Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

(1)

SKRIPSI

Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

OLEH

Risa Yunita 090521086

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemandirian pribadi yang terdiri dari kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai yang mempengaruhi kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi manajemen ekstrensi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif sebanyak 100 responden sebagai sampel penelitian, dengan teknik penarikan sampel secara purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda. Data di proses dengan menggunakan SPSS versi 16,00 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kemandirian emosional berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan dengan nilai 0.845 berarti berpengaruh sangat lemah, variabel kemandirian perilaku berpengaruh positif dan signifikan dilihat dari 4.314 berarti berpengaruh cukup kuat, variable kemandirian nilai berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan dengan nilai 0.127 berarti berpengaruh lemah terhadap kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi manajemen ekstensi fakultas ekonomi universitas sumatera utara. Kata kunci : Kemandirian Pribadi dan Kemauan Memulai Usaha Kecil.


(3)

ABSTRACT

Effect Personal Independence Will Start A Small Bussines ( A Case Study In Student Of Extention Management Studies Program Faculty Of Economics

University North Sumatera)

The purpose of this research was to determine the effect of personal indeopendence consisting of emotional independence, self-reliance behavior, and self-reliance that affect the value of the willingness to start small bussiness in student of extention management studies program faculty of economics university north sumatera.

Data analysis method used is quantitative descriptive analysis of 100 respondents in the sample study, the sampling technique is purposive sampling. Testing hypotheses using multiple linear regression. Data on the process of using SPSS version 16.00 for windows.

The results showed that independence of the emotional variables affect positively but significantly with the value of 0.845 means the effect is very weak, independent of behavioral variables have positive and significant views of 4.314 means the effect is quite strong, independent of values variables have positive but significantly with the value of 0.127 means the effect very weak influence on the willingness to start small bussines in students of extention management studies program faculty of economics university north sumatera.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul “Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak terhingga kepada Ayahanda RACHMAD dan Ibunda SUAIDAH yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, bimbingan, motivasi, nasehat, serta do’a yang tiada hentinya bagi penulis. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof Dr Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Ulfah, MS selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti selama masa perkuliahan.

6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan arahan dalam menyusun skripsi ini.

7. Ibu Dra. Mulykata Sebayang MSi selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak membantu dan memberikan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.


(5)

8. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.

9. Seluruh Staf dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian administrasi selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.

10.Suami ku tercinta Dicky Lesmana, ST dan Adikku tersayang Dinda Ariska. Terima kasih atas motivasi, semangat, dukungan, kasih sayang dan doa sehingga penulis terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Sahabat-sahabatku Esti Sahrani SE , Mega Yunina Sari SE dan Siti Zahraini Putri serta seluruh teman-teman di Manajemen Ekstensi 2009. Terima Kasih atas motivasi, semangat dan dukungan bantuan serta do’a yang telah diberikan selama ini.

12.Semua pihak, rekan, sahabat, yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya selama ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Medan, Juni 2013

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………. i

ABSTRACT ……….. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR GAMBAR ………... viii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ………. 4

1.3 Tujuan Penelitian ………. 4

1.4 Manfaat Penelitian ………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Pribadi ………. 6

2.2 Tipe-Tipe Kemandirian ………. 8

2.3 Kemandirian Emosional ……… 9

2.4 Kemandirian Perilaku ……… 9

2.5 Kemandirian Nilai ………. 10

2.6 Karakteristik Pribadi yang Mandiri ……… 11

2.7 Usaha Kecil ……… 12

2.8 Cara-Cara Mendirikan Usaha ……… 13

2.9 Peranan Usaha kecil Di Indonesia ………. 14

2.10 Ciri-Ciri Usaha Kecil ………. 15

2.11 Kemauan Memulai Usaha Kecil ……… 16

2.12 Peneliti Terdahulu ………. 17

2.13 Kerangka Konseptual ………. 17

2.14 Hipotesis Penelitian ……… 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ……….. 20

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………... 20

3.3 Batasan Operasional Variabel……… 20

3.4 Definisi Operasional Variabel ………. 20

3.5 Skala Pengukuran Variabel ………... 23

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ……… 24

3.7 Jenis Data ………. 25

3.8 Metode Pengumpulan Data ………... 25

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ……… 26


(7)

3.10.1 Analisis Deskriptif ……… 28

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ………. 28

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda ……… 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden ………. 33

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas 4.2.1.1 Uji Validitas ……… 33

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ……… 35

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden Penelitian ………….. 36

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia … 37 4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...37

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi....38

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 4.2.3.1 Kemandirian Emosional (X1) ………. 39

4.2.3.2 Kemandirian Perilaku (X2) ………. 40

4.2.3.3 Kemandirian Nilai (X3) ……….. 41

4.2.3.4 Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y) ……… 42

4.2.4 Uji Asumsi Klasik 4.2.4.1 Uji Normalitas ……… 43

4.2.4.2 Uji Heteroskedastisitas ……….. 45

4.2.4.3 Uji Multikolinearitas ………. 46

4.2.5 Analisis regresi Linear Berganda 4.2.5.1 Pengujian Koefisien Determinasi (R²) …….. 47

4.2.5.2 Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji-F) 48 4.2.5.3 Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji T) 50 4.3 Pembahasan ……… 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 54

5.2 Saran ………... 55

DAFTAR PUSTAKA……… 57


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Operasional Variabel ………... 22

3.2 Tabel Pengukuran Skala Likert ……….. 23

3.3 Jumlah Mahasiswa S1 Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ……. 24

4.1 Uji Validitas ………... 34

4.2 Uji Reliabilitas ………... 36

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……….. ... 37

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 37

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi... 38

4.6 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Emosional (X1) ………. 39

4.7 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Perilaku (X2) ………. ………….. 40

4.8 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Nilai (X3) ……… 41

4.9 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y) ……….. 42

4.10 Uji Kolmogrov-Smirnov ……….... 44

4.11 Uji Glejser ……….. 45

4.12 Uji Multikolinearitas ……….. 47

4.13 Uji Koefisien Determinasi ………. 48

4.14 Uji F ……… 49


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka konseptual ……….. 19

4.1 Uji Normalitas ……… 44


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Gambar Halaman

1 Kuesioner ………... 59

2 Data Validitas dan Reliabilitas ………... 61

3 Frekuensi Tabel ………... 63


(11)

ABSTRAK

Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemandirian pribadi yang terdiri dari kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai yang mempengaruhi kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi manajemen ekstrensi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif sebanyak 100 responden sebagai sampel penelitian, dengan teknik penarikan sampel secara purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda. Data di proses dengan menggunakan SPSS versi 16,00 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kemandirian emosional berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan dengan nilai 0.845 berarti berpengaruh sangat lemah, variabel kemandirian perilaku berpengaruh positif dan signifikan dilihat dari 4.314 berarti berpengaruh cukup kuat, variable kemandirian nilai berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan dengan nilai 0.127 berarti berpengaruh lemah terhadap kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi manajemen ekstensi fakultas ekonomi universitas sumatera utara. Kata kunci : Kemandirian Pribadi dan Kemauan Memulai Usaha Kecil.


(12)

ABSTRACT

Effect Personal Independence Will Start A Small Bussines ( A Case Study In Student Of Extention Management Studies Program Faculty Of Economics

University North Sumatera)

The purpose of this research was to determine the effect of personal indeopendence consisting of emotional independence, self-reliance behavior, and self-reliance that affect the value of the willingness to start small bussiness in student of extention management studies program faculty of economics university north sumatera.

Data analysis method used is quantitative descriptive analysis of 100 respondents in the sample study, the sampling technique is purposive sampling. Testing hypotheses using multiple linear regression. Data on the process of using SPSS version 16.00 for windows.

The results showed that independence of the emotional variables affect positively but significantly with the value of 0.845 means the effect is very weak, independent of behavioral variables have positive and significant views of 4.314 means the effect is quite strong, independent of values variables have positive but significantly with the value of 0.127 means the effect very weak influence on the willingness to start small bussines in students of extention management studies program faculty of economics university north sumatera.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Oleh karena itu, usaha kecil harus diupayakan untuk terus berkembang. Selain itu juga usaha kecil dapat dijalankan oleh siapa saja, dimana saja dan dengan modal yang tidak besar. Usaha kecil memiliki peranan penting dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

Peranan usaha kecil di Indonesia sendiri telah menciptakan lapangan pekerjaan yang jauh lebih cepat daripada disektor usaha lainnya. Gerak sektor usaha kecil amat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa peranan usaha kecil sangat penting dan strategis dalam memicu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu Negara.

Wirausaha adalah para pengusaha yang mandiri dan memiliki kebebasan dalam memilih karir sesuai dengan bidang usaha yang diminatinya serta dapat

menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya

Para wirausaha biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal sendiri atau modal bersama. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi yang sehat. Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada upaya para pengusaha itu sendiri memanfaatkan keterampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan.


(14)

Menurut Robert Havighurst (1972) yang ditulis oleh Zainun Mu’tadin SPsi, MSi, kemandirian terdiri dari beberapa aspek (www.maktabahku.com) yaitu: 1. Emosi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak

tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua ataupun orang lain.

2. Ekonomi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua ataupun orang lain. 3. Intelektual, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan dan pengetahuan untuk

mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

4. Sosial, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.

Menurut Cunningham dalam Riyanti (2003:7), keberhasilan berkaitan dengan sifat-sifat kepribadian seperti keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, motivasi diri, percaya diri dan berfikir positif, komitmen yang sabar. Penelitian Mc. Ber & Co menemukan bahwa wirausaha yang berhasil memiliki sifat yang proaktif, berorientasi prestasi dan komitmen dengan pihak lain.

Faktor lain yang berhubungan dengan keberhasilan usaha kecil adalah kemampuan untuk mengembangkan diri dan mempertahankan kemajuan teknologi yang terkait dengan sifat-sifat kepribadian dan kemauan untuk belajar dan menerima perubahan. Dengan demikian para wirausaha akan terdorong dalam meningkatkan kreativitas berfikir, menentukan keputusan yang lebih baik dan pencapaian sukses usaha.


(15)

Dalam memulai usaha kecil dibutuhkan kemandirian yang dimiliki oleh setiap pelaku usaha atau sering disebut wirausahawan. Sehingga wirausahawan dapat menentukan usaha apa yang akan diciptakan dengan inovasi dan kreativitas serta menjalankan usaha tersebut dengan mandiri tanpa bantuan orang lain. Kemampuan kewirausahaan adalah benang merah dari rangkaian pengetahuan seseorang untuk menjadi satu kekuatan dalam menghadapi kesulitan pekerjaan atau usaha agar tetap bertahan dan meraih kesuksesan (Hendro, 2011:14). Benang merah yang dimaksud adalah kreativitas dalam merangkai pengetahuan yang dimiliki. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, maka seseorang akan semakin berkualitas dan kreativitasnya dapat dibayar mahal.

Indonesia sedang menggalakkan pendidikan mengenai usaha kecil dan menengah. Pendidikan di tingkat universitas khususnya untuk Departemen Ekonomi tengah mencoba mengubah pikiran anak didiknya mengenai bagaimana untuk mandiri dengan membuka usaha sendiri. Dengan demikian akan banyak muncul wirausahawan muda yang dapat membuka lapangan pekerjaan.

Pelajaran atau mata kuliah kewirausahaan akan membantu mahasiswa untuk mengetahui lebih banyak lagi mengenai memulai usaha. Pada Universitas Sumatera Utara (USU) Fakultas Ekonomi, mata kuliah kewirausahaan adalah mata kuliah yang wajib di ambil oleh setiap mahasiswa. Pada jurusan manajemen terdapat konsentrasi manajemen usaha kecil yang akan lebih dalam lagi mempelajari mengenai usaha kecil.

Ini membuktikan bahwa memulai usaha kecil sudah dapat ditanamkan dari sekolah, sehingga setelah menyelesaikan kuliah mahasiswa dapat membuka usaha


(16)

sendiri dan bahkan membuka lapangan pekerjaan. Mencari pekerjaan pada saat ini sangat sulit ditambah dengan peraturan pemerintah yang belum menghapus sistem outsourcing yang sangat merugikan tenaga kerja.

Kemauan memulai usaha kecil pada mahasiwa merupakan awal dalam memperbaiki perekonomian baik secara pribadi maupun secara luas. Dengan adanya kemauan mahasiswa dalam memulai usaha kecil maka akan banyak usaha-usaha kecil yang dapat mengurangi pengangguran dan keterikatan terhadap sistem pemerintah tersebut yang hanya menguntungkan perusahaan besar.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara).

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah Kemandirian Pribadi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)?”

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian pribadi yang mempengaruhi kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi manajemen ekstensi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(17)

2. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan yang dapat mempengaruhi kemauan memulai usaha kecil pada mahasiswa program studi manajemen ekstensi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1.4Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa

Dengan memahami kepribadian pribadi yang dimiliki tiap mahasiswa, maka mahasiswa dapat memiliki kemauan untuk memulai usaha kecil. Mahasiswa yang berhasil dapat melakukan testimoni kepada wirausahawan pemula maupun wirausahawan yang belum berhasil.

2. Bagi Masyarakat Luas

Sebagai wacana dan pengetahuan tentang pemahaman pengembangan kepribadian pribadi untuk memulai usaha kecil yang memotivasi mahasiswa agar berkeinginan menjadi entrepreneur.

3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan referensi yang nantinya melakukan penelitian yang mendekati sama dengan penelitian ini untuk dapat dibandingkan pada masa yang akan datang. Peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan mengenai manajemen usaha kecil ke realitas kehidupan sehingga dapat menambah wawasan dan mengembangkan pola pikir yang lebih inovatif agar usaha yang dijalankan lebih berkembang.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Pribadi

Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Persaingan inilah yang dapat memberikan semangat untuk menentukan pesaing terbaik. Kemandirian adalah kemampuan individu dalam mengelola dirinya sendiri. Jadi, individu yang mandiri adalah individu yang mampu mengelola dirinya sendiri

Kemadirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian berarti harus belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya.

Dari berbagai pengertian para ahli, terlihat bahwa substansi kemandirian

terdiri atas

1. Kemampuan untuk menggali dan mengembangkan potensi diri dan lingkungan,

2. Kemampuan untuk berdiri sendiri dan mengatasi kesulitan,


(19)

Kemandirian mengandung pengertia

1. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya

2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi

3. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya 4. Bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya

Pribadi tiap orang tumbuh atas dua kekuatan yaitu kekuatan dari dalam, yang sudah dibawa sejak lahir, berwujud benih, bibit, atau sering disebut juga kemampuan-kemampuan dasar yang sudah dibawa sejak lahir, baik bersifat kejiwaan maupun bersifat kebutuhan.. Yang kedua kekuatan dari luar yaitu segala sesuatu yang ada diluar manusia (faktor lingkungan).

Kata kepribadian berasal dari kata Personality (bahasa Inggris) yang berasal dari kata Persona (bahasa latin) yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Sifat kepribadian yang paling banyak dibahas oleh para ahli, dalam kaitan dengan wirausaha adalah sifat kreatif dan inovatif.

Kemandirian pribadi adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi


(20)

Kemandirian pribadi untuk memulai usaha kecil, adalah (Riyanti, 2003) : a. Mengandalkan kemampuan sendiri

b. Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri c. Keberanian menghadapi tantangan

d. Kebebasan berfikir

Dengan demikian kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

2.2 Tipe-tipe Kemandirian Pribadi

Menurut Steinberg (2002:289) membedakan kemandirian pribadi ke dalam tiga tipe, yaitu:

1. Kemandirian Emosional (Emotional Autonomy)

Kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain.

2. Kemandirian Perilaku (Behavioral Autonomy)

Kemandirian prilaku merupakan kemampuan individu dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya.

3. Kemandirian Nilai (Values Autonomy)

Kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai.


(21)

2.3 Kemandirian Emosional

Kemandirian emosional menurut Steinberg (2002:289) adalah aspek kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu. Kemandirian emosi menunjuk kepada pengertian yang dikembangkan mengenai individuasi dan melepaskan diri atas ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Kemandirian emosi dapat berkembang dengan sangat baik dibawah kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.

Kemandirian emosional berkembang lebih dulu sebagai dasar perkembangan kemandirian karena kemandirian tingkah laku dan kemandirian nilai mempersyaratkan kemandirian emosional yang cukup (Steinberg, 2002:303-304). Dengan demikian kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain yang dapat berkembang dalam kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.

2.4 Kemandirian Perilaku

Kemandirian perilaku berarti bebas untuk berbuat atau bertindak sendiri tanpa terlalu bergantung pada bimbingan orang lain. Kemandirian tindakan atau perilaku menunjuk kepada “kemampuan seseorang melakukan aktivitas, sebagai manifestasi dari berfungsinya kebebasan dengan jelas, menyangkut peraturan-peraturan yang wajar mengenai perilaku dan pengambilan keputusan dari seseorang (Sessa & Steinberg, 1991,dalam Sprinthall & Collinns, 1995).

Kemandirian perilaku mencakup kemampuan untuk meminta pendapat orang lain jika diperlukan, menimbang berbagai pilihan yang ada dan pada akhirnya


(22)

mampu mengambil kesimpulan untuk suatu keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan, tetapi bukan berarti lepas dari pengaruh orang lain. Ada tiga karakteristik seseorang yang memiliki kemandirian perilaku, yaitu mampu mengambil keputusan, tidak terpengaruh oleh pihak lain, dan memiliki rasa percaya diri.

Dapat disimpulkan bahwa kemandirian perilaku adalah kemampuan individu dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya tanpa pengaruh pihak lain dengan rasa percaya diri.

2.5 Kemandirian Nilai

Ahli psikologi (Douvan & Adelson, 1966, dalam Sprinthall & Collins, 1995) menyebutkan, kemandirian nilai menunjuk kepada suatu pengertian mengenai kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan-keputusan dan menetapkan pilihan yang lebih berpegang atas dasar prinsip-prinsip individual yang dimilikinya, daripada mengambil prinsip-prinsip dari orang lain. Dengan kata lain bahwa kemandirian nilai menggambarkan kemampuan untuk mendukung atau menolak tekanan, permintaan maupun ajakan orang lain; dalam arti memiliki seperangkat prinsip tentang benar atau salah, tentang apa yang penting dan tidak penting.

Steinberg, (2002:303-304) menjelaskan bahwa perkembangan kemandirian nilai ditandai oleh tiga aspek, yaitu: pertama, cara dalam memikirkan segala sesuatu menjadi semakin bertambah abstrak (abstract belief); kedua, keyakinan-keyakinan menjadi semakin bertambah mengakar pada prinsip-prinsip umum yang memiliki beberapa dasar ideologi (principled belief); dan ketiga,


(23)

keyakinan-keyakinan akan nilai menjadi semakin terbentuk dalam diri dan bukan hanya dalam sistem nilai yang ditanamkan (independent belief).

Kemampuan untuk mempertimbangkan kemungkinan alternatif dan menggunakannya dalam berpikir menurut pendapatnya, memberi peluang untuk bereksplorasi di sekitar sistem nilai, ideologis politik, dan etika pribadi (Steinberg, 2002:304). Diantara ketiga komponen kemandirian, maka kemandirian nilai merupakan proses yang paling kompleks, tidak jelas bagaimana proses berlangsung dan pencapaiannya, terjadi melalui proses internalisasi yang lazimnya tidak disadari, dan umumnya berkembang paling akhir dan paling sulit dicapai secara sempurna disbanding kedua komponen kemandirian lainnya.

Steinberg (2002:304), bahwa perkembangan kemandirian nilai mempersyaratkan perkembangan kebebasan emosi dan perilaku yang memadai. Dapat dilihat bahwa kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai. Dengan demikian individu memiliki seperangkat prinsip tentang benar atau salah serta penting dan tidak penting dalam memandang sesuatu dilihat dari sisi nilai.

2.6 Karakteristik Pribadi yang Mandiri

Karakteristik orang yang mandiri menurut tipe-tipe kemandirian di atas

adalah

1. Memiliki kebebasan untuk bertingkah laku, membuat keputusan dan tidak merasa cemas, takut ataupun malu bila keputusan yang diambil tidak sesuai dengan pilihan atau keyakinan orang lain


(24)

2. Mempunyai kemampuan untuk menemukan akar permasalahan, mencari alternatif pemecahan masalah, mengatasi masalah dan berbagai tantangan serta kesulitan lainnya, tanpa harus mendapat bimbingan dari orang lain juga dapat membuat keputusan dan mempu melaksanakan keputusan yang diambil

3. Mampu mengontrol dirinya atau perasaannya, sehingga tidak memiliki rasa takut, ragu, cemas, tergantung dan marah yang berlebihan dalam berhubungan dengan orang lain

4. Mengandalkan diri sendiri untuk menjadi penilai mengenai apa yang terbaik bagi dirinya serta berani mengambil resiko atas perbedaan kebutuhan dan nilai-nilai yang diyakini serta perselisihan dengan orang lain

5. Menunjukkan tanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang lain, yang dipelihara dalam kemampuannya membedakan kehidupan dirinya dan kehidupan orang lain, namun tetap menunjukkan loyalitas

6. Memperlihatkan inisiatif yang tinggi melalui ide-idenya dan sekaligus mewujudkan idenya tersebut, juga ditujukan dengan kemauannya untuk mencoba hal yang baru

7. Memiliki kepercayaan diri yang kuat dengan menunjukkan keyakinan atas segala tingkah laku yang ia lakukan dan menunjukkan sikap yang tidak takut menghadapi suatu kegagalan

2.7 Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang-undang tentang usaha kecil Nomor 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah memenuhi kriteria sebagai berikut:


(25)

1. Memiliki kekayaan (asset) bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak Rp. 1 miliyar 3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung oleh usaha besar atau usaha menengah, berbentuk badan usaha perseorangan, badan usaha tidak berbadan hukum

Definisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar dalam mengelompokkan jenis-jenis usaha. Menurut Kementrian Negara koperasi dan UKM, kelompok usaha kecil termasuk di dalam kelompok usaha mikro. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadan hukum, dan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 100 Juta.

Menurut Bank Indonesia, usaha kecil adalah lini usaha yang memiliki total asset diluar tanah dan persediaan barang serta bahan paling banyak Rp. 1 Milyar, dan memiliki tenaga kerja duapuluh sampai dengan seratus lima puluh orang.

Sedangkan menurut BPS (Biro Pusat Statistik) 2005, usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit lima orang dan paling banyak Sembilan belas orang termasuk pengusaha.

2.8 Cara-Cara Mendirikan Usaha


(26)

1. Membeli Franchise

Membeli franchise adalah menbeli hak untuk memakai merek dagang dari usaha luar negeri dan sekarang juga sudah banyak dari dalam negeri (franchisor) dengan membayar royalty dan pembagian laba usaha. Cara ini adalah cara yang paling rendah risiko kegagalanpemasarannya karena sudah dikenal oleh banyak orang. Sedangkan untuk kelemahannya adalah membutuhkan dana yang sangat besar.

2. Membeli usaha yang sedang berjalan

a. Membeli usaha yang sedang berjalan memiliki risiko kegagalan lebih besar dari franchise, tetapi membeli usaha yang sedang berjalan ini memiliki risiko kegagalan lebih kecil daripada mendirikan usaha sendiri dari awal.

3. Mendirikan usaha sendiri dari awal

Usaha yang baru dimulai dari awal memerlukan banyak waktu maka harus siap mental, modal yang diperlukan juga banyak tetapi tidak sebanyak frenchise, memiliki kerja keras yang tinggi. Risiko kegagalan yang diperoleh juga sangat tinggi, namun jika sukses menjalankannya maka mempunyai rasa kepuasan tersendiri.

2.9 Peranan Usaha Kecil di Indonesia

Usaha kecil sangat penting keberadaannya di Indonesia karena merupakan bagian terbesar dari pelaku bisnis, dikatakan begitu dapat dilihat dari data BPS tahun 2000 menyatakan jumlah usaha kecil di Indonesia sebesar 38,99 Juta.


(27)

Jumlah ini jika dipresentasikan maka sebesar 99,85 % dari seluruh unit bisnis yang ada di Indonesia adalah usaha kecil dan 0,15% adalah usaha lain.

Usaha kecil pada umumnya merupakan kelompok usaha yang bekerja padat karya yang memerlukan tenaga kerja yang banyak, tanpa terlalu menekankan pada tingkat pendidikan formal yang tinggi serta keterampilan. Menteri Koperasi dan UKM pada tahun 2000 mengatakan ada 66 Juta orang bekerja di usaha kecil di Indonesia, jika di presentasikan menjadi 99,44% dan sisanya 0,56% dari pekerjaan lain. BPS,2005 (http://www.bps.go.id).

Usaha kecil di Indonesia dapat menghasilkan beraneka ragam barang dan jasa unggulan yang dapat diproduksikan dipedesaan dan perkotaan serta tidak memerlukan modal yang besar dan tenaga kerja yang berpendidikan formal tinggi. 2.10 Ciri-ciri Usaha Kecil

Menurut Hutasuhut

1. Mempunyai kepercayaan yang kurang kuat pada diri sendiri

2. Berorientasi pada tugas, hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan, mempunyai tekad dan kerja keras

3. Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil keputusan secara tepat dan cermat

4. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan menanggapi saran dan kritik


(28)

Secara umum usaha Kecil mengacu pada ciri-ciri berikut : 1. Manajemen berdiri sendiri

Biasanya para manajer perusahaan adalah pemiliknya juga, dengan predikat yang disandang mereka memiliki kebebasan untuk bertindak dan mengambil keputusan.

2. Investasi modal terbatas

Pada umumnya modal perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik, karena jumlah modal yang diperlukan relative kecil. 3. Daerah operasinya lokal

Dalam hal ini majikan dan karyawan tinggal dalam suatu lingkungan yang berdekatan dengan letak perusahaan.

4. Ukuran secara keseluruhan relatif kecil

Penyelenggara di bidang operasinya tidak dominan 2.11 Kemauan Memulai Usaha Kecil

Beberapa orang, sebagian fokus pada pengembangan karir melalui pekerjaan dan sebagiannya lagi memilih untuk memulai usaha kecil atau berwirausaha. Khusus untuk berwirausaha, tidak banyak orang memiliki keyakinan bahwa usaha yang dibangunnya akan berkembang. Biasanya karena belum ada rasa percaya diri untuk membangun sebuah usaha. Maka dari itu untuk membangun keyakinan berwirausaha, perlu adanya momentum untuk memulai, dalam permulaan berwirausaha, “menjual” adalah faktor penting untuk melangkah lebih jauh kedepannya nanti. Tidak ada pengusaha sukses yang langsung sukses, semua bermula dari usaha kecil yang ditekuni kemudian semakin lama sukses.


(29)

Kemauan memulai usaha adalah awal dari permulaan menjadi wiusahawan ataupun pengusaha yng sukses. Dengan demikian kemauan memulai usaha kecil adalah keinginan seseorang untuk berusaha membuka dan seterusnya mengembangkan serta membangun usaha dengan modal menggunakan kemampuan sendiri.

2.12 Peneliti Terdahulu

Villonensia (2009) meneliti tentang Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Pedagang Pakaian Pasar Pajak Sore Jalan Jamin Ginting). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan, dengan hasil pengujian secara parsial (uji t) yaitu thitung

sebesar 2.102 > ttabel (1.96).

Fajrinur (2007) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU). Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa variabel modal (X1), peluang (X2), pendidikan (X3), emosional (X4), pengalaman (X5) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel memulai usaha kecil pada pajak USU (Y), dan hasil pengujian secara parsial (uji t) yaitu X1=2.292, X2=1.816, X3=-1.570, X4=1.878, X5=-0.561.

2.13 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama sepenuhnya dari proyek penelitian yang dituju, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan elabolarasi dari


(30)

perumusan masalah yang trelah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro,2003:44).

Kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalikan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

Kemandirian pribadi adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri.

Kemandirian pribadi memahami variabel menurut Steinberg (1993:289) yaitu variabel kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai.

Kemandirian emosional adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain yang dapat berkembang dalam kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.

Kemandirian perilaku adalah kemampuan individu dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya tanpa pengaruh pihak lain dengan rasa percaya diri.

Kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai yang memiliki seperangkat prinsip tentang benar atau salah serta penting dan tidak penting dalam memandang sesuatu dilihat dari sisi nilai.


(31)

Kemauan memulai usaha kecil adalah keinginan seseorang untuk berusaha membuka dan seterusnya mengembangkan serta membangun usaha dengan modal menggunakan kemampuan sendiri.

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang dikemukakan sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang dipakai adalah kemandirian pribadi.

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual Sumber : Steinberg (2002:289) 2.14 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut “Terdapat pengaruh Kemandirian Pribadi yang terdiri dari Kemandirian Emosional, Kemandirian Perilaku, dan Kemandirian Nilai terhadap Kemauan Memulai Usaha.”

Kemandirian Emosional (X1)

Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y)

Kemandirian Perilaku (X2)


(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang sistematis terhadap bagian-bagian dan hubungan-hubungannya. Berbeda dengan penelitian kualitatif, penelitian ini lebih mengedepankan kajian pustaka sebagai pemvalidasi data. Setiap kalimat yang dituliskan dalam skripsi ini tidak boleh berupa argumen dari penulis itu sendiri, melainkan pendapat dari ahli-ahli yang terdapat dalam buku.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dengan alamat Jl. Dr. T. Mansyur 9, Kampus Universitas Sumatera Utara, Medan 20155. Waktu penelitian mulai dari bulan April 2013.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Penelitian ini hanya dibatasi pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan tujuan mengetahui pengaruh kemandirian pribadi dengan kemauan memulai usaha kecil secara rinci. 3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang menjelaskan cara mengukur suatu variabel. Dan dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Definisi operasional variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:


(33)

a. Variabel bebas (independent variable)

Kemandirian emosional (X1) adalah seberapa besar ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain yang dapat berkembang dalam kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.

Kemandirian perilaku (X2) adalah kemampuan individu dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya tanpa pengaruh pihak lain dengan rasa percaya diri.

Kemandirian nilai (X3) adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai yang memiliki seperangkat prinsip tentang benar atau salah serta penting dan tidak penting dalam memandang sesuatu dilihat dari sisi nilai.

b. Variabel terikat (dependent variable)

Kemauan memulai usaha kecil (Y) adalah keinginan seseorang untuk berusaha membuka dan seterusnya mengembangkan serta membangun usaha dengan modal menggunakan kemampuan sendiri.


(34)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Kemandirian Emosional (X1) Seberapa besar ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain yang dapat berkembang dalam kondisi yang mendorong kedekatan emosi dan individuasi.

a. Kemampuan dalam mengatur emosi b. Kemampuan dalam

ketergantungan atas dukungan emosioanal orang lain

c. Kemampuan dalam mengatur pengaruh terhadap pendapat orang lain

d. Kemampuan dalam menangani masalah yang dihadapi dengan memikirkan pemecahan sendiri Likert Kemandirian Perilaku (X2) Kemampuan individu dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan dirinya tanpa pengaruh pihak lain dengan rasa percaya diri.

a. Kemampuan dalam mengambil keputusan b. Kemampuan menyadari

konsekuensi yang muncul kemudian

c. Kemampuan mencapai kesimpulan dengan rasa percayai diri

d. Kemampuan dalam bertindak dan tidak ragu ragu lagi

Likert

Kemandirian Nilai (X3)

Kemampuan individu untuk menolak tekanan atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang nilai yang memiliki seperangkat prinsip tentang benar atau salah serta penting dan tidak penting dalam

memandang sesuatu dilihat dari sisi nilai.

a. Kemampuan menolak tekanan atau tuntutan orang lain

b. Mengetahui mengenai benar atau salah c. Mempunyai prinsip

hidup yang kuat d. Kemampuan untuk

membandingkan

keputusan yang diambil dengan orang lain


(35)

Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y)

Kemauan Memulai Usaha Kecil adalah keinginan seseorang untuk berusaha

membuka dan seterusnya mengembangkan serta membangun usaha dengan modal menggunakan kemampuan sendiri.

a.Penghasilan terbatas b.Memaksimalkan

Kemampuan

c.Bebas Mengatur Ritme Kerja

d.Sikap Mental yang Mandiri

Likert

Sumber: Steinberg (2002:289), Diolah oleh Penulis (April 2013) 3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran menggunakan skala likert, yaitu alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial ke dalam 4 poin skala dengan interval yang sama (Azwar, 2004: 24).

Peneliti memberikan empat alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 4 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian. Karena dengan melakukan penghilangan nilai tengah (netral atau ragu-ragu), maka skala pengukuran akan simetrikal, yaitu jenjang ke arah positif sama banyak dengan jenjang ke arah negatif. Selain itu juga untuk menghindari kategori jawaban netral yang akan cenderung dipilih responden sehingga data mengenai perbedaan diantara responden menjadi kurang informatif (Azwar, 2004:34). Dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Tabel Pengukuran Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 4

2. Setuju (S) 3

3. Tidak Setuju (TS) 2


(36)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Tabel 3.3

Jumlah Mahasiswa S1 Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Tahun Ajaran Jumlah Mahasiswa Total

Laki-Laki Perempuan

2010-2011 118 84 202

Total 202

Sumber:Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara (Oktober 2012)

Menurut Erlina (2011:80) populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap dan dapat berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan stambuk 2010-2011. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 202 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011:81). Dan menurut Sugiyono (2006:78) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jumlah sampel di hitung dengan memakai purposive sampling yaitu cara rumus slovin (dalam Umar, 2004:76) sebagai berikut:


(37)

Dimana, n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Taraf Kesalahan

Untuk menentukan nilai e maka kita misalkan ambil taraf keyakinan 90%, yaitu yakin bahwa 90% hasil penelitian benar, atau taraf signifikan 10% atau hanya akan ada 10% kesalahan karena “kebetulan benar-benar terjadi”.

Jadi jika dilihat dari sampel penelitian ini maka dapat dihitung jumlahnya adalah

= 99.51 = 100 orang 3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer ini diperoleh dengan wawancara dan memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, majalah, dan internet untuk mendukung penelitian ini. 3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut:


(38)

1. Wawancara

Memberikan pertanyaan langsung dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini dengan cara tanya jawab langsung untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian.

2. Kuisoner (daftar pertanyaan)

Dengan memberikan dan menyebarkan daftar pertanyaan kepada para responden yang terkait dalam penelitian ini, dengan harapan agar mereka member respon atas daftar pertanyaan tersebut. Kemudian jawaban dari setiap responden diberi skor dengan skala Likert

3. Studi dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan meninjau, membaca dan mempelajari berbagai macam tulisan di buku, jurnal, majalah, surat kabar, dan informasi di internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Menurut Erlina (2011: 56) validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Penelitian ini menggunakan alat kuisioner, uji validitas dilakukan untuk menguji data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid ataupun tidak dengan menggunakan alat ukur kuesioner. Pengujian validitas ini dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,00 for windows, dengan kriteria berikut ini:


(39)

a. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid

b. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

c. Korelasi tiap faktor positif

d. Nilai korelasi tiap faktor melebihi 0,361

Uji validitas dilakukan di fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa di luar responden.

b. Uji Reliabilitas

Reabilitas menurut Erlina (2011: 61) adalah tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten. Suatu penelitian yang menggunakan data primer setidaknya berkaitan dengan:

a. Subjek yang diteliti b. Konstruk yang diukur c. Instrument pengukur d. Waktu pengukuran

Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer program “SPSS 16.0 for Windows”. Kuesioner memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh lebih besar dari 60% atau 0,60 (Ghozali, 2005: 41-42 ).

Uji reliabilitas dilakukan di fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan mahasiswa di luar responden.

3.10 Teknik Analisis Data


(40)

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode deskriptif merupakan penjelasan dari hasil pengumpulan data yang dianalisis sehingga diperoleh gambaran jelas mengenai objek penelitian.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 10% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 10% artinya variable residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Artinya, jika varians variabel independent adalah konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen disebut homoskedastisitas. Sedangkan, heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik


(41)

mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (dalam Ghozali, 2001). Jika probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 10% (0,10) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Menurut Santoso, 2000 untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variante Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut : a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas

b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y). Perhitungan persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono, 2005:211 Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e


(42)

Keterangan:

Y = Kemauan memulai usaha kecil a = Konstanta

b1 - b4 = Koefisien Regresi

X1 = Variabel kemandirian emosional X2 = Variabel kemandirian perilaku X3 = Variabel kemandirian nilai

Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengujian Koefisien Determinan (R²)

Koefisien determinan menunujukkan besarnya kemampuan variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) dalam menjelaskan variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y). Mempunyai nilai antara 0-1 dimana nilai yang mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan variabel terikat dalam menjelaskan variabel bebasnya. Jika determinan (R²) semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y) adalah kuat. Sebaliknya, jika determinan (R²) semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y) adalah lemah. Hal ini berarti model yang digunakan lemah untuk


(43)

menerangkan variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y).

2. Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji – F)

Uji F yaitu untuk menunujukkan semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau serentak variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y).

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y).

Ha : b1≠ b2≠ b3≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y).

Kriteria Pegambilan Keputusan yaitu:

H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel pada α = 10% Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel pada α = 10% 3. Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji thitung)


(44)

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y), bentuk pengujiannya adalah:

H0 : bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y).

Ha : bi≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) terhadap variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu: H0 diterima, apabila thitung < ttabel pada α = 10% Ha diterima, apabila thitung > ttabel pada α = 10%


(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden

Responden untuk penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan stambuk 2010-2011. Dikarenakan mahasiswa yang masih aktif kuliah pada saat ini adalah mahasiswa stambuk 2010-2011. Responden ada beberapa yang sudah bekerja sehingga memiliki profesi yang berbeda-beda dan dengan umur yang berbeda pula.

Berdasarkan hasil kuesioner, responden yang diwawancarai mempunyai rentang usia 21-26 tahun yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Untuk profesi atau pekerjaan yang paling dominan adalah mahasiswa karena masih banyak mahasiswa yang masih belum bekerja.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden.

4.2.1.1 Uji Validitas

Sebuah instrument dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,00 for windows dengan nilai korelasi tiap


(46)

faktor melebihi 0,361. Hasil pengolahan dari uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Uji Validitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Butir1 48.3667 15.826 .536 .787

Butir2 48.3667 16.309 .433 .796

Butir3 48.4333 16.185 .417 .798

Butir4 48.4667 16.878 .443 .795

Butir5 48.3333 16.782 .447 .795

Butir6 48.2667 17.030 .389 .799

Butir7 48.5333 16.533 .367 .801

Butir8 48.5000 16.397 .498 .791

Butir9 48.3333 17.126 .361 .801

Butir10 48.2333 17.151 .364 .800

Butir11 48.3667 16.585 .498 .791

Butir12 48.6333 16.654 .377 .800

Butir13 48.4333 16.806 .385 .799

Butir14 48.1667 17.178 .376 .800

Butir15 48.2333 16.944 .417 .797

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (diolah April 2013) Ketentuan untuk pengambilan keputusan dengan kriteria berikut ini: a. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid

b. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

c. Korelasi tiap faktor positif


(47)

Pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat seluruh butir pertanyaan mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel yaitu 0,361, sehingga semua butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.

Interpretasi Item-Total Statistic, yaitu:

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel (butir) tersebut dihapus. Misalnya jika pertanyaan (butir) item 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 48,3667, dan seterusnya.

2. Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel (butir) tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 15,826, dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 30 nilai tabel r adalah 0,361.

4.2.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Pengujian realibilitas dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,00 for windows. Hasil pengolahan dari uji realibilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:


(48)

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan, kuesioner memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh lebih besar dari 60% atau 0,60. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 60% atau 0,60, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden Penelitian

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan hubungan antara kemandirian emosional, kemandirian perilaku, kemandirian nilai terhadap kemauan memulai usaha kecil.

Variabel kemandirian emosional (X1) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel kemandirian perilaku (X2) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan, variabel kemandirian nilai (X3) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan, sedangkan variabel kemauan memulai usaha kecil (Y) terdiri dari 4 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 100 orang responden.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(49)

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (April 2013)

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.3 pada usia 21 tahun sebesar 56%, usia 22 tahun sebesar 12%, usia 23 tahun sebesar 11%, usia 24 tahun sebesar 10%, usia 25 tahun sebesar 8%, dan usia 26 tahun sebesar 3%. Karakteristik responden berdasarkan usia didominasi usia 21 tahun, ini menunjukkan sebagian besar mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera aadalah mahasiswa yang langsung melanjutkan pendidikan S1 nya dari jenjang D3. Untuk responden yang berusia 24 tahun, 25 tahun dan 26 tahun yaitu stambuk 2010 beberapa orang sudah bekerja dikarenakan setelah tamat dari D3 langsung mendapatkan pekerjaan dan kemudian baru melanjutkan kuliah S1.

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-Laki 56 56%

Perempuan 44 44%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (April 2013) Usia Frekuensi Persentase

21 56 56%

22 12 12%

23 11 11%

24 10 10%

25 8 8%

26 3 3%


(50)

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.5 yaitu laki-laki sebesar 56%, sedikit dominan dimungkinkan karena laki-laki merupakan kepala keluarga sehingga ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan perempuan sebesar 44% dimungkinkan karena perempuan ingin mengembangkan bakat atau hobinya dengan memulai usaha kecil.

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi atau Pekerjaan

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi Jenis Profesi Frekuensi Presentase

Mahasiswa 77 77%

Tetapi Pegawai

Swasta 18 18%

Tetapi Pegawai

Negeri Sipil 5 5%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner (April 2013)

Karakteristik responden berdasarkan profesi atau pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.4 yaitu Mahasiswa sebesar 77%, pegawai swasta sebesar 18%, dan pegawai negeri sipil sebesar 5%. Karakteristik responden berdasarkan profesi atau pekerjaan sebagian besar yaitu mahasiswa, dikarenakan masih banyak mahasiswa yang belum mendapatkan pekerjaan. Sedangkan responden yang sudah bekerja dikarenakan setelah lulus D3 langsung mendapatkan pekerjaan baru melanjutkan pendidikan S1.


(51)

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 4.2.3.1 Kemandirian Emosional (X1)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Emosional (X1)

Sumber: Data Primer (2013)

1. Dapat mengatur emosi sehingga tidak menyinggung orang lain yaitu tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 8%, setuju sebesar 22%, sangat setuju sebesar 70%.

2. Tidak cepat terpengaruh terhadap pendapat orang lain yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 1%, tidak setuju sebesar 7%, setuju sebesar 21%, sangat setuju sebesar 71%.

3. Setiap masalah yang dihadapi, selalu memikirkan pemecahannya sendiri yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 2%, tidak setuju sebesar 8%, setuju sebesar 16%, sangat setuju sebesar 74%.

4. Tergantung terhadap dukungan emosional orang lain yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 9%, tidak setuju sebesar 23%, setuju sebesar 47%, sangat setuju sebesar 21%.

Item Pertanyaan

STS TS S SS Total F

Pengguna

Total %

F % F % F % F % F %

1 0 0 8 8,0 22 22,0 70 70,0 100 100 2 1 1,0 7 7,0 21 21,0 71 71,0 100 100 3 2 2,0 8 8,0 16 16,0 74 74,0 100 100 4 9 9,0 23 23,0 47 47,0 21 21,0 100 100


(52)

4.2.3.2 Kemandirian Perilaku (X2) Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Perilaku (X2)

Sumber: Data Primer (2013) diolah

1. Kemampuan mengambil keputusan dengan cepat yaitu tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 17%, setuju sebesar 60%, sangat setuju sebesar 23%.

2. Kemampuan menyadari konsekuensi yang akan mucul kemudian yaitu tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 22%, setuju sebesar 57%, sangat setuju sebesar 21%.

3. Kemampuan mencapai kesimpulan dengan rasa percaya diri yaitu tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 26%, setuju sebesar 56%, sangat setuju sebesar 18%.

4. Apabila mengambil keputusan, tidak ragu ragu lagi yaitu tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 24%, setuju sebesar 54%, sangat setuju sebesar 22%.

5. Sebelum memutuskan sesuatu selalu meminta pendapat orang lain yaitu tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju sebesar 8%, setuju sebesar 48%, sangat setuju sebesar 44%.

Item Pertanyaan

STS TS S SS Total F

Pengguna

Total %

F % F % F % F % F %

1 0 0,0 17 17,0 60 60,0 23 23,0 100 100 2 0 0,0 22 22,0 57 57,0 21 21,0 100 100 3 0 0,0 26 26,0 56 56,0 18 18,0 100 100 4 0 0,0 24 24,0 54 54,0 22 22,0 100 100 5 0 0,0 8 8,0 48 48,0 44 44,0 100 100


(53)

4.2.3.3 Kemandirian Nilai (X3) Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Nilai (X3)

Sumber: Data Primer (2013) diolah

1. Penolakan terhadap tekanan atau tuntutan orang lain yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 9%, tidak setuju sebesar 19%, setuju sebesar 56%, sangat setuju sebesar 16%.

2. Pengetahuan mengenai benar atau salah dilihat dari sisi nilai yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 15%, tidak setuju sebesar 18%, setuju sebesar 43%, sangat setuju sebesar 24%.

3. Mempunyai prinsip hidup yang kuat yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 4%, tidak setuju sebesar 25%, setuju sebesar 49%, sangat setuju sebesar 22%.

4. Setiap keputusan yang di ambil selalu dibandingkan dengan orang lain yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 18%, tidak setuju sebesar 9%, setuju sebesar 37%, sangat setuju sebesar 36%.

Item Pertanyaan

STS TS S SS Total F

Pengguna

Total %

F % F % F % F % F %

1 9 9,0 19 19,0 56 56,0 16 16,0 100 100 2 15 15,0 18 18,0 43 43,0 24 24,0 100 100 3 4 4,0 25 25,0 49 49,0 22 22,0 100 100 4 18 18,0 9 9,0 37 37,0 36 36,0 100 100


(54)

4.2.3.4 Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y) Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemauan Memulai Usaha Kecil (Y)

Sumber: Data Primer (2013) diolah

1. Keinginan memulai usaha kecil karena potensi penghasilan saya terbatas yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 4%, tidak setuju sebesar 3%, setuju sebesar 32%, sangat setuju sebesar 61%.

2. Maksud memulai usaha kecil karena ingin memaksimalkan kemampuan yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 33%, tidak setuju sebesar 7%, setuju sebesar 41%, sangat setuju sebesar 49%.

3. Ketertarikan memulai usaha kecil karena bebas mengatur ritme kerja yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 3%, tidak setuju sebesar 12%, setuju sebesar 28%, sangat setuju sebesar 57%.

4. Keyakinan memulai usaha kecil karena sikap mental yang mandiri yaitu yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 6%, tidak setuju sebesar 15%, setuju sebesar 26%, sangat setuju sebesar 53%.

Item Pertanyaan

STS TS S SS Total F

Pengguna

Total %

F % F % F % F % F %

1 4 4,0 3 3,0 32 32,0 61 61,0 100 100 2 3 3,0 7 7,0 41 41,0 49 49,0 100 100 3 3 3,0 12 12,0 28 28,0 57 57,0 100 100 4 6 6,0 15 15,0 26 26,0 53 53,0 100 100


(55)

4.2.4 Uji Asumsi Klasik 4.2.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Apakah titik menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Berikut ini grafik pada uji normalitas adalah sebagai berikut:


(56)

Gambar 4.1 Uji Normalitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)

Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov pada tingkat signifikan 10% (0,10). Hasil uji kolmogrov-smirnov dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini.

Tabel 4.10

Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.31168116

Most Extreme Differences Absolute .096

Positive .096

Negative -.057

Kolmogorov-Smirnov Z .965

Asymp. Sig. (2-tailed) .310

a. Test distribution is Normal.


(57)

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asympy.Sig (2-tailed) sebesar 0,310 di atas tingkat signifikansi 0,10 atau 10%. Atau Asympy.Sig (2-tailed) sebesar 0,310 > 0,10.

4.2.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan grafik dan analisis statistik berupa Uji Glejser. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,00 for windows. Hasil pengolahan dari Uji Glejser dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini:

Tabel 4.141 Uji Glejser

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut (absUt). Hal ini dapat terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 10%. Jadi dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Berikut ini grafik heteroskesdatisitas pada gambar 4.2:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.283 2.132 -.601 .549

KemandirianEmosional .092 .106 .109 .867 .388

KemandiriaanPerilaku .117 .059 .238 1.981 .050

KemandirianNilai -.008 .074 -.011 -.103 .919


(58)

Gambar 4.2 Pengujian Heteroskesdatisitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)

Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Maka pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.4.3 Uji Multikolinearitas

Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel terikat lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel bebas lainnya. Dengan nilai :


(59)

b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas Hasil pengolahan dari Uji Multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.018 3.454 .874 .384

KemandirianEmosional .145 .172 .097 .845 .400 .633 1.579

KemandiriaanPerilaku .413 .096 .472 4.314 .000 .692 1.444

KemandirianNilai .159 .120 .127 1.323 .189 .899 1.112

a. Dependent Variable: KemauanMemulaiUsahaKecil

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013)

Pada Tabel 4.15 memperlihatkan semua nilai variabel bebas memiliki Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas.

4.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda

4.2.5.1 Pengujian Koefisien Determinan (R²)

Koefisien determinan menunujukkan besarnya kemampuan variabel bebas yaitu kemandirian emosional (X1), kemandirian perilaku (X2), kemandirian nilai (X3) dalam menjelaskan variabel terikat yaitu kemauan memulai usaha kecil (Y) secara bersama-sama, dimana: 0 ≤ R² ≤ 1. Pengujian analisis re gresi linear berganda menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,00 for windows. Hasil pengolahan dari analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini:


(60)

Tabel 4.13

Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013) Interpretasi dari Model Summary yaitu:

a. R Squere sebesar 0,203 berarti kemandirian emosional, kemandirian perilaku, kemandirian nilai mempengaruhi kemauan memulai usaha kecil sebesar 20,3% dan sisanya 79,7% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Adjusted R Square sebesar 0,178 berarti kemandirian emosional, kemandirian perilaku, kemandirian nilai mempengaruhi kemauan memulai usaha kecil sebesar 17,8 % dan sisanya 82,2% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

c. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi yaitu sebesar 1.33202. Dan juga bisa disebut standar deviasi.

4.2.5.2 Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji-F)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji-F). Jika Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak atau Ha diterima. Jika tingkat signifikan dibawah 0,10 maka H0 ditolak dan Ha diterima . Pengujian uji F menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,00 for windows. Hasil pengolahan dari uji F dapat dilihat pada Tabel 4.11 :

Model R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


(61)

Tabel 4.14 Uji F

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013) Kriteria Pegambilan Keputusan yaitu:

H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel pada α = 10% Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel pada α = 10% Representasi dari ANOVA yaitu:

a. Nilai Fhitung adalah 8.159 dengan tingkat signifikan 0,000. Sedangkan Ftabel

pada tingkat kepercayaan 90% (α = 0,10) adalah 1,661. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0.10, menunjukkan bahwa pengaruh kemandirian emosional, kemandirian perilaku, kemandirian nilai secara serempak adalah signifikan terhadap kemauan memulai usaha kecil.

b. Regresion df = 3 berarti jumlah variabel independen adalah 3 yaitu kemandirian emosional, kemandirian perilaku, kemandirian nilai

c. Total df = 99 berarti jumlah responden / data ada 100 (dimana df = n-1) sedangkan Residual df = 96 berasal dari 99-3.

d. Residual = Total – Regression

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 43.430 3 14.477 8.159 .000a

Residual 170.330 96 1.774

Total 213.760 99

a. Predictors: (Constant), KemandirianNilai, KemandiriaanPerilaku, KemandirianEmosional


(62)

f. Sum of Square menunjukkan jumlah kuadrat untuk kesalahan artinya jika suatu persamaan regresi diperoleh dari mensubsitusikan nilai a dan b yang meminimumkan Sum of Square, maka akan dihasilkan persamaan garis regresi prediksi kuadrat terkecil.

4.2.5.3 Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji thitung)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik T (uji-T). Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0,10 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Pengujian uji T dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,00 for windows. Hasil pengolahan dari uji T dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.15 Uji T

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 (April 2013) Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu: H0 diterima, apabila thitung < ttabel pada α = 10% Ha diterima, apabila thitung > ttabel pada α = 10%

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.018 3.454 .874 .384

KemandirianEmosional .145 .172 .097 .845 .400

KemandiriaanPerilaku .413 .096 .472 4.314 .000

KemandirianNilai .159 .120 .127 1.323 .189


(63)

Representasi dari Coeffisients yaitu:

a. Variabel kemandirian emosional (X1) berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kemauan memulai usaha kecil, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,40 > 0,10 walaupun kemandirian emosional berpengaruh tetapi sangat lemah ini dibuktikan dari hasil thitung (0,845) < ttabel (2,3728).

b. Variabel kemandirian perilaku (X2) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemauan memulai usaha kecil, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,00 < 0,10 dan nilai thitung (4.314) > ttabel (2,3728).

c. Variabel kemandirian nilai (X3) berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kemauan memulai usaha kecil, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,189 > 0,10 dan nilai thitung (1.323) < ttabel (2,3728).

d. Konstanta sebesar 3,018, artinya walaupun variabel bebas bernilai nol maka kemauan memulai usaha kecil tetap sebesar 3,018.

e. Berdasarkan hasil uji t maka rumus persamaan regresinya adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+b 4X4 + e

Y = 3,018+ 0,145X1 + 0,413X2 + 0,159X3+ e

4.3 Pembahasan

Variabel kemandirian emosional berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kemauan memulai usaha kecil, hal ini dikarenakan mahasiswa belum semuanya mempunyai kemandirian secara emosional. Pernyataan yang menyatakan bahwa tidak cepat terpengaruh terhadap pendapat orang lain, setiap masalah yang dihadapi, selalu memikirkan pemecahannya sendiri, mahasiswa


(64)

banyak yang menyatakan sangat setuju namun juga terdapat mahasiswa yang menyatakan tidak setuju bahkan sangat tidak setuju artinya mahasiswa merasa belum memiliki kemandirian secara emosional masih bergantung dengan orang lain.

Variabel kemandirian perilaku berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemauan memulai usaha kecil, ini berarti kemandirian perilaku yang dimiliki mahasiswa sudah sangat baik. Pernyataan yang menyatakan bahwa kemampuan mengambil keputusan dengan cepat, kemampuan menyadari konsekuensi yang akan mucul kemudian, kemampuan mencapai kesimpulan dengan rasa percaya diri, apabila mengambil keputusan tidak ragu-ragu lagi, tidak ada mahasiswa yang menyatakan sangat tidak setuju melainkan sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahkan sangat setuju artinya mahasiswa merasa telah memiliki kemandirian perilaku karena semakin dewasa maka akan berubah pula sikap atau perilakunya.

Variabel kemandirian nilai berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap kemauan memulai usaha kecil, hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai nilai-nilai yang terdapat di lingkungan sekitarnya. Pernyataan yang menyatakan penolakan terhadap tekanan atau tuntutan orang lain, pengetahuan mengenai benar atau salah dilihat dari sisi nilai, mempunyai prinsip hidup yang kuat, setiap keputusan yang di ambil selalu dibandingkan dengan orang lain, sebagian besar mahasiswa menyatakan tidak setuju dan bahkan ada juga yang menyatakan sangat tidak setuju. Ini karena masih belum memiliki kemandirian terhadap nilai-nilai yanga ada disekitarnya,


(65)

pengetahuan mengenai salah dan benar juga masih kurang, dan belum memiliki prinsip hidup yang kuat.

Berdasarkan pengujian koefisien determinasi bahwa hubungan antara kemandirian emosional, kemandirian perilaku, kemandirian nilai terhadap kemauan memulai usaha kecil terdapat R Squere sebesar 0,203, atau hanya 20,3% faktor-faktor kemauan memulai usaha kecil dapat dijelaskan oleh kemandirian emosional, kemandirian perilaku, kemandirian nilai. 20,3% merupakan angka yang sangat rendah sehingga perlu diteliti lagi dengan indikator yang lebih jelas lagi. Sedangkan sisanya 79,7% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Maka mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara harus meningkatkan faktor kemandirian emosional, kemandirian perilaku, kemandirian nilai serta mengembangkan faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti tersebut.


(1)

Lampiran 4

Hasil Pengolahan Dengan SPSS 16,00 For Windows

RELIABILITY

/VARIABLES=Butir1 Butir2 Butir3 Butir4 Butir5 Butir6 Butir7 Butir8 Buti r9 Butir10 Butir11 Butir12 Butir13 Butir14 Butir15

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.808 15

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Butir1 3.4667 .62881 30

Butir2 3.4667 .62881 30

Butir3 3.4000 .67466 30

Butir4 3.3667 .49013 30

Butir5 3.5000 .50855 30

Butir6 3.5667 .50401 30

Butir7 3.3000 .65126 30

Butir8 3.3333 .54667 30

Butir9 3.5000 .50855 30

Butir10 3.6000 .49827 30

Butir11 3.4667 .50742 30

Butir12 3.2000 .61026 30

Butir13 3.4000 .56324 30

Butir14 3.6667 .47946 30


(2)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Butir1 48.3667 15.826 .536 .787

Butir2 48.3667 16.309 .433 .796

Butir3 48.4333 16.185 .417 .798

Butir4 48.4667 16.878 .443 .795

Butir5 48.3333 16.782 .447 .795

Butir6 48.2667 17.030 .389 .799

Butir7 48.5333 16.533 .367 .801

Butir8 48.5000 16.397 .498 .791

Butir9 48.3333 17.126 .360 .801

Butir10 48.2333 17.151 .364 .800

Butir11 48.3667 16.585 .498 .791

Butir12 48.6333 16.654 .377 .800

Butir13 48.4333 16.806 .385 .799

Butir14 48.1667 17.178 .376 .800


(3)

Regression

Model R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .203 .178 1.33202

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 43.430 3 14.477 8.159 .000a

Residual 170.330 96 1.774

Total 213.760 99

a. Predictors: (Constant), KemandirianNilai, KemandiriaanPerilaku, KemandirianEmosional

b. Dependent Variable: KemauanMemulaiUsahaKecil

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.018 3.454 .874 .384

KemandirianEmosional .145 .172 .097 .845 .400

KemandiriaanPerilaku .413 .096 .472 4.314 .000

KemandirianNilai .159 .120 .127 1.323 .189


(4)

(5)

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 1.31168116 Most Extreme Differences Absolute .096

Positive .096

Negative -.057

Kolmogorov-Smirnov Z .965

Asymp. Sig. (2-tailed) .310

a. Test distribution is Normal.

Glejser

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.283 2.132 -.601 .549

KemandirianEmosional .092 .106 .109 .867 .388 KemandiriaanPerilaku .117 .059 .238 1.981 .050 KemandirianNilai -.008 .074 -.011 -.103 .919

a. Dependent Variable: absut

Multikolinearitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.018 3.454 .874 .384

KemandirianEmosional .145 .172 .097 .845 .400 .633 1.579

KemandiriaanPerilaku .413 .096 .472 4.314 .000 .692 1.444

KemandirianNilai .159 .120 .127 1.323 .189 .899 1.112


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumetera Utara

2 55 112

Pengaruh Kemandirian Pribadi Dan Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Pada Mahasiswa Ekstensi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan

0 47 96

Analisis Pemahaman Kewirausahaaan Terhadap Motivasi Mahasiswa Untuk Menjadi Young Entrepreneur (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

13 114 100

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara)

1 48 108

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2 46 91

1.Petunjuk Pengisian - Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumetera Utara

0 0 22

Analisis Pemahaman Kewirausahaaan Terhadap Motivasi Mahasiswa Untuk Menjadi Young Entrepreneur (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 1 14

1. Petunjuk Pengisian - Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Pribadi - Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

0 0 14

Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

0 0 10