Studi Kelayakan Bisnis Pada Usaha KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

(1)

(STUDI PADA UD. MARENDAL SEJATI)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

Disusun Oleh :

FACHRU REZA NASUTION 100907047

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Fachru Reza Nasution

NIM : 100907047

Depertemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

Medan, Agustus 2014

Pembimbing Program Studi

Dra. Nurlela Ketaren,M.S.P Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA NIP. 195405021982032002 NIP. 195908161986011001

Dekan FISIP USU

Prof.Dr.Badaruddin,M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Shalawat beriring salam tak lupa saya persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga yang senantiasa menjadi tauladan bagi umat Islam. Semoga kita selalu mendapatkan syafa’atnya di hari akhir kelak.

Adapun skripsi ini berjudul “STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S1) pada Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Progran Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

Peneliti khusus mempersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua tersayang. Ayahanda Yusfik Abdul Salam Nasution dan Ibunda Fauziah Herawati Harahap. Terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk peneliti. Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA selaku Ketua Program Studi S1 Administrasi Binis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution,S.sos.M.sp selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.


(4)

dalam penulisan skripsi.

5. Seluruh Staf dan Karyawan Departemen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Untuk Kak Siswati, Bang Farid dan Pak Talal yang telah membantu penulis dalam urusan surat menyurat sampai skripsi ini selesai.

7. Pak Joko Warianto selaku pemilik UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan dan seluruh pegawai UD. Marendal Sejati yang telah membantu penulis dalam memperoleh data.

8. Buat pamanku Firdaus Harahap, Indra Harahap, dan Rahman Dalimunte

atas bantuan keuangan dan motivasinya kepada penulis.

9. Buat adikku Fahrizal Nasution dan Rizky Aulia Nasution atas kasih sayang, pengertian dan telah memberikan saya motivasi kepada penulis.

10.Untuk kawan seperjuangan selama bangku kuliah : Sandri, Dewi, Nur Halimah, Abdi, Jendra, dan Kris Setiawan yang telah membantu dan berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Untuk teman semasa SMA : Ryanda, Jeff, Bona, Catyawi terima kasih dukungan dan doanya teman-temanku. Dan teman SMP : Steven, Farica, Ivan, Edward terima kasih cerita lucu-lucunya sehingga memotivasi penulis. 12.Sahabat tercinta dan tersayang Nur Amaliana terima kasih kesayanganku

selalu menghibur dan buat selalu semangat ngerjain skripsinya.

13.Untuk kakak dan abang senior bisnis 2009 : Bang Rahmadan, Bang Heri, Bang Andi, Kak Nurul dan adik-adik junior 11 dan 12 Evi, Ummi, Dwi,


(5)

14.Kepada semua teman-teman Ilmu Administrasi Bisnis stambuk 2010 khususnya teman-teman di kelas A terima kasih atas semua motivasi dan dorongannya, tetap semangat dan terima kasih untuk kebersamaanya selam empat tahun ini.

Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Agustus 2014

Penulis


(6)

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

Nama : Fachru Reza Nasution NIM : 100907047

Prodi : Ilmu Administrasi niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Memiliki bisnis yang layak di dalam menjalankan suatu bisnis adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Bisnis kerupuk merupakan bisnis makanan yang sangat memilik prospek bisnis yang baik. Bisnis kerupuk atau makanan ringan semakin berkembang di kota Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan bisnis dari segi aspek non finansial yang terbagi atas aspek pasar, manajemen dan organisasi, teknis, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan untuk mengetahui kelayakan bisnis yang dijalankan di UD. Marendal Sejati Gg. Sejati No.8 Medan.

Peda penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu informan kunci dengan penentuan informan menggunakan sampling purposive yaitu pemilik pabrik kerupuk UD. Marendal Sejati dan informan utama menggunakan sampling aksidental yaitu pegawai UD. Marendal Sejati.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan lapangan menunjukan bahwa dari hasil non finansial, usaha pengolahan kerupuk Perusahan kerupuk UD. Marendal Sejati dikatakan layak. Namun demikian, perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan terhadap pengelolaan aspek lingkungan agar tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat setempat yaitu dengan membuat tempat untuk pengolahan limbah pabrik beserta salurannya agar tidak mencemari sungai yang digunakan warga sekitar.


(7)

BUSINESS FEASIBILITY STUDY ON BUSINESS CRACKERS (Studies at UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

Name : Fachru Reza Nasution NIM : 100907047

Prodi : Science Business Administration/Business Fakulty : Social Science and Political Science

Advisor : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Have a viable business in the running of a business is the right way to achieve business goals. Business crackers is pick the food business very good business prospects. Crackers or snacks business is growing in the city of Medan. The purpose of this study was to determine the feasibility of the business in terms of non-financial aspects, divided into aspects of the market, management and organization, technical, socio-economic, cultural, and environment to determine the feasibility of a business that is run at UD. Marendal Sejati Gg. Sejati No.8 Medan.

In this study, the method used is descriptive method with qualitative data. Data were obtained from observation, interviews and literature study. Informants in this study were divided into two groups, namely the determination of key informant informant using the purposive sampling cracker factory owner UD. Marendal Sejati and key informants using accidental sampling the UD employees. Marendal Sejati.

Based on the results of field research conducted shows that non-financial results, business processing UD crackers crackers Company. Marendal Sejati is feasible. However, the company should make improvements to the management of environmental aspects in order not to cause unrest amongst the local community by creating a place for sewage treatment plants along the channel in order not to pollute rivers used by people around.


(8)

KATA PENGANTAR

ABSTRAK ...i

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR TABEL ...vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...4

1.3 Tujuan Penelitian ...4

1.4 Manfaat Penelitian ...5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayaan Bisnis ...7

2.2 Aspek-Aspek Utama Studi Kelayakan Bisnis ...7

2.2.1 Aspek Pasar ...7

2.2.2 Aspek Manajemen ...10

2.2.2.1 Manajemen ...10


(9)

2.2.3 Aspek Teknis ...13

2.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya ...16

2.2.5 Aspek Lingkungan ...17

2.3 Usaha Kecil Menengah ...18

2.4 Penelitian Terdahulu ...19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ...25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...25

3.3 Informan Penelitian ...25

3.4 Definisi Konsep. ...26

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...28

3.6 Teknik Analisis Data ...29

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...31

4.1.1 Sejarah Singkat UD. Marendal Sejati. ...31

4.1.2 Visi dan Misi UD. Marendal Sejati. ...33


(10)

4.1.5 Tahap dan proses Pembuatan Kerupuk. ...36

4.2 Penyajian Data. ...37

4.2.1 Aspek Pasar ...42

4.2.2 Aspek Manajemen dan Organisasi ...45

4.2.3 Aspek Teknis ...46

4.2.4 Aspek Sosial-Ekonomi-Budaya dan Aspek Lingkungan 51 4.3 Analisis Data ...52

4.3.1 Aspek Pasar. ...52

4.3.2 Aspek Manajemen dan Organisasi ...59

4.3.3 Aspek Teknis ...65

4.3.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ...73

4.3.5 Aspek Lingkungan ...76

4.4 Pembahasan ...78

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...70

5.2 Saran ...71


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi UD. Marendal Sejati ...33 Gambar 4.2 Saluran Pemasaran UD. Marendal Sejati ...46 Gambar 4.3 Layout ...57


(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jenis Produk ...3

Tabel 4.1 Jenis Produk ...31

Tabel 4.2 Identitas Informan Penelitian ...39

Tabel 4.3 Harga Produk ...45


(13)

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

Nama : Fachru Reza Nasution NIM : 100907047

Prodi : Ilmu Administrasi niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Memiliki bisnis yang layak di dalam menjalankan suatu bisnis adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Bisnis kerupuk merupakan bisnis makanan yang sangat memilik prospek bisnis yang baik. Bisnis kerupuk atau makanan ringan semakin berkembang di kota Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan bisnis dari segi aspek non finansial yang terbagi atas aspek pasar, manajemen dan organisasi, teknis, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan untuk mengetahui kelayakan bisnis yang dijalankan di UD. Marendal Sejati Gg. Sejati No.8 Medan.

Peda penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu informan kunci dengan penentuan informan menggunakan sampling purposive yaitu pemilik pabrik kerupuk UD. Marendal Sejati dan informan utama menggunakan sampling aksidental yaitu pegawai UD. Marendal Sejati.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan lapangan menunjukan bahwa dari hasil non finansial, usaha pengolahan kerupuk Perusahan kerupuk UD. Marendal Sejati dikatakan layak. Namun demikian, perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan terhadap pengelolaan aspek lingkungan agar tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat setempat yaitu dengan membuat tempat untuk pengolahan limbah pabrik beserta salurannya agar tidak mencemari sungai yang digunakan warga sekitar.


(14)

BUSINESS FEASIBILITY STUDY ON BUSINESS CRACKERS (Studies at UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

Name : Fachru Reza Nasution NIM : 100907047

Prodi : Science Business Administration/Business Fakulty : Social Science and Political Science

Advisor : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Have a viable business in the running of a business is the right way to achieve business goals. Business crackers is pick the food business very good business prospects. Crackers or snacks business is growing in the city of Medan. The purpose of this study was to determine the feasibility of the business in terms of non-financial aspects, divided into aspects of the market, management and organization, technical, socio-economic, cultural, and environment to determine the feasibility of a business that is run at UD. Marendal Sejati Gg. Sejati No.8 Medan.

In this study, the method used is descriptive method with qualitative data. Data were obtained from observation, interviews and literature study. Informants in this study were divided into two groups, namely the determination of key informant informant using the purposive sampling cracker factory owner UD. Marendal Sejati and key informants using accidental sampling the UD employees. Marendal Sejati.

Based on the results of field research conducted shows that non-financial results, business processing UD crackers crackers Company. Marendal Sejati is feasible. However, the company should make improvements to the management of environmental aspects in order not to cause unrest amongst the local community by creating a place for sewage treatment plants along the channel in order not to pollute rivers used by people around.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini dimana persaingan binis yang semakin tinggi antar perusahaan, menyebabkan setiap perusahaan saling berpacu untuk menjadi yang terbaik, dengan harapan meningkatnya penjualan yang berarti perusahaan memiliki lebih banyak konsumen. Perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah perusahaan yang dapat menyediakan produk atau jasa yang berkualitas, sehingga perusahaan dituntut untuk terus melakukan perbaikan di segala aspek.

Studi kelayakan binis (Didit dan Triani, 2009:2) merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.

Aspek-aspek yang dianalisis dalam studi kelayakan bisnis adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek manajemen dan organisasi, aspek produksi, teknis,


(16)

dan operasi, dan aspek keuangan. Tujuan studi kelayakan aspek pasar dan pemasaran adalah untuk mengetahui kelayakan bisnis dari aspek pasar dan pertimbangan bahwa jika pasar dituju tidak jelas, propek bisnis ke depan tidak jelas, pemasaran yang kurang baik, maka resiko kegagalan menjadi besar. Tujuan studi kelayakan aspek manajemen dan organisasi adalah untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisni dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga bisnis dikatakan layak atau tidak. Studi kelayakan dari aspek produksi, teknis dan operasi adalah untuk mengetahui kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi dan layout serta kesiagaan mesin yang digunakan. Dan studi kelayakan bisnis dari aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi biaya pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi, proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode.

Mengingat bahwa kondisi yang akan dating dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil dari pada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.

Dimasa sekarang ini globalisasi ekonomi merupakan suatu fenomena yang sangat menarik yang menuntut perusahaan untuk mengambil keputusan-keputusan yang mampu meningkatkan daya saing dan meningkatkan laba. Penerapan aspek yang mendukung dan diperlukan dalam sebuah usaha atau bisnis menjadi bagian


(17)

dalam sebuah kelayakan bisnis. Dengan menerapkan itu semua maka bukan tidak mungkin sebuah perusahaan atau bisnis menjadi sukses dan layak untuk terus dioperasikan lebih jauh lagi.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah daerah ataupun pusat, terus mendorong berkembangnya sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) terutama yang berbasis rumahan. Pola usaha tersebut dikembangkan sesuai dengan karakter dan potensi wilayah dan kondisi masyarakat di sekitarnya. Industry rumahan yang dikelola secara apik dan ulet akan membuka lahan pekerjaan sehingga diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan tarap hidup masyarakat.

UD. Marendal Sejati adalah salah satu industri kerupuk rumahan yang masih sanggup berdiri diantara himpitan bahan dasar yang semakin melonjak. Kerupuk yang di produksi oleh UD. Marendal Sejati, yaitu :

Tabel 1.1 Jenis Produk

No. Produk Harga / Bungkus

1. Kerupuk Putih @ Rp 5.000,00-

2. Kerupuk Lipat @ Rp 6.500,00-

3. Kerupuk Begadang @ Rp 6.500,00-

Kerupuk dibuat dari bahan-bahan sederhana tapi membuat setiap makanan terasa lengkap. sebenarnya kerupuk adalah makanan ringan, tapi teryata peluang berbisnis kerupuk sangat besar. Tidak heran sampai saat ini bisnis kerupuk masih


(18)

banyak diproduksi dan peminatnya semakin banyak. Melihat dari kebiasaan konsumsi masyarakat Indonesia yang menggunakan kerupuk sebagai pelengkap makanan, menjadikan suatu gagasan awal dalam menciptakan suatu kegiatan usaha terhadap kerupuk.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan pokok yang akan ditinjau dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari sisi non-finansial segi Aspek pasar ?

2. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari sisi non-finansial segi Aspek Manajemen dan Organisasi ?

3. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari sisi non finansial segi Aspek Teknis ?

4. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari sisi non-fianansial segi Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ?

5. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari sisi non-finansial segi Aspek Lingkungan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari sisi non finansial segi aspek pasar ?


(19)

2. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari sisi non finansial segi aspek manajemen dan organisasi ?

3. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari sisi non finansial segi aspek teknis ?

4. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari sisi non finansial segi aspek sosial, ekonomi dan budaya ?

5. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari sisi non finansial segi aspek lingkungan ?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Dapat menjadi masukan untuk perusahaan UD. Marendal Sejati dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi agar dapat meminimalkan resiko yang akan terjadi dapat dihindarkan.

2. Bagi Pihak Lain

Diharapkan penulisan ini dapat dijadikan bahan bacaan dan menambah referensi perpustakaan dan untuk referensi bagi penelitian selanjutnya. 3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah ke dalam praktek di lapangan serta dapat menambahkan wawasan dan


(20)

pengetahuan penulis tentang perkembangan sektor usaha kecil di Indonesia.


(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:10), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atas bisnis yang akan dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.

2.2 Aspek-Aspek Utama Studi Kelayakan Bisnis

2.2.1 Aspek Pasar

Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan kata lain setiap ada kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk mencari atau menciptakan pasar.

1. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:70) pasar adalah suatu mekanisme yang terjadi antara pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran.

2. Menurut Safrizal dan Ami Dilham (2007:43) pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya.


(22)

Pasar meliputi keseluruhan pembeli potensial yang akan memenuhi kebutuhan dan keinginannya, dimana pembeli tersebut bersedia dan mampu membeli alat-alat pemuas melalui pertukaran diacu dalam Husnan dan Muhammad (2005:40). Menurut Husnan dan Muhammad (2005) aspek pasar mengkaji tentang:

1. Permintaan (Demand)

Menurut Kotler (1988) dalam Husnan dan Muhammad (2005), jumlah yang diminta untuk jumlah komoditi yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut permintaan. Dari konsep permintaan tersebut dapat diketahui bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan adalah harga komoditi tersebut, harga komoditi barang lain, pendapatan rata-rata rumah tangga, selera, distribusi pendapatan diantara rumah tangga, dan jumlah penduduk. Kajian permintaan perlu dianalisis baik secara total ataupun terperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai dan proyeksi permintaan tersebut di masa yang akan datang.

2. Penawaran (Supply)

Menurut Kotler (1988) dalam Husnan dan Muhammad (2005), jumlah yang ditawarkan untuk jumlah komoditi yang ingin dijual oleh perusahaan disebut penawaran, sehingga dari konsep penawaran tersebut dapat diketahui bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi penawaran yang dilakukan oleh suatu industri (perusahaan) adalah harga barang tersebut, harga barang lain, harga faktor produksi, dan teknologi. Kajian penawaran perlu dianalisis baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari impor, baik perkembangannya di masa lalu maupun proyeksi di masa yang akan datang.


(23)

Menurut Kotler (1988) dalam Husnan dan Muhammad (2005), program pemasaran sering disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix), yang terdiri dari empat komponen yaitu produk (product), harga (price), distribusi (distribution), dan promosi (promotion). Program pemasaran mencakup strategi pemasaran yang akan digunakan bauran pemasaran serta identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk akan dibuat.

Sebuah perusahaan sebelum memproduksi sebuah produk harus terlebih dahulu melihat permintaan yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, penawaran yang dilakukan oleh produsen dalam industri tersebut, market share perusahaan selama ini, serta peluang market share yang masih bisa ditingkatkan. Hal ini perlu dilakukan agar produk yang ditawarkan perusahaan tepat sasaran dan menghindari kerugian bagi perusahaan.

Kondisi pasar cenderung memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga untuk memudahkan maka perlu dilakukan segementasi pada pasar tersebut agar pasar memiliki karakteristik yang lebih sama. Segmentasi dapat berdasarkan aspek geografis yang terdiri dari bangsa, negara, provinsi, dan kabupaten/kota madya, aspek demografis yang terdiri dari usia dan tahap daur hidup, jenis kelamin, dan pendapatan, aspek psikografis yang meliputi kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian serta aspek perilaku yang terdiri dari kesempatan, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembelian, dan sikap. Setelah dilakukan segementasi perlu analisis untuk menentukan segmen pasar yang dicakup dan dapat dilayani. Tahap terakhir adalah penentuan posisi pada segmen terpilih yang akan ditempati. Pesaing juga akan menentukan keberlanjutan sebuah


(24)

perusahaan lain yang mempunyai salah satu atau lebih ciri-ciri : (1) perusahaan yang menawarkan produk dan harga yang sama di pasar, (2) perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama, (3) perusahaan yang membuat produk dan memasok yang sama, dan (4) perusahaan yang memperebutkan uang dari konsumen yang sama.

2.2.2 Aspek Manajemen dan Organisasi

2.2.2.1 Manajemen

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:245), untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan diterapkan secara benar.

Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen adalah sebagai berikut:

1. Planning

Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan.

2. Organizing

Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalan unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas,wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.


(25)

3. Actuating

Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan/pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pemimpin/manajer harus menggerakkan bawahannya untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, member perintah, member petunjuk dan member motivasi.

4. Controlling

Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan maka akan segera dikendalikan.

2.2.2.2 Pendekatan Manajemen Dalam Pembuatan Perencanaan

Menurut Didit dan Triani (2009:33) pendekatan manajemen dalam pembuatan perencanaan terbagi tiga, yaitu :

1. Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down)

Dalam pendekatan ini perencanaan dilakukan oleh pemimpin perusahaan. Unit organisasi dibawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang telah dilaksanakan.

2. Pendekatan Bawah-Atas (Boottom-Up)

Dalam pendekatan ini pimpinan memberikan gambaran situasi dan kondisi yang akan dihadapi organisasi, termasuk visi, misi, tujuan sasaran dan sumberdaya yang dimiliki. Selanjutnya memberikan kewenangan kepada manajemen ditingkat bawah untuk menyusun perencanaan.


(26)

Dalam pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk perencanaan organisasi secara garis besar, sedangkan secara detail, diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan dibawahnya, dengan tetap mematuhi aturan yang berlaku.

2.2.2.3 Organisasi

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:261) Organisasi secara statis dapat diartikan suatu wadah atau tempat kerja sama untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan rencana yang telah diterapkan. Organisasi secara dinamis diartikan sebagai suatu proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Bentuk organisasi berdasarkan hubungan-hubungan wewenangnya. Wewenang masing-masing baik lini, staf maupun fungsional adalah sebagai berikut:

1. Wewenang lini adalah wewenang yang menimbulkan tanggungjawab atas tercapainya tujuan-tujuan perusahaan

2. Wewenang staf adalah wewenang yang membantu agar orang yang mempunyai wewenang lini bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

3. Wewenang fungsional adalah wewenang yang diberikan kepada seseorang atau departemen untuk dapat mengambil keputusan mengenai hal-hal yang berada di departemen yang lain.


(27)

Menurut Syafrizal Helmi Situmorang (2007:104), produksi biasanya timbul setelah dilakukan riset atau penelitian terhadap konsumen, produk apa yang sedang diinginkan konsumen serta sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan dan pengebangan produk pada hakikatnya adalah meliputi berbagai macam aktivitas marketing dan hal tersebut merupakan sebuah fungsi yang berorientasi

pada konsumen.

Analisis dalam aspek produksi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketetapan lokasi dan layout serta

kesiagaan mesin yang digunakan. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penilaian aspek peroduksi sebagai berikut:

1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat

2. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses

produksi yang dipilih, sehingga memberikan efesiensi

3. Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang tepat dalam menjalankan produksinya

4. Agar perusahaan dapat menentukan metode perusahaan yang paling baik 5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang

dan dimasa yang akan dating

Aspek teknis merupakan analisis yang berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang dan jasa, dimana Aspek teknis berkaitan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun (Husnan dan Muhammad, 2005:55). Analisis teknis akan dapat menentukan hasil-hasil yang


(28)

potensial di areal proyek, pengujian fasilitas-fasilitas pemasaran dan penyimpanan yang dibutuhkan untuk mendukung dalam pelaksanaan proyek, pengujian sistem sistem pengolahan yang dibutuhkan.

Menurut Nurmalina et al. (2009) beberapa hal yang perlu dikaji dalam aspek teknis antara lain lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi, layout, dan pemilihan jenis teknologi dan equipment.

1. Lokasi Bisnis

Variabel yang mempengaruhi pemilihan lokasi bisnis ini terdiri atas variabel utama dan variabel bukan utama yang dimungkinkan untuk berubah. Variabel utama antara lain (1) ketersedian bahan baku, bila suatu usaha memerlukan bahan baku dalam jumlah yang besar maka bahan baku menjadi variabel yang cukup penting dalam penentuan lokasi bisnis sehingga pengusaha perlu mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan, kelayakan harga bahan baku, kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber bahan baku, serta biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum bahan baku diproses. (2) letak pasar yang dituju, informasi yang perlu diperoleh antara lain daya beli konsumen, pesaing dan analisis pasar lainnya. (3) Tenaga listrik dan air, pada perusahaan yang menggunakan listrik dalam jumlah besar tentu perlu mengetahui ketersediaan listrik di suatu lokasi. Sama halnya dengan kebutuhan air bagi perusahaan yang menggunakan air cukup banyak. (4) Supply tenaga kerja yang sangat mempengaruhi biaya produksi yang ditanggung oleh perusahaan harus tersedia dengan baik. (5) Fasilitas transportasi, hal ini berkaitan dengan pertimbangan bahan baku dan


(29)

pertimbangan pasar. Jika lokasi berdekatan dengan sumber bahan baku, maka pertimbangan utama adalah transportasi menuju pasar.

Variabel bukan utama antara lain (1) hukum dan peraturan di Indonesia maupun di tingkat lokal pada rencana lokasi, karena dimungkinkan ada peraturan yang melarang pendirian suatu bisnis di suatu lokasi atau adanya keringanan dari pemerintah untuk mendirikan suatu lokasi. (2) Sikap dari masyarakat setempat yang mendukung atau tidak pada pendirian suatu bisnis. (3) Rencana masa depan perusahaan dalan kaitannya dengan perluasan bisnis.

2. Luas Produksi

Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan luas produksi yaitu batasan permintaan, tersedianya kapasitas mesin, jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelolaan proses produksi, kemampuan finansial dan manajemen perusahaan, dan kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi di masa yang akan datang. Pada produk baru, kapasitas produksi biasanya masih belum optimal, namun sebaiknya kapasitas produksi ini masih berada di tingkat titik impas.

3. Proses Produksi

Produksi terdiri atas tiga jenis yaitu proses produksi yang terputus-putus, proses produksi yang kontinu, dan proses produksi kombinasi.

4. Layout

Layout ini mencakup layout site, layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik, dan fasilitas-fasilitanya. Kriteria-kriteria yang dapat digunakan yakni kosistensi dengan teknologi produksi, arus produk dalam proses produksi


(30)

yang lancar dari satu proses ke proses lain, penggunaan ruangan yang optimal, kemudahan melakukan ekspansi, meminimisasi biaya produksi, dan memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja.

5. Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment

Pada dasarnya pemilihan teknologi ini berpatokan pada seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan. Saat ini digunakan pula teknologi tepat yang dalam hal ini dapat digunakan kriteria tentang penggunaan potensi ekonomi lokal dan kesesuaian dengan kondisi sosial budaya setempat.

Pemilihan mesin dan peralatan serta jenis teknologi mempunyai hubungan yang erat sekali karena pemilihan mesin wajib mengikuti ketentuan jenis teknologi yang telah ditetapkan walaupun juga mempertimbangkan faktor non teknologi lainnya seperti keadaan infrastruktur dan fasilitas pengangkutan mesin, keadaan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan mesin dan peralatan yang ada di sekitar lokasi bisnis, kemungkinan memperoleh tenaga ahli yang akan mengelola mesin dan peralatan tersebut.

2.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya

Pada aspek ini, analisis yang dilakukan akan menilai apa dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Beberapa pertimbangan sosial yang harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap terhadap keadaan sosial seperti penciptaan kesempatan kerja yang merupakan masalah terdekat dari suatu wilayah (Gittinger, 1986:47). Nurmalina et al. (2009) menambahkan bahwa dalam menganalisis aspek sosial perlu mempertimbangkan pola dan kebiasaan sosial yang lebih luas


(31)

dari adanya investasi proyek. Sehingga pada aspek sosial yang dinilai antara lain penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran, pemerataan kesempatan kerja dan pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis. Sedangkan dari aspek ekonomi akan dinilai apakah suatu bisnis mampu memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah, pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Aspek budaya dapat dianalisis melalui dampak adanya bisnis pada budaya masyarakat sekitar. Suatu bisnis tidak akan ditolak bila secara sosial budaya dapat diterima oleh masyarakat dan secara ekonomi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.2.5 Aspek Lingkungan

Pembangunan suatu usaha tentu akan memberikan dampak bagi lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Analisis aspek lingkungan diperlukan untuk menganalisis dampak tersebut. Nurmalina et al. (2009:49) menyatakan bahwa dalam menganalisis aspek lingkungan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pengaruh keberadaan bisnis terhadap lingkungan sekitar. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan. Sehingga untuk membangun sebuah usaha perlu dilakukan analisis terhadap aspek lingkungan.

2.3 Usaha Kecil Menengah

Menurut Gaedeke dan Tootelian dalam Partomo dan Soedjoedono (2002), UKM memiliki 4 karakteristik, yaitu (1) kepemilikan, (2) Operasinya terbatas


(32)

pada lingkungan atau kumpulan pemodal, (3) wilayah operasinya terbatas pada lingkungan sekitarnya, meskipun pemasaran dapat melampaui wilayah lokalnya, dan (4) ukuran dari perusahaan dalam industri bersangkutan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam bidang usaha yang sama.

Sedangkan menurut Balton dan Pratomo dan Soedjoedono(2002) menyatakan bahwa pimpinan atau pengurus UKM pada umumnya kurang atau tidak mengenyam pendidikan formal atau mempunyai pendapatan lemah terhadap perlunya pendidikan dan pelatihan.

Walaupun UKM dipandang sebelah mata oleh para pesaing dari perusahaan skala besar, tetapi UKM memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan usaha besar, yaitu :

1. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.

2. Hubungan kemanusian yang akrab di dalam perusahaan kecil.

3. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja.

4. Fleksibilitasnya dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dangan cepat dibanding dengan perusahaan besar yang pada umumnya memiliki birokrasi.

5. Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

Partomo dan Soedjoedono (2002) berpendapat pada kenyataannya UKM memiliki kendala-kendala dalam mempertahankan dan pengembangan usaha (bisnis), antara lain kurangnya pengetahuan pengelolaan usaha, kurang modal,


(33)

daln lemah di bidang pemasaran. Untuk mengatasinya UKM harus memiliki strategi bisnis yang tepat perlu diambil, diantaranya adalah :

1. Untuk dapat mengembangkan UKM perlu dipelajari terlebih dahulu tentang ciri-ciri kelemahan serta potensi-potensi yang tersedia serta perundang-undangan yang mengaturnya.

2. Diperlukan bantuan manajerial agar tumbuh inovasi-inovasi mengelola UKM berdampingan dengan usaha-usaha yang besar.

3. Secara Vertikal dalam sistem gugus usaha, UKM bisa menjadikan diri komplemen-komplemen usaha industri perushaaan produsen utama. Maka diperlukan suatu strategi UKM menjalin kerja komplementer dengan usaha-usaha besar.

Kerja sama yang terjalin bisa berbentuk koperasi dan secara bersama-sama beroperasi masuk dalam usaha tertentu. Di Indonesia kemitraan usaha yang berbentuk koperasi merupakan strategi bisnis yang sangat penting, sehingga pemerintah menganggap perlu membentuk departemen khusus untuk menangani UKM dan Koperasi.

2.4 Penelitian Terdahulu

Rina Kusrina (2011), meneliti tentang “Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk, Perusahaan kerupuk Cap Dua Gajah, Indramayu, Jawa Barat”. Hasil penelitian Jawa Barat memiliki potensi sektor perikanan yang sangat besar, baik perikanan darat maupun perikanan lepas pantai yang tidak hanya mencukupi untuk kebutuhan lokal, namun juga diekspor ke luar negeri. Salah satu daerah potensial di Provinsi Jawa Barat adalah Kabupaten Indramayu. Produksi


(34)

perikanan Indramayu yang menyumbang 32,87 persen dari produksi perikanan Jawa Barat yaitu sebesar 94,6 ribu ton pada tahun 2007. Pengembangan Industri hasil perikanan merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan nasional di sektor perindustrian. Industri pengolahan ikan di Indramayu yang potensial adalah industri pengolahan kerupuk ikan/udang yang ditandai dengan adanya peningkatan jumlah unit usaha dalam setiap tahunnya. Di kabupaten Indramayu, industri pengolahan ikan yang memiliki produksi paling tinggi adalah produksi pengolahan kerupuk ikan yaitu sebesar 3,5 ribu ton atau sebesar 45,20 persen dari seluruh total produksi olahan hasil perikanan. Salah salah satu desa yang merupakan sentra industri pengolahan kerupuk ikan/udang adalah Desa Kenanga Kecamatan Sindang. Salah satu perusahaan yang memproduksi kerupuk ikan/udang di Desa Kenanga Kecamatan Sindang adalah Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang mengolah kerupuk ikan/udang dengan jumlah produksi terbesar di Indramayu (Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, 2010). Pada tahun 2009 perusahaan ini melakukan penambahan teknologi mesin terutama pada bidang produksi untuk meningkatkan produksinya agar dapat memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kelayakan usaha untuk melihat sejauh mana manfaat bersih yang diperoleh perusahaan dengan adanya penambahan teknologi tersebut.

Mega Ari Suryani (2011), meneliti tentang “Analisis Kelayakan Usaha Mi Mentah Jagung (Studi Kasus Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin di Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor, Jawa Barat)”. Hasil penelitian perbandingan analisis finansial usaha mi mentah terigu, mi mentah jagung 30 persen, dan mi mentah jagung 100 persen menunjukkan bahwa dari ketiga jenis usaha, usaha pembuatan


(35)

mi mentah jagung 100 persen merupakan usaha yang paling layak diusahakan. Nilai NPV usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen yang diperoleh sebesar Rp 1.011.003.777 lebih besar dibandingkan usaha pembuatan mi mentah terigu maupun mi mentah jagung 30 persen, sehingga usaha mi mentah jagung 100 persen memberikan manfaat bersih yang lebih besar daripada usaha mi mentah terigu dan mi mentah jagung 30 persen. Nilai Net B/C yang diperoleh juga lebih tinggi yaitu sebesar 3,96. Tingkat pengembalian investasi juga berbeda cukup besar pada tingkat diskonto 7,47 persen. Namun, nilai IRR yang diperoleh usaha mi mentah terigu memiliki nilai paling besar dibandingkan kedua usaha yang lain yaitu 39,06 persen. Nilai payback period usaha pembuatan mi mentah jagung 30 persen memiliki nilai lebih kecil daripada usaha mi mentah terigu dan mi mentah jagung 100 persen. Hal ini berarti waktu yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran investasi adalah paling singkat dibandingkan umur proyek. Maka, usaha mi jagung 30 persen lebih layak untuk diusahakan dari segi nilai payback period. Hal ini berdasarkan kriteria investasi secara keseluruhan, usaha mi mentah jagung 100 persen merupakan usaha yang paling layak untuk diusahakan karena memiliki nilai NPV dan IRR yang paling besar. Analisis switching value pada ketiga usaha menunjukkan bahwa perubahan yang diakibatkan penurunan penjualan berpengaruh paling besar terhadap kelayakan usaha dibandingkan dengan perubahan lainnya. Perubahan penurunan penjualan pada ketiga usaha berkisar antara 16 – 24 persen. Perubahan ini lebih kecil dibandingkan perubahan peningkatan harga bahan baku tepung yang berkisar antara 27 – 60 persen. Sedangkan untuk perubahan yang terjadi karena kenaikan harga bahan baku tepung menjadi variabel yang kurang berpengaruh terhadap proyeksi aliran kas.


(36)

Auliya Syafrul (2010), meneliti tentang “Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Yoghurt di Perusahaan Dafarm Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor”. Hasil penelitian usaha pembuatan yoghurt Dafarm layak untuk dijalankan ditinjau dari hasil analisis terhadap aspek-aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Hasil analisis aspek finansial menunjukkan bahwa kedua skenario usaha layak untuk dijalankan berdasarkan kriteria investasi. Skenario usaha yang memberikan keuntungan lebih besar adalah skenario usaha II. Hal ini terbukti dengan nilai NPV skenario usaha II yang 1,45 kali nilai NPV skenario usaha I. Begitu pula dengan hasil analisis laba rugi ang bernilai positif setiap tahunnya pada masing-masing skenario usaha. Laba bersih yang diperoleh pada skenario usaha II lebih besar 1,3 kali laba usaha pada skenario usaha I.

Debie Natalia Francisca Fausta Napitupulu (2009), meneliti tentang “Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Jus dan Sirup Belimbing Manis dan Jambu Biji Merah (Studi Kasus CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat)”. Hasil penelitian analisis aspek non finansial yaitu, aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, serta aspek hukum menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan CV WPIU ini layak untuk dilaksanakan. Namun, pada aspek pasar, kegiatan promosi yang dilakukan belum optimal karena CV WPIU hanya mengandalkan keikutsertaan dalam pameran-pameran dan informasi dari mulut ke mulut. CV WPIU juga mengalami kendala pada aspek manajemen yaitu, ada beberapa karyawan yang kurang memiliki kemampuan dan tanggungjawab. Hasil analisis aspek finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dilaksanakan. Hasil analisis switching value


(37)

menunjukkan bahwa Usaha ini lebih peka terhadap penurunan penjualan jus dan sirup daripada kenaikan harga gula pasir dan botol jus.

Tio Panta Sihombing (2011), meneliti tentang “Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Pengolahan Kopi Arabika (Studi Kasus PT. Sumatera Speciality Coffees)”. Hasil penelitian perhitungan kelayakan finansial pada PT SSC tanpa proyek maupun dengan proyek menunjukkan bahwa usaha ini layak. Namun secara umum kriteria-kriteria penilaian investasi tanpa proyek menunjukkan kondisi yang lebih baik kecuali NPV. Analisis finansial dengan proyek menghasilkan nilai NPV sebesar Rp. 9.245.716.350; nilai IRR 43,58%; PI 2,50 ; BEP Rp. 14.182.212.960,- dan PBP 3,48 tahun. Sementara tanpa proyek menghasilkan NPV Rp. 8.205.498.310; IRR 49,89% dimana nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga pinjaman yang digunakan (12%); PI 4,47 ; BEP Rp. 12.192.648.830 dan PBP 2,13 tahun, yang berarti usaha ini sudah dapat menutupi biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Hasil analisis sensitivitas dengan skenario peningkatan harga bahan baku sebesar 2,17% yang tidak diikuti oleh kenaikan harga jual dan kapasitas produksi turun 14,39% mengakibatkan proyek kurang layak sementara peningkatan biaya tenaga kerja sebesar 10% dan peningkatan harga BBM sebesar 7,78% menunjukkan bahwa usaha ini masih layak untuk dijalankan. Proyeksi kinerja keuangan selama 5 tahun dengan asumsi penjualan tetap (sesuai kemampuan penjualan perusahaan saat ini) menunjukkan rasio profitabilitas dan manajemen aktiva menurun jika dibandingkan dengan rata-rata rasio selama 4 tahun terakhir ini. ROI menjadi 13,73% sebelumnya 21%; marjin laba usaha 10,02% sebelumnya 10,55%; ROE 14,61% sebelumnya 26,24%. Hal ini diakibatkan perusahaan belum mampu meningkatkan penjualan


(38)

untuk mengimbangi biaya proyek. Secara keseluruhan dilihat dari analisis kualitatif dan kuantitatif berupa potensi perusahaan, studi kelayakan pengembangan dan proyeksi kinerja keuangan, dengan merealisasikan proyek ternyata tidak memberi keuntungan/ manfaat yang lebih baik bagi perusahaan.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian deskriptif adalah memperoleh jawaban dari pertanyaan tentang siapa, apakah, kapan, dimana, dan bagaimana dari suatu topic penelitian (Sumarni dan Wahyuni, 2006 : 52). Teknik analisis kualitatif dilakukan dengan menyajikan data, menelaah dan menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkan dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moleong, 2006:247).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada UD. Marendal Sejati berlokasi di Jalan Sejati Dusun V No.7 Marendal Medan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni tahun 2014.


(40)

Informan merupakan orang-orang yang dapat menjadi sumber informasi dalam upaya pengumpulan data pada suatu penelitian. Menurut Situmorang (2008:209) Informan adalah interviewer (yang ditanya atau sumber data

informasi) yang dapat memberikan data atau keterangan atas keadaan orang lain di situasi-situasi dan lingkungannya.

Informan dalam penelitian ini ada dua, yaitu :

1. Informan kunci (key informan)

Informan kunci merupakan informan yang mengetahui, memahami, dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitia. Informan kunci pada penelitian ini adalah Pak Joko yang merupakan pemilik UD. Marendal Sejati.

2. Informan Utama

Informan Utama merupakan informan yang terlibat secara langsung dan berinteraksi dengan informan kunci. Informan utama dalam penelitian ini adalah pegawai di UD. Marendal Sejati yang berjumlah 16 orang.

3.4 Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah yang digunakan dalam menggambarkan secara abstrak tentang kejadian dak keadaan yang menjadi pusat perhatian. Konsep teoritis diajukan untuk menjawab permasalahan yang diteliti oleh penulis, karena itu perlu adanya definisi konsep. Dan adapun konsep dari penelitian ini, adalah :

1. Aspek Pasar

Pasar meliputi keseluruhan pembeli potensial yang akan memenuhi kebutuhan dan keinginannya, dimana pembeli tersebut bersedia dan


(41)

mampu membeli alat-alat pemuas melalui pertukaran diacu dalam Husnan dan Muhammad (2005:40). Menurut Husnan dan Muhammad (2005) aspek pasar mengkaji tentang: (1) Permintaan (Demand), (2) Penawaran (Supply), (3) Program pemasaran.

2. Aspek Manajemen dan Organisasi

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:245), untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan diterapkan secara benar. Organisasi secara statis dapat diartikan suatu wadah atau tempat kerja sama untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan rencana yang telah diterapkan. Organisasi secara dinamis diartikan sebagai suatu proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Aspek Teknis (Produksi)

Aspek teknis merupakan analisis yang berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang dan jasa, dimana Aspek teknis berkaitan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun (Husnan dan Muhammad, 2005:55).

4. Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya

Pada aspek ini, analisis yang dilakukan akan menilai apa dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Beberapa pertimbangan sosial yang harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap terhadap


(42)

keadaan sosial seperti penciptaan kesempatan kerja yang merupakan masalah terdekat dari suatu wilayah (Gittinger, 1986:47). Nurmalina et al. (2009) menambahkan bahwa dalam menganalisis aspek sosial perlu mempertimbangkan pola dan kebiasaan sosial yang lebih luas dari adanya investasi proyek.

5. Aspek Lingkungan

Analisis aspek lingkungan diperlukan untuk menganalisis dampak tersebut. Nurmalina et al. (2009:49) menyatakan bahwa dalam menganalisis aspek lingkungan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pengaruh keberadaan bisnis terhadap lingkungan sekitar.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data tergantung pada permasalahaan yang akan dikaji. Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer maupun sekunder. Seumber primer merupakan sumber data yang memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalkan melalui dokumen atau arsip (Sumarni dan Wahyuni, 2006:85).

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara, seperti :

1. Wawancara

Wawancara (interview) atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang


(43)

dari yang diwawancarai (Wirartha, 2005:227). Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan pemilik dan karywan UD. Marendal Sejati. 2. Observasi

Observasi (pengamatan) meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera, yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Wirartha,2005:228). Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan pada kelayakan bisnis UD. Marendal Sejati.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Wirartha,2005:230). Pada penelitian ini peneliti menggunakan buku-buku, jurnal, internet, dan karya tulis akademik sebagai bahan referensi.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang dilakukan dalam menginterpretasikan data-data yang telah dipeloreh dari lokasi penelitian dan diolah untuk mendapatkan informasi dan fakta. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekriptif dengan melakukan pendekatan kualitatif terhadap kelayakan bisnis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model analisis interaktif Huberman dan Miles. Huberman dan Miles dalam Idrus (2009:146) mengajukan model analisis data yang disebut


(44)

1. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data adalah proses menginterprestasikan data atau informasi yang didapat dari catatan lapangan/observasi serta hasil wawancara mendalam terhadap subyek penelitian atau informan.

2. Penyajian Data (data display)

Fase kedua dari analisis data ini adalah menentukan bagaimana data yang sudah direduksi itu akan disajikan berdasarkan variable kompenen.

3. Penarikan Kesimpulan (conclusion)

Fase ketiga dari proses analisis data ini adalah penarikan kesimpulan yang dilakukan dengan melihat kembali data yang sudah direduksi tersebut guna mempertimbangkan makna dari data yang sudah dianalisis dengam implikasinya berdasarkan pertanyaaan-pertanyaan dalam perumusan masalah terebut.


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat UD. Marendal Sejati

Usaha ini didirikan mulai tanggal 15 Agustus 2002 oleh mas Joko Warianko. Mas Joko Warianko sebelum memulai usahanya, mas Joko ini bekerja di pabrik kerupuk selama 9 tahun. Setelah sudah cukup dia menimba ilmu dan mengumpul uang dari bekerja di pabrik kerupuk tersebut, ia mencoba membuka usaha sendiri di daerah Medan Jl. Marendal. Alasan mas Joko memilih usaha kerupuk ini karena mas Joko telah memiliki pengalaman sebelumnya didalam pembuatan kerupuk.

Awal mula membuka usaha kerupuk ini, mas Joko memiliki modal sekitar Rp. 8.000.000. Pada saat itu mas Joko membuat kerupuk dengan cara manual, dengan keuletan beliau, usaha kerupuknya tersebut sekarang berkembang. Awal mulanya omset usaha kerupuk ini memiliki omset sekitar Rp.10.000.000-Rp.15.000.000/bulan sekarang bertambah menjadi Rp.130.000.000/bulan. . Pada awal usaha ini UD. Marendal sejati memproduksi 500-1000 bungkus dan sekarang menjadi 3000-5000 bungkus.

Untuk mengembangkan usahanya mas Joko menjalin kemitraan usaha dengan usaha lainnya seperti: UD. Serasi binjai (kripik), UD. Lestari Lubuk Pakam (kripik), UD. Setia Usaha, UD. Asani (kue bawang), UD. Bintang Tiga,


(46)

UD. Bintang Jagung (jagung), UD. Pusako (gipang beras). UD. Berkah (kuping gajah), UD. Amanda Arum Manis, UD. Sari Jaya (opak), UD. Jangek Minang Deli, UD. Kuda Laut Pangkalan Berandal (kerupuk ikan), UD. Rasil Putra (kue bawang). Dengan menjalin kemitraan tersebut mas Joko mendapatan keuntungan lebih dari kemitraan tersebut. Pada mulanya usaha UD marendal sejati yang dijalankan oleh mas Joko memiliki pekerja 2 orang dan sekarang bertambah sebanyak 14 pekerja.

Adapun jenis-jenis kerupuk besarta harga yang dijual oleh UD. Marendal Sejati antara lain :

Tabel 4.1 Jenis Produk

No. Produk Harga / Bungkus

1. Kerupuk Putih @ Rp 5.000,00-

2. Kerupuk Lipat @ Rp 6.500,00-

3. Kerupuk Begadang @ Rp 6.500,00-

Sumber : Hasil Wawancara Peneliti di UD. Marendal Sejati

Dari prestasi, usaha UD. Marendal sejati pernah memenangkan penghargaan juara 1 dalam usaha bazaar dalam rangka ulang tahun bank SUMUT pada tahun 2009 sebagai UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) terbaik di kota Medan.

Tujuan Pendirian UD. Marendal Sejati

1. Untuk mencari keuntungan/laba.


(47)

3. Menjadikan/mengembangkan usaha kerupuk menjadi lebih besar lagi.

Manfaat Mendirikan Usaha :

1. Bagi pemilik : mensejahterakan hidup keluarganya. 2. Bagi Pekerja :

a. Mendapatkan pekerjaan

b. Diberi gaji, bonus, dan penginapan c. Mengurangi pengangguran

d. Mencegah tindak kriminalisasi akibat dari pengangguran

4.1.2 Visi dan Misi UD. Marendal Sejati

Visi dan misi dari suatu bisnis, dapat membantu bisnis tersebut dalam mencapai tujuan bisnisnya. Visi dan misi dirumuskan sebagai pedoman di dalam mencapai tujuan bisnis. Visi dan misi UD. Marendal Sejati adalah sebagai berikut:

a. Visi :

Mengembangkan UD. Marendal Sejati menjadi lebih besar dan dapat dikenal masyarakat luas

b. Misi :

1. Membuat rasa kerupuk yang lebih enak

2. Membuat inovasi terhadap jenis kerupuk yang sudah ada 3. Memberikan produk yang berkualitas


(48)

Struktur organisasi a yang ada pada suatu operasional untuk me dibutuhkan koordinas tujuan dari UD. Mare

St

Sumber : H

4.1.4 Deskripsi Tug 1. Pemilik

adalah suatu susunan dan hubungan antara atu organisasi atau perusahaan dalam menja

encapai tujuan. Pada struktur organisasi UD. asi yang baik antara satu bagian dengan bagia rendal Sejati dapat tercapai.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi UD. Marendal Sejati

: Hasil Wawancara Peneliti di UD. Marendal S

ugas

a tiap serta posisi jalankan kegiatan . Marendal Sejati ian yang lain agar


(49)

a. Merencanakan, mengatur, menjalankan kegiatan usaha yang dijalankan.

b. Merumuskan kebijakan utama dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan UD. Marendal Sejati.

2. Pengadonan

a. Mengatur jumlah takaran bahan baku yang akan dibuat menjadi adonan

b. mengoperasikan mesin untuk mencampurkan bahan baku sehingga sesuai dengan tekstur yang diinginkan

c. memindahkan bahan adonan ke bagian pencetakan

3. Pencetakan

a. Mengoperasikan mesin press pencetakan,

b. Membentuk adonan sesuai dengan karakteristik kerupuk yang diinginkan,

c. Meletakkan/ menyusun adonan yang telah dibentuk ke atas garang untuk dikukus

4. Pengukusan

a. Mengangkat adonan yang di garang ke dalam alat pengukus b. Mengatur tersedianya bahan baku untuk pengukusan.

c. Menyesuaikan temperatur suhu alat pengukus sesuai dengan kebutuhan.


(50)

a. Memindahkan adonan yang telah dikukus ke atas ebek. b. Mengangkat ebek tempat penjemuran.

c. Memeriksa tingkat kekeringan kerupuk yang dijemur.

d. Mengangkat dan memindahkan kerupuk yang dijemur dari ebek ke dalam karung untuk disimpan.

e. Mengoperasikan alat pemanggang. Pemanggang hanya digunakan untuk kerupuk putih jika cuaca sedang hujan.

f. Menyimpan kerupuk yang sudah dijemur ke dalam gudang. g. Mengangkat kerupuk dari dalam gudang ke bagian penggorengan.

6. Penggorengan

a. Mengendalikan alat penggorengan sesuai dengan tingkat pemanasan tertentu.

b. Menggoreng kerupuk hingga matang

c. Mengendalian/memberikan informasi keadaan pasokan minyak goreng yang tersedia.

d. Mengangkat kerupuk yang telah digoreng ke bagian pengemasan

7. Pengemasan

a. Menyediakan alat dan bahan untuk proses pengemasan yaitu plastik, karet dan label

b. Mengemas kerupuk ke dalam plastik sesuai dengan jenis-jenis kemasan

c. Memberikan label disetiap kemasan. d. Menyusun kemasan kerupuk ke tempatnya.


(51)

8. Penjualan/Distribusi

a Mengirimkan kerupuk ke pihak pengeceran.

b Membuat catatan/laporan tentang kerupuk yang telah dikirim dan kerupuk sisa yang tidak laku/rusak.

c Mengirim kerupuk sesuai target pesanan dari pembeli.

4.1.5 Tahap dan Proses Pembuatan Kerupuk

Tahap Pembuatan Kerupuk Putih

1. Haluskan bawang putih, ketumbar, garam dan penyedap rasa. 2. Rebus tepung kanji sehingga menjadi bubur.

3. Campurkan semua bumbu yang dihaluskan tersebut dengan bubur kanji yang sudah halus kemudian masukkan ke dalam alat pengadon. 4. Kemudian masukkan tepung roti ke dalam alat pengadon yang berisi

tepung kanji tersebut dengan perbandingan 2:1 (30kg kanji:15kg tepung roti) kemudian diaduk selama ± 15 menit.

5. Sesudah adonan mengembang lalu dipindahkan ke dalam mesin press untuk dicetak.

6. Sesudah dicetak maka cetakan tersebut diletakkan ke sarang.

7. Lalu sarang tersebut disusun dan diletakkan di tempat pengukusan sampai matang selama ± 15 Menit.

8. Setelah matang lalu kerupuk diletakkan di ebek untuk dijemur. 9. Kerupuk dijemur selama ± 7 Jam sampai kering.

10.Sesudah kerupuk dikeringkan dipisahkan dari ebek. 11.Kerupuk yang telah kering lalu siap untuk digoreng


(52)

12.Sebelum digoreng kerupuk terlebih dahulu dicampurkan pada minyak makan yang dingin.

13.Setelah dicampukan pada minyak dingin maka kerupuk tersebut siap digoreng pada minyak makan yang panas sampai mengembang. 14.Sesudah kerupuk mengembang lalu ditiriskan untuk mengurangi

kadar minyak yang berlebihan.

15.Sesudah ditiriskan maka kerupuk siap untuk dilakukan proses pengemasan.

Tahap Pembuatan Kerupuk Lipat

1. Masukkan tepung kanji 20kg dan tepung roti 15kg ke dalam adonan. 2. Campurkan bumbu bawang putih sebanyak 2kg, penyedap rasa

500gram, pewarna makan 1 plastik kecil, udang rebon 300gram. 3. Aduk rata seluruh tepung dan bumbu menjadi satu.

4. Lalu masukkan air ± 25 liter dan aduk sampai rata.

5. Setelah adonan tercampur lalu adonan siap untuk dipanggang.

6. Adonan dipanggang ditakar sebanyak 1 sendok makan dibentuk lingkaran lalu dilipat menjadi setengah lingkaran.

7. Setelah matang lalu kerupuk diletakkan di ebek untuk di jemur. 8. Kerupuk dijemur selama ± 7 Jam sampai kering.

9. Sesudah kerupuk dikeringkan dipisahkan dari ebek. 10.Kerupuk yang telah kering lalu siap untuk di goreng.

11.Sebelum digoreng kerupuk terlebih dahulu dicampurkan pada minyak makan yang dingin.


(53)

12.Setelah dicampukan pada minyak dingin maka kerupuk tersebut siap digoreng pada minyak makan yang panas sampai mengembang. 13.Sesudah kerupuk mengembang lalu ditiriskan untuk mengurangi

kadar minyak yang berlebihan.

14.Sesudah ditiriskan maka kerupuk siap untuk dilakukan proses pengemasan.

Tahap dan Proses Pembuatan Kerupuk Begadang

1. Haluskan bawang putih,ketumbar,garam dan penyedap rasa. 2. Rebus tepung kanji sehingga menjadi bubur.

3. Campurkan semua bumbu yang dihaluskan tersebut dengan bubur kanji yang sudah halus kemudian masukkan ke dalam alat pengadon. 4. Kemudian masukkan tepung roti ke dalam alat pengadon yang berisi

tepung kanji tersebut dengan perbandingan 2:1 (30kg kanji:15kg tepung roti) kemudian diaduk selama ± 15 menit.

5. Sesudah selesai diadon kemudian dicetak dan diletak di ebek untuk dijemur.

6. Kerupuk di jemur selama ± 7 Jam sampai kering. 7. Sesudah kerupuk dikeringkan dipisahkan dari ebek.

8. Kemudian kerupuk tersebut dimasukkan ke mesin garang agar mengembang.

9. Kemudian kerupuk siap untuk digoreng

10.Sebelum digoreng kerupuk terlebih dahulu dicampurkan pada minyak makan yang dingin.


(54)

11.Setelah dicampukan pada minyak dingin maka kerupuk tersebut siap digoreng pada minyak makan yang panas sampai mengembang. 12.Sesudah kerupuk mengembang lalu ditiriskan untuk mengurangi

kadar minyak yang berlebihan.

13.Sesudah ditiriskan maka kerupuk siap untuk dilakukan proses pengemasan.

4.2 Penyajian Data

Dalam bab ini, penulisan akan menyajikan semua hasil pengumpulan data yang dipeloreh selama penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data berikut ini dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam kepada pihak yang berhubungan langsung dengan judul penelitian ini yakni kepada pemilik UD. Marendal Sejati yaitu Joko Warianto sebagai informan kunci dan dengan informan utama yaitu pegawai UD. Marendal Sejati. Berikut ini adalah karakteristik informan penelitian yang peneliti klasifikasikan ke dalam bentuk table karakteristik.

Tabel 4.2 Indentitas Informan Penelitian

No. Nama Usia (Tahun)

Jenis Kelamin

Pendidikan Lama Bekerja

Keterangan

1. Joko

Warianto

55 Laki-laki SMA - Pemilik

2. Asrulkhan 18 Laki-laki SMA 1 tahun Pegawai


(55)

4. Dedy 27 Laki-laki SMA 4 tahun Pegawai

5. Edy 33 Laki-laki SMA 3 tahun Pegawai

6. Indah 40 Perempuan SMA 5 tahun Pegawai

7. Leo 18 Laki-laki SMA 1 bulan Pegawai

8. Madan 17 Laki-laki SMA 5 bulam Pegawai

9. Mila 43 Perempuan SMA 5 tahun Pegawai

10. Putra 20 Laki-laki SMA 3 tahun Pegawai

11. Riki 20 Laki-laki SMA 6 bulan Pegawai

12. Rudi 22 Laki-laki SMA 1 tahun Pegawai

13. Salman 18 Laki-laki SMA 1 tahun Pegawai

14. Sarni 44 Perempuan SMA 4 tahun Pegawai

15. Titi 40 Perempuan SMA 5 tahun Pegawai

Sumber : Hasil Wawancara Peneliti di UD. Marendal Sejati (2014)

Penjelasan mengenai tabel di atas yaitu :

1. Penulis menetapkan informan di dalam proses wawancara sebanyak 15 orang sebagai informan, dengan rincian 11 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Dari 15 orang tersebut, pihak UD. Marendal Sejati yang menjadi sumber informan adalah pemilik pabrik dan 14 orang informan lainnya merupakan pegawai dari UD. Marendal Sejati. Dalam proses wawancara kepada pegawai, peneliti lebih menganalisis aspek-aspek kelayakan bisnis di dalam proses produksi pabrik.

2. Jumlah informan yang berusia 17 sampai 30 tahun berjumlah sebanyak 9 orang, dan usia 31 sampai 55 tahun berjumlah 6 orang.


(56)

3. Tingkat pendidikan informan rata-rata lulusan Sekolah Menengah Atas. Dalam hal ini, perlu peneliti penekankan walaupun infroman berasal dari pendidikan yang sama, namun pertanyaan yang di ajukan sama. Semua jawaban yang didapatkan peneliti ketika melakukkan wawancara peneliti memasukkan dalam temuan data penelitian tanpa mengubah makna asli jawaban informan.

4. Informan penelitian memiliki lama bekerja yang beraneka ragam. Informan yang bekerja selama lebih dari 5 tahun adalah sebanyak 5 orang dan sebanyak 9 orang lagi lama berkerja selama kurang dari 5 tahun.

5. Peneliti melakukan wawancara dengan pemilik pabrik kerupuk untuk mengetahui bagaimana sejarah UD. Marendal Sejati dan jenis produk. Sedangkan peneliti melakukan wawancara dengan pegawai, dengan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan proses produksi UD. Marendal Sejati.

4.2.1 Aspek Pasar

Hasil dari data wawancara yang diperoleh yaitu :

Pertanyaan 1 : Bagaimana deskripsi produk yang dihasilkan oleh usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati?

Jawaban : Kerupuk yang saya hasilkan memiliki perbedaan rasa dengan kerupuk yang lain yakni lebih garing, bumbu terasa dan memiliki ukuran yang lebih besar. Dalam proses pengolahan nya saya sangat menjaga takaran bumbu pada saat proses pengadonan dan kualitas kematangan kerupuk hingga proses pengemasan kerupuk. Dan saya sangat menjaga kebersihan didalam proses pengolahan kerupuk, karena dengan cara itu saya menjaga kualitas kerupuk yang


(57)

kami hasilkan sehingga kami dapat memuaskan konsumen dengan menjaga kualitas produk kami (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 2 : Berapakah harga jual kerupuk yang berasal dari usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati ?

Jawaban : Kerupuk yang saya hasilkan memiliki harga yang sangat ekonomis dan merakyat, yakni kerupuk putih seharga @Rp 5.000,00 ; kerupuk lipat seharga @Rp 6.500,00 ; dan kerupuk begadang seharga @ Rp 6.500,00. Harga kerupuk yang saya produksi sangat terjangkau dan rasa yang enak (Joko Warianto,2014).

Pertanyaaan 3 : Kemana sajakah pasar tujuan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati ?

Jawaban : Saya memasarkan produk saya di area sekitar pabrik yakni di daerah marendal sampai amplas. Terkadang ada pembeli yang datang dari luar lingkungan pabrik kami seperti ada yang dari Percut, Brayan, sampai Tembung. Tetapi area yang paling saya kuasai yaitu disekitar areal pabrik dari marendal hingga amplas (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 4 : Berapakah permintaan masing-masing pasar tersebut?

Jawaban : Permintaan terhadap masing-masing pasar terkadang tidak tetap yakni dalam di areal pemasaran kami seperti di marendal sampai amplas per hari nya bisa ± 750-1100 bungkus per hari nya. Tetapi pada bulan puasa permintaan berkurang per harinya bisa ± 500-850 bungkus hal ini disebabkan karena pada bulan puasa para konsumen lebih memilih makanan seperti kue dan yang manis.


(58)

Tetapi hal tersebut tidak terlalu mengganggu proses produksi kami karena setelah bulan puasa permintaan terhadap produk yang saya hasilkan akan berlangsung normal kembali. Jadi hal tersebut tidak terlalu mengganggu proses produksi kami (Joko Warianto,2014).

Pertanyaaan 5 : Berapakah jumlah total penawaran kerupuk dalam industrinya?

Jawaban : Jumlah penawaran total yang saya buat yaitu ± 700-1100 bungkus per hari nya dan penawaran total per bulan ± 20000-28000 bungkus per hari nya. Tetapi pada saat bulan puasa penawaran yang saya berkurang dari hari biasa karena pada bulan puasa permintaan kerupuk cukup sedikit yakni pada bulan puasa per hari nya ± 500-800 bungkus. Tetapi penawaran yang saya lakukan akan kembali normal ketika sesudah bulan puasa (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 6 : Bagaimana dengan kegiatan promosi yang dilakukan?

Jawaban : Promosi yang saya lakukan masih dari mulut kemulut dan menawarkannya ke warung-warung. Dan mengikuti pameran kuliner di kota Medan yang memberikan saya peluang di dalam memperkenalkan produk kerupuk saya di kenal oleh masyarakat. Dengan cara yang saya lakukan ini sejak dulu hingga sekarang usaha saya dapat dikenal oleh masyarakat (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 7 : Apakah terdapat kendala dalam pemasaran kerupuk selama ini dan bagaimana cara mengatasinya?


(59)

Jawaban : Kendala yang saya hadapi dalam memasarkan kerupuk yang saya produksi yakni produk pabrikan rumahan yang saya hasilkan kalah bersaing dengan produk-produk dari perusahan besar yang dari segi nama sudah di kenal oleh masyarakat dan dalam segi kemasan lebih menarik dan modern. Tetapi saya mengatasi nya dari segi harga produk saya lebih murah di bandingkan dengan produk dari perusahaan besar dan dari segi rasa kami tidak kalah dengan produk yang sudah memiliki nama besar (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 8 : Bagaimana saluran distribusi usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati ?

Jawaban : Saluran distribusi yang saya lakuakan yaitu setelang produk di produksi maka produk tersebut diberikan kepada pengecer untuk di distribusikan langsung kepada konsumen. Terkadang konsumen langsung datang ke pabrik untuk membeli produk saya (Joko Warianto,2014).

4.2.2 Aspek Manajemen

Hasil dari data wawancara yang diperoleh yaitu :

Pertanyaan 9 : Bagaimana dengan bentuk perusahaan? Dan alasannya?

Jawaban : Bentuk usaha yang saya buat yakni usaha pabrikan rumahan dan masih sederhana. Karena untuk membentuk usaha ini menjadi lebih besar lagi saya keterbatasan modal. Untuk membuat usaha ini lebih besar lagi membutuhkan modal yang cukup banyak. Saya belum mampu untuk membentuk usaha ini menjadi lebih besar lagi (Joko Warianto,2014).


(60)

Pertanyaan 10 : Bagaimana dengan struktur manajemen (organisasi) UD. Marendal Sejati ?

Jawaban : Struktur manajemen didalam pabrik saya ambil alih sendiri dan usaha kerupuk yang saya jalankan saya jalankan saya kelola dari mulai keuangan, produksi dan memasarkan saya kelola sendiri dan bantuan beberapa pegawai saya (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 11 : Bagaimana dengan job description masing-masing jabatan?

Jawaban : Pembagian kerja saya bagi masing-masing memiliki tugas. Kalau di keuangan saya ambil alih sendiri dan tugas pegawai saya bagi di bagian-bagian kerja seperti bagian-bagian pengadonan, pencetakan, pemanggangan, pengukusan, penjemuran, penggorengan, pengemasan, dan distribusi (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 12 : Bagaimana dengan job description masing-masing jabatan?

Jawaban : Pembagian kerja saya bagi masing-masing memiliki tugas. Kalau di keuangan saya ambil alih sendiri dan tugas pegawai saya bagi di bagian-bagian kerja seperti bagian-bagian pengadonan, pencetakan, pemanggangan, pengukusan, penjemuran, penggorengan, pengemasan, dan distribusi (Joko Warianto,2014).

4.2.3 Aspek Teknis


(61)

Pertanyaan 13 : Apa saja input yang dibutuhkan dalam usaha pengolahan kerupuk UD.Marendal Sejati ?

Jawaban : Input yang dibutuhkan dalam usaha saya yaitu tepung kanji, bawang, garam, bumbu, dan air (Dedy Bagian pengadonan,2014).

Pertanyaan 14 : Dari manakah sumber pasokan input tersebut?

Jawaban : Pasokan input sepeti tepung saya peroleh dan dipesan dari rampah sedangkan bawang, garam dan bumbu saya peroleh dari pasar (Joko Warianto,2014).

Pertanyaaan 15 : Bagaimana hubungan dengan pemasok input tersebut?

Jawaban : Hubungan yang saya dengan pemasok sangat baik seperti kebutuhan utama kami tepung kanji saya sudah melakukan kerja sama dengan pemasok dari Rampah cukup lama dan mereka sebagai pemasok utama tepung pada pabrik saya (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 16 : Apakah terdapat kualifikasi khusus untuk input tersebut?

Jawaban : Saya memiliki kualifikasi input untuk perusahaan saya seperti pemasok harus tepat waktu dalam memasok tepung dalam waktu yang sudah disepakati (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 17 : Apa sajakah output yang dihasilkan dari usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati ?

Jawaban : Produk yang saya hasilkan yaitu kerupuk putih, kerupuk lipat dan kerupuk begadang (Edy bagian distribusi,2014).


(62)

Pertanyaan 18 : Bagaimana dengan daerah pemasaran yang ada selama ini?apakah sudah mampu dipenuhi oleh output usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati?

Jawaban : Dearah pemasaran kerupuk saya cukup luas. Dan saya mampu memenuhi permintaan pasar dan saya telah memperhitungkan kondisi permintaan pasar yang ada (Edy bagian distribusi,2014).

Pertanyaan 19 : Bagaimana dengan ketersediaan pembangkit listrik dan air beserta aksesibilitasnya yang dapat membantu kelancaran proses produksi?

Jawaban : Ketersedian air tidak ada masalah. Tetapi ketersedian listrik cukup mengganggu seperti sering nya akhir-akhir in terjadi pemadaman listrik bergilir dan untuk mengantisipasi nya kami menggunakan genset. Dengan menggunakan genset ketika terjadi pemadaman listrik saya harus mengeluarkan biaya yang lebih di dalam biaya bahan bakar genset tersebut. Sehingga biaya produksi naik dan ketepatan waktu produksi terganggu (Rudi bagian produksi,2014).

Pertanyaan 20 : Bagaimana dengan ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati ?

Jawaban : Ketersedian tenaga kerja yang saya butuhkan cukup membantu di dalam proses produksi dalam mencapai target produksi yang saya hasilkan (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 21 : Tenaga kerja apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksi dan berapa jumlahnya?


(63)

Jawaban : Jumlah tenaga kerja yang saya butuhkan berjumlah 14 orang. Pada bidang pengadonan dilakukan 1 orang, bidang pencetakan dilakukan oleh 2 orang, bidang pemanggangan di lakukan oleh 1 orang, bidang pengukusan dilakukan 2 orang, bidang penjemuran dilakukan oleh 2 orang, bidang penggorengan dilakukan oleh 2 orang, bidang pengemasan dilakuan oleh 3 orang, dan untuk bidang distribusi dilakukan oleh 1 orang (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 22 : Bagaimana proses rekruitmennya?

Jawaban : Proses rekrut yang saya lakukan tidak terlalu hanya dalam sebulan dia saya beri pelatihan dan setelah itu baru diberi tanggung jawab kerja (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 23 : Adakah kualifikasi khusus tenaga kerja yang dibutuhkan untuk usaha ?

Jawaban : Saya tidak memiliki kualifikasi khusus tenaga kerja yang penting pegawai tersebut jujur dan bertanggung jawab (Joko Warianto,2014).

Pertayaan 24 : Pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati ?

Jawaban : Pengolahan kerupuk dimulai dari proses pengadonan yaitu dengan mencampur bahan-bahan bumbu dan tepung, setelah terbentuk menjadi adonan lalu dilakukan pencetakan, setelah dicetak lalu dilakukan pengukusan, setelah dukukus laku dilakukan penjemuran, setelah dikeringankan lalu dapat penggorangan, setelah pengoreangan lalu kerupuk dikemas (Riki bagian penggorengan,2014).


(64)

Pertanyaan 25 : Bagaimana aksesibilitas (sarana eksternal perusahaan) yang harus dipenuhi agar usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati berjalan dengan lancar?

Jawaban : Sarana eksternal sudah tersedia jalan transportasi sudah tersedia kondisi jalan sangat bagus sehingga dengan kondisi jalur transportasi yang baik maka produk saya dapat dipasarkan tepat waktu (salman bagian pencetakan,2014).

Pertanyaan 26 : Bagaimana sikap masyarakat setempat dengan adanya usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati ?

Jawaban : Dengan adanya usaha ini masyarakat sangat menyabut positif karena dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran pada daerah mereka (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 27 : Bagaimana dengan rencana ke depan, apakah akan ada perluasan lahan dan pemanfaatan kapasitas maksimum pabrik dan lahan?

Jawaban : Rencana kedepannya saya ingin memperluas cakupan lahan pabrik saya yakni untuk mengembangkan produksi kerupuk saya menjadi lebih maju lagi (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 28 : Bagaimana dengan kendala yang dihadapi pada proses produksi dan bagaimana cara mengatasinya?

Jawaban : Kendala yang dihadapi yakni cuaca dan pemadaman listrik, karena dalam proses penjemuran saya memerlukan cuaca yang cerah untuk mengeringkan kerupuk sedang terjadi nya pemadaman listrik menganggu proses ketepatan waktu didalam memproduksi kerupuk (Leo bagian pengadonan,2014).


(65)

Pertanyaan 29 : Apakah pabrik dimanfaatkan secara optimal?

Jawaban : Pabrik dimanfaat sangat optimal didalam melakukan proses produksi nya (Asrulkhan bagian penjemuran).

Pertanyaan 30 : Apakah Bangunan aman bagi tenaga kerja?

Jawaban : Kondisi bagunan cukup aman bagi perkerja dengan kondisi gedung yang baik yang memberi keselamatan kerja (Indah bagian pengemasan ,2014).

Pertanyaan 31 : Apa sajakah fasilitas produksi dan peralatan (teknologi) yang disediakan dalam usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati ?

Jawaban : Fasilitas yang disediakan oleh pabrik yaitu kamar mandi, dapur, alat kukus, kompor, kuali, mesin genset, blower, angkong, garang, belender, mesin pengaduk dan drum. Sebagian peralatan masih alat tradisonal seperti alat penjemur seperti garang (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 32 : Alasan pemilihan Teknologi?

Jawaban : Untuk memperpudah dan meningkatkan proses produksi menjadi efektif dan lebih optimal (Joko Warianto,2014).

Pertanyaan 33 : Bagaimana dengan ketepatan penggunaan teknologinya?

Jawaban : Ketepatan teknologi yang dilakukan cukup efektif di dalam meningkatan laju produksi produk (Joko Warianto,2014).


(66)

Pertanyaan 34 : Bagaimana respon masyarakat dengan adanya usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati ?

Jawaban : Respon masyarakat terhadap adanya usaha ini sangat mendukung. Karena daerah mereka terkenal sebagai rumah produksi kerupuk di wilayah mereka. Sehingga dengan adanya usaha ini masyarakat berharap perekonomian di lingkungan nya meningkat (Putra bagian pencetakan,2014).

Pertanyaan 35 : Apa sajakah dampak tidak langsung yang dirasakan oleh masyarakat akibat adanya usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati?

Jawaban : Dampak positif dari usaha ini dianggap masyarakat cukup membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitar lingkungan usaha sehingga menguragi angka pengangguran. Dan dampak negatif dari usaha ini yaitu asap proses pengukusan dan penggorengan yang cukup membuat polusi udara lingkungan sekitar pabrik (Mila bagian pengemasan,2014).

4.3 Analisis Data

4.3.1 Aspek Pasar

Analisis aspek pasar pada sebuah usaha perlu dilakukan untuk melihat kondisi pasar dalam usaha tersebut, sehingga produk dari hasil usaha tersebut diharapkan dapat diterima dengan baik oleh pasar tujuan. Perusahaan UD. Marendal Sejati juga memerlukan analisis aspek pasar agar produk utama yakni kerupuk yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar.

Kerupuk merupakan sebuah produk yang memiliki prospek pemasaran yang cukup baik karena kerupuk merupakan bahan pelengkap makanan dan


(1)

kerupuk UD. Marendal Sejati berjalan dengan lancar?

26.Bagaimana sikap masyarakat setempat dengan adanya usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati ?

27.Bagaimana dengan rencana ke depan, apakah akan ada perluasan lahan dan pemanfaatan kapasitas maksimum pabrik dan lahan? 28.Bagaimana dengan kendala yang

dihadapi pada proses produksi dan bagaimana cara mengatasinya?

29.Apakah pabrik dimanfaatkan secara optimal?

30.Apakah Bangunan aman bagi tenaga kerja?

31.Apa sajakah fasilitas produksi dan peralatan (teknologi) yang

disediakan dalam usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati ?

32.Alasan pemilihan Teknologi?

33.Bagaimana dengan ketepatan penggunaan teknologinya?

34.Bagaimana respon masyarakat

jalur transportasi yang baik maka produk saya dapat dipasarkan tepat waktu.

Dengan adanya usaha ini masyarakat sangat menyabut positif karena dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran pada daerah mereka. Rencana kedepannya saya ingin

memperluas cakupan lahan pabrik saya yakni untuk mengembangkan produksi kerupuk saya menjadi lebih maju lagi. Kendala yang dihadapi yakni cuaca dan pemadaman listrik, karena dalam proses penjemuran saya memerlukan cuaca yang cerah untuk mengeringkan

kerupuk sedang terjadi nya pemadaman listrik menganggu proses ketepatan waktu didalam memproduksi kerupuk. Pabrik dimanfaat sangat optimal didalam melakukan proses produksi nya.

Kondisi bagunan cukup aman bagi perkerja dengan kondisi gedung yang baik yang memberi keselamatan kerja. Fasilitas yang disediakan oleh pabrik yaitu kamar mandi, dapur, alat kukus, kompor, kuali, mesin genset, blower, angkong, garang, belender, mesin pengaduk dan drum. Sebagian peralatan masih alat tradisonal seperti alat

penjemur seperti garang.

Untuk memperpudah dan meningkatkan proses produksi menjadi efektif dan lebih optimal.

Ketepatan teknologi yang dilakukan cukup efektif di dalam meningkatan laju produksi produk.


(2)

dengan adanya usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati ?

35.Apa sajakah dampak tidak langsung yang dirasakan oleh masyarakat akibat adanya usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati?

usaha ini sangat mendukung. Karena daerah mereka terkenal sebagai rumah produksi kerupuk di wilayah mereka. Sehingga dengan adanya usaha ini masyarakat berharap perekonomian di lingkungan nya meningkat.

Dampak positif dari usaha ini dianggap masyarakat cukup membantu

pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitar lingkungan usaha sehingga menguragi angka pengangguran. Dan dampak negatif dari usaha ini yaitu asap proses pengukusan dan

penggorengan yang cukup membuat polusi udara lingkungan sekitar pabrik.


(3)

(4)

(5)

(6)