan Data.
Data yang sudal1 terkumpul kemudian diadakan klasifikasi nntuk disesuaikan
dengan masalah yang sedang dibal1as. Adapnn metode yang digunakan dalam
pengolahan

data

tersebut

dengan

menganalisa

data

yaitu,

menyelidiki

dan

menguraikan istilah-istilal1 dengan isi yang dimaksud. Tujuannya ialal1 untuk mencari
penge1tian-pengertian atau nntuk memahami konsepsi-konsepsi yang sedang dibahas.

7

Adapun pendekatan yang digunakan dalarn pengurnpulan data. Ada dua
pendekatan untuk rnenganalisa agarna dalarn kehidnpan beragarna :
1. Pendekatan dengan rnenggtrnakan ihnu-ilrnu agarna, yaitu rnelihat agarna dan

kehidupan beragarna berdasarkan teks kitab suci yang diyakini.
2. Pendekatan dengan rnelihat dan rnenganalisa agarna dari sudut pandang ilrnuilmu sosial terutarna Sosiologi dan Antropologi yaitu rnelihat agarna dan
kehidupan beragarna, rnaupun upacara-upacara ritual yang rnereka lakukan
sebagai bagian dari suatu sistern sosial dan kebudayaan.

Untuk rnenulis skripsi ini, penulis berpedornan pada ketentuan-ketentuan dan
petunjuk-petunjuk yang telah ditentukan oleh IAIN Syarif Hidayatuflal1 Jakarta, yaitu
buku: "Pedoman Penu/isan Skripsi, Tesis dan Disertasi IAIN Syari( Hidayatullah

Jakarta", yang diterbitkan oleh IAIN Jakarta Press Tal1un 2000.

E. Sistematika Penulisan

Sisternatika skripsi ini disusun melalui beberapa bab dan sub bab agar
mernudallkan

dalam memal1ami dan mengikutinya.

Secara garis besar dapat

dijelaskan sebagai berikut :
BAB

I

Pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang Masalah., Pembatasan
dan Perumusan Masalah, Metode penulisan,

serta Sisternatika

Penulisan.
BAB

II

Konsep Agama Khonghucu tentang Sembahyang pada Leluhur, yang
terdiri

atas: Pengertian Sernbahyang Kepada Leluhur,

Selayang

8

Pandaug Agama Khonghucu, dan Macam-macam sembahyang dalam

Agama Khongl1ucu.
BAB Ill

Sembahyang Kepada Leluhur dan Maknanya Dalam Agama Khonghucu,
yang terdiri atas: Upacara Penghormatan Kepada Leluhur, Momentum
Mewujudkan Laku Bakti, Makna Upacara Penghormatan Kepada
Leluhur, dan Catatan Penulis (Analisa)

BAB

IV

Kesimpulan.

BAB II
KON SEP AGAMA KHONGHUCU TENT ANG SEMBAHY ANG
KEPADA LUHUR

A. Pengertian Sembahyang Kepada Leluhur
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, roh adalah sesuatu yang
hidup tidak berbadan/jasmani, yang berakal budi dan berperasaan. Sedangkan leluhur
adalah nenek moyang. 7
Jadi roh Jeluhur adalah orang yang telah meningggal dunia tetapi rolmya
dianggap masih berada di sekeliling manusia, dan masih mempunyai hubungan sosial
dengan orang-orang yang hidup, yang dihonnati dan disegani oleh keluarganya.
Konsep

sembahyang

kepada

leluhur

dalam

agama Khonghucu

tmtuk

mengenang dan menghormati pada leluhumya, tak Jain dan tak bukan adalah untuk
menyatakan terima kasihnya yang berkesinambungan. Hubungan darah yang tak
terputuskan ini membekas dalam hati sanubari setiap umat Khonghucu sehingga
menjalin kesinambungan sejara11 dan keterikatan antar manusia yang non materi yang
tulus dan mumi.
Umat Khonghucu, tak perduli kaya atau miskin, pintar atau bodoh, bahkan
berpangkat atau jelata mereka menghonnati satu sama lain seperti pendahulu mereka
yang telah tiada.
7

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Ka111us Besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. ke-L h. 830 dan 581

10
Sembahyang kepada Jeluhur biasanya dilaksanakan tiap:
I. Tanggal 1 dan 15 Imlek malam hari
2. Tanggal 5 April (hari Ching Bing)
3. Tanggal 15 bulan VI! Imlek (sembahyang lelul1ur)
4. Malam menjelang tahun baru Imlek
5. Setiap tanggal wafat para lelul1ur.
Dalam Setiap keluarga Khonghucu altar lelul1ur mempunyai arti yang sangat
penting karena altar lelul1ur berfungsi sebagai sarana berhidmat dan mengenang,
sekaligus berjanji agar generasi pelanjut mampu hidup didalam kebajikan dan tidak
memalukan serta mengecewakan almarhum orang tuanya yang telah tiada. 8
Namun walau tidak ada media yaitu altar untuk sarana sembahyang kepada
lelulmr, penghormatan kepada leluliur masih tetap bisa diwujudkan dalam hati
sanubari. 9
Penghormatan kepada leluliur merupakan suatu faktor yang paling penting
didalam masyarakat Cina. Penghormatan lelul1ur itu memegang posisi knnci tertinggi
didalam kehidupan agama Khonghucu. 10 Di Cina orang yang mati akan menjadi
lelulmr (nenek moyang) ketika periode ratapan tertentu (masa berkabung) telah usai.
Periode ratapan dianggap sebagai masa transisi bagi orang yang mati. Pada titik

8

Makin, Bersujud Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan 111enghorn1ati Para Leluhur atau Orang
yang Te/ah Mendahu/11 (Jakarta: Sala, 1993), Cet ke-L h. 10
9

Tjandra R Mulyadi, Rohaniawan Khonghucu, Wawanwra Pribadi, Cibinong, 17 Nopember

2001
'

h.48

0

Suh Sung Min, Injil dan Penyembahan Nenek Moyang (Yogyakarta: Media Presindo, 2001 ),

11

terakhir dari periode ratapan, sesajian untuk orang yang meninggal tersebut barn akan
diberikan, clan barn setelah itu manjadi seorang nenek moyang. Sejak saat itu nenek
moyang yang barn itu mendapat kuasa yang khusus bagi perlindungan keluarganya,
setelah itu pemberi sajian mengikntinya.
Kuasa nenek moyang barn berkurang pada generasi-generasi berikutnya.
Penghonnatan nenek moyang bagi pribadi di laksanakan sampai pada generasi kelirna
bagi raja-raja, generasi ketiga bagi para pangeran, tetapi bagi seorang bangsawan
biasa hanya satu generasi. Pada akhir periode, tablet (papan arwah) yang sama di
titipkan di kuil dan tidak lagi rnenerirna sajian.
Sikap dan penghonnatan terhadap orang nra adalah sikap yang baik. Tata
kelakuan ini rnernperluas budi kebijaksanaan yang dapat rnenjamin ketentraman dan
kesejahteraan keluarga.

11

B. Selayang Pandang Agama Khonghucu

Animisrne

(pernujaan

terhadap

dewa-dewa

alam)

clan

upacara

untuk

kesuburan, khususnya pernujaan nenek rnoyang adalah bukan hanya praktek
keagarnaan bangsa cina yang paling awal tercatat, tetapi ada pada setiap agamaagarna berikutnya rnasih tetap rnernpercayai ha! tersebut.
Pada saat dinasti Shang digantikan oleh Chou pada tahun 1027 SM hingga
771 SM, kerajaan Chou rnernerintal1 sebagai "Pangeran raja-raja" dalam kekuasaan

"Ibid, h. 49

12

tak perlu dipersoalkan laf,>i atas dunia Cina 12 _ Dan bukti berpusatnya cara rnemuja
keluarga sejauh kita kembali kemasa dinasti Shang atau Yin I 000 SM.

13

Pada waktu dinasti Shang dan Chou berkuasa, hampir setiap segi kehidupan
dikuasai oleh kaum ningrat secara turun-ternurun. Diantara penguasa Shang dan Chou
banyak terdapat orang terkenaL Orang-orang terkenal dari kalangan keluarga ningrat
ini telal1 lama rneninggal dunia dan mereka dihonnati oleh sebagian besar rakyat
Shang dan Chou. Para pembesar dari kalangan ningrat ini tidak hanya dihonnati,
tetapi juga dirnasukkan dalam mitologi orang Cina, atau dapat dikatakan sebagai
Dewa.
Dapat dikatakan bal1wa penguasa pada masa itu hidup dalarn binibingan para
lelttlmr rnereka, yang dapat diketalmi dari berbagai macam dokumen yang ada pada
waktu itu. Dalam suatu inskripsi dari bejana Perunggu dapat dibaca ba!Jwa ada
seorang bangsawan dengan bangga rnengatakan ba!Jwa para lelttliur rnereka di surga
tela!J berbesar hati rnembukakan jalan bagi keturunanya di dunia.
Menurut pandangan rnasyarkat Cina pada rnasa itu kekuasaan yang rnereka
peroleh di dunia ini tidak lain anugerah dari para lelttliur rnereka yang ada di surga.
Surga ini rnenurut rnereka adala!J ternpat para pemimpin rnereka yang pema!J
berkuasa sebelunmya. Dinasti Chou adalal1 sala!J satu dinasti yang ditunjuk oleh para
leluhur di surga untuk rnemimpin Cina pada rnasa itu. Dalam pandangan rnasyarakat

12

Man and His Gods. Encyclopedia of the World's Religions (London: the Hamlyn, 1971 ), h.

13

Laurence G. Thomson, Chinese Religion (California: University of Southern, tt), h 31

266

13

Cina pada masa itu, rakyat jelata, budak, dan orang-orang miskin, tidaklah dapat
merijadi penguasa di dunia, karena mereka tidak memiliki leluhur yang berkuasa di
surga. Jadi penguasa pada masa itu mempakan pewarisan dari penguasa masa lalu
yang masih dalam hubungan keluarga, dan tidak di raih melalui prestasi seseorang. 14
Pembenaran mengenai penganugerahan kekuasaan dari para leluhur ini tidak
saja di yakini oleh para penguasa Chou, namun mitologi semacam itu sudah ada sejak
zaman dinasti Shang. Mereka mengakui bahwa berdirinya dinasti Shang tidak
terlepas

dari

pemberian

Tuhan kepada mereka untuk memimpin

rakyatnya.

Pembenaran atas mitologi ini sangat sulit diterima oleh aka! sehat, namun agar dapat
diterima oleh sebagian besar masyarakat pada masa itu, mitologi tersebut disebarkan
melalui cerita-cerita rakyat. Menumt Creel, penguasa Chou menyebutkan ajaran
mereka ini sebagai ajaran mengenai "Keputusan Ti atau Tuhan ". Ti atau Thian adalah
sebutan untuk dewa tertinggi.
Kepercayaan semacam ini tidak hanya terdapat pada masyarakat Cina di masa
dinasti Shang dan Chou (sebehun Khonghucu lahir), namun juga dalam masyarakat
Cina dewasa itu. Akan tetapi dapat kita katakan bahwa masyarakat Cina sebelum
Khonghucu lahir sudah menamh keyakinan bahwa Tuhan itu ada dan para leluhur
yang telah lama meninggal dunia dipandang hidup dalam surga. Meskipun para
leluhur ini sudal1 lama meninggalkan dunia, namun mereka tetap memperhatikan
sanak keluarga mereka yang ada di dunia. Untuk membalas kebaikan yang telah

14

M. lkhsan Tanggok, Op. Cit., h. 3-4

14
diberikan para leluhur ini, mereka dengan senang hati memberikan sesembahan yang
dikemas dalam bentuk makanan untuk para leluhur mereka.

15

Agama Khonglmcu telal1 dirintis oleh para nabi sebelum nabi Khonglmcu
lal1ir, antara lain Raja Suci Tong Giao (2357-2255 SM) dan Gi Sun (2255-2205 SM)
yang semula dinamai agama Jikau, agama orang-orang yang lembut hati, terbimbing
dan terpelajar, yang kemudian disempurnakan oleh nabi Khonghucu (551-479 SM)

dan akhirnya ditegal(kan oleh Bingcu (372-289 SM).
Kitab suci agama Khonghucu
l. Yang pokok : Kitab Su Si (kitab yang Empat), terdiri dari :
a.

Thay Hak I Kitab ajaran besar berisi tuntutan pembinaan diri ditulis oleh
Cingcu, murid nalli Khonglmcu.

b. Tiong Yong I Kitab tengah sempurna berisi ajaran keinlanan ditulis oleh
Cusu, cucu nabi Khonghucu.
c.

Lun Gi I K.itab Sabda Suci berisi kunlpulan berbagai aJaran nabi,
percakapan nabi dengan murud-muridnya dan penghidupan sehari-hari
nalli.

d. Bing Cu I Kitab Bing Cu berisi ajaran Bing Cu yang menjelaskan ajaran
nabi Khonglmcu ditulis Oleh. Bingkho.
2. Yang melandasi: Ngoking (kitab yang linla), terdiri dari :

15

Ibid, h. 5

15
a.

Si King I Kitab Sanjak berisi kumpulan sanjak atau puji-ptciian purba
(abad 16 s/d 7 SM).

b. Su King I Kitab Hikayat I Dokumentasi Sejarah Suci berisi teks sabdasabda, peraturan-peraturan, nasehat-nasehat, maklumat para nabi dan Raja
Snci purba (abad 24 s/d 7 SM), dari zaman Raja Suci Giow sarnpai Raja
mnda Chien Bok Kong.
c.

Ya King I Kitab Perubahan atau kejadian alarn semesta, wahyu yang turun
kepada Raja Suci Bun (abad 12 SM).

d.

Lee King I Kitab berbagai peraturan tentang kesusilaan, peribadahan, di!.

e.

Chun Chiu King I kitab catatan sejarah zaman Chun Chiu (722-481 SM),
yang ditulis oleh nabi Khonghucu untuk menilai peristiwa pada zaman
itu.16

Pengertian Agarna dijelaskan dalarn K.itab Tiong Yong (Tengah Sempuma)
Bab Utarna: "rlrman Tuhan itulah dinamai watak sejati, berbuat mengikuti watak

sejati dinamai menempuh jalan suci. Bimbingan untuk menempuh jalan suci dinamai
agan1a".

17

Menurut BS. Setianda bahwa agarna K.honghucu adalah tuntutan hid up yang
telah diturunkan melalui para nabinya. Nabi dalarn agarna Khonghucu berasal dari
berbagai suku bangsa, bukan hanya dari Tiongkok, Barat dan Timur yang dirintis

16

Bs.

Nopember 200 l.
17
Ibid.

Setianda Tirtarasa,

Rohaniawan Khonghucu,

Wawancara Pribadi,

Jakarta,.

l7

16
s