89731 ID analisis swot tataniaga sayuran dataran

AGRITECH : Vol. XVII No. 1 Juni 2015 : 11 – 23

ISSN : 1411-1063

ANALISIS SWOT TATANIAGA SAYURAN DATARAN TINGGI BERBASIS
KELEMBAGAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA)
Pujiharto1) dan Sri Wahyuni2)
1)
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
e-mail : [email protected]
2)
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
e-mail: [email protected]
Masuk: 7 Februari 2015; Diterima: 4 April 2015

ABSTRAK
Penelitian dilakukan di sentra produksi sayuran dataran tinggi meliputi tiga kabupaten yaitu
Banjarnegara, Wonosobo dan Temanggung dan dua Sub Terminal Agribisnis (STA) yaitu
Jakabaya dan Kejajar yang merupakan STA aktif dalam tataniaga produk sayuran dataran
tinggi.Uji coba model dilokasi penelitian menunjukkan respon positif dari para pengelola
STA, petani dan pedagang (pengumpul, besar, pengecer). Hasil analisis SWOT menunjukkan

strategi dalam tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis kelembagaan Sub Terminal
Agribisnis (STA) adalah strategi WO (Weakness-Opportunities) yaitu menciptakan strategi
yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang dengan cara peningkatan
dukungan informasi yang lengkap terkait dengan tataniaga sayuran dataran tinggi di STA
bagi para pelaku tataniaga, perlu perbaikan fasilitas SMS Gateway sehingga berfungsi
secara optimal untuk menunjang informasi sekitar harga, kapasitas produksi dan permintaan
konsumen, perlu memperluas dan memperbaiki bangunan fisik STA sehingga dapat
menampung seluruh produk sayuran dataran tinggi yang dipasok olehpetani, meningkatkan
layanan STA menjadi 7 hari kerja dalam satu minggu dengan menambah pengelola STA
yang dipekerjakan secara shift, memperbaiki kondisi lingkungan STA menjadi lebih nyaman
dan bersih serta tidak bau sehingga proses transaksi antara petani dan pedagang lebih
optimal
Kata kunci : analisis SWOT, tataniaga sayuran dataran tinggi, kelembagaan STA
Analisis SWOT dapat diterapkan

PENDAHULUAN
Analisis SWOT adalah idntifikasi

dengan cara menganalisis dan memilih


berbagai faktor secara sistematis untuk

berbagai hal yang mempengaruhi keempat

merumuskan

faktornya,

strategi.

Analisis

ini

kemudian

menerapkannya

didasarkan pada hubungan atau interaksi


dengan matrik SWOT. Aplikasinya adalah

antara faktor internal

bagaimana

(strength)

dan

yaitu kekuatan

kelemahan

kekuatan

(strength)

dari


kelembagaan STA mampu mengambil

(weakness)

dengan faktor eksternal yaitu peluang

keuntungan

(opportunity)

(opportunity) yang ada. Bagaimana cara

dan

ancaman

(threat)

mengatasi


(Rangkuti, 2001).

(advantage)

kelemahan

dari

peluang

(weakness)

kelembagaan STA yang mencegah atau
11

Pujiharto dan Sri Wahyuni: Analisis SWOT Tata Niaga Sayuran Dataran ...
menghambat keuntungan (advantage) dari

membuat


peluang

fenomena,

(opportunity)

Selanjutnya

yang

bagaimana

ada..

kekuatan

implikasi

gambaran
membuat


hubungan

antar

prediksi

serta

suatu masalah

yang ingin

(strength) mampu menhadapi ancaman

dipecahkan (Gulo, 2002); (Nasir, 1988).

(threath) yang ada dan bagaimana cara

Lokasi Penelitian


mengatasi kelemahan (weakness) yang

Lokasi penelitian ditentukan secara

mampu membuat ancaman (threath) nyata

purposive di sentra produksi sayuran

atau timbul ancaman. (Kotler, 2001).

dataran tinggi meliputi tiga kabupaten
yaitu

METODE PENELITIAN

dan

Agribisnis (STA) yaitu Jakabaya dan


Metode dasar yang digunakan
penelitian

ini

adalah

Kejajar yang merupakan STA aktif dalam

metode

tataniaga produk sayuran dataran tinggi.

deskriptif analisis, yaitu suatu metode

Analisis Data

penelitian yang memusatkan perhatian

Untuk melakukan analisis SWOT


pada suatu permasalahan masa sekarang
dengan

Wonosobo

Temanggung dan dua Sub Terminal

Metode Dasar

dalam

Banjarnegara,

jalan

mengumpulkan

menyusun


dan

Penelitian

deskriptif

terhadap

data,

Sayuran

Dataran

Tinggi Berbasis Kelembagaan STA perlu

menganalisisnya.
bertujuan

Tataniaga

dibuat matrik sebagai berikut:

untuk

Tabel 1. Matrik Analisis SWOT: Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi Berbasis Kelembagaan
STA.
IFE

STRENGTHS (S)

WEAKNESS (W)

EFE

Tentukan 5-10 faktor-faktor
kekuatan internal

Tentukan 5-10 faktor-faktor
kelemahan internal

OPPORTUNIES (O)

STRATEGI SO

STRATEGI WO

Tentukan 5-10 faktor peluang
eksternal

Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang

Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang

TREATHS (T)

STRATEGI ST

STRATEGI WT

Tentukan 5-10 faktor ancaman
eksternal

Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman

Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman

12

Pujiharto dan Sri Wahyuni: Analisis SWOT Tata Niaga Sayuran Dataran ...
ancaman

Eksternal-Internal
Setelah
maka

melihat

terdapat

kelembagaan

empat
STA

tabel

tersebut,

alternatif

untuk

eksternal

yang

dihadapi.

Ancaman eksternal ini tidak selalu harus

bagi

dihadapi sendiri oleh kelembagaan STA

melakukan

tersebut,

bergantung

pada

masalah

strategi tataniaga sayuran dataran tinggi.

ancaman yang dihadapi, seperti halnya

Alternatif-alternatif

faktor

strategi

pemasaran

perekonomian,

tersebut antara lain

pemerintah,

Strategi SO (Strength-Opportunity)

sebagainya.

Strategi ini menggunakan kekuatan
internal

kelembagaan

STA

gejala

peraturan

alam,

dan

lain

Strategi WT (Weakness-Threat)

untuk

Posisi

ini

sangat

menyulitkan

memanfaatkan peluang eksternal. Strategi

kelembagaan STA, akan tetapi tidak

SO berusaha dicapai dengan menerapkan

menutup kemungkinan untuk mengatasi

strategi ST, WO, dan WT. Apabila

posisi yang menyulitkan ini. Kelembagaan

kelembagaan STA mempunyai kelemahan

STA harus memperkecil kelemahan atau

utama

jika

maka

berusaha

menjadikan

memungkinkan

menghilangkan

kelemahan tersebut menjadi kekuatan. Jika

kelemahan internal

serta menghindari

kelembagaan STA menghadapi ancaman

ancaman

yang

utama, maka akan berusaha menghindari

pencapaian tujuan kelembagaan STA.

eksternal

ada

guna

ancaman jika berkonsentrasi pada peluang
yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Analisis Lingkungan Internal (IFE)

Strategi

untuk

Strategi matriks IFE merupakan

internal

analisis lingkungan internal, matriks ini

kelembagaan STA dengan memanfaatkan

memberikan rangkuman serta evaluasi

peluang eksternal yang ada. Salah satu

kekuatan dan kelemahan utama dalam

alternatif strategi WO adalah dengan

berbagai bidang fungsional. Matriks ini

melakukan

dengan

juga memberikan dasar pengenalan dan

yang

evaluasi dukungan antar bidang-bidang

memperbaiki

ini

bertujuan

kelemahan

pelatihan

kemampuan

dan

staf

kualifikasi

dibutuhkan.

fungsional tersebut. Rincian penjelasan

Strategi ST (Strength-Threat)

sebagai berikut:

Strategi

ini

dilakukan

dengan

Strength (Kekuatan)

menggunakan kekuatan kelembagaan STA

Faktor kekuatan (strength) yang

untuk menghindari ancaman jika keadaan

menjadi

memungkinkan

tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis

atau

meminimumkan
13

dasar

penyusunan

strategi

Pujiharto dan Sri Wahyuni: Analisis SWOT Tata Niaga Sayuran Dataran ...
kelembagaan Sub Terminal Agribisnis

dataran tinggi

(STA) adalah sebagai berikut:

tergabung dalam 21 kelompok tani di

Adanya
dukungan
sarana
prasarana STA dari pemerintah.
Pemerintah

wilayah

dan

ada 60 orang yang

Kabupaten

Banjarnegara

dan

Wonosobo. STA Jakabaya di Kabupaten

melalui

Badan

Banjarnegara didukung oleh 12 kelompok

Agribisnis Kementerian Pertanian (2000)

tani di Kecamatan Batur, Pejawaran dan

telah berusaha keras untuk mengatasi

Wanayasa.

permasalahan tataniaga dengan rantai yang

Sedangkan

didukung oleh

panjang dengan membangun lembaga

9

STA

kelompok

Kejajar
tani

di

Kecamatan Kejajar dan Dieng Wetan.

tataniaga yaitu Sub Terminal Agribisnis

Lokasi STA yang mudah dijangkau oleh
pelaku tataniaga.

(STA) di sentra produksi sayuran dataran
tinggi dengan tujuan: (1). meningkatkan

Lokasi

STA

yang

strategis

nilai tambah produk sayuran dataran tinggi

merupakan keunggulan tersendiri sebagai

bagi petani; (2). mempersingkat rantai

lembaga tataniaga sayuran dataran tinggi.

tataniaga sehingga harga produk sayuran

Lokasi STA Jakabaya di Jalan Raya

dataran tinggi ditingkat konsumen dapat

Karangkobar-Pejawaran, di tengah pusat

diturunkan; (3). sarana informasi pasar;

produksi sayuran dataran tinggi disekitar

(4). meningkatkan posisi tawar bagi petani;

Batur,

dan (5). sumber Pendapatan Asli Daerah

Sedangkan STA Kejajar di Jalan Raya

(PAD)

Kejajar Dieng tepatnya di wilayah Kejajar

yang

sangat

potensial

dan

pengembangan akses pasar.
Upaya
persoalan

di

pemberdayaan
otonom

dan

untuk
atas

dan

Wanayasa.

sebagai pusat produksi sayuran dataran
menjembatani

melalui

ekonomi

Pejawaran

lokal

desentralisasi

tinggi di Kabupaten Wonosobo (Pujiharto,

kegiatan

2010).

secara

Fasilitas transportasi yang memadai.

dengan

Fasilisitas transportasi menuju ke

mengembangkan tataniaga sayuran dataran

STA Jakabaya maupun STA Kejajar

tinggi berbasis kelembagaan Sub Terminal

sangat mudah. Akses jalan raya dapat

Agribisnis (STA)

dilewati mobil bak terbuka cyclon, truk

Adanya dukungan pemanfaatan STA
dari para kelompok tani.

engkel maupun truk double yang biasanya
digunakan sebagai sarana transportasi

Hasil penelitian tahun I Pujiharto

untuk mengangkut produk sayuran dataran

dan Sri Wahyuni (2014) menunjukan data

tinggi dari lahan ke STA (Pujiharto, 2010).

petani yang menggunakan STA secara
rutin sebagai lembaga tataniaga sayuran
14

Pujiharto dan Sri Wahyuni: Analisis SWOT Tata Niaga Sayuran Dataran ...
Tersedianya
profesional.

pengelola

STA

kerusakan sehingga menjadi kendala bagi

yang

petani maupun pedagang untuk mengakses

Pengelola STA merupakan pegawai

informasi

dari bagian dinas perdagangan yang sudah
mengikuti

pelatihan

Bangunan fisik STA Jakabaya

Badan Agribisnis Kementrian Pertanian.
relatif

Pengelola STA dapat memberikan layanan

sempit

untuk

menampung

bermacam produk sayuran dataran tinggi

profesional sesuai dengan bidang masing-

dari

masing seperti administrasi, keuangan,
keluar

handphonenya

Bangunan fisik kurang luas sehingga
banyak produk sayuran dataran tinggi
tidak tertampung.

kelola STA. Pelatihan dilaksanakan oleh

grading,

lewat

masing-masing.

manajemen,

administrasi dan keuangan dalam tata

sampling,

pasar

tiga

kecamatan

sentra

produksi

sayuran. Hal ini menyebabkan bongkar

masuknya

muat barang dilakukan dijalan raya dan

barang dan bagian parkir kendaraan.

akan mengurangi kualitas produk sayuran
Weakness (Kelemahan)

dataran tinggi. Sedangkan STA Kejajar

Kurangnya informasi pasar di STA

bangunan fisik sudah cukup representatif

Informasi tentang harga, kapasitas
produksi

dan

kapasitas

tetapi karena posisinya bergelombang

permintaan

maka akan mengalami masalah besar jika

berbagai macam produk sayuran dataran

pada musim hujan, karena produk sayuran

tinggi belum semua bisa disajikan. Hal ini

dataran tinggi terendam air.

menjadi hambatan bagi petani selaku
akan

STA tidak beroperasi setiap hari (6 hari
kerja dalam seminggu)

membeli produknya. Mereka biasanya

Sebagai lembaga tataniaga sayuran

produsen

dan

pedagang

yang

mendapatkan informasi tersebut melalui

dataran

SMS secara perorangan, (Pujiharto dan Sri

beroperasi setiap hari, tetapi kenyataannya

Wahyuni, 2014).

STA Jakabaya dan STA Kejajar hanya

Fasilitas
SMS
Gateway
mengalami kerusakan.

tinggi

mestinya

STA

bisa

beroperasi selama 6 hari kerja dalam satu

sering

minggu (hari minggu libur). Hal ini

SMS Gateway merupakan salah

berkaitan dengan status pengelola STA

satu fasilitas untuk mengetahui informasi

sebagai

harga dan stok atau persediaan produk

pegawai

masing-masing

sayuran dataran tinggi di STA. Fasilitas ini

dinas

perdagangan

kabupaten

yang

memberikan waktu libur pada hari minggu.

sangat mempermudah bagi petani maupun

Lingkungan STA kurang nyaman

pedagang yang akan bertransaksi di STA.

Kenyamanan

Tapi sayangnya alat ini sering mengalami

lingkungan

akan

memberi daya tarik terhadap para pelaku
15

Pujiharto dan Sri Wahyuni: Analisis SWOT Tata Niaga Sayuran Dataran ...
tataniaga

untuk

STA

kondisi busuk akan menimbulkan bau

sebagai lembaga tataniaga sayuran dataran

yang tidak enak apalagi jika petugas

tinggi. Sisa-sisa sampah sayuran seringkali

pengangkut sampah selalu telat untuk

menumpuk

membuangnya, (Pujiharto, 2010a).

di

memanfaatkan

pinggiran

STA.

Pada

Tabel 2 Matrik Evaluasi Faktor Internal
Faktor Internal
Bobot
Strength (Kekuatan)
Adanya dukungan sarana dan prasarana STA dari
0,1995
pemerintah.
Adanya dukungan pemanfaatan STA dari para
0,1995
kelompok tani.
Lokasi STA yang mudah dijangkau oleh pelaku
0,1995
tataniaga.
Fasilitas transportasi yang memadai.
0,1995
Tersedianya pengelola STA yang profesional.
0,2018
TOTAL
Weakness (Kelemahan)
Kurangnya informasi pasar di STA
0,2382
Fasilitas SMS Gateway sering mengalami
0,1911
kerusakan.
Bangunan fisik kurang luas sehingga banyak
produk sayuran dataran tinggi tidak tertampung.
0,1773
STA tidak beroperasi setiap hari (6 hari kerja dalam
seminggu) jumat libur
0,2133
Lingkungan STA kurang nyaman
0,1801
TOTAL

Rating

Skor

2,014

0,402

2,014

0,402

2,014

0,402

2,014
1,945

0,402
0,393
2,010

2,028
2,097

0,483
0,481

1,959

0,347

1,912
2,005

0,408
0,361
2,080

Opportunities (Peluang)

Analisis Lingkungan Eksternal (EFE)
Strategi matriks EFE merupakan

memberikan rangkuman serta evaluasi

STA memiliki hubungan yang baik
dengan para kelompok tani untuk
memasok produk sayuran dataran
tinggi.

peluang dan dan ancaman utama dalam

Atas dasar himbauan bupati di

berbagai bidang fungsional. Matriks ini

masing-masing kabupaten (Banjarnegara

juga memberikan dasar pengenalan dan

dan Wonosobo) agar para petani baik

evaluasi dukungan antar bidang-bidang

perorangan maupun anggota kelompok

fungsional tersebut. Rincian penjelasan

tani bahkan gabungan kelompok tani

sebagai berikut:

(Gapoktan) untuk memanfaatkan STA

analisis lingkungan eksternal, matriks ini

sebagai lembaga tataniaga sayuran dataran
tinggi. Para ketua kelompok tani maupun
ketua
16

Gapoktan

mendukung

upaya

Pujiharto dan Sri Wahyuni: Analisis SWOT Tata Niaga Sayuran Dataran ...
pemerintah

daerah

tersebut

untuk

STA mempermudah bertemunya antara
petani, pedagang pengumpul, pedagang
besar dan pedagang pengecer.

menjembatani pemanfaatan STA.
Pertumbuhan
produksi
dataran tinggi meningkat

sayuran

Selain

dan

hortikultur

pedagang.

Wonososbo

di

mengalami

dalam jumlah yang banyak.

peningkatan

Threats (Ancaman)
Pasar kecamatan sebagai pesaing STA
dalam tataniaga sayuran dataran tinggi.

memerlukan lembaga tataniaga yang dapat
peningkatan

melakukan

transaksi tataniaga sayuran dataran tinggi

Kabupaten

sebesar 0,32 persen per tahun. Hal ini

mengakomodir

dapat

sayuran dataran tinggi sampai dengan

sayuran dataran tinggi rata-rata 0,35 persen
Sedangkan

Mereka

pertukaran informasi berkaitan dengan

peningkatan produksi berbagai macam

tahun.

STA

bertemunya antara para petani dengan para

Kabupaten

Banjarnegara (2014) menunjukkan ada

per

sayuran,

merupakan lembaga yang mempermudah

Data dari dinas pertanian tanaman
pangan

pasar

produksi

Sebelum STA didirikan oleh Badan

sayuran dataran tinggi.

Agribisnis Kementerian Pertanian tahun

Adanya kemajuan dibidang teknologi.

2005 (STA Kejajar) dan tahun 2006 (STA

Kemajuan di

bidang teknologi

Jakabaya),

maka

lembaga

tataniaga

memungkinkan lembaga tataniaga STA

sayuran dataran tinggi dipusatkan di pasar

dapat beroperasi secara efektif dan efisien.

kecamatan.

Kemajuan

informatika

Banjarnegara terdapat di Kecamatan Batur,

mempermudah proses transaksi antara

Pejawaran dan Wanayasa. Sedangkan di

petani dengan pedagang di STA. Database

Kabupaten Wonosobo terletak di Kejajar

yang teratur membantu mengoleksi data

dan

dengan benar dan bahan untuk analisis hal-

dibeberapa tempat sampai sekarang masih

hal

berfungsi

teknologi

yang berkaitan dengan tataniaga

Untuk

Dieng

Wetan.

terutama

Kabupaten

Pasar

kecamatan

sebagai

tempat

sayuran dataran tinggi.

transaksi produk sayuran dataran tinggi

Kebutuhan produk sayuran dataran
tinggi ditingkat konsumen mengalami
peningkatan.

dengan kasitas sedikit sampai medium.
Adanya pasar lelang diluar STA.

Permintaan produk sayuran dataran

Adanya pasar lelang di luar STA

tinggi ditingkat konsumen mengalami

merupakan pesaing bagi kelembagaan

peningkatan sejalan dengan peningkatan

STA sehingga kurang dapat dimanfaatkan

jumlah penduduk. Hal ini merupakan

secara

peluang bagi STA untuk mengelola STA

Banjarnegara pasar lelang sayuran dataran

secara profesional.

tinggi beroperasi dua kali dalam satu
17

optimal.

Di

Kabupaten

Pujiharto dan Sri Wahyuni: Analisis SWOT Tata Niaga Sayuran Dataran ...
minggu.

Sedangkan

di

Kabupaten

lebih besar dibandingkan komoditi pangan

Wonosobo beroperasi satu minggu sekali.

lainnya. Pada kondisi seperti ini banyak

Pedagang pengumpul diberi modal oleh
pedagang besar untuk bertransaksi
langsung dengan petani tanpa melewati
STA.

petani yang menerima pinjaman modal

Kepemilikan modal oleh pedagang

modal. Hal ini menyebabkan posisi tawar

yang

petani

besar

disalurkan

ke

dari kelompok pedagang besar dengan
syarat hasil panen harus dijual ke pemberi

pedagang

lemah

harga

lebih

banyak

pengumpul untuk mengumpulkan produk

ditentukan oleh pedagang. Model tataniaga

sayuran dataran tinggi

“balas

menyebabkan

budi”

ini

tidak

pernah

fasilitas

STA

sebagai

transaksi atau proses tataniaga seringkali

menggunakan

tidak melewati STA. Pedagang pengumpul

lembaga tataniaga.

langsung datang ke petani untuk membeli

Kondisi perekonomian yang tidak stabil

produk sayuran dataran tinggi

atau

Kondisi perekonomian yang tidak

sebaliknya petani yang datang langsung ke

stabil merupakan bagian dari ancaman

pedagang

tataniaga sayuran dataran tinggi secara

pengumpul

untuk

menjual

produknya. Hal ini sering terjadi terutama

makro.

jika kapasitas produksi masing-masing

dataran tinggi di sentra produksi sering

petani tidak terlalu banyak.

mengalami fluktuasi harga yang sangat

Kelompok pedagang besar memberi
modal kepada petani, sehingga petani
wajib menjual hasilnya ke pemberi
modal.

bervariasi. Pada saat harga tinggi petani

Seringkali petani kesulitan modal

tanpa harus melawati lembaga STA.

awal untuk menanam jenis sayuran dataran

Sedangkan pada saat harga rendah petani

tinggi, hal ini karena hasil panen musim

dengan rela menjual produknya kepada

tanam sebelumnya tidak cukup disisihkan

pedagang yang mau membelinya karena

sebagaian untuk modal musim tanam

risiko kerusakan maupun busuk jika tidak

berikutnya.

adalah

terjual. Dari tabel 2 dan 3 maka dapat

kegagalan panen sehingga modal untuk

disusun matrik SWOT Tataniaga Sayuran

musim tanam berikutnya habis padahal

Dataran Tinggi Berbasis Kelembagaan

biaya yang dibutuhkan untuk menanam

STA.

Faktor

yang

lain

Harga-harga

produk

sayuran

akan menjual produknya kepada pedagang
yang mau membeli dengan harga tinggi

jenis sayuran dataran tinggi secara umum

18

Pujiharto dan Sri Wahyuni: Analisis SWOT Tata Niaga Sayuran Dataran ...
Tabel 3. Matrik Evaluasi Faktor Eksternal
Faktor Internal
Bobot
Opportunities (Peluang)
STA memiliki hubungan yang baik dengan para
kelompok tani untuk memasok produk sayuran
0,2005
dataran tinggi.
Pertumbuhan produksi sayuran dataran tinggi
0,2073
meningkat
Adanya kemajuan dibidang teknologi.
0,2005
Kebutuhan produk sayuran dataran tinggi ditingkat
konsumen mengalami peningkatan.
0,1982
STA mempermudah bertemunya antara petani,
pedagang pengumpul, pedagang besar dan
0,1936
pedagang pengecer.
TOTAL
Threats (Ancaman)
Pasar kecamatan sebagai pesaing STA dalam
tataniaga sayuran dataran tinggi.
0,2070
Adanya pasar lelang diluar STA
0,1747
Pedagang pengumpul diberi modal oleh pedagang
besar untuk bertransaksi langsung dengan petani
0,2070
tanpa melewati STA
Kelompok pedagang besar memberi modal kepada
petani miskin, sehingga petani wajib menjual
hasilnya ke pemberi modal.
0,2312
Kondisi perekonomian yang tidak stabil.
0,1801
TOTAL

Rating

Skor

2,005

0,402

2,073

0,430

2,005

0,402

1,982

0,393

1,936

0,375
2,002

2,061
1,991

0,427
0,348

2,061

0,427

1,944
1,944

0,449
0,350
2,001

Tabel 4. Rumusan Matrik SWOT Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi Berbasis
Kelembagaan STA
Strength (Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
Opportunities (Peluang)
Strategi SO
Strategi WO
2,010 +2,002 = 4,012
2,080 + 2,002 = 4,082
Threats (Ancaman)
Strategi ST
Strategi WT
2,010 + 2,001 = 4,011
2,080 + 2,001 = 4,081
Hasil

rumusan

matrik

SWOT

4,082 diikuti strategi WT dengan skor

tataniaga sayuran dataran tinggi berbasis

4,081, strategi SO dengan skor 4,012 dan

kelembagaan STA sebagai berikut: strategi

terakhir strategi ST dengan skor 4,011.

WO adalah paling tinggi dengan skor

19

Pujiharto dan Sri Wahyuni: Analisis SWOT Tata Niaga Sayuran Dataran ...
Tabel 5. Hasil Analisis Matrik SWOT

Opportunities (Peluang)
STA memiliki hubungan
yang baik dengan para
kelompok tani untuk
memasok produk sayuran
dataran tinggi.
Pertumbuhan produksi
sayuran dataran tinggi
meningkat.
Adanya kemajuan
dibidang teknologi
Kebutuhan produk
sayuran dataran tinggi
ditingkat konsumen
mengalami peningkatan.
STA mempermudah
bertemunya antara
petani, pedagang
pengumpul, pedagang
besar dan pedagang
pengecer.

Threats (Ancaman)
Pasar kecamatan sebagai
pesaing STA dalam
tataniaga sayuran dataran
tinggi.
Adanya pasar lelang
diluar STA.
Pedagang pengumpul
diberi modal oleh

Strength (Kekuatan)
Adanya dukungan sarana
dan prasarana STA dari
pemerintah.
Adanya dukungan
pemanfaatan STA dari para
kelompok tani.
Lokasi STA yang mudah
dijangkau oleh pelaku
tataniaga.
Fasilitas transportasi yang
memadai.
Tersedianya pengelola
STA yang profesional.
Strategi SO
Pengoptimalan fungsi
lembaga STA sebagi
lembaga tataniaga sayuran
dataran tinggi.
Hubungan yang baik antara
kelompok tani dengan STA
harus terus ditingkatkan
agar pemanfaatan STA
berkesinambungan.
Perlu ditingkatkan layanan
dengan memperbaiki
teknologi informasi yang
lebih baik.
Lokasi yang strategis akan
meningkatkan akses ke
STA.
Perlu terus ditingkatkan
pelayanan secara
profesional oleh para
pengelola STA dngan
berbagai pelatihan

Strategi ST
Meningkatkan fasilitas dan
layanan kelembagaan STA
untuk menghadapi pasar
kecamatan sebagai pesaing.
Melengkapi fasilitas STA
dengan pasar lelang, future
market dan cool storage
guna meningkatkan

20

Weakness (Kelemahan)
Kurangnya informasi pasar di
STA.
Fasilitas SMS Gateway sering
mengalami kerusakan.
Bangunan fisik kurang luas
sehingga banyak produk
sayuran dataran tinggi tidak
tertampung.
STA tidak beroperasi setiap
hari (6 hari kerja dalam
seminggu) jumat libur.
Lingkungan STA kurang
nyaman.
Strategi WO
Perlu peningkatan dukungan
informasi yang lengkap
terkait dengan tataniaga
sayuran dataran tinggi di STA
bagi para pelaku tataniaga.
Perlu perbaikan fasilitas SMS
Gateway sehingga berfungsi
secara optimal untuk
menunjang informasi sekitar
harga, kapasitas produksi dan
permintaan konsumen.
Perlu memperluas dan
memperbaiki bangunan fisik
STA sehingga dapat
menampung seluruh produk
sayuran dataran tinggi yang
pasok dari petani.
Meningkatkan layanan STA
menjadi 7 hari kerja dalam
satu minggu dengan
menambah pengelola STA
yang dipekrjakan secara shift.
Memperbaiki kondisi
lingkungan STA menjadi
lebih nyaman dan bersih serta
tidak bau sehingga proses
transaksi antara petani dan
pedagang lebih optimal
Strategi WT
Meningkatkan layanan
informasi secara luas untuk
menghadapi persaingan
dengan pasar kecamatan
maupun pasar lelang
Memberikan kemudahan bagi
para petani dan pedagang
untuk mengakses informasi

Pujiharto dan Sri Wahyuni: Analisis SWOT Tata Niaga Sayuran Dataran ...
pedagang besar untuk
bertransaksi langsung
dengan petani tanpa
melewati STA.
Kelompok pedagang
besar memberi modal
kepada petani miskin,
sehingga petani wajib
menjual hasilnya ke
pemberi modal.
Kondisi perekonomian
yang tidak stabil.

pelayanan.
Adanya fasilitas pinjaman
modal dari STA untuk
membantu modal pada
awal msim tanam.
Meningkatkan layanan
transportasi dan parkir
kendaraan di lokasi STA.
Menambah petugas atau
pengelola STA guna
meningkatkan layanan.

pasar lewat SMS Gateway.
Membentuk koperasi simpan
pinjam bagi petani anggota
kelembagaan STA.
Meningkatkan layanan STA
dengan menambah los atau
petak-petak bagi para petani.
Menambah jam layanan STA
sampai malam sehingga
petani yang panen sampai
sore masih bisa mengirim ke
STA.

Strength

4,012
Threats

Opportunities

4,081

Weakness

Gambar 1. Matrik Posisi Tataniaga Sayuran Dataran Tinggi Berbasis Kelembagaan STA.

21

Pujiharto dan Sri Wahyuni: Analisis SWOT Tata Niaga Sayuran Dataran ...
KESIMPULAN DAN SARAN

bersih serta tidak bau sehingga

Kesimpulan

proses transaksi antara petani dan

1. Hasil analisis SWOT menunjukkan

pedagang lebih optimal

strategi

dalam

tataniaga

sayuran

Saran

dataran tinggi berbasis Sub Terminal

1.

Untuk

meningkatkan

peran

Agribisnis (STA) adalah strategi WO

kelembagaan

(Weakness-Opportunities)

yaitu

meningkatkan layanan, fasilitas, dan

menciptakan

strategi

yang

kemudahan akses informasi pasar

kelemahan

untuk

meminimalkan

STA

perlu

bagi petani dan pedagang.

memanfaatkan peluang

2.

Perlu dibuat suatu pola kemitraan

dukungan

yang harmonis antara lembaga STA,

informasi yang lengkap terkait

petani, pedagang dan pelaku tataniaga

dengan tataniaga sayuran dataran

lainnya yang menganut prinsip win-

tinggi di STA bagi para pelaku

win solution.

Perlu

peningkatan

tataniaga.
Perlu

perbaikan

fasilitas

DAFTAR PUSTAKA

SMS

Badan Agribisnis Departemen Pertanian.
2000.
Petunjuk
Teknis
Pengembangan Sub Terminal
Agribisnis. Jakarta.

Gateway sehingga berfungsi secara
optimal

untuk

menunjang

informasi sekitar harga, kapasitas
produksi

dan

permintaan

Gulo, W. H. 2010. Metodologi Penelitian.
Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.

konsumen.
Perlu

memperluas

dan

Kotler,

memperbaiki bangunan fisik STA
sehingga

dapat

menampung

Nasir, M. 1988. Metode Ilmiah. Penerbit
Ghalia. Jakarta.

seluruh produk sayuran dataran
tinggi yang pasok dari petani.
Meningkatkan

layanan

Pujiharto. 2010. Analisis Risiko Usahatani
Kentang
dan
Pengembangan
Model
Kelembagaan
Pemasarannya Di
Kabupaten
Banjarnegara. Makalah Seminar
Kasus. Program Doktor Fakultas
Pertanian
UGM
(tidak
dipublikasikan).

STA

menjadi 7 hari kerja dalam satu
minggu

dengan

Phillips. 2002.
Marketing
Management. Millenium edition.

menambah

pengelola STA yang dipekerjakan
secara shift.
Memperbaiki kondisi lingkungan

Pujiharto. 2010a. Kajian Pembangunan
Pertanian dengan Kasus Sub
Terminal Agribisnis (STA). Jurnal

STA menjadi lebih nyaman dan

22

Pujiharto dan Sri Wahyuni: Analisis SWOT Tata Niaga Sayuran Dataran ...
Agritech Fakultas Pertanian UMP,
ISSN: 1411-1063. Vol. XII No.2
Desember 2010 Halaman: 137-157
Pujiharto, Sri Wahyuni. 2014. Model
Pengembangan Tataniaga Sayuran
Dataran
Tinggi
Berbasis
Kelembagaan
Sub
Terminal
Agribisnis. Laporan Penelitian
Hibah Bersaing Tahun 2013/2014
(tidak dipublikasikan).
Rangkuti, Freddy. 1998. Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta.

23