Alokasi Optimal Sumberdaya Usaha Sayuran Hidroponik (Studi Kasus pada Laboraturium Kultur Terkendali, Program D-3 Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran, Bandung)

Tetapi orang-orangyangmenantikan Tuhan mendapat kek~atanbarn:
Mereka seuimpama rajwa4yang naik terbang dengan kekzlatan sayapnya.
Mereka berhri dan tidak meybdi hsu.
Mereka be@& dan tidak metyadi hhh
(Yesaya 40 :3 1)

Kupersem6ahkan untuk:
Ibunda tercinta, Mas Dani dun ~'Parada

EVA DINA SAKTI. Alokasi Optimal Sumberdaya Usaha Sayuran Hidroponik,
Studi kasus pada Laboratorium Kultur Terkendali, Program D-3 Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Universitas Padjajaran, Bandung.
(Dibawah bimbingan RITA
NURRIALINA SURYANA)
Peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan lahan nonpertanian setiap
tahunnya menyebabkan lahan pertanian semakin sempit, dilain pihak kebutuhan
pangan semakin meningkat sehingga diperlukan terobosan-terobosan bam dalam
pemenuhan kebutuhan pangan. Disamping itu pasar global yang terbuka menuntut
mutu yang prima bagi komoditas hortikultura untuk laku di pasaran dan memperoleh
nilai jual yang menguntungkan.


Hal ini mempakan tantangan bagi produk

hortikultura untuk meningkatkan produktivitas tanaman, kualitas dan terjaminnya
kontinuitas persediaan agar dapat bersaing di pasar dunia,
Komoditas hortikultura dengan cara tanam hidroponik mempakan komoditas
masa depan karena mudah dibudidayakan dan diatur proses produksinya sehingga
hasil produksi dapat tersedia sepanjang tahun dalam jl~mlah dan mutu yang
dikehendaki. Namun dalam usaha sayuran hidroponik ini terdapat beberapa kendala
yang menjadi pembatas dalam mencapai pendapatan bersih yang maksimal. Kendala
tersebut bempa sumberdaya alam dan sumberdaya manusia sebagai pengelolanya.
Dengan adanya kendala tersebut, maka timbul pertanyaan bagaimana kombinasi
tanaman dan alokasi sumberdaya yang optimal agar pendapatan bersih maksimal.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengkaji keragaan usaha
sayuran hidroponik pada Laboratorium Kultur Terkendali, (2) menentukan kombinasi

dan alokasi sumberdaya yang optimal untuk memperoleh pendapatan bersih
maksimal serta membandingkan pendapatan usaha sayuran hidroponik pada kondisi
aktual dengan kondisi optimalnya, (3) mengetahui sensitivitas dalam selang
pembahan yang masih diperbolehkan agar kondisi optimal tidak berubah.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada Laboratorium Kultur Terkendali,

Program D-3 Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran, Bandung.
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive).

Penelitian lapang dan

pengambilan data dilakukan pada akhir Mei sampai dengan minggu kedua Juni 2000.
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
melalui wawancara dengan kepala kebun dan bagian administrasi, sedangkan data
sekunder diperoleh dari catatan yang dimiliki kebun hidroponik, laporan magang dan
literatur-literatur yang relevan dengan penelitian ini. Model analisis menggunakan
program linear dan diolah dengan program komputer Ally?? nnd Bacon Qunntitntive
Method (ABQM).
Hasil analisis primal rnenunjukkan bahwa pada kondisi optimal jenis
tanaman yang disarankan untuk diusahakan di Laboratorium Kultur Terkendali
adalah tomat ape1 baik pada periode tanam 1 maupun periode tanam 2 sebesar
6 250.00 tanaman pada seluruh greenhouse yang tersedia. Tomat chery dan paprika
tidak disarankan ditanam karena jika dipaksakan ditanam akan mengurangi
pendapatan bersih sebesar nilai reduced cost-nya. Nilai reduced cost tomat chery
sebesar Rp 3 606.57ltanaman pada periode tanam 1 dan Rp 2 613.46/tanaman pada
periode tanam 2 sementara nilai reduced cost paprika pada masing-masing periode

tanam sebesar Rp 1 164.32ltanaman dan Rp 171.2lltanaman.

Hasil analisis dual menunjukkan bahwa dalam usaha sayuran hidroponik
sumberdaya yang menjadi kendala utama adalah ketersediaan greenhouse, ha1 ini
dapat dilihat dari nilai shndovv price-nya yang terbesar yaitu Rp 2 447.01 pada
periode tanam 1 dan Rp 1 453.93 pada periode tanam 2. Sumberdaya ketersediaan
tenaga kerja dan larutan nutrisi merupakan sumberdaya yang berlebih, dengan nilai
slnck masing-masing sebesar 948.13 HOK dan 374 630.63 liter pada periode tanam 1
sementara pada periode tanam 2 sebesar 855.63 HOK dan 197 384.38 liter. Jika pola
tanam optimal dilakukan maka Laboratorium Icultur Terkendali akan memperoleh
pendapatan bersih yang lebih tinggi daripada kondisi aktualnya dengan tambahan
pendapatan sebesar Rp 3 047 698.63 dalam satu tahun.
Hasil analisis sensitivitas menunjukkan pola optimal peka terhadap perubahan
kenaikan harga-harga input produksi tomat apel dan tidak peka terhadap penurunan
harga input produksi baik pada periode tanam 1 maupun periode tanam 2. Harga
maksimum tomat ape1 pada periode tanam 1 dan periode tanam 2 tidak terbatas.
Sementara harga minimum tomat apel pada periode tanam 1 sebesar Rp 2 369.76 dan
pada periode tanam 2 sebesar Rp 2 692.18.
Beberapa saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah :
(1)


Laboratorium Kultur Terkendali sebaiknya menanam tomat ape1 pada seluruh

greenhouse yang tersedia baik pada periode tanam 1 maupun periode tanam 2
sementara komoditi tomat chery dan paprika disarankan untuk berikutnya tidak
diproduksi, (2) Laboratorium Kultur Terkendali sebaiknya menambah jumlah
greenhousenya dengan pertimbangan besarnya nilai dual dan nilai slnck modal,
(3) Perlu adanya penelitian lebih lanjut yang dilengkapi analisispost optimnlitns.

ALOJSASI OPTIMAL SUMBERDAYA USAHA SAYURAN HlDROPONIK
(Studi Kasus pada Laboratorium Kultur Terkendali, Program D-3 Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran Bandung)

EVA DINA SAKTI
A08496029

SKRTPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA PERTANIAN

pada Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000

PERNYATAAN

DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRLPSI YANG BERJUDUL
"ALOKASI OPTIMAL SUMBERDAYA USAHA SAYURAN HIDROPONIK"
IN1 BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM
PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN
TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Oktober 2000

JURUSAN ILMU-ILMU SOSTAL EI